Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 2337 ayat untuk anak buah (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.31) (Ams 16:33) (ende: buah undi)

ialah undi sutji, jang bernama "Urim" dan Tummin", jang biasanja dibuang imam itu untuk mengenal kehendak Allah (Kel 28:15-30; 1Sa 23:6-9).

(0.31) (Yer 6:9) (ende)

Bahasa kiasan. Jahwe memberi Jeremia perintah untuk menjelidiki Jerusjalem dengan baik sekali; sebagaimana sitani memeriksa pokok anggur untuk memetik, buah terachir, demikianpun Jeremia harus memeriksa Jerusjalem kalau2 ada jang baik didalamnja.

(0.31) (Hos 3:1) (ende)

Ajat2 ini meneruskan riwajat hidup Hosea (Hos 1:2-8).

(0.31) (Luk 6:38) (ende: Dipangkuanmu)

Orang Jahudi biasa menerima dan membawa barang seperti gandum, buah-buahan dsb dalam lipatan djubahnja, jang merupakan kantong dan waktu menerimanja barang itu terletak dipangkuan. Djubah, jaitu badju pandjang mereka.

(0.31) (Ibr 9:2) (ende: Kaki pelita)

jaitu kaki emas bertjabang 7 dengan 7 pelita.

(0.31) (Ibr 10:14) (ende: Menjempurnakan)

Dari pihak Kristus penjelamatan umat manusia selesai, tetapi belum dalam masing-masing manusia. Mereka masih harus dikuduskan terus-menerus dengan rahmat jang dianugerahkan sebagai buah hasil kurban Jesus disalib.

(0.31) (2Ptr 1:1) (ende)

SURAT KEDUA SANTU PETRUS

KATA PENGANTAR

Pengarang dan waktu ia menulis

Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat- surat lainnja dalam Perdjandjian Baru. Sepintas lalu, pertentangan ini seperti tak ada alasannja. Surat dibuka dengan utjapan selamat dari ,Simon Petrus, abdi dan rasul Jesus Kristus". Pengarang menjatakan dirinja penjaksi mata terhadap peristiwa Kristus berubah rupa digunung Tabor (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:16-18), suatu pernjataan tak langsung tetapi djelas dimaksudkan Petrus (Mk. 9:2). Dan dalam anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:1 penulis menegaskan babwa inilah "surat kedua jang kutulis untuk kamu", suatu penegasan, jang menurut konteks, hanja dapat dikenakan kepada surat I Petr.

Kalau bukan Petrus, siapakah pengarang sebenarnja? Kemungkinan adanja seorang pengarang lain disarankan oleh mereka jang berpendapat bahwa surat ini ditulis kemudian dari masa rasul-rasul. Pada tempat pertama, terang-terangan bahwa dikalangan Para pembatja terdapat orang-orang jang mulai bimbang akan kedatangan-kedua dari Kristus (anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:3). Dikalangan orang kristen purba ada hidup suatu kejakinan bahwa kerobohan Jerusalem dan achirat dunia itu berhubungan erat (Mt. 24:2). Tak akan ada keragu-raguan mengenai kedatangan Kristus kedua, andaikata hal itu tak dituturkan djustru berdampingan dengan kerobohan Jerusalem. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sudah beberapa tahun lewat sedjak robohnja kota Jerusalem pada tahun 70. Tetapi Petrus sudah wafat sebelum peristiwa itu terdjadi.

Penulis menampik kritik itu dengan menundjukkan tak pastinja kedatangan-kedua Kristus (anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:8-10). Akan tetapi penulis dari surat pertama Petrus merasa tak perlu memperkatakan soal itu. Untuk dia, seperti djuga untuk banjak orang kristen purba "achirat dari segala sesuatu itu sudah dekat" (I Petr. 4:7,17). Penulis surat II Petr. ternjata hidup pada periode jang lebih kemudian.

Tambahan pula, dalam II Petr 3:4 "bapa-bapa" kepada siapa ia alamatkan suratnja "sudah tidur njenjak" atau mati. Ini dapat dikenakan kepada generasi pertama dari orang kristen purba, dan telah dibuat djauh lebih dahulu daripada achir masa rasul-rasul. Serupa dengan itu ialah penjebutan nabi-nabi dan"rasul- rasulmu" (jakni mereka jang telah mengabarkan Indjil kepada para pembatja) jang kedua-duanja adalah manusia-manusia penghuni masa jang sudah lampau (anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:2). Dalam anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:15-16 Pengarang berbitjara tentang "segala surat" St. Paulus. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sebagian besar daripada surat-surat jang kita kenal sekarang ini telah ditulis dan dipandang sebagai Kitab Kudus. Dan rupanja tertulis sezaman dengan Kitab-Kitab Kudus jang diwahjukan sebelum kematian rasul tsb.

