Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 80 dari 511 ayat untuk tugasnya itu AND book:40 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.69) (Mat 10:14) (ende: Mengebaskan debu dari kaki)

Demikianlah adat orang Jahudi bila mereka keluar dari "tanah kafir", melangkahi perbatasan masuk kedalam tanah sutji kembali. Ungkapan ini disini, berarti bahwa mereka harus memandang rumah atau kota itu sebagai nadjis atau terkutuk, dan sebab itu memutuskan segala hubungan dengan penghuninja.

(0.69) (Mat 12:32) (ende: Menentang Putera manusia)

Dosa itu tidak begitu besar, kalau ia dipandang sebagai manusia biasa. Tetapi kalau sudah tjukup djelas bahwa "Roh Allah" bekerdja didalamnja, mereka benar-benar menghodjat Allah dengan mengatakan, bahwa kuasa itu adalah kuasa kepala, setan. Dan sebab sikap mereka demikian djahat, maka tak dapat diharap, mereka mengatasi ketegaran hati mereka dan bertobat.

(0.69) (Mat 16:19) (ende: Kuntji)

Menjerahkan kuntji-kuntji melambangkan menjerahkan kekuasaan penuh kepada seorang wakil.

(0.69) (Mat 27:46) (ende: Mengapa Engkau meninggalkan Daku?)

Itulah awal Maz 22. Jesus tentu ingat akan seluruh mazmur itu, dan utjapan itu mengandung suasana seluruh mazmur tersebut, jaitu suasana penjerahan mutlak kepada Allah, kepertjajaan dan pengharapan bulat kepadanja, dan kejakinan, bahwa segala sengsara akan mendjelma mendjadi kemenangan mahadjaja.

