(0.185470325) | (Hak 19:29) | (jerusalem: seluruh daerah orang Israel) Seruan ngeri untuk membalas dendam ini tertuju kepada seluruh Israel, bdk Hak 20:1,2,10 dll. Ini barangkali bermaksud menekankan bahwa seluruh Israel setia kawan dalam hal menghukum pelanggaran hukum agama. Sungguhpun demikian, tidak ada contoh lain sebuah tindakan semacam yang merangkum seluruh Israel. Kiranya aslinya terutama suku Efraim dikerahkan untuk menghadap suku Benyamin dan baru kemudian diperluas sampai merangkum seluruh Israel. Kalau demikian maka suku Efraim sekali lagi bertindak untuk merebut kedudukan utama, bdk Hak 8:1+; Hak 12:11. |
(0.185470325) | (1Sam 12:1) | (jerusalem) Dengan wejangan perpisahan Samuel ini boleh dibandingkan wejangan perpisahan Musa, Ula 12:29-30, dan wejangan perpisahan Yosua, Yos 23. Pada awal tiap-tiap tahap baru dalam sejarah - perebutan negeri Kanaan, zaman para Hakim, zaman para raja - seorang tokoh besar mengenangkan karya Allah di masa yang lampau dan menjanjikan pertolonganNya di masa mendatang, asal saja umat tetap setia. Dalam hal Musa dan Yosua wejangan itu berkaitan dengan pembaharuan perjanjian. Ula 31; Yos 24. Ini juga tersirat dalam wejangan Samuel, 1Sa 12:7-15. Tempatnya wejangan itu diucapkan rupanya Gilgal, seperti dalam 1Sa 11:15. |
(0.185470325) | (2Sam 9:1) | (jerusalem) Bab 9-20 yang diteruskan dalam 1Ra 1-2 berasal dari sebuah kisah indah yang dipakai oleh penyusun kitab Samuel dengan tidak banyak mengolahnya. Nubuat Natan, bab 7, barangkali berperan sebagai kata pendahuluan kisah itu. Diceriterakan bagaimana jabatan raja dari Daud beralih kepada Salomo, meskipun masih ada keturunan Saul, yaitu Meribaal, bab 9 dan meskipun ada perlawanan dari pihak Seba, bab 20 dan kendati hal ihwal keluarga raja yang menyedihkan, yakni: zinah Daud dengan Batsyeba dan kelahiran Salomo, bab 10-12, pembunuhan atas diri Amnon, bab 13, pemberontakan Absalom, bab 15-18, dan persekongkolan Adonia, 1Ra 1-2. |
(0.185470325) | (Est 8:5) | (jerusalem: membunuh dan membinasakannya) Penggorokan massal itu tentu saja tidak benar-benar terjadi, bdk Pengantar. Tetapi ceritera tentang pembunuhan itupun tidak bermaksud membakar dan membenarkan nafsu balas dendam. Hal ihwal yang tidak masuk akal, jumlah yang seenak-enaknya dibesar-besarkan dan tekanan ceritera sendiri menyingkapkan maksud penulis: ia ingin memperlihatkan (seperti kerap kali terjadi dalam Alkitab) bagaimana nasib orang terbalik menguntungkan bagi mereka yang tertindas. Maksud itu terungkap dalam sebuah ceritera yang sesuai dengan alam pikiran orang dahulu, seperti juga terungkap dalam ceritera-ceritera tentang peperangan. Selebihnya penulis mengetrapkan hukum pembalasan. |
(0.185470325) | (Est 8:12) | (jerusalem) TAMBAHAN YUNANI 6:1-21. Antara Est 8:12 dan Est 8:13 naskah Ibrani, terjemahan Yunani menyisipkan salinan surat yang dikirim raja Ahasyweros itu. Lih. hal. 758 |
(0.185470325) | (Ayb 3:14) | (jerusalem: yang mendirikan kembali....) Mengingat Yes 58:12 dan Yes 61:4 ungkapan itu dapat diartikan secara biasa: yang mendirikan kembali reruntuhan. raja-raja Babel dan Asyur sering berbangga bahwa mereka mendirikan kembali kota dan kuil yang sudah menjadi puing. Tetapi sebaik-baiknya ungkapan Ayu 3:14 ini diartikan demikian: mendirikan makan di tempat sunyi dan sepi sebelum penguasa itu meninggal dunia. Hal yang sedemikian terutama terjadi di negeri Mesir. Kata Ibrani harabot (reruntuhan) pada orang Ibrani barangkali berarti juga: piramide. |
(0.185470325) | (Mzm 14:4) | (jerusalem: memakan habis) Ini sebuah ungkapan lazim yang berarti: merampasi, menindas, menyiksa Yes 9:11; Mik 3:3; Yer 10:25; 30:16; Hab 1:13; bdk Maz 27:2+; Maz 79:7; Ams 30:14 |
(0.185470325) | (Yes 41:21) | (jerusalem: Ajukanlah perkaramu) Sama seperti Allah telah mengerahkan bangsa-bangsa menghadap pengadilanNya, Yes 41:1 dst, demikian sekarang Ia memanggil dewa-dewa menghadapiNya. Mereka ternyata tidak mampu memberitahukan masa depan dan membimbing hal ihwal dunia. Dan ini membuktikan bahwa dewa-dewa itu tidak ada sama sekali. Justru dalam kitab Deutero-yesaya untuk pertama kalinya terungkap dengan jelas monoteisme mutlak, bdk Yes 43:8-13; 44:6-8; 45:5 Ajaran jelas itu sudah lama disiapkan melalui monoteisme praktis. Israel hanya boleh menyembah TUHAN, Allahnya, bdk Yes 42:8+ dan Pengantar. Mengenai kecaman atas berhala-berhala bdk Yes 40:18+. |
(0.185470325) | (Yeh 28:14) | (jerusalem: kerub yang berjaga) Terjemahan "yang berjaga" tidak pasti, oleh karena kata Ibrani yang dipakai tidak diketahui artinya (berkilat-kilat? yang sayapnya terbentang?) |
(0.185470325) | (Yeh 40:48) | (jerusalem: Bait Suci) Bagian berikut, Yeh 40:48-41:4 membicarakan Bait Allah yang sebenarnya. Ia terdiri atas tiga bagian: Balai (Ulam, atau: bagian depan); Ruang besar (Hekal, atau: Yang kudus); Ruang belakangan (Debir, atau: Yang Maha Kudus). Bait Allah ini ternyata sama bangunannya dengan bangunan bait Allah yang didirikan raja Salomo, bdk 1Ra 6. Karena itu Yehezkiel tidak berkata banyak tentang Bait Suci itu, walaupun berpanjang kalam tentang bangunan-bangunan lain yang merupakan hal baru |
(0.185470325) | (Mat 26:68) | (jerusalem: siapakah memukul Engkau) Cara Matius memberitakan hal itu kurang tepat. Yesus dalam cerita Matius tidak ditutup mataNya, seperti terjadi menurut Luk 22:63, sehingga tidak sukar juga menunjuk siapa yang memukulNya. Tetapi pokoknya ialah: Yesus diperolok-olokkan sebagai Nabi, oleh karena apa yang dikatakanNya tentang Bait Allah, dan barangkali justru sebagai Mesias-Nabi (dalam injil-injil hanya di sini Yesus disapa sebagai Mesias), artinya: sebagai Imam Besar yang di zaman terakhir mendirikan Bait Allah yang baru. |
(0.185470325) | (Mrk 16:8) | (jerusalem: tidak mengatakan apa-apa) menurut Mat 28:8 dan Luk 24:10,22 dst, dan Yoh 20:18 mereka toh mengatakannya juga. Kalau orang tidak mau menerima bahwa Markus sendiri juga menceritakan hal itu dalam lanjutan injilnya yang sudah hilang (lihat catatan berikutnya), maka perlu diterima bahwa Markus dengan sengaja berdiam diri, supaya jangan terpaksa menambahkan sebuah cerita tentang penampakan yang tidak mau ditambahkan pada injilnya |
(0.185470325) | (Luk 5:8) | (jerusalem: Simon) Dalam kebanyakan naskah yang bermutu terdapat: Simon-Petrus. Baru dalam Luk 6:14 Yesus memberi Petrus nama itu. Maka Luk 5:3 mendahulukan pemberian nama itu, seperti juga dibuat oleh Yohanes (sama halnya dengan mujizat penangkapan ikan, Maz 5:4-9 bdk Yoh 21:1-6). Memang ungkapan Simon-Petrus hanya terdapat di sini dan dalam Mat 16:16, pada hal dalam Yohanes ditemukan sampai 17x; Yoh 1:40; 6:8,68, dll.; Luk 21:2,3,7,11. |
(0.185470325) | (Luk 7:47) | (jerusalem: sebab ia telah banyak berbuat kasih) Dalam bagian pertama ayat ini nampaknya kasih itu menyebabkan pengampunan dosa, pada hal dalam bagian kedua ayat itu pengampunan dosa menyebabkan kasih. Pertentangan itu disebabkan kenyataan bahwa dalam bagn injil ini dua unsur yang berbeda dicampurkan. Dalam ay Luk 8:37-38, 44-46 perbuatan perempuan itu menyatakan kasih besar yang layak ditanggapi dengan pengampunan dosa. Ini disimpulkan dalam ay Luk 8:47a. Tetapi dalam ay Luk 8:40-43 disisipkan sebuah perumpamaan yang kesimpulannya terbalik: pengampunan yang lebih besar menghasilkan kasih yang lebih besar pula. Kesimpulan itu terdapat dalam ay Luk 8:47b. |
(0.185470325) | (Yoh 4:9) | (jerusalem: (sebab orang Yahudi...)) Sejumlah naskah tidak memuat keterangan ini. Orang-orang Yahudi benci kepada orang-orang Samaria, Sir 50:25-26; Yoh 8:48; Luk 9:52-55; bdk Mat 10:5; Luk 10:33; Luk 17:16, dan menerangkan asal-usul mereka, 2Ra 17:24-41, karena lima bangsa asing terpaksa pindah ke daerah itu; mereka lebih kurang setia pada dewa mereka sendiri, hal mana dilambangkan oleh "lima suami" dalam Yoh 4:18. |
(0.185470325) | (Kis 12:1) | (jerusalem) Peristiwa ini, yang menurut Kis 11:30 dan Kis 12:25 rupanya bertepatan dengan kunjungan Barnabas dan Saulus ke Yerusalem, sesungguhnya mendahuluinya. Herodes Agripa I di sini Kis 12:2 disebut "raja" untuk membedakannya dengan pamannya Herodes Antipas, raja wilayah (tetrarkha) (ia tampil dalam kisah mengenai sengsara Yesus); oleh Klaudius diberi gelar raja dalam th. 37. Tetapi baru menjadi raja Yudea dan Samaria yang sesungguhnya dalam th. 41, pada hal meninggal dalam th. 44. Ditinjau dari segi sastra cerita ini berbeda sekali dengan konteksnya dan mendekati gaya bahasa Markus. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan di sini terjadi antara th. 41 dan 44. |
(0.185470325) | (1Kor 11:4) | (jerusalem: menghina kepalanya) Agaknya "menghina kepalanya" ialah menghina Kristus yang adalah kepala. Dengan menudungi kepalanya seorang laki-laki menyembunyikan dirinya terhadap Kristus, pada hal dengan muka tidak berselubung mesti mencerminkan kemuliaan Tuhan, 2Ko 3:18. Dalam bagian ini, 1Ko 11:1-6, (juga dalam bahasa Yunani) Paulus bermain dengan dua arti dari kata "kepala" (kephale): kepala sebagai bagian tubuh dan kepala dengan arti: pemimpin, penguasa. Jalan pikiran Paulus ini sangat terpengaruh oleh adat-kebiasaan yang lazim baginya, sehingga kesimpulan-kesimpulannya tidak terlalu meyakinkan. |
(0.185470325) | (Gal 2:11) | (jerusalem: sebab ia salah) Pada dirinya kelakuan Petrus itu dapat dibenarkan. Paulus sendiri ada kalanya berlaku demikian juga, Kis 16:3; 21:26; 1Ko 8:13; Rom 14:21; bdk 1Ko 9:20. Hanya dalam situasi di Antiokhia itu ada kesan seolah-olah hanya orang-orang Yahudi yang menepati hukum Taurat sajalah orang Kristen sejati. Dan kelakuan Petrus dalam situasi itu dapat mengakibatkan munculnya dua jemaat terpisah, bahkan juga dalam perayaan perjamuan Ekaristi. Terlebih kelakuan Petrus itu "menyembunyikan" pendapatnya yang sebenarnya, Gal 2:13, pada hal semestinya dinyatakan dengan terus terang. |
(0.185470325) | (1Tes 4:1) | (jerusalem: dalam Tuhan Yesus) Paulus berkata "dalam Tuhan", 1Te 4;1, atau "atas nama (demi) Tuhan", 1Te 4:2, dan lagi "dengan firman Tuhan", 1Te 4:15, atau "dalam nama Tuhan", 2Te 3:6,12. Pengajaran Paulus di bidang akhlak yang lazim suatu nilai baru oleh karena dihubungkan dengan Kristus, Kol 3:18+; bdk Fili 4:8-9 |
(0.185470325) | (1Raj 2:13) |
(sh: Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan (Kamis, 27 Januari 2000)) Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkanSingkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan. Keterlibatan orang yang kita kasihi atau orang yang pernah berjasa dan mempunyai kedudukan penting di masyarakat, sering menghalangi kita untuk bersikap tegas menolak dan memberantas hal-hal yang tidak benar.
Dalam perikop ini Salomo hampir terjebak dalam situasi seperti
di atas ketika menghadapi Adonia dan Abyatar. Adonia memakai
segala cara dan akal untuk menduduki takhta Daud, walaupun ia
tahu bahwa Salomo menjadi raja karena kehendak Allah. Ia
mengetahui bahwa salah satu penyebab kegagalan manuvernya
adalah peran serta Batsyeba, istri yang paling dikasihi oleh
Daud. Karena itu ia berpikir tentunya Salomo merasa berhutang
budi kepada ibunya dan akan mengabulkan permintaannya seperti
yang dilakukan oleh Daud. Namun hasilnya adalah Salomo dengan
tegas menolak permintaan ibunya., karena ia tahu bahwa Adonia
ingin mendapatkan legitimasi/pengesahan untuk kedudukannya
dengan cara memperistri Abisag. Menurut tradisi zaman itu,
memperistri istri raja sama dengan menduduki takhta raja ( Demikian juga terhadap Abyatar, Salomo memecat dan mengusirnya, walaupun ia pernah berjasa terhadap Daud. Alasan Salomo adalah mencegah preseden/contoh yang buruk bagi kelanjutan perjalanan bangsa Israel. Sebagai seorang imam, pastilah ia mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat. Siapa pun, jika menentang kehendak Allah dan membahayakan stabilitas masyarakat harus ditindak tegas. Salomo memberikan teladan yang indah. Ia bertindak tidak berdasarkan perasaan, emosi, atau rasa sungkan, karena ia mampu melihat dengan jelas dan obyektif setiap permasalahan dan menempatkannya pada proporsinya. Renungkan: Dalam menghadapi situasi seperti Salomo, Kristen seringkali menjadi lemah, berkompromi., dan cenderung mengorbankan masyarakat luas daripada menindaktegas orang-orang tertentu yang jelas bersalah. Melihat segala sesuatu secara obyektif, meletakkan setiap permasalahan pada porsinya dan berani bertindak tegas adalah tiga hal utama yang perlu ditumbuhkembangkan dalam masyarakat kita. |