Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 80 dari 164 ayat untuk (5-8) Tetapi AND book:43 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.70) (Yoh 12:20) (sh: Sambutan atas Yesus tidak saja datang dari orang Yahudi, tetapi (Kamis, 7 Maret 2002))
Sambutan atas Yesus tidak saja datang dari orang Yahudi, tetapi

jugadari bangsa kafir. Kerajaan Romawi yang luas memungkinkan bangsa-bangsa dalam wilayah tersebut mengalami proses lintas budaya yang cukup pesat. Cukup banyak orang asal kafir menjadi proselit, menerima kepercayaan Yudaisme dan melaksanakannya dengan sungguh. Mereka dikenal sebagai orang yang takut akan Allah, mengikuti perayaan meski tidak diizinkan beribadah dalam bait Allah. Rupanya orang- orang Yunani yang ingin mencari Yesus ini termasuk golongan tersebut. Tidak jelas mengapa mereka menghubungi Filipus. Mungkin karena namanya dalam bahasa Yunani, atau memang ada sesuatu dalam diri Filipus yang membuat dia banyak berperan sebagai penghubung (lihat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:46). Filipus juga tampak rendah hati karena lebih dulu mencari nasihat Andreas (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">22).

Kejadian ini adalah bagian dari rentetan kejadian yang menunjuk pada diri dan karya Yesus yang menyatakan Allah dan menggenapi rencana-Nya. Yesus menghubungkan peristiwa kedatangan orang Yunani itu dengan penggenapan saat-Nya untuk dimuliakan (ayat 23). Tetapi, Yesus menegaskan bahwa di dalam kematian-Nyalah kemuliaan Allah dalam diri-Nya akan dinyatakan. Suatu pernyataan yang aneh, namun kini kita pahami bahwa kematian-Nya adalah cara Yesus menyatakan kasih Allah dan mewujudkan keselamatan dari Allah bagi umat-Nya. Pernyataan-Nya ini serasi dengan pernyataan dan tindakan Yesus lainnya bahwa kuasa dan kemuliaan diwujudkan di dalam diri-Nya melalui kelemahan dan perendahan diri. Hal ini bukan saja menjadi prinsip Yesus, tetapi juga prinsip hidup semua orang yang ingin mengikut-Nya. Hanya bila kita bersedia mati terhadap diri dan keinginan hidup kita yang berdosa, kita dapat memiliki hidup yang berhasil di pemandangan Allah (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">25-26). Sebab hanya dengan mati terhadap diri sendirilah kita dapat terbuka bagi hidup dari Allah.

Istilah-istilah yang Yesus pakai di sini menunjukkan bentuk penyangkalan diri yang drastis dan radikal. Diperlukan sikap pertobatan yang radikal terhadap hidup dosa tanpa Allah bila orang ingin benar-benar mencicipi karunia hidup dari Yesus Kristus.

Renungkan: Bila kemuliaan Yesus terjadi di dalam kematian-Nya, bagaimanakah kita kini memuliakan Dia?

(0.70) (Yoh 17:6) (sh: Mendoakan milik Allah (Sabtu, 23 Maret 2002))
Mendoakan milik Allah

Yesus kini mendoakan para murid-Nya. Ia menyebut para murid-Nya sebagai milik Allah (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">6), juga milik-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7). Mereka adalah milik Bapa sebab Bapa sendiri yang telah memberikan mereka kepada Yesus. Mereka adalah milik Bapa dan milik Yesus (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">10) sebab mereka mengenal Bapa melalui firman yang Yesus nyatakan kepada mereka tentang Bapa (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">6). Kepemilikan ganda ini terbukti di dalam iman mereka bahwa Yesus datang dari Bapa dan di dalam ketaatan mereka kepada firman Allah (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8,6). Di dalam doa yang sangat padat ini terbentang jalinan indah berbagai kebenaran tentang pemilihan Allah atas orang percaya, penyelamatan Yesus atas umat pilihan-Nya, penerimaan firman oleh orang beriman, dan ketaatan mereka. Penyelamatan sudah mulai dari rencana kekal Allah, diwujudkan dalam karya penebusan Kristus, menjadi efektif oleh karena penerimaan iman yang taat pada diri orang percaya.

Yesus mendoakan para murid-Nya karena Ia akan segera meninggalkan dunia sementara mereka masih tinggal dalam dunia ini. “Dunia” di sini jelas tidak sekadar menunjuk pada lokasi, tetapi sekaligus pada keadaannya yang menentang firman dan memusuhi para pengikut Yesus (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14). Yesus tahu bahwa para pengikut-Nya akan dimusuhi dunia tepat seperti yang Ia sendiri terima. Yesus tidak saja ingin agar mereka terpelihara dari yang jahat (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11,15), tetapi Ia pun ingin agar mereka bersatu (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11) dan penuh sukacita (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13). Rencana Allah dan kepemilikan ganda atas para pengikut Yesus akan selalu mengalami serangan dari dunia yang jahat ini, namun doa Yesus menjamin bahwa mereka akan terpelihara.

Pemeliharaan itu bukan dengan cara meluputkan mereka dari bahaya, dengan mengeluarkan mereka dari dunia (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15). Pemeliharaan yang dimaksud adalah pengudusan. Para murid Yesus, seperti halnya Yesus sendiri, tetap masih harus mengalami bahaya-bahaya dari dunia ini, tetapi mereka akan dikuduskan. Kudus mengandung arti ganda. Pertama, menunjuk pada kepemilikan Allah dan Yesus atas para murid-Nya. Kedua, menunjuk pada proses pengudusan hidup oleh kebenaran firman agar mereka hidup benar di dalamnya.

Renungkan: Jaminan bagi orang beriman sama seperti pengalaman Yesus: bukan diluputkan dari salib, tetapi dibangkitkan dari kematian.

(0.70) (Yoh 20:11) (sh: Arti kebangkitan Yesus (Senin, 1 April 2002))
Arti kebangkitan Yesus

Maria Magdalena menangis karena kasihnya kepada Yesus. Saat itu malaikat di depannya dan Yesus sendiri di belakangnya. Baik ucapan malaikat maupun sabda Tuhan Yesus menekankan belas kasih terhadap Maria. Jawaban Maria menunjukkan imannya kepada Yesus meski dalam keterbatasannya ia berpikir Yesus sudah mati. Tetapi, Yesus yang sama tetap adalah “Tuhan” baginya (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13). Semula Yesus dianggapnya salah seorang tukang kebun Yusuf Arimatea (ayat 14-15). Tetapi, begitu Yesus menyebut namanya, segera ia mengenali Yesus dan memanggil-Nya sebagai Guru (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">16). Kesedihan betapa pun dalamnya tidak akan selamanya membutakan sebab Maria sungguh adalah domba Yesus yang mengenali suara Gembalanya (Yoh. 10:3-4).

Semula Maria berpikir bahwa sifat hubungannya dengan Yesus akan sama seperti ketika Yesus belum mati. Tetapi, penjelasan Tuhan menandaskan terjadinya perubahan radikal dalam hubungan tersebut yang juga berakibat dalam hubungan mereka dengan Bapa. Pertama, isyarat itu Yesus berikan dalam respons-Nya terhadap sentuhan Maria. Mungkin saat itu Maria memegang lengan Yesus atau bertelut memegang kaki Yesus. Tetapi, Yesus melarangnya untuk terus memegangi-Nya demikian. Yesus mengisyaratkan bahwa Dia harus kembali kepada Bapa ke dalam status kekal-Nya. Maka, Maria tidak bisa menahan-Nya agar tetap di dunia seperti sebelum Ia bangkit. Kini Maria dijadikan utusan (rasul) yang mewartakan kebangkitan Yesus kepada para rasul. Betapa terhormat posisi Maria, menjadi pengantara berita kebangkitan kepada para rasul yang belum tahu atau belum percaya tentang hal itu. Kedua, Yesus menegaskan untuk pertama kalinya ungkapan penting yang bersifat kristologis, yang berakibat secara soteriologis. “Aku akan kembali kepada Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu” (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">17). Keunikan hubungan diri-Nya dengan Bapa dan kebangkitan-Nya membuat para pengikut- Nya memiliki hubungan anak-bapa dengan Bapa di surga dan menjadi para saudara Kristus (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">17). Ketiga, kenaikan Yesus ke surga juga merupakan sumber sukacita bagi para murid-Nya sebab menyatakan bahwa Ia berhasil memenuhi rencana Bapa dan kemenangan itu dapat mereka cicip dengan hadirnya Roh Kudus (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">16:7).

Renungkan: Pengenalan akan Dia yang bangkit berdampak luas atas hidup kita.

(0.70) (Yoh 21:15) (sh: Pemulihan (Sabtu, 6 April 2002))
Pemulihan

Yesus telah menunjukkan perhatian dan pemeliharaan-Nya bagi para murid dengan menyiapkan hidangan pagi mereka. Namun, masih ada hal penting lain yang Dia ingin kerjakan. Sesudah menyaksikan kubur yang kosong, Petrus memang telah yakin bahwa Guru dan Tuhan-Nya telah bangkit. Tetapi, penyangkalannya terhadap Yesus sebanyak tiga kali berturut-turut pasti membuat dia ada dalam tindihan beban berat rasa bersalah. Bisa jadi juga itulah sebab mengapa Petrus dengan motif yang tidak jelas mengajak teman- temannya menjala ikan kembali. Kini sesudah melayani para murid dengan pemeliharaan-Nya, Tuhan Yesus mengkhususkan pelayanan pemulihan-Nya untuk Petrus.

