Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 881 - 900 dari 908 ayat untuk berkat [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.10565535294118) (Yer 14:1) (sh: Jangan hanya mendengar yang menyenangkan telinga (Kamis, 21 September 2000))
Jangan hanya mendengar yang menyenangkan telinga

Jangan hanya mendengar yang menyenangkan telinga. Allah kembali melarang Yeremia berdoa untuk bangsa Yehuda yang sedang dilanda kekeringan panjang dan sangat hebat (1-6). Sebab mereka sangat senang mengembara dan tidak menahan kakinya. Karena itulah Tuhan tidak berkenan kepada mereka dan akan mengingat serta menghukum segala dosa mereka. Disamping itu Allah juga akan menghabisi mereka dengan perang, kelaparan, dan penyakit sampar (12). Namun berdasarkan pengamatannya, Yeremia mendapati bahwa nabi-nabi lain yang ada di Yehuda justru mewartakan berita lain. Para pemimpin rohani ini terus-menerus berkhotbah bahwa bangsa Yehuda tidak akan mengalami perang dan kelaparan, melainkan damai sejahtera dari-Nya akan senantiasa beserta mereka (13). Allah menyatakan secara tegas bahwa semua janji tentang damai sejahtera dan hidup berkelimpahan itu adalah omong kosong belaka (14). Hukuman berupa bencana dan malapetaka yang hebat itu sudah ditentukan dan tidak dapat dibatalkan atau ditunda. Bahkan apabila pahlawan rohani terbesar Israel yaitu Musa dan Samuel berada di tengah-tengah mereka, Allah tidak akan pernah membatalkan hukuman itu (15:1-2). Jadi Allah tidak pernah mengutus nabi-nabi lain itu. Jadi apa yang diwartakan oleh mereka adalah kebohongan besar.

Zaman sekarang pun Kristen senang sekali mendengarkan khotbah-khotbah yang 'pop' dan menyenangkan telinga. Tema-tema yang disukai oleh kebanyakan Kristen masa kini adalah hidup berkelimpahan tanpa susah payah; berkat tanpa perjuangan; keberhasilan tanpa penderitaan; pembangunan nasional tanpa keadilan sosial; atau jaminan pemeliharaan Illahi tanpa kekudusan hidup secara pribadi. Ajaran yang enak di telinga tidak akan membentuk kehidupan kita, tetapi hanya meninabobokan. Seringkali hanya enak didengar tapi realitanya tidak semudah dikatakan. Realitanya pergumulan tetap ada dan perjuangan iman pun tetap harus diteruskan. Jadi jika kita mendengar khotbah-khotbah dengan tema-tema seperti di atas, maka dapat dipastikan bahwa pengkhotbah itu bukanlah utusan Allah dan berita yang ia wartakan bukan berasal dari Allah.

Renungkan: Jika Anda adalah seorang pekerja rohani janganlah berusaha menjadi pengkhotbah 'populer'. Dan jika Anda adalah warga jemaat, janganlah mendengarkan khotbah-khotbah seperti itu.

(0.10565535294118) (Yer 17:19) (sh: Terbaik di antara yang baik (Selasa, 26 September 2000))
Terbaik di antara yang baik

Terbaik di antara yang baik. Bila dibandingkan dengan dosa-dosa lain yang dilakukan oleh Yehuda, mengapa Allah memerintahkan Yeremia memfokuskan khotbahnya pada masalah pengudusan hari Sabat? Sudah pasti penyembahan berhala yang dilakukan oleh bangsa Yehuda jauh lebih buruk dibandingkan dengan membawa barang-barang pada hari Sabat. Juga sudah pasti bahwa masalah kebobrokan moral bangsa Yehuda jauh lebih serius dibandingkan dengan melakukan suatu pekerjaan di hari Sabat. Namun khotbah Yeremia tentang pengudusan hari Sabat dan janji berkat yang akan Allah berikan kepada bangsa Yehuda jika mereka taat kepada Allah (24-26), merupakan sebuah ujian. Jika bangsa Yehuda memprioritaskan Allah pada hari Sabat, mereka juga akan memprioritaskan Allah di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kegagalan mereka untuk memuliakan dan menghormati Allah pada hari yang sudah ditetapkan, merupakan bukti bahwa seluruh nilai-nilai yang mereka pegang adalah nilai-nilai yang tidak berdasarkan pada kebenaran Allah.

Kristen masa kini pun harus memberikan prioritas pertama untuk beribadah ke gereja pada hari Minggu serta menguduskannya dan untuk mempunyai waktu bersekutu dengan-Nya secara pribadi melalui doa dan perenungan firman-Nya. Ketika kita memberikan prioritas pertama bagi Allah, maka bidang-bidang lain akan mengikutinya.

Namun mengkhususkan dan menguduskan hari Minggu bukanlah keputusan yang mudah dan sepele bagi Kristen yang hidup di kota besar, terlebih bagi mereka yang sudah menikah dan berkeluarga. Hari Senin hingga Jumat mereka disibukkan urusan pekerjaan dan kantor hingga larut malam. Hari Sabtu biasanya digunakan untuk ke bengkel, atau memperbaiki peralatan atau perabotan rumah yang rusak. Satu-satunya hari yang tersisa bagi keluarga untuk berkumpul dan bercengkerama hanyalah hari Minggu. Kristen di kota besar sering diperhadapkan pada pilihan yang sulit yaitu memilih yang terbaik dari yang baik.

Renungkan: Berkumpul bersama keluarga maupun menguduskan hari Minggu adalah kewajiban dan pelayanan yang harus ditunaikan dengan sungguh. Karena itu tidak ada pilihan lain selain mengurangi aktivitas di hari biasa untuk berkumpul bersama keluarga sehingga dapat memprioritaskan Allah di hari Sabat-Nya.

(0.10565535294118) (Yer 29:1) (sh: Pengharapan tak pernah sirna (Jumat, 20 April 2001))
Pengharapan tak pernah sirna

Pengharapan tak pernah sirna. Dua tahun setelah raja Yekhonya beserta rombongannya dibuang, pembuangan belum juga berakhir (2). Sebaliknya rombongan berikutnya malah menyusul (1). Realita ini yang menghancurkan pengharapan yang bertumbuh dalam diri mereka karena pengajaran para nabi palsu. Mereka butuh kekuatan rohani sebab kekecewaan dapat mendorong mereka melakukan tindakan-tindakan yang akan merugikan diri mereka sendiri. Karena itulah Yeremia menulis surat untuk menguatkan mereka.

Isi surat itu memang merupakan sumber kekuatan rohani untuk menjalani masa pembuangan yang panjang. Ini adalah anugerah sebab ikut dalam pembuangan tidak menjadikan mereka sebagai buah ara yang baik (17). Mereka masih diberi kebebasan untuk memilih hidup sesuai dengan rencana Allah (5-7) atau memberontak terhadap Allah seperti Ahab dan Zedekia (21-23). Mereka tahu bahwa mereka yang masih tinggal di Yehuda juga mempunyai pilihan yang sama (16-19). Sumber kekuatan itu berupa jaminan akan berkat Allah bagi kelangsungan hidup manusia secara normal (5-6). Sumber berikutnya adalah persekutuan yang indah dengan Tuhan melalui doa (7-14). Doa yang dipanjatkan akan didengar oleh Allah walaupun dalam pembuangan. Keyakinan akan pemerintahan Allah walaupun berada di bawah kekuasaan Nebukadnezar adalah sumber kekuatan juga. Tindakan Nebukadnezar menawan Yehuda dapat dikatakan tindakan Allah (21) sebab Ia juga yang menetapkan batas waktunya (10). Tempat pembuangan dapat menggantikan Yerusalem sebagai tempat perlindungan sementara, sesuai dengan rencana Allah (7). Akhirnya, semua sumber itu tersedia bagi mereka jika mereka percaya kepada firman Allah yang aktif bekerja di antara mereka, walaupun dalam bentuk tulisan. Firman tertulis itu dapat menjangkau tempat dimana Yeremia tidak dapat menjangkaunya. Mereka jangan seperti nenek moyang mereka, sanak saudaranya yang masih di Yehuda, atau bahkan dirinya sebelum dalam pembuangan, namun mereka harus mendengarkan dan taat kepada firman-Nya (19).

Renungkan: Betapa besar kasih setia Allah kepada umat-Nya. Penghukuman-Nya adalah untuk mendisiplin umat-Nya agar mempunyai masa depan yang baik. Karena itu disiplin Allah bukan berarti hilangnya harapan namun persiapan untuk menyongsong hari depan yang lebih baik.

(0.10565535294118) (Yer 31:1) (sh: Apa yang membatasi Allah? (Selasa, 24 April 2001))
Apa yang membatasi Allah?

Apa yang membatasi Allah? Pertanyaan itu seakan-akan mengecilkan keberadaan Allah. Bukankah Ia maha segala-galanya? Apakah ada yang dapat membatasi tindakan-Nya? Tidak kecuali kasih- Nya yang kekal yang membatasi Allah. Dalam hal apa?

Aspek kehidupan masyarakat yang dipulihkan oleh Allah untuk pertama kali adalah kehidupan rohani. Pemulihan rohani ini dimulai dari struktur masyarakat yang terkecil (1). Ini berarti pemulihan itu tidak dibatasi oleh usia maupun gender, tingkatan sosial maupun pendidikan, miskin maupun kaya. Pemulihan rohani akan memberikan pengaruh kepada seluruh bidang kehidupan manusia seperti pekerjaan, rumah tangga, pergaulan, karier, maupun politik. Betapa indahnya masyarakat yang sudah dipulihkan kerohaniannya. Setelah pemulihan rohani dikerjakan, maka pemulihan di sektor lainnya juga dikerjakan oleh Allah. Karya Allah ini memulihkan 7 aspek penghukuman yang diderita oleh Yehuda. Sebagai orang buangan yang tidak mempunyai tempat tinggal, Allah akan membangunkan buat mereka (4). Ladang dan kebun yang merupakan sumber pangan mereka akan dikembalikan (5). Penjaga menara yang dulunya meneriakkan kedatangan musuh penghancur kini meneriakkan seruan untuk beribadah (6). Bangsa yang sudah tercerai-berai akan disatukan kembali (8). Seluruh bangsa akan menerima bimbingan dan tuntutan dari Allah. Ratapan dan tangisan digantikan dengan perayaan yang penuh sukacita dan sorak sorai (7). Bait Allah yang sudah dihancurkan akan dibangun kembali (6). Allah ingin memulai kembali membina hubungan-Nya dengan Yehuda (9). Mengapa? Kasih Allah yang kekal itulah jawabannya. Kasih yang kekal itulah yang membuat Allah terus melanjutkan kasih setia-Nya kepada Yehuda. Kasih- Nya yang kekal itulah yang membatasi penghukuman-Nya atas mereka. Kasih-Nya yang membuat Allah sudi menampakkan diri kepada bangsa yang sudah menjauh dari- Nya.

Renungkan: Puncak kasih Allah kepada manusia dinyatakan oleh-Nya melalui kematian Kristus yang juga merupakan penyataan Allah bahwa Ia ingin memulai kembali membina hubungan dengan seluruh umat manusia dan Allah sudi memberikan berkat-Nya untuk memulihkan kehidupan manusia. Yeremia memberitakan kepada Yehuda. Kita harus memberitakannya kepada bangsa Indonesia. Bagaimana caranya?

(0.10565535294118) (Yer 33:1) (sh: Memahami lebih lanjut yang sudah kita pahami (Senin, 30 April 2001))
Memahami lebih lanjut yang sudah kita pahami

Memahami lebih lanjut yang sudah kita pahami. Banyak kebenaran firman Tuhan tentang penderitaan yang sudah kita pelajari dan pahami. Namun ketika kita benar- benar sedang dalam penderitaan, mengapa kebenaran- kebenaran yang sudah kita ketahui itu seringkali tiba- tiba tidak bermakna. Melalui pasal penutup dari Kitab Penghiburan (pasal 31-33), kita akan melihat apa yang Allah perintahkan kepada Yeremia ketika ia sedang bergumul dalam penderitaan bangsanya dan dirinya.

Firman Allah datang lagi kepada Yeremia ketika ia masih sebagai tawanan raja Zedekia dan Yerusalem masih dikepung oleh Babel. Kondisi hati dan jiwa Yeremia pasti gundah-gulana sebab ia mengetahui bahwa Yehuda tidak mungkin terlepas dari cengkeraman dan keganasan Babel. Bangsa Yehuda akan mengalami penderitaan yang dahsyat. Yeremia pun tidak akan terluput. Apa yang seharusnya dilakukan oleh Yeremia? Allah memerintahkan Yeremia untuk memohon penyataan Allah yang lebih besar (3). Ada yang menarik untuk diperhatikan dari perintah Allah ini. Bukankah Yeremia sudah mengetahui bahwa Yehuda akan hancur, mengapa Allah menyatakan lagi (4- 5)? Bukankah Yeremia juga sudah mengetahui bahwa pada suatu saat Yehuda akan dipulihkan, sehingga mereka akan bergirang dan bersukacita karena berkat Allah, mengapa harus diulang lagi (6-13)? Mengapa Allah memerintahkan Yeremia secara pribadi untuk memohon penyataan Allah yang lebih besar? Yeremia nampaknya tidak memahami sepenuhnya maksud dan rencana Allah atas Yehuda. Ternyata memahami apa yang menimpa dirinya dalam terang kebenaran firman Tuhan yang sudah ia ketahui tidaklah semudah membalik telapak tangan. Yeremia membutuhkan perjumpaan dengan penyataan Allah yang lebih lanjut. Yeremia membutuhkan perjumpaan dengan Allah yang lebih dekat.

Renungkan: Seperti Yeremia, kita pun seringkali melihat bahwa pemahaman firman yang sudah kita miliki seakan tidak bermakna di tengah-tengah kesulitan dan penderitaan yang sedang kita alami. Kita butuh perjumpaan dengan Allah secara pribadi yang lebih dekat. Walaupun kebenaran firman yang akan diungkapkan mungkin sudah kita ketahui sebelumnya, namun dalam perjumpaan dengan- Nya secara pribadi firman itu akan mengungkapkan kebenaran yang lebih dalam.

Pengantar kitab Yeremia 33-52

Pengantar Yeremia kali ini difokuskan kepada nubuat melawan bangsa-bangsa lain karena bagian ini yang seringkali disalahtafsirkan. Sementara itu untuk bagian lainnya tiap-tiap renungannya berisi pengantar singkat.

Nubuat melawan bangsa-bangsa lain ada dalam setiap kitab nabi kecuali kitab Hosea. Kumpulan nubuat ini dapat ditemukan dalam Amos 1-2; Yesaya 13-23; Yehezkiel 25- 32; Zefania 2:2-15, dan Yeremia 46-51.

Dalam nubuat ini faktor terpenting yang harus diperhatikan adalah kekuasaan Allah sebagai Raja atas seluruh dunia. Konsep kedaulatan Allah secara universal, penggunaan bangsa-bangsa lain untuk mencapai maksud dan rencana-Nya khususnya yang berhubungan dengan Israel sudah dapat ditemukan dalam nubuat nabi- nabi sejak abad ke-8 s.M. Dalam kitab-kitab nabi, bangsa-bangsa lain seringkali dihukum karena kesombongan, agresi militer, dan penyembahan berhala. Dengan demikian nubuat melawan bangsa-bangsa lain mempunyai 3 tujuan: o mengumumkan penghukuman bangsa lain yang kadang-kadang disebabkan karena perlakuan mereka atas Israel. o memberikan dorongan dan penghiburan kepada Israel. o memperingatkan Israel untuk tidak menggantungkan keselamatan mereka kepada bangsa-bangsa lain.

Nubuat dalam kitab Yeremia, khususnya yang terdapat dalam pasal 47-49, harus ditafsirkan dalam konteks perjanjian antar 2 negara atau lebih yang menyangkut masalah perdagangan, perdamaian, kerja sama, atau pakta. Negara- negara yang ada dalam pasal-pasal tersebut menjadi bagian dari kerajaan Babel. Karena firman Tuhan melalui Yeremia menyatakan bahwa Nebukadnezar adalah ‘hamba’- Nya di bawah kedaulatan Allah atas bangsa-bangsa lain, maka nubuat penghukuman yang disampaikan oleh Yeremia pasti berhubungan dengan pemberontakan bangsa-bangsa lain terhadap Babel, atau peringatan supaya mereka tidak memberontak.

Kesimpulannya adalah nubuat itu, baik dinyatakan atau tidak kepada bangsa-bangsa itu, berfungsi untuk menyatakan kedaulatan Allah atas seluruh dunia. Nubuat itu juga merupakan peringatan bagi Yehuda agar mereka tidak bersekutu dengan atau bergantung pada negara lain yang berada di bawah penghukuman Allah. Belaskasihan Allah kepada umat-Nya juga dinyatakan melalui nubuat ini. Hal ini digambarkan dengan pengisahan ulang pembebasan Yoyakhin karena belaskasihan Babel.

(0.10565535294118) (Yer 35:1) (sh: Ketaatan atau ketidaktaatan adalah sebuah pola hidup (Jumat, 4 Mei 2001))
Ketaatan atau ketidaktaatan adalah sebuah pola hidup

Ketaatan atau ketidaktaatan adalah sebuah pola hidup. Ucapan penghakiman Allah atas Yehuda dinyatakan semakin tegas dengan membandingkan ketidaktaatan bangsa Yehuda dengan ketaatan orang-orang Rekhab. Perbandingan itu merupakan kecaman yang pedas terhadap bangsa Yehuda sebab siapakah orang-orang Rekhab dan siapakah tokoh- tokoh yang terlibat dalam kehidupan mereka, dibandingkan dengan Yehuda dan Tokoh yang terlibat dalam kehidupan mereka. Identitas dan posisi Rekhab dalam kebudayaan Israel tidak begitu jelas sebab mereka hanyalah sekelompok kecil orang yang hidup secara nomaden. Dengan kata lain mereka bukanlah siapa-siapa.

Kecaman yang pedas tepat sekali bagi Yehuda sebab ketidaktaatan mereka bukanlah sekadar kekhilafan namun sudah menjadi karakteristik mereka sebagai sebuah bangsa. Ketidaktaatan adalah pola hidup mereka. Hal itu ditegaskan dengan penggunaan kata ‘terus-menerus’ sebanyak 2 kali untuk mengungkapkan frekuensi Allah berbicara secara langsung kepada mereka maupun mengutus nabi-nabi-Nya agar mereka bertobat (14-15). Bagaimana respons mereka? Sangat kontras dengan orang-orang Rekhab. Ketaatan kepada Yonadab bapak leluhur mereka adalah pola hidup seluruh anggota kelompok Rekhab mulai dari anak-anak hingga dewasa, laki-laki maupun perempuan (8-9). Ketaatan sebagai pola hidup sudah teruji ketika mereka menolak tawaran Yeremia untuk minum anggur (5-6), sekalipun dapat mendatangkan bencana ataupun risiko atas mereka sebab mereka hanyalah pengungsi di Yerusalem. Identitas mereka terletak pada ketaatan untuk melakukan perintah Yonadab, bapak leluhurnya. Inilah pola hidup dan karakteristik orang-orang Rekhab.

Renungkan: Ini merupakan cambukan keras bagi kita. Jika kepada seorang Yonadab yang hanyalah manusia biasa, mereka menjadikan ketaatan mereka kepada ajarannya sebagai pola hidup, maka seharusnya ketaatan kita kepada ajaran Yesus paling tidak harus menjadi pola hidup kita. Bukankah Yesus bukan sekadar manusia sejati namun Ia juga adalah Allah Pencipta dan Penebus kita? Namun kenyataannya seringkali ketaatan kita belum menjadi pola hidup, melainkan sebagai rayuan atau umpan kepada Allah supaya Ia sudi mencurahkan berkat-Nya. Jika itu gambaran ketaatan kita, bertobatlah agar kita tidak menjadi Yehuda yang mempunyai pola hidup ketidaktaatan.

(0.10565535294118) (Yeh 25:1) (sh: Providensia atas milik pusaka (Jumat, 14 September 2001))
Providensia atas milik pusaka

Providensia atas milik pusaka. Allah menghukum Bani Amon karena mereka senang atas kejatuhan Yerusalem dan kehancuran Bait Suci. Mereka bertepuk tangan dan menghentakkan kaki mereka ke tanah dan bergembira dalam hati atas kecelakaan tanah Israel. Oleh sebab itu Allah berfirman: "Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawan engkau dan menyerahkan engkau menjadi jarahan bagi suku-suku bangsa dan melenyapkan engkau dari tengah bangsa-bangsa dan membinasakan engkau dari negeri-negeri; Aku akan memusnahkan engkau. Dengan demikian engkau akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan" (ayat 7). Allah menghukum Moab karena mereka percaya bahwa Allah Israel tidak lebih besar daripada dewa-dewa bangsa lainnya (ayat 11). Allah menghukum bangsa Edom karena mereka sangat membenci bangsa Israel. Allah menghukum bangsa Filistin karena dendam kesumatnya pada bangsa Israel dan bersukacita atas kecelakaan Israel. Allah yang berinisiatif menuntut balas untuk Israel, sekali lagi menunjukkan kepada kita bahwa betapa hajaran Tuhan kepada umat-Nya bertujuan baik. Hajaran Tuhan menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih oleh-Nya.

Bangsa Israel adalah milik pusaka Tuhan (Yes. 19:25). Israel adalah harta kesayangan Allah. "Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi" (Kel. 19:5). Israel juga adalah biji mata Allah (Ul. 32:10).

Allah sedang bertindak tegas menghukum kesalahan umat-Nya namun Ia tidak membiarkan bangsa-bangsa kafir melecehkan dan menghina Israel. Allah sendiri yang akan membela umat-Nya karena sikap mereka menghina umat-Nya berarti menghina Allah.

Renungkan: Tindakan Allah yang menghukum sekaligus membela dan memelihara umat-Nya adalah ciri khas dari tindakan Allah yang Maha Kasih dan Maha Adil. Meresponi pembelaan Allah yang luar biasa ini, kita dapat memanjatkan syukur yang tiada henti dan hidup sesuai dengan status diri kita sebagai anak-anak Allah. Jadikan hidup Kristen hari ini sebagai pujian bagi Tuhan dari orang lain yang mendapat berkat karena menyaksikan aplikasi hidup dan berinteraksi dengan kita.

(0.10565535294118) (Yeh 41:5) (sh: Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci (Jumat, 23 November 2001))
Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci

Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci. Di sekeliling Bait Suci ada kamar-kamar tambahan, yang bertingkat tiga (ayat 5-11). Di ujung barat, di belakang Bait Suci, terdapat sebuah bangunan (ayat 12). Sayangnya tidak ada penjelasan mengenai kegunaan ruangan-ruangan ini. Mungkin ruangan di sekeliling Bait Suci digunakan untuk menyimpan perabotan Bait Suci dan benda-benda lainnya. Pada kuil-kuil di dunia kuno, kamar-kamar seperti ini digunakan untuk menyimpan harta benda hasil persembahan orang-orang yang beribadah ke kuil tersebut. Penjelasan tentang Bait Suci diakhiri dengan ukuran keseluruhannya: 100 hasta x 100 hasta untuk pelataran dalam dan untuk Bait Suci serta ruang-ruang di sampingnya (ayat 13-14). Bentuk bujur sangkar dan ukuran- ukuran simetris melambangkan kesempurnaan Allah.

Dinding-dinding Bait Suci didekorasi dengan ukiran-ukiran gambar kerub dan pohon kurma (ayat 17-20). Motif ukiran ini serupa dengan yang ada di dalam Bait Suci Salomo (ayat 1Raj. 6:29- 36). Ukiran pohon kurma telah dijumpai sejak orang masuk melalui pintu gerbang luar, hingga pada daun-daun pintu tempat mahakudus (ayat 25). Jelas fungsinya bukan untuk keindahan semata-mata, tetapi untuk melambangkan harapan hidup dan kemakmuran (pohon kurma) serta keamanan (kerub). Bagi umat Israel, Allah bersemayam di dalam Bait Suci adalah sumber dari dual hal ini.

Di dalam ruang besar terdapat sesuatu yang tampak seperti mezbah yang terbuat dari kayu (ayat 21-22). Malaikat pengantar Yehezkiel menyebut mezbah itu sebagai "meja yang ada di hadirat Tuhan". Mungkin ini menyerupai meja roti sajian (bdk. Kel. 25:23-30), yaitu persembahan yang bukan berupa kurban bakaran bagi Tuhan.

Menghampiri Allah yang kudus selain memang harus terlebih dulu menguduskan diri, juga harus dengan segala puji dan syukur. Kegunaan meja roti sajian adalah untuk menempatkan persembahan syukur untuk segala berkat Tuhan. Ibadah yang benar selalu berangkat dengan kegentaran akan kekudusan Tuhan, tetapi diteruskan dengan pengucapan syukur dan puji- pujian.

Renungkan: Yesus Kristus menyatakan kepada kita kekudusan Allah. Oleh karena Dia kita sekarang dapat mendekat pada Allah dan menaikkan puji-pujian serta ucapan syukur yang tiada hentinya.

(0.10565535294118) (Yeh 47:13) (sh: Perbatasan baru bagi tanah Israel (Senin, 3 Desember 2001))
Perbatasan baru bagi tanah Israel

Perbatasan baru bagi tanah Israel. Pasal 47:13-48:29 merupakan penjabaran rinci dari instruksi dalam pasal 45:1-8. Bagi umat Israel, tanah selalu dikaitkan dengan perjanjian (covenant) antara Allah dengan Abraham (ayat 14; Kej. 12:1). Tanah negeri perjanjian adalah pemberian Allah (Ul. 5:31). Dialah pemilik sesungguhnya tanah itu (Im. 25:23). Dalam sejarah Israel, tanah bertindak selaku barometer bagi hubungan umat itu dengan Allah; kondisi tanah mencerminkan berkat bagi ketaatan dan kutuk bagi ketidaktaatan (Ul. 11:8-28).

Tanah itu harus dibagi di antara kedua belas suku Israel (ayat 13, 21). Mungkinkah ini? Ratusan tahun sebelumnya, kerajaan Israel telah terbagi dua dan kini keduanya telah tercerai- berai dalam pembuangan (bdk. Yeh. 37:11). Namun, Yehezkiel seolah mendengarkan janji Allah, bahwa kutuk tersebut akan diangkat. Inilah puncak pemulihan Israel, kedua belas suku akan kembali ke negeri perjanjian, dan akan dipersatukan kembali sebagai bangsa. Shalom antara Allah, umat, dan tanahnya telah pulih sepenuhnya.

Batas luar seluruh negeri (ayat 15-20; bdk. Bil. 34:1-2) bukan berupa garis, melainkan daftar kota atau daerah yang terletak "paling luar". Perbatasan ini menggarisbawahi lagi pemulihan menyeluruh dari umat Allah. Tanah perjanjian akan kembali menjadi milik mereka lagi, sesuai janji Allah (ayat 28:25).

"Orang-orang asing" tidak dilupakan (ayat 21-25). Dianggap "kaum marginal" dalam masyarakat Israel, mereka sering ditindas dan diperlakukan semena-mena. Mereka tidak memiliki tanah, tetapi Taurat Musa melindungi mereka (Im. 19:33-34). Di dalam masyarakat Israel baru, orang asing yang tinggal dan menyembah Allah Israel ikut mendapatkan tanah sebagai milik pusaka (ayat 22). Dengan menerima tanah, bukan saja persamaan sosial mereka diakui, tetapi juga semua hak rohani mereka sebagai anggota umat Allah dijamin. Inilah perwujudan nyata nubuat nabi Yesaya, bahwa "keselamatan adalah bagi segala bangsa" (Yes. 56:3-8).

Renungkan: Yesus Kristus telah merobohkan semua tembok perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani, hamba atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan. Doakanlah agar kesatuan ini terwujud dengan indah di dalam gereja Tuhan.

PA 4: Yehezkiel 47:1-12

Pengharapan yang dinyatakan Allah melalui Yehezkiel memang berbicara mengenai pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem. Namun demikian, pemulihan yang sejati juga seharusnya mencakup pemulihan seluruh kehidupan umat Allah di tanah mereka. Pentingnya Bait Allah sebagai pusat kerohanian bangsa Israel memang telah diketahui. Di dalam perikop ini, sekali lagi ditegaskan bagaimana Bait Allah akan memberikan faedah yang besar kepada tanah Israel dan mereka yang tinggal di sana. Gambaran yang diberikan merupakan suatu nubuat di masa yang akan datang, dan diluaskan kemudian oleh Yohanes dalam Wahyu 22:1-2. Pada akhir zaman, akan ada sungai anugerah yang mengalirkan air kehidupan!

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Siapakah "ia" di dalam ayat 1 (ayat 40:3-4)? Jelaskan sekali lagi rute aliran air dalam ayat 1-2 (catatan: "sebelah selatan" di ayat 2 berarti sebelah selatan pintu gerbang timur)! Apakah ada kaitan antara arah aliran keluar air dengan arah masuknya Yahweh ke bait-Nya yang kudus (ayat 43:1-5)? Jelaskan jawaban Anda bila dikaitkan dengan masalah sumber air tersebut!

2. Kesan apa yang ingin disampaikan "orang itu" kepada Yehezkiel dengan memintanya sampai 4 kali untuk masuk ke dalam air yang meninggi (ayat 3-5)? Bila melihat ayat 6b-12, apakah kira- kira jawaban Yehezkiel terhadap pertanyaan dalam ayat 6a? Mengapa demikian?

3. Ayat 6b-7 merupakan klimaks (bdk. ayat 12). Apa kaitan antara sungai, tanah, dan pohon?

4. Pengaruh apa yang diberikan air tersebut (ayat 8-9): [1] Terhadap Laut Mati dan [2] Terhadap makhluk-makhluk hidup (catatan: komposisi air Laut Mati mengandung 25% mineral yang mematikan)? Bagaimana dampak sungai tersebut kepada manusia (ayat 13)?

5. Berikan kesan Anda ketika membaca ayat 12! Kesimpulan apa yang Anda dapatkan bila mengaitkan sumber, proses mengalirnya, dan pengaruh air tersebut?

Terapkan kebenaran firman Allah ini ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta ke dalam kehidupan rohani Anda secara kongkret!

(0.10565535294118) (Yl 3:9) (sh: Penuntasan zaman lama dan terwujudnya zaman baru (Rabu, 20 Juni 2001))
Penuntasan zaman lama dan terwujudnya zaman baru

Penuntasan zaman lama dan terwujudnya zaman baru. Dosa telah menodai zaman lama yang penuh pemberontakan dan keagungan diri manusia. Manusia ciptaan ingin menempatkan diri setara dengan Sang Pencipta dan memunculkan sikap persahabatan dengan musuh Sang Pencipta untuk memberontak terhadap Sang Pencipta. Betapa hancurnya citra peta teladan Allah dalam diri makhluk ciptaan yang tertinggi ini. Namun sejarah perjalanan zaman lama masih bergulir dan bersamaan dengan zaman baru yang telah dimulai sejak kehadiran Tuhan Yesus dalam dunia. Penuntasan zaman lama adalah pada hari kedatangan-Nya.

Hujan berkat di hari TUHAN adalah terwujudnya zaman baru bagi seluruh umat-Nya. Merekalah pasukan Allah yang di dalam ketidakberdayaan dapat berkata: “Aku ini pahlawan!” (10). Segala bangsa dari segala penjuru akan berkumpul di Sion – Yerusalem dan menyaksikan umat-Nya menikmati masa penuaian yang penuh sukacita dan kemenangan sementara mereka mengikuti sidang penghakiman Allah (11-13). Inilah hari penentuan bagi umat-Nya dan bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa yang mengagungkan dan mengandalkan kekuatan, kekayaan, dan ketangguhan panglima perang, akan dilumpuhkan-Nya dalam ketidakberdayaan (19). Segala dosa pemberontakan dipatahkan dan kehilangan kuasa-Nya, bertekuk lutut di bawah kaki pemerintahan-Nya (21). Namun umat-Nya akan bersorak menyambut-Nya karena Dialah benteng perlindungan yang memerintah selamanya (16, 20). Zaman baru yang telah dimulai sejak Yesus akan benar-benar terwujud secara sempurna dimana TUHAN memerintah selamanya sebagai Raja di atas segala raja bersama umat- Nya (17). Kota pemerintahan-Nya adakah kota yang kudus yang tidak mungkin dihampiri oleh orang-orang yang telah menolak-Nya. Pintu anugerah-Nya bagi yang belum menerima-Nya kini telah berakhir.

Renungkan: Yakinlah bahwa pergumulan zaman lama yang penuh dosa kejahatan dan pemberontakan akan berakhir, walaupun sementara ini kita harus tetap bergumul dalam dunia yang kita tumpangi ini. Bersiaplah menyambut terwujudnya zaman baru yang penuh sukacita dan kemenangan. Asahlah hidup Anda dengan kebenaran firman- Nya dan jadilah pahlawan iman di dalam ketidakberdayaan tubuh fana yang penuh dosa sampai tiba hari TUHAN.

Pengantar Kitab Ester

Kisah Ester terjadi di ibu kota kerajaan Persia – Susan – pada awal pemerintahan raja Ahasyweros (486-465 s.M.) yaitu setelah pemulangan bangsa Yehuda I (Ezr. 1-6) dan sebelum pemulangan II (Ezr. 7-10). Kisah ini menceritakan tentang rencana jahat untuk memusnahkan etnis Yahudi dari Kerajaan Persia. Persekongkolan itu digagalkan oleh Ester yang cantik dan berani yang telah menjadi permaisuri raja Ahasyweros. Kemenangan orang Yahudi ini sampai sekarang masih diperingati sebagai hari raya Purim

Penulis dan waktu penulisan Penulis kitab Ester tidak diketahui. Namun ketertarikannya pada asal mula dan perayaan hari raya Purim, nasionalisme yang tinggi dan pengetahuan yang mendalam tentang kerajaan Persia, tradisi, dan geografinya memberikan sedikit gambaran bahwa penulis kitab ini adalah orang Yahudi Persia yang hidup di Susan. Waktu penulisan kisah ini diperkirakan antara tahun 450 – 300 s.M. dengan tujuan menjelaskan asal mula perayaan Purim dan mengharuskan orang Yahudi untuk merayakannya (9:20-32).

Tema-tema utama Providensia Allah. Kitab Ester memberikan gambaran yang paling jelas tentang providensia Allah. Meskipun Allah tidak pernah disebutkan dalam kitab ini namun Ia berkarya melalui situasi, waktu, ‘kebetulan’, dan pilihan manusia untuk mencapai tujuan-Nya. Kitab Ester mengajar kita untuk melihat Allah yang tidak terlihat namun menyatakan diri-Nya melalui pasang surut kehidupan manusia dan peristiwa dunia, dan untuk memuji Dia karena pemeliharaan-Nya tidak pernah berhenti. Ketaatan dan ketidaktaatan. Perbandingan antara ketaatan dan ketidaktaatan dapat dijumpai dalam keseluruhan kitab ini. Dimulai dari ketidaktaatan Wasti dibandingkan dengan ketaatan Ester kepada Mordekhai pamannya, hingga ia berani menantang undang-undang raja (4:11, 16; 5:1, 2). Tema ini juga dapat dilihat dalam diri Mordekhai yaitu ia menolak untuk menaati perintah Haman namun menaati perintah Ester (4:17) dan taat melayani raja Persia serta kepentingan bangsanya (10:3). Hidup sebagai umat Allah. Melalui kehidupan Mordekai, kita dapat melihat bahwa hidup sebagai kaum minoritas dan dalam negara yang sedemikian pluralis seperti Media-Persia bukanlah halangan untuk berkarya baik bagi bangsanya maupun bagi negara dimana ia tinggal.

(0.10565535294118) (Mi 5:1) (sh: Kelahiran Raja yang dijanjikan (Senin, 18 Desember 2000))
Kelahiran Raja yang dijanjikan

Kelahiran Raja yang dijanjikan. Mikha mengungkapkan salah satu nubuat Perjanjian Lama tentang Juruselamat yang paling jelas dan mempunyai makna yang sangat dalam. Seorang Penguasa yang dijanjikan akan menyampaikan berkat Allah yang sudah lama dijanjikan kepada bangsa Israel. Siapakah Dia? Dia adalah Allah sendiri yang permulaannya sudah sejak purbakala. Ia lahir sebagai seorang manusia keturunan Daud di Bethlehem (2). Karena Ia adalah Allah maka segala yang Ia lakukan mempunyai makna yang besar bagi umat-Nya. Apa maknanya? Pertama, kelahiran-Nya menyatakan bahwa umat-Nya pada hakikatnya adalah kosong dan sia-sia tanpa kehadiran-Nya. Sebab hingga kelahiran- Nya di Bethlehem, mereka semua adalah bangsa yang terlantar dan jauh dari Allah (3). Mereka membutuhkan-Nya agar dapat menemukan identitas diri mereka yang sebenarnya. Kedua, kelahiran-Nya memberikan keamanan yang sesungguhnya. Tanpa Dia, keberadaan mereka tergantung kepada lingkungan dan kemurahan musuh-musuhnya. Namun ketika Ia datang dengan kekuatan Tuhan, Dia akan menggembalakan mereka. Sebagai kawanan domba gembalaan-Nya, mereka akan mendapatkan keamanan (3). Ketiga, kelahiran-Nya memberikan kedamaian yang sejati kepada umat-Nya. Kebesaran-Nya akan sampai ke ujung bumi dan kekuatan-Nya akan menjamin keamanan mereka. Ketika Ia menyertai mereka, kehadiran-Nya akan memberikan kedamaian sejati (4). Karena itulah keturunan Yakub akan tetap ada di tengah-tengah banyak bangsa seperti embun dari Tuhan (6- 8).

Nubuat ini secara harafiah memang sudah digenapi. Penelitian membuktikan bahwa pada masa Perjanjian Baru, 1 dari tiap 10 orang dalam kerajaan Romawi adalah orang Yahudi. Bahkan pada zaman Media-Persia, 1 dari tiap 5 orang adalah orang Yahudi. Bukankah hidup dalam pembuangan tidak mudah? Tapi mengapa keturunan Yakub dapat terus berkembang secara luar biasa? Nubuat ini juga sedang digenapi melalui perkembangan dan pertumbuhan gereja di dunia. Umat Kristen akan terus ada di antara bangsa-bangsa (9-14).

Renungkan: Tidak akan ada kekuatan yang mampu melenyapkan umat Kristen. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah umat Kristen harus selalu bergantung kepada-Nya, bukan kepada kekuatan-kekuatan dunia lainnya yang akan dihancurkan oleh Allah.

(0.10565535294118) (Luk 5:1) (sh: Bukan sekadar pemberita tetapi sumbernya (Selasa, 4 Januari 2000))
Bukan sekadar pemberita tetapi sumbernya

Bukan sekadar pemberita tetapi sumbernya. Memberitakan Injil dan mempersiapkan Pemberita Injil Kerajaan Allah adalah tugas yang diberikan Bapa kepada Tuhan Yesus. Dari kota ke kota, Yesus berjalan untuk memberitakan Injil. Kali ini Yesus memberitakan firman kepada orang banyak di tepi danau Genezaret dari perahu Simon. Di atas perahu itu selain Simon ada juga beberapa teman nelayan lain.

Pemberitaan firman Allah tidak hanya di dengar oleh orang banyak, secara khusus ditangkap jelas oleh kawanan nelayan di perahu itu. Pengajaran firman Tuhan yang mereka dengar membuat pengenalan mereka kepada Yesus makin dalam. Oleh sebab itu Simon dan kawan-kawan taat pada perintah Yesus manakala Yesus memerintahkan mereka menebarkan jala di pagi hari. Meski semalaman mereka gagal, pagi ini hasilnya luar biasa. Jala yang kosong sepanjang malam, kini penuh ikan sampai koyak. Perahu yang sarat ikan mencelikkan "mata" Simon dan kawan-kawan bahwa Yesus bukan hanya pemberita firman Allah, Penyembuh penyakit, Pengusir setan, tetapi Ia adalah Tuhan. Simon menyadari keberdosaannya dan ketidaklayakannya di hadapan Tuhan Yesus yang Maha Mulia.

