Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 961 - 980 dari 1298 ayat untuk beberapa allah AND book:19 (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.67648308139535) (Mzm 120:3) (jerusalem: Apakah...) Ini rumus sumpah/kutuk yang lazim, bdk Rut 1:17+; 1Sa 3:17; 14:44; 20:13; 25:22. Hendaknya Allah menimpakan hukuman berat. Pertanyaan Maz 120:3 ini dijawab dalam Maz 120:4. Mengenai doa semacam itu yang mengutuk lawan bdk Maz 5:11+; Maz 6:8+
(0.67648308139535) (Mzm 137:5) (jerusalem: biarlah....) Kaum buangan (atau pemazmur?) mengutuk dirinya sendiri untuk menekankan bahwa mereka tidak dapat melupakan Yerusalem, yang tidak hanya tanah air tetapi terlebih Kota Suci, bdk Maz 2:6+, tempat kediaman Allah. Maka apa saja yang dilakukan orang terhadap Yerusalem, dilakukan terhadap Tuhan sendiri dan mesti dibalas dengan hukuman yang setimpal, Maz 137:7-9.
(0.67648308139535) (Mzm 139:16) (jerusalem: mataMu....) Naskah Ibrani dalam Maz 139:16-17 sukar dimengerti. Barangkali "bakal anak" perlu diperbaiki menjadi "perbuatan-perbuatanku"
(0.67648308139535) (Mzm 43:1) (sh: Mohon keadilan pada Allah. (Selasa, 16 Desember 1997))
Mohon keadilan pada Allah.

Mohon keadilan pada Allah.
Orang beriman diminta untuk memancarkan kasih dan kemurahan yang Allah berikan kepada-Nya. Orang beriman akan berespons lain terhadap orang yang berbuat jahat. Kasih dan kemurahan yang dipancarkan orang beriman tidak membuatnya kebal terhadap berbagai luka akibat penderitaan dan kejahatan. Panggilan untuk mengampuni tidak membuat keinginan agar keadilan ditegakkan, lenyap dari hati orang beriman.

Iman dan perilaku sosial. Menjaga diri terhadap kejahatan, menyikapi orang yang kejahatannya membuat kita menderita adalah hal yang sangat sulit. Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan dengan kapasitas sosial, kita memerlukan sesama saudara seiman yang dapat saling menguatkan. Gereja Tuhan harus dapat berfungsi sebagai kesatuan yang di dalamnya orang secara riil saling menerima sebagai suatu keluarga iman. Hanya di dalam konteks persekutuan yang mampu menjadi suatu masyarakat baru itulah orang beriman dapat menangkal kejahatan di dalam masyarakat lama yang penuh dosa ini.

Renungkan: Karena Allah kasih dan adil, Kristen tidak membalas kejahatan tetapi mengampuni dan memohon Tuhan menegakkan keadilan-Nya.

Doa: Kristus, Engkaulah harapan jiwaku dalam suka duka.

(0.67648308139535) (Mzm 54:1) (sh: Mengandalkan pertolongan Tuhan. (Selasa, 03 Maret 1998))
Mengandalkan pertolongan Tuhan.

Mengandalkan pertolongan Tuhan.
Peristiwa pengkhianatan kembali dialami Daud. Kali ini, pengkhianatan datang dari orang Zifi yang justru dipercaya dan diharapkan mampu memberi perlindungan. Bagaimana perasaan dan reaksi bila Anda menghadapi kondisi seperti itu? Wajar bila timbul perasaan sakit hati dan reaksi marah. Tetapi hal itu tidak terjadi pada Daud. Ia tidak mempersilakan perasaan dan reaksi itu timbul dan menguasai dirinya. Daud berhasil menguasai keadaan emosinya karena ia hanya pada Allah memusatkan perhatian (ayat 3-4), dan melihat bagaimana campur tangan Allah dalam perjalanan dan pengalaman hidupnya.

Iman yang berserah dan berharap. Inilah kunci kesuksesan Daud menguasai keadaan dirinya. Jelas sekali bahwa Daud mengimani Allah yang adil, berkuasa dan maju membelanya (ayat 6). Hal itu pulalah yang membuat Daud tidak terjebak dan terbenam dalam kemalangannya. Iman yang membuatnya mengenal Allah dengan jelas, membuat ia mampu berserah, berharap penuh dan memperoleh hikmat untuk bertindak bijak.

Renungkan: Pengalaman sesakit apa pun bila dihadapi dengan iman teguh, justru akan melahirkan sikap hidup terpuji.

Doa: Tuhan, ajar kami melihat kepahitan dalam pandangan-Mu.

(0.67648308139535) (Mzm 56:1) (sh: Kasihanilah aku, Ya Allah. (Kamis, 5 Maret 1998))
Kasihanilah aku, Ya Allah.

Kasihanilah aku, Ya Allah.
Alkitab mengingatkan bahwa mengandalkan pertolongan manusia adalah perbuatan sia-sia. Sebaliknya mengandalkan pertolongan Allah adalah tindakan yang tepat dan benar. Mazmur yang dilatarbelakangi kisah pelarian Daud ini memaparkan bahwa seluruh pengalaman gelap yang dialami karena tekanan dan ancaman Saul telah menimbulkan rasa takut dan cemas yang bertubi-tubi dalam dirinya. Dalam ketakberdayaan, manusia bisa saja mendapat perlakuan tidak manusiawi dari sesamanya. Permohonan "kasihanilah aku, ya Tuhan!" adalah satu-satunya pilihan bagi orang beriman karena tidak ada yang mengasihi kita seperti Allah.

Ketakutan yang wajar. Pengalaman Daud membuktikan bahwa takut yang dialaminya itu adalah wajar. Ketakutan yang dialaminya bukanlah gejala sakit jiwa, tetapi reaksi wajar yang akan muncul pada setiap orang yang berada dalam kondisi terancam. Rasa takut yang dialami Daud dapat juga dialami oleh semua orang, Hanya saja takut yang dialami Daud telah membuatnya mengenal benar kedalaman-kedalaman akar imannya.

Renungkan: Tidak mungkin kita mengerti apa arti percaya kecuali melalui pengalaman yang memaksa kita menghadapi fakta bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang dapat dipercayai dan diharapkan.

(0.67648308139535) (Mzm 72:1) (sh: Konsep tentang kepemimpinan. (Rabu, 6 Mei 1998))
Konsep tentang kepemimpinan.

Konsep tentang kepemimpinan.
Raja (kini para pemimpin politik dari presiden sampai ke semua staf pemerintahan) adalah hamba Allah. Kuasa yang mereka pikul bukan berasal dari diri mereka sendiri, juga bukan dipercayakan oleh rakyat. Kuasa itu adalah karunia yang Tuhan percayakan. Oleh karena itu tugas mereka bukanlah melanggengkan kuasa yang mereka miliki, bukan juga mementingkan segolongan orang, tetapi memberlakukan kehendak Allah terutama prinsip moral dari berbagai bidang kehidupan bermasyarakat dan berpolitik.

Mendoakan para pemimpin. Melihat arti pemerintahan tadi, kita sadar betapa beratnya tanggungjawab yang dipikul para pemimpin bangsa kita. Lebih lagi bila diingat bahwa tak seorang pun manusia yang sempurna sebab masing-masing punya keterbatasan, kelemahan bahkan keberdosaan. Itulah sebabnya kita dipanggil bukan saja untuk menjalankan fungsi kritik tetapi juga untuk mendoakan. Keduanya harus dijalankan berimbang oleh orang beriman supaya bangsa dan negara kita ini berjalan serasi dengan kehendak Allah sendiri.

Renungkan: Banyak pihak harus terlibat untuk mencapai bangsa yang adil dan makmur. Terlibat penuhkah kita dalam usaha dan doa dalam proses pencapaian tersebut?

Doa: Ya Allah, Pemerintah yang sejati. Berikanlah hukumMu dalam hati dan pertimbangan para pemimpin kami.

(0.67648308139535) (Mzm 75:1) (sh: Berdialog dengan Allah dalam pergumulan. (Senin, 10 Agustus 1998))
Berdialog dengan Allah dalam pergumulan.

Berdialog dengan Allah dalam pergumulan.
Mazmur ini unik, isinya semacam dialog antara Asaf yang berdoa syukur; dan di tengah syukurnya Tuhan berfirman kepadanya. Israel yang luput dari pembinasaan musuh mensyukuri pemeliharaan Tuhan meski ancaman musuh itu masih ada. Menghadapi musuh yang sombong itu, Israel mengingat sabda Tuhan. Dengan demikian mereka yang bertahan ini terus menerus merendahkan diri dan bersyukur kepada Tuhan. Bagaimana kita harus bersikap di tengah masyarakat yang makin melawan Tuhan? Sama: merendahkan diri, bersandar dan berpaut kepada Tuhan, serta senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan.

Yang merendahkan diri akan ditinggikan. Menghadapi musuh, Asaf dan orang Israel belajar merendahkan diri, mencari wajah Tuhan. Mereka menyerahkan ancaman dan penghinaan musuh kepada Tuhan. Semua musuh Israel yang hebat, kuat dan sangat terkenal seperti Asyur dan Mesir akhirnya dapat mereka taklukkan. Tuhan berperang bagi umat-Nya, dan menguatkan umat-Nya (ayat beberapa+allah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">11b). Kita tidak perlu meniru cara-cara dunia, mencari kedudukan dan nama dengan mengorbankan orang lain. Hal demikian tidak akan bertahan lama. Allah sendiri pada waktunya akan meruntuhkan kemegahan itu. Kebesaran sejati ada pada pihak yang merendahkan diri dan memuliakan Allah saja.

(0.67648308139535) (Mzm 86:1) (sh: Aku sengsara miskin, namun Allah besar ajaib. (Senin, 24 Agustus 1998))
Aku sengsara miskin, namun Allah besar ajaib.

Aku sengsara miskin, namun Allah besar ajaib.
Tidak jelas penderitaan macam apa dan sebab apa konteks dari mazmur ini. Yang jelas di dalam jiwanya ia merasa sengsara dan miskin (ayat 2). Jiwanya tertekan mungkin karena dosa dan hukuman yang dideritanya. Ia minta diselamatkan (ayat 3), mengangkat jiwanya kepada Tuhan (ayat 4), memohon Allah membuatnya bersukacita kembali (ayat 4) dan mengampuni dia (ayat 5). Permohonan itu ditujukan kepada Tuhan yang dikenalnya (ayat 3), bukan kepada allah lain. Hubungan pemazmur dengan Tuhan sangat akrab dan mendalam. Dia memohon sepanjang hari, terus menerus, tiada henti (bdk. Luk. 18:1-8).

Bulatkan hatiku. Hati adalah akar dari semua masalah manusia. Di dalam hati itulah terletak sikap terhadap Tuhan dan pertimbangan bagaimana kita ingin hidup yang akan mengungkap diri dalam berbagai perbuatan. Pemazmur menyadari itu, maka ia tidak sekadar memohon pengampunan tetapi "bulatkanlah hatiku untuk takut akan namaMu" (bdk. 51:12). Ia bahkan memohon agar diberikan hati yang bersuka memuji Tuhan (ayat 12-13), dan yang kuat untuk hidup sebagai pemenang (ayat 14-17).

Renungkan: Kegagalan dan kejatuhan tidak perlu membuat kita menjauhi Tuhan, sebab Dia baik dan kasih setia-Nya tidak berubah!

Doa: Tuhan ajarlah kami untuk terus menerus berdoa, dan mensyukuri kesetiaan-Mu. Amin.

(0.67648308139535) (Mzm 91:1) (sh: Jaminan keamanan. (Kamis, 5 November 1998))
Jaminan keamanan.

Jaminan keamanan.
Di zaman Perjanjian Lama, ada berbagai bentuk bahaya yang mengancam orang. Serangan bangsa-bangsa yang lebih kuat merupakan bentuk ketakutan "wajar" yang dialami bangsa-bangsa yang lemah. Dalam lingkungan masyarakat Israel, selain ancaman bangsa sekitar, ada juga bentuk bahaya lain yang sangat ditakuti, seperti wabah penyakit sampar, penyakit menular, yang setiap saat dapat merenggut nyawa siapa saja (ayat beberapa+allah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3,5,6). Mengatasi semua ini Pemazmur memperoleh jaminan keamanan dari rasa takut di dalam Allah (ayat 2). Diyakininya bahwa Allah dengan perisai dan tembok membentengi umat-Nya dari segala yang jahat dan yang mengancam (ayat 3-13). Keyakinan ini muncul karena kedekatan dan pengenalannya akan Allah. Ia adalah Tuhan, Yahweh yang setia, yang telah mengeluarkan Israel dari Mesir. Dari Dia akan datang keselamatan kekal.

Ancaman kini. Bentuk ancaman apakah yang mendatangkan ketakutan masa kini? Perang nuklir, perang saudara, kelaparan, krisis kerohanian: materialisme yang merongrong iman. Tak jarang situasi ini berakhir pada "seutas tali", "pemakaman massal", dlsb., bahkan keraguan terhadap kedaulatan pemeliharaan Allah. Sebagaimana keyakinan Pemazmur, kita pun di dalam Kristus memperoleh hal yang sama, yaitu bahwa Tuhan Yesus Kristus kasih adanya dan Penyelamat.

(0.67648308139535) (Mzm 97:1) (sh: Tuhan adalah Raja! (Selasa, 10 November 1998))
Tuhan adalah Raja!

Tuhan adalah Raja!
Pemazmur menggambarkan betapa bumi bersorak, bila Allah datang memerintah. Kelaliman dimusnahkan, dan kesejahteraan ditegakkan. Suatu pemerintahan yang didambakan rakyat! Di dalam pemerintahan kerajaan Allah, Kristus duduk di atas takhta sebagai Raja. Bagi umat yang percaya dan setia, Dia Pembawa sukacita besar; tetapi bagi mereka yang menyelewengkan kekuasaan, menindas rakyat bahkan cenderung tidak mau mengakui kewibawaan Tuhan sebagai Raja, kedatangan-Nya merupakan suatu kengerian dan mereka akan dipermalukan. Syair Isaac Watts dalam sebuah kidung Natal sungguh menggambarkan hal ini:"Hai dunia gembiralah dan sambut Rajamu; ... Hai dunia elukanlah Rajamu Penebus; ... Dialah Raja semesta, benar dan mulia" (KJ 199).

Celakalah yang menjadi musuh Tuhan. Kuasa yang menegakkan hukum dan keadilan Allah tengah bekerja menuju puncak kemenangan-Nya. Cahaya kemenangan pun terbit atas umat-Nya. "Mari serukanlah kemenangan-Nya, bencilah kejahatan." Dan celakalah mereka yang tidak hanya menolak masuk kerajaan-Nya dan menyembah-Nya, tetapi juga merintangi orang lain untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mat. 23:13). Kengerian dan malapetaka akan menimpa mereka.

Doa: Tuhan, terima kasih untuk sukacita di dalam Kristus.

(0.67648308139535) (Mzm 105:1) (sh: Sumber pujian (Senin, 29 Maret 1999))
Sumber pujian

Sumber pujian. Seringkali manusia kehabisan akal dan semangat memuji Tuhan. Yang ada justru menggerutu dan menggugat Tuhan, karena sulit menerima keadaan yang dialaminya, yang tidak sesuai dengan harapan. Sebenarnya tak ada alasan bagi umat Tuhan untuk tidak memuji Dia. Betapa tidak, perbuatan agung dan ajaib Allah di masa lampau telah membangunkan kesadaran umat manusia, bahwa Dialah Tuhan sejati. Selain itu pengalaman beriman yang ditampilkan oleh para pendahulu kita dalam arak-arakan orang beriman, merupakan rambu-rambu dan bukti kasih setia Tuhan. Karena itu seluruh karya keagungan-Nya merupakan sumber pujian utama umat manusia.

Umat yang memuji. Bersumber pada karya keagungan Allah maka layaklah bila pujian yang kita naikkan adalah pujian dalam pengertian dan kesadaran penuh. Bukan dalam kemabukan emosi yang bersumber pada kenikmatan syaraf dan indra tubuh kita sendiri. Iman yang mengerti bahwa Allah akbar, perbuatan-Nya ajaib, sifat-Nya kudus dan setia, penghukuman-Nya pasti, perjanjian-Nya kekal, mengalirkan pujian rohani yang benar.

Renungkan: Kesukaan dan kegembiraan dalam pujian itu pasti ada, tetapi sumbernya, suasananya dan tujuannya harus diarahkan pada Allah, Sang Sumber Pujian.

(0.67648308139535) (Mzm 106:26) (sh: Dosa Israel dan pengampunan Tuhan (Selasa, 11 Mei 1999))
Dosa Israel dan pengampunan Tuhan

Dosa Israel dan pengampunan Tuhan. Pemazmur mengatakan bahwa bangsa Israel belum sepenuhnya "kudus" di hadapan Allah. Sejarah membuktikan, bahwa mereka sering meremehkan dan tidak menghormati kekudusan Tuhan dengan: menyembah berhala, melawan Musa (hamba-Nya), menajiskan diri dengan mempersembahkan korban (anak lelaki dan perempuan) kepada berhala atau roh jahat. Maka menyalalah murka Tuhan terhadap bangsa-Nya dan Ia menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa, sehingga mereka berada di bawah kekuasaan bangsa lain. Namun, Tuhan Maha Pengampun, Ia tetap menilik umat-Nya dan ketika Ia mendengar teriakan bangsa-Nya, Ia ingat akan perjanjian yang dibuat-Nya. Ia memberi rahmat dan menyatakan kasih setia-Nya.

Kekudusan Tuhan. Tuhan penuh kasih karunia dan Maha Kudus. Kedua sifat itu tidak dapat dipisahkan. Dalam membina hubungan yang benar dengan Allah, maka Israel harus menjaga "kekudusan" hidupnya (bdk. Im. 19:2; 1Ptr. 1:16). Umat Israel harus kudus karena Allah adalah kudus! Bagaimana umat Israel mampu hidup kudus? Semuanya hanya karena kasih karunia-Nya.

Renungkan: Seorang yang ingin hidup kudus adalah seorang yang hidup dalam hubungan yang dekat dengan Allah yang kudus dan menaati firman-Nya yang kudus.

(0.67648308139535) (Mzm 141:1) (sh: Doa adalah pusat hidup orang percaya (Senin, 20 September 1999))
Doa adalah pusat hidup orang percaya

Doa adalah pusat hidup orang percaya. Doa bukan hanya sarana untuk memohon berkat bagi pribadi, tetapi juga memohon kekuatan dalam menghadapi pencobaan. Namun seringkali yang terjadi adalah doa semata-mata merupakan sarana untuk mengungkapkan keinginan kita akan berkat, kelancaran bisnis, kesuksesan program, penambahan keuntungan, dlsb.; semata berorientasi pada kebutuhan materi. Bagaimana dengan kebutuhan akan perlindungan dan kekuatan Tuhan dalam menghadapi pencobaan? Ini yang sering kita abaikan, dan barulah diingat bila kita telah jatuh dalam pencobaan. Bukan karena si penggoda lebih hebat, tetapi kita yang tidak mau minta kekuatan daripada-Nya.

Berpusat pada Allah. Sikap hati orang yang hidup berpusat pada Allah adalah: dalam keadaan apa pun, tetap mengarahkan diri kepada Allah. Tidak pernah terpikir untuk mencari pertolongan atau perlindungan dari yang lain selain Allah. Dari pada-Nyalah ia mendapat kekuatan dan pengharapan kemenangan atas pencoban.

Konsekuensi orang benar dan fasik. Orang fasik akan kena batunya, mereka akan jatuh serentak ke dalam jerat yang mereka pasang untuk orang lain. Sebaliknya, orang benar yang diperlakukan tidak adil oleh orang fasik akan terluput karena kuasa Tuhan di pihaknya.

(0.67595075581395) (Mzm 23:1) (sh: Indahnya kehidupan Kristen (Sabtu, 17 Maret 2001))
Indahnya kehidupan Kristen

Indahnya kehidupan Kristen. Menggunakan gambaran domba yang dipelihara oleh gembala (1-4) dan tamu di hadapan tuan rumah yang sangat baik hati (5-6), Daud menggambarkan betapa indahnya hidup dalam pemeliharaan Allah. Mengapa?

Domba adalah binatang yang tidak dapat hidup lepas dari sang gembala sebab ia tidak dapat mencari makan dan minum sendiri atau pun melindungi dirinya sendiri dari serangan binatang buas. Demikian pula Daud sebagai domba dalam menjalani hidup di dunia, ia senantiasa membutuhkan pertolongan Allah. Ia bukan hanya tidak akan kekurangan namun materi yang ia dapatkan akan menyehatkan dan menyegarkan dirinya, bukannya membuatnya sakit (2), sebab gembalanya akan membimbingnya untuk mendapatkan materi secara benar dan sehat (3). Gambaran ini mengandung kebenaran yang dalam yaitu materi untuk memenuhi kebutuhan fisik yang kita dapatkan tanpa bimbingan Tuhan justru akan menghancurkan kita sebab materi itu mungkin rumput yang beracun atau air yang di dasarnya terdapat pusaran arus yang deras sehingga akan menenggelamkan kita. Daud juga menyadari bahwa ia bukan hidup di surga namun di dunia yang telah jatuh ke dalam kuasa dosa. Karena itu ia tidak heran jika suatu saat harus mengalami penindasan dan ketidakadilan yang akan membawanya kepada kematian. Ia tidak takut sebab ia tahu bahwa Allah yang menyertai adalah Allah yang berkuasa menjaga dan melindunginya (4).

Mampukah Anda menikmati makanan lezat di sebuah perjamuan jika Anda tahu musuh-musuh sedang menanti untuk menghancurkan Anda? Daud mampu. Ia yakin bahwa dirinya adalah tamu Allah. Di zaman Timur Tengah purba, tamu adalah raja dan kebutuhannya harus dipenuhi sang tuan rumah. Selain itu seorang tuan rumah bertanggungjawab atas keselamatan tamunya. Ini membuat dirinya tetap tenang dalam segala situasi dan tetap dapat menikmati setiap berkat yang disediakan Allah walaupun sedang menembus badai krisis (5-6).

Renungkan: Selidikilah kehidupan Anda! Apakah segala berkat materi yang Anda miliki sekarang merupakan rumput hijau dan air yang tenang? Apakah Anda dapat tetap tenang menikmati kehidupan ini walaupun gejolak sosial dan politik semakin memanas? Ingat, Anda adalah domba sekaligus tamu dari Gembala dan Tuan Rumah Agung yaitu Allah.

(0.67595075581395) (Mzm 66:1) (sh: Puasa yang membebaskan (Jumat, 12 Oktober 2001))
Puasa yang membebaskan

Puasa yang membebaskan. Pembaharuan hidup membutuhkan kuasa yang mampu mematahkan berbagai belenggu yang mengikat dan menjerat hidup kita. Dan kuasa pembebasan yang sejati hanya dapat ditemukan di dalam Tuhan yang mampu memberikan kemerdekaan sejati bagi kita.

Kuasa pembebasan seperti inilah yang menjadi inti pembahasan Mazmur 66 ini. Melalui mazmur ini, bangsa Israel dituntun untuk menyadari keberadaan Allah yang layak dimuliakan, karena Ia memiliki kuasa pembebasan yang dijalankan-Nya dengan cara yang dahsyat (ayat 1- 5). Ia hadir dan membebaskan umat-Nya dari belenggu perbudakan yang mengikat mereka di Mesir (ayat 6-7). Kuasa pembebasan ini akan terus berlangsung, akan kembali terulang, dan tidak dapat dihambat oleh kuasa mana pun. Dengan kuasa yang sama Ia tetap berkarya bagi umat-Nya.

Kuasa pembebasan yang Tuhan kerjakan ini sedemikian dahsyat dan punya peranan penting bagi kehidupan umat Allah. Peranan tersebut antara lain: [1] Sebagai pendorong bagi umat Allah untuk memuji Tuhan (ayat 1-7); [2] Sebagai kunci yang menolong umat Allah untuk dapat memahami peranan kesulitan dalam kehidupan mereka. Melalui kuasa pembebasan, umat Allah tidak lagi bertanya mengapa mereka harus mengalami kesulitan, melainkan secara positif dapat melihat peranan kesulitan sebagai alat Tuhan yang berfungsi memurnikan mereka (ayat 8-12); [3] Menjadi pembimbing bagi umat Allah untuk berespons secara pribadi kepada Allah, dalam bentuk persembahan (ayat 13-15), ataupun pengakuan iman yang lahir dari pengalaman pribadi mereka bersama Tuhan dalam kehidupan yang nyata (ayat 16- 19); Pada akhirnya kita dapat melihat bahwa kuasa pembebasan ini tidak lain adalah wujud kepedulian Tuhan yang tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari umat-Nya (ayat 20).

Renungkan: Tuhan sedemikian peduli dengan kehidupan umat-Nya, Ia tidak pernah memisahkan kita dari kasih setia-Nya, dan dengan kuasa pembebasan- Nya mematahkan berbagai belenggu yang mengikat kita. Di dalam kuasa pembebasan-Nya, Ia mampu mengubah keadaan kita, sehingga dalam Tuhan tidak dikenal kata putus asa. Seberapa besarkah kesadaran dan penghayatan Anda tentang hal ini? Belenggu-belenggu apakah yang selama ini sulit Anda patahkan? Bagaimana pemahaman hari ini menolong Anda untuk terus berharap?

(0.67595075581395) (Mzm 67:1) (sh: Diberkati untuk menjadi berkat (Sabtu, 13 Oktober 2001))
Diberkati untuk menjadi berkat

Diberkati untuk menjadi berkat. Berkat-berkat Tuhan yang melimpah tanpa disertai pemahaman iman yang tepat tentang misi Allah bagi dunia, dapat menjadi jerat yang membahayakan kehidupan rohani kita. Efek kelumpuhan dari jerat itu akan lebih dirasakan jikalau di dalamnya telah dibubuhi racun keegoisan yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup. Pemenuhan kebutuhan bukanlah merupakan hal yang salah, namun seringkali tanpa kita sadari hal ini dapat menjadi jerat, sehingga kita tidak lagi memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap dunia di luar kita. Efek samping dari berkat-berkat inilah yang coba dihindarkan dari bangsa Israel melalui Mazmur 67 ini.

Mazmur ini merupakan nyanyian syukur atas segala berkat Allah yang diberikan kepada bangsa Israel pada perayaan panen raya. Pada perayaan ini, mereka berkumpul dari seluruh wilayah untuk bersyukur dan berdoa memohon agar berkat yang mereka terima dapat menghasilkan dampak yang lebih besar kepada bangsa-bangsa lain, melampaui lokalitas waktu dan tempat pada saat itu. Inilah suatu nyanyian syukur yang mewarisi panggilan Abraham -- diberkati untuk menjadi berkat bagi segala kaum di muka bumi (Kej. 12:3).

Pesan dari mazmur ini disampaikan dari generasi ke generasi dengan formula pujian sebagai berikut: Dimulai dengan permohonan akan kasih, berkat, dan penyertaan Tuhan (ayat 2). Dilanjutkan dengan penegasan bahwa tujuan dari berkat tersebut adalah agar keselamatan dan jalan Tuhan diperkenalkan kepada segala bangsa di muka bumi (ayat 3), sehingga bangsa-bangsa bersyukur kepada Allah (ayat beberapa+allah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4, 6). Diikuti dengan permohonan agar berkat-berkat itu menghasilkan sukacita karena keadilan Tuhan ditegakkan atas segala bangsa (ayat 5). Dan diakhiri dengan kesimpulan yang menegaskan bahwa berkat Allah atas tanah mereka akan membawa segala ujung bumi menghormati Tuhan dengan takut kepada-Nya (ayat 7-8). Melalui mazmur ini, bangsa Israel senantiasa diingatkan akan panggilannya untuk menjadi berkat melalui berkat yang Allah berikan kepada mereka.

Renungkan: Pemahaman iman yang egois seringkali membuat kita tidak lagi menyadari misi Allah yang dipercayakan kepada kita untuk menyelamatkan mereka yang terhilang dan menegakkan kembali keadilan-Nya. Adakah Anda menyadari panggilan Allah bagi Anda di balik berkat-berkat yang telah Ia berikan?

(0.67595075581395) (Mzm 95:1) (sh: Waktu untuk Tuhan? (Minggu, 8 November 1998))
Waktu untuk Tuhan?

Waktu untuk Tuhan?
Pemazmur memaparkan kepada umat Tuhan bahwa undangan beribadah Allah mungkin sekali ditujukan kepada umat yang telah undur dari pertemuan-pertemuan ibadah. Mengapa? Disadari bahwa kadang-kadang kehidupan rutin telah menyita banyak waktu kita, sehingga bila Ahad tiba, kesempatan itu digunakan sebaik-baiknya untuk menyegarkan pikiran yang jenuh, jiwa yang lusuh dan tubuh yang lesu. Berlibur bersama keluarga, mancing, tidur-tiduran di rumah, dlsb. Atau mungkin juga dimanfaatkan untuk menyelesaikan kepentingan bisnis yang tertunda. Begitu banyaknya kegiatan hingga tak ada jeda waktu mendengarkan suara Tuhan. Hubungan dengan Tuhan tidak lagi menjadi prioritas, bukan lagi yang utama. Jelas sekali hari ini umat dibawa kembali kepada keadaan semula bahwa semua itu ada karena Allah. Tak ada alasan untuk umat tidak datang beribadah kepada Tuhan dan bersyukur kepada-Nya! Umat diingatkan oleh Pemazmur untuk melihat dan menghayati karya-karya besar Allah: penciptaan dan pemeliharaan-Nya sebagai pendorong untuk bersyukur kepada-Nya.

Undangan beribadah. Suara Tuhan mengundang umat untuk bertobat, kembali ke dalam pelukan kasih pengampunan-Nya, ke jalan yang lebih utama yaitu jalan kebenaran-Nya, ke kuasa pengudusan-Nya. Marilah... masuklah...! Allah mengajak umat beribadah di hari perhentian-Nya. Beribadah dalam suasana sukacita yang dipenuhi ucapan syukur, menyembah dalam gegap gemerincing suara alat musik dan sorak sorai nyanyian umat. Undangan ini berlaku untuk semua orang yang menerima undangan dan mau datang menyembah Allah sang Pencipta yang menciptakan seluruh jagad raya ini (ayat 1-5).

Pentingnya mendengar. Peringatan keras bagi kita untuk mendengarkan suara Tuhan. Ketaatan dan respons kita dalam mendengarkan dan melakukan firman Tuhan menjadi faktor penentu masa depan apakah kita akan menikmati berkat Tuhan atau tidak. Ketidaktaatan, kepongahan dan kekerasan hati bangsa Israel menjadi contoh bagi kita. Mazmur ini juga memberikan satu pola beribadah: nyanyian, ucapan syukur, puji-pujian, doa, menyembah dengan bersuara maupun dalam keheningan, dan tidak kurang pentingnya adalah firman Tuhan, yaitu saat bagi kita merendahkan diri dan terbuka terhadap firman-Nya, serta mempersilahkan Allah berbicara menyatakan kehendak kepada kita.

Renungkan: Selama ini bagaimanakah cara saya beribadah dan terbuka pada suara Allah?

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk mampu menyediakan waktu bagi Engkau.

(0.67568302325581) (Mzm 35:1) (full: BERPERANGLAH MELAWAN ORANG YANG BERPERANG MELAWAN AKU. )

Nas : Mazm 35:1-38

Mazmur ini disebut mazmur kutukan yang artinya pemazmur berdoa agar Allah mendatangkan hukuman atas musuh-musuh umat-Nya dan menggulingkan orang fasik (lih. pasal Mazm 35:1-28; 69:1-37; 109:1-31; 137:1-9; dan Neh 6:14; 13:29; Yer 15:15; 17:18; Gal 5:12; 2Tim 4:14; Wahy 6:10). Walaupun orang percaya diperintahkan untuk mengampuni musuh-musuh mereka (Luk 23:34) dan mendoakan keselamatan mereka (Mat 5:39,44), akan tiba saatnya bila kita harus berdoa agar kejahatan dihentikan dan keadilan diberlakukan bagi mereka yang tidak bersalah. Kita harus amat memperhatikan korban-korban kekerasan, penindasan, dan kejahatan.

Selanjutnya dapat dikatakan mengenai mazmur kutukan ini:

  1. 1) Semuanya adalah doa memohon kelepasan dari ketidakadilan, kejahatan, dan penindasan. Orang percaya berhak untuk berdoa memohon perlindungan Allah dari orang jahat.
  2. 2) Mazmur-mazmur ini memohon kepada Allah untuk menjalankan keadilan dan mengirim hukuman kepada orang fasik yang sesuai dengan kejahatan mereka (lih. Mazm 28:4). Jikalau hukuman yang adil tidak dilaksanakan oleh Allah atau pemerintah manusiawi, kekerasan dan kekacauan akan memerintah dalam masyarakat (lih. Ul 25:1-3; Rom 13:3-4; 1Pet 2:13-14).
  3. 3) Ketika membaca doa-doa ini, perhatikan bahwa pemazmur tidak membalas dendam sendiri tetapi menyerahkannya kepada Allah (bd. Ul 32:35; Ams 20:22; Rom 12:19).
  4. 4) Mazmur-mazmur kutukan ini menunjuk kepada kebenaran bahwa apabila dosa orang jahat mencapai puncaknya, Tuhan di dalam kebenaran-Nya memang akan menghakimi dan membinasakan (lih. Kej 15:16; Im 18:24; Wahy 6:10,17).
  5. 5) Ingatlah bahwa doa-doa ini adalah kata-kata yang diilhamkan Roh Kudus (bd. 2Tim 3:16-17; 2Pet 1:19-21) dan bukan sekadar ungkapan keinginan pemazmur.
  6. 6) Sasaran utama dari doa-doa kutukan ini ialah melihat berakhirnya ketidakadilan dan kekejaman, kejahatan dimusnahkan, Iblis dikalahkan, kesalehan ditinggikan, kebenaran ditegakkan, dan Kerajaan Allah diwujudkan. Sasaran ini merupakan perhatian yang menonjol dalam PB. Kristus sendiri menyatakan bahwa orang percaya sejati boleh berdoa bagi pembenaran orang benar. Doa janda yang berbunyi, "belalah hakku melawan musuhku" (Luk 18:3) dijawab dengan pasti oleh Yesus bahwa Allah akan "membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya" (Luk 18:7; bd. Wahy 6:9-10)
  7. 7) Orang percaya harus memelihara keseimbangan di antara dua prinsip alkitabiah:
    1. (a) keinginan untuk melihat semua orang mencapai pengenalan akan keselamatan dari Yesus Kristus (bd. 2Pet 3:9), dan
    2. (b) keinginan untuk melihat kejahatan dimusnahkan dan Kerajaan Allah menang. Kita harus dengan sungguh-sungguh berdoa bagi keselamatan orang yang hilang dan meratapi mereka yang menolak Injil; namun kita juga harus tahu bahwa kebenaran, kebaikan, dan kasih tidak akan pernah ditegakkan sesuai dengan maksud Allah sebelum kejahatan dimusnahkan dan Iblis serta pasukannya dikalahkan untuk selamanya

      (lih. Wahy 6:10,17; 19:1-21:27). Orang percaya yang setia harus

      berdoa, "Datanglah Tuhan Yesus" (Wahy 22:20) sebagai pemecahan terakhir yang menentukan dari Allah atas kejahatan di dalam dunia ini.


TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA