(0.14455640625) | (Why 20:2) |
(full: NAGA ... MENGIKATNYA SERIBU TAHUN LAMANYA.
) Nas : Wahy 20:2 Setelah kedatangan Kristus kembali dan peristiwa-peristiwa dari pasal Wahy 19:1-21, Iblis akan diikat dan dipenjarakan selama seribu tahun, supaya ia tidak memperdaya bangsa-bangsa. Ini menunjukkan penghentian penuh dari pengaruhnya sepanjang masa ini. Setelah seribu tahun itu, ia akan dilepaskan untuk suatu masa yang singkat agar memperdaya mereka yang memberontak terhadap pemerintahan Allah (ayat Wahy 20:3,7-9). Pekerjaan yang sangat khas dari Iblis ialah menipu (lih. Kej 3:13; Mat 24:24; 2Tes 2:9-10). |
(0.14455640625) | (Why 20:11) |
(full: TAKHTA PUTIH YANG BESAR.
) Nas : Wahy 20:11-13 Penghakiman yang digambarkan di sini disebut "Penghakiman Takhta Putih yang Besar" dan meliputi semua orang yang terhilang dari segala zaman. Beberapa orang berpendapat bahwa mereka yang diselamatkan dalam pemerintahan Kristus selama seribu tahun di bumi itu akan termasuk dalam penghakiman ini. |
(0.14455640625) | (Why 22:4) |
(full: MEREKA AKAN MELIHAT WAJAH-NYA.
) Nas : Wahy 22:4 Ini merupakan tujuan terakhir dari sejarah penebusan: Allah yang berdiam di antara umat-Nya yang setia di suatu bumi yang bersih dari segala yang jahat. Di bumi yang baru ini, orang kudus akan melihat dan tinggal bersama dengan Yesus, Anak Domba Allah, yang oleh kasih-Nya telah menebus mereka dengan kematian-Nya di kayu salib. Kesukacitaan mereka yang terbesar adalah, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka yang akan melihat Allah" (Mat 5:8; bd. Kel 33:20,23; Yes 33:17; Yoh 14:9; 1Yoh 3:2). |
(0.14455640625) | (Kej 4:1) | (jerusalem) Kisah mengenai Kain dan Habel mengandaikan suatu taraf peradaban yang sudah maju, ibadah yang sudah berkembang, sejumlah manusia lain yang dapat membunuh Kain dan sebuah suku bangsa yang melindungi Kain. Mungkin sekali aselinya ceritera ini tidak mengenai anak-anak manusia pertama, tetapi moyang suku Keni (Kain, bdk Bil 24:21+). Oleh tradisi Yahwista ceritera ini ditempatkan pada awal umat manusia dan begitu diberi arti umum, yaitu: setelah manusia memberontak terhadap Allah, ia mulai juga melawan manusia lain. Dengan kedua dosa manusia itu dilawankan perintah rangkap dua yang mengikhtisarkan seluruh hukum Taurat, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia, Mat 22:40. |
(0.14455640625) | (Kej 4:17) | (jerusalem) Ayat-ayat ini adalah sebuah sisa suatu silsilah yang berasal dari tradisi Yahwista. Nama-nama yang sama (dengan perbedaan-perbedaan kecil) terdapat dalam daftar keturunan Set yang berasal dari tradisi Para Imam, yaitu antara nama Kenan dan Lamekh, Kej 5:12-28. Daftar keturunan Kej 4:17-24 ini secara dibuat-buat dihubungkan dengan Kain, bin Adam, yang sebagai hukuman harus menempuh hidup seorang pengembara (Badui). Tetapi di sini Kain menjadi pembangun kota pertama dan moyang para peternak, ahli-ahli musik, juru logam dan barangkali moyang para pelacur, bdk Kej 4:22. Semuanya itu sesuai dengan kehidupan di kota. Si Yahwista menganggap semua kemewahan itu sebagai penemuan keturunan Kain yang terkutuk. Begitu si Yahwista mengutuk di sini, sama seperti dalam Kej 11:1-9, kebudayaan kota. |
(0.14455640625) | (Kej 12:10) | (jerusalem) Ceritera ini berasal dari tradisi Yahwista. Hal ihwal yang sama tampil kembali dalam bab 20 yang berasal dari tradisi Elohista (juga mengenai Sara) dan sekali lagi terdapat dalam Kej 26:1-11, yang berasal dari tradisi Yahwista (sekarang ceritera mengenai Ribka). Ceritera-ceritera tsb mau meluhurkan kecantikan ibu-ibu bangsa dan kelicikan bapa-bapa bangsa. Tetapi terutama cerita-cerita itu memperlihatkan bagaimana Tuhan melindungi baik ibu-ibu bangsa maupun bapa-bapa bangsa. Ceritera-ceritera itu jelas berasal dari suatu zaman waktu rasa susila belum begitu maju, sehingga berbohong tidak selalu dianggap salah dan hidup suami diutamakan dari kehormatan isteri. Memang terpimpin oleh Allah rasa susila dan akhlak umat manusia lama-kelamaan berkembang maju. |
(0.14455640625) | (Kej 26:1) | (jerusalem) Ishak hanya berperan dalam riwayat Abraham, Kej 26:21; 22:24, dan dalam riwayat anak-anaknya sendiri, Kej 25:19-28; 27; 28:1-9; 35:27-29. Bab 26 ini melulu yang langsung berbicara tentang Ishak. Kisah ini pada pokoknya berasal dari tradisi Yahwista, kecuali Kej 26:34-35 (Para Imam). Ada tiga ceritera, tetapi ceritera-ceritera itu ada yang sejalan dalam riwayat Abraham. Ketiga ceritera itu tersambung melalui Abimelekh, raja Gerar, bdk Kej 20:2, dan melalui orang Filistin, bdk catatan pada Kej 21:22. Ceritera pertama sejalan dengan Kej 12:10-20 dan 20 (lih catatan-catatan di sana). Ceritera ini lebih halus dari pada kedua yang lain. Bdk Kej 12:10-20,20; 21:25-31,32-33. |
(0.14455640625) | (Kej 28:10) | (jerusalem) Dalam kisah ini bercampurlah dua tradisi. Dari tradisi Elohista berasallah mimpi tentang tangga yang sampai di langit. Ini pikiran yang lazim di negeri Mesopotamia. Tangga itu mengibaratkan menara-menara bertingkat-tingkat yang disebut "zigurrat", Kej 28:12 dan Kej 17. Dari tradisi Elohista berasal pula nazar Yakub untuk mendirikan tempat suci di Betel, Kej 28:18,20,21,22. Sebaliknya, dari tradisi Yahwista berasal penampakan Tuhan yang membaharui janji yang dahulu diberiNya kepada Abraham dan Ishak; lalu Tuhan diterima Yakub sebagai Allahnya sendiri, Kej 28:13-16,19,21. Tradisi itu dua-duanya bermaksud meningkatkan gengsi tempat suci di Betel, 1Ra 12:29-30+. Sejumlah besar pujangga Gereja menurut Filo dalam mengartikan tangga Yakub sebagai lambang penyelenggaraan terhadap dunia yang diselenggarakan Allah dengan perantaraan malaikat. Sejumlah pujangga Gereja lain memandang tangga Yakub sebagai pralambang penjelmaan Firman yang dengan jalan itu menjadi semacam jembatan yang menghubungkan sorga dan bumi. |
(0.14455640625) | (Kej 30:32) | (jerusalem) Ceritera ini agak sukar dimengerti. Haruslah kisah ini berasal dari suku (setengah) Badui. Pada kawanan ternak di daerah itu domba-domba biasanya berwarna putih dan kambing berwarna hitam. Binatang-binatang yang agak jarang terdapat (domba hitam dan kambing berbintik-bintik) oleh Yakub dituntut sebagai upahnya. Laban menyangka perjanjian itu menguntungkan bagi dirinya. Akal yang dipakai Yakub adalah sbb. 1) Kambing-kambing, Kej 31:37-39, dibuatnya berkelamin di depan dahan-dahan yang berbelang-belang; melihat dahan-dahan itu mengakibatkan bahwa anak kambing-kambing itu berbintik-bintik putih; 2) waktu berkelamin domba-domba dibuatnya melihat kambing-kambing hitam, Kej 31:40; 3). Yakub memilih binatang-binatang kuat saja untuk kawin secara demikian, sedangkan yang lemah dibiarkannya bagi Laban. |
(0.14455640625) | (Kej 31:43) | (jerusalem) Rupanya dalam ceritera ini tercampur tradisi Yahwista dan tradisi Elohista. Ada beberapa unsur: 1) Sebuah perjanjian politik yang menentukan batas antara wilayah Laban dan wilayah Yakub, Kej 31:52; artinya: antara wilayah bangsa Aram dan wilayah bangsa Israel; diberi juga penjelasan nama Galed, artinya: timbunan batu; 2) sebuah perjanjian perorangan mengenai anak-anak perempuan Laban yang diperisterikan kepada Yakub, Kej 31:50; diberi penjelasan atas nama Mizpa, artinya: penjaga, Kej 31:49, tempat didirikan sebuah tugu (masebah). Tetapi mungkin juga bahwa tidak ada dua tradisi, melainkan dua penjelasan atas nama kembar yang oleh tradisi dihubungkan dengan nama kembar yang oleh tradisi dihubungkan dengan nama majemuk: Mizpa-Galed, artinya: Penjaga Galed sebuah nama tempat yang disebut dalam Hak 11:29. Tempat itu terletak di daerah di seberang sungai Yordan di sebelah selatan anak sungai Yabok. Ke dalam teks masih menyusup beberapa sisipan juga. |
(0.14455640625) | (Kel 3:13) | (jerusalem) Tradisi Yahwista menempatkan permulaan ibadat kepada TUHAN (YHWH) pada awal sejarah umat manusia, Kej 4:26. Karena itu tradisi Yahwista memakai nama YHWH dalam seluruh kisahnya mengenai para bapa bangsa. Sebaliknya, menurut tradisi Elohista yang menyusun juga Kel 6:9-15, nama YHWH baru dinyatakan kepada Musa sebagai nama Allah bapa leluhur. Tetapi Para Imam, Kel 6:2-3, senada dengan tradisi Elohista dengan hanya menambah bahwa nama Allah bapa leluhur ialah El Syaddai; bdk Kel 17:1+. Ceritera mengenai penyataan nama YHWH, Kel 3:13-15, merupakan salah satu bagian Perjanjian Lama yang paling penting. Tetapi ditimbulkan dua masalah juga. Persoalan pertama menyangkut ilmu bahasa, yaitu manakah kata dasar nama YHWH itu? Persoalan kedua menyangkut ilmu tafsir dan ilmu ke-Tuhanan yaitu manakah arti umum ceritera itu serta pentingnya penyataan yang disampaikan? 1. Ada (TUHAN) dengan berbagai kata dari bahasa lain dari bahasa Ibrani ataupun dengan berbagai kata dasar dari bahasa Ibrani sendiri. Sudah pasti bahwa nama YHWH bersangkutan dengan suatu bentuk kuno dari kata Ibrani yang berarti ada. Sementara ahli berpendapat bahwa nama YHWH harus dimengerti sebagai bentuk kata "ada" yang berarti: membuat ada, sehingga nama itu berarti: Ia mengadakan, Ia menyebabkan ada, Ia menjadikan. Namun kiranya jauh lebih menyakinkan pendapat bahwa nama YHWH hanya bentuk dasar kata Ibrani itu, sehingga berarti: Ia ada. 2. Ditinjau dari segi ilmu tafsir nama YHWH dijelaskan dalam Kel 3:14. ayat ini berupa sebuah sisipan kuno yang berasal dari tradisi yang sama seperti ceritera itu sendiri. Para ahli memperbincangkan arti keterangan dalam Kel 3:14 itu yang berbunyi: eyeh asyer eyeh. Oleh karena Allah sendirilah yang sedang berbicara maka selayaknya Ia berkata: Aku ada yang Aku ada, dan bukan:Aku ada Ia ada. Ungkapan Ibrani tsb secara harafiah dapat diterjemahkan itu mungkin mau ditarik kesimpulan bahwa Allah sebenarnya tidak mau menyatakan namaNya. Tetapi justru sebaliknya yang dimaksudkan: Allah menyebut di sini namaNya sendiri. Menurut alam pikiran bangsa Semit nama itu sedikit banyak mengungkapkan kepribadian Allah. Ungkapan Ibrani: eyeh asyer eyeh secara harafiah juga boleh diterjemahkan sbb: Aku ada Dia yang Aku ada. Menurut patokan tata bahasa Ibrani ungkapan itu berarti: Aku adalah Dia yang ada, atau: Akulah yang ada. Para penterjemah Kitab Suci ke dalam bahasa Yunani (Septuaginta) mengerti ungkapan Ibrani itu dengan arti sedemikian juga. Mereka menterjemahkan: Ego eimi ho on, artinya: Allah satu-satunya yang sungguh-sungguh ada. Ini sama artinya dengan: Allah adalah transenden dan tetap suatu rahasia bagi manusia: artinya pula: Allah berkarya dalam sejarah umatNya dan dalam sejarah seluruh umat manusia. Sejarah itu dipimpin olehNya menuju suatu tujuan. Nas Keluaran mengenai penyataan nama Tuhan itu mengandung bibit segala keterangan yang kemudian masih diberikan Allah bdk Wah 1:8 yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang. Yang Mahakuasa; Yoh 8:24+; Wah 1:4+; Yes 42:8+. |
(0.14455640625) | (Kel 25:17) | (jerusalem: tutup pendamaian) Ini menterjemahkan kata Ibrani kapporet yang berasal dari kata dasar kapar, artinya: menutup, tetapi juga: mengadakan perdamaian, dan: menghapus. Di sini dan dalam Kel 35:12 kapporet itu digambarkan seolah-olah terlepas dari tabut itu. Dalam upacara Hari Raya Pendamaian yang baru muncul sesudah masa pembuangan, kapporet itu berperan sedangkan tabut tidak ada lagi. Ima 16:15 dan 1Ta 28:11 berkata tentang bagian Yang Mahakuasa dalam bait Allah sebagai "ruangan untuk tutup pendamaian". Tutup pendamaian dengan kerub-kerub di atas dalam bait Allah sesudah pembuangan mengganti tabut perjanjian serta kerub-kerub yang di atasnya, yang ada dalam bait Allah bangunan Salomo. Tradisi Para Imam dalam menggambarkan kemah Suci menggabungkan tabut itu dengan tutup pendamaian, Kel 25:21. Di atas tutup pendamaian itu Allah menyatakan diri dan berfirman kepada Musa, Kel 25:22; Ima 16:2; Bil 7:89. |
(0.14455640625) | (Im 1:5) | (jerusalem: haruslah ia menyembelih) Yeh 44:11 menetapkan bahwa para kaum Lewi menyembelih binatang. Para imam baru berperan dalam menyiramkan (memercikkan dsb) darah pada mezbah. Ini sebuah penetapan yang menyangkut semua korban. Hanya imam saja yang naik ke atas mezbah |
(0.14455640625) | (Im 2:1) | (jerusalem) Korban sajian bersama dengan persembahan hasil bumi pertama yang dianggap korban sajian juga, Ima 2:14-15, ialah suatu korban yang bahannya terdiri atas hasil bumi. Maka jelaslah korban ini berasal dari suatu bangsa yang menetap dan bertani. Di Israel korban itu mulai dipersembahkan setelah suku-suku Israel menetap di negeri Kanaan - Persembahan ukupan yang menyertai korban sajian adalah lazim pada bangsa-bangsa di sekitar Israel, khususnya pada bangsa Mesir. Dan korban ini barangkali lebih tua dari pada korban sajian. Korban sajian disamakan dengan korban bakaran dengan jalan membakar segenggam tepung yang disirami dengan minyak (zaitun) sebagai "korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan", Ima 1:9+. Biasanya korban sajian itu dipersembahkan sebagai pelengkap korban berdarah. Kalau demikian korban sajian dilengkapi dengan korban curahan air anggur, bdk Ima 23:13; Kel 29:40; Bil 15:5,7. |
(0.14455640625) | (Im 4:1) | (jerusalem) Bagian terbesar Tata Upacara Korban (Ima 4:1-6:7) membicarakan korban pendamaian. dibedakan dua macam korban pendamaian, yaitu: korban penghapusan dosa dan korban penebus salah. Tetapi perbedaannya jauh dari jelas. Rupanya "korban penghapus dosa" lebih luas dari pada "korban penebus salah". Yang terakhir terutama mengenai kesalahan-kesalahan yang dianggap merugikan Allah, para imam atau sesama manusia. Tetapi kedua macam korban itu di sini dibebankan bagi kesalahan yang sangat serupa satu sama lain, bab 5, sehingga perbedaan tsb mengabur. Kekaburan hanya bertambah besar kalau juga diperhatikan aturan-aturan khusus yang tercantum dalam Ima 14:10-32; Bil 6:9-12; 15:22-33. Upacara-upacara terperinci yang disajikan dosa tunggal, yang dipersembahkan Yesus Kristus, bdk Ibr 9+. |
(0.14455640625) | (Im 6:9) | (jerusalem: Korban bakaran itu ...) Menurut Yeh 46:13-15 korban bakaran tetap ialah sebuah korban yang pagi hari dipersembahkan. Ini sesuai dengan kebiasaan di zaman para raja, bdk 2Ra 16:15. Ayat 2Ra ini membedakan korban bakaran di pagi hari dengan persembahan di petang hari (bdk 1Ra 18:29). Menurut Kel 29:38-42 dan Bil 28:3-8 ada korban bakaran yang wajib di pagi hari dan di petang hari. Dalam Ima 6 korban bakaran di pagi hari jelas dibebankan dalam Ima 6:12, sedangkan korban bakaran di petang hari hanya tersirat dalam Ima 6:9. Tetapi kalimatnya dalam Ima 6:9 ini kurang lancar, sehingga nampaknya sebuah sisipan. api yang terus menyala di atas mezbah itu mengibaratkan kelangsungan ibadat dengan tidak ada hentinya. |
(0.14455640625) | (Bil 11:4) | (jerusalem) Dalam kisah ini tergabung dua tradisi. Ada sebuah tradisi mengenai manna dan burung puyuh, Bil 11:4-13; 18-24,31-34, dan sebuah tradisi mengenai Roh Allah yang dikurniakan kepada kaum tua-tua, Bil 11:14-17,24-30. Menurut kitab Keluaran peristiwa manna dan burung puyuh terjadi dalam perjalanan Israel dari Mesir ke gunung Sinai. Sebaliknya, menurut Bil 11 peristiwa itu terjadi waktu Israel dalam perjalanan dari gunung Sinai ke Kadesy, bdk Bil 13:26. Baik dalam ceritera Keluaran maupun dalam ceritera Bilangan berbagai unsur dari tradisi-tradisi yang berbeda-beda digabungkan dan diberi rangka geografis (tempat) yang dianggap sesuai. Bdk Kel 16:1+. |
(0.14455640625) | (Bil 21:27) | (jerusalem) Sajak ini (Bil 21:30 dalam naskah Ibrani tidak dapat dimengerti dan ternyata rusak) dapat diartikan dengan dua cara: 1. Sajak itu merupakan sebuah nyanyian kemenangan yang meluhurkan kemenangan orang Amori (rajanya Sihon) atas orang Moab; nyanyian itu disisipkan sebagai keterangan atas Bil 21:26. Tetapi tafsir ini mengandaikan bahwa Bil 21:30 diperbaiki begitu rupa sehingga dikatakan bahwa Hesybon menghancurkan Moab. 2. Sajak itu berupa lagu kemenangan orang Israel yang disinggung dalam Bil 21:25-26; nyanyian itu meluhurkan kemenangan orang Israel atas Sihon, Bil 21:27 dan Bil 30 (diperbaiki secara lain). Tetapi nyanyian itu mengingatkan kemenangan Sihon atas Moab, Bil 21:28-29: Hesybon memang memakan habis kota-kota Moab, tetapi kita (orang Israel) menghancurkan Hesybon; Bil 21:27 diartikan sebagai ajakan (berupa ejekan), supaya orang datang membangun kembali Hesybon. |
(0.14455640625) | (Ul 16:1) | (jerusalem) Bagian ini adalah majemuk. Ula 16:1,2,4-7 mengenai perayaan Paskah. Bertentangan dengan tata upacara dahulu sebagai korban paskah diizinkan juga ternak besar dan tidak hanya domba dan kambing, Ula 16:2, dan dagingnya tidak perlu dipanggang, tetapi boleh dimasak, Ula 16:7. Ula 16:3,4 dan Ula 8 mengenai perayaan Roti Tidak Beragi (istilah: "roti penderitaan" hanya terdapat di sini). Penggabungan perayaan Paskah dan Roti Tidak Beragi di sini hanya secara tertulis saja. Baru sesudah masa raja Yosia kedua hari raya yang dirayakan di musim yang sama itu dipersatukan. Ulangan membaharui perayaan Paskah dengan merubah sebuah pesta kekeluargaan menjadi ziarah ke Yerusalem. Menurut tata upacara inilah raja Yosia merayakan Paskah, 2Ra 23:21-23; bdk 2Ta 35:7 dst (nas ini menyebut a.l lembu sebagai korban paskah). |
(0.14455640625) | (Ul 26:5) | (jerusalem: Kemudian engkau harus menyatakan ....) Pengakuan iman yang tercantum dalam Ula 26:5-9 ini meringkaskan sejarah penyelamatan yang berpusatkan pembebasan Israel dari negeri Mesir. Unsur-unsur pengakuan ini dijumpai juga dalam "pengakuan-pengakuan iman" yang terdapat dalam Ula 6:20-23 dan (dengan beberapa tambahan) dalam Yos 24:1-13; Neh 9:7-25. Titik berat pengakuan-pengakuan iman itu terletak pada pemberian tanah yang berlimpah susu dan madunya, Ula 26:9. Ini sesuai dengan penyataan iman yang bersangkutan dengan persembahan hasil bumi pertama. Pengakuan iman itu sama sekali tidak sampai menyebut peristiwa-peristiwa yang terjadi di gunung Sinai. Tetapi ini tidak membuktikan bahwa pengakuan iman itu berasal dari sebuah-tradisi yang tidak tahu akan peristiwa-peristiwa itu. Nas ini tentu tidak terlalu tua usianya dan pengumuman hukum Taurat tidak menjadi pusat perhatiannya. |