Percakapan Tuhan Yesus dengan Simon Petrus bukanlah percakapan biasa. Pertanyaan yang sama, tetapi yang dilontarkan sampai tiga kali oleh Tuhan Yesus dan dengan tekanan makna yang berbeda (ayat 15,16,17), pasti akan menyentuh nurani Petrus secara mendalam. Pertanyaan tersebut tidak saja mengingatkan Petrus tentang tiga kali penyangkalan yang telah ia lakukan kepada Tuhan Yesus (Yohanes 18:17,26,27), tetapi juga menuntun dia untuk menyadari bahwa Dia tidak dapat setia dan mengasihi Tuhan hanya dengan mengandalkan kekuatan kodrat dirinya. Kasih adikodrati seperti yang ada pada Tuhan Yesus adalah kasih yang Tuhan tuntut darinya dan karena itu yang perlu ia peroleh dengan jalan bergantung penuh kepada Tuhan. Selain bertanya, Tuhan juga meresponi sebanyak tiga kali dalam bentuk penugasan “gembalakanlah domba- domba-Ku.” Matius dan Lukas mencatat bahwa ketika Petrus sadar telah menyangkali Yesus, ia pergi keluar dan menangis dengan sedih. Petrus terhukum oleh rasa bersalahnya. Sangat mungkin ia merasa tidak layak dan tidak berguna lagi. Namun, Tuhan Yesus memulihkannya. Pemulihan dari Tuhan tidak saja mengampuni, tetapi membongkar akar kesalahan, memperbarui, dan memperlengkapi agar orang kembali masuk ke dalam rencana Allah yang sempurna atasnya. Petrus dilayakkan kembali menjadi pemimpin dengan menyadari bahwa ia tidak boleh memimpin mengikuti suara hatinya sebab yang dipimpinnya adalah milik sang Gembala yang baik yang telah mati bagi mereka.

Renungkan: Sesudah dipulihkan Tuhan, bersikaplah sebagai murid yang rendah hati dan mengandalkan kekuatan-Nya.

(0.70) (Yoh 6:35) (jerusalem: Akulah) Ungkapan Yunani "ego eimi" mengingatkan nama ilahi yang diwahyukan kepada Musa, Kel 3:14, bdk Yoh 8:24+. Tetapi di sini seperti dalam beberapa ayat lain ungkapan itu memulai juga penjelasan salah satu perbuatan atau perkataan, Yesus menyebut diriNya di sini roti sejati yang dilambangkan oleh manna dan roti yang kemarin diperbanyakNya. Lih Yoh 6:41,48,51; Yoh 8:12; Yoh 10:7-11; Yoh 11:25; Yoh 15:1
(0.70) (Yoh 4:27) (sh: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Bapa." (Senin, 04 Januari 1999))
"Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Bapa."

Pada episode kedua, pasal Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">4 ini menjelaskan saat para murid Yesus kembali dan mengajak Yesus makan (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">31). Tetapi pandangan para murid tentang makanan berbeda dengan pandangan Yesus. Bagi Yesus, selain bersifat jasmani, makanan itu adalah melakukan kehendak Allah, memenangkan jiwa yang terhilang. Para murid diutus bukan untuk memetik apa yang ada di bumi ini saja tetapi "memetik jiwa."

Satu untuk semua. Pertemuan perempuan Samaria dengan Sang Mesias membawa sukacita besar baginya. Ia bagaikan sebuah dinamit yang meletus di dalam sanubari, letupan bahagia yang mendorong kepada suatu tindakan baru. "Kini aku telah puas dan aku ingin agar orang lain pun mengalami apa yang telah aku alami." Tindakan baru yang dilakukan perempuan Samaria ini disebut penginjilan. Spurgeon, seorang pengkhotbah terkenal dari Inggris, pernah menyebutkan bahwa penginjilan itu bagaikan sebuah aksi seorang pengemis, yang pergi memberitahukan teman-teman seprofesinya, di mana untuk pertama kalinya ia menemukan roti. Wanita ini, walaupun cuma satu orang, akhirnya membawa orang sekampungnya untuk menemui Yesus.

Renungkan: Saudara, yang cuma satu orang sebenarnya dapat berbuat banyak untuk banyak orang. Mengapa tidak?

(0.70) (Yoh 9:24) (sh: Si buta melihat (Senin, 25 Januari 1999))
Si buta melihat

Ketika si buta dibuka matanya oleh Sang Pencipta, ia bersaksi "aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat." Tetapi ketika ditanya proses kesembuhannya, ia mengatakan bahwa mereka tidak akan mau mendengar penjelasannya. Karena itu, ketika ditanya oleh mereka tentang mukjizat yang dialaminya, ia menegaskan bahwa hanya seorang yang berasal dari Allah yang berkuasa memelekkan mata orang yang lahir buta. Orang itu melihat kebenaran, namun Tuhan Yesus mengatakan mereka buta. Sebaliknya, si buta yang dibukakan matanya, mampu melihat kebenaran yang sejati di dalam Dia.

Yang melihat si Buta. Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Anak Manusia, yang membuka mata buta dan yang menghakimi mereka yang menganggap diri melihat, tetapi sebenarnya mereka "buta." Mata yang dibukakan hingga dapat melihat terang adalah karya ilahi. Tak seorang pun dapat melihat kebenaran melalui Taurat Musa dengan usahanya sendiri. "Mata buta yang terbuka adalah mukjizat Tuhan, Sang Pemberi Hukum, yang berkenan membukakan diri-Nya untuk dilihat si buta." Apa yang dimengerti orang Farisi tentang "buta" dan "melihat" adalah dalam pengertian hurufiah, sedangkan yang dimaksudkan Tuhan Yesus adalah makna rohani.

(0.70) (Yoh 10:11) (sh: Bukan upahan (Rabu, 27 Januari 1999))
Bukan upahan

Gembala yang baik rela berkorban bagi kawanan domba-Nya tanpa pamrih, tanpa upah. Berbeda dengan gembala upahan yang melakukan tugas bukan karena tanggung jawab tetapi karena upah yang diterima. Ia tidak segan-segan lari meninggalkan kawanan domba yang dipercayakan kepadanya, bila kesulitan muncul tiba-tiba. Para gembala yang dimaksud Yesus mungkin sekali adalah para ahli Taurat dan orang Farisi yang menentang Dia, yang tidak memimpin umat kepada hidup. Mereka bukan menjamin keselamatan para domba tetapi justru mencelakakan.

Bukan sekandang tapi sekawan. Hal-hal yang Tuhan Yesus utarakan sebenarnya sangat sederhana dan sangat menentukan nasib manusia. Namun kesederhanaan pesan ini ternyata juga tak dipahami pendengarNya. Ketika Yesus mengatakan bahwa Ia pun menerima domba lain yang ingin dituntun-Nya dan bergambung bersama domba milik-Nya, terjadi pertentangan dan penolakan. Pernyataan Yesus: "Akulah Gembala yang baik, sebenarnya menegaskan bahwa banyak para pemimpin agama zaman itu, dan kini banyak gembala seperti Dia. Serahkanlah diri pada tuntunan kasih Yesus Kristus, Gembala yang baik, yang di dalam-Nya kita mendapatkan kebutuhan hidup masa kini dan kelak.

Doa: Tuhan terima kasih, bahwa Engkau bukanlah gembala upahan.

(0.70) (Yoh 16:16) (sh: Tinggal sesaat saja ..." (Selasa, 09 Maret 1999))
Tinggal sesaat saja ..."

Kepada murid-murid-Nya Yesus mengatakan tentang suatu keadaan "waktu" yang sama ("tinggal sesaat"), namun menunjukkan akhir yang bertolak belakang ("kamu tidak melihat Aku" dan "kamu akan melihat Aku"). Maksud dari perkataan Yesus ialah bahwa "sesaat" Dia akan mengalami penderitaan; dan ketika kematian menjemput, para murid tidak akan melihat-Nya lagi. Suatu keadaan waktu yang menunjuk pada kesementaraan. Di saat inilah dukacita melanda. Dan, "sesaat" setelah kematian-Nya, yaitu dalam kebangkitan-Nya para murid akan melihat-Nya kembali. Suatu waktu yang menunjuk pada kekekalan. Di saat inilah sukacita merebak dan melingkupi seluruh umat manusia.

Sesaat namun kekal. "Sesaat" Yesus harus menderita dan mati. Namun dalam "sesaat" pula maut dikalahkan-Nya, dan Ia pun bangkit. "Sesaat" yang menciptakan kepercayaan utuh dan lengkap yang menghantar kita pada kekekalan abadi. Berhati-hatilah dengan "sesaat" yang dunia tawarkan. Memang dalam "sesaat" kita bisa memiliki kenikmatan dalam dunia, tetapi akan berakhir pada penyesalan bahkan kebinasaan kekal.

Renungkan: Suatu kemenangan yang memberikan sukacita yang menetap dan kekal bagi manusia yang percaya, tidak bergantung pada keadaan dunia, tetapi bersumber pada karya penebusan Kristus.

(0.70) (Yoh 19:38) (sh: Yusuf Arimatea (Sabtu, 3 April 1999))
Yusuf Arimatea

Ia mencintai Yesus, tetapi tidak berani berterus terang, sebab mengaku murid Yesus dalam situasi saat itu penuh risiko. Tetapi, tiba-tiba ia menjadi berani, walaupun Petrus, sang batu karang sudah menyangkal Tuhannya; murid-murid yang hidup bersama-sama Yesus selama tiga tahun lari tercerai-berai; Kristus dinyatakan sebagai nabi palsu dan penjahat oleh pengadilan. Di saat seperti itulah Yusuf Arimatea secara berani menyatakan diri sebagai pengikut dan sahabat Yesus, Tokoh "kriminal" yang sudah dieksekusi, tanpa memikirkan risiko. Di saat-saat yang rawan, ia berupaya memberikan yang terbaik dan berbuat yang terbaik bagi Yesus. Beranikah kita memproklamirkan diri sebagai sahabat dan murid Yesus di tengah- tengah dunia yang membenci Yesus; di tengah-tengah dunia di mana banyak murid Yesus yang lari tercerai-berai meninggalkan Yesus?

Nikodemus. Ia adalah seorang Farisi, yang karena takut pada orang-orang Yahudi, mengunjungi Yesus secara sembunyi-sembunyi pada waktu malam. Bersama Yusuf Arimatea, ia menguburkan jenazah Yesus. Nikodemus, seorang petobat baru yang memiliki pengenalan pribadi kepada Yesus, menyatakan kasihnya kepada Yesus di saat kematian-Nya. Yusuf dan Nikodemus adalah murid Yesus yang melakukan sesuatu yang tak dilakukan oleh orang lain, walaupun berisiko tinggi.

Doa: Tolong kami agar tetap setia kepada Yesus dalam segala keadaan.

(0.70) (Yoh 21:1) (sh: Yesus menampakkan diri dalam pekerjaan rutin (Rabu, 7 April 1999))
Yesus menampakkan diri dalam pekerjaan rutin

Yesus tidak saja menampakkan diri dalam persekutuan, tetapi juga menampakkan diri kepada murid-murid-Nya ketika sedang melakukan pekerjaan rutin; ketika sedang membanting tulang mencari nafkah, menebarkan jala mencari ikan. Yesus juga memberi petunjuk ke arah mana jala harus ditebarkan. Bukankah seringkali kita menganggap sepele semua yang rutin, semua yang kita kerjakan setiap hari, sehingga tidak ada waktu untuk mendengarkan suara Tuhan ketika Tuhan memberikan petunjuk, ke arah mana seharusnya kita "menebarkan jala" kita? Semua ini, karena kita menempatkan kedudukan Yesus hanya di tempat-tempat ibadah.

Yesus meminta ikan yang ditangkap. Karena keasyikan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari, kita sering lupa memberikan kepada Yesus apa yang Ia minta dari kita. Bukankah yang kita peroleh semata-mata adalah berkat-Nya? Ketika Yesus mengatakan: "Bawalah beberapa ikan yang baru kamu tangkap" (10); sebenarnya Yesus sudah memiliki roti dan ikan yang sedang dibakar (9); tetapi Ia meminta apa yang ada pada kita. Apakah kita merasa berat karena harus memberikan beberapa ekor ikan hasil tangkapan kita?

Renungkan: Kepekaan akan kehadiran Tuhan hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai pusat kehidupannya.

(0.70) (Yoh 10:19) (sh: Tergolong domba sang Gembala baikkah? (Jumat, 1 Maret 2002))
Tergolong domba sang Gembala baikkah?

Bagian ini sangat penting dalam catatan Yohanes tentang pelayanan Yesus. Bagian ini mencatat bagaimana Yesus mendesak orang banyak agar menentukan sikap apakah mereka memihak atau menentang-Nya. Dengan sabar dan penuh kasih Yesus berusaha meyakinkan mereka bahwa Ia benar datang dari Allah. Tetapi, karena mereka menolak kesaksian-Nya, pasal ini merupakan bagian terakhir Yesus memberikan pengajaran dan menyatakan mukjizat secara publik. Sesudah ini, di pasal Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11 perbuatan dan pengajaran Yesus hanya ditujukan bagi mereka yang mau percaya kepada-Nya. Bahkan dalam bagian ini sudah terlihat isyarat bahwa Yesus tidak bersedia lagi mengajar di bait Allah, tetapi hanya di dekat bait Allah (ayat 23).

Bahwa Yesus dan Bapa satu adanya dan bahwa mukjizat-Nya menunjukkan bahwa Ia mampu memberi mereka hidup, ditolak dan dicap berasal dari orang gila (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20). Gila dan kerasukan setan, pada zaman itu, dianggap sama. Yesus banyak mengajar menggunakan perumpamaan sementara mereka ingin pernyataan yang terus terang. Masih menggunakan perumpamaan gembala dan domba, Yesus menegaskan bahwa sebenarnya kata dan perbuatan-Nya sudah jelas menunjukkan identitas-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">25). Maka, masalahnya bukan pada ketidakjelasan Yesus, tetapi pada kedegilan hati mereka (ayat 26). Meski demikian, kini dengan jelas Yesus menandaskan bahwa Ia dan Bapa satu adanya. Kesatuan-Nya dengan Bapa itulah yang menjadi dasar mengapa orang dapat beroleh bagian dalam hidup kekal dan juga ada dalam kesatuan dengan Bapa (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">27-30). Dari kesatuan-Nya dengan Bapa jugalah orang percaya boleh menikmati berbagai jaminan dalam hidup di dunia ini karena telah memiliki jaminan kekal Allah. Yesus kemudian memberikan alasan lain. Jika mereka percaya bahwa Musa dan para nabi yang menerima firman adalah “allah”, maka lebih lagi mereka harus menerima Yesus yang memberi firman sebagai pemberian Allah yang setingkat Allah sendiri (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">34-36). Sayangnya semakin jelas penyataan kebenaran dari Yesus, semakin sebagian dari mereka yang memang sudah mengeraskan hati menjauh dari kebenaran.

Renungkan: Kesempatan yang Tuhan berikan agar orang percaya bertobat memang tidak akan selalu terbuka bila orang terus menutup diri dan mengeraskan hati.

(0.70) (Yoh 16:4) (sh: Roh Kudus (Rabu, 20 Maret 2002))
Roh Kudus

Bagian ini erat dengan pasal Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15 tentang bagaimana hidup dalam Kristus dan berbuah banyak bagi kemuliaan Bapa. Sebelumnya dicatat bahwa para murid bertanya ke mana Yesus akan pergi. Kali ini Tuhan justru menegur karena mereka tidak lagi menanyakan hal itu. Mungkin pengetahuan bahwa Yesus akan pergi dan mereka akan kehilangan Dia, mengganggu pikiran mereka. Kini Tuhan menjelaskan bahwa kepergian-Nya justru baik bagi mereka karena kepergian-Nya ke salib dan ke surga sesudah kebangkitan merampungkan seluruh rencana keselamatan Allah bagi milik-Nya. Jadi, kepergian Yesus justru membuat para murid ada dalam posisi menikmati seluruh janji keselamatan Allah. Karena Yesus telah merampungkan tugas penyataan dan penyelamatan dari Allah, Roh Kudus dapat datang ke dalam dan ke antara mereka.

Roh Kudus tidak diberikan bagi dunia, tetapi bagi para murid Yesus. Karunia Roh, dalam arti kehadiran Allah, eksklusif hanya dialami oleh orang beriman. Kedatangan Roh akan berdampak bagi para pengikut Yesus, juga bagi dunia melalui para pengikut Kristus. Bagi orang beriman, Roh Kudus akan meneruskan kehadiran dan karya Yesus, menjadi penghibur atau pendamping yang selalu siap membela dan memimpin. Ia akan memberikan pengenalan yang intim akan Allah dalam hati dan pikiran para pengikut Yesus (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7,13,15). Intinya, Ia akan membuat orang percaya mengalami persekutuan yang nyata dan akrab dengan Allah Tritunggal dan mengenali kebenaran- kebenaran-Nya yang memperbarui hidup.

Kehadiran dan karya Roh dalam diri Kristen pasti membawa dampak ke dalam dunia. Jika Kristen hidup akrab dengan Tuhan, menaati dan mengalami penyertaan-Nya yang baik dan kudus, mereka pasti akan berpengaruh. Seperti Yesus datang bukan untuk membawa damai yang semu, tetapi pedang yang membedah dan mengerat dosa, demikian juga kehadiran Kristen di tengah dunia. Pertama, menimbulkan kepekaan akan dosa. Kedua, menunjukkan kebenaran. Ketiga, menyatakan penghakiman Allah. Ketiga dampak ini tidak saja berkaitan dengan soal pola hidup etis, tetapi terutama tentang sikap dunia terhadap Yesus yang mereka tolak dan terhadap iblis yang mereka ikuti (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8-11).

Renungkan: Kajilah bagaimana kehadiran Roh Kudus dalam diri kita telah/belum berdampak bagi kehidupan di sekitar kita!

(0.70) (Yoh 20:24) (sh: Ya Tuhanku, ya Allahku (Rabu, 3 April 2002))
Ya Tuhanku, ya Allahku

Iman tak pernah statis, tetapi dinamis. Pertumbuhan iman sejalan dengan pertumbuhan pengenalan orang akan Tuhan. Ketika para rekannya telah berhasil melalui fase pertumbuhan iman karena mengimani Yesus yang bangkit, Tomas masih tertinggal. Dengan ucapannya yang cenderung dramatis (bdk. Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11:16), ia berkata bahwa ia tak akan percaya Yesus bangkit sebelum ia memasukkan jari- jarinya di bekas luka-luka tangan dan lambung Yesus (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">25). Tetapi, ketika Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya dan meminta Tomas untuk meletakkan jarinya di bekas luka penyaliban-Nya, tanpa melakukan itu, Tomas segera membuat pengakuan iman, “Ya Tuhanku dan Allahku” (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">28).

“Tuhan” (Yun: Kyrios) berarti orang yang berkuasa penuh atas sesuatu yang menjadi milik-Nya yang sah. Penganut kepercayaan tertentu pada waktu itu memanggil dewanya kyrios. Juga orang Roma memanggil tuan tanah yang kaya, kaisar Roma, dan orang-orang berkuasa lainnya dengan sebutan yang sama. Kini Tomas menjadi orang pertama yang secara tegas dan jelas mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Berarti ia mengaku bahwa Yesus bukan dewa, tuan tanah, ataupun kaisar. Yesus adalah Tuhan Allah yang berkuasa atas hidup dan mati, atas langit dan bumi, atas segala sesuatu. Para “tuhan” di dunia ini bukanlah Tuhan sesungguhnya sebab mereka bukan Allah dan mereka tidak setara dengan Yesus. Dari kondisi ragu yang sangat kritis, Tomas melangkah maju menjadi pencetus pengakuan iman yang sedemikian penting dan bagian ini menjadi puncak dari kisah-kisah pengakuan terhadap Yesus.

Seperti halnya Tomas, iman kita pun bisa mandek. Kekecewaan, kesedihan, keraguan bisa membuat orang berhenti bertumbuh, bahkan tidak yakin akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Tetapi, Tuhan yang memulai iman akan menuntun kita terus agar mendewasa dalam pengenalan akan Dia (Flp. 1:6; Ibr. 12:2).Paskah adalah ibarat pelantikan Yesus menjadi Tuhan dan Allah. Marilah kita bangkit kembali dalam iman kepada Yesus. Ingat sabda-Nya yang mengatakan, “Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya.”

Renungkan: Dia yang telah memulai karya-Nya dalam hidup Anda akan terus merampungkannya. Fokuskan perhatian Anda pada Dia yang bangkit dalam proses pertumbuhan iman ini!

(0.70) (Yoh 20:30) (sh: Tujuan penulisan Injil (Kamis, 4 April 2002))
Tujuan penulisan Injil

Alkitab, yang di dalamnya termuat Injil, bukan bacaan favorit. Ia sering menjadi penghuni lemari yang hanya seminggu sekali dibaca. Kewibawaan Alkitab sering dirongrong oleh pendapat bahwa Alkitab hanya tulisan manusia biasa, bukan buku yang datang dari Allah, Atau bahwa ada bagian-bagian Alkitab yang ternyata tidak cocok dengan nalar dan ilmu.

Yohanes menyatakan bahwa Injil (termasuk juga Injil-injil sinoptis) memang bukan laporan lengkap tentang hidup dan karya Yesus, tetapi suatu kesaksian yang bertujuan mengajak orang untuk mempercayai Yesus sebagai Juruselamat. Seperti lukisan, dan bukan seperti potret yang merekam suatu pemandangan secara rinci dan lengkap, Injil memuat nuansa-nuansa pribadi penulisnya yang ingin menanamkan kesan khusus bagi pembacanya. Maksud lukisan Injil menurut Yohanes adalah “supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup yang sejati” (ayat Tetapi+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">31).

Ada dua hal penting tersirat dalam pernyataan penting ini, pertama tentang isi dan arah iman, kedua tentang hasil iman. Isi iman menurut Yohanes adalah mempercayai Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah untuk menggenapi janji-janji-Nya. Yesus adalah penggenapan sempurna dan lengkap dari janji mesianis sebab Dia sendiri adalah Anak Allah; di dalam-Nya Allah hadir dan bekerja secara sempurna. Iman yang benar adalah iman yang hidup, yaitu yang tidak hanya berisi kepercayaan pada konsep kebenaran, tetapi yang mempercayai Yesus dalam arti mengikuti Dia, menaati kehendak-Nya, merajakan Dia di dalam arah hati dan seluruh gerak hidup. Sebagai hasil dari iman yang sedemikian, orang beroleh hidup. Hidup ini bukan hasil dari iman sebagai balasan Allah, tetapi sebagai hasil dari orang memiliki hubungan yang benar dengan Allah di dalam Yesus. Hidup tersebut adalah hidup Allah sendiri yang ada di dalam Yesus dan yang, karena kita berada di dalam Dia dan Dia di dalam kita, hadir juga di dalam kita. Karena hidup itu adalah hidup-Nya maka yang memiliki hidup dari-Nya akan memancarkan ciri-ciri hidup-Nya di dalam hidup yang bersangkutan.

Renungkan: Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Dia sungguh kebenaran dan hidup. Karena itu, hiduplah di dalam-Nya.

(0.69) (Yoh 4:48) (full: TANDA DAN MUKJIZAT. )

Nas : Yoh 4:48

Tanda dan mukjizat merupakan pekerjaan asli kerajaan Allah. Sekalipun demikian, iman kita jangan terpusat padanya tetapi kepada Yesus Kristus yang dibuktikan oleh perbuatan itu

(lihat art. KERAJAAN ALLAH).

Kita harus percaya pada Yesus karena Dia itu Anak Allah, yaitu Tuhan dan Juruselamat kita. Yesus harus disembah dan dijunjung tinggi karena kasih, kemurahan, dan sifat-Nya yang benar dan bukan sekedar karena perbuatan-Nya secara fisik atau materiel dalam kehidupan kita. Tanda dan mukjizat harus bertujuan untuk lebih mendekatkan kita kepada Tuhan dan meningkatkan iman kita kepada-Nya seperti halnya pegawai istana itu (ayat Yoh 4:50-53).

(0.69) (Yoh 5:9) (full: SEMBUHLAH ORANG ITU. )

Nas : Yoh 5:9

Sering kali Yesus menyembuhkan sebagai tanggapan terhadap iman seseorang. Akan tetapi, dalam kasus ini Yesus menyembuhkan tanpa ada unsur iman; Ia hanya berkata dan orang itu sembuh. Dewasa ini pun orang mungkin disembuhkan menurut maksud Allah sekalipun mereka tidak beriman kepada Yesus. Alkitab mengajarkan bahwa ada tiga hubungan untuk iman yang menyembuhkan:

  1. (1) iman dari penderita yang mau disembuhkan (Mat 9:27-29);
  2. (2) iman orang lain untuk si penderita (Mat 8:5-10; bd. Yoh 17:15-20; Yak 5:14-16); dan
  3. (3) iman dari seseorang yang diurapi untuk menyembuhkan (1Kor 12:9).
(0.69) (Yoh 6:64) (full: YESUS TAHU DARI SEMULA. )

Nas : Yoh 6:64

Pernyataan ini mungkin berarti bahwa Yesus mengetahui ketika Yudas mulai menyimpang dari iman semula dan membuat rencana untuk mengkhianati Dia. Yudas mempunyai pilihan yang sama dengan rekan-rekannya. Dia seorang percaya dan teman karib Yesus (Mazm 41:10; Yoh 13:18) sebagaimana ditunjukkan oleh komitmen Yesus terhadapnya (Yoh 2:23-24; Mat 10:1-15). Yudas kemudian memutuskan sendiri untuk meninggalkan Yesus (Kis 1:25); sebenarnya ia tidak perlu mengkhianati Yesus. Dengan kata lain, pengkhianatan Yesus itu dinubuatkan sebagai peristiwa, tetapi siapa yang akan melakukannya tidak dinubuatkan. Orang khusus yang akan mengkhianati Yesus tidak ditetapkan dari kekal. Pembelotan Yudas serta akhir hidupnya yang demikian menyedihkan harus mengingatkan setiap pengikut Kristus tentang hal bersahabat dengan dunia dan berpaling dari Kristus (Ibr 10:29; 12:25; Yak 4:4).

(0.69) (Yoh 8:44) (full: IA ADALAH PENDUSTA DAN BAPA SEGALA DUSTA. )

Nas : Yoh 8:44

Dusta disebut sebagai ciri khas Iblis; dia sumber segala kebohongan (Kej 3:1-6; Kis 5:3; 2Tes 2:9-11; Wahy 12:9). Dusta adalah dosa yang bertentangan dengan pikiran Allah, yang adalah kebenaran (Wahy 19:11). Acuh tak acuh terhadap dosa dusta merupakan salah satu tanda yang pasti dari keadaan yang tidak saleh, satu petunjuk bahwa seseorang belum dilahirkan oleh Roh Kudus (Yoh 3:6) tetapi berada di bawah pengaruh Iblis selaku bapa rohaninya

(lihat cat. --> Yoh 4:24; dan

lihat cat. --> Wahy 22:15).

[atau ref. Yoh 4:24; Wahy 22:15]

(0.69) (Yoh 11:6) (full: TINGGAL DUA HARI LAGI DI TEMPAT, DI MANA IA BERADA. )

Nas : Yoh 11:6

Yesus sengaja menunda untuk pergi kepada keluarga yang dikasihi-Nya (ayat Yoh 11:5) supaya memperkuat iman keluarga itu dan para murid, dan untuk melaksanakan bagi mereka sesuatu yang lebih baik lagi. Pada mulanya, tindakan Yesus tampaknya menunjukkan bahwa Dia kurang memperhatikan penderitaan mereka. Akan tetapi, Yohanes berapa kali menekankan bahwa Yesus mengasihi keluarga itu serta turut merasakan kesedihan mereka (ayat Yoh 11:3,5,35). Perhitungan waktu dan tujuan Yesus berbeda dengan yang mereka ingini. Memang perhitungan waktu dan kehendak Allah di tengah-tengah penderitaan kita berbeda dengan yang kita ingini. Allah menjawab kita sesuai dengan kebijaksanaan dan kasih-Nya.



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA