| (0.54559473429952) | (Mzm 11:7) | (jerusalem: keadilan) Harafiah: apa (hal-hal atau perbuatan) yang adil, benar |
| (0.54559473429952) | (Mzm 18:10) | (jerusalem: kerub) itu adalah makhluk gaib yang menjadi kendaraan Allah, bdk Garuda dalam wayang Jawa. Dalam Kemah pertemuan, Kel 25:18+, dan kemudian dalam bait Allah, 1Ra 6:23 dst, ada (patung) dua kerub yang dengan sayap-sayapnya menaungi tabut perjanjian. Ini menginspirasikan nabi Yehezkiel dalam menggambarkan kendaraan Allah, Yeh 1:10, yang dibawa oleh kerub-kerub. Kerub-kerub itu dianggap takhta Tuhan, 1Sa 4:4+; 2Sa 6:2; 2Ra 19:15; Maz 80:2,99:1. Setelah bait Allah hancur kerub-kerub itu melambangkan makhluk-makhluk sorgawi. Kata yang sama dalam bahasa Asyur berarti: makhluk-makhluk (patung) yang berupa lembu jantan bersayap yang ditempatkan pada pintu gerbang kuil (dan istana) di Mesopotamia |
| (0.54559473429952) | (Mzm 32:1) | (jerusalem: Kebahagiaan orang yang diampuni dosanya) Doa tobat, bdk Maz 32:6+, yang berupa pengajaran ini diucapkan seseorang yang sudah mengalami ini diucapkan seseorang yang sudah mengalami belaskasihan Tuhan, Maz 32:1-2, dan menceritakan pengalamannya itu, Maz 32:3-7. Lalu ada kesimpulan ini: Jangan orang keras kepala melainkan hendaknya mengindahkan nasehat, Maz 32:8-11. Pengakuan dosa juga dianjurkan Hos 14:3; Yes 1:18; Ams 28:13; Yak 5:16; 1Yo 1:9; Sir 4:26+. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 51:1) | (jerusalem: Pengakuan dosa) Doa tobat, bdk Maz 51:6+, yang paling indah dalam Perjanjian Lama ini mirip dengan tulisan-tulisan para nabi, khususnya dengan (Yes 1:18; 57:15 dst; Yes 59:2,12; 66:2) dan Yeh (Firman+Tuhan+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6:9; 11:19; 18:31; 33:11; 36:25 dst). Dengan hangat dan rendah hati pemazmur memohonkan ampun, Maz 51:3-4, dan setelah dengan terus mengaku kedosaannya, Maz 51:5-9, kembali meminta pembaharuan hati, Maz 51:9-14. Ia berjanji akan mengajar orang lain, supaya merekapun menyesal, lalu memuliakan dan memuji Tuhan, Maz 51:15-19. Maz 51:19 agaknya tambahan yang sesudah masa pembuangan ditambahkan untuk keperluan ibadat. Dalam mazmur ini dosa nampak sebagai penghinaan Allah sendiri. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 55:1) | (jerusalem: Doa minta tolong terhadap musuh) Ini ratapan seseorang dari kalangan kaum Lewi yang berseru kepada Allah, Maz 55:2-3, karena dianiaya dan dikejar musuh, Maz 55:4-6. Ia lebih suka tinggal di padang gurun, Maz 55:7-9 dari pada di kota Yerusalem, tempat malah rekan-rekannyapun mengkhianatinya, Maz 55:11-15,21-22. Pendoa percaya pada Tuhan, Maz 55:9,17-19,23,24, dan ia yakin bahwa semua lawan akan dilenyapkan, Maz 10:1-18; 16:1-11; 20:1-9; 24:1-10. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 56:1) | (jerusalem: Kepercayaan kepada Allah dalam kesusahan) Ini nyanyian ratapan dan kepercayaan, Maz 56:4-5,11-12, yang menceritakan kesusahan yang dialami dari pihak musuh, Maz 56:2-3,6-7, dan meminta supaya Tuhan melenyapkan musuh itu, Maz 56:8-10; bdk Maz 5:11+. Lalu menyusullah doa syukur, Maz 56:12-13, yang barangkali kemudian ditambahkan untuk keperluan ibadat umat. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 80:1) | (jerusalem: Doa untuk keselamatan Israel) Ratapan nasional ini dapat dihubungkan dengan direbutkan kerajaan utara oleh orang Asyur Maz 80:3, maupun dengan dimusnahkannya Yerusalem oleh tentara Babel pada th 586 seb Mas. Jelaslah umat Israel sangat terdesak oleh musuh, Maz 80:5-7,13-17. Karenanya umat berdoa kepada Tuhan supaya kiranya sebagai gembala yang baik menggembalakan kawananNya, Maz 80:2-3, dan bagaikan petani yang jitu memelihara kebun anggurNya dan melimpahkan kepada umat anugerahNya, Maz 80:9-12, yaitu dengan memulihkannya, Maz 80:3,7,19 sebagai anak kesayanganNya. Umat berjanji akan setia pada Tuhannya, Maz 80:19. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 87:1) | (jerusalem: Sion, kota Allah) Nyanyian Sion, bdk Maz 46:1-11+, ini sangat sukar diterjemahkan dan diartikan. Terjemahan Indonesia ini mengartikan Mazmur itu sbb: Sion, kota kudus dan kediaman Allah Yang Mahatinggi kelak menjadi induk sekalian bangsa di bidang keagamaan. Mesir (Rahab), Etiopia, Siria-Palestina, Mesopotamia, semuanya dipanggil untuk mengakui satu-satunya Allah yang sejati. Allah yang berkediaman di Sion. Dari semua bangsa itu ada yang memeluk agama benar. Ini gambaran tentang akhir zaman seperti yang dilihat, Yes 2:3; 45:22; 49:22; 66:19 Menurut nubuat-nubuat itupun Sion nampaknya sebagai ibu yang melahirkan anak bagi Tuhan, Yes 54:1; 62:4-5. Kota Sion sebagai ibu bangsa-bangsa menurut interprestasi Kristen melambangkan Gereja. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 88:1) | (jerusalem: Doa pada waktu sakit payah) Ini ratapan yang suram sekali nadanya. Dengan bahasa kiasan yang lazim (dunia orang mati, liang kubur, kegelapan, ombak dsb) terungkap rasa seseorang yang sangat terdesak, hampir mati, karena sakitnya (kusta?). Pemazmur membentangkan kemalangannya yang menyebabkan ia tertinggalkan semua orang dan bahkan rupanya oleh Tuhan sendiri, Maz 88:4-10. Dalam keadaan itu ia memanjatkan doanya kepada Allah, Maz 88:2-3,10-15. Akhirnya, Maz 88:15-18, ia kembali menggambarkan kemalangannya, sehingga mazmur ini berakhir dengan nada pesimis. Lagu ini mengingatkan ratapan Ayub. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 90:1) | (jerusalem: Allah, tempat perlindungan yang kekal) Sajak kebijaksanaan ini juga boleh diberi berjudul: Renungan mengenai kefanaan manusia. Pesajak mengemukakan bahwa berhadapan dengan Allah yang kekal, Maz 90:2, manusia nampaknya fana dan rapuh, Maz 90:3-6, akibat kedosaannya Maz 90:7-9. Dosalah yang menyebabkan segala kesusahan dan penderitaan hidup, Maz 90:10-11. Maka pemazmur memanjakan doa permohonannya kepada Tuhan, supaya berkatNya meringankan hidup, Maz 90:12-17. begitulah kesadaran akan kefanaan manusia menimbulkan kepercayaan pada Allah. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 91:1) | (jerusalem: Dalam lindungan Allah) Dengan bahasa kiasan dan penghebat sajak kebijaksanaan ini mengutarakan ajaran yang di kalangan para bijak memang tradisionil, bdk Ayu 5:17 dst; Allah melindungi dan memberkati orang benar yang mengandalkan Dia, Maz 91:1-2; Ia melindunginya terhadap segala kemalangan; bencana, penyakit, perang, kaum jahat dsb, dengan perantaraan malaikat-malaikatNya, Maz 91:3-13. Allah sendiri berjanji akan memberkati orang yang percaya padanya, Maz 91:14-16. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 95:1) | (jerusalem: Hormatilah TUHAN dan taatilah Dia) Kidung ini berupa puji-pujian yang agak serupa dengan Maz 81. Mungkin mazmur ini dipakai sebagai iringan sebuah arak-arakan, bdk Maz 24:1-10; 68:1-35; 132:1-18. Umat diajak untuk memuji Allah, Raja dan Pencipta semesta alam dan Pelindung umatNya, Maz 95:1-7. Lalu Allah sendiri berfirman dan memperingatkan umat agar taat kepada perintah-perintah Allah dan jangan mencontoh nenek moyang yang durhaka di padang gurun dahulu, Maz 95:7-11. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 104:1) | (jerusalem: Kebesaran TUHAN dalam segala ciptaanNya) Ini kidung yang berdekatan dengan Maz 103 memuji Allah sebagai Pencipta dan Pengurus alam semesta. Ia memang mahabesar dan patut dipuji, Maz 104:1-2, sebab Ia menjadikan alam dan segala makhluk patuh kepadaNya, Maz 104:2-9,24-26. Allah mengurus semua ciptaanNya dengan kebaikan, Maz 104:10-23. Karya Allah itu adalah mulia, Maz 104:24, dan semua makhluk tetap bergantung pada Dia yang memberi dan mengambil hidup, Maz 104:27-30. Maka Allah yang Mahabesar patut dipuji orang benar dan ditakuti orang berdosa, Maz 104:31-35. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 111:1) | (jerusalem: Kebajikan Allah) Sajak kebijaksanaan ini disusun menurut abjad Ibrani: tiap-tiap larik mulai dengan huruf abjad yang berikut: Mazmur yang mulai dan berakhir sebagai pujian, Maz 111:1,10, merupakan sebuah kumpulan pepatah yang secara batiniah hampir saja tidak bergabung satu sama lain. Adapun isinya adalah sbb: Semua pekerjaan Allah patut dipuji dan direnungkan, Maz 111:2-3, dan dengan menetapkan hari-hari raja Tuhan sendiri mengingatkannya kepada manusia, Maz 111:4. Begitulah hari raya Paskah mengenangkan keluaran dari Mesir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di gurun Maz 111:5-9. Kesimpulannya: Orang berhikmat mesti takut akan Allah, Maz 111:10. Maz 111 ini sangat serupa dengan Maz 112. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 136:1) | (jerusalem: Kasih setia Allah kepada orang Israel) Lagu syukur dan puji-pujian dari zaman belakangan ini berupa litani, bdk Maz 118+ Ia menyerupai Maz 135. Aza 1:29 dst Sir 51:12 dst (Ibrani). Dipujilah kasih setia Allah yang terbukti dalam karyaNya sepanjang sejarah: dalam karya penciptaan, Maz 136:4-9, dalam keluarga Israel dari negeri Mesir dan perjalanannya di padang gurun, Maz 136:10-16, dalam perebutan tanah Kanaan, Maz 136:17-22, dan perlindungan selanjutnya, Maz 136:23-24. Maz 136:25 berkata tentang penyelenggaraan Tuhan yang umum. Oleh orang Yahudi Maz 136 ini disebut "Hallel Besar", bdk Maz 113+. |
| (0.54559473429952) | (Mzm 149:1) | (jerusalem: Nyanyian kemenangan bagi orang Israel) Ini kidung merupakan nyanyian syukur yang dinyanyikan umat dalam ibadat syukuran atas kemenangan yang diperolehnya. Sesudah pembukaan berupa ajakan, Maz 149:1-3, dikemukakan alasan mengapa umat patut bersyukur, yaitu kemenangan atas musuh, Maz 149:4-5. Tetapi umat Israel perlu berjuang terus untuk melakukan pembalasan Tuhan pada raja-raja dan bangsa-bangsa lain, Maz 149:6-9. Kidung nasional ini agaknya berasal dari zaman Yunani, sebab serupa sedikit dengan Neh 4:11,18; 2Ma 15:27, tetapi ia melayangkan pandangan ke penghakiman terakhir di mana umat Israel berperan sebagai alat keadilan ilahi, bdk Yes 61:2 dst; Zak 9:13 dst. |
| (0.54510758454106) | (Mzm 18:1) |
(sh: Ucapan syukur adalah sebuah jendela (Kamis, 20 Februari 2003)) Ucapan syukur adalah sebuah jendelaUcapan syukur adalah sebuah jendela. Perkataan manusia, apalagi seorang pemimpin bangsa, cenderung lebih transparan menampilkan isi hati seseorang bila didasarkan perasaan gembira dan puas ketimbang perasaan-perasaan lain. Misalnya ketika seorang pemimpin mensyukuri adanya suatu ideologi pemersatu, sah bagi kita untuk bertanya apakah hak untuk berbeda pendapat cukup dipedulikan oleh sang pemimpin? Mazmur syukur ini adalah sebuah jendela yang terbuka untuk kita tilik, terutama bagi kita yang menjadi pemimpin, pada level mana pun. Kita dapat melihat jejak-jejak kejayaan Daud dan juga keturunannya yang menjadi raja Yehuda di dalam mazmur ini; betapa raja sanggup mengalahkan musuh-musuhnya dengan kekuatan Tuhan yang berpihak dan membantunya. Tuhan digambarkan sebagai pahlawan perkasa menyelamatkan sang raja (ayat 8-16), dan juga pembimbing sang raja saat ia maju berperang (ayat Firman+Tuhan+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">31-45,48-49). Singkatnya, Allah adalah penyelamatnya (ayat Firman+Tuhan+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3-4,17-20,28,47,51). Mazmur ini juga memperlihatkan hubungan yang seperti apa yang dimiliki oleh sang raja, sang pemimpin bangsa. Kalimat pertama sudah mengejutkan (ayat 2). Kata kerja Ibrani rakham yang diterjemahkan di sini "mengasihi" lebih lazim dipakai untuk kasih Allah. Tampak betapa ucapan syukur sang raja dimulai dari perasaan yang dalam dan akrab kepada Allahnya. Tidak hanya perasaannya, sang raja juga menunjukkan bahwa ia taat mengikuti perintah dan kesuciannya di hadapan Allah (ayat 21-27). Kedua hal inilah -- keakraban dan ketaatan dalam tindakan -- yang seharusnya juga menjadi bagian dari karakter tiap pemimpin, terutama kita orang percaya yang diberikan kepercayaan untuk memimpin dalam situasi level mana pun. Renungkan: Makin berkuasa dan sukses seorang pemimpin, semakin besar ia harus membutuhkan Allah dan berutang syukur kepada-Nya. |
| (0.54510758454106) | (Mzm 21:1) |
(sh: Kejayaan pemimpin dan rakyatnya (Rabu, 14 Maret 2001)) Kejayaan pemimpin dan rakyatnyaKejayaan pemimpin dan rakyatnya. Betapa indah kehidupan seorang raja atau pemimpin seperti yang digambarkan dalam mazmur kita hari ini. Kesukacitaan dan kegirangan meliputi kehidupannya karena sukses demi sukses diraihnya (2, 6). Kesuksesan itu membuat posisi dan kedudukannya sebagai pemimpin semakin kokoh (6) karena tiada yang mampu menjatuhkannya jika Allah selalu dipihaknya. Bahaya dan serangan musuh akan selalu ada namun Allah selalu bersamanya dan berperang baginya (9-13). Seluruh program pembangunan bangsa dan negaranya akan terlaksana dengan baik karena pertolongan Tuhan (3). Kehidupan pribadinya secara fisik, kejiwaan, dan materi sangat memuaskan (4, 5). Yang paling indah dalam kehidupan seorang pemimpin di atas bukan terletak pada kelimpahan materi, kejayaan, dan keberhasilannya, melainkan terpusatnya seluruh kegiatan pribadi maupun pemerintahannya kepada Allah. Buktinya setiap keberhasilan yang dicapai selalu berasal dari Allah. Apa kunci kejayaan seorang pemimpin? Tidak lain dan tidak bukan adalah kepercayaan penuh kepada pemeliharaan dan kesetiaan Allah yang senantiasa menopangnya (8). Kejayaan seorang raja yang hidupnya berpusat kepada Allah bukan untuk dinikmati sendiri namun untuk negara dan seluruh rakyatnya, sebab salah satu peran terbesar dari seorang pemimpin adalah menjadi saluran berkat bagi rakyatnya (7). Betapa indahnya sebuah negara bila pemimpinnya menyadari bahwa perannya yang paling besar adalah menjadi saluran berkat dari Allah. Ia akan selalu memikirkan dan memprioritaskan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat banyak, dan bukan kemakmuran dan kesejahteraan dirinya sendiri. Ia juga akan mendapatkan dukungan doa dari seluruh rakyatnya (14). Tidak hanya itu, apa yang ia lakukan membawa rakyatnya kepada kebangkitan rohani (14). Mereka akan menempatkan diri mereka secara benar di hadapan Allah yaitu sebagai umat- Nya, memuliakan Tuhan dan bergantung kepada anugerah- Nya. Renungkan: Betapa indahnya Indonesia jika pemimpinnya mempunyai kualitas pemimpin yang mampu membawa perbaikan kehidupan rohani, sosial, dan ekonomi bangsa secara menyeluruh. Marilah Kristen bersatu hati dan berdoa agar Allah mengaruniakan kepada bangsa kita pemimpin- pemimpin seperti di atas. |
| (0.54510758454106) | (Mzm 21:1) |
(sh: Dan pemenangnya adalah...? (Kamis, 29 Mei 2003)) Dan pemenangnya adalah...?Dan pemenangnya adalah...? Kalimat semacam ini banyak kita dengar dalam berbagai perlombaan. Dunia kita yang kompetitif bergerak antara dua kutub: menang dan kalah, dan selalu dengan semangat dan tujuan bahwa "mereka" harus kalah dan "kami" harus menang. Inilah, kata banyak orang, yang membuat dunia berputar. Melalui mazmur ini, tampak bahwa umat Israel dulu juga punya konsep kalah-menang. Namun ada beberapa kekhususan yang harus diperhatikan sebagai kekhasan dari pandangan Israel: Pertama, bukan Baal, Asytoret atau dewa-dewi kafir yang menentukan kalah atau menang tetapi TUHAN perjanjian. Kedua, kemenangan pemimpin bangsa ditujukan agar menjadi saluran berkat bagi umat. Maksud Allah memberkati umat-Nya diwujudkan melalui para pemimpin yang disertai-Nya. Ketiga, yang dikedepankan adalah kedahsyatan karya Allah, bukan karya raja (ayat 9-14). Allahlah yang akbar, kemenangan sang raja pun adalah pemberian Allah (ayat 6). Puji- pujian akhirpun diberikan kepada Allah, sebagai penguasa sejati Israel dan alam semesta yang perkasa (ayat 14). Hari ini kita mengingat kembali peristiwa dan makna dari kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus ke surga. Kristus naik ke surga, sebagai lanjutan dari kemenangan-Nya atas maut, dan persiapan atas kemenangan akbar-Nya pada saat Ia datang kembali. Kristuslah Raja kita yang jaya. Kemenangan Kristus sang Raja sejati, terjadi karena Ia menaklukkan diri kepada rencana Allah untuk menyelamatkan umat. Biarlah kenaikan Yesus ini mendorong kita untuk tidak menaklukkan ambisi pribadi yang angkuh dan egosentris demi mengutamakan pewujudan rencana Allah yang global terjelma melalui kita. Renungkan: Jika Anda akan menggubah suatu mazmur, keperkasaan Allah dalam hidup Anda yang mana yang akan Anda mazmurkan? |


