Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 123 ayat untuk (5-12) Ada AND book:26 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.72) (Yeh 14:12) (ende)

Adjaran jang terpendam dalam bagian ini penting sekali Perdjandjian Lama dan merupakan suatu kemadjuan besar. Pertanggungan djawab Kolektip diganti dengan pertanggungan djawab pribadi dan perseorangan. Akan ganti masjarakat (keluarga, suku, bangsa) tampillah diri manusia; kepribadian manusia sendiri dihargai sebagai unsur jang memutuskan. Adjaran itu lalu djuga penting berkenaan dengan perkembangan selandjutnja. Kenjataan didunia ini kan sangat berlawanan dengan adjaran tsb. bila orang membataskan pandangannja pada dunia ini; banjak orang harus menderita karena kesalahan orang lain. Untuk lalu mempertahankan adjaran perihal pertanggungandjawab pribadi itu orang harus mentjari diluar dunia ini, untuk mendapat keseimbangan. Derita (tanpa salah) didunia ini tidak boleh hanja berharga negatip sadja, tapi haruslah ada nilai positip padanja untuk nasib manusia jang terachir jang njata tidak terdapat didunia ini sehingga harus didunia lain.

(0.72) (Yeh 5:11) (full: ENGKAU MENAJISKAN TEMPAT KUDUS-KU. )

Nas : Yeh 5:11

Salah satu alasan utama murka Allah ditujukan kepada Yerusalem adalah karena mereka menajiskan Bait Suci dengan penyembahan berhala (lih. pasal Yeh 8:1-11:25). PB memperingatkan orang percaya terhadap dosa dahsyat yang sama. Rasul Paulus menyatakan bahwa "jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia" (1Kor 3:17); di dalam nas ini, bait Allah mengacu kepada sebuah gereja lokal atau sekelompok gereja. Orang menajiskan gereja Allah dengan mengambil bagian dalam ibadahnya sambil hidup di dalam dosa dan kebejatan, atau dengan memajukan ajaran yang tidak alkitabiah.

(0.72) (Yeh 22:2) (full: YANG MENCURAHKAN DARAH. )

Nas : Yeh 22:2-12

Yerusalem telah menjadi kota penuh kekerasan dan bermacam-macam kefasikan. Tidak ada lagi rasa hormat akan hal-hal yang kudus, keluarga, golongan miskin atau melarat. Kebejatan seksual merajalela, dan penipuan serta penyuapan adalah peristiwa biasa. Semua ini terjadi karena bangsa itu telah meninggalkan Allah dan Firman-Nya. Karena itu, Allah sedang menyerahkan kota tersebut kepada hukuman dan kebinasaan yang berat. Dewasa ini keadaan sosial dan rohani dari kota-kota di seluruh dunia mirip dengan keadaan Yerusalem kuno. Terkecuali kota-kota ini bertobat, mereka akan musnah seperti halnya Yerusalem. Bangsa-bangsa, kota-kota dan penduduk tidak dapat luput dari akibatnya jika mereka meremehkan Allah dan firman-Nya.

(0.72) (Yeh 26:2) (full: TIRUS. )

Nas : Yeh 26:2

Tirus, ibukota Fenisia, terletak 96 kilometer barat laut Nazaret di pesisir Laut Tengah. Sebagian kota ini adalah sebuah pulau dan sebagian adalah daerah pantai di kaki pegunungan Libanon. Tirus bersukacita atas kejatuhan Yerusalem karena percaya bahwa mereka akan memperoleh keuntungan keuangan karena Yehuda selaku saingan kini sudah tidak ada. Keinginan Tirus akan kekayaan tanpa memikirkan penderitaan yang diakibatkan olehnya pada orang lain mendatangkan hukuman Allah (juga lih. pasal Yes 23:1-18). Kota ini ditaklukkan oleh "banyak bangsa" (ayat Yeh 26:3) yaitu Babel, Persia dan kemudian Yunani di bawah pimpinan Aleksander Agung (332 SM).

(0.72) (Yeh 47:21) (full: MILIK PUSAKA DI ANTARA KAMU DAN DI ANTARA ORANG-ORANG ASING. )

Nas : Yeh 47:21-23

Sekalipun negeri itu dibagi kembali dalam jalur-jalur yang membujur dari timur ke barat di antara suku-suku Israel, Allah tidak bermaksud untuk mendirikan kembali tembok pemisahan, yaitu "perseteruan" (Ef 2:14) di antara orang Yahudi dan bukan Yahudi. Orang asing yang tinggal di situ juga akan diberikan warisan di antara milik suku-suku itu. Ada penafsir yang beranggapan bahwa anak-anak yang disebutkan di sini adalah anak-anak rohani, dan orang bukan Yahudi yang telah melayani di antara bangsa Israel akan mengambil bagian dalam warisan mereka dalam negeri kerajaan seribu tahun yang telah dipulihkan.

(0.72) (Yeh 48:35) (full: TUHAN HADIR DI SITU. )

Nas : Yeh 48:35

Kitab Yehezkiel berakhir dengan janji agung bahwa pada suatu hari Allah akan hidup selama-lamanya bersama umat-Nya, sebuah janji yang diulangi dalam Wahy 21:3, "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka." Berkat terbesar bagi kita sebagai umat Allah ialah adanya Allah di tengah-tengah kita; inilah hakikat sukacita dan kebahagiaan sejati. Sebagai akibat dari kehadiran Allah yang tetap itu, kita tidak akan pernah lagi mengalami kesusahan, kekecewaan dan kesulitan dari kehidupan kita sebelumnya (Wahy 21:4); inilah penglihatan dan harapan kita yang terakhir sementara kita menanti kedatangan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

(0.72) (Yeh 9:1) (sh: Yang menguatkan dan mengingatkan Kristen (Selasa, 24 Juli 2001))
Yang menguatkan dan mengingatkan Kristen

Bacaan kita hari ini masih merupakan lanjutan dari kunjungan penglihatan ke Yerusalem. Yehezkiel kini menjadi saksi dari proses eksekusi hukuman atas Yerusalem. Pertama, orang-orang yang setia kepada-Nya ditandai supaya terluput dari eksekusi. Kedua, kemuliaan Allah undur dari Bait-Nya. Ketiga, hukuman dijatuhkan. Hukuman ini tidak mengenal diskriminasi bahkan dimulai dari tempat kudus-Nya, yaitu para imam. Namun sebelum proses ini berjalan, ada alasan kuat mengapa proses itu tidak dapat ditunda lagi yaitu ketidakadilan menguasai kota Yerusalem, sebab para pemimpin dan rakyatnya berkeyakinan bahwa Allah tidak ada di Yerusalem. Pengingkaran akan keberadaan Allah merupakan bentuk lain dari menempatkan diri sendiri sebagai penguasa atas hidup kita sendiri serta atas hidup manusia lain dan alam semesta.

Penglihatan Yehezkiel ini memperlihatkan beberapa kebenaran kepada kita. Setiap ketidakadilan yang terjadi dalam sebuah negara tidak akan berlangsung selamanya. Akan tiba saatnya, Allah akan bertindak untuk menghentikan ketidakadilan ini dengan penghukuman- Nya. Pergumulan dan perjuangan orang-orang benar yang hidup dalam negara yang tidak menegakkan keadilan, tidak akan pernah sia-sia. Allah memperhatikan, mencatat, bahkan mampu memelihara umat-Nya ketika sekitarnya mengalami kehancuran. Allah akan menuntut pertanggungjawaban dari setiap orang tanpa dispensasi maupun diskriminasi, bahkan tuntutan Allah akan dimulai dari tempat kudus-Nya atau dari umat-Nya (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">6).

Kebenaran-kebenaran di atas dapat disimpulkan menjadi dua kebenaran utama yang merupakan dua sisi dari mata uang logam. Pertama, Kristen selalu mempunyai pengharapan dan penghiburan dalam situasi dan kondisi seburuk apa pun, sebab Allah adalah hakim yang adil. Kedua, kekristenan tidak boleh digunakan sebagai jubah untuk menutupi dosa-dosa kita.

Renungkan: Menyalahgunakan keyakinan keselamatan di dalam Kristus demi keuntungan pribadi akan mendatangkan penghukuman, sebab Allah menuntut pertanggungjawaban. Mari kita gunakan kedua sisi mata uang logam ini untuk menguatkan sekaligus mengingatkan kita, agar kita dapat senantiasa hidup menurut kehendak-Nya.

(0.72) (Yeh 15:1) (sh: Hakikat hidup yang berbuah (Selasa, 31 Juli 2001))
Hakikat hidup yang berbuah

Perjanjian Lama seringkali menggambarkan Israel dan Yehuda sebagai pohon anggur (Mzm. 80; Yes. 5:1-7; Hos. 10:1). Pohon anggur dihargai berdasarkan buah yang dikeluarkan. Dengan demikian jika umat Allah dilambangkan sebagai pohon anggur, itu merupakan simbol yang tepat. Israel adalah milik yang berharga. Namun yang harus diingat adalah pohon anggur hanya dihargai buahnya. Batang dan ranting-rantingnya tidak dapat digunakan untuk bahan konstruksi maupun dekorasi. Pohon anggur yang tidak berbuah hanya berguna untuk bahan bakar.

Firman Allah yang datang kepada Yehezkiel dibuka dengan gambaran tentang pohon anggur yang tidak berbuah yang hanya dapat dipakai sebagai kayu bakar (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1-5). Gambaran itu dipakai oleh Allah untuk menggambarkan keadaan Yehuda yang masih ada di Yerusalem (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">6-8). Inilah gambaran yang sangat memprihatinkan tentang Yehuda. Dengan kata lain firman Allah kepada Yehezkiel menyatakan keadaan Yehuda yang sudah tidak berpengharapan. Mengapa demikian?

Jika Allah sendiri yang sudah berketetapan untuk menghabisi Yehuda seperti seorang pemilik kebun anggur terhadap anggurnya yang tidak berbuah, siapa lagi yang akan diandalkan oleh Yehuda sebagai tempat pertolongan? Kemana lagi mereka akan mengadu? Jika Allah sudah tidak berpihak kepadanya, apa yang dapat diharapkan?

Namun apa tujuan Allah bertindak demikian? Allah mau supaya umat- Nya sungguh memahami bahwa Allah adalah TUHAN. Tidak ada pengharapan selain di dalam Dia. Berpengharapan kepada allah-allah lain sama dengan mendatangkan kehancuran kepada diri sendiri dan masyarakat (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">8). Berpengharapan kepada Allah mendatangkan kehidupan bagi diri sendiri maupun masyarakat.

Renungkan: Pertanyaan pertama yang harus kita jawab bila kita ingin mempunyai kehidupan yang berharga di mata Allah, bukanlah buah apa yang harus kita hasilkan namun apa yang Allah akan dan dapat lakukan melalui kehidupan kita. Untuk itu kita harus menaruh pengharapan kita sepenuhnya kepada Dia, sebab hanya orang yang berpengharapan kepada Allah yang memberikan hidupnya dipimpin oleh-Nya. Orang yang dipimpin oleh Allah memiliki hidup yang berbuah. Berbuah berarti berharga di mata Allah.

Pengantar Mazmur 33-55

Mazmur 33: Pujian tentang penciptaan yang menggambarkan kontrol mutlak Allah atas seluruh alam semesta.

Mazmur 34: Pujilah Tuhan setiap waktu karena kasih Allah tidak pernah dibatasi oleh situasi dan kondisi manusia.

Mazmur 35: Ratapan individu yang meminta Allah melakukan intervensi karena tindakan musuh-musuh.

Mazmur 36: Sebuah pujian yang menggabungkan penggambaran tentang orang- orang fasik dan kasih setia Allah.

Mazmur 37: Karakteristik dan pentingnya bergantung kepada Allah.

Mazmur 38: Sebuah doa seruan yang berlandaskan keyakinan bahwa apa pun yang kita alami tidak terlepas dari kedaulatan-Nya.

Mazmur 39: Sebuah doa yang tidak sekadar minta tolong namun permohonan agar Allah memberikan kepadanya perspektif yang benar.

Mazmur 40: Ucapan syukur yang mengingat akan kebaikan Tuhan dan mazmur doa yang berdasarkan kebaikan-Nya.

Mazmur 41: Doa yang berbicara tentang keyakinan bahwa Allah akan bermurah hati kepada orang yang murah hati.

Mazmur 42: Pujian yang mengungkapkan keyakinan bahwa kasih Allah membangkitkan semangat dan pengharapan.

Mazmur 43: Doa agar Allah membenarkan umat-Nya.

Mazmur 44: Sebuah ratapan: mengapa umat Allah menderita.

Mazmur 45: Pernikahan raja yang menggambarkan kemenangan Mesias.

Mazmur 46: Pujian yang mengungkapkan keyakinan kepada Allah sebagai tempat perlindungan dan sumber kekuatan.

Mazmur 47: Pujian untuk merayakan Allah yang adalah Raja.

Mazmur 48: Pujian atas Sion kota Allah.

Mazmur 49: Pengajaran tentang hakikat kebahagiaan sejati.

Mazmur 50: Pengajaran tentang hakikat ibadah sejati.

Mazmur 51: Ratapan untuk memohon pengampunan Allah.

Mazmur 52: Ratapan ketika dikhianati oleh Doeg.

Mazmur 53: Pengajaran tentang kebobrokan umat manusia, umat Allah, dan keberadaan Allah sebagai Hakim.

Mazmur 54: Ratapan ketika dikhianati oleh seorang sahabat.

Mazmur 55: Ratapan yang berkeyakinan bahwa Allah sanggup memelihara umat-Nya dalam keadaan apa pun.

(0.72) (Yeh 32:1) (sh: Aku memasang jaringku menangkap engkau (Minggu, 23 September 2001))
Aku memasang jaringku menangkap engkau

Ratapan kepada Firaun dan Mesir terbagi dua bagian, yakni ayat 2- 10 yang melukiskan tentang nasib Firaun sebagai makhluk yang mengerikan di dalam sungai Nil dan ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">11-16 mengenai keruntuhan Mesir yang ditimbulkan oleh raja Babel.

Di dalam kemegahannya Mesir menyamakan dirinya dengan singa muda, padahal aslinya ia adalah seperti buaya di laut. Di Mesir, lambang kerajaan ialah patung makhluk yang berbadan singa. Hingga kini, gambaran Spinx masih ada. Banyak penafsir yang menduga bahwa badan makhluk besar itu adalah sejenis naga besar, suatu makhluk yang dahsyat di dalam dongeng Tiamat. Makhluk yang merupakan personifikasi dari sungai-sungai, berusaha berjuang melawan surga namun akhirnya ia diremukkan oleh Marduk. Kisah ini dilekatkan kepada bangsa yang kejam (Yes. 27:1; Dan. 7) tetapi terlebih khusus dikenakan kepada Mesir (Yes. 30:7; 51:9-10) sambil menunjukkan perangainya yang jahat.

Allah pasti menghukum Mesir (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">3) dan ketika penghukuman itu dijatuhkan kepada rakyatnya (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">12-15) maka air yang sudah dikeruhkan itu menjadi jernih kembali, artinya tidak ada orang atau binatang yang akan terus membuat air itu beriak lagi. Dan ini adalah suatu pertanda kemusnahan.

Allah selalu menepati firman-Nya. Bila murka-Nya dicurahkan, Ia akan membiarkan semuanya menjadi reruntuhan.

Renungkan: Banyak manusia berpikir dapat menghindari penghukuman Allah, namun sebagai Kristen, kita tidak perlu iri kepada mereka. Cepat atau lambat Tuhan pasti akan menyatakan penghukumannya. Sepandai- pandainya tupai melompat, akhirnya akan terpeleset juga. Sepandai apakah manusia melompat dan menghindari hukuman Allah?

Bacaan untuk Minggu ke-16 sesudah Pentakosta

Yesaya 35:4-7

Yakobus 2:1-5

Markus 7:31-37

Mazmur 146

Lagu: Kidung Jemaat 38

PA 3 Yehezkiel 29

Pada zaman bapak leluhur Israel, Mesir adalah tempat yang tepat bagi mereka untuk menyelamatkan diri dari permasalahan yang pelik (Kej. 46:2-5). Namun jika hal ini menjadi preseden teologis dimana setiap kali mereka mempunyai masalah yang serius, mereka segera lari ke Mesir (Yer. 42:1-22), tindakan itu sudah menjadi preseden yang buruk. Sebab Allah tidak pernah berkomitmen untuk melakukan karya-Nya dengan cara yang selalu sama.

PA hari ini akan memperlihatkan kepada kita bahwa Allah dengan tegas menyatakan kepada Israel bahwa Mesir bukanlah kubu keselamatan Yehuda.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Bagaimanakah sikap Allah terhadap Mesir yang menjadi harapan Yehuda (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1-3)? Bagaimanakah sesumbar Firaun tentang dirinya sendiri (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">3)? Apa yang akan dilakukan Allah atas Firaun (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">4-5)? Bandingkan sesumbar Firaun dengan apa yang akan dilakukan Allah atasnya! Apa yang dapat Anda pelajari dari perbandingan itu? Apa tujuan tindakan Allah atas Mesir, bagi Mesir sendiri dan bagi kaum Israel (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">6-9, 16)?

2. Mengapa Allah menghukum Mesir (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">9b)? Seberapa seriuskah sesumbar Firaun sehingga Allah perlu mendatangkan penghukuman yang dahsyat atasnya (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">10-16, 17-21)?

3. Siapakah Allah dan bagaimanakah kedaulatan-Nya dinyatakan dalam bagian ini (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">6, 10-16, 19-20)? Berdasarkan tindakan Allah terhadap Mesir dan Nebukadnezar, apa yang dapat Anda simpulkan dari cara Allah bekerja?

4. Nubuat ini dinyatakan kepada bangsa Israel sekitar 1 tahun setelah Yerusalem hancur (lih. Yer. 52:1). Seandainya Anda adalah bangsa Yehuda yang tinggal di Yerusalem, apa yang akan Anda lakukan dan apa yang akan Anda usulkan kepada para saudara dan tetangga Anda dalam rangka meresponi nubuat ini dengan benar? Mengapa? Ada waktunya kita merenungkan apa yang Allah telah lakukan di masa lampau untuk mempertebal keyakinan bagi masa depan, namun kita tidak boleh membakukan proses karya Allah menjadi suatu prinsip yang mati. Setujukah Anda dengan pemahaman ini? Jelaskan!

(0.72) (Yeh 34:1) (sh: Gravitasi dan cinta (Minggu, 11 November 2001))
Gravitasi dan cinta

Di dalam dunia hanya ada 2 gaya: gravitasi dan cinta. Yang satu menarik ke dalam, yang lain memberi ke luar. Yang satu menghisap, yang lain tiada berharap. Kekuasaan pun ada 2 macam: kekuasaan black hole (eksploitasi) dan kekuasaan cinta (eksplorasi).

Nubuat Yehezkiel kini difokuskan pada para raja Israel yang digambarkan sebagai gembala-gembala yang tidak bertanggung jawab. Alih-alih mencintai domba-domba (rakyat Israel), mereka tidak acuh terhadap tugas penggembalaan, dan hanya bisa menikmati tanpa pernah memberi (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">3). Egoisme seperti ini menimbulkan kemarahan Allah. Raja-raja Israel tidak sadar bahwa mereka hanyalah gembala-gembala, dan bukan pemilik. Allahlah yang mempunyai domba-domba itu.

Allah mengambil alih dari sini. Ia akan menggembalakan domba- domba-Nya kembali "sebagaimana seharusnya" (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">16). Seorang gembala lain yang setia kepada tugasnya (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">23-24) akan diangkat (kemungkinan Yoyakhin -- 2Raj. 25:27-30). Di bawah pemerintahannya, rakyat akan sejahtera. Namun demikian, domba-domba itu pun memiliki tanggung jawab, suatu seni menjadi domba yang baik (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">17-22).

Pasal ini ditutup dengan janji Allah yang merentang sampai ke masa depan ketika bangsa Israel dipulihkan (ayat 25-31). Keadaan yang digambarkan mengingatkan pada Yes. 11:6-9. Tanpa kekerasan -- hanya cinta yang hadir. Manusia tidak lagi memperkosa alam dan sesamanya. Kasih setia Allah kukuh hingga kekal.

Renungkan: Waspadalah! Kekuasaan ala gravitasi seringkali mengatasnamakan cinta. Belajarlah sungguh-sungguh mencintai alam, diri, sesama, dan Allah. Kalahkan manipulasi gravitasi hari ini!

PA 1: Mazmur 86

Keadaan di Indonesia yang seringkali bergolak menimbulkan ketakutan dan perasaan was-was bagi rakyat. Di samping gonjang-ganjing politik, tingkat kriminalitas tidak pula menurun, kalau tidak dapat dikatakan meningkat. Hidup makin sulit. Tidak sedikit jumlah orang yang memutuskan untuk meninggalkan negeri ini dan menetap di negeri orang. Alasannya sederhana: keadaan tidak lagi aman, dan rakyat kecil tidak berdaya apa-apa ketika kejahatan menghadang. Ketidakberdayaan ini menimbulkan kekhawatiran yang kronis. Siapa yang dapat dimintai pertolongan? Bisakah rakyat hidup dalam damai sejahtera?

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Mengapa dalam ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">2, 4, 16-17 Daud menyebut dirinya sebagai "hamba" (lih. Kej. 33:5, 2Raj. 8:13)? Jikalau Daud memposisikan diri sebagai hamba, bagaimanakah Daud melihat posisi Allah (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">4)? Apakah yang dimaksud dengan "sengsara" dan "miskin" dalam ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1 (kaitkan dengan keadaan Daud)? Pernahkah Anda mengalami situasi seperti yang dialami Daud (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">14)?

2. Melihat frekuensi doa Daud (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">3) dan permohonannya agar diberikan sukacita (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">4), bagaimana Anda memahami perasaan yang ia alami? Apakah seseorang boleh merasa takut? Jelaskan jawaban Anda! Mengapa Daud berbicara mengenai Allah yang mengampuni (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">5)?

3. Apakah yang diimani Daud mengenai Allah yang dipercayainya (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">8-10)? Jelaskan! Apakah Allah yang berkuasa hanya akan menolong jika seseorang berdoa kepada-Nya (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">14 seruan muncul dalam pasal ini)?

4. Ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">11 merupakan klimaks doa. Adakah hubungan sebab-akibat antara ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">8-10 dan ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">11? Mengapa Daud meminta hati yang bulat (tak terbagi) sebagai inti doanya? Mengapa Daud bersyukur (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">12-13)?

5. Apa yang diminta Daud pada Tuhan (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">17)? Apakah yang dimaksud dengan "tanda" di sini bersifat alamiah atau supra alamiah atau dua-duanya? Jelaskan jawaban Anda, kaitkan dengan keadaan Daud! Apa yang diharapkan Daud dengan hadirnya tanda dari Allah (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">17b)?

6. Bayangkan: nyawa Anda diancam oleh orang-orang jahat tanpa sebab. Anda juga sadar bahwa Anda kerapkali berdosa menyakiti hati Tuhan. Anda sangat tidak berdaya. Apakah yang akan Anda lakukan?

(0.72) (Yeh 36:22) (sh: Dilarang Ge-eR (Rabu, 14 November 2001))
Dilarang Ge-eR

Merasa layak menerima sesuatu kadang diperlukan. Orang minder tak pernah merasa berhak mendapatkan apa-apa -- ini tidak sehat. Sayangnya, ada pula orang yang terlalu merasa diri layak. Siapa yang suka mengajak makan orang yang selalu merasa dirinya harus ditraktir?

Bagian kedua pasal Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">36 ini memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai motivasi Allah untuk kembali memberikan pengharapan kepada bangsa Israel: bukan karena Israel pada dirinya sendiri layak mendapatkan pemulihan, tidak pula karena Israel telah berbuat baik, tetapi semata-mata karena Allah ingin menguduskan nama-Nya kembali.

Ketika bangsa Israel dihukum, maka Allah dianggap tidak menepati perjanjian-Nya dengan Daud. Sikap ingkar janji bertentangan dengan kekudusan Allah karena di dalam kekudusan hanya ada kesempurnaan, kebaikan, dan kesetiaan. Ini menjelaskan mengapa cemoohan bangsa-bangsa kafir merupakan pencemaran nama Allah yang kudus.

Kini Allah ingin menunjukkan bahwa diri-Nya tetap kudus. Ia menghukum bangsa Israel dan seakan-akan mengingkari janji- Nya, justru karena Ia kudus. Namun demikian, Ia tidak mungkin diam ketika bangsa-bangsa lain salah menafsirkan hukuman Allah sebagai tanda ketidaksempurnaan-Nya. Ia kembali menyelamatkan Israel dengan kekuasaan-Nya. Nama Yahweh harus ditinggikan oleh segala bangsa!

Keselamatan yang diberikan kepada bangsa Israel menyeluruh sifatnya: bukan hanya secara fisik dengan pemulihan ekonomi, sosial, politis, budaya, tetapi juga pemulihan hati atau religi (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">25-27). Tanpa pemulihan dari dalam, pemulihan dari luar akan segera sirna kembali. Ini berarti ketaatan dan kemampuan menuruti kehendak Allah pun merupakan suatu anugerah. Bangsa Israel harus merasa malu akan dosa mereka dan bersyukur pada Tuhan yang tidak pernah melalaikan perjanjian-Nya.

Renungkan: Kehidupan orang percaya berasal dari anugerah dan ditopang sepenuhnya oleh anugerah. Ketika kita mulai merasa mampu mengasihi Dia dengan kekuatan kita sendiri, bukalah Roma 11:36!

(0.71) (Yeh 6:1) (sh: Allah nomor satu (Sabtu, 21 Juli 2001))
Allah nomor satu

Bangsa Israel yang hidup sezaman dengan Yehezkiel adalah bangsa yang religius. Namun itu adalah masalah utama mereka. Selama berabad-abad mereka senantisa tertarik kepada bentuk penyembahan asing yang mereka temukan di dataran tinggi tanah Israel. Karena itulah firman Tuhan yang disampaikan dalam pasal ini berpusat kepada gunung-gunung Israel, dataran tinggi dimana sumber perzinahan rohani bangsa Israel terletak. Berita penghukuman atas Israel beserta seluruh bukit pengorbanan dan berhala-berhala menggunakan kata-kata menegaskan tidak ada kompromi sama sekali bagi mereka yang berzinah rohani (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">3-8, 11-12, 14). Kebenaran ini menegaskan bahwa Allah sangat menuntut kemurnian dan kekudusan umat yang menyembah-Nya. Tidak ada tempat bagi Baal di dalam rumah Allah dan di dalam kehidupan umat-Nya.

Menarik untuk diperhatikan bahwa setiap pemberitaan penghukuman yang mengerikan selalu diakhiri dengan kata-kata `mereka akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN' (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">7, 10, 13, 14). Penghukuman Allah atas dosa bukan akhir dari segala-galanya. Namun penghukuman dimaksudkan untuk memberikan kesaksian akan keadilan dan kekudusan Allah. Penghukuman dimaksudkan untuk memimpin umat-Nya kembali kepada pengenalan dan pengakuan bahwa Allahlah yang utama dalam hidupnya. Dalam zaman dimana banyak orang memandang peristiwa- peristiwa hanya sebagai rentetan peristiwa yang terisolasi dan terputus dari yang lain dan mereka menemukan kebebasan untuk melakukan apa pun yang menjadi kesukaannya, kesaksian tentang tatanan moral Allah harus dinyatakan dengan lantang yaitu Allah harus selalu menjadi nomor satu dalam kehidupan manusia. Setiap tindakan yang menomorduakan Allah akan mendapatkan penghukuman- Nya.

Renungkan: Kristen harus mewartakan kesaksian ini tidak hanya dengan suara tapi juga dengan kehidupan sehari-hari yang menyatakan bahwa Allah yang nomor satu dalam hidupnya. Daftarkan hal-hal yang cenderung dinomorsatukan manusia sehingga menggeser kedudukan Allah. Lalu periksalah dalam urutan keberapakah hal-hal tersebut dalam hidup Anda. Jika menempati urutan pertama bertobatlah, jika kedua berdoalah mohon kekuatan-Nya. Jika nomor terakhir bersyukurlah untuk pimpinan dan bimbingan Tuhan dalam hidup Anda.

(0.71) (Yeh 10:1) (sh: Gereja di antara dua pilihan (Rabu, 25 Juli 2001))
Gereja di antara dua pilihan

Pada masa hakim-hakim sebuah tragedi yang unik terjadi. Bangsa Israel mempunyai keyakinan bahwa kehadiran Tabut Perjanjian akan memberi kemenangan dalam peperangan melawan Filistin. Keyakinan mereka ternyata salah dan Tabut Perjanjian direbut oleh bangsa Filistin. Imam Eli mati karena shock dan cucunya yang yatim piatu secara simbolis diberi nama Ikabod yang berarti `telah lenyap kemuliaan dari Israel' (1Sam. 4:21, 22). Mulai dari masa ketika Daud mengembalikan Tabut Perjanjian ke Yerusalem sampai Salomo membangun Bait Allah, kata-kata di atas tidak pernah digunakan lagi karena hadirnya Bait Allah merupakan jaminan kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Namun penglihatan yang diterima Yehezkiel menandai bahwa masa itu sudah berakhir, karena kemuliaan Allah akan meninggalkan Bait Suci. Namun penglihatan itu tidak menandai bahwa Allah akan menghilang sebab kemuliaan yang sama pernah dilihat oleh Yehezkiel di tepi sungai Kebar, tempat sebagian bangsa Yehuda menjalani pembuangan sebagai bentuk ketaatan terhadap kehendak Allah.

Apa yang dapat kita pelajari dari penglihatan Yehezkiel kali ini? Pertama, jaminan kehadiran kemuliaan Allah di antara umat-Nya tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya bangunan gedung ibadah, namun ditentukan oleh ada atau tidaknya bangunan kesetiaan dan ketaatan umat Allah terhadap firman-Nya. Kedua, kehadiran kemuliaan Allah tidak selalu identik dengan kesejahteraan manusia secara fisik. Hal ini dapat dibuktikan dimana kemuliaan-Nya hadir di tengah bangsa Yehuda yang sedang dalam penghinaan dan penderitaan di tepi sungai Kebar. Ketiga, berdasarkan kebenaran pertama, ketika kemuliaan Allah tidak hadir maka yang hadir di tengah umat-Nya pasti murka Allah (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">2, 7). Umat Allah tidak mempunyai pilihan netral, kecuali mengalami kehadiran kemuliaan Allah atau mengalami kehadiran murka Allah.

Renungkan: Kebenaran-kebenaran di atas menyatakan secara tegas kepada kristen bahwa prioritas utama dalam pembangungan gereja Tuhan adalah pembangunan kehidupan jemaa-tNya yang setia dan taat kepada Allah dalam segala bidang kehidupan agar kemuliaan Allah selalu hadir dalam gereja Tuhan serta terpancar kepada masyarakat melalui keberadaan gereja-Nya di tengah-tengah masyarakat.

(0.71) (Yeh 11:1) (sh: Seorang pemberita firman Tuhan (Kamis, 26 Juli 2001))
Seorang pemberita firman Tuhan

Ini adalah penglihatan terakhir dari 4 penglihatan yang berurutan (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">24). Dalam penglihatan ini, Yehezkiel melihat 25 orang pemimpin bangsa Yehuda yang ada di Yerusalem. Karena masyarakat Yehuda yang berasal dari kalangan atas sudah dibawa ke dalam pembuangan, para pemimpin bangsa itu adalah orang-orang yang berasal dari kalangan yang lebih rendah. Yehezkiel mengenal beberapa dari mereka cukup dekat (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1).Penglihatan terakhir ini diikuti dengan perintah kepada Yehezkiel untuk menjadi juru bicara Allah. Kita akan belajar segala sesuatu yang berkenaan dengan seorang pemberita firman Tuhan.

Pada dasarnya berita yang harus disampaikan oleh Yehezkiel mempunyai tujuan yaitu meresahkan hati yang merasa damai dan tentram atau menentramkan dan menghibur hati yang resah. Ketika para pemimpin bangsa Yehuda yang ada di Yerusalem mempunyai keyakinan bahwa mereka mempunyai masa depan sebab merekalah umat yang berharga bagi Allah (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">3), firman Tuhan harus disampaikan untuk meresahkan mereka sebab keyakinan mereka tidak berdasarkan firman-Nya. Sebaliknya penghukuman dan kehancuranlah yang menanti mereka (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">7-12). Namun kepada mereka dalam pembuangan yang hatinya resah dan tidak bahagia karena hidup jauh dari tanah pusaka mereka, janji pemulihan terhadap mereka diberikan untuk menentramkan dan menghiburkan (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">14-21). Untuk mencapai tujuan pemberitaan itu, Yehezkiel harus mempunyai keberanian dan mengikis rasa sungkan sebab ia mungkin harus berhadapan dengan para pemimpin serta orang-orang yang dikenalnya. Untuk itu ia tidak perlu kuatir karena Allah akan memberikan legitimasi kepada dirinya untuk menguatkan pemberitaannya (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">13).

Seorang pemberita firman Tuhan harus mempunyai hati yang penuh belas kasihan kepada setiap orang, betapa pun jahatnya orang tersebut (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">13), karena tujuan akhir dari setiap pemberitaan firman Allah adalah reformasi dan transformasi masyarakat untuk menjadi komunitas Ilahi yang hidup sesuai dengan firman-Nya (ayat 19-20). Tanpa hati yang penuh belas kasihan, ia akan seperti nabi Yunus.

Renungkan: Betapa mulia dan agung tugas seorang pemberita firman Tuhan. Karena itu marilah kita berdoa: Tuhan, jadikan aku saluran firman- Mu, kedamaian-Mu, penghukuman-Mu, dan keselamatan-Mu.

(0.71) (Yeh 18:1) (sh: Setiap orang menerima balasan yang adil menurut kelakuannya (Sabtu, 1 September 2001))
Setiap orang menerima balasan yang adil menurut kelakuannya

Perikop ini memuat apologetik Yehezkiel atas opini yang dilontarkan oleh teman-teman sebayanya. Teman-temannya mengemukakan bahwa mereka sedang dihukum, karena dosa-dosa dari generasi-generasi terdahulu. Yehezkiel menjelaskan bahwa Allah tidak bekerja seperti itu, Allah menganggap tiap orang bertanggungjawab atas setiap perbuatannya dan membalaskan setimpal dengan perbuatannya.

Ajaran Yehezkiel ini memiliki banyak dimensi. Setiap seginya harus ditinjau bersama-sama supaya bisa dipahami secara utuh. Jika azas ini dipisahkan dari konteksnya, dapat membawa orang kepada pemikiran bahwa keadaan seseorang mencerminkan hukuman Allah terhadapnya, sehingga kemalangan akan diartikan sebagai akibat dari dosa dan kemujuran sebagai hasil dari kebenaran.

Dengan contoh yang gamblang, Yehezkiel menggambarkan keadaan dari tiga keturunan ketika menjelaskan dalil ajarannya. Keturunan pertama adalah seorang yang benar, yang bertekun di dalam keadilan dan kebenaran (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">5-9). Keturunan kedua berkelakuan jahat (ayat 10-13). Keturunan ketiga menolak kejahatan bapaknya (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">14-17). Konklusi dari perikop ini terdapat di dalam ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">20 yang menegaskan bahwa setiap orang menerima balasan yang adil menurut kelakuannya.

Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa hukum tabur tuai tetap berlaku di level ekonomi, kedudukan, dan ras mana pun kita berada. Dengan nada yang sama Rasul Paulus di Perjanjian Baru menyerukan: "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Gal. 6:7). Setiap perbuatan, baik kecil maupun besar, harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, karena tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.

Renungkan: Allah adalah pemilik jiwa setiap orang, Dia adalah Allah yang senantiasa berbuat adil. Allah memperlakukan setiap orang menurut barometer-Nya yang paling akurat. Dia tidak mengizinkan dosa pendahulu ditanggung oleh kita, begitu pula sebaliknya. Di hadapan-Nya tidak berlaku surat atau tiket penghapus dosa. Di takhta pengadilan-Nya hanya ada loket imbalan atas karya setiap orang, sesuai dengan apa yang ditaburnya. Hai Kristen yang sudah menerima karya Domba Allah, apakah masih merasa menanggung beban menjadi tumbal kesalahan orang lain?

(0.71) (Yeh 21:18) (sh: Peta dua jalan (Jumat, 7 September 2001))
Peta dua jalan

Ibarat sebuah medan pertempuran yang tak terhindarkan, Yehezkiel harus menggambar dua jalan yang berpangkal dari satu titik, yakni Babel. Kedua jalan ini semakin menjauh, yang satu menuju Yerusalem dan satunya lagi menuju Raba, ibukota Amon (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">19-20). Raja Babel yakni Nebukadnezar berada di persimpangan jalan. Ia mengocok panah, meminta petunjuk dari terafim, dan menilik hati binatang untuk meramal situasi. Walaupun panah tenungan itu jatuh menunjuk ke Yerusalem namun itu adalah tenungan yang menipu (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">21-23). Tanpa spekulasi manusia, Allah sudah menyediakan penghakiman yang terakhir bagi raja Israel, orang fasik yang durhaka (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">24-25). Sama sekali tidak ada gunanya mengenakan serban dan mahkota, karena hari kemalangannya sudah tiba. Yang rendah harus ditinggikan, yang tinggi harus direndahkan (Yer. 13:18). Keturunan raja dan negeri Israel harus dijadikan puing sampai kedatangan Sang Mesias (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">26-27). Gaung perjanjian ini sudah digemakan sejak Kej. 49:10, "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda atau pun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa- bangsa".

Bani Amon juga mendapatkan bagian babatan pedang kilat Allah. Paranormal yang bertenung dusta akan mendapatkan sasaran pedang di leher mereka yang fasik dan durhaka (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">28-29). Allah akan mencurahkan api murka-Nya kepada manusia yang menyerahkan diri ke dalam tangan orang-orang yang dungu, yang menimbulkan kemusnahan (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">31). Mereka akan menjadi makanan api, dan darahnya akan tertumpah ke atas tanah (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">32). Suatu keadaan tanpa prospek pembaharuan, tidak ada generasi penerus, dan tanpa kenangan. Semuanya terlupakan.

Gambaran peta Allah atas keputusan-Nya ini menjadi peringatan bagi kita semua. Bila murka Allah sudah menyala, tiada satu kuasa pun yang dapat menyurutkan-Nya. Tiada satu benteng atau pun menara kekuatan manusia yang dapat menangkis kegeraman-Nya. Allah selalu menepati apa yang dikatakan-Nya. Penghakiman Allah atas manusia selalu mempunyai alasan yang tepat.

Renungkan: Tiada jalan lain untuk mencegah murka Allah menimpa kita, kecuali bertobat dan berbalik kepada-Nya. Tinggalkan dosa dan hidup dengan benar.

(0.71) (Yeh 23:22) (sh: Dampak-dampak penyimpangan (Selasa, 11 September 2001))
Dampak-dampak penyimpangan

Nabi Yehezkiel yang menerima panggilan sebagai seorang penjaga atau pengawas umat Allah, dengan penuh kesungguhan mengumumkan vonis Tuhan. Oleh karena Allah Maha Adil, maka Israel harus dihukum. Hanya oleh karena kesabaran Allah yang besar saja, maka Dia masih dapat mentolerir bangsa yang sudah bobrok itu sekian lamanya, tetapi Yehezkiel membawa pesan bahwa kesabaran Allah terhadap bangsa Israel akhirnya tiba pada batas-Nya. Oleh karena Israel melupakan dan membelakangi Tuhan, sekarang mereka sendiri yang harus menanggung akibat persundalan dan kemesumannya.

Penghakiman Allah tidak dapat dihapuskan (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">12:22, 27); penghakiman-Nya tidak dapat dihindari. Sabda-Nya: "Aku tidak akan merasa sayang kepadamu dan tidak akan kenal belas kasihan, tetapi Aku akan membalaskan kepadamu selaras dengan tingkah lakumu dan perbuatan-perbuatanmu yang keji. Maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN". (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">7:4-27; 22:14). Waktu penghakiman tidak dapat diulur lagi (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">9:10; 24:14).

Allah dengan begitu gamblang dan transparan memaparkan dosa-dosa Israel, untuk menunjukkan betapa jijiknya perselingkuhan yang mereka perbuat. Namun hal ini bukan berarti Allah hanya terusik oleh dosa umat-Nya saja, melainkan sebagai sinyal Allah yang menginginkan umat-Nya merasa malu, menyesal, lalu bertobat. Amat disayangkan karena berulangkali respons dari umat Tuhan ketika menerima teguran-Nya adalah justru semakin mengingkari-Nya, sehingga tangan Allah harus menurunkan hukuman keras yang tidak terhindarkan.

Ada dampak-dampak dosa yang dapat kita lihat dari pernyataan Allah, "Aku akan dan Aku akan..." Namun untuk apakah hukuman itu? Jawabnya ada di ayat 49, yakni agar umat kembali kepada ikatan perjanjian-Nya, dengan mengakui bahwa Tuhan adalah Allah mereka.

Renungkan: Berani berbuat, berani menanggung risiko. Seharusnya setiap Kristen menganut motto ini di dalam hidupnya. Setiap perbuatan pasti membuahkan hasil yang mewajibkan setiap diri kita untuk memetiknya. Oleh karena itu, sebelum berbuat sesuatu, pikirkanlah terlebih dahulu apa akibatnya. Dosa bukan sekadar pelanggaran tapi pengingkaran terhadap janji setia-Nya

(0.71) (Yeh 40:17) (sh: Pelataran luar dan dalam Bait Suci baru (Rabu, 21 November 2001))
Pelataran luar dan dalam Bait Suci baru

Dari pintu gerbang timur, malaikat mengajak Yehezkiel masuk ke pelataran luar, untuk melihat 30 kamar yang digunakan umat yang datang untuk beribadah (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">17). Lebar pelataran luar, diukur dari pintu gerbang luar (bawah) sampai pintu gerbang pelataran dalam, adalah 100 hasta (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">19).

Dari situ, Yehezkiel dibawa ke pintu gerbang utara (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">20-23). Deskripsi pintu gerbang utara sama dengan yang di timur, hanya dengan penjelasan tambahan bahwa ada 7 anak tangga dari luar kompleks Bait Suci menuju pintu gerbang itu (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">22). Sesudah itu, Yehezkiel dibawa ke pintu gerbang selatan (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">24-27), yang deskripsinya sama dengan pintu gerbang utara dan timur. Jadi, ada 3 pintu gerbang untuk masuk ke dalam Bait Suci, yakni di tembok timur, utara, dan selatan. Tembok barat tidak memiliki pintu gerbang.

Pelataran luar dipisahkan dari pelataran dalam oleh bilik-bilik dan tiga pintu gerbang, yang posisinya berhadapan dan segaris dengan ketiga pintu gerbang tembok luar. Yehezkiel diajak masuk ke pelataran dalam melalui pintu gerbang dalam sebelah selatan (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">28-31). Ukuran pintu gerbang pelataran dalam sama dengan pintu-pintu gerbang sebelumnya. Hanya, pelataran dalam lebih tinggi 8 anak tangga dari pelataran luar (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">31). Kemudian, Yehezkiel menuju pintu gerbang dalam sebelah timur (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">32-34), dan pintu gerbang dalam sebelah utara (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">35-37). Semua pintu gerbang ini sama deskripsinya.

Untuk masuk dari luar kompleks Bait Suci ke pelataran luar, orang harus menaiki 7 anak tangga, dan dari pelataran luar ke pelataran dalam, orang harus naik lagi 8 anak tangga. Hal ini menunjukkan suatu progresi, semakin dekat ke pusat kompleks Bait Suci, yakni Tempat Kudus dan Mahakudus, letaknya semakin tinggi. Tindakan menghampiri Allah digambarkan sebagai suatu tindakan ke atas. Bila kita beribadah kepada Allah, kita menghadap Allah yang di atas, bukan yang sejajar.

Renungkan: Dalam ibadah, kesadaran akan kekudusan dan kemuliaan Allah seringkali amat kurang. Kita merendahkan Allah setara dengan manusia, dan tidak menyembah Dia dengan khidmat. Ingatlah untuk menengadahkan hati kepada-Nya karena Dialah junjungan kita.

(0.71) (Yeh 40:38) (sh: Bilik-bilik di pelataran dalam (Kamis, 22 November 2001))
Bilik-bilik di pelataran dalam

Tur keliling Bait Suci untuk sementara terhenti di pintu gerbang dalam sebelah utara. Di sini Yehezkiel melihat bilik- bilik dan perabotan yang ada di dalamnya. Ayat 38-43 membicarakan tentang ruangan untuk menyembelih dan membersihkan kurban bakaran. Ayat 44-46 membicarakan ruangan- ruangan untuk para imam yang bertugas di Bait Suci dan di mezbah. Ditegaskan bahwa hanya imam-imam keturunan Lewi dari bani Zadok (keturunan Harun) yang boleh masuk ke tempat kudus untuk menyelenggarakan upacara kurban. Hal ini menegaskan ulang Taurat Musa, bahwa hanya mereka yang ditetapkan oleh Allah, yakni Harun dan keturunannya, yang boleh menjadi imam sebagai pengantara antara umat dengan Allah. Pelataran dalam berbentuk bujur sangkar berukuran 100 x 100 hasta. Di sini terdapat mezbah (ayat 47). Ketiga pasang pintu gerbang di timur, utara, dan selatan terbuka ke dalam menuju ke satu titik, yaitu mezbah. Berhadapan dengan mezbah, di sebelah barat, adalah Bait Suci. Bait Suci terdiri 3 bagian: bagian depan, disebut "balai" (ayat 48-49); bagian tengah, "ruang besar" (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">41:1-2); bagian belakang, "ruang dalam," yang oleh malaikat pengantar Yehezkiel disebut sebagai "tempat mahakudus" (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">3-4). Konstruksi ini serupa dengan konstruksi Bait Suci Salomo.

Memang tidak dijelaskan makna ukuran maupun pembagian ruangan Bait Suci. Namun, mengacu pada pemahaman Kemah Suci yang dibangun oleh Musa (Kel. 24), kita dapat melihat bahwa Bait Suci akan menjadi pusat ibadah, karena di sana ada ruang mahakudus, tempat Allah bersemayam sebagai raja atas Israel. Letak ruang mahakudus yang terlindung oleh ruang besar dan balai menunjukkan bahwa ruang itu tidak dapat sembarangan dimasuki. Mezbah di depan Bait Suci menunjukkan perlunya persembahan kurban, suatu pengantara untuk dapat masuk atau mendekati Bait Suci. Allah begitu kudus dan menuntut semua yang hendak menghampiri-Nya untuk memelihara kekudusan diri.

Renungkan: Bersyukurlah karena di dalam Kristus kita boleh menghampiri Allah yang kudus. Ia telah membuka jalan dengan mempersembahkan kurban yang sempurna, yaitu diri-Nya sendiri, dan menjadi Imam Besar sebagai pengantara kita (Ibr. 8:1,2; 10:19-21).

(0.71) (Yeh 42:1) (sh: Bilik-bilik bagi para imam (Sabtu, 24 November 2001))
Bilik-bilik bagi para imam

Sekali lagi Yehezkiel dibawa ke pelataran luar sebelah utara, kali ini ke dekat bangunan di ujung barat (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1-9a). Berhadapan dengan bangunan di lapangan tertutup di sebelah barat (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">41:12) dan dengan bilik-bilik tempat umat yang beribadah memakan persembahan kurban, terdapat bilik-bilik bagi para imam. Bilik-bilik yang simetris letaknya juga terdapat di bagian selatan dari pelataran luar (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">9b-12). Bilik-bilik ini kudus (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">13), dan di sinilah para imam memakan jatah mereka dari persembahan-persembahan mahakudus. Di bilik ini pula para imam harus menanggalkan pakaian upacara mereka saat akan meninggalkan pelataran untuk masuk ke pelataran luar (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">14). Seperti dalam laporan-laporan sebelumnya, di sini pun perbedaan antara imam dan awam, antara yang kudus dan tidak kudus ditegaskan, guna menjaga dan memelihara kesucian wilayah kudus.

Selesai mengukur bagian dalam, malaikat lalu membawa Yehezkiel keluar, ke pintu gerbang timur, dan mulai mengukur Bait Suci dari luar (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">15-20). Keempat sisi tembok luar Bait Suci berbentuk bujur sangkar berukuran 500 hasta x 500 hasta. Kini fungsi tembok Bait Suci dijelaskan, yakni "untuk memisahkan yang kudus dari yang tidak kudus" (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">20). Dengan demikian, selesailah pengukuran dan pengamatan seluruh kompleks Bait Suci yang dilihat Yehezkiel.

Beberapa hal dari penglihatan ini memang sulit diuraikan, dan penjelasannya sulit diikuti. Tetapi, ada beberapa hal yang bisa kita renungkan: (a) Kompleks Bait Suci menggambarkan wilayah kesucian milik Tuhan yang dipisahkan dari yang tidak kudus; (b) Dari luar ke dalam ada gradasi kekudusan: bagian luar untuk orang awam yang beribadah, pelataran dalam untuk imam-imam yang melayani, dan paling dalam adalah Bait Suci dengan ruang mahakudus.

Renungkan: Penglihatan mengenai bangunan Bait Suci serta ukuran- ukurannya mengajar kita 2 hal: (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1) Dalam ibadah, siapa pun tidak boleh sembarangan menghampiri Allah, melainkan selalu harus mengikuti ketentuan dan peraturan yang sudah ditetapkan-Nya; (ayat Ada+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">2) Kita harus senantiasa menjaga diri dari pencemaran oleh dosa. Tentu ini berlaku bukan hanya dalam ibadah, tapi juga dalam seluruh aspek kehidupan.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA