(0.68059994186047) | (Mzm 62:1) | (jerusalem: Perasaan tenang dekat Allah) Sajak ini berupa renungan seorang berhikmat yang penuh kepercayaan pada Allah, Maz 62:2-3,6-8, tetapi dianiaya orang munafik dan curang, Maz 62:4-5. Ia mengingatkan betapa rapuh dan fana manusia, Maz 62:10, dan harta benda yang tidak adil, Maz 62:11, sehingga dua-duanya tidak dapat menjadi andalan manusia. Satu-satunya andalan ialah Tuhan, Hakim yang adil, Maz 62:9,12-13. Maz 62:2 berupa ulangan, Ula 6. |
(0.68059994186047) | (Mzm 68:10) | (jerusalem: kawanan hewanMu) Dalam terjemahan Indonesia ini "kawanan hewan Allah" ialah umat Israel yang memang sering dibandingkan dengan kawanan domba yang digembalakan Tuhan. Tetapi naskah Ibrani kurang jelas maksudnya. "Kawanan hewan" (atau: makhluk-makhluk) Allah itu barangkali kawanan burung puyuh yang "duduk di situ", yaitu di gurun sebagai makanan guna umat Israel. |
(0.68059994186047) | (Mzm 68:18) | (jerusalem: tempat tinggi) Ialah gunung Sion. Mungkin ayat ini menyinggung perebutan kota Yerusalem oleh Daud, 2Sa 5:6-8. Kalau demikian maka "pemberontak-pemberontak" yang disebut kiranya orang Yebus, penduduk Yerusalem, yang ditaklukkan. |
(0.68059994186047) | (Mzm 68:31) | (jerusalem: Dari Mesir....) Terjemahan ini tidak pasti. Terjemahan lain (dengan memperbaiki naskah Ibrani secara lain): Dari Mesir akan datang pembesar-pembesar. |
(0.68059994186047) | (Mzm 74:13) | (jerusalem: membelah laut....) Maz 74:13-14 menyinggung penyeberangan Laut Teberau oleh umat Israel Kel 14:29, dan pemusnahan tentara Mesir, Yeh 29:3; 32:4; Yes 51:9,10. Tetapi peristiwa-peristiwa itu digambarkan sebagai penciptaan baru. allah berperang dengan ular naga dan Lewiatan yang berkepala banyak: binatang mitologis itu melambangkan samudera purba yang menentang penciptaan tetapi ditaklukkan oleh Allah pencipta, bdk Ayu 3:8; 7:12+; Ayu 9:13; 26:12; Maz 89:11+. |
(0.68059994186047) | (Mzm 93:5) | (jerusalem: PeraturanMu) Harafiah: kesaksian-kesaksianMu, bdk Kel 25:16+; yang dimaksud ialah seluruh wahyu Tuhan (tidak hanya hukum dan perintah) sebagai pedoman dan penerang bagi kelakuan manusia, bdk Maz 119+ |
(0.68059994186047) | (Mzm 127:1) | (jerusalem: Berkat TUHAN pangkal selamat) Sajak ini merupakan renungan seorang berhikmat. Ia yakin bahwa segala daya upaya dan jerih payah manusia sia-sia belaka, jika tidak didukung Tuhan, Maz 127:1-2. Sebaliknya, segala anugerah dan berkat orang benar datang dari Tuhan melulu, khususnya sebuah keluarga besar, Maz 127:3-5. |
(0.68059994186047) | (Mzm 17:1) |
(sh: Kristen dan penderitaan (1) (Jumat, 9 Maret 2001)) Kristen dan penderitaan (1)Kristen dan penderitaan (1). Seorang filsuf besar, Albert Camus, mengatakan bahwa kehidupan manusia tidak bermakna. Seluruh keberadaan manusia adalah absurd. Hal ini kentara sekali dari penderitaan orang yang tak berdosa. Karena itu ia tidak mengakui adanya Tuhan. Ia menganjurkan manusia memberontak dan memerangi ketidakadilan, penderitaan, dan maut. Ia tidak mau pasrah serta sabar dalam menantikan pengadilan Tuhan. Paham filsafat ini telah merasuki kehidupan manusia masa kini. Banyak orang menjadi pemberontak Allah ketika mengalami penindasan dan ketidakadilan. Apakah Kristen juga akan seperti manusia yang lain sebab menjadi Kristen di negara kita saat ini dapat disamakan dengan menjemput kesulitan dan masalah? Kita dapat terbebas dari pengaruh filsafat Camus dan tetap setia sebagai Kristen jika mau belajar dari resep Daud melalui mazmur ratapan kita hari ini. Daud menyadari sepenuhnya bahwa kebenaran dan kesucian hidupnya (3-5), tidak menjamin bahwa ia akan terluput dari ketidakadilan dan penindasan (9-12) sebab ia memahami bahwa ia hidup dalam dunia yang seluruh sistemnya sudah jatuh ke dalam kuasa dosa. Pemahamannya ini mencegah dia untuk menjadi pemberontak. Sebaliknya ia secara penuh menyerahkan perkaranya kepada Pihak yang berkuasa dan berdaulat atas dunia yang berdosa ini yaitu Allah (2,6). Ia mempunyai keyakinan bahwa Allah adalah hakim yang adil dan yang menyertai orang-orang benar yang berserah kepada-Nya dalam menghadapi penindasan (7). Daud juga tidak iri akan keberhasilan secara materi para penindasnya. Bahkan ia memohon agar para musuh dan keturunannya dapat tetap menikmati kekayaan dunia (14) sebab bagiannya bukan menikmati kekayaan dunia melainkan kehadiran Allah yang akan memuaskan hidupnya (15). Jadi permohonannya kepada Allah agar Ia menindak para musuhnya (13) bukan dipengaruhi oleh nafsu balas dendam namun memberikan tempat kepada Allah untuk menjadi hakim atas perkaranya. Renungkan: Pemahaman akan kehidupan di dunia ini serta peran Allah di dalamnya, dan hati yang selalu rindu untuk dikenyangkan oleh hadirat Allah bukan kekayaan materi, melainkan kunci bagi kita untuk tetap teguh berdiri menghadapi penindasan dan ketidakadilan. Bagaimana kita dapat memiliki kedua hal di atas sebab cepat atau lambat kita akan mengalami penindasan dan ketidakadilan di bumi ini? |
(0.68059994186047) | (Mzm 19:1) |
(sh: Indahnya berintereaksi dengan firman-Nya (Senin, 12 Maret 2001)) Indahnya berintereaksi dengan firman-NyaIndahnya berintereaksi dengan firman-Nya. Allah telah menyatakan kemuliaan dan pekerjaan tangan- Nya melalui ciptaan-Nya (2-7). Melalui alam semesta ini manusia sebetulnya dapat mengenal hikmat, kekuatan, serta kebaikan Allah. Walaupun alam semesta tidak dikaruniai kemampuan untuk berbicara (4), kebisuan mereka mampu menceritakan kemuliaan Allah sehingga didengar oleh siapa pun, dimana pun, serta kapan pun. Penyataan Allah tidak berhenti sampai di sini sebab penyataan umum melalui alam semesta tidak mungkin memampukan manusia bertahan dalam kehidupan ini dan memiliki hidup yang berkenan kepada-Nya (15). Karena itu penyataan umum ini diperkaya dengan penyataan khusus Allah yaitu firman-Nya (8-11). Melaluinya Allah menjalin hubungan dengan manusia secara langsung dan menyentuh keberadaan manusia hingga ke pusat kehendaknya yaitu mulai dari akal budi, hati, hingga jiwa. Sentuhan yang dilakukan oleh firman-Nya adalah sentuhan secara pribadi dan bekerja di dalam diri manusia. Manusia yang tersentuh oleh firman-Nya menjadi manusia yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi di sekitarnya. Apa pun yang terjadi jiwanya tetap segar dan hatinya tetap bersuka. Kesegaran dan kesukaan itu akan memancar keluar dari matanya sehingga orang lain dapat menyaksikannya (9). Ia akan menyadari dosa- dosanya, dan mengerti bagaimana seharusnya ia hidup (12), serta ketidakmampuannya untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya (13). Daud menyadari semuanya ini dan dituntun untuk memohon kepada Allah agar dianugerahi kemampuan dan kesempatan untuk hidup berkenan kepada- Nya (14-15). Jika alam semesta bekerja dalam kebisuannya, firman itu akan bekerja dalam intereaksinya dengan manusia. Karena itu manusia harus mempelajari dan memegang teguh firman-Nya seperti yang diteladankan oleh Daud (12-13). Renungkan: Betapa indah, sempurna, teguh, tepat, murni, benar dan lebih bernilainya firman Allah dari segala kemuliaan harta dunia, (11). Karena itu jangan biarkan firman itu diam dalam kebisuan karena keengganan kita untuk berintereaksi dengannya. Keindahan dan kekuatannya akan bekerja dalam diri kita jika kita mau menyediakan waktu secara khusus untuk berintereaksi dengannya. |
(0.68059994186047) | (Mzm 25:1) |
(sh: Jurus sakti dari Allah (Senin, 19 Maret 2001)) Jurus sakti dari AllahJurus sakti dari Allah. Hidup di bumi Indonesia terasa makin sulit terlebih bagi Kristen. Kesulitan itu bukan hanya disebabkan diskriminasi yang memang masih berlaku walau secara tidak resmi, tekanan dari berbagai pihak, dan sulitnya mempertahankan prinsip-prinsip Kristen dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Demi mempertahankan prinsip iman Kristen, tidak sedikit Kristen yang harus membayar mahal dengan kegagalan bahkan kehancuran, sehingga mendapatkan olokan dari teman-teman dan saudara- saudaranya. Hal serupa juga dialami oleh Daud, yang mempertahankan prinsip kebenaran seorang diri, maka ia harus mengalami penindasan dari banyak orang (16, 19). Penindasan yang dialaminya menimbulkan penderitaan fisik dan batin yang luar biasa (17, 18) sebab semua musuh-musuhnya dikuasai oleh kebencian yang sangat mendalam. Ini merupakan kebenaran umum yang berlaku di seluruh dunia dan di sepanjang zaman yaitu orang yang mempertahankan kebenaran akan sangat dibenci oleh mereka yang mencintai kejahatan. Begitu dahsyat tekanan dan derita yang harus ia alami sehingga ia pun terseret ke dalam dosa (18). Kondisi demikian tidak dapat disepelekan, sebab tidak hanya hidupnya akan hancur tapi ia juga dapat terus terseret ke dalam dosa yang lebih jauh. Bagaimana Daud menyikapi dan menghadapinya? Ia tetap menantikan dan berharap kepada Tuhan (2, 21) dan tidak berpaling sedikit pun kepada allah lain (15), sebab ia percaya bahwa hanya Allahlah yang mampu mengaruniakan jurus-jurus khusus untuk menghadapi semua penindasan, tantangan, dan penderitaan tanpa berbuat dosa. Ia tidak hanya memohon agar Allah memberitahukan jalan-jalan-Nya (4) namun juga menuntun dan mengajarkan jalan-jalan-Nya. Artinya ia tidak mau setengah-setengah dalam memahami dan menjalankan kehendak-Nya sebab hanya itulah satu-satunya jurus menghadapi zaman yang semakin tidak bersahabat. Daud yakin akan mendapatkan itu semua dari Allah sebab Ia adalah Allah yang setia dan penuh rakhmat, baik, mau bergaul, dan membimbing umat-Nya (6- 21). Renungkan: Kristen akan tetap dapat mempertahankan prinsip iman Kristen, apa pun tantangan dan derita yang dihadapi, jika Kristen senantiasa berharap kepada Allah dan mempelajari 'jurus-jurus sakti' dari Allah yang terdapat di dalam firman-Nya. |
(0.68059994186047) | (Mzm 56:1) |
(sh: Biarkan aku berdiam diri seperti merpati (Selasa, 2 Oktober 2001)) Biarkan aku berdiam diri seperti merpatiBiarkan aku berdiam diri seperti merpati. Keterangan pembuka syair ini memberi petunjuk tentang latar belakang masa kembara Daud di Gat, ketika ia merasa sangat takut kepada Akhis, raja kota Gat (ayat 1Sam. 21:13; 22:1). Isi curahan hati Daud kepada Allah ini disusun menjadi dua bagian besar, yakni sebait pengulangan (ayat beberapa+allah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5, 11, 12) dan sebuah konklusi ringkas (ayat beberapa+allah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13, 14). Ketika pemazmur mengadu kepada Tuhan terlihat bahwa Allah berada di antara orang-orang yang tertindas dan orang-orang yang menghimpit dia dengan segala keangkuhan mereka (ayat beberapa+allah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2, 3). Pemazmur mengalami dilema jiwa yang tercetus seolah bertentangan di dalam pernyataan: aku takut...aku tidak takut (ayat beberapa+allah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4, 5, 12). Namun pergumulan sukma ini diatasi dengan kesadaran bahwa firman Allah tidak pernah gagal. Di dalam himpitan para musuhnya Daud memohon agar murka Allah yang adil itu meruntuhkan cemooh keangkuhan serta perilaku kesombongan orang Filistin (ayat 6-8). Di dalam penantiannya akan intervensi Allah, Daud bersikap seperti merpati yang jinak. Di tengah penganiayaan Saul, ia berdiam diri dan tetap sabar. Ia percaya bahwa Allah mengenal segala jalan yang menimpa kehidupannya (ayat 9). Setelah pemazmur dengan leluasa menyatakan isi batinnya, kini benak Daud meluap dengan ucapan syukur karena kebaikan Tuhan. Ia ingat akan nazarnya, bahkan lebih dari itu ia boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan (ayat beberapa+allah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">13, 14). Sama seperti merpati jinak (ayat 1) yang mengumpulkan kekuatan di dalam ketenangan jiwa, orang beriman pun dapat menyediakan diri untuk menulis atau melantunkan sebuah ode sakral. Sepanjang perjalanan hidup yang penuh dengan nuansa kejadian, kita membutuhkan belas kasihan Allah. Bila kita menyetujui hal ini, kita harus menaruh harapan kita hanya di atas pundak-Nya yang memberi proteksi penuh kepada kita. Kekuatan dalam kegalauan kita dapatkan dalam ketenangan diri bersama-Nya. Renungkan: Wahai saudara, pernahkah kita membiarkan diri kita berdiam diri seperti merpati tatkala kita dikejar-kejar oleh musuh yang melontarkan fitnah, perseteruan, ancaman, dan amarah walaupun kita tidak bersalah? Apakah langkah pertama kita mengadu adalah berlari kepada atasan, aparat keamanan, dan lembaga pengadilan? Cobalah berdiam diri sambil menghayati sebuah pujian, mazmur, atau firman- Nya. |
(0.68059994186047) | (Mzm 89:1) |
(sh: Kasih setia Allah (Kamis, 8 November 2001)) Kasih setia AllahKasih setia Allah. Kita semua ingin memiliki pemerintahan yang bersih. Keadilan, kebenaran, kerukunan, keamanan, dan kesejahteraan merupakan nilai-nilai umum yang didambakan oleh warga masyarakat. Sayang sekali, dalam dunia ini tidak ada satu bangsa dan negara pun yang sempurna. Mungkinkah kehidupan yang ideal terwujud? Mazmur 89:1-19 menunjukkan adanya kemungkinan terwujudnya idealisme dalam sebuah bangsa dan negara, yakni terletak pada kasih setia Tuhan. Pemazmur memulai nyanyiannya dengan suatu tekad yang indah, yaitu bersyukur atas kesetiaan Allah, bahkan ingin menceritakan-nya dari generasi ke generasi (ayat beberapa+allah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2). Ia tahu bahwa Allah yang memimpin bangsa-Nya telah menetapkan rencana-Nya di surga (ayat 3) untuk memberkati takhta Daud seterusnya (ayat 4-5). Kasih setia Tuhan begitu luar biasa, sehing-ga makhluk-makhluk surgawi pun kagum akan keagungan-Nya (ayat 6-9). Dalam pengertian aslinya, istilah "kasih setia" biasanya dipakai dalam sebuah hubungan perjanjian antara 2 pihak. Ketaatan manusia akan menghasilkan berkat, sedangkan ketidaktaatan membawa hukuman. Maka memang ada unsur kesetiaan di dalam istilah "kasih setia". Namun demikian, kesetiaan bukan satu- satunya unsur di sana. Yang lebih penting adalah "kasih". Allah memberikan kasih setia-Nya bukan melulu karena syarat yang telah dipenuhi manusia, tapi terutama karena pemberian- Nya berdasarkan anugerah semata. Ia menegakkan takhta Daud karena kasih-Nya yang cuma-cuma, dan inilah yang membuat langit kagum. Allah yang memberikan kasih setia-Nya menjalankan kuasa pemerintahan di atas takhta Daud dengan tongkat keperkasaan- Nya yang mulia (ayat 10-17). Mereka yang berbagian dalam anugerah ini disebut ber-bahagia. Allah sendiri yang melindungi kerajaan yang dikasihi-Nya dan raja yang diurapi- Nya untuk menjadi wakil-Nya di dunia (ayat 18-19). Renungkan: Segala kekuasaan dan nilai yang mulia hanya mungkin terwujud bila kasih setia Allah menopangnya. Marilah kita ber-syukur kepada-Nya dan mewujudkan nilai-nilai kerajaan-Nya di dunia. Doakan juga agar pemerintah kita selalu sadar akan sumber kekuasaan mereka, sehingga mereka bisa menjalankan roda pemerintahan berlandaskan takut akan Tuhan. |
(0.67648308139535) | (Mzm 2:7) |
(ende) Radja sendiri (Al-Masih) disini bitjara. |
(0.67648308139535) | (Mzm 7:7) |
(ende: himpunan pembesar2) ialah machluk2 surgawi (malaekat2) jang mengelilingi Jahwe, Hakim tertinggi, dan jang mengadakan sidang pengadilan, dimana Tuhan berlaku se-akan2 Djaksa Agung. Pengarang minta, agar Allah kembali untuk "melebihi", ialah mengadili dan menghukum pengedjar2 itu. |
(0.67648308139535) | (Mzm 8:1) |
(ende) Mazmur ini adalah suatu madah untuk memuliakan Allah Pentjipta, chususnja karena karjaNja jang tertinggi, jakni manusia. "Lagu: "Pengidjakan". Terdjemahan ini dikirakan sadja. Mungkin perkataan Hibrani berarti suatu lagu atau alat musik dari kota "Gat". |
(0.67648308139535) | (Mzm 9:5) |
(ende) Maknanja: Allah telah melaksanakan pengadilan untuk menghukum kaum pendjahat, kaum kafir, jang menindas umatNja (Maz 9:6-7). Pengadilan bersedjarah itu, salah satu peristiwa, adalah pendahuluan dan djaminan untuk pengadilan terachir (Maz 9:8-9). Dan semuanja itu mendjadi alasan kepertjajaan kaum hina-dina jang tertindas. |
(0.67648308139535) | (Mzm 12:1) |
(ende) Mazmur ini adalah lagu ratap atas kedjahatan jang meradjalela di-mana2 (1-4)dan suatu doa permohonan, agar Allah tjampur tangan (Maz 12:4-5). lalu Jahwe mendjawab dan berdjandji, bahwa Ia akan bertindak (Maz 12:6). Dan sabdaNja memberi kepertjajaan kepada pengarang lagu ini (Maz 12:6-8). |
(0.67648308139535) | (Mzm 17:1) |
(ende) Seorang jang sutji-murni dan jang dianiaja oleh musuh2 berseru kepada Allah, agar Ia tjampur tangan dan menindas musuh2 itu. Orang itu menjerukan kepada kesutjiannja: Ia tak bersalah serta setia kepada Jahwe. Rupanja achirnja si pemohon mengarahkan pandangannja kepada hidup kekal (Maz 17:15). |