(0.69) (Mat 7:12) (jerusalem) Kaidah ini dahulu terkenal, khususnya di kalangan Yahudi; bdk Tob 4:15, Surat Aristeas, Targum Ima 19:18, Hillel, Filo, dll, tetapi kaidah itu dirumuskan secara negatip: jangan berbuat kepada orang lain, apa yang diperbuat kepadamu. Yesus dan orang kristen selanjutnya merumuskannya secara positip sehingga kaidah itu menuntut jauh lebih banyak.
(0.69) (Mat 10:12) (jerusalem: salam) Ialah selamat sejahtera yang diharapkan bagi mereka yang diberi salam. Salam itu dipikirkan, Mat 10:13, sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak dapat sia-sia saja; maka salam itu kembali kepada orang yang memberinya, kalau tidak dapat terlaksana.
(0.69) (Mat 15:2) (jerusalem: adat istiadat nenek moyang) Ialah tradisi lisan. Meskipun dikatakan bahwa adat istiadat itu hanya bermaksud menetapi hukum Taurat tertulis dengan saksama, namun pada kenyataannya menambah banyak. Menurut para rabi tradisi-tradisi itu berasal dari Musa melalui "nenek moyang"
(0.69) (Mat 15:26) (jerusalem) Yesus harus mengusahakan dahulu keselamatan orang Israel, yang telah menjadi "anak" Allah dan ahliwaris janji-janji, sebelum dapat mengusahakan keselamatan orang kafir yang dalam pandangan Yahudi hanya "anjing". Oleh karena ungkapan itu sudah tradisionil dan Yesus menggunakan sebuah kata yang berarti "anjing kecil", maka nada menghina yang ada pada kata itu berkurang.
(0.69) (Mat 16:19) (jerusalem: kunci Kerajaan Sorga) Sama seperti Alam Maut, demikianpun dunia Allah ada pintu gerbangnya. Hanya mereka yang layak, diizinkan masuk; bdk Mat 23:13 dsj; Petrus mendapat "kunci-kuncinya". Maka Petrus bertugas membuka atau menutup pintu gerbang Gereja
(0.69) (Mat 18:9) (jerusalem: api neraka) Harafiah: gehenna (api). Ini sebuah ungkapan Ibrani, yakni: Gehinnom, nama sebuah ungkapan Ibrani, yakni: Gehinnom, nama sebuah lembah di dekat Yerusalem; dahulu lembah ini dicemarkan karena anak-anak dipersembahkan di sana sebagai korban, Ima 18:21. Karena itu kemudian nama itu menunjuk tempat terkutuk, di mana orang-orang jahat disiksa, jadi "neraka".
(0.69) (Mat 22:23) (jerusalem: orang Saduki) Ialah golongan orang Yahudi, Mat 3:7+, yang hanya menerima tradisi yang tertulis (Kitab Suci) saja, terutama Kitab Taurat. Mereka menekankan bahwa ajaran tentang kebangkitan badan tidak terdapat dalam tradisi tertulis itu, bdk 2Ma 7:9; di bidang itu orang Farisi berbeda pendapat dengan orang Saduki. Bdk Kis 4:1+; Kis 23:8+.
(0.69) (Mat 27:34) (jerusalem: anggur bercampur empedu) Ialah minuman pembius yang oleh wanita Yerusalem yang berkasihan, Luk 23:27 dst; lazimnya diberikan kepada orang yang dihukum mati buat meringankan penderitaannya. Anggur itu bercampur mur, bdk Mar 15:23, sedangkan "empedu" yang disebut Matius kiranya berasal dari Maz 69:22 (sama seperti "cuka" yang terdapat dalam resensi Antiokhia). Yesus tidak mau minum obat bius itu.
(0.69) (Mat 14:13) (jerusalem) Lukas (Luk 9:10-17) dan Yohanes (Yoh 6:1-13) hanya sekali menceritakan bahwa Yesus memperbanyak roti, pada hal Matius (Mat 14:13-21; Mat 15:32-39) dan Markus (Mar 6:30-44; Mar 8:1-10) memuat dua cerita tentang Yesus yang mengerjakan mujizat itu. Tetapi agaknya peristiwa hanya satu, meskipun ada dua cerita yang pasti tua sekali, bdk Mat 16:9-10 yang menyinggung dua tradisi yang berbeda. Tradisi pertama nampaknya lebih tua dan agaknya berasal dari Palestina. Menurut tradisi itu peristiwa itu terjadi di pantai barat danau Galilea (lihat catatan yang berikut) dan berkata tentang dua belas bakul - jumlah suku Israel dan jumlah para rasul, Mar 3:14+. Tradisi kedua berasal dari kalangan Kristen yang bukan keturunan Yahudi. Menurut tradisi itu peristiwa terjadi di pantai timur danau - penduduk daerah itu bukan orang Yahudi - bdk Mar 7:31. Tradisi itu berkata tentang tujuh bakul (kata Yunani yang dipakai dalam Mat 16:10 lain dari yang dipakai dalam Mat 16:9)dan jumlah tujuh adalah jumlah bangsa-bangsa Kanaan, Ula 7:1; Kis 13:19, dan jumlah Diaken dari kalangan yang berbahasa Yunani, Kis 6:5; Kis 21:8. Kedua tradisi itu menggambarkan perbanyakan roti itu dengan ingat akan peristiwa serupa yang tercantum dalam Perjanjian Lama, khususnya akan nabi Elia yang memperbanyak minyak, 2Ra 4:1-7; 2Ra 4:42-44, dan akan cerita tentang burung puyuh, Kel 16; Bil 11. Yesus mengulang sambil meningkatkan mujizat-mujizat itu. Dengan jalan itu - sebagaimana juga dimengerti oleh tradisi tua itu - perbanyakan roti itu melambangkan makanan yang lebih unggul lagi di zaman terakhir, yaitu Ekaristi. Itulah yang mau ditonjolkan oleh cerita-cerita yang termaktub dalam Injil-injil sinoptik, bdk Mat 14:19; Mat 15:36 dengan Mat 26:26 dan wejangan tentang roti hidup, yang disajikan Yoh 6.
(0.69) (Mat 1:19) (ende: Josep suaminja)

dan 20: "Isterimu Maria". Pada orang Jahudi biasanja tunangan sudah disebut "suami" dan "isteri" sebelum kawin. Perkawinan baru berlangsung bila pengantin wanita diterima dengan suatu upatjara meriah oleh si laki-laki dalam rumahnja. Sebab itu dalam ajat Mat 1:18 dikatakan "sebelum mereka berumah-tangga."

(0.69) (Mat 27:62) (ende: Hari persediaan)

Itulah hari Djumat sampai ketika matahari terbenam.Waktu itu digunakan keluarga-keluarga masing-masing untuk menjediakan segala jang perlu untuk perajaan Paska. Setelah matahari terbenam mereka mulai menjembelih domba paska.

Perihal kebangkitan Jesus, keempat karangan Indjil masing-masing memberikan, bahwa peristiwa itu terdjadi pada hari jang ketiga sesudah wafatnja Jesus, jaitu pada hari Minggu, lagi pula bahwa pada hari itu kubur terdapat kosong dan Malaekat-malaekat memberitahukan kepada beberapa wanita, bahwa Jesus telah bangkit dan menjuruh mereka memberitahukan hal itu kepada murid-murid di Jerusalem. Tentang peristiwa penampakan Jesus tak satupun karangan jang lengkap riwajatnja. Pengarang-pengarang masing-masing memilih sadja jang terasa penting dan tjukup untuk tudjuan karangannja. Mt. dan Mk. dalam hal itu ringkas sekali. Ada pula dua peristiwa penampakan jang diberitakan oleh Paulus dan tidak terdapat dalam karangan-karangan Indjil, satu penampakan kepada Jakobus dan satu kepada lebih dari 500 orang bersama-sama.

(0.69) (Mat 13:1) (sh: Tentang perumpamaan. (Sabtu, 7 Maret 1998))
Tentang perumpamaan.

Perumpamaan adalah salah satu cara dari sekian banyak cara yang dipakai Tuhan Yesus untuk mengajarkan kebenaran firman Allah. Melalui perumpamaan itu, selain orang dapat menerima dengan lebih jelas, dapat juga membuat kebenaran itu menjadi tertutup dari pengertian seseorang. Mengapa? Sebab perumpamaan bisa membuat orang yang tidak paham mencari jawab karena rindu kebenaran atau menutup diri karena sombong.

Tentang Kerajaan Allah. Perumpamaan tentang seorang penabur ini mengajarkan tentang Kerajaan Allah. Firman tentang Kerajaan Allah itu diberitakan (ayat tugasnya+itu+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">3-9). Tujuannya adalah agar firman itu diterima, diresap, dihayati untuk kemudian bertumbuh, sampai akhirnya berdampak nyata dalam hidup dan perilaku seseorang. Ternyata dari pengajaran Yesus selanjutnya dalam perumpaan ini jelas bahwa tidak semua firman yang diberitakan itu diterima manusia. Terbukti dari letak jatuhnya firman yang ditaburkan itu. Kehidupan nyata Kristen akan menjadi ujian sepanjang masa, sungguhkan firman Kristus itu tertanam, terutama dalam hidup kita?

Renungkan: Firman Tuhan yang kekal mampu mengubah kita asal kita rela menyingkirkan segala bentuk kendala yang menghambat pertumbuhan ke arah pengenalan akan Kristus.

(0.68) (Mat 13:24) (sh: Kebaikan dan kejahatan. (Minggu, 8 Maret 1998))
Kebaikan dan kejahatan.

Di daerah Galilea tumbuh semacam lalang yang daunnya hampir sama dengan daum gandum; tetapi bulir lalang itu sangat berlainan dengan bulir gandum; dan orang baru dapat membedakan antara lalang dan gandum ketika gandum dan lalang itu mulai berbulir (ayat tugasnya+itu+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">26). Para petani menyebut lalang itu musuh karena mengganggu pertumbuhan gandum. Celakanya, bulir lalang yang mengandung zat beracun itu selalu tumbuh bersama gandum. Namun dalam perumpamaan itu lalang tersebut dibiarkan tumbuh bersama gandum. Apa maksud Yesus memakai perumpamaan ini? Selama firman Tuhan masih ditaburkan di dunia, selama itu pula Iblis terus berusaha menghancurkannya. Artinya, kebaikan itu akan terus bersama-sama dengan kejahatan. Tetapi bila saat menuai tiba, gandum akan dipisahkan dari lalang. Lalang akan diikat berberkas-berkas lalu dibakar. Fokus pengajaran Yesus melalui perumpamaan ini ialah penghakiman akhir. Yesus Kristus sendiri yang akan memisahkan gandum dari lalang, kebaikan dari kejahatan. Gereja Tuhan adalah benih gandum yang tumbuh hasil taburan tuan pemiliknya, Yesus Kristus. Tetapi meskipun Gereja Tuhan adalah hasil karya penebusan-Nya, Iblis tidak tinggal diam. Ia juga menabur benih yang membuat gereja Tuhan terisi orang-orang yang bukan umat sejati. Artinya, gereja Tuhan tidak terlepas dari kenyataan bahwa ada dua sifat manusia yang tak dapat dihindarkan hadir di dalamnya, yaitu manusia baik dan jahat.

Setialah! Inti pengajaran Yesus dalam perumpamaan ini menuntut Kristen untuk waspada dan berhati-hati. Dalam situasi dan keadaan tertentu mungkin sulit membedakan mana teman, mana lawan; mana yang beriman sejati, mana yang beiman semu. Namun itu hanya sampai batas tertentu. Sebab yang pasti kelak dalam penghakiman-Nya, semua dibukakan. Karena itu setialah!

Renungkan: Kesetiaan pada firman Allah berdampak positif dalam kehidupan beriman. Daya ilahi akan mendorong kita untuk bertumbuh, berkembang, dan membawa pengaruh baik ke sekitar.

(0.68) (Mat 20:29) (sh: Iman yang menarik perhatian Tuhan (Senin, 21 Februari 2005))
Iman yang menarik perhatian Tuhan

Jika Anda sedang menderita penyakit yang sulit untuk disembuhkan dan Anda berpapasan dengan seorang hamba Tuhan yang dikenal memiliki karunia penyembuhan, apa yang akan Anda lakukan?

Ketenaran Yesus pada waktu itu, sungguh mengagumkan. Buktinya, kehadiran-Nya selalu diiringi banyak orang (ayat tugasnya+itu+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">29). Rombongan sebanyak itu, tentu saja menimbulkan suara yang gaduh dan ramai. Sampai-sampai kedua orang buta pun bisa mendengar suara itu dan mengetahui kehadiran Yesus di situ (ayat tugasnya+itu+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">30a). Dua orang buta yang duduk di pinggir jalan itu telah meyakini bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Daud, yang sanggup menyembuhkan berbagai penyakit, seperti ayan (ayat tugasnya+itu+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">17:15), lumpuh, timpang, dan bisu (ayat tugasnya+itu+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">15:29-31), mati sebelah tangan (ayat tugasnya+itu+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">12:10). Mungkin mereka mendengar mukjizat yang dilakukan Yesus itu dari pembicaraan orang. Timbullah keyakinan pada diri mereka bahwa kebutaan mereka pun bisa Yesus sembuhkan (ayat tugasnya+itu+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">30b).

Akan tetapi, bagaimana cara membuat Yesus melihat mereka? Menembus kerumunan orang banyak dengan berlari adalah hal yang mustahil karena keterbatasan fisik mereka. Namun, iman mereka kepada kuasa Yesus melebihi kekuatan fisik orang yang sehat. Maka mulailah kedua orang buta itu berseru-seru memanggil nama Yesus dengan tak menghiraukan teguran orang banyak yang merasa terganggu (ayat tugasnya+itu+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">31). Seruan berdasarkan iman kepada Yesus itu tidak sia-sia karena Ia berkenan menyembuhkan kebutaan mereka (ayat tugasnya+itu+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">32-33).

Seperti kedua orang buta itu, kita pun bisa memeroleh pertolongan Yesus. Pertolongan-Nya hanyalah sejauh doa. Tuhan melihat iman kedua orang buta itu. Itulah yang Yesus cari pula dari diri kita. Doa dengan iman membuka diri di hadapan-Nya, supaya Ia bebas berkarya dalam hidup kita.

Ingatlah: Mukjizat Tuhan bagi persoalan hidup kita, bisa kita alami asalkan kita tidak putus asa untuk berseru memohon pertolongan Tuhan dan tetap percaya meskipun keadaan kita tidak memungkinkan.

(0.68) (Mat 10:12) (ende: Salam)

Orang Jahudi bila bertemu dengan seseorang, biasa menjapa atau menjambutnja dengan mengutjapkan kata "salam". Sama maksudnja dengan mengutjapkan "Selamat" dalam bahasa dan adat kita.

Salam berarti "damai", dan utjapan itu sebenarnja merupakan suatu doa, misalnja: hendaknja Tuhan menganugerahkan damai (atau sedjahtera) kepadamu.

Rasul-rasul adalah pembawa damai dan utjapan "salam" jang bersifat resmi itu maksudnja menjampaikan damai dan sedjahtera kepada orang atas nama Allah.

Menilik tafsiran ini kita dapat mengerti pula apa jang dikatakan dalam ajat Mat 10:13 berikut, jakni: "salam itu akan berbalik kepadamu pula".

(0.68) (Mat 19:1) (ende)

Beralasan soal chusus jang diadjukan oleh parisi tentang pertjeraian perkawinan, maka Jesus membitjarakan soal itu tertindjau hanja dari segi chusus itu pula. Berdasarkan wahju lama dalam I Mos. (Kej 2:24) Jesus menerangkan, bahwa tiap-tiap pertjeraian perkawinan jang sah adalah bertentangan dengan maksud Pentjipta. Dan dengan kewibawaanNja sendiri Ia menafsirkan dan menetapkan, bahwa orang jang telah bertjerai, lalu kawin dengan seorang lain, berbuat zinah. Djadi hal itu terlarang setjara mutlak. Dari penetapan Jesus ini pula harus disimpulkan, bahwa perkawinan dimaksudkan Allah sebagai monogam, artinja seorang laki-laki boleh beristeri hanja seorang sadja.



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.12 detik
dipersembahkan oleh YLSA