Achirnja, menilik masa penulisannja, surat ini seakan-akan banjak bergantung kepada surat Judas.

Djika surat Judas ditulis sesudah tahun 70 (dan rupanja demikian), maka rasul Petrus tak pernah sudah dapat menulis surat ini.

Sebab-sebab mengapa orang berpendapat bahwa surat kedua Petrus ini ditulis kemudian, dan bukan oleh Petrus sendiri, banjak sedikitnja diperteguh oleh perbandingan gajabahasanja dengan Surat Pertama Petrus. Kedua surat itu sudah terang tidak berasal dari tangan jang sama. Sekalipun penggunaan djurutulis- djurutulis jang berlainan bisa membatalkan dugaan ini, toh tak dapat ia merobah dugaan akan adanja pengarang jang berbeda.

Bagaimana sekalipun berlainan pendapat orang tentang penulis surat ini, namun kesimpulan jang dapat kita ambil ialah surat ini ditulis beberapa waktu setelah- tahun 70, oleh seorang djurutulis jang dengan tepat dan teliti menuliskan buah pikiran gurunja.

Pembatja dan peristiwa

Djika Petrus sendirilah penulis surat ini, maka pembatja-pembatjanja terdiri dari umat beriman jang disebut dalam Surat Pertama Petrus (I Petr. 1:1), karena ia menegaskan bahwa kini buat kedua kalinja ia bersurat kepada mereka (anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:1). Tetapi andaikata penulisnja bukan Petrus, maka akan tak djelas siapakah pembatja-pembatjanja, selain daripada bahwa pembatja-pembatja itu orang kristen (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:1), dan Peristiwa dan maksud surat ini djuga tidak dapat menentukan umat untuk siapa surat itu ditulis. Penulis mengadjak pembatjanja untuk menilai tinggi imannja, akan memiliki kebadjikan-kebadjikan, dan menghindarkan dosa serta adjaran-adjaran sesat. Nasehat jang achir ini agak penting, karena disini disinggung adjaran daripada beberapa pengadiar palsu, jang oleh adjaran dan kehidupan dan hidupnja jang tak susila, menjebabkan banjak orang kristen "mengikuti perbuatan mereka jang sesat", dan memperkosa "djalan kebenaran" (anak+buah&tab=notes" ver="ende">2:2). Meradjalelanja bahaja ini, jang rupanja tjukup umum dimasa ini memberi kesempatan istimewa untuk menulis surat ini. Tidak ada tanda-tanda jang menundjukkan tempat, dimana surat itu ditulis.

Gaja bahasa

Surat ini dibuka dengan suatu salam dan beberapa utjapan pribadi pengarang (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:16-18; 3:1,15). Bagaimanapun djuga, ada kemungkinan bahwa pengarang mempergunahan bentuk surat, dengan maksud membentangkan buah pikirannja tentang beberapa soal besar jang dihadapi umat beriman masa itu. Surat ini -- menilik bentuknja -- berupa suatu kotbah. Ini diperkuat lagi oleh penutup kotbah itu jang tak dikenakan kepada suatu pribadi tertentu. (anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:17-18).

Adjaran didalamnja

Karena ditulis djauh kemudian, isi surat ini mengemukakan adjaran Kristus dan misterinja setjara lebih bagus dan mendalam. Disini setjara singkat kita sebutkan beberapa misteri: Dahulunja terselubung dalam dosa dan kesesatan (1:4; 2:18,20) kini orang kristen sudah ditebus oleh Kristus Jesus (anak+buah&tab=notes" ver="ende">2:1) Penebus (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:1,11; 2:20;3: 2,18). Penebus ini serentak djuga Allah (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:1,11), Putera kesajangan Bapa (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:17) dan lajak disebut "Tuhan" (1:2,8,11,14,16; 2:20; 3:2,15,18), suatu gelaran jang dalam Perdjandjian Lama diberikan kepada Allah Bapa. Kemuliaan ilahi, jang setjara singkat diperlihatkan dibumi ini (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:16-17), kini dipermuliakan sampai keabadian (anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:18).

Inilah Penjelamat itu, jang sudah memberi bantuan kepada manusia untuk mengambil bahagian dalam djandjian ilahinja (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:4; 3:4,9,13), dan dalam wudjud ilahi itu sendiri (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:4). Jang terpenting antara anugerah-anugerah ilahi ini ialah iman (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:1), jang berlandaskan pengetahuan akan Kristus (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:2), jang semakin bertambah djua berkat latihan kebadjikan (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:5-8; 3:18). Orang harus tekun berusaha dalam hal ini (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:10; 3:18,14,17) supaja ia bisa mentjapai keselamatan abadi disurga (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:11). Pada pihak lain, berdosa (anak+buah&tab=notes" ver="ende">2:2,10) dan menjangkali Kristus (anak+buah&tab=notes" ver="ende">2:1) ahan membawa orang kepada siksa kekal (anak+buah&tab=notes" ver="ende">2:3,9,17). Siksa kekal ini telah dialami oleh para machluk jang durhaka (anak+buah&tab=notes" ver="ende">2:4) dan orang-orang djahat dimasa lampau (2:5-91).

Salah satu motip terkuat jang mendorong manusia untuk hidup baik ialah kepastian tentang kedatangan jang kedua Kristus (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:3) namun penjaksian rasul (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:16-18) dan sabda nabi (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan tentang kedatangan jang kedua Kristus (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:3) namun penjaksian rasul (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:16-18) dan sabda nabi (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan berisikan sabda Allah sendiri, tidak dapat berdusta (anak+buah&tab=notes" ver="ende">1:20-21). Ketakpastian kedatangan jang kedua Kristus itu (anak+buah&tab=notes" ver="ende">3:10) tidak berarti bahwa itu tidak benar. Tambahan lagi, tjorak dugaan manusia itu lain daripada dugaan Allah (5:8). Tjukuplah halau orang kristen merenungkan kemuliaan hari itu (5:10-13).

(0.31) (Kid 7:13) (full: BUAH DUDAIM. )

Nas : Kid 7:13

Tanaman ini dianggap sebagai obat perangsang, yaitu obat untuk membangkitkan nafsu berahi (bd. Kej 30:14-17).

(0.31) (Gal 5:19) (full: PERBUATAN DAGING. )

Nas : Gal 5:19

Untuk ulasan mengenai berbagai perbuatan daging

lihat art. PERBUATAN-PERBUATAN DOSA DAN BUAH ROH).

(0.31) (Ayb 16:22) (jerusalem: Karena sedikit ...) Maksud ayat ini kurang jelas. Adakah Ayub berharap akan dibenarkan sebelum meninggal, sehingga ia ingin bahwa Allah segera mengabulkan doanya? Ataukah Ayub justru sama sekali menolak pikiran semacam itu sebagai buah khayal belaka, sehingga tinggal saja mati?
(0.31) (Am 8:8) (jerusalem) Nabi membandingkan gempa bumi, Ams 1:1+ dengan air sungai Nil yang pasang surut. Perbandingan itu memang buah khayal pesajak
(0.31) (Mat 21:19) (jerusalem: pohon ara itu) Markus menjelaskan bahwa bukan musim buah ara. Tetapi Yesus memberi sebuah lambang berupa perbuatan, bdk Yer 18:1. Pohon ara itu melambangkan Israel yang tidak berbuah dan dihukum karenanya.
(0.31) (Yoh 15:2) (jerusalem: yang tidak berbuah) Buah ialah kesucian hidup yang setia pada perintah-perintah, khususnya pada perintah kasih, Yoh 15:12-17. Bdk Yes 5:7; Yer 2:21.
(0.31) (Rm 15:13) (jerusalem) Ini semacam kata penutup yang menyimpulkan pokok-pokok utama dari ajaran yang dibentangkan dalam seluruh surat, iman sebagai dasar pembenaran, dan pengharapan, sumber damai sejahtera dan buah hasil Roh Kudus.
(0.31) (Yak 3:13) (jerusalem: berbudi) Dalam jemaat Kristen pertanyaan ini agaknya ditujukan kepada mereka yang mengajar, Yak 3:1. Hikmat sejati dikenal oleh karena buah hasilnya, bdk Yak 1:22,25; 2:14-26.
(0.31) (Kel 23:16) (ende)

Perajaan panen disebut djuga "pesta minggu-minggu" (Kel 34:22) atau "Pentekosta" (50 hari sesudah Paskah: Ima 23:16). Perajaan panen buah-buah lebih terkenal sebagai "pesta kemah daun-daunan" dan dirajakan dimusim gugur.

Segala perajaan ini diantara umat Israel memperoleh arti keagamaannja sendiri, bukan hanja sebagai pesta-pesta alam, melainkan djuga sebagai peringatan peristiwa-peristiwa sedjarah Keselamatan (lih. Ula 8:7-20; 16:1-17).

(0.31) (Rm 11:16) (ende)

Dengan kiasan "adonan sulung" dan "akar" dimaksudkan para bapa-bangsa, chususnja Abraham.

(0.31) (1Kor 15:20) (ende: Jang sulung)

Djika seseorang dinamakan "jang sulung", biasanja ia beradik. Demikian, kalau dikatakan bahwa Ia dibangkitkan sebagai "jang sulung", maka ada saudara-saudaraNja (adik-adikNja) jang menjusul, jaitu umatNja.

Dan ini lagi: menurut hukum Jahudi buah-buah jang sulung (jang pertama-tama) dari segala tanaman harus dipersembahkan kepada Allah. Dengan itu seluruh panen dianggap sutji dan menaruh berkat. Demikian seluruh umat Kristus mendjadi kudus berkat kurban Jesus, sehingga mereka akan turut dibangkitkan.

(0.31) (Yes 63:1) (jerusalem) Ini sebagian dari sebuah sajak bergaya apokaliptik tentang pengadilan atas segala bangsa. Bagian ini berupa dialog antara Tuhan dengan pesajak Tuhan memperkenalkan diri sebagai seorang "pengirik" yang memeras buah anggur, sehingga pakaiannya berlumurkan air buah anggur itu. Tetapi yang diperas dengan diinjak-injak ialah segala bangsa yang memusuhi umat Israel. Bangsa Edom menjadi lambang segala bangsa lain itu.
(0.31) (Mrk 11:12) (sh: Kuantitas tanpa kualitas? (Senin, 31 Maret 2003))
Kuantitas tanpa kualitas?

Sama seperti manusia kebanyakan, Yesus pun dapat merasakan lapar. Keberadaan pohon ara yang lebat daunnya membangkitkan selera Yesus untuk menikmati buahnya. Tetapi harapan-Nya tidak terpenuhi karena ternyata pohon itu tidak berbuah. Tentu saja Yesus tidak akan menemukan buahnya, karena saat itu belum musim buah ara. Tetapi Yesus kecewa sehingga Ia mengutuk pohon ara tersebut. Mungkinkah Yesus mengutuk pohon ara karena rasa lapar? Tindakan Yesus ini banyak menimbulkan perdebatan. Sebagian ahli berpendapat bahwa kemarahan Yesus tidak dapat diterima akal sehat.

Jangan kita terburu-buru mengeluarkan pendapat tentang peristiwa ini. Perhatikan apa yang Markus katakan. Markus melihat bahwa kutukan ajaib Yesus ini mempunyai makna simbolis. Pohon ara adalah simbol bagi umat Israel. Sebagai bangsa yang memiliki status umat Allah, Israel adalah pohon ara Allah. Allah berharap bahwa pohon tersebut menghasilkan buah-buah kebenaran sehingga makin banyak orang mengenal-Nya. Tetapi sayang, status mulia itu hanya menjadi kebanggaan hampa karena tidak diiringi kenyataan yang membuktikan keistimewaan tersebut. Secara kuantitas, umat bertumbuh pesat dalam pengetahuan dan pekerjaan keagamaan, tetapi secara kualitas, mereka mandul karena tidak menghasilkan buah-buah kebenaran. Status umat Allah tanpa diiringi dengan kenyataan, hanya akan mempermalukan nama Allah. Ini tampak jelas ketika Yesus melihat bagaimana mereka memperlakukan Bait Suci seperti pasar.

Seperti umat Israel, kita pun menyandang status umat Allah. Jangan membuat Yesus kecewa karena Dia tidak menemukan buah-buah kebenaran dalam diri kita. Membuat Yesus kecewa sama artinya dengan menyiapkan diri menerima nasib seperti pohon ara. Renungkan: Mengaku diri Kristen berarti siap mengeluarkan buah yang sepadan, dan tidak puas hanya dengan status dan simbol.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA