(0.25041633333333) | (Why 16:16) | (jerusalem: Harmagedon) Ini dapat diartikan: gunung (Ibraninya: har) Megido. Kota berbenteng itu menjadi pusat lembah Yisreel di kaki pegunungan Karmel. Di sana raja Yosia dikalahkan, 2Ra 23:29. Kota itu melambangkan dihancurkannya bala tentara yang berkumpul di situ, Zak 12:11. |
(0.25041633333333) | (Why 21:22) | (jerusalem: tidak melihat Bait Suci) Bait Allah, tempat kediamanNya di tengah Yerusalem dahulu, Wah 11:19; 14:15-17; 15:5-16:1, sekarang sudah hilang. Sebab tubuh Kristus yang dipersembahkan sebagai korban tetapi dibangkitkan menjadi tempat ibadah rohani yang baru, bdk Yoh 2:19-22+; Yoh 4:23-24; Rom 12:1+. |
(0.25041633333333) | (Kel 34:18) |
(sh: Mencerminkan kemuliaan Tuhan. (Sabtu, 20 September 1997)) Mencerminkan kemuliaan Tuhan.Mencerminkan kemuliaan Tuhan. Bersinar atau berkelip-kelip? Cahaya Musa bersifat sementara, sehingga ia menyelubungi mukanya. Maksudnya, supaya bangsa itu tidak takut, juga supaya pudarnya cahaya itu tidak terlihat. Cahaya Injil keselamatan dalam Yesus Kristus kekal adanya. "Kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya dalam kemuliaan yang semakin besar" (2Kor. 3:7-18). Apakah kita tumbuh dalam kemuliaan Tuhan? Apakah Tuhan tampak dalam hidup kita? Ataukah hanya redup atau berkelip-kelip saja? Renungkan: Selubung dosa atau jarang masuk ke hadirat Tuhan, membuat hidup orang tidak mencerminkan kemuliaan. Doa: Betapa mulia panggilan yang Engkau percayakan padaku: menjadi terang dunia. Tolongku dekat dengan-Mu, Terang Dunia sejati. |
(0.25041633333333) | (Hak 11:1) |
(sh: Kepribadian. (Sabtu, 18 Oktober 1997)) Kepribadian.Kepribadian. Bangsa dan wilayah. Allah mengubah bangsa dan masa depannya. Dalam kedaulatan-Nya, Ia membawa bangsa Israel keluar dari Mesir memasuki tanah perjanjian. Dalam perjalanan unik itu, Allah menambah milik bangsa itu dari wilayah satu ke wilayah lain. "Allah sendiri merebut milik orang Amori bagi umat-Nya Israel" (ayat 23). "Kami memiliki segala yang direbut bagi kami oleh Tuhan" (ayat 24). Meski reaksi-reaksi dari bangsa lain terus ada sampai kini, Allah selalu membela dan terus mengubah umat menjadi lebih baik. Pertaruhkan masa depan bangsa dan negara kita kepada-Nya. Izinkan Ia menjadikan kita aman, sejahtera, adil, makmur. Renungkan: Kita punya Allah yang tak berubah di tengah dunia yang berubah ini. Andalkan kuasa-Nya. |
(0.25041633333333) | (1Sam 18:16) |
(sh: Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud. (Selasa, 27 Januari 1998)) Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud.Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud. "Tak akan dibiarkan-Nya orang benar itu goyah!" Berbagai jebakan dan perangkap yang direncanakan Saul tak berhasil. Daud lebih unggul dari semua panglima Saul (ayat 30). Melihat ini bukankah kita semakin diyakinkan, bahwa jika menggantungkan seluruh keberadaan kita kepadaNya, tak akan dibiarkan-Nya kita goyah dan kuatir. Dia berjalan di depan sebagai Panglima yang siap berperang untuk kita (Yos. 23:10). Doa: Terima kasih Tuhan, karena Engkau sahabatku terpercaya yang menghibur dan pelindungiku. |
(0.25041633333333) | (2Taw 26:1) |
(sh: Berkat berubah menjadi kutuk (Minggu, 30 Juni 2002)) Berkat berubah menjadi kutukBerkat berubah menjadi kutuk. Uzia dipilih bangsa Yehuda menggantikan Amazia ayahnya sejak usia enam belas tahun dan memerintah sampai lima puluh dua tahun lamanya. Satu hal yang langka. Pada awal masa pemerintahannya ia sangat memperhatikan Tuhan -- peranan nabi Zakharia yang menjadi pendamping besar sekali di sini. Berkat Tuhan melimpah ke atasnya. Mulai dari penaklukan bangsa-bangsa Filistin, Amon, dan Arab, bahkan nama Uzia tersohor sampai ke Mesir -- salah satu negara raksasa pada zamannya (ayat 8). Tuhan memberinya kesempatan untuk menambahkan beberapa bangunan dan memperkuat tembok kota Yerusalem, memberkati ekonomi rakyat terutama dalam bidang pertanian dan peternakan (ayat 10). Juga dalam bidang militer, Yehuda menjadi negara yang kuat karena mempunyai pasukan elite yang hebat dan berhasil mengembangkan teknologi militer yang canggih pada zamannya (ayat 11-15). Sayang berkat tidak disambut dengan rendah hati. Uzia lupa diri, ngelunjak, takabur, arogan, meremehkan Tuhan. Ketetapan Tuhan yang membagi kuasa pemerintahan dari penyelenggaraan ibadah tak ia hiraukan. Ia lancang membakar sendiri ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan di tempat kudus (ayat 17), melecehkan Azarya yang seharusnya bertugas dan marah besar ketika diperingatkan. Akibatnya, Tuhan membuatnya mendadak terkena kusta di dahi yang memaksanya keluar dari rumah Tuhan karena najis. Ia dikarantina karena penyakit itu. Ironis bahwa seorang raja yang tersohor harus mati dalam kesepian dan kesendirian dengan tanda kutuk hadir seterusnya di tubuhnya. Renungkan: Kesombongan bukan saja akar segala dosa, tetapi juga awal segala celaka. |
(0.25041633333333) | (Yes 10:20) |
(sh: Kemurahan Allah. (Rabu, 30 September 1998)) Kemurahan Allah.Kemurahan Allah. Pertobatan adalah bagian dari keselamatan. Keselamatan bukan hanya hal luput dari pembinasaan, tetapi juga termasuk perubahan sikap. Perubahan sikap dalam kehidupan sisa umat adalah mutlak menjadi salah satu ciri keselamatan. Sisa yang diselamatkan akan mengalami perubahan, yaitu sikap yang tadinya berharap kepada manusia menjadi sikap yang berharap hanya kepada Tuhan Yang Mahakuasa (ayat 20-21). Hal itu akan menjadi kekuatan bagi umat ketika mengalami pukulan dari Asyur (ayat 24). Renungkan: Sebagai umat yang telah diselamatkan oleh pengampunan Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus, adakah pembaharuan hidup dan pertobatan menjadi ciri kehidupan kita? |
(0.25041633333333) | (Yes 28:23) |
(sh: Allah mengambil alih. (Sabtu, 21 November 1998)) Allah mengambil alih.Allah mengambil alih. Firman yang menjadi daging. Krisis kepemimpinan, kurangnya pembinaan dalam jemaat, dll., dapat dijadikan alasan untuk mengambil keputusan salah. Gereja membutuhkan pemimpin yang mampu mempolakan dan mempertanggungjawabkan kehidupan rohaninya di hadapan Allah. Firman yang menjadi daging itu menopang dan memberi hikmat. Roh Kudus dicurahkan kepada setiap orang percaya untuk menolong mengerti tentang Kristus. Yang terpenting sekarang adalah bahwa setiap orang percaya perlu aktif membaca Alkitab dan merenungkan firman Tuhan sebagai bukti Roh ada dalam dirinya. |
(0.25041633333333) | (Mat 5:13) |
(sh: Peran positif pengikut Kristus. (Kamis, 1 Januari 1998)) Peran positif pengikut Kristus.Peran positif pengikut Kristus. Fungsi garam dan terang. Kristen harus menjadi manusia yang dibutuhkan oleh setiap orang. Kalau tidak lagi ada beda antara Kristen dan dunia ini, Kristen menjadi tak berguna, akan dilecehkan, diacuhkan, atau disingkirkan. Inilah peringatan Tuhan. Kehadiran Kristen di tengah dunia adalah juga kehadiran Kristus. Wajarlah bila dimana pun Kristen berada, seharusnya lingkungan sekitarnya merasakan dampaknya. Dampak itu harus terpancar baik melalui pewartaan Injil maupun melalui sikap hidup dan perbuatan baik kita. Bersaksi dan berbuat baik adalah sarana untuk membahagiakan sesama kita. Renungkan: Di dalam kesetiaan kita kepada Tuhanlah terletak kemampuan kita menjadi berkat dalam dunia ini. Doa: Kaulah yang ingin kusaksikan, Tuhan Yesus! |
(0.25041633333333) | (1Kor 15:45) |
(sh: Allah berkuasa. (Kamis, 30 Oktober 1997)) Allah berkuasa.Allah berkuasa. Kita sedang menuju sorga. Kebangkitan menjadi dasar untuk kita tidak memperhitungkan hidup hanya secara duniawi. Kita memiliki faktor lain untuk diperhitungkan, yaitu kuat kuasa Allah. Hidup yang sementara ini bukan impian, tetapi pengalaman riil yang mengandung arti kekal. Hidup kekal kelak pun bukan hanya impian tetapi sesuatu yang riil. Oleh kebangkitan-Nya kita semua sedang menuju ke sana. Sorga bukan lagi hal yang muskil dan jauh, karena pasti akan kita jelang dan oleh-Nya kini kita sudah berada dalam suasana kemuliaan-Nya. Renungkan: Karena tubuh rohani itu benar, mengapa kita hanya mengandalkan sumber-sumber jasmani yang sementara sifatnya? |
(0.24497724242424) | (Kej 11:1) |
(sh: Bahasa (Jumat, 14 Februari 2003)) BahasaBahasa. Hidup manusia yang berdosa makin berbudaya. Bahasa akhirnya menjadi beragam -- bukan karena berkat, tetapi karena kutukan. Bagian terakhir masa "prasejarah" dunia ini seperti pantulan cermin dari pasal 1. Di awal kitab Kejadian, dunia diciptakan dari kacau menjadi teratur. Di pasal 11 kita melihat keadaan ini terbalik. Kalau di pasal 1 terjadi kekacauan secara fisik, maka di pasal 11 muncullah kekacauan moral.Kembali manusia membuat sebuah kota seperti Kain membuat kota. Hanya, kali ini besar- besaran dengan tujuan ada nama yang mereka miliki. Nama itu adalah sebuah nama yang akan membuat mereka terus diingat. Selain itu juga tidak ingin terserak. Mengapa? Mungkin mereka takut jika tidak saling mengenal, antara generasi-generasi berikutnya akan saling membunuh memperebutkan tanah. Mungkin sekali juga mereka bersatu untuk melawan alam: sulit untuk hidup di alam yang liar dengan banyak binatang buas jika tidak bersatu padu. Ada alasan lain membuat Allah harus turun mengacaukan mereka. Mereka ingin menjadi otonom, ingin menjadi independen, lepas dari Allah, menentukan jati diri mereka sendiri. Seperti Adam dan Hawa, mereka tidak ingin tunduk kepada Allah. Maka, Allah membuat pluralitas -- bahasa mereka dikacaukan. Namun, di dalam kekacauan itu, Allah masih terus memelihara garis keturunan yang diperkenan-Nya. Sem akan melahirkan Arpakhsad. Elam, anak tertua Sem, tidak terlalu digubris. Yang penting memang adalah garis keturunan Arpakhsad karena nanti ialah yang akan menjadi nenek moyang dari baba-bapa leluhur -- suatu garis keturunan mulia yang akan melahirkan Yesus, Sang Mesias! Renungkan: Banyak bahasa dalam dunia ini, namun bahasa ketaatan kepada Allah tetap yang terpenting. Mesias telah mengirim Roh Kudus untuk mempersatukan: bahasa Pentakosta, bahasa kasih, bahasa ketaatan! |
(0.24497724242424) | (Ul 28:1) |
(sh: Hubungan berkat dan taat (Sabtu, 10 Juli 2004)) Hubungan berkat dan taatHubungan berkat dan taat. Ketaatan kepada Allah mendatangkan berkat yaitu hidup yang berkenan kepada-Nya, hidup yang sesuai dengan kodrat kemanusiaan (=sifat yang asli). Artinya, segala sesuatu akan berjalan sebagaimana hidup itu seharusnya. Ini bukan akibat otomatis sebab dosa sudah merusak dan mengotori keindahan kodrat ilahi atas manusia dan ciptaan lain. Berkat adalah anugerah Allah yang dinyatakan dengan melimpah. Dari segi jumlah tampak ketidakseimbangan antara berkat dan kutuk (Ulangan 27:11-26) yang diberikan (satu berbanding empat). Ketidakseimbangan ini diberikan karena umat Tuhan cenderung berdosa, sehingga kutuk pun dominan. Bagian berkat ini terdiri dari bagian ringkas yang memaklumatkan berkat yang diterima Israel (ayat 1-6) disusul dengan sedikit penjabaran yang berbentuk pembalikan susunan bagian kalimat; berkat berupa perlindungan dan kemenangan Israel atas musuhnya (ayat 7,13a); berkat berupa kesejahteraan dan kelimpahan hidup di tanah perjanjian (ayat 8,11-12); berkat berupa relasi Israel dengan Allah yang menjadi dasar semua berkat lainnya (ayat 9-10). Keseluruhan berkat ini diapit oleh pesan dan syarat yang sama, yaitu kesetiaan, ketelitian dan kesungguhan melakukan apa yang dituntut Tuhan dalam perjanjian Sinai (ayat 1-2,13b-14). Berkat bagi Israel ini berhubungan dengan keberadaan mereka sebagai umat Allah. Namun, perwujudan berkat ini terjadi di dalam relasi intim Israel dengan Allah dan melalui tindakan nyata bangsa Israel yang menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Israel diberkati untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Bagi umat Kristen yang setia mengikut Kristus inti berkat yang disediakan Allah adalah kehidupan yang menjadi berkat bagi orang di sekeliling kita. Menjadi berkat dalam materi, kesehatan, persahabatan dengan sesama. Renungkan: Berkat yang dilimpahkan kepada kita adalah anugerah yang tidak layak kita terima, kalau begitu bukankah seharusnya kita tidak menahan berkat itu bagi orang lain? |
(0.24497724242424) | (1Raj 15:25) |
(sh: Hukuman Allah (Selasa, 17 Agustus 2004)) Hukuman AllahHukuman Allah. Sejarah bangsa Israel dalam Alkitab menunjukkan bahwa Allah berdaulat atas sejarah. Allah membangkitkan satu bangsa untuk menghukum bangsa yang lain. Bangsa yang dipakai Allah untuk menghukum pun tidak luput dari penghukuman-Nya. Israel dipakai untuk menghukum bangsa-bangsa Kanaan. Allah juga menghukum Israel melalui bangsa-bangsa lain. Dalam skala yang lebih kecil, Allah memakai orang-orang tertentu untuk menghukum raja Israel yang berdosa kepada-Nya. Hal ini mulai terlihat dari perikop yang kita baca hari ini dan akan diteruskan menjadi salah satu model penghukuman Allah atas kerajaan Israel (Utara). Nadab, anak Yerobeam menjadi raja atas Israel. Komentar mengenainya singkat (ayat 25-26,31), yaitu "Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, serta hidup menurut tingkah laku ayahnya dan menurut dosa ayahnya, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula" (ayat 26). Mungkin saja Nadab besar di mata manusia, namun dalam komentar Allah ia tidak ada artinya. Tuhan membangkitkan Baesa untuk menghukum Nadab. Bukan hanya Nadab, tetapi seluruh keluarga Yerobeam ikut dimusnahkan. Baesa membunuh seluruh keluarga Yerobeam setelah ia naik takhta menjadi raja dengan menggulingkan Nadab (ayat 29). Tujuannya agar tidak ada anggota keluarga Yerobeam yang akan membalas dendam kepadanya. Hal ini sesuai dengan nubuat tentang nasib keturunan Yerobeam (ayat 27-30). Di satu sisi, penghukuman terhadap keluarga Yerobeam adalah sesuai dengan nubuat Tuhan, di sisi lainnya pembunuhan itu jelas bermotifkan politik. Allah berdaulat dalam hidup kita. Ia menghukum kita untuk kebaikan kita. Allah terkadang mengizinkan orang lain menjadi alat untuk menghukum kita. Bahkan kejahatan orang lain dapat menjadi alat Allah untuk memurnikan kita dari dosa-dosa kita! Renungkan: Kalau Anda sedang menderita karena ulah orang lain, langkah pertama adalah periksalah diri kalau-kalau ada dosa yang menimbulkan murka Allah. Bertobatlah! Bereskan hidupmu. |
(0.24497724242424) | (2Raj 13:1) |
(sh: Kesempatan yang disia-siakan (Minggu, 26 Juni 2005)) Kesempatan yang disia-siakanKesempatan yang disia-siakan
Mereka tidak meninggalkan dosa penyembahan berhala yang telah menjadi dosa nasional Israel. Mungkin karena dosa ini dilakukan turun-temurun. Yoahas seharusnya bersyukur untuk kesempatan menjadi raja Israel selama 17 tahun. Namun, masa jabatannya itu disinya dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (ayat 2). Kekuasaan memang dapat membutakan seseorang. Inilah yang terlihat dari sikap Yoahas. Mungkin ia berpikir, "Mengapa harus bersusah payah memotong dan mencabut dosa yang telah ditanamkan Yerobeam?" Mungkin pula ia seorang penganut falsafah "diam itu emas." Dengan berbuat demikian Yoahas telah mendukakan hati Allah. Akibatnya, Hazael diijinkan-Nya menekan Israel (ayat 3-4). Yoas, anaknya, juga tidak melakukan perubahan apa pun. Kekuasaan yang dimilikinya digunakan untuk tetap melakukan kejahatan "lama" yakni penyembahan berhala. Ia tidak juga peka melihat kuasa Allah Israel melebihi kuasa patung anak lembu itu. Padahal, pada zaman ayahnya memerintah, Allah telah memberikan seorang penolong (ayat 5-6). Meski demikian, Allah mengaruniakan kesempatan menjadi raja Israel selama 16 tahun dan keamanan sepanjang hidupnya. Anugerah-Nya sedalam ini tak juga dilihat oleh Yoas untuk berpaling pada Allah (ayat 10-13). Memang sulit keluar dari dosa yang telah berakar pada kebudayaan suatu bangsa, seperti dosa korupsi dan manipulasi. Apalagi jika dosa itu telah menjadi budaya di dalam keluarga bahkan gereja. Namun, jika akibat yang harus kita tanggung adalah hukuman Allah, untuk apa kita ikuti? Relakah kita binasa oleh karena dosa-dosa itu? Camkan: Jangan mengira karena dosa sudah menjadi biasa, Anda tidak akan dihukum oleh karenanya. |
(0.24497724242424) | (2Taw 22:10) |
(sh: Ambisi — ya; Ambisius — tidak! (Kamis, 27 Juni 2002)) Ambisi — ya; Ambisius — tidak!Ambisi -- ya; Ambisius -- tidak! Ambisi bermakna positif: keinginan untuk berkembang atau mencapai cita-cita. Ambisius selalu digunakan dengan konotasi negatif: keinginan mencapai cita-cita dengan itikad tidak baik, menghalalkan segala cara. Atalya, janda Yosafat, tua-tua keladi -- makin tua makin menjadi-jadi. Dia ambisius, tidak puas mendominasi kehidupan Yoram -- suaminya -- kemudian Ahazia, anaknya sendiri. Sesudah mereka gugur, ia tidak lagi menyembunyikan keinginannya untuk menjadi orang nomor satu di kerajaan Yehuda. Sepak terjangnya mengerikan, ia memerintahkan pembunuhan semua keturunan raja Yehuda, artinya termasuk cucu-cucunya sendiri juga (ayat 10). Sungguh seorang nenek yang haus darah. Gila kuasa telah mengubahnya menjadi serigala. Syukurlah, Tuhan selalu punya cara menyelamatkan orang pilihan-Nya untuk pada waktunya memerintah Yehuda. Lewat taktik menarik yang melibatkan Yosabat, putri raja Yoram sekaligus isteri imam Yoyada, Yoas berhasil diselamatkan dari pembantaian sistematis itu dan disembunyikan aman di dalam bait Allah. Imam Yoyada kemudian membangun kekuatan spiritual-moral bait Allah untuk menentang kesewenangan Atalya dan ia berhasil, bahkan juga berhasil menobatkan Yoas yang baru berusia sekitar enam tahun itu menjadi raja baru Yehuda (ayat 23:3) melalui satu upacara yang mengesankan (ayat 23:1-11). Imam Yoyada mengambil prakarsa untuk melakukan hal ini karena yang terancam bukan hanya kerajaan Yehuda, tetapi kehidupan bangsa itu sebagai umat Allah. Matinya Atalya menjadi perlambang kembalinya pengakuan bahwa Yahwe sajalah Tuhan dan Allah umat. Peraturan-peraturan kehidupan yang dari Yahwe pulalah yang harus ditegakkan dan dilaksanakan kembali demi pulihnya kesejahteraan kehidupan umat Allah. Renungkan: Sejarah dan bagian firman ini membuktikan bahwa kekuatan spiritual-moral meski tanpa senjata dan minoritas saja, mampu membawa perubahan sosial penting. Keyakinan yang benar disertai komitmen yang tinggi memang dahsyat dampak pembaruannya bila dilaksanakan secara tetap dan tekun. |
(0.24497724242424) | (Neh 13:14) |
(sh: Pemimpin dalam ketidakpastian (Sabtu, 2 Desember 2000)) Pemimpin dalam ketidakpastianPemimpin dalam ketidakpastian. Kehidupan sosial - ekonomi umat Israel menampakkan perbaikan yang mengesankan karena tembok sudah dibangun, dan Yerusalem kembali menjadi pusat perdagangan. Kondisi ini membuat mereka lupa diri dan kembali tergelincir ke dalam dosa. Mereka tidak lagi menguduskan hari Sabat. Yerusalem menjadi pasar justru pada hari perhentian Allah. Beberapa orang Yahudi mengambil perempuan asing menjadi istri mereka. Bahkan salah seorang anak dari seorang imam besar menjadi menantu Sanbalat. Mereka telah lupa, sekian lamanya mereka harus hidup di dalam pembuangan karena menerima murka Allah atas dosa-dosa mereka. Baru saja hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan, mereka kembali melanggar berbagai perintah Allah yang telah mereka sepakati untuk ditaati. Mereka lebih suka hidup menurut keinginan mereka sendiri bukan kehendak Allah. Melihat itu semua Nehemia berani mengoreksi setiap kesalahan (19-22, 25, 28-30). Nehemia melakukan itu semua tanpa pandang bulu. Sekalipun pelaku pelanggaran adalah anak seorang imam besar, Nehemia tidak segan-segan mengusirnya. Buku sejarah terakhir dalam Perjanjian Lama berakhir dengan suatu catatan ketidakpastian. Jika umat Allah sedemikian cepat meninggalkan Allah ketika Nehemia tidak berada bersama mereka untuk waktu yang singkat, apa yang akan terjadi dengan mereka pada masa-masa yang akan datang? Sekali lagi peristiwa ini menyatakan betapa pentingnya kehadiran seorang pemimpin rohani seperti Nehemia. Sebagai seorang pemimpin Nehemia menerima tanggung jawab, bergantung dalam doa, menunjukkan kemurahan hatinya kepada yang membutuhkan, tekun dan gigih mencapai tujuannya, berani menghadapi tantangan, mampu memotivasi rekannya, menjaga standar moral yang sesuai kehendak Allah, dan selalu berani menyatakan kebenaran. Nehemia menjadi seorang pemimpin yang demikian karena baginya membangun kehidupan seseorang bagi Allah lebih penting dari apa pun. Buktinya ia tidak pernah berkata: "Ya Allah ingatlah aku yang telah membangun kembali tembok Yerusalem." Renungkan: Dalam pelayanan rohani yang paling penting adalah mendorong dan membimbing orang yang dilayani agar mereka dapat memuji dan menyembah Allah lebih baik, menghormati Dia lebih sungguh, dan hidup dengan setia dan murni di hadapan-Nya. Pengantar Kitab I Yohanes Penulis. Isi dan gaya tulisan I Yohanes mirip dengan Injil Yohanes, karena itu hampir dapat dipastikan keduanya ditulis oleh penulis yang sama yaitu Yohanes anak Zebedeus. Tradisi mendukung kesimpulan ini. Tujuan dan maksud penulisan. 1Yohanes ditulis untuk memperingatkan dan mengajar pembacanya tentang ajaran sesat yang menyangkal inkarnasi Yesus Kristus (4:2, 3). Ajaran sesat ini menyatakan bahwa Kristus hanya nampak seperti manusia. Juruselamat yang Illahi tidak dapat mati bagi orang berdosa. Ajaran sesat ini disebut doketisme (kata Yunani 'dokeo' = 'nampaknya'). Beberapa indikasi menyatakan bahwa I Yohanes ditulis setelah Injil Yohanes. Pertama, kitab ini berbicara secara singkat tentang masalah-masalah yang diuraikan secara panjang lebar oleh Injil Yohanes. Pembaca diasumsikan sudah membaca Injil. Kedua, konflik dengan doketisme tidak disebut dalam Injil Yohanes. Ketiga, konflik ideologis dengan orang Yahudi yang mewarnai Injil Yohanes tidak muncul dalam I Yohanes. Jika dibandingkan dengan surat Ignatius yang berbicara tentang ajaran sesat yang sama (110 M) dan Polikarpus, maka dapat disimpulkan bahwa kitab I Yohanes berkisar antara 90 - 110 M. Karakteristik dan tema-tema utama. Meskipun menurut tradisi dipandang sebagai sebuah surat, kitab ini tidak mempunyai ciri-ciri utama sebuah surat seperti salam pembuka, isi, salam perpisahan. Sebaliknya Yohanes menyapa pembacanya dengan sebutan anak-anakku (2:1). Nampaknya ia menulis kepada sebuah kelompok tertentu yang mempunyai hubungan dekat dengan dia. Tidak mudah untuk membuat garis besar surat pendek ini. Tema-temanya nampak tidak saling berhubungan. Walau bahasa yang digunakan tidak sulit, ide yang terkandung di dalamnya sangat kaya dan dalam. Sebagai contoh, Yohanes mengatakan bahwa Allah adalah Terang, Kebenaran, dan Kasih dan menghubungkannya dengan perkembangan kebajikan di dalam diri orang percaya yang telah mengalami kelahiran kembali dan pengampunan dosa.Selain menolak inkarnasi Yesus Kristus, musuh Injil - sang anti Kristus juga mengajarkan bahwa seseorang dapat percaya kepada Allah tanpa mempraktikkan kasih dan kebaikan yang merupakan sifat dasar Allah. Menurut mereka keselamatan hanya sekadar slogan dan penampilan saja. |
(0.24497724242424) | (Ayb 7:1) |
(sh: Paradoks dalam kehidupan manusia (Kamis, 2 Desember 2004)) Paradoks dalam kehidupan manusiaParadoks dalam kehidupan manusia. Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk paradoksal. Sejak dalam kisah penciptaan sifat paradoks itu sudah terlihat. Di satu sisi manusia dibuat dari unsur debu tanah, menekankan kefanaan dan kehinaan manusia. Di sisi lain manusia dihidupkan oleh hembusan nafas Allah sendiri. Ini menegaskan keistimewaan manusia sampai-sampai Allah menyebut manusia gambar dan rupa-Nya sendiri; satu-satunya ciptaan Allah yang memiliki hakikat dan kedudukan sangat mulia. Paradoks itu menjadi masalah berat bagi hidup manusia terutama karena dosa merusakkan keserasian manusia. Menurut Ayub penderitaannya kini terkait dengan fakta paradoks tersebut. Di satu pihak ia menyadari dirinya adalah makhluk yang terbelenggu oleh waktu (ayat 2, 3), tidak bersifat abadi, hidup dalam realitas yang keras (ayat 4-6). Jiwa dan raganya mengalami keresahan dan kesakitan. Untuknya manusia seperti hembusan nafas yang singkat saja (ayat 7-10, bandingkan dengan ucapan pemazmur (Mzm. 90:5-6). Sesudah mati, ia pun dilupakan. Namun, di pihak lain ia menyadari bahwa sebenarnya manusia agung di mata Tuhan (ayat 17). Cinta kasih dan kesetiaan Tuhan seolah tercurah penuh kepada makhluk yang satu ini. Cita-cita Allah menjadikan manusia menjadi agung serasi dengan kemuliaan-Nya, menjadi motivasi mengapa Allah menjaga (ayat 12), mendatangi sampai manusia terkejut (ayat 13), memperhatikan (ayat 17), menyertai (ayat 18), dan menyoroti sepak terjangnya (ayat 19). Perhatian Allah sebesar itu bagi manusia menjadi beban tak tertanggungkan. Kemuliaan itu terlalu berat bagi makhluk fana ini. Cita-cita ilahi itu terlalu tinggi, sedangkan kebebasan yang manusia dapat tanggung terlalu rendah dibanding kebebasan yang Tuhan inginkan. Wawasan Ayub ini dalam, perlu kita tangkap dan tanggapi dengan benar. Semua kita terbatas, ada kekurangan, dan memiliki banyak simpul-simpul rapuh. Akan tetapi, Allah memiliki rencana agung untuk setiap kita. Renungkan: Ingin hidup di tingkat biasa-biasa saja mudah tak perlu menderita. Ingin menjadi seperti bintang cemerlang perlu keberanian untuk dirubah Tuhan melalui proses yang berat. |
(0.24497724242424) | (Mzm 83:1) |
(sh: Menyongsong kemenangan (Senin, 26 September 2005)) Menyongsong kemenanganMenyongsong kemenangan Berbicara tentang kemenangan dalam kondisi sulit, rasanya tidak realistis. Hal yang tidak realistis inilah yang mendominasi doa Asaf ini. Umat Israel sedang terancam persekongkolan jahat bangsa-bangsa yang memusuhi mereka (ayat 8-9). Dalam situasi buruk ini, Perjanjian Allah dan doa yang mengantisipasi kemenangan menjadi dasar umat Israel bersikap sehingga mereka mampu menghadapi persekongkolan jahat itu. Umat Israel menyadari arti perjanjian Allah bagi mereka dan implikasinya terhadap kesulitan yang mereka alami. Dengan mengadakan perjanjian, Allah menempatkan diri-Nya di pihak umat-Nya. Ia menjadi penyelamat, pemilik, dan pelindung umat-Nya, maka para musuh umat Israel akan menjadi musuh Allah sendiri. Atas dasar ini, pemazmur berseru agar Tuhan membuyarkan kekuatan dari persekongkolan jahat itu (ayat 14-16). Hasilnya, doa permohonan berubah menjadi doa menyongsong kemenangan. Asaf mengingat akan perbuatan-Nya di masa lalu saat para hakim satu per satu mematahkan kejahatan bangsa-bangsa zaman mereka (ayat 10-13). Berdoa berdasarkan perjanjian ilahi harus menjadi disiplin rohani kita. Realitas hidup tidak selalu ramah. Kesepakatan jahat dari orang-orang yang berprinsip hidup berbeda dengan kita dapat menekan kita. Hadapilah perilaku dari orang tak beriman itu dengan fakta Perjanjian Allah bagi kita. Kita adalah umat perjanjian karena nyawa Kristus dan meterai Roh Allah. Namun, kita hanya dapat menghayati kekuatan yang datang dari fakta perjanjian Allah itu, jika kita sendiri aktif menautkan diri kita kepada-Nya. Kesadaran tinggi bahwa kita adalah milik-Nya membuat kita memiliki keyakinan teguh bahwa apa pun yang kita alami justru akan membuat pihak lawan mengakui kemuliaan Allah (ayat 17-19). Responsku: ---------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------- |
(0.24497724242424) | (Mzm 132:1) |
(sh: Antara Bait Allah dan istana (Selasa, 26 November 2002)) Antara Bait Allah dan istana
Antara Bait Allah dan istana. Pemazmur memulai dengan doa agar Allah mengingat kesesakan Daud. Penderitaan yang dimaksud di sini bukan mengacu ke masa-masa sebelum Daud menjadi raja, tetapi menunjuk ke perjuangan Daud untuk membawa tabut perjanjian ke Yerusalem dari Kiryat-Yearim (ayat 1Sam. 7:2; 2Sam. 6). Yerusalem akan menjadi pusat agama dan politik dari kerajaan Daud. Jika Yahweh mengingat apa yang Daud lakukan, hal tersebut akan menjamin Yahweh tetap bermurah hati kepada keturunan-keturunan Daud dan penggantinya di Yerusalem. Daud diyakini telah bersumpah untuk mengutamakan tempat kediaman bagi Allah, Yang Mahakuat dari Yakub—menunjukkan bahwa segenap suku-suku Israel harus menyembah Allah yang esa ini. Dengan tabut perjanjian dan Bait Allah menjadi pusat kehidupan bangsa Israel, ibadah kepada Allah dinomorsatukan di atas segala- galanya. Sebagaimana Daud bersumpah (ayat 2), Allah pun bersumpah setia kepada Daud dan keturunannya. Allah sendiri telah memilih Sion untuk menjadi tempat kediaman-Nya. Ini adalah sebuah anugerah—Allah rela untuk hadir di tengah umat manusia, menyertai dan bergumul bersama mereka. Allah pun menjamin keberlangsungan dinasti Daud.
Renungkan: |
(0.24497724242424) | (Yes 9:1) |
(sh: Post Tenebras Lux! (Kamis, 16 Oktober 2003)) Post Tenebras Lux!Post Tenebras Lux! Kata-kata ini terpampang di depan tembok Reformasi yang sangat terkenal di Jenewa. Kalimat yang berarti, "Sesudah kegelapan, terang!" tersebut menunjukkan sebuah era yang baru. Manusia di zaman Reformasi dibawa kembali kepada semangat untuk mencari kebenaran, kembali ke Alkitab. Ada semacam kerinduan dalam diri manusia untuk melihat kecerahan setelah kesuraman. Pengharapan akan terang setelah kekelaman pun muncul dalam nubuatan kitab Yesaya. Bacaan hari ini dimulai dengan sebuah penyekatan terhadap masa lalu. Penghukuman itu tidaklah selamanya. Kehancuran Yehuda akan ditutup dengan sebuah misi penyelamatan. Misi penyelamatan ini paling tidak terjadi dalam tiga lapisan. Lapisan pertama adalah hadirnya Hizkia. Ahas mewakili raja yang lemah dan tidak taat kepada Allah. Hizkia akan membawa perubahan baru, suatu keselamatan bagi bangsanya karena ia tunduk kepada Allah. Hal ini memungkinkan hadirnya kedamaian dan kemakmuran. Lapisan kedua adalah masa ketika bangsa Yehuda kembali dari pembuangan. Lapisan ketiga adalah lapisan yang lebih besar. Keselamatan terlihat dari hadirnya seorang Mesias, yang akhirnya digenapi dalam diri Kristus, Sang Juruselamat dunia. Seorang keturunan Daud yang baru akan hadir! Perayaan dari kegelapan menuju terang ini diwujudkan dalam sukacita yang begitu luar biasa. Sukacita itu juga dilihat secara militer seperti ketika orang-orang membagi-bagikan hasil rampasan dari musuh. Penghancuran "kuk" dan "gandar" menunjukkan sekali lagi kemenangan militer yang dahsyat. Kita melihat bahwa janji akan keturunan Daud diberikan dengan gelar-gelar yang indah: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Keempat gelar ini menjamin kemakmuran dan keadilan selama-lamanya! Renungkan: Kejahatan dan ketidakadilan takkan pernah bertahan selamanya. Hiduplah hanya dalam kebenaran dan kejujuran! |