Menjadi pengemban misi Yesus, bukan karena memilih tetapi karena dipilih. Bukan karena mampu melakukan perkara besar tetapi karena dimampukan melakukannya. Bukan karena cakap tetapi karena anugerah. Bukan karena suci tetapi karena mau mengakui dosa dan menerima anugerah. Bukan karena suci tetapi karena mau mengakui dosa dan menerima pengampunan. Siapa Simon dan kawan-kawan? Manusia yang berdosa dan tidak layak menerima berkat Tuhan Yesus. Namun anugerah Allah diberikan kepada mereka. Status baru dianugerahkan, yakni menjadi penjala manusia. Tanpa ragu dan mengulur waktu tiga sekawan ini menyambut panggilan Yesus. Mereka meninggalkan perahu dan jala dan mengikut Yesus.

Renungkan: Mendengar firman Allah, mengalami kuasa Tuhan Yesus dalam hidup kita seharusnya mengiring kita untuk menyambut dan terlibat dalam misi Yesus bagi dunia ini. Kita Syukuri kesempatan dan kepercayaan istimewa yang Allah anugerahkan pada kita untuk merampungkan rencana kekal-Nya bagi dunia ini. "Nyatakanlah visi-Mu kepada umat-Mu. Panggillah hamba-hamba-Mu bagi penuaian ladang-mu", adalah bagian doa yang pernah dipanjatkan kepada Tuhan oleh salah seorang hamba Tuhan, kiranya menjadikan doa kita juga.

(0.10565535294118) (Luk 5:12) (sh: Misi kepada pribadi dan komunitas (Rabu, 5 Januari 2000))
Misi kepada pribadi dan komunitas

Misi kepada pribadi dan komunitas. Banyak penderita kusta kita temui, tidak hanya di zaman Tuhan Yesus, di zaman PL pun sudah ada. Pada umumnya kita merasa ngeri dan berusaha menghindari si penderita kusta, karena takut tertular. Penyakit ini sangat mengerikan karena si penderita lambat laun akan kehilangan bagian-bagian tubuhnya, terutama jari kaki dan tangannya. Itulah sebabnya mereka hidup terisolasi, tidak boleh berada di tengah masyarakat.

Dalam perikop yang kita baca, kita melihat bagaimana sikap Yesus terhadap orang yang berpenyakit kusta ini. Ketika orang ini datang dengan satu tujuan ingin disembuhkan, ia memberanikan diri masuk kota untuk bertemu dengan Yesus. Tampak sekali bagaimana sikap dan permohonannya kepada Yesus yang amat sangat menaruh pengharapan. Tetapi sama sekali tidak memaksa. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada kehendakYesus. Yesus mengulurkan tangannya dan menyentuhnya, artinya Ia menyatakan perhatian dan wujud misi pembebasan-Nya, sehinggga si penderita kembali dipulihkan, baik fisik, sosial, psikis, dan rohaninya. Ia harus memperlihatkan kepada imam, sebagai pengesahan kesembuhannya. Lengkaplah sudah pemulihan yang Yesus kerjakan dalam dirinya.

Dalam kejadian selanjutnya, Yesus juga menyentuh dan memenuhi kebutuhan si lumpuh dan teman-temannya. Yesus mengetahui iman keempat orang teman yang mengusung si lumpuh, yang tampak dari kegigihan mereka membawa si lumpuh ke hadapan Yesus. Misi-Nya kepada pribadi menjawab kebutuhan si lumpuh dan teman-temannya. Si lumpuh dapat berjalan kembali dan teman-temannya pun mendapatkan sukacita besar karena berpengharapan akan kesembuhan temannya terkabulkan.

Bagaimana dengan orang Farisi dan ahli Taurat serta orang banyak? Sesungguhnya Yesus juga menyatakan misi pelayanan-Nya bagi mereka, tetapi orang Farisi dan ahli Taurat tetap mengeraskan hati. Kebenaran dan penyataan diri sudah didemonstrasikan-Nya, baik melalui pengajaran akan kebenaran-Nya dan kuasa penyembuhan-Nya. Berbeda dengan respons orang banyak yang mau terbuka dan percaya kepada kebenaran-Nya, mereka memuliakan Allah.

Renungkan: Misi Yesus kepada pribadi dan komunitas. Bagi yang percaya akan menerima berkat dan kuasa-Nya, tetapi bagi yang mengeraskan hati, tidak akan menerima apa pun dari-Nya.

(0.10565535294118) (Luk 6:21) (sh: Tindakan selaras dengan kehidupan rohani (Senin, 10 Januari 2000))
Tindakan selaras dengan kehidupan rohani

Tindakan selaras dengan kehidupan rohani. Tolstoy adalah seorang yang sangat terkenal karena ceramah-ceramahnya yang menyentuh kehidupan masyarakat di bidang etika. Salah satu topik ceramahnya yang sangat terkenal adalah "Bagaimana kita mencintai dan diocintai?" Namun suatu saat masyarakat dikejutkan oleh pernyataan istrinya dalam suatu jumpa pers: "Tolstoy adalah seorang suami yang tidak tahu bagaimana mencintai istrinya. Ia tidak mampu mempraktekkan isi ceramahnya kepada istrinya sendiri!" Betapa ironisnya kejadian ini. Lebih mudah mengajar dan menasihati orang lain daripada pengajaran yang diajarkan tersebut mengajar dirinya sendiri. Ini adalah salah satu kejadian dari sekian banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita.

Ada satu pengecualian, yakni Yesus yang selalu menjadi teladan dari apa yang dikatakan dan diajarkan-Nya. Secara rinci, Yesus mengajarkan bagaimana sikap Kristen terhadap musuh atau orang yang membenci kita. Membalas kejahatan dengan kebaikan, mengasihi orang yang tidak mengasihi, mendoakan orang yang mencaci, menyatakan perbuatan baik tanpa mengharapkan balas jasa, dan murah hati seperti Bapa di sorga. Semuanya ini bukan hanya sekadar pelajaran moral biasa yang mampu dilakukan siapa saja. Karakter ini hanya mungkin dimunculkan dalam diri seorang yang memiliki kehidupan rohani yang baik. Apa yang ada di dalam mempengaruhi tindakan yang tampak.

Guru Agung Yesus Kristus memiliki hidup yang selaras antara kehidupan di dalam dan di luar. Kasih-Nya sungguh nyata melalui sikap dan tindakan-Nya. Kepada siapa pun Ia menyatakan perhatian, pertolongan, pengajaran, dan kasih-Nya. Demikianlah hendaknya murid-murid-Nya memiliki kehidupan yang dapat menjadi berkat bagi orang lain. Dalam mengemban misi-Nya, murid-murid-Nya pun akan mengalami penolakan dan sikap yang menyakitkan seperti yang dialami-Nya. Maka mereka harus terlebih dahulu memiliki kehidupan rohani yang baik.

Renungkan: Kecenderungan kita adalah melakukan yang baik kepada yang yang melakukan kebaikan dan menuntut orang melakukan kebaikan terlebih dahulu kepada kita. Kristen harus bersikap sebaliknya, berinisiatif berbuat baik dan tetap melakukannya sekalipun kepada yang melakukan kejahatan. Sikap ini hanya bisa dimiliki seorang yang telah mengalami kasih Kristus dan tahu bagaimana mengasihi sesamanya.

(0.10565535294118) (Luk 9:10) (sh: Memberi bukan karena memiliki (Sabtu, 22 Januari 2000))
Memberi bukan karena memiliki

Memberi bukan karena memiliki. Minta diperhatikan seringkali menjadi tuntutan kita daripada memberi perhatian kepada sesama. Ada banyak faktor penyebabnya. Pada umumnya sifat manusia egois, diri sendirilah yang menjadi target. Sebab itu berbagai alasan bisa saja muncul tatkala diperhadapkan pada kebutuhan orang lain yang perlu diperhatikan. Tidak ada dana, tidak ada waktu, bisa tetapi harus ada usaha ekstra, sulit penuh tantangan itu yang biasa membuat seseorang berdalih memberi perhatian, bantuan, atau pertolongan kepada sesama.

Yesus mengatakan: "Kamu harus memberi mereka makan!" kepada murid-murid di Betsaida. Siapkah Yesus dengan bekal yang cukup untuk 5000 orang lebih? Tidak! Murid-murid pun tidak. Ketidaksiapan dan kesulitan yang ada pada mereka membuat murid-murid mencari jalan pintas dan mengatakan: "Suruhlah orang banyak itu pergi!" Mereka pun letih dan ingin cepat-cepat beristirahat untuk membeli makanan perlu menempuh jarak yang jauh dan saat itu sudah larut malam. Memang bukan perkara mudah memberi perhatian kepada sesama kala kita tidak siap dan kondisi tidak mendukung. Namun Tuhan Yesus mengajar meski kemampuan terbatas tetap perlu ada usaha. Meski kondisi sepertinya tidak memungkinkan, perlu tetap mencari cara mengatasinya. Murid-murid memberikan apa yang ada pada mereka, lima roti dan dua ikan. Begitu ada upaya dan menyerahkan apa yang ada, Tuhan Yesus meminta murid-murid mengatur ribuan orang agar distribusi dapat dilakukan dengan mudah. Dan terjadilah mujizat. Lima ribu lebih orang makan kenyang dan masih sisa 12 bakul makanan.

Renungkan: Peristiwa ini dicatat di 4 Injil. Tentu suatu pengajaran yang penting bagi setiap murid Tuhan Yesus. Banyak orang di sekitar kita membutuhkan perhatian, pertolongan, dan bantuan kita. Semakin kita memperhatikan diri sendiri, semakin kita tidak peka pada kebutuhan sesama. Semakin kita memfokuskan perhatian pada kesulitan dan masalah diri, semakin kita tak ingin mengambil bagian dalam masalah sesama. Perlu belajar dari Tuhan Yesus yang siap sedia dalam segala keadaan, bersama Dia melayani sesama yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Kita dituntut memberi bukan karena kita sedang dalam keadaaan berlebih, tetapi dari apa yang kita miliki dapat dijadikan-Nya berkat bagi orang lain.

(0.10565535294118) (Luk 11:1) (sh: Yang terutama dalam hidup Kristen (Rabu, 22 Maret 2000))
Yang terutama dalam hidup Kristen

Yang terutama dalam hidup Kristen. Hal yang utama dan yang pertama dalam kehidupan Kristen adalah memberikan Allah kesempatan untuk berbicara kepada kita. Hal yang utama dan yang kedua adalah Kristen harus berbicara kepada-Nya. Kita harus berdoa, karena tujuan terpenting dalam hidup kita tidak dapat dicapai tanpa doa. Apa saja yang terpenting dan yang paling perlu dalam hidup kita? Seperti sebuah perjalanan panjang, kita senantiasa berjalan ke depan. Apakah tujuan hidup kita? Apa yang seharusnya menjadi ambisi utama kita?

Dalam Doa Bapa Kami kita menemukan jawabannya, yaitu bahwa kepentingan Allah harus diutamakan (ayat 2). Kita berdoa agar nama- Nya dikuduskan, yaitu dikhususkan sebagai yang paling suci, paling bernilai, dan paling mulia. Nilai kehidupan manusia tidak akan dihargai secara pantas kecuali jika manusia memandang Nama- Nya sebagai yang paling berharga dan merupakan sumber dari seluruh nilai yang benar. Kepentingan pribadi merupakan hal utama yang kedua yang dipintakan dalam doa yaitu dengan urutan kebutuhan fisik, moralitas dan rohani (ayat 3-4). Yesus tidak menyangkal bahwa kebutuhan fisik merupakan kebutuhan dasar manusia. Setelah kebutuhan fisik, kita perlu pengampunan untuk masa lalu kita dan terlepas dari pencobaan di masa yang akan datang. Kita perlu pengampunan dan bimbingan-Nya setiap hari seperti kita perlu berkat jasmani-Nya tiap hari juga.

Inilah prioritas yang benar dalam doa kita. Namun Yesus tidak berhenti sampai di sini, Ia menambahkan permintaan lain dalam doa yang akan menyatakan secara lebih nyata lagi apa prioritas utama kita dan perhitungan kita tentang apa yang paling penting dalam hidup ini, yaitu Roh Kudus. Yesus memahami bahwa murid- murid-Nya selama hidup di dunia ini akan mengalami segala macam pencobaan, masalah, dan marabahaya, yang selain membahayakan hidupnya juga dapat menggoyahkan imannya. Itulah sebabnya Ia mengajarkan bahwa Allah Bapa sudah siap memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya yaitu Roh Kudus jika mereka memintanya dengan sungguh. Meminta karunia Roh Kudus bukanlah suatu peristiwa yang terjadi sekali dalam hidup.

Renungkan: Dalam kehidupan di negara kita sekarang ini yang segala sesuatunya sangat tidak pasti, di mana Kekristenan terus- menerus di bawah ancaman, hal apakah yang senantiasa Anda minta kepada Allah?

(0.10565535294118) (Luk 23:50) (sh: Tindakan sederhana mempunyai makna besar (Sabtu, 22 April 2000))
Tindakan sederhana mempunyai makna besar

Tindakan sederhana mempunyai makna besar. Yusuf dari Arimatea jarang disebut-sebut dalam Alkitab. Perannya baru nampak pada waktu penguburan Yesus. Dia adalah anggota Majelis Besar yang baik dan benar, dan yang menanti-nantikan Kerajaan Allah. Dia adalah seorang yang tidak setuju dengan keputusan Majelis untuk menyalibkan Yesus, tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa untuk menentang keputusan tersebut. Yang bisa dilakukan oleh Yusuf adalah meminta mayat Yesus kepada Pilatus untuk dikuburkan di makam yang masih baru.

Dalam kesibukan masa pra Paskah, Yusuf masih menyempatkan diri untuk mempersiapkan dan menguburkan Yesus. Walaupun peristiwa penguburan orang mati merupakan peristiwa biasa, namun sesungguhnya peristiwa ini penting untuk menegaskan bahwa Yesus sungguh mati dan bukan hanya pingsan atau mati suri. Ini adalah fakta sejarah manusia. Tindakan Yusuf yang sederhana itu sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan satu penghargaan terhadap Yesus. Dalam tangan Yesus tindakan sederhana itu menjadi kesaksian yang memperkokoh iman Kristen di sepanjang sejarah manusia dan menggenapkan rencana-Nya bagi umat manusia yaitu Yesus mati, dikuburkan, dan bangkit.

Apa yang akan terjadi seandainya Yesus dikuburkan dalam kuburan masal? Apakah Kristen nantinya bisa menyebut kubur yang kosong sebagai bukti kebangkitan-Nya? Ini bukan suatu kebetulan bahwa Yusuf mempersembahkan kubur yang masih kosong bagi Yesus, namun Allah turut berkarya. Kristen masa kini dapat meneladani Yusuf dalam hal melakukan pelayanan, pekerjaan ataupun tugas lainnya baik itu hal yang besar ataupun kecil, lakukan itu bagi kemuliaan Allah. Niscaya Allah akan mempergunakannya untuk menjadi berkat bagi banyak orang dan menjadi kesaksian yang kokoh bagi Injil Kristus. Yang menghalangi Kristen untuk berbuat sesuatu adalah pemikiran bahwa tindakan mereka tidak dapat memberikan dampak yang menyeluruh bagi masyarakat. Karena itu percuma saja melakukannya. Namun bagaimana seandainya Yusuf berpikir bahwa memberikan kubur baru tidak dapat membangkitkan Yesus dan karena itu percuma saja melakukannya?

Renungkan: Lakukan semua perkara, baik kecil maupun besar bagi kemuliaan-Nya, maka Dia yang akan menggenapkan rencana-Nya di dalam dan melalui diri kita.

(0.10565535294118) (Luk 24:28) (sh: Kebenaran yang disingkapkan (Selasa, 25 April 2000))
Kebenaran yang disingkapkan

Kebenaran yang disingkapkan. Apa yang ditegaskan oleh "Yesus yang tidak mereka kenali" kepada kedua orang murid itu adalah mengenai Mesias dan berita tentang kebangkitan-Nya. Namun pertanyaan kedua murid itu adalah jika Yesus benar-benar bangkit bagaimana mereka dapat mengenali dan yakin bahwa itu adalah Yesus, jika mereka tidak melihat? Atau dengan pertanyaan lain bagaimana Yesus meyakinkan mereka bahwa Ia adalah Yesus? Yesus tidak menyatakan "Akulah Yesus" dengan kata-kata, namun dengan gerakan yang begitu khusus dan identik dengan diri-Nya.

Ketika Ia duduk makan, mengambil roti, mengucapkan berkat, memecah-mecahkannya, dan memberikan kepada mereka, maka terbukalah mata kedua murid itu (ayat 30-31). Mereka mengenali Yesus bukan dengan melihat tanda paku di pergelangan tangan, namun dengan melihat cara Ia memecahkan roti. Apa yang Yesus lakukan di hadapan mereka berdua serupa dengan dua peristiwa besar yang pernah Ia lakukan dahulu. Pertama ketika Ia memberi makan 5000 orang (lih. 9:16). Kedua ketika perjamuan malam berlangsung (22:14-23). Kemungkinan besar Kleopas dan temannya bukan saksi mata atas dua peristiwa itu. Namun mereka pasti sudah mendengar peristiwa itu dan percakapan Yesus setelahnya. Khususnya tentang pemberitaan bahwa Kristus mempersembahkan tubuh dan darah-Nya untuk menjadi tebusan bagi banyak orang.

Semua berita itu nampaknya tidak masuk akal bagi mereka, bahkan setelah kematian Yesus sekalipun. Baru ketika Yesus mengungkapkan bahwa Perjanjian Lama kaya akan nubuat, upacara keagamaan, dan lambang-lambang yang sebenarnya menunjuk kepada pengorbanan Mesias sebagai persembahan yang hidup, maka gerakan yang dilakukan Yesus membuat mata mereka terbuka dan mereka mengenali-Nya. Mereka segera kembali ke Yerusalem, bukan untuk berharap agar Yesus membuktikan bahwa Dialah Raja dan akan menyelamatkan Israel. Sekarang mereka ke Yerusalem karena mereka sudah tahu bahwa Yesus adalah Raja dan penebusan yang Ia kerjakan jauh melebihi kemerdekaan bangsa Israel yang mereka dulu idam-idamkan.

Renungkan: Iman dan pengharapan mereka sudah tertancap pada fondasi yang kuat yakni pengenalan akan Kristus yang bangkit. Bagaimana Anda meyakini bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia?

(0.10565535294118) (Luk 24:36) (sh: Kebangkitan dan misi Kristen (Rabu, 26 April 2000))
Kebangkitan dan misi Kristen

Kebangkitan dan misi Kristen. Yesus menampakkan diri kembali kepada murid-murid-Nya. Tujuan penampakan-Nya ini adalah untuk meyakinkan mereka sekali lagi bahwa Yesus yang sudah bangkit itu adalah Yesus yang memiliki tubuh, daging, dan tulang sama seperti dulu, walaupun sekarang sudah dalam bentuk yang mulia. Karena itu Ia mampu hadir di tengah-tengah murid-murid- Nya secara tiba-tiba. Yesus yang sekarang adalah Yesus yang sama ketika masih bersama-sama dengan mereka.

Untuk mencapai tujuan-Nya Yesus pertama-tama menyatakan identitas-Nya secara lisan yaitu "Akulah Dia" (ayat 39). Identitas ini bukan hanya menunjuk pada roh Yesus, namun juga fisik dan tubuh Yesus. Karena itu Yesus mengundang murid-murid agar menggunakan indra peraba mereka untuk meyakini bahwa setelah kebangkitan-Nya, Yesus masih mempunyai daging dan tulang. Ia pun meminta sesuatu untuk dimakan. Tindakan ini untuk memperlihatkan lebih jauh lagi bahwa dalam satu segi Ia sudah tidak bersama- sama mereka, walaupun sekarang Ia berdiri di tengah-tengah mereka (ayat 44). Ia sudah berada di dalam "dunia" yang lain, karena itu tidak terpengaruh lagi dengan hukum alam yang ada di dunia ini, maka Ia bisa muncul secara tiba-tiba.

Peneguhan kebangkitan-Nya bukan untuk kepentingan mereka pribadi saja namun untuk kepentingan misi para murid dunia. Injil Kristus bukan berdasarkan logika filsafat namun berdasarkan peristiwa sejarah yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama dan yang digenapi oleh Yesus di dalam sejarah manusia melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Ini adalah inti Injil. Injil ini harus diberitakan kepada semua orang, supaya mereka yang bertobat mendapatkan pengampunan secara khusus di dalam nama Yesus yang sudah mati dan bangkit kembali (ayat 47), bukan di dalam nama kemurahan dan kasih Allah secara umum. Walaupun berdasarkan atas fakta sejarah, namun Injil yang diberitakan harus dibarengi dengan kuasa Roh Kudus. Setelah semua itu dikatakan maka selesailah karya Yesus di bumi sebagai Manusia, dan Ia naik ke surga. Murid-murid menyembah dan memuliakan Dia (ayat 52-53).

Renungkan: Kebangkitan Kristus bukan saja merupakan berkat terbesar bagi hidup Kristen, namun juga memberikan dasar, arah dan kekuatan kehidupan bagi Kristen dan pelayanannya di dunia.

(0.10565535294118) (Yoh 12:27) (sh: Bapa muliakanlah nama-Mu (Jumat, 8 Maret 2002))
Bapa muliakanlah nama-Mu

Bapa muliakanlah nama-Mu. Mengapa harus ada permohonan Yesus seperti itu kepada Bapa-Nya? Apakah selama ini Ia tidak memuliakan nama Bapa di surga? Ungkapan ini diucapkan saat Ia sangat terharu. Saatnya hampir tiba (ayat 28). Saat kematian-Nya makin dekat. Semua itu harus Ia jalankan, lakukan demi kehendak Bapa-Nya. Sangat sulit rasanya mengungkapkan kesedihan dan keharuan Yesus. Justru pada saat yang mengerikan itu Ia mengucapkan kata-kata ini sebagai bukti kesiapan-Nya melakukan kehendak Bapa. Percakapan Yesus dengan kedua murid-Nya dapat diartikan sebagai jawaban atas kerinduan orang Yunani untuk bisa berjumpa dengan-Nya.

Di tengah-tengah percakapan yang serius itu, terdengarlah suara dari surga: “Aku telah memuliakan-Nya dan Aku akan memuliakan lagi.” Suara Bapa ini menjawab ucapan Yesus, “Bapa muliakanlah nama-Mu.” Hubungan Bapa dan Anak di sini jelas sangat dekat dan harmonis. Suara dari surga itu dapat didengar oleh telinga jasmani orang banyak, termasuk orang-orang Yunani (ayat 28). Hal ini terjadi supaya orang banyak itu percaya apa yang dikatakan Yesus kepada mereka, termasuk orang-orang Yunani yang rindu bertemu dengan-Nya (ayat 29-30). Tetapi, reaksi terhadap suara dari surga itu ternyata tidak sama. Ada yang mengatakan seperti bunyi guntur, juga ada yang mengatakan seperti malaikat yang berbicara kepada- Nya. Sebagian besar tetap saja tidak paham, terutama sesudah Yesus kembali berbicara tentang kematian-Nya (ayat 33-34).

Salib melambangkan penghakiman atas penguasa dunia karena iblis dikalahkan dan kasih Allah dinyatakan oleh ketaatan Yesus (ayat 31-33). Prinsip ini sangat penting. Saat peninggian salib akan menarik banyak orang datang kepada-Nya. Maksudnya kematian Yesus di atas kayu salib mendatangkan berkat bagi banyak orang. Ucapan- ucapan ini tidak dapat dipahami oleh orang banyak, dan mungkin juga oleh para murid-Nya sendiri. Ini terbukti mereka bingung dengan pernyataan itu (ayat 34-35). Atas permintaan agar Yesus bicara lebih jelas, Ia tidak meladeni. Terang telah bersinar. Yang mereka perlukan bukan lebih banyak penjelasan dan tanda, tetapi menentukan sikap.

Renungkan: Masihkah ada kegelapan tersisa dalam hidup Anda yang belum disoroti oleh terang Injil Kristus?



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA