(0.75233211488251) | (Neh 9:20) |
(full: ROH-MU YANG BAIK UNTUK MENGAJAR MEREKA.
) Nas : Neh 9:20 Roh Kudus adalah pemimpin kita untuk menuntun kita kepada kebenaran Allah dan jalan-jalan-Nya yang benar (lihat cat. --> Yoh 14:17; lihat cat. --> Yoh 16:13; lihat cat. --> Rom 8:5-14). [atau ref. Yoh 14:17; 16:13; Rom 8:5-14] |
(0.75233211488251) | (Neh 3:1) | (jerusalem) Bab 3 ini menyalin sebuah dokumen dari arsip bait Allah. Dokumen itu disisipkan ke dalam riwayat Nehemia. Naskah ini memberi petunjuk-petunjuk mengenai peta kota Yerusalem di zaman itu, bdk 2Sa 5:9+; 2Ra 14:13+ dan pembagian administratip seluruh negeri. Ada lima kota penting: Yerusalem, Bet-Kerem, Neh 3:14, Mizpa 15, Bet-Zur 16 dan Kehila 18. |
(0.75233211488251) | (Neh 11:17) | (jerusalem: bin Asaf) Ternyata para penyanyi sudah termasuk kaum Lewi, bdk Neh 11:22, tetapi para penunggu pintu gerbang belum, Neh 11:19. Dari para penyanyi hanya bani Asaf kembali dari pembuangan, Ezr 2:41=Neh 7:44. Mungkin kedua kelompok lain, yang bani Heman dan bani Yedutun, keturunan para penyanyi bait Allah dahulu, tidak masuk pembuangan, bdk 1Ta 16:41-43. |
(0.75233211488251) | (Neh 11:21) | (jerusalem) Catatan mengenai para budak di bait Allah, bdk Ezr 2:43+, mungkin seumur dengan daftar itu sendiri, tetapi catatan mengenai Uzi, Neh 11:22-23, berasal dari zaman yang kemudian dari disusunnya daftar itu. Uzi adalah cicit dari Matanya yang disebutkan dalam Neh 11:17. Petahnya, Neh 11:24, pada zaman yang tidak tentu memegang jabatan yang serupa dengan jabatan Nehemia. |
(0.75233211488251) | (Neh 2:11) |
(sh: Gaya kepemimpinan Nehemia (Senin, 13 November 2000)) Gaya kepemimpinan NehemiaGaya kepemimpinan Nehemia. Mengapa begitu banyak kegiatan besar yang menghabiskan waktu dan tenaga berlalu tanpa membuahkan hasil yang memadai? Salah satu sebab kegagalannya adalah kelalaian sang pemimpin untuk mendapatkan data yang akurat. Sebelum berbicara dengan pemuka masyarakat di Yerusalem, Nehemia pergi sendiri untuk menyelidiki dengan saksama segala sesuatunya. Inilah teladan pertama dari gaya kepemimpinan Nehemia. Teladan kedua yang dapat kita ambil adalah sebagai pemimpin ia tidak memakai gaya memerintah namun ia 'membagikan visi' yang ia miliki kepada orang-orang yang akan bekerja sama dengan dirinya. Memang tidak mudah bagi seseorang yang mempunyai visi untuk memotivasi orang lain agar mau turut serta mewujudnyatakan visi yang ia miliki. Namun Nehemia mempunyai pendekatan yang tepat dalam menularkan visinya. (1) Ia membeberkan dengan jelas tantangan dan masalah yang dihadapi (17). (2) Ia melihat masalah itu bukan sebagai urusan 'kalian', tetapi sebagai urusan 'kita' (17). Ia mengidentifikasikan dirinya dengan saudara-saudaranya yang sengsara di Yerusalem. (3) Ia mengajak saudara-saudaranya untuk mengambil tindakan yang nyata (17). (4) Ia memberikan kesaksian yang meyakinkan dan membangkitkan semangat mereka bahwa Tuhan telah menolongnya dan akan senantiasa menolongnya (18, 20). Teladan ketiga dari gaya kepemimpin Nehemia adalah kedekatannya dengan Tuhan. Ini adalah salah satu kunci keberhasilan perwujudan visinya menjadi sebuah realita. Ia peka terhadap suara Tuhan sehingga rencana pembangunan tembok ini 'diberikan Allah dalam hatinya' (11). Tantangan dan ejekan dari kerajaan tetangga pada awal pelaksanaan pembangunan tembok Yerusalem dapat dihadapi juga berkat keyakinannya akan kuasa Tuhan: Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Renungkan: Sebagai pemimpin rohani yang efektif, Nehemia secara realistis mengevaluasi setiap masalah dan kesulitan yang dihadapi. Namun ia tidak membawa dirinya dan orang yang dipimpinnya terfokus pada masalah yang dihadapi, melainkan terfokus kepada kekuasaan Allah. Ia berusaha membangun keyakinan diri dan semangat diri berlandaskan kekuasaan Allah. Bagaimana ciri kepemimpinan kita selama ini di gereja, kantor, rumah tangga, dan pelayanan? |
(0.74907180156658) | (Neh 11:1) |
(sh: Kerelaan untuk berkorban (Senin, 27 November 2000)) Kerelaan untuk berkorbanKerelaan untuk berkorban. Setiap Kristen tentu berharap agar pekerjaan Tuhan dapat terlaksana dengan baik. Namun berapa banyak yang mau berkorban demi terlaksananya pekerjaan Tuhan? Pemikiran inilah yang muncul tatkala Nehemia harus memilih orang-orang untuk tinggal di Yerusalem. Sejak pembuangan ke Babel, jumlah penduduk Yerusalem jauh berkurang. Penyebabnya pertama, tanah pertanian yang menjadi mata pencaharian terletak jauh dari Yerusalem sehingga orang memilih tinggal di dekat tanah pertanian. Kedua, rakyat tidak lagi memberikan perpuluhan untuk mendukung kehidupan para imam dan orang Lewi, sehingga para pemimpin rohani ini terpaksa meninggalkan Yerusalem, kembali ke desanya, dan bekerja di tanah pertanian. Padahal sebagai ibu kota, Yerusalem harus ditinggali oleh penduduk dalam jumlah yang cukup agar pembangunan dan pertahanan dapat berjalan dengan baik. Lebih penting lagi, secara rohani Yerusalem memang harus ditinggali. Itulah sebabnya pembayaran perpuluhan kembali ditekankan (beberapa+allah+AND+book%3A16&tab=notes" ver="">11:10-12:28). Tetapi siapa yang mau tinggal di Yerusalem? Sebagai ibu kota, Yerusalem menjadi sasaran utama ancaman para musuh. Jika demikian maka penduduknya pun rawan terhadap ancaman dan bahaya. Tanpa perlu diundi atau diminta, para pemimpin bangsa harus mau menetap di Yerusalem. Sebagai pemimpin mereka harus memberikan contoh kepada rakyat tentang dedikasi dan bakti mereka bagi kerajaan Israel. Inilah harga yang harus dibayar oleh para pemimpin. Di saat tidak ada orang yang mau melakukan karena faktor risiko dan konsekuensi yang besar, pemimpin harus mau menerima risiko dan konsekuensi apapun. Sedangkan pemilihan rakyat yang akan menetap di Yerusalem ditentukan melalui undian sebab mereka percaya bahwa membuang undi adalah cara menentukan kehendak Allah. Nehemia berserah kepada kehendak Allah mengenai siapa yang akan tinggal di Yerusalem. Walaupun ditunjuk melalui undian, mereka yang mau tinggal di Yerusalem tetap dipuji sebab mereka telah menunjukkan kerelaan untuk berkoban, bukan hanya demi kemakmuran Yerusalem tetapi juga demi kehidupan kerohanian seluruh bangsa Israel. Renungkan: Kerelaan kita untuk berkorban seharusnya didorong oleh kerinduan untuk menyembah dan menghormati Allah. |
(0.74885558746736) | (Neh 9:6) |
(full: HANYA ENGKAU ADALAH TUHAN.
) Nas : Neh 9:6-37 Tema utama dari doa yang luar biasa ini ialah usaha kasih karunia Allah untuk menyediakan penebusan dan keselamatan bagi Israel dan tanggapan yang tidak berterima kasih dari Israel kepada kasih ilahi tersebut sepanjang sejarah mereka; hal ini merupakan tema yang berulang-ulang dalam PL (lih. Dan 9:3-19; Am 2:9-12; Mi 6:1-8; bd. Luk 13:34). |
(0.74885558746736) | (Neh 9:30) |
(full: DENGAN ROH-MU ENGKAU MEMPERINGATKAN MEREKA.
) Nas : Neh 9:30 Pekerjaan utama Roh Kudus dalam PL ialah menegur umat Allah dan menyingkapkan dosa mereka melalui para nabi yang setia. Di bawah perjanjian baru, Roh Kudus tetap menginsafkan orang akan dosa (lihat cat. --> Yoh 16:8; lihat cat. --> Yoh 16:13; [atau ref. Yoh 16:8,13] lihat art. KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN GEREJA). |
(0.74885558746736) | (Neh 9:38) | (jerusalem: Berdasarkan semuanya ini) Pada kisah mengenai pembacaan kitab hukum Taurat dan ibadat pertobatan, bab 8-9, si Muwarikh menambah, Neh 9:38-10:39, sebuah dokumen lain. Dokumen itu tidak diambil dari laporan Ezra atau dari riwayat Nehemia. Ia agaknya diangkat dari arsip bait Allah, lalu disadur seperlunya. Neh 10:30-38 bersangkutan erat dengan Neh 13:10-31. Daftar nama-nama, Neh 10:1-27, di kemudian hari barulah disisipkan ke dalam kitab Nehemia. Sambungan Neh 9:38 terdapat dalam Neh 10:28. |
(0.74885558746736) | (Neh 5:1) |
(sh: Ancaman dari dalam lebih serius (Jumat, 17 November 2000)) Ancaman dari dalam lebih seriusAncaman dari dalam lebih serius. Pembangunan tembok Yerusalem juga mendapat ancaman dari praktik ketidakadilan yang merajalela dalam masyarakat Yahudi. Mereka yang berkuasa dan kaya menindas saudara-saudara sebangsa yang miskin. Mereka meminjamkan uang dengan mengambil bunga yang tinggi. Lalu mereka juga merampas tanah dan harta benda sebagai pembayaran hutang kaum miskin. Bukan itu saja, mereka tidak segan- segan menjadikan anak-anak orang miskin sebagai budak untuk membayar hutang. Mereka yang miskin akan semakin miskin sebab mereka masih harus membayar pajak yang tinggi kepada raja Persia. Kemarahan Nehemia menunjukkan bahwa ancaman yang sedang terjadi ini sangat serius dan dapat menimbulkan kehancuran yang fatal dalam masyarakat Yahudi. Akar permasalahannya adalah pertama, mereka tidak lagi takut akan Allah sebab firman Tuhan dengan jelas melarang menarik bunga uang atau riba dari saudara sebangsanya (Im. 25:35-37; Ul. 23:19-20). Kedua, tidak adanya kasih yang nyata di antara mereka yang menyebut diri sebagai umat Allah, telah mencemarkan nama Allah (9). Padahal saat ini sebagai umat Allah mereka tidak hanya sedang membangun tembok kota tetapi sedang membangun spiritual dan moralnya. Ancaman itu akan menghambat pembangunan. Permasalahan yang serius ini ditangani secara serius, hati-hati, dan tegas. Nehemia tidak bertindak pada saat amarahnya menyala-nyala tapi memikirkan masak-masak sebelum mengambil tindakan. Ia melakukan pendekatan terhadap para pelaku penindasan sebelum masalah ini diumumkan. Keseriusan dan ketegasan Nehemia dalam menghentikan praktik penindasan ini nampak jelas dari usulan dan tindakan yang ia ambil (11-13). Hasilnya, ia berhasil mendapatkan persetujuan dari para penindas untuk segera menghentikan praktik penindasan (9-12). Maka pembangunan bangsa Yehuda dapat kembali berjalan dengan lancar. Ancaman yang besar bagi pelayanan dan misi gereja bukan datang dari luar tapi justru dari dalam. Nehemia dapat dengan mudah mengatasi ancaman yang datang dari kerajaan tetangga tetapi ancaman yang serius terhadap misinya justru datang dari bangsanya sendiri. Renungkan: Apakah potensi ancaman dari dalam yang dapat menghancurkan misi dan pelayanan Kristen di Indonesia saat ini? |
(0.74885558746736) | (Neh 12:1) |
(sh: Pentingnya mengenal para pemimpin rohani (Selasa, 28 November 2000)) Pentingnya mengenal para pemimpin rohaniPentingnya mengenal para pemimpin rohani. Kebenaran apakah yang akan kita dapatkan dengan membaca daftar silsilah sebuah keluarga besar? Apakah hal ini berguna? Bagi kita yang hidup dalam masa dan budaya yang berbeda, pembacaan Alkitab hari ini terasa membosankan dan sia-sia. Namun sesungguhnya bagian ini tidak akan dicatat dan dimasukkan ke dalam Alkitab jika memang tidak ada gunanya. Dengan kata lain walaupun mungkin sulit, firman Tuhan hari ini tetap mempunyai kebenaran yang berguna bagi bangsa Israel dan bagi Kristen yang hidup jauh sesudah peristiwa ini terjadi. Apalagi silsilah yang dicatat disini adalah silsilah para imam dan orang Lewi, orang-orang yang mempunyai tugas khusus untuk melayani Allah di bait suci-Nya. Bagi bangsa Israel, catatan silsilah keluarga seseorang merupakan catatan yang penting sebab catatan ini akan memberikan legitimasi awal apakah seseorang memang layak untuk menyandang suatu jabatan tertentu, terlebih jabatan yang berhubungan dengan pelayanan di bait Allah. Dari daftar para imam dan orang Lewi yang pulang dari pembuangan (1-9) kita tahu bahwa mereka hidup dalam periode Yoyakim dan Elyazib (26, 22) yaitu zaman sebelum Nehemia tiba dan mereka yang sezaman dengan Nehemia. Jika zaman hidup seseorang diketahui, sangat mudah bagi orang lain untuk meneliti segala sesuatu yang berhubungan dengan orang tersebut. Demikian pula dengan para imam dan orang Lewi yang didaftar, keabsahan mereka sebagai orang-orang yang dikhususkan Allah untuk melayani- Dia di bait suci dapat diketahui, sebab tidak semua orang diperbolehkan melayani Allah di bait suci-Nya. Penyebutan nama keluarga para imam dan orang Lewi penting dengan maksud jika mereka belum dikenal masyarakat karena sudah tidak lagi menjalankan keimamannya dan memilih untuk bertani (lihat uraian kemarin), mereka dapat dikenal dari keluarganya. Pendaftaran para imam dan orang Lewi juga penting bagi Nehemia untuk mengetahui jumlah pemimpin rohani yang ada sehingga Nehemia dapat mengkoordinasi dengan baik agar dapat melayani dan memenuhi kebutuhan rohani Israel. Renungkan: Pengenalan terhadap seorang pemimpin adalah hal yang penting sebab seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi gereja dan masyarakat. |
(0.74766261096606) | (Neh 12:27) | (jerusalem) Upacara peresmian tembok kota ini dalam waktu mengusul Neh 6:16. Tetapi si Muwarikh membuat kisah ini menjadi imbalan bagi Ezr 6:13-17 (peresmian bait Allah). Begitu ada dua peresmian atau pentahbisan yang masing-masing mengakhiri kurun zaman yang penting. Tokoh utama pada kurun pertama ialah Zerubabel, sedangkan menurut pandangan si Muwarikh Ezra dan Nehemia menjadi tokoh-tokoh utama pada kurun yang kedua. Upacara peresmian tembok kota l.k berlangsung begini: Sesudah pentahiran yang lazim diadakan, terbentuk dua rombongan perarakan yang berjalan di atas bubungan tembok. Kedua perarakan itu berangkat dari pintu gerbang Lebak, yang satu ke jurusan selatan dan yang lain ke jurusan utara. Kedua rombongan bertemu kembali di bait Allah. Di sana diadakan upacara penutup. Masing-masing rombongan terdiri dari suatu paduan suara imam-imam yang diikuti para pemuka sipil. Si muwarikh menyisipkan ke dalam kisah itu sebuah daftar para imam yang ikut serta dalam rombongan pertama, Neh 12:33-36, dan daftar para imam yang ikut serta dalam rombongan yang kedua, Neh 12:41-42. Ia juga menyisipkan Ezra, Neh 12:33. |
(0.74520436031332) | (Neh 5:14) |
(sh: Menolak budaya 'aji mumpung' (Sabtu, 18 November 2000)) Menolak budaya 'aji mumpung'Menolak budaya 'aji mumpung'. Nehemia mendapat kedudukan sebagai bupati tanah Yehuda selama 12 tahun. Meskipun berkuasa cukup lama, ia tidak menyalahgunakan kekuasaan. Bahkan ia pun tidak menuntut haknya. Bupati-bupati sebelumnya telah memanfaatkan kesempatan dan membebani rakyat. Meskipun Nehemia harus menjamu paling sedikit 150 orang setiap hari, ia memilih untuk menanggung sendiri biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan perjamuan itu. Bagaimana dengan sepak terjang saudara-saudara dan anak buah sang penguasa? Tidak semua pemimpin yang jujur dapat mengendalikan keluarga dan anak buahnya. Nehemia menegaskan bahwa bukan hanya dirinya tetapi juga saudara-saudaranya dan anak buahnya tidak mengambil bagian yang menjadi hak bupati (14). Anak buah para bupati sebelumnya memakai koneksi, kedudukan, dan kuasa untuk kepentingan pribadi. Tetapi anak buah Nehemia dikerahkan untuk turut mengambil bagian dalam pembangunan. Apa yang membuat Nehemia begitu berbeda dengan pemimpin lainnya? Apakah Nehemia seorang yang tidak normal sehingga tidak menyukai harta benda? Motivasi apa yang mengikis sikap serakah yang begitu sering menyebabkan seorang pemimpin mendahulukan kepentingan pribadinya? Kuncinya tidak lain dan tidak bukan adalah 'ia takut akan Allah' (15) dan ia mau mengidentifikasikan dirinya dengan penderitaan rakyat. Kesimpulan singkat yang dapat dikatakan tentang kehidupan Nehemia sebagai gubernur adalah ia tidak bercacat. Inilah yang dibutuhkan seorang pemimpin di bidang apa pun baik pemerintahan, perusahaan, gereja, lembaga pelayanan, maupun rumah tangga. Seorang pemimpin harus tidak bercacat dalam kehidupannya baik secara moral, sosial, dan spiritual agar ia mampu menggerakkan dan mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai misinya. Sebagai orang tua, kita pun harus memberikan contoh kehidupan yang baik sebelum kita mengoreksi kesalahan anak-anak kita. Renungkan: Biarlah kita meneladani Nehemia, yang mampu menyelesaikan seluruh misi yang dipercayakan kepadanya, bukan karena memiliki kekuasaan sebagai seorang gubernur tetapi karena memiliki kekuatan moral dan komitmen penuh terhadap firman Allah. |
(0.74190253263708) | (Neh 4:1) |
(full: SANBALAT ... MENGOLOK-OLOKKAN ORANG YAHUDI.
) Nas : Neh 4:1 Musuh-musuh kaum sisa yang sedikit jumlahnya itu menentang pembangunan kembali tembok Yerusalem. Nehemia dan umatnya menghadapi cemoohan (ayat Neh 4:1-6), ancaman kekuatan (ayat Neh 4:7-9), patah semangat (ayat Neh 4:10), dan ketakutan (ayat Neh 4:11-13). Pasal ini menunjukkan bagaimana perlawanan terhadap pekerjaan Allah dapat diatasi.
|
(0.74016430809399) | (Neh 7:1) |
(sh: Standar Nehemia (Senin, 20 November 2000)) Standar NehemiaStandar Nehemia. Kota Yerusalem kini pulih kembali. Tembok kota telah berdiri dan pintu gerbangnya telah dipasang. Lalu Nehemia mengangkat penunggu- penunggu pintu gerbang yaitu para penyanyi dan orang-orang Lewi. Sepintas penunjukkan ini nampak aneh. Para penyanyi dan orang- orang Lewi memang biasa bertugas menjaga pintu namun bukan pintu gerbang kota tetapi pintu gerbang Bait Allah. Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang tepat, sebab mereka telah terbiasa sehingga sikap mental dan kewaspadaan terhadap tugas sudah terbentuk. Nehemia juga mengangkat Hanani sebagai pengawas Yerusalem karena ia adalah saudaranya. Bukan karena alasan koneksi ataupun nepotisme, sebab Nehemia telah membuktikan bahwa hidupnya, saudara- saudaranya, dan bawahannya bebas dari korupsi dan memperkaya diri sendiri. Alasan penunjukkan Hanani sebagai pengawas atas Yerusalem adalah ia mempunyai kredibilitas dan integritas, hingga kepadanya dipercayakan tugas yang berat dan besar. Untuk jabatan panglima benteng Nehemia mengangkat Hananya, seorang yang dapat dipercaya dan takut akan Tuhan. Ada kombinasi yang serasi dan indah dalam kualifikasi yang dimiliki Hananya. Ia tidak hanya mempunyai kredibilitas yang tinggi tetapi juga mempunyai kedewasaan rohani yang lebih matang dari yang lain. Nehemia tidak berhenti sampai disitu. Ia memberikan perintah yang sangat jelas dan teliti untuk tugas mereka. Sepintas nampaknya Nehemia sangat berlebihan. Mengapa pintu gerbang harus tetap ditutup hingga matahari tinggi? Sekalipun pintu sudah ditutup dan dipalangi, orang-orang masih harus berjaga. Bahkan penjagaan pun dilakukan dari depan rumah para penjaga. Nehemia melakukan itu semua dengan pertimbangan situasi di luar Yerusalem masih sangat rawan. Musuh Israel masih terus berusaha keras menggagalkan segala usaha Nehemia. Nehemia mempunyai tekad untuk menjalankan misi yang dipercayakan kepadanya dengan sempurna dan hasil semaksimal mungkin. Renungkan: Standar Nehemia pun menjadi tuntutan bagi kita saat ini. Karena itu dalam setiap tugas yang dipercayakan kepada kita hendaklah kita laksanakan dengan standar Nehemia, mulai dari pemilihan orang- orang yang akan menjadi tim hingga ketepatan dan ketelitian kerja. |
(0.73842603133159) | (Neh 4:10) |
(sh: Ancaman dari luar dan dalam (Kamis, 16 November 2000)) Ancaman dari luar dan dalamAncaman dari luar dan dalam. Serangan terhadap jalannya pembangunan tembok Yerusalem seakan tiada habisnya. Melihat ejekan tidak berhasil mematahkan semangat bangsa Yehuda, Sanbalat dan sekutunya merencanakan serangan dengan kekerasan fisik secara langsung (11). Belum sepenuhnya ancaman dari luar ini dapat ditangani, datang juga ancaman dari dalam. Perasaan manusia cenderung naik-turun seperti gelombang laut, begitu pula emosi para pembangun tembok. Dari bekerja penuh semangat, tiba-tiba muncul sikap lesu dan malas karena puing sangat banyak sedangkan tenaga yang tersedia sangat terbatas. Menyingkirkan yang lama agar terbuka jalan untuk yang baru bukan suatu tantangan yang enteng. Bagaimana Nehemia mengatasi ancaman dari dua arah ini? Strategi Nehemia sejalan dengan nasihat Tuhan Yesus `berjaga-jaga dan berdoalah' (Mat. 26:41). Nehemia memakai akal pemberian Tuhan untuk menyusun strategi pertahanan kota (13). Ia memberi semangat kepada para pembangun tembok yang terancam jiwa dan hasil keringatnya dengan mengajak mereka mengandalkan Tuhan yang Maha Besar dan Maha Dahsyat (14). Nehemia juga selalu mengimani pertolongan Tuhan `Allah telah menggagalkan rencana musuh'. Meskipun lawan sudah mundur, ia tetap waspada dan berjaga-jaga dengan tetap mengatur penjagaan dan kesiapan berperang sambil tetap bekerja (16-18). Nehemia menyadari betapa pentingnya komunikasi antara para pekerja agar mereka dapat saling mendukung (18-20). Sejauh manakah kita memanfaatkan kecanggihan teknologi telekomunikasi sebagai sarana untuk mendukung sesama kita yang sedang bergumul? Nehemia tidak hanya sebagai pengatur namun juga sebagai pelaku pekerjaan itu. Ia turut bekerja keras dan berkorban (23). Kesediaan seorang pemimpin untuk turut merasakan penderitaan bawahannya akan menjadi sumber semangat yang tak akan habis bagi orang-orang yang bekerja dengannya. Renungkan: Ancaman bagi pelayanan, pekerjaan, ataupun kehidupan kita, yang datang dari luar maupun dari dalam tidak akan pernah dapat kita hindari. Dengan prinsip berjaga dan berdoa, kita pasti dapat mengatasi setiap ancaman yang sudah maupun yang akan timbul. Sekalipun kemenangan telah diraih, kita tetap perlu terus merencanakan tindakan-tindakan untuk menangkal serangan-serangan yang akan muncul. |