Tinggalkanlah kota-kota dan diamlah di bukit batu, hai penduduk Moab! Jadilah seperti burung merpati<x id="l" /> yang bersarang di dinding mulut liang.<x id="m" />

Hai engkau yang tinggal di tepi sungai besar,<x id="m" /> yang mempunyai kekayaan<x id="n" /> besar, akhir hidupmu sudah datang, batas hidupmu sudah sampai!<x id="o" />

Di atas batangnya yang roboh itu berhinggapan segala burung di udara dan di antara cabang-cabangnya<x id="h" /> diam segala binatang di hutan.

Sekarang, mereka akan menjauhkan ketidaksetiaan mereka dan mayat raja-raja mereka dari pada-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya.<x id="d" />

Celaka! Alangkah terlelapnya<x id="y" /> para gembalamu, hai raja negeri Asyur! Para pemukamu tertidur,<x id="z" /> laskarmu berserak-serak<x id="a" /> di gunung-gunung, dan tidak ada yang mengumpulkan.

Bersorak-sorailah<x id="j" /> dan bersukarialah, hai puteri Sion,<x id="k" /> sebab sesungguhnya Aku datang<x id="l" /> dan diam di tengah-tengahmu,<x id="m" /> demikianlah firman TUHAN;<x id="n" />

Maka janganlah najiskan negeri<x id="h" /> tempat kedudukanmu, yang di tengah-tengahnya Aku diam,<x id="i" /> sebab Aku, TUHAN, diam di tengah-tengah orang Israel."

Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia,<x id="d" /> yang bersemayam untuk selamanya<x id="e" /> dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi<x id="f" /> dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk<x id="g" /> dan rendah hati<n id="1" />,<x id="h" /> untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.<x id="i" />

di atas gunung Israel yang tinggi<x id="e" /> akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah<x id="f" /> dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu bersayap tinggal di bawahnya, mereka bernaung di bawah cabang-cabangnya.<x id="g" />

Ia menghalau manusia itu<n id="1" /> dan di sebelah timur taman Eden<x id="v" /> ditempatkan-Nyalah beberapa kerub<x id="w" /> dengan pedang<x id="x" /> yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.<x id="y" />

Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, orang Ibrani<x id="k" /> itu<n id="1" />, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre,<x id="l" /> orang Amori itu, saudara Eskol<x id="m" /> dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram.

Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai<x id="j" /> liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua<n id="1" /> saudaranya.<x id="k" />"

Mereka<x id="l" /> itu mendiami daerah dari Hawila sampai Syur,<x id="m" /> yang letaknya di sebelah timur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap berhadapan dengan semua saudara<x id="n" /> mereka.

Kemuliaan<x id="e" /> TUHAN<n id="1" /> diam di atas gunung Sinai,<x id="f" /> dan awan itu menutupinya enam hari lamanya; pada hari ketujuh dipanggil-Nyalah Musa dari tengah-tengah awan<x id="g" /> itu.

Maka mereka akan mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allah mereka, yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir,<x id="i" /> supaya Aku diam di tengah-tengah mereka; Akulah TUHAN, Allah<x id="j" /> mereka."

sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan<x id="l" /> TUHAN memenuhi Kemah Suci.<x id="m" />

Dengan demikian ia mengadakan pendamaian<x id="f" /> bagi tempat kudus<x id="g" /> itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan<x id="h" /> yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.

baik laki-laki maupun perempuan haruslah kausuruh pergi; ke luar tempat perkemahan haruslah mereka kausuruh pergi, supaya mereka jangan menajiskan tempat perkemahan di mana Aku diam di tengah-tengah mereka.<x id="g" />"

Atas titah TUHAN orang Israel berangkat dan atas titah TUHAN juga mereka berkemah; selama awan itu diam di atas Kemah Suci, mereka tetap<x id="g" /> berkemah.

Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka.<x id="x" /> Lihat, suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa<x id="y" /> kafir.