(0.35476595) | (Yak 2:9) |
(ende) Tetapi, apa sebab mereka tak menundjukkan tjinta sematjam itu kepada orang miskin djuga? |
(0.35476595) | (Yak 5:12) |
(ende) Orang Jahudi lazimnja lekas bersumpah, sekalipun ketjil sadja perkaranja. Mereka harus hilangkan kebiasaan buruk itu. |
(0.35476595) | (Yak 5:19) |
(ende) Orang kristen harus menolong sama saudaranja jang telah berdosa supaja bertobat. |
(0.35476595) | (1Ptr 1:1) |
(ende) SURAT PERTAMA SANTU PETRUS KATA PENGANTAR Pengarang Sedjak dari permulaan, Para Bapak Geredja sependapat bahwa St. Petruslah penulis surat ini. Kesatuan pendapat itu telah utuh, sampai ketika sardjana- sardjana Kitab Kudus dari djaman modern ini mengemukakan beberapa keberatan terhadapnja. Isi surat ini sendirilah jang harus memberi putusan dan penjelesaian jang sebenarnja. Disamping setjara terang-terangan menundjukkan dirinja sebagai Petrus, "Rasul Kristus", pengarang sepintas lalu dalam bab 5:1 menjebut dirinja sebagai rekan-imam dan penjaksi kesengsaraan Kristus". Djuga Markus, jang oleh Papias disebut sebagai "djuru bahasa" Petrus di Roma, disangka ada bersama Petrus, tatkala dia menulis suratnja (5:13). Keaslian surat ini diperteguhkan lagi oleh beberapa perhubungannja dengan kehidupan dan pengadjaran Kristus . Gaja bahasa Djunani, sekalipun kurang mutunja daripada gaja jang dipergunakan oleh St. Jakobus dalam suratnja, dahulu pernah dianggap sebagai suatu alasan untuk mengingkari Petrus sebagai pengarang surat ini. Namun sebagaimana halnja dengan Jakobus dan Judas, orang sama menjetudjui sekarang sistim pemakaian djurutulis, jang tentu djuga terdjadi pada masa Petrus. Penulis terus terang mengatakan bahwa ia menulis "dengan perantaraan Silvanus" (5:12). Akibatnja ialah sekalipun isi pikiran itu timbul dari Petrus, tetapi bahasanja disusun oleh djurutulisnja. Pembatja Ajat pertama dari surat ini menundjukkan bahwa ia ditulis untuk orang serani di Asia Ketjil. Entah orang-orang serani itu terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi atau kafir, masih dipersoalkan. Karena alasan-alasan jang diberikan belum mentjapai persetudjuan penuh, maka rasanja dapat dikatakan bahwa tak ada kelompok orang serani tertentu jang dimaksudkan. Dengan pasti ialah bahwa bagian terbesar orang serani terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi. Tetapi tatkala surat ini ditulis, Paulus dan rekan-rekannja telah menobatkan banjak orang kafir di Asia Ketjil. Kemungkinan jang terbesar ialah bahwa surat ini ditudjukan kepada Para miskin dan hamba sahaja di Asia Ketjil (2:18). Waktu, kesempatan dan tempat dimana surat ini ditulis Pada kesempatan mana Petrus menulis surat ini, tidak kita ketahui. Dari isi surat hanja dapat kita simpulkan bahwa Petrus bermaksud memberanikan orang serani dalam pertjobaan, dan menghidupkan iman jang mendapat serangan sekian banjak (4:12). Bahwa surat ini ditulis di Roma, itu tentu pasti. Dengan menjebut nama Babylon (5:13), Petrus agaknja hendak mengawaskan kota Roma jang kafir itu, jang kedjajaannja menjamai kemakmuran djasmani Babylon purba. Karena Petrus meninggal di Roma pada djaman penganiajaan Nero, dan karena ketika itu penganiajaan belum lagi meletus, maka agaknja surat ini ditulis mendjelang achir tahun 64 ses. Kristus. Kepastian waktu surat ini menundjukkan bahwa kutipan-kutipan surat St. Paulus didalam surat St. Petrus itu mungkin. Gajabahasa Sekalipun surat ini, sebagaimana djuga surat St. Jakobus, pada dasarnja
berisikan adjakan moril, namun dalam beberapa hal ia bukan memuat adjaran moral.
la lebih menjerupai bentuk sebuah surat dengan suatu kata pendahuluan jang
pandjang (1:1-2), lalu menjusul suatu doa sjukur (1:3-5) jang lazim kedapatan
pada banjak surat dizaman itu, dan berachir dengan suatu utjapan selamat ( Adjaran Karena surat ini pada dasarnja berisi suatu adjakan moril, maka djangan kita harapkan suatu pementasan kebenaran dogmatis jang teratur didalamnja. Tetapi, kita bisa menemukan djuga teologi jang kaja dan dalam disitu. Kebenaran teologis jang asasi ialah bahwa orang kristen diseluruh dunia ini bersatu (5:9); dahulunja mereka pendosa (2:24) jang tak tahu suatu apapun (1:14) tetapi kini mereka telah ditebus oleh darah kudus Kristus (1:18-19) dan dipilih untuk berbakti kepadanja (1:2). Tjaranja mereka ditebus itu diterangkan sedjelas-djelasnja. Allah Bapa, jang maharahim (1:3) dan kudus (1:15-16), sudah merentjanakan penjelamatan mereka (1:2), bahkan sebelum dunia tertjipta (1:20). Nabi-nabi Perdjandjian Lama menginsjafi rentjana tersebut dan bernubuat pula tentang rentjana itu (1:10-12). Rentjana itu dipenuhi dalam sedjarah dengan kedatangan Kristus, jang biarpun tak bersalah (1:19; 2:22), tetapi menderita sengsara (2:21; 4:1), dan wafat disalib (2:24; 3:18). Hasil daripada sengsara dan wafat Kristus ialah penjilihan dosa manusia (1:18; 3:18). Mati untuk dosa berarti lahir kembali kesuatu hidup baru jang telah diperoleh berkat kebangkitan Kristus (1:3), dan itu kita dapat dalam Sakramen Permandian (3:12), suatu Sakramen jang telah digambarkan lebih dahulu dalam peristiwa ai bah (3:20). Oleh ketaatan kepada Kristus (1:2), dan iman terhadap ebasiat penebusanNja (1:5,7-9), orang kristen ada harapan untuk memperoleh istirahat abadi disurga (1:5; 3:22). Akan memperoleh gandjaran kekal, orang kristen hendaknja kudus (1:15),
melawan penggodaan setan (5:8-9), meninggalkan dosa-dosa dahulu ( Biarpun kehidupan sematjam itu kelihatan sukar, toh akan lebih mudah karena diteladani oleh Kristus sendiri (2:21; 3:17; 4:1), oleh semakin mendekatinja (2: 3-4), oleh kesadaran bahwa mereka mengambil bagian dalam penderitaannja (4:13), dan oleh memikirkan kedudukan mereka jang tinggi dimata Allah "batu-hidup", didalam rumah Allah (2:5), suatu bangsa jang terpilih, imamat radjawi, umat jang kudus (2:9). Dengan tjara hidup demikian, orang kristen dapat hidup dengan penuh kepertjajaan kepada penjelenggaraan Allah (5:7), kepada pengadilan ilahi pada achir zaman, suatu peristiwa jang dirasa Petrus sudah dewat (4:5,7,17), dan akan berachir serta diberkati oleh penampakan mulia Jesus (1:7; 5:1,4). |
(0.35476595) | (1Ptr 1:14) |
(ende: Belum berpengetahuan) Waktu belum mengenal iman jang benar, manusia itu mendjalankan praktek-praktek orang kafir. |
(0.35476595) | (1Ptr 2:3) |
(ende: Seandainja) Kebangkitan Tuhan bukanlah suatu chajalan belaka, sebab orang beriman sudah mengetjapnja dalam masa jang lampau. |
(0.35476595) | (2Ptr 1:8) |
(ende) Pengetahuan tentang Jesus mendjadi, aktip dan berbuah banjak apabila orang memiliki kebadjikan-kebadjikan. |
(0.35476595) | (2Ptr 1:10) |
(ende) Usaha jang tekun akan memiliki kebadjikan, berpaedah untuk menghindarkan orang dari bahaja buta-iman. |
(0.35476595) | (2Ptr 2:9) |
(ende) Berdasarkan tjontoh-tjontoh tsb. orang kristen hendaknja terhibur dan tetap berharap akan kerahiman Tuhan. |
(0.35476595) | (2Ptr 3:3) |
(ende) Orang kristen menganggap hari achirat dunia itu kini sudah tiba dengan timbulnja adjaran-adjaran palsu. |
(0.35476595) | (Yud 1:4) |
(ende) Ketika itu ada beberapa orang jang masuk agama kristen hanja dengan motip-motip jang palsu. |
(0.35476595) | (Yud 1:19) |
(ende) Mereka menganggap dirinja sempurna, lebih dari orang lain. Pada hal hidup mereka tak ubahnja seperti binatang. |
(0.35476595) | (Kej 20:16) |
(endetn: Didepan semua orang engkau telah dipulihkan) diperbaiki. Terdj. lain: "dan dalam semuanja engkau...." Hibrani tidak terang. |
(0.35476595) | (Ul 11:6) |
(endetn: menelan mereka) Sam. menambah: "seperti djuga semua orang jang sefihak dengan Kore". |
(0.35476595) | (Hak 1:16) |
(endetn: orang.... itu) diperbaiki menurut Yos 15:18 dan satu naskah terdjemahan Junani. Tertulis: "seorang". |
(0.35476595) | (Hak 11:34) |
(endetn: dia) diperbaiki menurut terdjemahan Junani. Kata pengganti orang dalam naskah Hibrani menundjuk laki2. |
(0.35476595) | (1Sam 6:19) |
(endetn) Ditinggalkan: "limapuluh ribu orang", jang tidak terdapat dalam beberapa naskah Hibrani. |
(0.35476595) | (1Sam 13:3) |
(endetn) Ditinggalkan: "katanja: 'hendaknja orang2 Hibrani mendengar'". |
(0.35476595) | (2Sam 17:3) |
(endetn: seperti ... dst) diperbaiki menurut terdjemahan Junani. Tertulis: "seperti kembalilah semua orang itu, jang kautjari". |
(0.35476595) | (2Sam 18:7) |
(endetn) Satu kata (disana) ditinggalkan, menurut terdjemahan Junani". "(orang)", ditambahkan menurut terdjemahan Junani. |