Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 941 - 960 dari 1651 ayat untuk melalui [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.16663814285714) (Bil 30:1) (sh: Mengucapkan janji (Sabtu, 20 November 1999))
Mengucapkan janji

Mengucapkan janji. Nazar berarti 'janji dan sumpah yang ditujukan bagi Allah bukan manusia'. Dalam nazar ini diungkapkan tentang keinginan untuk melakukan sesuatu bagi Allah. Seringkali seseorang mengucapkan nazar tanpa berpikir panjang, tetapi karena dorongan emosi. Tujuannya mungkin untuk menyatakan bahwa ia bersungguh-sungguh, tapi kenyataannya sulit mewujudkan janji itu. Perlu diingat, nazar ini harus dipenuhi karena merupakan janji kepada Allah. Itu sebabnya, Allah memerintahkan bangsa Israel melalui Musa untuk mengucapkan nazar dengan penuh tanggung jawab.

Tanggung jawab lelaki dan perempuan. Jika seorang laki-laki mengucapkan janji, ia sangat terikat dengan janji tersebut. Sebaliknya, jika perempuan yang mengucapkan janji, lelaki yang mendengarnya (suami atau ayah) berhak membatalkannya. Jika mereka diam, berarti mereka menyetujui dan harus turut memikulnya. Sebagai Kristen - anggota keluarga Allah - kita harus berbicara/menegur, bila melihat kesalahan sesama seiman kita. Jika kita berdiam diri, kita harus turut memikul kesalahan yang mereka lakukan.

Renungkan: Berpikir panjang dan bersungguh-sungguhlah dalam mengucapkan nazar, karena nazar itu akan mempengaruhi tanggung jawab panggilan hidup.

(0.16663814285714) (Bil 33:1) (sh: Melihat ke belakang, itu perlu! (Rabu, 24 November 1999))
Melihat ke belakang, itu perlu!

Melihat ke belakang, itu perlu! Allah sudah membawa Israel dari Mesir sampai ke perbatasan tanah perjanjian. Meskipun diwarnai dengan kegagalan di pihak Israel, kekurangan air dan makanan, bahaya yang ditimbulkan oleh musuh; Allah tetap setia. Melihat ke belakang membuat kita dimampukan untuk belajar. Melihat ke belakang berarti ada keberanian untuk melihat kegagalan-kegagalan, kekurangan, dan kesalahan kita. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah bahwa dengan melihat ke belakang, kita dimampukan untuk melihat juga karya besar Allah yang sudah membawa dan memimpin kita melalui saat-saat itu hingga sekarang.

Melihat ke belakang, melompat ke depan. Sebenarnya perjalanan yang harus ditempuh secara normal oleh bangsa Israel menuju tanah perjanjian tidak sampai memakan waktu 40 tahun. Bila kita melihat kembali hal-hal yang terjadi selama masa perjalanan tersebut; maka dapat disimpulkan bahwa Allah menghukum umat karena kebebalan dan ketidakpercayaan umat kepada Allah. Namun dengan melihat ulang dan memahami semua yang telah Allah lakukan bagi umat Israel, kita seharusnya menyadari dan mengakui kesetiaan Allah.

Renungkan: Kesetiaan Allah di masa lampau menguatkan kita untuk menatap masa depan yang penuh tantangan dan pergumulan.

(0.16663814285714) (Hak 1:1) (sh: Teruskan perjuangan. (Rabu, 1 Oktober 1997))
Teruskan perjuangan.

Teruskan perjuangan.
Yosua sudah mati, namun rencana Allah tidak boleh terhenti. Allah menegaskan kepada suku Yehuda bahwa mereka harus maju memerangi orang Kanaan. Memang Tuhan menjanjikan kemenangan (ayat 2), tetapi janji itu tidak didapat dengan bersantai-santai. Janji kemenangan itu harus mereka sambut dengan cara meraihnya dalam perjuangan. Iman tidak membuang upaya, tetapi membangkitkan dan bejalan bersama. Iman yang diiringi dengan ketaatan menghasilkan kemenangan yang menakjubkan.

Mau enaknya saja. Beberapa suku Israel lainnya tidak mengikuti teladan Yehuda dan Simeon. Mereka tidak menghalau penduduk kota-kota Kanaan. Mereka mau menerima pemberian Allah (tanah Kanaan), tetapi tidak bersedia menaati kehendak-Nya. Padahal firman Allah itu bertujuan untuk melindungi dan menyelamatkan mereka agar sebagai umat pilihan Allah mereka tidak berbaur dengan para penyembah berhala. Di dalam Kristus Allah telah memberikan kita janji-janji kekal melalui korban-Nya di kayu salib. Hanya kepatuhan membuat kita mantap bahwa kita ada di dalam jalan kehendak Allah.

Renungkan: Iman kepada janji Allah akan mendorong kita aktif bertindak dalam ketaatan.

Doa: Ajar kami menyambut berkat-Mu dalam iman dan ketaatan.

(0.16663814285714) (Hak 3:1) (sh: Batu Ujian. (Sabtu, 4 Oktober 1997))
Batu Ujian.

Batu Ujian.
Bangsa-bangsa asli yang dibiarkan Tuhan tinggal di Kanaan merupakan batu ujian bagi iman dan kesetiaan Israel. Keberadaan mereka memang dapat menjadi jerat bagi umat Israel, apabila mereka tidak dengar-dengaran akan perintah Allah yang diberikan kepada nenek moyang mereka. Tetapi bila ujian itu dapat mereka lewati, mereka akan beroleh berkat. Tuhan sendiri memakai situasi itu untuk melatih generasi baru yang tidak mengenal perang Kanaan itu menjadi umat yang berketahanan mental dan spiritual yang tangguh.

Gagal dan gugur. Dua hal dialami Israel waktu itu. Mereka gagal karena firman Tuhan tidak tertanam dalam hati untuk diterapkan. Mereka gugur dalam kejatuhan karena tersandung oleh nafsu yang tak terkendalikan (ayat 6). Pembauran melalui perkawinan tak mereka elakkan. Akibatnya menyedihkan, mereka menyeleweng dengan ikut menyembah berhala bangsa-bangsa asli itu. Ujian iman akan sia-sia apabila hati telah cenderung mengasihi dunia. Sebaliknya bila hati itu berpaut terus pada Tuhan, orang atau umat tersebut akan mengalami kemenangan dalam Tuhan.

Renungkan: Lihatlah pencobaan sebagai alat pemurni iman, bukan sebagai kesempatan untuk melupakan Tuhan.

Doakan: Yang sedang bergumul menghadapi ujian iman.

(0.16663814285714) (Hak 11:1) (sh: Kepribadian. (Sabtu, 18 Oktober 1997))
Kepribadian.

Kepribadian.
Allah mengubah kepribadian Yefta dari golongan terbuang, perampok, petualang, menjadi pahlawan gagah perkasa. Tuhan mengubah dia, yang semula tidak dipercaya (disepelekan) menjadi tumpuan pengharapan yang bergengsi dan disegani. Pribadi itu bahkan menjadi ahli strategi perang, perunding terampil yang berwawasan luas dan penuh pertimbangan. Lagipula ia membawa seluruh perkaranya ke hadapan Tuhan. Hebat bukan? Allah yang sama dapat mengubah Anda, saya, dan seberapa banyak orang yang Allah mau sentuh melalui hidup kita.

Bangsa dan wilayah. Allah mengubah bangsa dan masa depannya. Dalam kedaulatan-Nya, Ia membawa bangsa Israel keluar dari Mesir memasuki tanah perjanjian. Dalam perjalanan unik itu, Allah menambah milik bangsa itu dari wilayah satu ke wilayah lain. "Allah sendiri merebut milik orang Amori bagi umat-Nya Israel" (ayat 23). "Kami memiliki segala yang direbut bagi kami oleh Tuhan" (ayat 24). Meski reaksi-reaksi dari bangsa lain terus ada sampai kini, Allah selalu membela dan terus mengubah umat menjadi lebih baik. Pertaruhkan masa depan bangsa dan negara kita kepada-Nya. Izinkan Ia menjadikan kita aman, sejahtera, adil, makmur.

Renungkan: Kita punya Allah yang tak berubah di tengah dunia yang berubah ini. Andalkan kuasa-Nya.

(0.16663814285714) (Hak 20:29) (sh: Bukan sekadar kemarahan. (Sabtu, 8 November 1997))
Bukan sekadar kemarahan.

Bukan sekadar kemarahan.
Suku-suku Israel memerangi suku Benyamin bukan sekadar bermodalkan kemarahan. Mereka maju melawan suku Benyamin dengan strategi yang matang. Mula-mula mereka memancing Benyamin untuk keluar kota (ayat 31). Kemudian mereka berbuat seolah mereka kalah (ayat 33). Karena lengah dan karena merasa sudah menang, Benyamin menjadi tidak siaga, akhirnya terpencar dan terpukul kalah. Tetapi kekalahan Benyamin bukan saja disebabkan oleh strategi perang suku-suku Israel tetapi karena Tuhan menghukum mereka (ayat 35).

Mengalahkan dunia ini. Bila perang secara fisik memerlukan strategi dan keandalan kekuatan yang tinggi, lebih lagi perang rohani. Tentu saja kita tidak dipanggil untuk memusnahkan orang yang melakukan kejahatan. Kita dipanggil untuk mengalahkan kecenderungan jahat dalam diri kita sendiri, baru melalui kehidupan yang benar kita mempersempit ruang gerak dan pengaruh kejahatan dalam dunia sekitar kita. Namun perang moral dan spiritual itu sangat berbahaya. Itu sebabnya kita harus dikuduskan oleh Roh Allah dan memanfaatkan semua kekuatan rohani yang telah Allah sediakan.

Renungkan: Perang rohani sekecil apapun tak dapat kita menangkan tanpa Tuhan.

(0.16663814285714) (1Sam 10:1) (sh: Tuhan memperlengkapi. (Senin, 1 Desember 1997))
Tuhan memperlengkapi.

Tuhan memperlengkapi.
Meski kecewa atas keinginan Israel, Allah tetap membuat persiapan yang matang agar Saul diperlengkapi bagi tugas itu. Tuhan sendiri mengatur proses pemilihan Saul oleh Samuel. Tuhan menanamkan keyakinan di dalam Saul bahwa ia memang pilihan Tuhan. Roh Tuhan juga membuat perubahan di dalam hatinya (ayat 6) bahkan menyertai Saul (ayat 7). Melengkapi semua itu, melalui Samuel Tuhan juga memberi petunjuk-petunjuk tentang peraturan ibadah kepada Saul (ayat 8).

Saul sebagai hamba Tuhan. Israel kini memasuki era baru. Dengan Saul sebagai raja, bisa terjadi pergeseran pemahaman tentang siapa yang paling menentukan dalam kehidupan umat Israel. Untuk menyadarkan Israel bahwa Tuhan sendiri yang memimpin, Saul dipilih dan diurapi oleh Tuhan bukan oleh rakyat. Tugas Saul terutama adalah menjalankan perintah Allah atas Israel, bukan sebaliknya. Posisi Saul adalah sebagai raja bagi Israel dan sebagai hamba di hadapan Allah.

Renungkan: Kristus sudah datang menjadi hamba Allah, agar kita dilayakkan-Nya masuk ke dalam kemitraan pelayanan dengan Kristus di hadapan Allah.

Doa: Karuniakan Roh hikmat dan takut akan Tuhan bagi para pemimpin gereja, bangsa dan negara di dunia ini.

(0.16663814285714) (1Sam 10:17) (sh: Proses pembentukan pemimpin. (Selasa, 2 Desember 1997))
Proses pembentukan pemimpin.

Proses pembentukan pemimpin.
Banyak teori mengenai kepemimpinan. Ada yang mengatakan kepemimpinan sudah dikaruniakan sejak lahir. Ada lagi anggapan, pemimpin disiapkan melalui pendidikan atau pelatihan. Masih banyak lagi teori dapat diajukan. Dalam bagian ini kita diingatkan bahwa kepemimpinan umat Allah ditentukan dan diurapi Allah sendiri. Pilihan Allah mutlak dan mendasari semua lainnya, namun bukan berarti meniadakan proses yang lain. Itu sebabnya, Tuhan sendiri mengatur agar Saul yang telah dipilih-Nya, dapat diurapi di depan umat.

Kesadaran diri yang bagaimana? Orang sering mengacaukan rendah hati dengan rendah diri. Rendah hati atau rendah dirikah Saul sehingga menyembunyikan diri? Mungkin ia bersikap demikian karena merasa tidak sanggup memikul tugas yang dipercayakan kepadanya. Seorang pemimpin seharusnya menerima tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan dengan sikap syukur dan rendah hati. Kristuslah teladan paling sempurna tentang sikap pemimpin. Mari kita selaraskan sikap dan sifat kita dengan kemuliaan tugas yang Tuhan percayakan.

Renungkan: Meski kecil tak berdaya, jangan cemas menerima tugas besar dari Tuhan yang Maha Besar. Ia akan menolong kita.

Doa: Kiranya pemimpin gereja kami mengandalkan-Mu selalu.

(0.16663814285714) (1Sam 12:1) (sh: Kerjasama pemimpin mengayomi. (Kamis, 4 Desember 1997))
Kerjasama pemimpin mengayomi.

Kerjasama pemimpin mengayomi.
Meski Saul sudah diurapi sebagai raja, Samuel masih meneruskan tugas sebagai hakim, nabi dan imam. Saul disiapkan dan dilatih untuk tugas militer dan politik, yang memperhatikan keamanan semua suku Israel (ayat 7:15). Kedua pemimpin itu saling mengerti dan bekerja sama harmonis sehingga dapat berbagi tugas dengan baik. Demikianlah kepemimpinan yang mengayomi rakyat. Samuel tetap menjalani tugas kenabian, mengawasi kepemimpinan agar Saul tidak menyimpang dari jalan Tuhan.

Takut akan Tuhan. Pemimpin akan menjalankan tugasnya dengan baik bila takut akan Tuhan. Hal itu terjadi bukan karena didikte, ataupun ancaman. Takut akan Tuhan adalah sikap yang lahir dari kesadaran akan kedahsyatan Allah dan kesukaan untuk tunduk, mengakui kebesaran-Nya atas hidup dan kepemimpinan seseorang. Takut akan Tuhan diungkapkan dalam ibadah, dengar-dengaran firman, dan berpegang pada segala ketetapan Tuhan. Samuel membimbing Saul kepada sikap penting itu, terutama melalui teladan hidupnya (ayat 1-5).

Renungkan: Pada masa kini makin sedikit yang takut akan Tuhan. Kepemimpinan Kristen yang sungguh takut akan Tuhan adalah kebutuhan mendesak!

Doa: Sesuai Mazmur 119:145-149.

(0.16663814285714) (1Sam 17:12) (sh: Kecil namun tidak lemah. (Sabtu, 13 Desember 1997))
Kecil namun tidak lemah.

Kecil namun tidak lemah.
Ketika bangsa Israel takut dan cemas karena tantangan dan hinaan Goliat, tampillah Daud si kecil belia, anak Isai (ayat 12). Daud disuruh ayahnya mengantar gandum dan roti (ayat 14) kepada kakak-kakaknya (ayat 17). Daud belum tahu bahwa bangsanya terancam Filistin. Mendengar hinaan Goliat, hati nuraninya yang sejak kecil beribadah kepada Tuhan berkobar. Dengan berani Daud menawarkan diri melawan Goliat. Keberaniannya itu adalah hasil tempaan Tuhan melalui pengalaman menggembalakan domba. Ia tahu, penyertaan Tuhan yang telah membuatnya mengalahkan binatang buas (ayat 34-36) tetap tidak berubah.

Pengalaman iman. Daud berani bukan tanpa alasan; tetapi ada dasarnya. Kunci keberanian Daud terletak pada pengalaman iman bersama Tuhan (ayat 37). Keberanian tanpa disertai iman yang matang hanya akan menghasilkan tindakan nekad atau impulsif (tanpa pertimbangan) belaka. Keberanian yang sejati yang bersumber dari Tuhan sendiri, akan menghasilkan tindakan yang dilandasi pada pemahaman iman yang terbentuk dan matang.

Renungkan: Bila Allah dilecehkan, apa reaksiku sebagai orang yang beriman?

Doa: Berikan iman yang mendorongku berani bersaksi dengan benar.

(0.16663814285714) (2Sam 10:1) (sh: Maksud baik. (Selasa, 23 Juni 1998))
Maksud baik.

Maksud baik.
Bagi Daud persahabatan sangat penting. Persahabatannya dengan Amon ingin dilanjutkannya kepada Hanun, anak Amon. Karena itu Daud menyampaikan rasa dukacitanya pada Hanun yang berduka ditinggal mati ayahnya. Namun maksud baik ini tidak diterima Hanun dengan baik. Bani Amon menerima maksud baik Daud dengan cara mempermalukan para utusan Daud. Daud tidak membalas, sebab melakukan sesuatu yang baik dengan maksud baik jauh lebih berharga daripada membalas kejahatan dengan kejahatan.

Maksud jahat. Maksud jahat bani Amon dan Hanun mendatangkan ketakutan dalam diri mereka sendiri. Mereka sudah merasa bersalah menghina para utusan Daud. Mereka menduga Daud pasti marah dan akan menyerang mereka. Lalu Hanun bersekongkol dengan raja-raja di wilayahnya untuk menyerang Daud. Maksud jahat Hanun berbuah menjadi tindakan untuk berperang. Memang maksud jahat selalu menghasilkan kejahatan. Kejahatan ini dihancurkan Allah melalui Daud, Yoab, dan para tentara Israel.

Renungkan: Maksud baik walaupun tidak diterima baik tetap membawa kebahagiaan, tetapi maksud jahat membawa ketakutan dan malapetaka.

Doakan: Agar Tuhan selalu menguatkan maksud baik kita.

(0.16663814285714) (2Sam 19:9) (sh: Strategi Daud. (Sabtu, 11 Juli 1998))
Strategi Daud.

Strategi Daud.
Meski Daud telah memperoleh kemenangan dalam menumpas pemberontakan Absalom, tetapi untuk memimpin kembali rakyat yang pernah menolaknya bukanlah perkara mudah. Daud harus bijak supaya ia bisa diterima secara aklamasi, baik oleh kaum Israel, yang semula menyulut pemberontakan, maupun oleh kaum Yehuda.

Keberanian mengakui, keberanian mengampuni. Tidak setiap orang mampu melakukan seperti yang Daud lakukan terhadap Simei, menghapuskan begitu saja perbuatannya yang tak terpuji, walaupun sebenarnya Daud tidak dengan mudah melupakan perbuatan Simei itu (lih. 1Raj. 2:8,9). Daud mengambil langkah itu karena tahu bahwa saat itu adalah saat untuk membangun dan memulihkan bukan untuk membalas dendam. Sikap yang sulit ditemukan dalam kepemimpinan dewasa ini.

Pengampunan Kristus. Peristiwa dramatis di kayu salib mengingatkan kita bahwa Kristus memberikan pengampunan dengan memperhitungkan tindakan manusia yang berdosa ke atas diri-Nya sendiri. Hanya pengampunan dari Tuhan yang sungguh membebaskan kita dari tuduhan dan tuntutan dosa akibat dosa.

Renungkan: Melalui ketaatan, disiplin dan latihan, manusia ciptaan yang fana ini tumbuh menuju gambar dan rupa Allah yang kekal (Ireneus).

(0.16663814285714) (2Sam 23:1) (sh: Daud orang penting? (Senin, 20 Juli 1998))
Daud orang penting?

Daud orang penting?
Ia adalah anak Isai, yang masa mudanya banyak dihabiskan di padang menjaga domba. Tuhan telah mengangkat tinggi Daud, mengurapinya sebagai raja, dan membawa banyak kemajuan bagi umat Tuhan. Di samping itu ternyata Daud adalah seorang pemazmur yang handal. Tulisannya dibaca dan disukai banyak orang, bukan hanya pada zamannya saja, tetapi sampai selama-lamanya, sebab Tuhan telah berfirman melalui Mazmur Daud. Ketika Daud menyampaikan kata-kata terakhirnya, Roh Tuhanlah yang berbicara dengan perantaraannya dan firman Tuhan ada di lidahnya. Tuhan membuatnya menjadi penting karena ia hidup untuk kepentingan Tuhan.

Bagaimana memerintah yang benar? Allah Israel berkata kepada Daud, kepada seluruh umat, dan kini kepada kita, bahwa sifat adil dan takut akan Allah dasar utama pemerintahan yang benar. Artinya bahwa unsur terpenting yang harus dipastikan ada dalam tiap pemerintahan adalah menegakkan keadilan dan mengutamakan Tuhan. Bila prinsip itu tidak lagi menjadi prioritas pemerintah, segala kemajuan dan kemakmuran yang tercapai akan rapuh. Bagaikan bangunan megah yang lemah dasarnya dan keropos strukturnya, pemerintah macam itu akan tumbang dalam proses penghukuman Allah sendiri.

(0.16663814285714) (2Sam 24:1) (sh: Pendaftaran Rakyat. (Rabu, 22 Juli 1998))
Pendaftaran Rakyat.

Pendaftaran Rakyat.
Selaku seorang raja, Daud telah meraih banyak sukses. Semua itu merupakan kemurahan hati Tuhan semata. Patutlah Daud bersyukur pada Tuhan dengan segala kerendahan hati. Tapi, agaknya Tuhan mulai melihat kesombongan terselip di dasar hati Daud, bangga bisa memimpin bangsa besar dan kuat, juga banyak berprestasi besar. Akhirnya Tuhan menyuruh Daud (1Taw. 21:1, 'melalui iblis'), agar melakukan pendaftaran atas rakyat Israel. Daud yang sudah bergaul dengan Tuhan begitu lama, seharusnya sudah mengenal baik sifat Tuhan, bahwa perintah-Nya itu hanya bersifat menguji hati Daud. Tapi sayang Daud kurang peka, sehingga segera melaksanakan pekerjaan besar yang lama menelan banyak dana.

Hukuman dan penyesalan. Dosa Daud mendatangkan hukuman Tuhan berupa penyakit sampar yang membinasakan ribuan jiwa rakyat. Ketika Daud menyesal, serta bersedia menanggung segala akibat dosanya, Tuhan sudah lebih dahulu menyesal, bahwa terpaksa harus mendatangkan malapetaka itu. Kesucian dan kasih-Nya memang sering tampak sekaligus dalam hidup ini karena keduanya selaras tak terpisahkan dalam diri Tuhan.

Doa: Tuhan beri hamba-Mu kerendahan hati pada saat hidup berhasil; untuk senantiasa melihat pada kemurahan-Mu semata.

(0.16663814285714) (1Raj 7:1) (sh: Motivasi dan tujuan pembangunan (Minggu, 1 Agustus 2004))
Motivasi dan tujuan pembangunan

Motivasi dan tujuan pembangunan. Anda pernah mengunjungi gedung gereja atau gedung bersejarah lainnya yang megah dan indah? Bagaimana kesan Anda? Kagum dan merasakan kebesaran yang hadir melalui kemegahan tersebut? Dapat diduga bahwa atas dasar dan untuk tujuan serupa, Salomo membangun Bait Allah dan kemudian istananya.

Pembangunan istana Salomo dengan berbagai bangunan tambahan yang dicatat di ayat 1-7 memang luar biasa. Lama pembangunan istana tersebut tiga belas tahun. Besar bangunan tersebut lebih luas dari pada bangunan Bait Allah. Bahan bangunan yang dipakai baik untuk membangun istana maupun untuk Bait Allah ternyata semuanya berkualitas dan harganya mahal (ayat 8-12). Namun pertanyaannya adalah, apa faedah membangun gedung-gedung semegah ini?

Dalam suasana bangsa yang sedang prihatin saat ini, membangun apa pun perlu mempertimbangkan berbagai hal secara matang. Membangun gedung gereja, gedung pemerintah, gedung partai, atau gedung rumah pribadi tanpa mempertimbangkan begitu banyak orang yang menderita dalam kemiskinan, adalah sesuatu yang tidak bijaksana. Ada hal yang lebih penting daripada membangun gedung yaitu membangun hidup sesama manusia dan membangun hubungan antarmanusia. Kiranya kita bijak menghindari hal-hal yang menekankan pemeragaan fisik dan tidak mengabaikan yang lebih hakiki.

Doaku: Tuhan tolong aku tidak terjebak dalam pembangunan fisik semata. Tolong aku membangun iman dan menjadi berkat bagi orang lain.

(0.16663814285714) (1Raj 10:1) (sh: Hati-hati dengan segala kemuliaan! (Minggu, 8 Agustus 2004))
Hati-hati dengan segala kemuliaan!

Hati-hati dengan segala kemuliaan! Kemuliaan yang tidak dikembalikan kepada Allah dapat menjadi jerat ke dalam berbagai kejatuhan. Kesombongan, lupa diri, gila kuasa, memperalat sesama, manipulasi, adalah sebagian kecil dari kejatuhan yang dimaksud. Pasal 10 ini menceritakan segala kebesaran Salomo. Kebesaran ini dinyatakan dalam bentuk kekayaan, kemewahan, dan kelimpahan (ayat 14-29). Kebesaran ini dinyatakan juga melalui pengakuan ratu negeri Syeba yang membuatnya memuji Allah yang disembah Salomo (ayat 1-13). Hal tersebut dipakai Yesus sebagai ilustrasi akan hikmat diri-Nya yang jauh melebihi Salomo (Matius 12:42). Ratu dari Selatan itu diberkati oleh hikmat Salomo. Berarti kebesaran Salomo benar adanya. Itu adalah anugerah yang Allah berikan dan yang telah menjadi berkat untuk orang lain.

Namun di sisi lain, ada peringatan Allah kepada Salomo (ayat 9:1-9). Peringatan Allah ini disebabkan oleh "kelalaian" Salomo (ayat 9:10-14). Hal ini menimbulkan tanda tanya di benak kita. Apakah semua kebesaran Salomo ini akan bertahan? Apakah Salomo akan tetap rendah hati mengakui TUHAN sebagai Allahnya?

Tak ada manusia yang kebal terhadap godaan untuk memegahkan diri. Agar tidak jatuh kepada kesombongan, kita harus senantiasa merendahkan hati di hadapan Allah, dan mengembalikan segala kemuliaan hanya kepada-Nya.

Doaku: Tuhan, jangan biarkan aku sombong. Ingatkan aku bahwa apa yang kuperbuat dan semua keberhasilanku adalah anugerah-Mu semata.

(0.16663814285714) (1Raj 18:20) (sh: Allah yang sejati (Minggu, 22 Agustus 2004))
Allah yang sejati

Allah yang sejati. Mungkinkah manusia mencari Allah yang sejati melalui ilmu pengetahuan, budaya, upacara, kunjungan ke tempat-tempat di berbagai penjuru bumi?

Perikop ini menceritakan peristiwa konfrontasi antara Elia dengan empat ratus lima puluh nabi Baal yang terjadi di Gunung Karmel. Dua mezbah dengan daging persembahan bagi Allah dan Baal sudah disiapkan. Peraturannya adalah allah yang menyambar daging persembahan dengan api menunjukkan bahwa itulah Allah yang sejati (ayat 23-24). Tujuan konfrontasi ini adalah untuk menyatakan kuasa Allah atas Baal dan untuk menunjukkan siapakah Allah Israel yang sejati.

Para nabi Baal memulai doa mereka yang digabungkan dengan tarian ritual (= tata cara dalam upacara keagamaan) termasuk ritual penyiksaan diri yang ternyata sia-sia (ayat 26-29). Sebaliknya Elia yang berdoa tanpa ritual mendapatkan jawaban yang menakjubkan. Api Allah bukan hanya membakar habis daging persembahan, tetapi juga membakar mezbah, tanah, bahkan air di parit (ayat 30-38). Peristiwa itu menyadarkan bangsa Israel untuk kembali pada Allah Israel yang sejati (ayat 39). Setelah itu, Elia menubuatkan akan turunnya hujan (ayat 41-45). Terbuktilah siapa Allah sejati, yaitu Ia yang telah mengalahkan Baal dengan api dan hujan, bahkan berkuasa menahan dan mencurahkan hujan.Siapakah Tuhan dalam hidup Anda? Allah sejati atau allah lain seperti: harta, kuasa, popularitas, astrologi, dlsb?

Renungkan: Yesus adalah Allah yang sejati. Sudahkah Anda memilih untuk menyembah-Nya?

(0.16663814285714) (2Taw 11:1) (sh: Benar ketika mendengarkan firman Allah (Minggu, 19 Mei 2002))
Benar ketika mendengarkan firman Allah

Benar ketika mendengarkan firman Allah. Satu-satunya cara yang terpikir oleh Rehabeam untuk menyelesaikan pemberontakan Yerobeam adalah dengan cara kekerasan militer. Seratus delapan puluh ribu pasukan khusus hendak ia kerahkan untuk memadamkan pemberontakan Yerobeam. Tetapi, intervensi kenabian mencegah perpecahan menjadi pertumpahan darah. Nabi Semaya menyampaikan firman yang datang dari Allah. Pertama, larangan kepada Rehabeam agar tidak melanjutkan rencananya mengerahkan kekuatan militer tersebut (ayat 4a). Kedua, penjelasan bahwa perpecahan yang dipimpin oleh Yerobeam adalah bagian dari kehendak Tuhan sendiri, yaitu seperti yang memang telah dinubuatkan sebelumnya terhadap Salomo.Keberpihakan Tawarikh pada garis keturunan Daud kembali terlihat dalam bagian ini dengan menyebut “segenap orang Israel di Yehuda dan di Benyamin” (ayat 3). Meskipun Israel terpecah dua, namun Tawarikh memahami Israel ya ng si sa yang dalam zaman pascapembuangan Tuhan pulihkan kembali menjadi Israel. Mereka itulah yang dipertahankan dan dipelihara Allah. Walau hanya dua suku, mereka kini disebut sebagai segenap orang Israel.

Seperti halnya Daud membangun kerajaan dan ibadah, demikian pun Rehabeam kini memberi perhatian pada kedua aspek tersebut. Karena dengar-dengaran pada suara Allah, Rehabeam mampu memusatkan kekuatan untuk kepentingan pembangunan, bukan untuk kepentingan penumpasan yang jelas tak akan pernah dapat menyelesaikan masalah.

Renungkan: Roh Allah memimpin melalui firman Allah, bertujuan menghasilkan hal yang baik bagi kehidupan itu, dan kerap menuntut kita untuk taat dengan cara menahan dan menyangkali diri.

(0.16663814285714) (Ezr 2:1) (sh: [kosong] (Rabu, 1 Desember 1999))
[kosong]

Orang Yahudi mau tetap tinggal di Babilonia karena mereka sudah berhasil dalam perdagangan dan usaha mereka. Dengan kata lain, "buat apa kembali ke Yerusalem, negeri yang membutuhkan waktu lama untuk dibangun kembali, bila sudah memiliki kehidupan yang mapan di negeri orang?" Karena itu hanya orang-orang yang digerakkan hatinya oleh Allah yang berkomitmen untuk kembali. Mungkin yang tinggal, menganggap keputusan yang mereka ambil adalah tepat, karena faktor kenyamanan; tetapi nama mereka tidak dicantumkan dalam firman Allah. Sebaliknya, mereka yang kembali ke Yerusalem mendapatkan berkat yang tidak dapat dinilai dengan uang dan harta, yaitu nama mereka tercantum dalam firman Allah dan menyaksikan pembangunan kembali Bait Allah. Manakah yang kita pilih?

Hati yang terbuka. Mengapa mereka memilih untuk tetap tinggal di Babilonia? Kenikmatan dan kemapanan sering menutup hati dan mata terhadap pimpinan Tuhan. Biarlah hati kita selalu terbuka terhadap pimpinan Tuhan, sehingga apabila Ia memanggil dan menggerakkan hati untuk melakukan pekerjaan dan kehendak-Nya, maka dengan penuh kerelaan kita meresponinya.

Renungkan: Bukalah hati dan persilakan Tuhan menggenapkan rencana-Nya melalui kita.

(0.16663814285714) (Ezr 6:1) (sh: Berdoa untuk raja (Senin, 6 Desember 1999))
Berdoa untuk raja

Berdoa untuk raja. Pada bagian firman Tuhan ini diceritakan mengenai perintah-perintah yang dikeluarkan dua raja Persia, yaitu Koresy dan Darius. Perintah Koresy ditemukan kembali oleh Ahmeta, sehingga kebenaran pernyataan para pemimpin Yahudi dibuktikan (3-5; 5:13-15). Lalu dikeluarkan perintah Darius yang mendukung maksud raja Koresy. Kedua peristiwa unik ini adalah keajaiban Tuhan. Dua pemimpin dari bangsa "kafir" dilibatkan dalam rencana Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya. Hal ini terbukti melalui perintah-perintah yang mereka keluarkan tidak hanya menyenangkan orang-orang Yahudi, tetapi juga memacu kesadaran akan pentingnya menyembah Allah (3, 9-10). Bahkan, dikeluarkannya perintah raja Darius semata-mata "menyenangkan Allah semesta langit dan mendoakan raja serta anak-anaknya" (10). Tuhan sanggup berkarya di hati siapa pun, termasuk di hati orang-orang yang belum mengenal-Nya. Allah Yahweh adalah Allah yang sungguh berdaulat. Manusia boleh merancang bencana dan ancaman bagi umat Allah, namun rencana Allah tetap akan dilaksanakan.

Renungkan: Orang beriman dapat menaikkan permohonan kepada Allah untuk menggerakkan hati seseorang demi kepentingan dan keutuhan masyarakat, bangsa, dan gereja-Nya.



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA