Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 8181 - 8200 dari 8297 ayat untuk turunkan api dari langit (0.016 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.0094345484615385) (Ef 5:18) (full: ANGGUR. )

Nas : Ef 5:18

Kepenuhan Roh Kudus tergantung pada tanggapan orang percaya terhadap kasih karunia yang diberikan kepada mereka untuk mencapai dan memelihara pengudusan. Maksudnya, seseorang tidak mungkin "mabuk oleh anggur" dan pada saat yang sama "penuh dengan Roh." Paulus mengingatkan semua orang percaya tentang perbuatan sifat berdosa -- bahwa mereka yang melakukan hal itu "tidak akan mendapatkan bagian dalam Kerajaan Allah" (Gal 5:19-21; bd. Ef 5:3-7). Lagi pula, mereka "yang melakukan hal-hal yang demikian" (Gal 5:21) tidak akan mendapat bagian dalam kehadiran dan kepenuhan Roh Kudus. Dengan kata lain, tidak memiliki "buah Roh" (Gal 5:22-23) berarti kehilangan kepenuhan Roh

(lihat cat. --> Kis 8:21).

[atau ref. Kis 8:21]

(0.0094345484615385) (Tit 2:4) (full: PEREMPUAN-PEREMPUAN MUDA MENGASIHI SUAMI DAN ANAK-ANAKNYA. )

Nas : Tit 2:4-5

Allah mempunyai rencana khusus bagi wanita dalam hubungan dengan keluarga, rumah tangga, dan keibuan.

  1. 1) Keinginan Allah bagi seorang istri dan ibu ialah supaya perhatian dan pengabdiannya difokuskan pada keluarganya. Rumah tangga, suami, dan anak-anak harus merupakan pusat dunia seorang ibu Kristen; inilah cara yang ditetapkan secara ilahi baginya untuk menghormati Firman Allah (bd. Ul 6:7; Ams 31:27; 1Tim 5:14).
  2. 2) Tugas khusus wanita yang diberi Allah sebagaimana dikaitkan dengan keluarga termasuk:
    1. (a) memelihara anak-anak yang dipercayakan Allah kepadanya (ayat Tit 2:4; 1Tim 5:14) sebagai pelayanan bagi Allah (Mazm 127:3; Mat 18:5; Luk 9:48);
    2. (b) menjadi seorang penolong dan teman setia kepada suaminya (ayat Tit 2:4-5;

      lihat cat. --> Kej 2:18);

      [atau ref. Kej 2:18]

    3. (c) membantu sang ayah mengasuh anak-anak agar mempunyai watak saleh dan berbagai ketrampilan praktis dalam hidup (Ul 6:7; Ams 1:8-9; Kol 3:20; 1Tim 5:10;

      lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK);

    4. (d) menyediakan tumpangan di rumah (Yes 58:6-8; Luk 14:12-14; 1Tim 5:10);
    5. (e) menggunakan ketrampilannya untuk menyediakan keperluan rumah tangga (Ams 31:13,15-16,18-19,22,24);
    6. (f) memelihara orang-tua yang sudah lanjut usia (1Tim 5:8; Yak 1:27).
  3. 3) Para ibu yang ingin memenuhi rencana Allah bagi kehidupan mereka dan keluarga mereka, tetapi harus bekerja mencari nafkah jauh dari anak-anak karena keadaan ekonomi, harus menyerahkan keadaan ini kepada Tuhan sambil berdoa kepada Allah untuk membuka jalan supaya ia dapat memenuhi tempat dan fungsi dalam rumah bersama anak-anak (Ams 3:5-6; 1Tim 5:3; juga

    (lihat cat. --> Ef 5:21;

    lihat cat. --> Ef 5:22;

    lihat cat. --> Ef 5:23)

    [atau ref. Ef 5:21-23]

(0.0094345484615385) (Ibr 12:5) (full: DIDIKAN TUHAN. )

Nas : Ibr 12:5

Perhatikan beberapa hal mengenai didikan Tuhan atas orang-orang percaya dan kesukaran serta penderitaan yang diizinkan-Nya terjadi dalam kehidupan kita.

  1. 1) Semuanya itu merupakan tanda bahwa kita adalah anak-anak Allah (ayat Ibr 12:7-8).
  2. 2) Semuanya itu merupakan jaminan kasih dan perhatian Allah kepada kita (ayat Ibr 12:6).
  3. 3) Didikan Tuhan memiliki dua maksud:
    1. (a) agar pada akhirnya kita tidak ikut dihukum bersama-sama dengan dunia (1Kor 11:31-32), dan
    2. (b) agar kita dapat mengambil bagian dalam kekudusan Allah dan tetap hidup di dalam kesucian karena tanpanya kita tidak mungkin melihat Allah (ayat Ibr 12:10-11,14).
  4. 4) Ada dua akibat yang mungkin terjadi karena didikan Tuhan.
    1. (a) Kita dapat tetap bertahan dalam kesukaran dengan pimpinan Allah, tunduk kepada kehendak Allah dan tetap setia kepada-Nya (ayat Ibr 12:5-6). Dengan melakukan hal ini kita akan tetap hidup sebagai anak-anak rohani Allah (ayat Ibr 12:7-9) dan mengambil bagian dalam kesucian-Nya (ayat Ibr 12:10); kita juga akan menuai kebenaran (ayat Ibr 12:11).
    2. (b) Kita dapat memandang ringan didikan Tuhan ini (ayat Ibr 12:5), memberontak terhadap Allah karena penderitaan dan kesukaran, dan oleh karenanya murtad dari Allah (ayat Ibr 12:25; Ibr 3:12-14).
  5. 5) Di bawah kehendak Allah, kesulitan mungkin tiba
    1. (a) sebagai akibat perjuangan rohani melawan Iblis (Ef 6:11-18);
    2. (b) sebagai ujian untuk memperkuat iman kita (1Pet 1:6-7) dan pekerjaan kita (Mat 7:24-27; 1Kor 3:13-15), atau
    3. (c) sebagai persiapan untuk menghibur saudara seiman yang lain (2Kor 1:3-5) dan menyatakan kehidupan Kristus (2Kor 4:8-10,12,16).
  6. 6) Di dalam segala bentuk kesengsaraan, kita harus mencari Allah, memeriksa kehidupan kita (2Taw 26:5; Mazm 3:5; 9:13; 34:18) dan meninggalkan segala sesuatu yang bertentangan dengan kekudusan-Nya (ayat Ibr 12:10,14;

    lihat cat. --> Mazm 60:3-14;

    lihat cat. --> Mazm 66:18;

    [atau ref. Mazm 60:3-14; 66:18]

    lihat art. PENDERITAAN ORANG BENAR).

(0.0094345484615385) (Yak 5:16) (full: MENGAKU DOSA ... SALING MENDOAKAN ... SEMBUH. )

Nas : Yak 5:16

Ayat ini memberikan suatu alasan yang penting mengapa kesembuhan sering kali tidak ada dalam masyarakat Kristen. Dosa harus diakui kepada orang lain dan doa yang sungguh-sungguh bagi satu sama lain harus dipanjatkan kepada Allah. Dosa dalam gereja menghalangi doa orang percaya serta merintangi kuasa penyembuhan Allah dinyatakan dalam jemaat.

(0.0094345484615385) (1Yoh 5:16) (full: HENDAKLAH IA BERDOA KEPADA ALLAH DAN DIA AKAN MEMBERIKAN HIDUP KEPADANYA. )

Nas : 1Yoh 5:16

Yohanes menunjuk kepada semacam doa yang sesuai dengan kehendak Allah sehingga kita yakin bahwa doa kita akan terjawab (bd. ayat 1Yoh 5:14-15), yaitu doa bagi orang percaya yang lemah rohaninya yang memerlukan dukungan doa umat Allah untuk memberikan hidup dan kasih karunia kepada mereka. Syarat-syarat bagi doa semacam itu adalah sebagai berikut:

  1. 1) Orang yang membutuhkan doa itu haruslah seorang saudara seiman yaitu orang percaya yang telah berbuat dosa dengan tidak sengaja dan dosa itu tidak meliputi suatu pemberontakan yang terencana terhadap kehendak Allah

    (lihat cat. --> Yoh 5:17 berikutnya).

    [atau ref. Yoh 5:17]

    Jadi, mereka belum melakukan dosa sehingga menghasilkan kematian rohani (bd. Rom 8:13); mereka masih memiliki kehidupan rohani tetapi lemah. Mereka sudah bertobat dan ingin bebas dari segala sesuatu yang tidak disenangi oleh Allah, namun memerlukan pertolongan dalam mengalahkan kuasa Iblis dan dosa.
  2. 2) Bagi orang semacam itu gereja harus berdoa agar Allah berkenan memberikan "hidup". "Hidup" di sini berarti pemulihan kekuatan rohani dan kasih karunia Allah

    (lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA),

    yang terancam oleh dosa (bd. Rom 8:6; 2Kor 3:6; 1Pet 3:7). Allah berjanji untuk menjawab doa itu.
  3. 3) Bagi orang yang pernah percaya dan telah melakukan dosa "yang mendatangkan maut" (yaitu kematian rohani), gereja tidak dapat berdoa dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan hidup dan kasih karunia lagi. Jenis dosa ini meliputi pelanggaran terencana yang disebabkan oleh suatu penolakan yang sengaja untuk tidak taat kepada-Nya

    (lihat art. PERBUATAN-PERBUATAN DOSA DAN BUAH ROH).

    Orang yang sudah mati rohani ini hanya dapat diberikan hidup, jika ia bertobat dan berbalik kepada Allah

    (lihat cat. --> Rom 8:13).

    [atau ref. Rom 8:13]

    Kita harus berdoa supaya Allah akan mengatur kehidupan mereka sedemikian hingga ada kesempatan untuk sekali lagi menerima keselamatan Allah di dalam Kristus.
(0.0094345484615385) (1Yoh 5:19) (full: SELURUH DUNIA BERADA DI BAWAH KUASA SI JAHAT. )

Nas : 1Yoh 5:19

Kita tidak akan pernah memahami PB dengan memadai kecuali kita mengenali keyakinannya yang mendasar bahwa Iblis adalah penguasa dunia ini. Dia adalah si jahat dan kuasanya mengatur zaman yang jahat ini (bd. Luk 13:16; 2Kor 4:4; Gal 1:4; Ef 6:12; Ibr 2:14;

lihat cat. --> Mat 4:10;

[atau ref. Mat 4:10]

lihat art. KERAJAAN ALLAH).

  1. 1) Alkitab tidak mengajarkan bahwa Allah kini menguasai langsung dunia yang tidak beriman termasuk orang yang berdosa, kejahatan, kekejaman, dan ketidakadilan. Allah sama sekali tidak menginginkan atau menyebabkan penderitaan di dalam dunia, dan segala sesuatu yang terjadi juga bukan merupakan kehendak-Nya yang sempurna (lih. Mat 23:37; Luk 13:34; Luk 19:41-44;

    lihat art. KEHENDAK ALLAH).

    Alkitab menunjukkan bahwa sekarang ini dunia tidak berada di bawah kekuasaan Allah, tetapi sedang memberontak terhadap pemerintahan-Nya dan diperbudak oleh Iblis. Oleh karena keadaan inilah Kristus datang untuk mati (Yoh 3:16) dan untuk mendamaikan dunia dengan Allah (2Kor 5:18-19). Jangan sekali-kali kita memakai pernyataan "Allah sedang menguasai segala sesuatu" untuk membebaskan diri kita dari tanggung jawab untuk berjuang melawan dosa, kejahatan dan kesuaman rohani.
  2. 2) Akan tetapi, pada batas tertentu Allah juga berkuasa atas dunia yang jahat ini. Allah berdaulat, dan karena itu segala sesuatu terjadi karena kehendak-Nya yang mengizinkan dan pengawasan-Nya, atau kadang-kadang melalui campur tangan-Nya secara langsung sesuai dengan maksud-Nya. Sekalipun demikian, pada saat ini dalam sejarah, Allah telah membatasi kuasa dan pemerintah-Nya yang agung atas dunia ini. Namun pembatasan diri ini hanya bersifat sementara, karena pada saat yang sudah ditentukan oleh hikmat-Nya Dia akan memusnahkan Iblis dan semua kejahatan (pasal Wahy 19:1-20:15). Baru pada saat itulah, "Pemerintah atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya" (Wahy 11:15).
(0.0094345484615385) (Yes 7:14) (jerusalem: Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda) Meskipun raja Ahas menolak pertanda yang ditawarkan, namun Allah memberi pertanda juga. Pertanda itu ialah kelahiran seorang anak yang namanya, Imanuel, berarti: Allah beserta kita, Yer 8:8,10. Nama itu merupakan suatu nubuat, bdk Yes 1:26+. Ia menubuatkan bahwa Allah akan melindungi dan memberkati bangsa Yehuda. Dalam nas-nas lain, Yes 9:1-6; 11:1-9, nabi Yesaya lebih jauh menjelaskan ciri-ciri keselamatan yang akan dibawakan oleh anak itu. Nubuat-nubuat itu mengungkapkan pengharapan akan Mesias yang menjadi raja keturunan Daud. Pengharapan itu sudah diungkapkan nabi Natan, 2Sa 7, dan kembali nampak pada nabi Mikha, Mik 4:13, nabi Yehezkiel, Yeh 34:23, dan nabi Hagai, Hag 2:23; bdk Maz 2:1-12; 45:1-17;72:1-20; 110:7. Melalui seorang raja, pengganti Daud, Tuhan mewujudkan keselamatan bagi umatNya. Pengharapan orang yang percaya kepada Tuhan itu bertumpu pada keturunan Daud yang tetap akan ada. Mungkin sekali nabi Yesaya sendiri berpikir kepada anak Ahas, misalnya Hizkia (memang ada kesukaran sedikit sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa dalam waktu; rupanya Hizkia sudah lahir pada waktu itu) sebagaimana disarankan terjemahan Yunani ini; engkau akan menamakan dia. Namun demikian nada meriahnya nubuat itu serta makna nama yang diberikan kepada anak itu memberi kesan bahwa nabi Yesaya memfirasatkan bahwa makna kelahiran anak raja itu melampaui keadaan sekarang dan melambangkan pertolongan Tuhan yang terakhir yang menegakkan kerajaan Mesias. Begitu nubuat tentang Imanuel itu melampaui perwujudan pertamanya. Karenanya Mat 1:23(=Yes 7:14) dan Mat 4:15-16(Yes 8:22-9:1) dan seluruh tradisi Kristen selanjutnya tidak salah dalam mengartikan nubuat itu sebagai nubuat tentang kelahiran Kristus
(0.0094345484615385) (Yer 18:1) (jerusalem) Menurut Yer 18:12 perumpamaan berupa perbuatan ini diadakan Yeremia sebelum malapetaka itu terjadi, jadi sebelum th 598.Nabi-nabi dahulu, misalnya Samuel, 1Sa 15:27-28, Ahia dari Silo, 1Ra 11:29-33 (dan nabi gadungan Zedekia), 1Ra 22:11-12) sudah menguatkan nubuat-nubuat mereka dengan perbuatan berupa lambang. Pikiran yang melatarbelakangi tindakan-tindakan semacam itu bukanlah bahwa dengan jalan itu perkataan lebih mengesan di hati para pendengar, tetapi keyakinan bahwa tindakan-tindakan itu benar-benar kuat dan berdaya untuk melaksanakan apa yang dilambangkan. Setelah lambang diadakan pasti akan terjadi apa yang diibaratkan. nabi-nabi besarpun kadang-kadang mengadakan lambang berupa perbuatan. Seluruh pekabaran nabi Hosea terkait pada suatu pengalaman pribadi, yaitu perkawinannya, Hos 1-3. Yesaya jarang memakai sarana itu, namun iapun mengenalnya, Yes 20 dan nama anak-anaknya merupakan nubuat dan lambang, Yes 7:3 (bdk Yes 10:21); Yes 8:1-4; 8:18; bdk Yes 1:26+. Nabi Yeremia sering melakukan hal yang merupakan lambang dan iapun menjelaskan artinya: dahan pohon badam dan periuk, Yer 1:11-14 ikat pinggang yang disembunyikan di tepi sungai Efrat, Yer 13:1-11 (walaupun barangkali hanya terjadi dalam sebuah penglihatan); pekerjaan tukang periuk, Yer 18:1-12; buli-buli yang pecah, Yer 18:19; keranjang-keranjang buah ara, Yer 24:1-10 memikul kuk, Yer 27:1-28:17; pembelian sebidang tanah, Yer 32:1-44. Boleh ditambah lagi bahwa kehidupan nabi Yeremia sendiri sebuah lambang pula, Yer 16:1-8, dan bahwa penderitaannya (meskipun nabi Yeremia sendiri tidak menjelaskannya) melambangkan kemalangan umat yang dihukum, sehingga Yeremia juga menjadi pra-lambang Hamba Tuhan, bdk Yes 42:1+. Nabi Yehezkiel kemudian melakukan juga berbagai perbuatan yang menjadi lambang dan nubuat: batu bata yang melambangkan pengepungan kota Yerusalem, Yer 4:1-3; makanan yang terbatas, Yer 4:9-17; rambut-rambut yang dipotong-potong dan diserak-serakkan, Yer 18:5; kuali yang berkarat, Yer 24:3-10; kedua batang kayu, Yeh 37:15-28. Sama seperti yang dilakukan nabi Hosea demikianpun nabi Yehezkiel mengartikan pengalamannya sebagai lambang: penyakitnya, Yer 4:4-8; kematian isterinya, Yeh 24:15-24' kebisuannya serta penyembuhannya, Yeh 24:27; 33:22. Dalam Perjanjian Baru juga masih terdapat tindakan yang merupakan lambang dan nubuat: Pohon ara yang dikutuk Yesus, Mat 21:18-19 dsj; nabi Agabus yang mengikat tangan dan kakinya dengan ikat pinggang Paulus, Kis 21:10-14.
(0.0094345484615385) (Yer 30:1) (jerusalem: Firman yang datang dari TUHAN) Bagian kitab Yeremia berikut ini, Yer 30:1-31:40, sering diberi berjudul: "Kitab Penghibur", oleh karena memuat nubuat-nubuat tentang keselamatan yang akan datang. Bagian terbesar Kitab Penghiburan itu ditulis, bdk Yer 30:2, pada waktu antara pembaharuan agama yang dimulai raja Yosia pada th 622 dan mangkatnya raja itu pada th 609. Pembaharuan agama yang bertumpu pada kitab Ulangan itu, bdk 2Ra 22:3-23:24, membangkitkan baik kepercayaan murni kepada TUHAN dengan menyingkirkan campuran agama yang disebarluaskan oleh raja Manasye, maupun pengharapan nasional dan semangat kebangsaan. Kemerosotan yang dialami negeri Asyur pada masa itu memberi raja Yosia kesempatan merebut kembali daerah Samaria dan Galilea, 2Ra 23:15,19; 2Ta 35:18. Maka bangkitlah pengharapan bahwa orang-orang Israel yang pada th 721 masuk pembuangan akan kembali kepada kerajaan yang dipulihkan seperti adanya pada masa raja Daud dahulu. Sajak-sajak yang tercantum dalam Yer 30:1-31:40 mengungkapkan pengharapan itu. Tuhan tetap mengasihi umat Israel di bagian utara negeri, Yer 31:3; 15-20 bdk Hos 11:8-9; Ia membawa kaum buangan kembali ke tanah airnya, Yer 30:3; 31:2-14; bdk Hos 10:11; semua bersatu kembali di sekitar Sion, Yer 31:6; bdk Yer 11:10-16. Di kemudian hari nubuat-nubuat tentang kembalinya umat itu disadur begitu rupa sehingga mencakup juga bangsa Yehuda yang dalam pada itu juga masuk pembuangan. Ditambahkan nubuat-nubuat, Yer 30:8-9; 31:1; 23-26; 27-28, dan beberapa sisipan Yer 30:3,4; 31:31, sehingga Yehuda disambung dengan Israel. Begitulah Kitab Penghiburan nabi Yeremia diberi makna baru dan terakhir, sehingga merangkum juga zaman Mesias; Israel dan Yehuda dipersatukan kembali, bdk Yer 3:18+, dan bersama-sama di negerinya sendiri mereka berbakti kepada Tuhan dan diperintah oleh raja Daud, Yer 30:9. Dikumpulkannya umat Israel yang terpencar-pencar menjadi suatu gagasan penting dalam pekabaran nabi-nabi yang tampil di masa pembuangan, Yes 43:5 dst; Yer 49:5-6,12,18-23, dll; Yeh 11:17; 20:34; 28:25; 34:12-13, dll, dan sesudahnya, Zak 10:6-12; bdk Yoh 11:52.
(0.0094345484615385) (Yer 31:31) (jerusalem) Bagian ini merupakan puncak ajaran nabi Yeremia. Setelah perjanjian yang dahulu, bdk Kel 19:1+, mengalami kegagalan, Yer 31:32; Yeh 16:59, dan usaha raja Yosia untuk memulihkannya ternyata tidak berhasil, maka rencana Allah mulai disoroti secara lain. Sesudah suatu malapetaka menghancurkan seluruh umat, kecuali sisa kecil, Yer 4:3+, maka suatu perjanjian abadi akan diikat, Yeremia serupa dengan yang di masa Nuh dahulu, Yes 54:9-10. Isi perjanjian yang lama tetap dipertahankan, yaitu ketaatan manusia kepada hukum Tuhan dan kehadiran Allah yang menjamin kedamaian dan kesejahteraan jasmani, Yeh 36:29-30. Cita-cita itu terungkap dalam rumus perjanjian ini: Aku menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umatKu, Yer 33; 7:23; 11:4; 30:22; 31:1; 32:38; Yeh 11:20; 36:28; 37:27; Zak 8:8; bdk Ula 7:6+. Tetapi perjanjian yang baru itu benar-benar baru dalam tiga hal ini: 1. Prakarsa Allah untuk mengampuni dosa umat, Yer 34; Yeh 36:25; 29; Maz 51:3-4; 2. pertanggunganjawab dan pembalasan perorangan, Yer 29; bdk Yeh 14:12+; Yeh 14:3, agama perjanjian menjadi semakin batiniah: Hukum tidak lagi suatu piagam lahiriah, tetapi dari dalam mendorong "hati" manusia, Yer 33; 24:7; 32:39, oleh karena ia terpengaruh oleh roh ilahi yang memberi manusia hati yang baru, Yeh 36:26-27; Maz 51:12; bdk Yer 4:4+, yang mampu "mengenal" Tuhan, Hos 2:19+. Perjanjian yang baru dan abadi itu kembali diberitakan oleh nabi Yehezkiel, Yer 36:25-28 dan oleh kitab Deutero-yesaya, Yes 55:3; 59:21; 61:8; bdk Bar 2:35, dan sudah mulai dihayati oleh pencipta Maz 51. Perjanjian yang baru itu diresmikan dengan korban Kristus, Mat 26:28 dsj, dan para rasul mengabarkan pelaksanaannya, 2Ko 3:6; Rom 11:27; Ibr 8:6-13; 9:15 dst; 1Yo 5:20+.
(0.0094345484615385) (Mat 8:10) (jerusalem: iman) Iman yang oleh Yesus dituntut sejak awal mula karyanya, Mar 1:15+ dan terus menerus dituntut olehNya itu ialah kepercayaan dan penyerahan kepada Allah yang oleh karenanya maupun manusia tidak lagi percaya pada kekuatan dan pikirannya sendiri, tetapi menaklukkan diri kepada firman dan kekuatan yang merupakan milik Dia yang dipercayai, Luk 1:20,45; Mat 21:25 dsj. Khususnya Yesus menuntut iman tersebut bilamana Ia membuat mujizat, Mat 8:13; Mat 9:2 dsj, Mat 22 dsj, Mat 28:20; Mat 15:28; Mar 5:36 dsj; Mar 10:52 dsj; Luk 17:19, sebab mujizat itu bukanlah pertama-tama tindakan belas kasihan, tetapi "tanda" bahwa Yesus benar-benar diutus Allah dan tanda Kerajaan Allah sudah dekat, Mat 8:3+, bdk Yoh 2:11+. Karena itu Yesus tidak dapat mengerjakan mujizat, kecuali kalau iman yang memberi makna kepada mujizat itu terdapat dari manusia, Mat 13:58 dsj; Mat 12:38-39; Mat 16:1-4. Oleh karena menuntut suatu korban rohani dan seluruh manusia maka iman itu adalah sebuah perbuatan kerendahan hati yang sukar, Mat 18:6 dsj. Banyak orang tidak mau mengambil tindakan yang sukar itu, khususnya di antara orang Israel, Mat 8:10 dsj; Mat 15:28; Mat 27:42 dsj; Luk 18:8, atau hanya sampai setengah percaya, Mar 9:24; Luk 8:13. Murid-murid Yesus sendiri lambat dalam percaya, Mat 8:26 dsj; Mat 14:31; Mat 16:8; Mat 17:20 dsj, bahkan sesudah kebangkitan, Mat 28:17; Mar 16:11-14; Luk 24:11,25,41. Iman jujur Kepala mereka, "Sang Batu Karang" Mat 16:16-18 sendiri terantuk pada batu sandungan sengsara Yesus, Mat 26:69-75 dsj, tetapi akhirnya iman mereka akan menang juga, Luk 22:32. Kalau iman itu kuat, ia sanggup mengerjakan keajaiban, Mat 17:20 dsj, Mat 21:21 dsj; Mar 16:17, memperoleh segala sesuatunya, Mat 21:22 dsj; Mar 9:23, teristimewa pengampunan dosa, Mat 9:2 dsj; Luk 7:50, dan keselamatan yang mempunyai sebagai pra-syarat justru iman itu, Luk 8:12; Mar 16:16; bdk Kis 3:16+.
(0.0094345484615385) (Mat 28:10) (jerusalem: di sanalah mereka akan melihat Aku) Semua Injil sepakat dalam memberitahukan penampakan seorang (beberapa) malaikat kepada wanita, Mat 28:5-7; Mar 16:5-7; Luk 24:4-7; Yoh 20:12-13. Tetapi keempat penginjil sangat berbeda satu sama lain dalam menceritakan penampakan Yesus sendiri. Injil Markus dapat disingkirkan, sebab tiba-tiba berhenti, bdk Mar 16:8+, dan bagian penutup yang ditambahkan hanya berupa ringkasan injil-injil lain. Ketiga injil lain berbeda sekali baik sehubungan dengan caranya menceritakan penampakan itu maupun sehubungan dengan ajaran yang tercantum dalam ceritanya; 1) Ada penampakan buat orang perseorangan yang bermaksud membuktikan kebangkitan: kepada Maria Magdalena seorang diri, Yoh 20:14-17; bdk Mar 16:9, atau bersama teman-temannya, Mat 28:9-10; kepada dua murid di Emaus, Luk 24:13-32; bdk Mar 16:12; kepada Simon, Luk 24:34; kepada Tomas, Yoh 20:26-29; 2) sebuah penampakan kepada kepada semua murid bersama yang diberi tugas mewartakan Injil, Mat 28:16-20; Luk 24:36-49; Yoh 20:19-23; bdk Mar 16:14-18. Ada juga tradisi mengenai tempat penampakan-penampakan itu: hanya di Galilea saja, Mar 16:7; Mat 28:10,16-20; hanya di Yudea, Lukas dan Yoh 20; Yoh 21 yang berupa tambahan menambah sebuah penampakan di Galilea yang meskipun penampakan kepada orang perorangan, namun disertai suatu pengutusan (Petrus). Kerigma tertua yang disajikan Paulus dalam 1Ko 15:3-7 menyebut lima penampakan (dengan ditambah penampakan kepada Paulus sendiri), yang tidak mudah dapat disesuaikan dengan cerita-cerita keempat injil. Khususnya Paulus berkata tentang sebuah penampakan kepada Yakobus, yang juga diceritakan oleh "Injil buat orang Ibrani". Terasa bahwa ada berbagai tradisi yang timbul pada kelompok-kelompok tertentu yang sukar ditentukan lebih lanjut. Tetapi justru sukar ditentukan lebih lanjut. Tetapi justru perbedaan-perbedaan tersebut lebih baik dari kesamaan yang dibuat-buat memberi kesaksian tentang tuanya tradisi-tradisi itu dan tentang ciri historis penampakan Yesus yang memang beberapa kali terjadi.
(0.0094345484615385) (Kis 1:8) (jerusalem: Roh Kudus) Merupakan pokok yang disenangi Lukas (Luk 4:1+) dan biasanya nampak sebagai suatu kekuatan atau daya, Luk 1:35; 24:49; Kis 1:8; 10:38; Rom 15:13,19; 1Ko 2:4-5; 1Te 1-5; Ibr 2:4, yang dari Allah dikirim oleh Kristus, Kis 2:33, untuk penyiaran Kabar Gembira. Roh itu memberikan berbagai karunia, 1Ko 12:4 dst yang mengesahkan pewartaan: karunia bahasa-bahasa lain, Kis 2:4+, karunia membuat mujizat, Kis 10:38, karunia bernubuat, Kis 11:27+; Kis 20:23; 21:11, karunia hikmat, Kis 6:3,5,10; Roh itu memberikan kekuatan untuk memberitakan Kristus kendati pengejaran, Kis 4:8,31; 5:32; 6:10; bdk Fili 1:19, dan memberikan kesaksian tentang Dia, Mat 10:20 dsj; Yoh 15:26; Kis 1:8; 2Ti 1:7 dst, bdk catatan berikut: membimbing Gereja dalam mengambil keputusan-keputusan yang penting: orang-orang kapir diijinkan masuk dalam Gereja, Kis 8:29,39; 10:19,44-47; 11; 12-16; 15:8; menghapus bagi mereka kewajiban hukum Taurat, Kis 15:28, dan menjiwai karya Paulus di dunia bukan Yahudi, Kis 13:2 dst; Kis 16:6-7; 19:1 (teks barat), bdk Mat 3:16+. Tetapi Kisah Para Rasul juga mengenal karunia Roh Kudus yang diterima waktu orang dibaptis dan yang memberikan pengampunan dosa, Kis 2:38; bdk Rom 5:5+
(0.0094345484615385) (Kis 9:13) (jerusalem: orang-orang kudusMu) Allahlah yang sungguh-sungguh kudus, Yes 6:3. Tetapi mereka yang membaktikan diri kepada ibadahNya juga dapat dikatakan kudus, Ima 17:1. Ini juga ditrapkan pada umat Israel, Kel 19:6, dan khusus pada jemaat di zaman Mesias, Dan 7:18. Kemudian istilah itu khususnya mengenai orang-orang Kristen yang merupakan "umat kudus" yang baru, 1Pe 2:5,9. Oleh pentahbisan dalam baptisan Efe 5:26 dst, mereka terpanggil, Rom 1:7; 1Ko 1:2; Efe 1:4; 2Ti 1:9; Mat 3:1, untuk hidup secara kudus, 1Ko 7:34; Efe 1:4; 5:3; Kol 1:22, yang membuat mereka menjadi kudus seperti Allah, 1Pe 1:15 dst; bdk 1Yo 3:3, dan seperti Yesus, Yang Kudus dari Allah. Mar 1:24+, sebab kekudusan dikerjakan oleh Allah, 1Te 4:3+; 1Te 5:23. Lama kelamaan istilah "orang-orang kudus" menjadi lazim untuk menyebut jemaat Kristen, lebih dahulu jemaat di Palestina, Kis 9:13,32,41; Rom 15:26,31; 1Ko 16:1,15; 2Ko 8:4; 9:1,12, dan kemudian semua jemaat, Rom 8:27; 12:13; 16:2,15; 1Ko 6:1 dst; Kis 14:28; 2Ko 13:12; Efe 1:15; 3:18; 4:12; 6:18; Fili 4:21 dst; Kol 1:4; 1Ti 5:10; File 5,7; Ibr 6:10; 13:24; Yud 3 (bdk alamat surat-surat, 2Ko 1:1, dll). Dalam Wah 5:8; 8:3 dll, istilah tsb mengenai para martir. Boleh jadi istilah itu terbatas artinya, sehingga mengenai para pemimpin, para "rasul dan nabi", Efe 3:5 dan Kol 1:26; Efe 3:8; 4:12; Wah 18:20. Akhirnya, seperti sudah halnya dalam Perjanjian Lama. Ayu 5:1, istilah itu dapat ditrapkan pada para malaikat, Mar 8:38; Luk 9:26; Kis 10:22; Yud 14; Wah 14:10. Adakalanya sukar memastikan apakah istilah "orang-orang kudus" berkata tentang para malaikat atau tentang manusia yang sudah dimuliakan, Efe 1:18; Kol 1:12+; 1Te 3:13; 2Te 1:10.
(0.0094345484615385) (1Raj 1:1) (sh: Kehendak Allah, situasi dunia, dan peran Kristen (Senin, 24 Januari 2000))
Kehendak Allah, situasi dunia, dan peran Kristen

Kehendak Allah, situasi dunia, dan peran Kristen. Kristen sering diperhadapkan pada kenyataan bahwa situasi dunia cenderung menentang kehendak Allah. Kekuatan penguasa sangat kuat hingga membuat Kristen cenderung berpikir bahwa perlu mujizat atau keajaiban besar agar kehendak-Nya jadi di bumi. Benarkah demikian? Bagaimana dengan perealisasian kehendak Allah mengenai suksesi Daud?

Keadaan fisik Daud semakin lemah dan kemampuan memimpin negara pun nampaknya pudar. Para pegawainya malah membuat Daud 'sibuk' dalam buaian Abisag, sehingga ia melupakan sama sekali mengenai 'suksesi'. Ini berarti kerajaan terancam vakum atau akan terjadi perang saudara, jika Daud mati sebelum mengumumkan penggantinya. Adonia melihat dan menggunakan kesempatan itu untuk menjadikan dirinya raja. Ia memiliki segala peluang: kasih sayang Daud, anak tertua, perawakan yang elok, dukungan dari orang-orang ahli yang pernah menjadi pembantu setia Daud, salah satunya Yoab. Nampaknya Adonia pasti akan menjadi pengganti Daud dan itu berarti kehendak Allah tidak terealisasi di kerajaan Israel (lih. 2Sam. 12:24-25). Siapa yang berani menentang Adonia menjadi raja?. Di samping resiko terlalu besar, kesempatan pun langka.

Dalam krisis yang demikian, Natan muncul. Ia adalah nabi yang selalu tampil sebagai manusia biasa, seperti tanpa kuasa untuk membuat mujizat. Walau demikian, apa yang ia lakukan menunjukkan seorang manusia berkualitas tinggi, berhikmat, berstrategi, berencana, dan tidak terburu nafsu. Ia tahu bahwa menentang Adonia langsung sangat berbahaya dan tidak efektif. Satu-satunya cara untuk menggagalkan 'manuver' Adonia adalah Daud sendiri harus menyatakan siapa penggantinya. Untuk mendorong Daud berbicara, Natan menggunakan strategi dan pendekatan yang sangat cerdik, tepat, dan tulus. Ia melibatkan Batsyeba, istri Daud tercinta dan mempersiapkan apa yang harus diucapkan oleh Batsyeba. Ia juga telah merencanakan kapan harus menghadap Daud dan apa yang harus ia katakan kepada Daud.

Renungkan: Untuk merealisasikan kehendak-Nya, Allah mengizinkan peran Natan yang menggunakan hikmat, strategi, dan rencana yang matang untuk mengingatkan Daud tentang janji Tuhan. Hai Kristen Indonesia teladanilah Natan dalam berperan bagi terealisasinya kehendak Allah di bumi Indonesia. Keterlibatan nyata apakah yang akan Anda wujudkan?

(0.0094345484615385) (1Raj 1:28) (sh: Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois (Selasa, 25 Januari 2000))
Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois

Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois. Daud sedang menghadapi kesulitan; bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak mati. Manuver Adonia merupakan tindakan yang serius karena melibatkan banyak orang penting. Jika dihentikan secara gegabah akan menyebabkan perang saudara dan Daud sendiri pun akan mengalami kesulitan menghadapi Adonia (lihat turunkan+api+dari+langit&tab=notes" ver="">1:6). Namun manuver Adonia harus dihentikan, apa pun yang terjadi kehendak Allah harus ditegakkan. Maka diperlukan suatu tindakan yang memberi dampak menggagalkan rencana Adonia tanpa efek sampingan yang negatif.

Daud di dalam ketaatannya mampu melihat celah yang dapat menghentikan manuver Adonia secara tuntas. Yaitu proses pengangkatan Adonia tidak mempunyai legitimasi yang kuat karena ia belum diurapi oleh seorang imam dan tidak dihadiri oleh nabi yang mewakili suara Allah, dalam prosesinya Adonia tidak menunggang keledai kebesaran Daud yang menandakan bahwa Daud merestui, dan rakyat pun belum mengelu-elukannya. Oleh karena itu Daud tidak sekadar mengumumkan pengangkatan Salomo, tetapi juga menobatkannya dengan prosesi yang lengkap. Hasilnya sangat efektif. Sekutu Adonia bubar dan ia sendiri ketakutan lalu minta pengampunan. Salomo dinobatkan sebagai raja, 'rival'-nya dikalahkan tanpa pertumpahan darah dan Daud terhindar dari kesulitan menghadapi Adonia. Dan yang lebih utama lagi, Daud tetap taat kepada TUHAN Allah Israel yang telah menyertainya. Ketaatan yang ia lakukan adalah ketaatan yang indah dan cerdik. Di samping itu ketaatan Daud adalah ketaatan yang tidak egois, karena ia tidak taat demi ketaatan pribadi. Sesungguhnya dengan kuasa yang masih dimiliki, ia dapat menghentikan Adonia tanpa memperdulikan efek sampingan yang negatif, asalkan ia tetap dapat taat. Namun hal ini tidak ia lakukan. Di dalam ketaatannya, ia masih memikirkan dampaknya bagi orang lain.

Renungkan: Ketaatan Kristen janganlah ketaatan demi ketaatan pribadi, yang tidak peduli apakah perasaan orang lain tersinggung atau stabilitas masyarakat terganggu; ini adalah ketaatan yang salah. Ketaatan Kristen haruslah ketaatan yang tetap dapat menjaga perasaan orang lain, menjaga kestabilitasan masyarakat, tidak merugikan orang lain, dan demi Allah yang hidup. Bila kita memiliki ketaatan sedemikian, maka segala dampak efek sampingan yang negatif dapat dihindarkan.

(0.0094345484615385) (1Raj 2:28) (sh: Melek hukum, syarat utama untuk tegas (Jumat, 28 Januari 2000))
Melek hukum, syarat utama untuk tegas

Melek hukum, syarat utama untuk tegas. Di samping faktor perasaan, emosi, dan rasa sungkan, ada satu faktor penting lainnya yang seringkali membuat kita tidak bertindak tegas, yaitu tidak paham hukum. Ini seringkali hanya menjadi alasan yang dibuat-buat, namun tidak sedikit yang benar-benar tidak tahu hakikat permasalahan yang dihadapi di dalam terang hukum yang berlaku.

Sekali lagi tindakan tegas Salomo terhadap Yoab dan Simei memberikan teladan yang sangat indah. Tindakan tegasnya berdasarkan pemahaman yang benar dan akurat akan hukum yang berlaku. Dalam usaha menyelamatkan dirinya, Yoab meniru apa yang pernah dilakukan Adonia, yaitu memegang tanduk-tanduk mezbah, namun tindakan itu tidak dapat dibenarkan -- menyelamatkan dia. Salomo tetap membunuhnya, semata-mata bukan karena ia bersekongkol dengan Adonia, tapi karena Yoab membunuh Abner dan Amasa. Menurut hukum Taurat, hukuman untuk pembunuhan secara sengaja adalah mati (Bil. 35:9-34).

Dalam kasus Simei, kita juga dapat melihat kecerdikan dan penguasaan hukum yang hebat dari Salomo. Pada masa Daud, Simei tidak dapat dihukum mati karena janji Daud (2Sam. 16:5-13). Namun jika ia tidak disingkirkan, ini sama dengan menyimpan bom waktu. Di samping itu saudara-saudaranya pernah memberontak terhadap Daud di bawah pimpinan Sheba (2Sam. 20). Hukuman awal bagi Simei adalah dipaksa bersumpah untuk tidak menyeberangi sungai Kidron agar ia tidak dapat bersengkongkol dengan saudara-saudaranya. Pada masa itu, melanggar sumpah berarti mati. Itulah yang terjadi pada Simei. Salomo tegas namun tidak gegabah. Ia mau menunggu saat yang tepat untuk bertindak berdasarkan hukum, sehingga permasalahan yang ia hadapi dapat diselesaikan secara tuntas tanpa berdampak negatif terhadap masyarakat.

Renungkan: Di kalangan Kristen, seringkali ada kesan alergi atau malas untuk memahami berbagai hukum, undang-undang, dan peraturan yang berlaku di negara kita. Akibatnya kita menjadi lemah dan bersikap kompromi terhadap ketidakbenaran. Atau kita akan menjadi mangsa empuk bagi mereka yang paham hukum dan mempermainkannya demi keuntungan pribadi. Berapa banyak hukum, undang-undang, dan peraturan-peraturan di negara kita yang kita kenal dan pahami? Pemahaman akan membekali kita untuk bersikap tegas, bijaksana, dan tepat.

(0.0094345484615385) (1Raj 8:14) (sh: Berkat yang menjadi kesaksian dan kesaksian yang menjadi berkat (Rabu, 9 Februari 2000))
Berkat yang menjadi kesaksian dan kesaksian yang menjadi berkat

Berkat yang menjadi kesaksian dan kesaksian yang menjadi berkat. Berkat dan kesaksian tidak bisa dipisahkan, artinya bila seseorang menyadari akan berkat Allah di dalam kehidupannya, pasti ada dorongan yang kuat di dalam dirinya untuk menyaksikan karya Allah itu kepada orang lain. Namun kita perlu berhati-hati karena fokus dan tekanan dalam kesaksian yang kita berikan seringkali membuat orang tidak memuji Allah, sebaliknya mereka menjadi iri dan dengki terhadap berkat yang kita terima. Penyebab utamanya adalah: fokus utama di dalam kesaksian bukanlah Allah dan karya-Nya, tetapi diri sendiri dan jumlah berkat yang diterimanya.

Berbeda dengan kesaksian Salomo dalam teks kita hari ini, yang memberikan model sebuah kesaksian pribadi yang dapat membawa orang lain memuji dan memuliakan nama Allah. Salomo mempunyai kriteria tertentu tentang berkat yang ia terima. Bagi Salomo, berkat bukanlah sekadar materi, kesuksesan mega proyek yang ia pimpin, atau takhta agung yang berhasil ia duduki. Berkat adalah bahwa Allah sudah bertindak sesuai dengan yang Ia firmankan (ayat turunkan+api+dari+langit&tab=notes" ver="">15, 20). Salomo membandingkan apa yang Allah katakan dengan apa yang Ia lakukan.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tidak semua kelimpahan materi dan keselamatan fisik dapat dikategorikan ke dalam berkat Allah. Batasannya adalah apakah itu merupakan perealisasian dari apa yang Allah firmankan atau bukan. Kemudian berkat yang ia saksikan adalah berkat yang berhubungan erat dengan perjanjian Allah dengan bangsa Israel sejak dulu kala. Artinya berkat itu berada dalam konteks dan berdampak bagi komunitas pilihan Allah, bukan semata-mata bagi pribadi Salomo (ayat 21). Berkat bagi Salomo adalah ketika ia diperkenankan oleh Allah untuk berperan serta dalam perealisasian rencana-Nya (ayat 20,21). Dan Salomo dalam kesaksiannya secara terus-menerus menegaskan bahwa TUHAN, Allah Israel berperan penuh, bukan dirinya. Bahkan ia menduduki takhta pun karena Allah merealisasikan janji-Nya kepada Daud (ayat 20).

Renungkan: Kesaksian yang menjadi berkat dan berkat yang menjadi kesaksian adalah jika Allah bekerja di dalam dan melalui orang percaya untuk menggenapi maksud dan rencana-Nya bagi umat pilihanNya. Kesaksian seperti ini akan menjadi berkat bagi orang lain, sehingga mereka pun mengalami berkat dan kuasa Allah dalam hidup mereka.

(0.0094345484615385) (1Raj 13:11) (sh: Paradoks dalam kematian tragis abdi Allah (Senin, 21 Februari 2000))
Paradoks dalam kematian tragis abdi Allah

Paradoks dalam kematian tragis abdi Allah. Tragedi yang menimpa abdi Allah dari Yehuda ini paling tidak akan mengundang dua pemahaman yang agak sumbang yaitu, pertama bahwa Allah tidak adil. Dosa abdi itu dianggap relatif kecil bila dibandingkan dengan dosa Yerobeam, tetapi mengapa harus dihukum tanpa peringatan terlebih dahulu? Pemahaman kedua adalah bahwa abdi Allah ini memang "bernasib" naas karena sudah menahan lapar, berhasil menolak godaan yang besar, tetap harus kalah karena kebohongan dan makan malam yang sebetulnya memang ia butuhkan.

Namun itu semua adalah pemahaman yang tidak komprehensif dan tidak berdasarkan persepsi Allah. Sang abdi Allah memang menerima hukuman yang tragis karena ketidaktaatannya, yaitu mati diterkam singa dan mayatnya dicampakkan di jalan untuk beberapa lama. Itu adalah sebuah kematian yang sangat hina bagi siapa saja. Walau demikian, di balik kematian tragisnya terkandung berita penghakiman bagi orang yang menerima anugerah karena bertobat dan orang yang akan tetap menerima hukuman Allah karena tidak mau meresponi secara benar panggilan pertobatan Allah (ayat 33-34).

Nabi tua itu, walaupun tidak dikatakan secara eksplisit, melihat bahwa abdi Allah itu benar dan ia ingin seperti dia. Buktinya ia ingin dikuburkan bersama abdi Allah itu. Dengan kata lain, kematian abdi Allah itu membawa berkat bagi nabi tua itu. Sebaliknya, bagi Yerobeam kematian abdi Allah itu memukul genderang kematian bagi Yerobeam dan keluarganya. Yerobeam tidak bertobat, malah semakin berbuat dosa. Itulah paradoks kematian tragis abdi Allah itu. Di satu sisi, kematian itu seakan-akan sia-sia dan hina, di sisi lain mengandung nilai mulia karena dipergunakan Allah bagi kepentingan umat lainnya. Dengan demikian, kita tidak bisa menghakimi seseorang karena penderitaan atau hukuman yang harus dialami. Semua peristiwa yang menimpa kehidupan anak-Nya harus ditempatkan pada misi keselamatan Allah bagi manusia secara menyeluruh.

Renungkan: Lihatlah setiap peristiwa kegagalan dan keberhasilan di dalam kehidupan Anda dan orang lain dalam perspektif bahwa Allah mampu mempergunakannya untuk mendatangkan berkat bagi orang lain dan menegaskan penghakiman bagi mereka yang memang bersalah. Tugas kita adalah menegurnya dan bukan menghakiminya.

(0.0094345484615385) (2Raj 9:1) (sh: [kosong] (Minggu, 28 Mei 2000))
[kosong]

Penghukuman keturunan Ahab tidak dapat ditunda lagi sebab keturunannya sudah mengkontaminasi, tidak saja seluruh Israel namun juga Yehuda melalui perkawinan antara keturunan Ahab dengan keturunan Yosafat (2Taw. 18:1-3, 2Raj. 8:18,27). Jika dibiarkan maka kerajaan Israel dan Yehuda secara politik dan militer akan hancur. (2Raj. 1:1, 8:20-22). Jika kehancuran tidak dicegah maka misi dan visi Allah memilih bangsa Israel akan gagal dan ini berakibat fatal bagi seluruh umat manusia.

Jadi karena faktor itu, maka keturunan Ahab tidak bisa dilenyapkan dengan bencana alam. Harus ada dinasti lain yang akan menggantikan untuk memerintah Israel dan sekaligus melenyapkan seluruh keturunan Ahab. Maka dinasti itu juga harus muncul dari orang yang tidak asing bagi dinasti lama, sehingga paling tidak orang tersebut sudah mengetahui seluk beluk pemerintahan di Israel. Orang tersebut harus mengenal seluruh keturunan Ahab dan rahasia-rahasia Ahab, sehingga tidak akan ragu-ragu lagi menjalankan amanat Allah. Ini penting untuk menjamin tuntasnya hukuman yang dijatuhkan kepada Ahab. Karena itu jika pilihan jatuh ke Yehu adalah tepat karena Yehu adalah ajudan Ahab yang sangat dekat dengannya dan mengetahui banyak rahasianya. (1Raj. 22:38; 2Raj. 9:26). Kedekatan dengan penguasa identik dengan kekuasaan. Karena itu sangat mudah bagi dia untuk merekrut para pengikut. Namun karena itu pula maka pengurapannya perlu dirahasiakan. Juga bukan Elisa sendiri yang mengurapi karena Elisa adalah nabi yang sangat populer. Kemana pun ia datang pasti akan menimbulkan kegemparan. Kerahasiaan ini hanya untuk menjamin keberhasilan misi Yehu sebagai seorang manusia.

Renungkan: Tepat waktu, tepat orang, dan tepat cara merupakan faktor-faktor utama yang selalu ada dalam setiap karya Allah. Pola kerja yang demikian harus menjadi pola Kristen juga.

Bacaan untuk Minggu Paskah 6:

Kisaha Para Rasul turunkan+api+dari+langit&tab=notes" ver="">8:4-8, 14-17 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis8.htm#turunkan+api+dari+langit&tab=notes" ver="">8:4 1Petrus 3:13-18 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe3.htm#turunkan+api+dari+langit&tab=notes" ver="">3:13 Yohanes 14:15-21 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh14.htm#turunkan+api+dari+langit&tab=notes" ver="">14:15 Mazmur 66:1-7 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz66.htm#turunkan+api+dari+langit&tab=notes" ver="">66:1

Lagu: Kidung Jemaat 291



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA