(0.1026244125) | (Yes 47:1) |
(sh: Terhempas hancur di hadapan Allah (Sabtu, 6 Agustus 2005)) Terhempas hancur di hadapan AllahTerhempas hancur di hadapan Allah Situasi Israel ketika nubuat Yesaya ini diucapkan sebenarnya sangat suram. Mereka tertawan di Babel, bangsa yang perkasa dan kejam. Memimpikan kebebasan adalah mustahil sebab itu sama dengan mengharapkan si raksasa adidaya Babel jatuh terhempas hancur rata dengan bumi. Akan tetapi, karena itu nubuat Allah maka hal itu menjadi kenyataan. Babel akan mengalami kemerosotan, kehancuran, dan kehinaan tak terperikan. Dari kemegahan takhta, Babel akan direndahkan sampai terpaksa duduk di tanah (ayat 1). Kejatuhan itu akan diiringi oleh rasa malu tak terkirakan. Semua pakaian kemewahan Babel ditanggalkan sampai telanjang sehingga terlihat segala keaibannya (ayat 2-3). Tindakan Allah itu setimpal dengan kejahatan Babel. Babel telah berlaku tidak berperasaan terhadap Israel (6b), sombong dan menganggap diri tidak akan menanggung akibat kejahatannya (ayat 7, 10), merasa aman, bahkan menganggap diri abadi (7a, 8b). Dalam sekejap mata mereka hancur sebab Allah mengirim Koresy untuk menghukum mereka. Babel adalah salah satu gudang ilmu pengetahuan dan ilmu gaib. Daya tarik mereka sangat kuat sampai menjerat Israel. Kini Allah menantang mereka mengerahkan semua jampi, sihir, mantera, kebijaksanaan, pengetahuan, dan ilmu perbintangan yang mereka andalkan untuk mencoba menampik kehancuran yang Allah kirimkan (ayat 8-15). Hal yang sesat hanya menghasilkan kesesatan. Semua api tidak kudus hanya akan membakar dan menghanguskan (ayat 14). Hanya jalan Allah dapat membawa orang kepada keselamatan. Semua jalan lain hanya membawa orang kepada kebinasaan. Kita sering berjumpa orang berkuasa, berpengaruh, dan berharta sebab mengandalkan "ilmu-ilmu." Kita dapat tergoda menggunakan "ilmu-ilmu" itu untuk memiliki kuasa, pengaruh, dan harta. Nubuat kejatuhan Babel ini harus membuat kita berpikir dua kali sebelum menempuh jalan sesat itu. Responsku: ___________________________________________________________________________________________ |
(0.1026244125) | (Yes 49:1) |
(sh: Keselamatan untuk semua bangsa (Kamis, 21 November 2013)) Keselamatan untuk semua bangsaJudul: Keselamatan untuk semua bangsa Dua hal kita simak dari pernyataan Sang Hamba. Pertama, Sang Hamba diidentikkan dengan Israel, yang menjadi target pemberitaan-Nya (3). Sang Hamba sekaligus mewakili Israel untuk tugas yang gagal dipenuhi oleh orang Israel sendiri. Tugas Israel ialah menjadi "kerajaan imam" dan "bangsa yang kudus" (Kel. 19:6). Penghukuman di Babel membuktikan kegagalan tersebut.Sang Hamba menyatakan keprihatinan-Nya (4a; bdk. perasaan Tuhan terhadap kebebalan umat-Nya di pasal 1). Namun, Ia tetap menerima panggilan tersebut (4b). Kedua, cakupan panggilan tersebut memang sesuai dengan panggilan mula-mula Israel, yaitu seluruh bangsa di muka bumi (6; lihat Kel. 19:5-6). Masalahnya ialah Israel sendiri yang mengeksklusifkan karya penyelamatan Tuhan itu. Mereka menolak melihat bangsa-bangsa di sekeliling mereka sebagai target misi. Ayat 7 bukan bagian dari kesaksian Sang Hamba, melainkan ucapan Tuhan untuk meneguhkan-Nya. Pelayanan Sang Hamba akan penuh dengan kontradiksi. Ada yang menolak dan menghina Dia. Tidak sedikit yang menerima dan menyembah-Nya. Semua ada di dalam kedaulatan Tuhan. Tuhan Yesus telah menggenapi nubuat Mesianik ini. Dialah keturunan Israel sejati yang sekaligus mewakili mereka menggenapi panggilan misi Israel bagi bangsa-bangsa. Dia telah ditolak dan dibunuh, sekaligus diterima dan disembah. Karya-Nya tetap efektif sampai sekarang. Mari kita mewartakan kabar keselamatan ini kepada semua orang. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.1026244125) | (Yes 51:1) |
(sh: Pentingnya mendengar (Selasa, 26 November 2013)) Pentingnya mendengarJudul: Pentingnya mendengar Tuhan telah menuduh Israel sebagai buta dan tuli (42:18-20). Akibatnya mereka terus berada dalam ketidakpercayaan pada maksud baik Tuhan, dan dengan sendirinya akan terus berada dalam penghukuman! Namun, di nas hari ini, tiga kali Tuhan melalui Yesaya menyerukan agar Israel mendengarkan Dia (1, 4, 7). Berarti, Tuhan tidak putus asa betapapun bebalnya Israel. Tuhan tetap berbelas kasih dan tetap menyatakan kasih setia-Nya kepada mereka. Israel dipanggil untuk mendengarkan sekali lagi janji Allah untuk menyelamatkan mereka. Kalau mereka dulu mencurigai niat baik Allah, sekarang ada Sang Hamba, yang sekaligus murid Tuhan, mengulang janji yang sama. Sang Hamba, di satu sisi berasal dari Tuhan, di sisi lain, telah mengidentifikasikan diri-Nya dengan mereka (49:3). Masakan mereka masih mencurigai niat baik Allah untuk menebus dan menyelamatkan mereka? Dengar yang pertama, mengajak umat mengingat akan bagaimana Allah dulu telah memanggil Abraham, cikal bakal mereka dengan janji berkat (2). Tuhan sekali lagi akan memberkati mereka, memulihkan Sion dan mengubah kegersangan hidup dalam pembuangan menjadi subur seperti taman Eden (3). Dengar yang kedua, janji keselamatan dari Allah juga untuk bangsa-bangsa (4-6). Keselamatan akan datang dalam sekejap. Tidak ada yang dapat menghalangi tindakan penyelamatan dari Allah. Ini senada dengan dengar yang ketiga (7-8). Keselamatan pasti datang walaupun ada orang-orang yang mencoba melawannya. Mereka justru akan dihancurkan. Firman Tuhan ini ditujukan lebih spesifik kepada mereka yang tetap memelihara hati yang takut akan Tuhan (7a) di tengah-tengah umat Israel yang tuli. Apakah kita orang yang menyimpan pengajaran Tuhan dalam hidup kita, atau yang masih berlagak tuli, tidak mau tunduk pada firman-Nya? Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.1026244125) | (Yes 51:17) |
(sh: Bangkit, sambutlah keselamatan! (Sabtu, 20 Agustus 2005)) Bangkit, sambutlah keselamatan!Bangkit, sambutlah keselamatan! Allah menghukum bukan untuk membinasakan. Ia adil, karena itu perbuatan dosa harus dihukum. Namun, Ia adalah Allah yang Maha Kasih. Setelah hukuman diberikan Allah kembali mengampuni dan menyelamatkan. Umat Allah telah ditawan ke Babel sebagai hukuman karena mereka memberontak terhadap Allah. Penderitaan berat karena hukuman itu telah mereka alami. Setelah puluhan tahun ditawan di Babel, Allah melihat umat-Nya tentu sudah menyadari kesalahan-kesalahan mereka dan merasa kapok. Oleh karena itu, kini tiba saatnya mereka harus bangkit kembali untuk menyongsong masa depan yang baru dan yang penuh pengharapan. Hukuman Allah atas mereka akan segera berakhir. Cawan murka Allah atas umat-Nya akan segera dialihkan kepada bangsa yang telah menindas mereka selama ini (ayat 51:17-23). Umat Allah dipanggil untuk menyambut kabar baik keselamatan itu dengan sikap yang sepadan (ayat 52:1-2) karena janji penyelamatan itu datangnya dari Allah sendiri (ayat 3-6). Allah mengutus seorang Pemberita Kabar Baik (Ibr. mebaser). Kedatangannya dari atas bukit-bukit untuk menyampaikan Kabar Baik (Ibr. bissar) harus disambut dengan sorak sorai dan sukacita sebab Allah telah menebus umat-Nya dan membawa mereka kembali ke Sion (ayat 7-10). Oleh karena itu, mereka disuruh untuk meninggalkan semua hal yang najis dan mengikuti pimpinan Allah menuju Yerusalem (ayat 11-12). Sama seperti Israel, umat Tuhan masa kini pun dipanggil untuk menyambut kabar baik keselamatan secara sepadan. Sambutlah keselamatan itu dengan sukacita dan ucapan syukur. Tentu saja, kita harus menanggalkan semua dosa dan perbuatan jahat, lalu mengenakan kekudusan. Jangan lagi hidup dalam kenajisan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan kepada Allah karena Dia sudah menebus kita. Ikut Dia dengan setia maka Dia akan memimpin jalanmu senantiasa. Renungkan: Bangkitlah dan nyatakan keselamatan dalam hidupmu dengan mempraktikkan kebenaran. |
(0.1026244125) | (Yes 59:1) |
(sh: Dosa penghambat keselamatan (Sabtu, 27 Agustus 2005)) Dosa penghambat keselamatanDosa penghambat keselamatan Umat Israel yang berada di pembuangan mengeluh karena Allah tidak kunjung menyelamatkan mereka. Apakah Allah tidak sanggup menolong mereka? Jawaban Allah jelas. Allah bertindak pada waktu-Nya, yaitu saat Israel berbalik kepada Allah. Berbagai perbuatan dosa Israel digambarkan secara terperinci. Mereka memandang rendah hak orang lain, meremehkan hukum, mudah mengucapkan janji palsu, menganggap murah nyawa sesamanya, dan mengatur strategi jahat untuk kepentingan sendiri (ayat 3-8). Pernyataan Allah yang menganggap mereka sebagai umat kesayangan-Nya telah mereka hancurkan dengan bersikap seperti bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Keberadaan mereka di tanah pembuangan tidak membuat mereka bertobat. Perlahan dan pasti kehancuran Israel sedang terjadi. Tidak ada keadilan dan kebenaran pada mereka. Kehidupan rohani mereka telah dibutakan oleh pelanggaran yang mereka lakukan sendiri (ayat 10-11, 14). Apa penyebab kehancuran moral yang dahsyat ini? Pemberontakan umat Allah terhadap semua hukum Allah. Umat Allah ingin berjalan sendiri tanpa bimbingan-Nya (ayat 12-13). Mereka tidak menyadari bahwa penolakan terhadap Allah mendatangkan kebinasaan (ayat 1-2). Namun demikian, Allah berkenan mencurahkan belas kasih-Nya. Allah bangkit menyelamatkan umat-Nya demi nama-Nya sendiri (ayat 16-17). Bahkan Dia akan membalas perbuatan para musuh setimpal dengan perilaku mereka (ayat 18) sehingga orang-orang yang menaruh harapan kepada-Nya akan merasakan keselamatan (ayat 19-21). Pada hakikatnya dosa adalah pemberontakan kepada Allah. Apabila tidak cepat bertobat akan melahirkan dosa-dosa yang semakin merusak dan akhirnya menuai kebinasaan. Oleh sebab itu, jangan tunda pertobatan. Jangan sampai borok dosa menggerogoti keseluruhan hidupmu. Camkan: Tanpa kesadaran tentang betapa seriusnya akibat dosa, tidak mungkin terjadi pertobatan sejati. |
(0.1026244125) | (Yes 62:1) |
(sh: Kembali menjadi istri yang dikasihi (Selasa, 30 Agustus 2005)) Kembali menjadi istri yang dikasihiKembali menjadi istri yang dikasihi Salah satu pengampunan terindah di antara manusia adalah ketika seorang suami mengampuni istri atau sebaliknya dan menerimanya kembali menjadi pasangannya. Peristiwa ini sering dipakai di dalam Alkitab untuk menggambarkan kasih Allah kepada umat-Nya. Janji keselamatan melalui pemulihan bagi umat Allah dikumandangkan oleh hamba-Nya dengan penuh semangat (ayat 1). Sion akan dipulihkan menjadi bangsa yang benar dan mulia serta memiliki nama baru yang berasal dari Tuhan sendiri (ayat 2-3). Hubungan yang pulih antara Israel dengan Tuhan itu digambarkan seperti sepasang mempelai. Israel yang "diceraikan" Allah karena perbuatan dosa mereka kini diterima kembali sebagai istri yang dikasihi (ayat 4). Allah yang menerima Israel kembali digambarkan seperti seorang jejaka menikahi seorang gadis (ayat 5). Gambaran tersebut menyiratkan umat-Nya telah disucikan sehingga layak menerima kasih Allah. Allah menggandeng Israel layaknya pengantin yang memandang hidup baru mereka dengan bahagia. Seperti suami melindungi istri, Allah mengutus para hamba-Nya untuk menjaga Israel dari para musuh (ayat 6). Para hamba-Nya akan terus-menerus menaikkan syafaat kepada Allah sampai umat-Nya diangkat kembali dalam kemuliaan mereka yang semula (ayat 7). Tanggung jawab Allah mencukupi kebutuhan hidup umat-Nya dilakukan-Nya dengan memberkati usaha umat-Nya. Ia tak akan lagi menghukum umat-Nya dengan menyerahkan mereka ke tangan musuh (ayat 8-9). Melalui para hamba-Nya, Ia memanggil kembali umat-Nya untuk menikmati hidup baru dalam kekudusan (ayat 10-12). Allah akan mengampuni dan memulihkan umat-Nya yang mau bertobat. Kita harus mengumandangkan kabar baik ini. Oleh karena itu, kita harus pergi memberitakan kabar ini dan menyampaikannya kepada setiap orang percaya yang kita temui. Renungkan: Pertobatan adalah pintu untuk menikmati hubungan yang mesra dengan-Nya. |
(0.1026244125) | (Yes 63:1) |
(sh: "Pembalasan itu hak-Ku" (Minggu, 2 Mei 1999)) "Pembalasan itu hak-Ku""Pembalasan itu hak-Ku" Kristen dianjurkan untuk tidak membalas dendam menghadapi orang-orang yang berusaha menganiaya atau ingin menghancurkan. Anjuran ini didasarkan pada sikap Yesus yang diam ketika menghadapi penganiayaan. Apakah anjuran demikian ini menunjukkan bahwa Yesus lemah dan tak berdaya? Tidak! Justru sikap Yesus ini mengingatkan kita bahwa waktu untuk mengadakan pembalasan adalah mutlak hak istimewa Allah. Rasul Paulus pun menekankan hal yang sama yaitu bahwa pembalasan itu adalah hak Allah (Rm. 12:19). Kekudusan Allah. Perikop ini tidak menggambarkan Allah sebagai Hakim yang duduk di tempat pengadilan, tetapi sebagai Pembalas. Murka-Nya tidak dapat dibendung oleh apa pun bila kekudusan-Nya dan kekudusan umat-Nya diinjak-injak orang (ay. 3). Hal penting yang harus dipahami ialah bahwa Allah panjang sabar memberi waktu melalui berbagai peringatan, sebelum bertindak membalas (bdk. 2Ptr. 3:9). Segala sesuatu yang Allah lakukan telah direncanakan-Nya (ay. 4). Bila pada akhirnya Allah menghukum Edom dan ibukotanya Bozra, hal itu menggambarkan keadaan yang akan dialami oleh siapa saja yang menganiaya umat Allah!
Yang benar di hadapan Allah.
Berbagai peringatan perlu dicamkan dalam perikop ini. Pertama,
manusia tidak boleh bermegah atas kekuatannya sendiri atau
kemampuannya. Kedua, manusia berada dalam kendali Allah. Yang
mutu atau kualitasnya sekam akan dibuang (bdk. Mzm. 1:4-6).
Ketiga, hari pembalasan atau penghakiman akan datang (bdk. Renungkan: Hari penghakiman atau penghukuman itu pasti akan datang. Kita tidak tahu bilamana waktunya. Namun hal penting yang harus kita lakukan adalah berjaga-jaga dan mawas diri selalu. |
(0.1026244125) | (Yes 63:1) |
(sh: Tuhan akan bertindak (Senin, 16 Desember 2013)) Tuhan akan bertindakJudul: Tuhan akan bertindak Yesaya menggambarkan Tuhan bertindak sendiri tanpa bantuan seorang manusia pun, tetapi pembalasan-Nya tuntas dan keselamatan yang diberikan-Nya menyeluruh. Siapa yang melawan Dia akan menerima ganjaran, tetapi umat-Nya akan Dia bela (4). Ia tidak berdiam diri melihat umat-Nya dianiaya dan mengalami kesusahan. Ia telah menetapkan suatu waktu ketika Ia menuntut balik keadilan dari orang-orang yang telah membuat umat-Nya kesusahan. Kita tidak tahu kapan waktu itu akan datang, tetapi Tuhan telah menetapkan satu masa dan Ia tidak akan lalai memberi kelegaan bagi umat. Banyak umat Tuhan yang hidup dalam kesusahan dan penganiayaan karena iman mereka. Lalu kenapa Tuhan tidak bersegera melakukan pembalasan dan melepaskan umat dari kesesakan itu? Ingatlah bahwa Tuhan merencanakan segala sesuatu pada waktu yang tepat sesuai kemahatahuan dan kemahakuasaan-Nya. Pada akhirnya, Ia sendiri yang akan bertindak tanpa memerlukan bantuan manusia. Puisi yang singkat ini menyodorkan sebuah metafora dengan penggambaran yang kuat bagi kehidupan kita sebagai orang beriman bahwa dalam segala tekanan hidup yang kita hadapi, yakinlah bahwa selama kita berada di pihak Tuhan, maka Ia akan hadir dengan keadilan dan kuasa-Nya untuk menyelamatkan. Waktu-Nya mungkin tidak selalu sama dengan apa yang kita harapkan, tetapi pada akhirnya tidak ada kekuatan yang dapat menahan apalagi melawan kuasa-Nya yang dahsyat. Kita acapkali tergoda untuk bergantung pada kuasa dan backing yang kasat mata, tetapi keadilan pada akhirnya akan datang dari Tuhan semata. Sebab itu apa pun masalah Anda, percayalah pada janji-Nya dan bergantunglah hanya kepada-Nya. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.1026244125) | (Yes 65:1) |
(sh: Wartakan anugerah-Nya (Jumat, 2 September 2005)) Wartakan anugerah-NyaWartakan anugerah-Nya "Percuma menjadi orang Kristen, orang yang bukan Kristen justru lebih bermoral," demikian sering kita dengar komentar orang yang menolak ketika diajak untuk percaya kepada Yesus. Komentar manusia itu bisa saja salah, tetapi bagaimana jika komentar senada datang dari Allah? Bagi Allah, Israel jauh lebih bobrok dan jahat dibanding dengan mereka yang tidak mengenal Allah. Itulah alasan Allah menyatakan diri kepada bangsa-bangsa kafir (ayat 1,2). Israel bukan saja menjauhi Allah dan memesrai berbagai dewa dewi kekejian, bahkan mereka memutarbalikkan moralitas (ayat 4,5). Allah tidak membiarkan kekudusan-Nya dihina oleh umat-Nya. Pedang Allah dihunus untuk membantai mereka yang dalam tindakannya membuktikan kepalsuan mereka (ayat 12). Tindakan kejam Allah ini adalah kebaikan Allah untuk memurnikan dan mengobarkan kerinduan mereka yang sungguh-sungguh melayani Allah (ayat 8-11). Israel yang menolak dipakai menjadi saksi-Nya akan menuai hukuman. Allah akan menyatakan siapa Diri-Nya di hadapan segala bangsa (ayat 6-7). Kesusahan dahsyat akan dialami orang yang menolak menyembah-Nya, tetapi kebaikan-Nya akan diterima orang yang takut akan Dia (ayat 13-15). Perbuatan Allah itu bermakna ganda, yakni supaya umat-Nya menyak-sikan keperkasaan-Nya dan supaya bangsa-bangsa mengakui kuasa-Nya (ayat 8-12). Kelak, semua orang akan mengakui bahwa Allah Israel adalah Allah sejati. Nama-Nya akan diingat dan disebut orang yang mencari Allah sejati (ayat 16). Orang Kristen harus berbeda dari orang yang belum mengenal Yesus! Beda bukan karena orang Kristen lebih baik atau diistimewakan Tuhan, tetapi karena karya penyelamatan Yesus. Orang Kristen memiliki Tuhan yang diabdinya sepenuh hati. Dia adalah pusat hidupnya. Dia hadir menguduskan dan memperbarui terus hidup kita. Roh Allah terus-menerus membuat perbedaan bahkan antara Kristen yang sungguh taat kepada-Nya dari yang hanya namanya saja Kristen. Renungkan: Jika Ia Tuhanku, hamba siapakah aku? |
(0.1026244125) | (Yer 7:1) |
(sh: Bukan simbol tapi kekudusan (Kamis, 7 September 2000)) Bukan simbol tapi kekudusanBukan simbol tapi kekudusan. Allah memerintahkan Yeremia untuk berkhotbah di pintu gerbang rumah Tuhan kepada bangsa Yehuda yang datang ke rumah itu untuk beribadah kepada-Nya. Mereka harus bertobat dari pola kehidupan yang kacau dan amburadul. Hidup mereka mempunyai 2 sisi yang tak terpisahkan. Sisi pertama adalah hidup beribadah kepada Allah dengan datang ke bait-Nya. Sisi kedua adalah hidup melakukan ketidakadilan, penindasan, penyalahgunaan kekuasaan, perzinahan, dan penyembahan berhala (3, 5-10). Pola hidup demikian didasarkan pada keyakinan bahwa bait Allah adalah lambang kehadiran Allah, dan datang ke bait-Nya memberikan jaminan bahwa Allah tetap bersama dan memelihara mereka, tidak peduli apa pun dosa-dosa yang telah mereka lakukan (10). Bangsa Yehuda bukan lagi beriman kepada Allah yang berpribadi ketika mereka menjalankan ibadahnya, namun mereka beriman kepada sistem, simbol-simbol, tradisi, maupun tata cara ibadah mereka sendiri (8-10). Bagi kelangsungan hidupnya mereka mengandalkan dan bergantung kepada sistem dan tata cara ibadah yang dibuat oleh manusia. Relasi telah diganti dengan sistem dan seremoni manusia. Allah menentang itu semua. Bukankah Silo dimana Tabut Perjanjian Allah ditempatkan juga sudah dihancurkan dan Tabut Perjanjian Allah dirampas oleh orang Filistin? Karena bangsa Israel mengira bahwa dengan adanya Tabut Perjanjian maka hidup mereka akan tetap penuh damai sejahtera, walaupun hidup mereka telah menyimpang dari firman-Nya. Apa arti khotbah Yeremia bagi misi dan peran Kristen di Indonesia? Hanya menjadikan bangsa Indonesia beragama Kristen saja tidak cukup. Allah menuntut kekudusan hidup bukan sekadar hidup beragama. Kekristenan tanpa kekudusan adalah sia-sia. Kekristenan yang demikian hanya akan mendatangkan penghukuman Allah. Namun kesalahan ini sering terjadi di dalam gereja Tuhan. Aktivis gereja menyangka bahwa dengan ber-PI secara gencar untuk Tuhan akan membebaskannya dari tanggung jawab moral. Renungkan: Kristen harus memaparkan kebenaran. Namun pemaparan kebenaran tanpa kekudusan adalah penghujatan dan pelecehan kepada Allah yang Maha Kudus |
(0.1026244125) | (Yer 12:1) |
(sh: Mengeluh namun tidak menyalahkan (Minggu, 17 September 2000)) Mengeluh namun tidak menyalahkanMengeluh namun tidak menyalahkan. Yeremia mengakui siapa dirinya di hadapan Allah, maka dengan penuh kerendahan hati ia datang kepada Allah yang benar. Ia tahu kepada siapa mengadukan keluhannya tentang keadilan Tuhan, dan ia pun menyadari siapa dirinya yang tidak layak sedikit pun untuk mempertanyakan keadilan Tuhan (1). Namun keluhan Yeremia ini tidak bermaksud menyalahkan Tuhan tetapi karena ia membutuhkan jawaban dan penjelasan dari Tuhan, sumber keadilan. Yeremia membandingkan hidupnya dengan orang fasik yang hidupnya jauh lebih baik dari dirinya. Mereka berakar, bertumbuh, dan menghasilkan buah (2), lalu apa bedanya dengan orang benar? Pertanyaan Yeremia ini mungkin juga mewakili pertanyaan Kristen lainnya, yang menyaksikan betapa makmurnya hidup orang fasik di tengah penderitaan orang benar. Kemudian Yeremia meminta Tuhan memberlakukan keadilan-Nya dengan menarik mereka ke luar dari bilangan orang benar, sebagai domba sembelihan yang akan dikorbankan (3), karena Yeremia tak tahan melihat negeri yang hampa dan segala ciptaan Tuhan musnah karena kejahatan mereka (4). Bagaimana Tuhan menanggapinya? Tuhan mengatakan bahwa Yeremia seperti seorang pelari yang sedang bertanding dengan seorang pejalan kaki (5a). Dengan demikian ia seharusnya menjadi pemenang. Bila dengan seorang pejalan kaki saja ia sudah menyerah kalah, bagaimana dengan pertandingan selanjutnya yakni melawan kuda (5b)? Tuhan tidak bermaksud meremehkan Yeremia, tetapi Ia menyadarkannya bahwa apa yang dialaminya belum seberapa, karena kekuatan Tuhan tersedia baginya, bahkan dalam pergumulan yang lebih berat sekalipun. Renungkan: Tuhan tidak pernah mengecewakan hamba-Nya yang datang kepada-Nya dengan kemurnian hati, tetapi pertimbangkanlah sebelum mengeluh: 'Apakah ada maksud menyalahkan Tuhan?' Bila ya, tidak selayaknya kita melakukannya. |
(0.1026244125) | (Yer 20:7) |
(sh: Teladan Yeremia (Minggu, 1 Oktober 2000)) Teladan YeremiaTeladan Yeremia. Sepintas Yeremia nampak seperti orang yang tidak menyenangkan karena selalu cemberut, selalu mengeluh, dan selalu memberitakan penghukuman. Ketika kita membaca kata-kata Yeremia kepada Allah setelah ia dipasung oleh imam Pasyur, hampir selalu terdengar sungut-sungut atau keluhan di dalam perkataannya. Puncak keluhan Yeremia terjadi ketika ia mengharapkan ibunya melakukan aborsi saat ia masih dalam kandungan (17) dan menyesali mengapa ia keluar dari kandungan ibunya hidup-hidup (18). Harus diakui bahwa kehadiran orang yang selalu mengeluh akan membuat kita lelah dan jengkel. Namun demikian dari keluhan-keluhan Yeremia kita bisa mendapatkan 2 pengajaran. Pertama, segala sesuatu yang dikeluhkan berdasarkan kenyataan. Dia sungguh-sungguh kesakitan dan didera berbagai kesulitan. Bila dibandingkan dengan kehidupan Yeremia, kehidupan kita bagaikan kebun bunga mawar. Seandainya kita berada dalam posisi Yeremia, kita pun pasti melakukan apa yang ia lakukan. Yeremia memberikan teladan yang indah buat kita yaitu meskipun banyak mengeluh karena sering mengalami depresi dan tekanan mental, ia tetap setia kepada Allah. Ia tetap memberitakan firman-Nya meskipun ia tahu bahwa mereka tidak akan mendengarkan, bahkan akan semakin mengalami kesulitan dan kesakitan. Yeremia tetap berkomitmen kepada Allah walaupun masalah menggunung. Kedua, ketika Yeremia mengeluh, Allah mendengarkan. Allah tidak menjadi marah atau kehilangan kesabaran sehingga menganggap sepi keluhannya. Renungkan: Situasi dan kondisi bangsa kita berpotensi untuk menyebabkan Kristen mengalami apa yang dialami oleh Yeremia. Karena itu, ketika kita mengalami kepedihan dan kesakitan carilah telinga Allah. Ketika sesama kita yang mengalami kepedihan dan kesakitan, jadilah telinga Allah bagi mereka. Bacaan untuk Minggu ke-16 sesudah Pentakosta Yehezkiel 33:7-9 Roma 13:8-10 Matius 18:15-20 Mazmur 119:33-40 Lagu: Kidung Jemaat 438 |
(0.1026244125) | (Yer 30:1) |
(sh: Pembaharuan sebuah bangsa (Minggu, 22 April 2001)) Pembaharuan sebuah bangsaPembaharuan sebuah bangsa. Firman Tuhan yang terdapat dalam perikop ini merupakan bagian dari kesatuan pasal 30-33 yang mempunyai tema tunggal yaitu pembaharuan bangsa Yehuda. Kita akan merenungkan pembaharuan yang dijanjikan Allah kepada Yehuda. Kesengsaraan yang dialami oleh bangsa Yehuda sangat mengerikan. Bangsa itu telah menjadi lumpuh dan terpuruk total sebab para pahlawannya seperti wanita yang akan melahirkan dan ditimpa kegentaran yang luar biasa sehingga hanya dapat menjerit-jerit (5-6). Apakah mungkin membangun negara tanpa pahlawan-pahlawan? Apakah mungkin membangun sebuah negara jika negara itu sedang dalam jajahan negara lain (8-9)? Tidak mungkin! Bangsa ini tidak mungkin bangkit dengan kekuatannya sendiri. Allah dengan jelas mengatakan bahwa 'akan datang waktunya' (3). Penderitaan dan kegentaran akan berakhir jika Allah sendiri yang mengadakan pembaharuan. Artinya pembaharuan itu adalah anugerah Allah sebab mereka adalah bangsa yang berdosa (11). Pembaharuan yang dilakukan Allah adalah pembaharuan yang sejati sebab tujuan utama pembaharuan-Nya bukanlah sekadar membebaskan bangsa Yehuda dari jajahan bangsa lain (8, 9) ataupun memberikan kehidupan yang tenang dan aman (10). Tujuan utama pembaharuan Allah adalah agar Yehuda kembali beribadah kepada Allah (9). Arah pembaharuan sejati adalah mengembalikan manusia ke dalam hubungan yang benar dengan Allah yaitu manusia yang menyembah, memuliakan dan mentaati kehendak-Nya. Renungkan: Melihat kondisi dan situasi bangsa Indonesia yang nampak sulit untuk diperbaharui, janganlah pesimis. Bangsa kita sebenarnya membutuhkan anugerah Allah agar dapat mengalami pembaharuan menuju arah yang benar. Hal pertama dapat kita lakukan adalah berdoa agar Allah sudi mencurahkan anugerah-Nya. Bacaan untuk Minggu Paskah 2 Lagu: Kidung Jemaat 40 |
(0.1026244125) | (Yer 32:25) |
(sh: Akulah TUHAN (Minggu, 29 April 2001)) Akulah TUHANAkulah TUHAN. Bagaimana jawaban Allah terhadap doa Yeremia yang memohon penjelasan tentang perintah-Nya? Allah memulai jawaban-Nya dengan penyataan bahwa Ialah TUHAN, Allah segala makhluk, adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Nya (26)? Kemudian Ia menjelaskan bahwa Ia akan menyerahkan Yehuda ke tangan Babel sebagai penghukuman karena dosa-dosa mereka (26-35). Namun suatu saat nanti Allah akan mengumpulkan mereka kembali, memulihkannya, dan memberkatinya dengan kelimpahan (35-44). Jadi perintah untuk membeli tanah itu merupakan simbol dari rencana Allah untuk memulihkan umat pilihan-Nya ke tanah perjanjian. Jawaban Allah ini mengungkapkan bahwa Allah tidak akan membiarkan Yeremia tinggal di dalam kebingungannya. Cepat atau lambat Allah pasti akan menjelaskan maksud dan rencana-Nya. Namun demikian Allah juga menuntut ketaatan mutlak dari Yeremia sebab Ialah TUHAN Allah segala makhluk. Pernyataan Allah di awal responsnya bermaksud menegaskan bahwa Ialah yang memegang kontrol atas semua peristiwa yang terjadi di dunia. Yeremia tidak perlu meragukan perintah Allah sebab perintah-Nya berasal dari hikmat-Nya yang menguasai jagad semesta ini. Jika demikian Yeremia tidak perlu mempertentangkan fakta yang ia hadapi dengan janji pengharapan masa yang akan datang. Betapa pun gelap kondisi Yehuda sekarang, karena Allah yang memegang kendali, maka masa depan tetaplah cerah. Renungkan: Apakah saat ini Anda sedang bergumul untuk tetap taat kepada-Nya dengan konsekuensi yang berat? Ingatlah bahwa Tuhan Allah adalah Allah dalam kehidupan Anda juga. Taatlah kepada-Nya, walaupun fakta yang ada sekarang tidak mendukung atau bahkan cenderung menuju kehancuran, sebab di tangan-Nya masa depan kita tetaplah cerah. Bacaan untuk Minggu Paskah 3 Kisah Para Rasul 3:13-15, 17-19 Lagu: Kidung Jemaat 84 |
(0.1026244125) | (Yer 42:1) |
(sh: Ketidaktaatan yang wajar pun melenyapkan harapan (Minggu, 13 Mei 2001)) Ketidaktaatan yang wajar pun melenyapkan harapanKetidaktaatan yang wajar pun melenyapkan harapan. Setelah berhasil menghentikan sepak terjang Ismael, mereka menghadapi masalah yang lebih besar yaitu ancaman penghukuman dari Babel. Kebrutalan Babel kembali terbayang di pelupuk mata. Karena itu wajar jika mereka memohon kepada Yeremia agar berdoa supaya Allah memberikan petunjuk-Nya. Namun adalah wajar juga jika akhirnya mereka tidak menaati perintah Allah. Mengapa? Sejak awal mereka memang tidak mau kembali ke Yehuda dan membangun kehidupan di sana. Bukankah itu inisiatif dan bujukan Gedalya (lih. 40:9-10)? Sekarang ketika Gedalya sudah mati, keinginan mereka yang sebenarnya muncul lagi yaitu mereka tidak mau tunduk kepada Babel. Peristiwa ini mereka pandang sebagai momen yang tepat untuk merealisasikan pengharapan mereka di tanah lain yaitu Mesir. Jadi pada dasarnya mereka tidak mau tinggal di Yehuda. Permohonan kepada Yeremia tidak memperlihatkan bahwa mereka masih beriman kepada Allah sebab mereka tidak menyebut Tuhan Allah ‘kita’ tapi Tuhan ‘Allahmu’ (2-3). Fakta ini paling tidak menandakan bahwa mereka sudah mulai menjauhkan diri dari Allah. Permohonan mereka adalah usaha untuk memberdayakan Allah bagi kepentingan pribadi. Karena itu betapa wajarnya jika mereka tidak menaati Allah. Kemanakah ketidaktaatan ini membawa mereka? Kepada kehancuran, bukan pengharapan (22). Tidak ada pengharapan di Mesir kecuali dalam ketaatan kepada Allah. Ketidaktaatan berdasarkan niat hati untuk tidak taat, memimpin kepada puncak penghukuman. Walau harus diakui taat dengan menjadi orang buangan di Babel memang mengerikan, namun berujung pengharapan. Renungkan: Ketidaktaatan awalnya memang tidak mengerikan namun berujung maut. Pilihan Anda? Bacaan untuk Minggu Paskah 5 Lagu: Kidung Jemaat 366 |
(0.1026244125) | (Yer 43:1) |
(sh: Bodoh, takut, sombong, dan tidak taat (Senin, 14 Mei 2001)) Bodoh, takut, sombong, dan tidak taatBodoh, takut, sombong, dan tidak taat. Kebodohan dan ketakutan dapat membuat seseorang sombong dan tidak taat kepada Allah. Pernyataan ini nampaknya salah sebab bukankah kepandaian dan keberanian yang membuat orang sombong dan tidak taat? Penolakan rakyat Yehuda terhadap Yeremia (2-3) merupakan bentuk ketidaktaatan dan kesombongan mereka karena kebodohan dan ketakutannya. Siapakah orang bodoh? Orang bodoh adalah orang yang menarik kesimpulan berdasarkan premis yang salah atau orang yang tidak mampu mengolah fakta menjadi kebenaran. Orang Yehuda menyimpulkan bahwa Yeremia tidak diutus Allah karena pemberitaannya tidak sesuai dengan keinginannya. Keinginannya merupakan tolok ukur. Premis mereka adalah: keinginan mereka adalah benar dan tepat untuk mereka. Mereka juga mempunyai premis bahwa Allah memberikan apa yang benar dan tepat untuk mereka. Karena itu keinginan mereka sama dengan keinginan Allah. Betapa bodoh sekaligus sombongnya mereka. Siapakah mereka yang menyamakan dirinya dengan Allah? Lebih lagi fakta membuktikan bahwa nubuat yang pernah diucapkan oleh Yeremia telah menjadi kenyataan, tidak dapatkah mereka menarik kebenaran siapakah Yeremia dari fakta itu? Di samping itu mereka pun sedang ketakutan menghadapi Babel (3). Ketakutan mereka sebetulnya bersumber dari kebodohan mereka. Bukankah firman-Nya sudah menjamin bahwa mereka akan mendapat belaskasihan dari Babel? Allah rindu agar mereka memahami firman-Nya maka Ia mengutus lagi Yeremia untuk menegaskan firman-Nya dengan alat peraga, bahwa yang harus mereka takuti bukanlah Babel tapi Allah yang berdaulat atas semua kerajaan di dunia (8-13). Namun mereka tetap bodoh dan sombong. Renungkan: Melihat gambaran diri mereka, kita mungkin mentertawainya. Tapi sebenarnya bukankah itu juga gambaran kebodohan, kesombongan, ketakutan kita yang seringkali memimpin kita kepada ketidaktaatan? Berapa sering kebenaran firman Tuhan kita langgar, kekudusan hidup tidak kita jaga, dan standar moral kita turunkan hanya karena alasan ekonomi keluarga dan demi karier? Apa premis kita tentang ekonomi keluarga dan karier? Dari situ akan terungkap betapa bodoh, penakut, dan sombongnya kita. |
(0.1026244125) | (Yer 47:1) |
(sh: Peringatan Allah melalui bangsa lain (Minggu, 20 Mei 2001)) Peringatan Allah melalui bangsa lainPeringatan Allah melalui bangsa lain. Nubuat pendek berbicara tentang malapetaka yang akan menimpa orang Filistin. Malapetaka ini akan segera menimpanya dan menimbulkan kengerian yang luar biasa di antara mereka, sehingga membuat para orang-tua kehilangan akal sehatnya (3) dan hanya dapat menangis dan berkabung karena penderitaan yang tak tertahankan (5). Mengapa? Pasal ini memang tidak memberitahukan kesalahan Filistin secara jelas. Namun ayat 4 menyatakan bahwa Filistin bersekutu dengan Tirus dan Sidon ketika nubuat ini disampaikan. Yeremia 27:3 menyatakan bahwa pada tahun 594 perwakilan dari Tirus, Sidon, Edom, Moab, dan Amon bertemu di Yerusalem untuk merundingkan pemberontakan melawan Babel. Meskipun Filistin tidak disebutkan dalam Yeremia 27:3, fakta bahwa mereka adalah sekutu Tirus dan Sion dapat mengungkapkan bahwa Filistin pun termasuk salah satu bangsa yang berusaha menghancurkan kekuasaan dan kekuatan Babel. Itulah kesalahan Filistin. Karena nubuat ini disampaikan oleh Allah melalui Yeremia maka nubuat ini juga merupakan peringatan keras bagi kaum Yehuda bahwa menentang kehendak Allah sama dengan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri (27:2-3). Tidak ada kekuatan di dunia yang dapat menghalangi kehancuran yang disebabkan karena penghukuman Allah (6-7). Renungkan: Bencana yang dialami oleh bangsa lain dapat merupakan peringatan Allah agar umat-Nya mau berjalan di dalam rencana-Nya. Namun seringkali umat Allah terlalu sibuk, sehingga tuli untuk mendengarkan peringatan-Nya. Karena itu mintalah Allah untuk memberikan kepekaan, agar kita dapat mendengar peringatan-Nya melalui peristiwa- peristiwia yang terjadi di dunia yang tidak mungkin didengar oleh orang lain. Bacaan untuk Minggu Paskah 6 Lagu: Kidung Jemaat 57 |
(0.1026244125) | (Yer 50:17) |
(sh: Pemulihan umat Allah (Minggu, 27 Mei 2001)) Pemulihan umat AllahPemulihan umat Allah. Tema hari ini dibangun oleh 3 bagian. Bagian pertama (17-20) berbicara tentang 2 hal yang berhubungan dengan Israel dan Yehuda yaitu penghukuman Babel dan pemulihan Israel sebagai konsekuensinya dan pengampunan Allah yang sempurna atas mereka. Bagian kedua (21-32) penghukuman Babel dinyatakan kembali ditambah penjelasan tentang alasannya. Bagian ketiga (33-34) berbicara kembali tentang pemulihan Israel dan tujuannya. Keadaan Israel yang sudah pecah menjadi Israel dan Yehuda sangat tragis dan tidak berpengharapan lagi. Mereka yang dulunya digembalakan oleh pemimpin-pemimpin hebat pilihan Allah dan hidup di padang rumput pemberian-Nya, kini mereka tak mempunyai gembala dan padang rumput, bahkan segera akan musnah. Pengharapan muncul dari situasi yang tak berpengharapan ketika Allah sendiri yang akan tampil sebagai gembala mereka. Ia akan memulihkan mereka secara sosial dan fisik (19) maupun rohani (20). Pemulihan ini juga akan mempersatukan kembali Israel dan Yehuda menjadi satu bangsa di bawah pimpinan Allah. Apakah Babel akan melepaskan Yehuda begitu saja? Tidak (33)! Namun Babel tidak akan tahan menghadapi Allah Penebus Israel (34). Ia akan menghancurleburkan Babel hingga tanpa sisa (21-27) bukan hanya karena pembalasan (28), namun lebih lagi karena kecongkakan Babel (29-32). Tidakkah terlalu sadis jika kehancuran Babel hanya bagi pemulihan Israel? Tidak! Sebab pemulihan Israel sebetulnya akan mendatangkan ketentraman bagi seluruh umat manusia (34). Renungkan: Israel yang dipulihkan adalah gambaran Kristen yang ditebus dan disatukan dalam Yesus untuk mendatangkan ketentraman bagi manusia. Sudahkah tujuan ini tercapai dalam masyarakat sekitar kita melalui diri kita? Bacaan untuk Minggu Paskah 7 Kisah Para Rasul 1:15-17, 21-26 Lagu: Kidung Jemaat 282 |
(0.1026244125) | (Yeh 12:1) |
(sh: Berlakon untuk orang buta (Jumat, 27 Juli 2001)) Berlakon untuk orang butaBerlakon untuk orang buta. Yehezkiel terus diperintahkan untuk memberitakan firman Tuhan tentang penghukuman bangsa Yehuda kepada mereka yang ada dalam pembuangan. Untuk menjalankan tugas ini, Yehezkiel harus mempunyai keuletan, kesabaran, dan tidak mengenal lelah, sebab target utama pelayanan Yehezkiel adalah orang-orang yang buta dan tuli (ayat 2). Mereka sebetulnya dapat melihat dan mendengar namun mereka menyangkali apa yang mereka lihat dan dengar. Sebagai contoh: mereka tahu bahwa raja sah mereka Yoyakhin -- ikut dalam pembuangan, sementara itu yang ada di Yehuda -- Zedekia -- bukanlah raja yang sah. Namun mereka tetap berkeyakinan bahwa dengan tetap adanya seorang raja di Yehuda berarti kemarahan Allah telah reda dan kini berpihak kepada mereka (ayat 12-14). Karena itulah mereka disebut pemberontak (ayat 3). Tujuan utama pelayanan pemberitaan adalah mereka yang mendengar pemberitaan itu menjadi insaf. Karena itulah Yehezkiel diperintahkan untuk memberitakan firman Tuhan dengan cara melakonkannya di depan mata mereka (ayat 4-7, 17-20). Ini berfungsi untuk memancing perhatian serta memberikan kesan yang mendalam di hati dan pikiran mereka (ayat 8). Setelah itu penjelasan secara lisan diberikan dengan menekankan Allah sebagai Sutradara tunggal. Namun Yehezkiel juga diminta untuk jangan berharap terlalu banyak sebab meskipun banyak cara dan usaha sudah dilakukan ada kalanya mereka tetap bersikeras menyangkal kebenaran pemberitaan penghukuman itu dengan berbagai argumentasi yang secara logika seringkali dapat dipahami, sebagai contoh waktu penundaan (ayat 21-22, 26). Sekalipun demikian Yehezkiel tidak boleh putus asa, sebaliknya ia tetap harus memberitakan dan semakin menegaskannya sebab apa yang sudah difirmankan Allah pasti terjadi, entah kapan waktunya. Renungkan: Situasi Yehezkiel sama dengan situasi kita masa kini. Berita penghakiman atas dunia sudah dikumandangkan dalam terang kematian dan kebangkitan Yesus. Namun itu sudah dimulai beribu-ribu tahun lalu sehingga kadang-kadang membuat kita bertanya-tanya apakah Yesus akan datang untuk menghakimi dunia. Namun Allah sebagai Sutradara tunggal akan menggenapi firman-Nya. Marilah kita saling menguatkan untuk tetap bertahan dan tekun menanti hari itu. |
(0.1026244125) | (Yeh 22:1) |
(sh: Kota berhutang darah (Sabtu, 8 September 2001)) Kota berhutang darahKota berhutang darah. Kota Yerusalem yang awalnya adalah sebuah kota kudus Allah, kini telah berubah menjadi kota yang banyak menginvestasi perbuatan haram. Tingkat kebejatan yang dilakukan oleh warganya sangat memalukan, sehingga kemesuman tersebut telah menjadi tontonan yang penuh ejekan dari negeri-negeri sekitarnya. Kemerosotan moral, etika, dan rohani masyarakat ini berawal dari kehidupan para pemimpinnya yang berlomba di dalam menumpahkan darah (ayat 6). Allah menjadi muak dengan kriminalitas umat-Nya. Di tengah kesemrawutan yang ditimbulkan oleh dosa, Allah tetap dapat mendaftarkan kejahatan yang telah dianggap sebagai sebuah kebenaran. Mereka tidak segan-segan menghina orang tua. Tanpa mendengarkan suara hati, mereka menindas anak yatim dan janda. Tidak ada lagi orang yang mengindahkan hari kudus-Nya. Pemfitnah dan pemerkosa berkeliaran tanpa ditindak. Pekerjaan menerima suap dan penyembahan berhala sudah dihalalkan di mana-mana. Umat-Nya yang kudus telah berubah menjadi umat bejat yang bersiap sedia menumpahkan darah. Allah tidak menahan hamburan murka-Nya lebih lama lagi. Tindakan pembersihan terhadap kenajisan ini bersifat transparans, sehingga orang yang tidak percaya pun dapat melihat disiplin yang dijalankan Allah atas umat-Nya. Melalui uraian ini kita dapat mempelajari : [1] Allah menghendaki kehidupan yang suci dari umat-Nya. [2] Allah dapat melihat benang kusut masalah manusia langsung pada fokusnya, sehingga membentuk suatu daftar dosa dan pelanggarannya. [3] Allah mengecam disintegritas kesaksian para pemimpin umat. [4] Allah menghendaki pembaharuan terjadi setelah umat-Nya membuka telinga terhadap teguran-Nya. Renungkan: Kristen yang hidup seharusnya adalah Kristen yang senantiasa berupaya menjalani hidup dengan integritas jati diri yang baru di dalam karunia Tuhan Yesus. Bila kita pernah berubah setia terhadap Tuhan sehingga hidup kita bejat, selagi matahari masih terbit dari ufuk timur, masih tersedia peluang bagi kita untuk membenahi diri. Namun tak seorang pun tahu kapan matahari tak terbit lagi, oleh karena itu jangan tunda lagi hari penyesalan dosa. Wahai Kristen, hiduplah sesuai identitas barumu di dalam Kristus! |