(0.1558853902439) | (Hos 3:1) |
(sh: Ibarat gelas yang telah pecah (Jumat, 5 November 2004)) Ibarat gelas yang telah pecahIbarat gelas yang telah pecah. Mungkinkah rusaknya pernikahan karena perselingkuhan dipulihkan kembali? Tentu perlu pengorbanan kedua belah pihak. Pertanyaan yang lebih penting ialah sanggupkah pihak korban mengampuni dan bahkan mau membayar harga? Perintah Allah agar Hosea mencintai kembali Gomer dan menebusnya supaya menjadi istrinya kembali, bukanlah suatu perintah yang mudah ditaati (ayat 1). Hosea harus mengampuni dan melupakan semua perbuatan sundal istrinya itu. Bahkan Hosea harus membayar harga tebusan Gomer senilai harga jual seorang budak wanita (antara 10-20 syikal perak). Namun, karena ketaatannya kepada Allah Hosea tetap melakukannya (ayat 2). Dari pihak Gomer pun, ada harga yang harus dibayar. Gomer harus mengalami masa penyucian dengan tidak "disentuh"oleh siapa pun, termasuk Hosea sendiri (ayat 3). Masa pengasingan Gomer ini merupakan masa pembinaan kembali hubungan antara umat dengan Allah. Penyucian Gomer adalah langkah simbolis yang berarti Allah mengasingkan Israel dari semua kekasih mereka (para ilah) yakni Israel diasingkan ke Negara Asyur. Di negara pembuangan itu, Israel akan kehilangan para pemimpin selama jangka waktu tertentu. Akibatnya Israel akan mengalami perasaan hampa yang menuntun mereka untuk mencari dan berseru kepada Tuhan (ayat 5). Kristus adalah harga yang dibayar Allah untuk menebus kita, "istri yang berselingkuh" itu. Kita sudah merasakan kasih Allah yang begitu besar. Hosea bisa mengampuni bahkan menebus Gomer, kita pun pasti bisa. Sekarang kita wajib pula menyatakan kasih dan pengampunan kita kepada pasangan sekalipun ia telah mengkhianati kita. Suami wajib mengampuni istri dan menerimanya kembali dengan kasih. Demikian pula sebaliknya istri mau memberi kesempatan kepada suami kembali. Renungkan: Gelas pecah memang sulit dilekatkan kembali tanpa meninggalkan bekas. Namun, tiada hal yang mustahil bagi Tuhan. Melalui kasih Kristus, pernikahan karena perselingkuhan sanggup dipulihkan. Berikan kesempatan bagi kasih dan kekudusan Allah. |
(0.1558853902439) | (Hos 5:1) |
(sh: Kecaman terus diserukan! (Kamis, 5 Desember 2002)) Kecaman terus diserukan!
Kecaman terus diserukan! Kita belajar tentang suatu hal yang penting dalam kehidupan orang Kristen, yaitu mencari, mengenal, mengasihi, dan menaati segala kehendak-Nya, sebelum ia menarik diri dari kehidupan kita.
Renungkan: |
(0.1558853902439) | (Hos 7:8) |
(sh: Senjata makan tuan (Selasa, 9 November 2004)) Senjata makan tuanSenjata makan tuan. Catatan sejarah bangsa Indonesia menunjukkan salah satu penyebab kejatuhan kerajaan Nusantara ke tangan penjajah adalah karena meminta bantuan pasukan negara asing. Kemudian sang penolong meminta imbalan. Akibatnya kedaulatan kerajaan itu pun tergerogoti. Israel melakukan hal serupa. Saat menghadapi masalah, Israel mencari andalan yang bukan Tuhan. Mereka tidak mengandalkan Tuhan, melainkan justru bergabung dengan bangsa-bangsa lain (ayat 11). Mereka mencari ilah lain untuk kekuatan mereka (ayat 16). Padahal, justru ilah-ilah lain itulah yang menggerogoti mereka sendiri. Hosea mengilustrasikan Israel bagaikan roti bundar yang tidak murni karena telah tercampur dengan unsur asing (ayat 8a) sehingga matang sebelah (ayat 8b), dan sedang disantap oleh bangsa-bangsa lain tanpa Israel sendiri menyadarinya (ayat 9a). Mereka sudah banyak beruban (baca: tua-lemah), namun tidak mengetahuinya (ayat 9b). Mereka terlalu yakin dengan kekuatan andalan mereka sehingga tidak merasa perlu bergantung kepada Tuhan (ayat 10). Ironis sekali bagaimana Israel membanggakan diri sebagai bangsa pilihan Allah, tetapi membiarkan diri dikendalikan dan dirusak oleh bangsa-bangsa lain. Sebagai hukuman, Tuhan membiarkan mereka digerogoti oleh para ilah yang mereka sembah itu. Tuhan menghajar sebab Israel lebih rela melawan Tuhan daripada bersandar kepada-Nya. Israel melupakan pemeliharaan Tuhan selama ini (ayat 12-15). Masa kini banyak orang mengaku Kristen tetapi menyandarkan diri pada orang pintar, dukun, peramal, dsb. Mereka memakai ilmu untuk perlindungan mereka. Kelihatannya mereka mendapat manfaat dari ilah-ilah tersebut. Tanpa disadari kuasa gelap di balik ilah itu mencengkeram mereka. Hidup Kristen mereka perlahan namun pasti hancur. Senjata makan tuan. Banyak pula orang mengandalkan berhala-berhala modern. Yang paling lazim antara lain adalah uang, harta, kedudukan, kenikmatan. Entah kuno atau modern, semua yang kita posisikan sebagai Tuhan akan merendahkan kita. Renungkan: Orang yang menggantikan Tuhan dengan ilah lain, akan kehilangan diri, keluarga, dan damai sejahtera Tuhan. |
(0.1558853902439) | (Hos 9:1) |
(sh: Akibat penghukuman (Kamis, 11 November 2004)) Akibat penghukumanAkibat penghukuman. Di dalam anugerah Tuhan sebenarnya Israel bisa menikmati berkat-berkat Allah yaitu panen yang melimpah. Akan tetapi, ketika Israel berdosa, mereka harus dihukum. Salah satu bentuk penghukuman Allah itu adalah hilangnya kesejahteraan yang Israel alami sehingga akan mengalami kemelaratan dan kelaparan. Ilustrasi panen yang gagal itu dipakai oleh Hosea untuk menggambarkan hukuman dosa pembuangan yang akan dialami Israel. Berada di tempat pembuangan menyebabkan semua jaminan pemeliharaan Tuhan dan berkat pun tak lagi diperoleh (ayat 1-3). Lenyaplah segala sukacita penuaian itu. Semua itu disebabkan oleh karena Israel telah menajiskan tempat pengirikan gandum dan pemerasan anggur dengan persundalan (ayat 4-6). Dampaknya, Tuhan akan mengusir mereka dari tanah-Nya yang suci oleh karena kenajisan mereka. Tanpa Tuhan, Israel dinubuatkan akan berlari kepada Mesir dan Asyur yang selama ini diandalkan. Inilah hukuman yang dijatuhkan Allah kepada Israel sebagai balasan terhadap dosa mereka karena telah mempermainkan nabi Allah yang memberitakan kebenaran. Penolakan terhadap pemberitaan nabi itu sama dengan menghina Allah yang mengutus nabi itu (ayat 7-9). Zaman ini sikap orang terhadap dosa semakin permisif, semakin longgar, semakin "boleh-boleh saja." Bahkan di antara orang Kristen pun sikap sedemikian semakin terjangkit luas. Firman ini memperingatkan kita dengan keras bahwa akan ada konsekuensi fatal dari dosa. Akibat buruk dosa bukan saja akan berlaku secara alami, tetapi Allah sendiri akan melawan, menghakimi, menghukum orang-orang yang berdosa. Untuk mencegah langkah kita dari mengikut bujuk rayu dosa ingatlah bahwa selangkah sesudah dosa adalah ratap tangis, aib, kehancuran, dan akhirnya kebinasaan. Insyaf dan hancur hatilah sebelum dihajar Allah, daripada menunggu sampai Allah menghajar. Renungkan: Dua hal penting untuk mencegah kita kompromi dengan dosa. Pertama, sadari sedalam-dalamnya bahwa sukacita dan makna hidup sejati hanya ada dalam kesucian. Kedua, bayangkan akibat-akibat total dosa! |
(0.1558853902439) | (Hos 10:1) |
(sh: Jangan mengecewakan Allah (Sabtu, 13 November 2004)) Jangan mengecewakan AllahJangan mengecewakan Allah. Allah kecewa terhadap Israel seperti ayah yang kecewa karena putra yang diharapkan akan menggantikan kedudukannya kelak, tetapi menolak mentah-mentah posisi itu. Apa yang akan dilakukan Allah terhadap umat yang seperti ini? Hosea menggunakan ilustrasi pohon anggur untuk membicarakan Israel. Dalam ilustrasi itu, Israel adalah pohon anggur yang tumbuh subur dan berbuah lebat (ayat 1a). Ini melambangkan berkat yang melimpah dalam kehidupan umat yang dikasihi Tuhan. Ternyata semakin tambah diberkati, semakin Israel "berselingkuh" dengan ilah lain (ayat 1b). Allah sungguh kecewa. Israel adalah umat yang tidak tahu balas budi! Oleh karena itu, Israel diganjar dengan kehancuran diri. Mereka akan kehilangan sesembahan atau ilah mereka itu (ayat 2); kehilangan raja mereka (ayat 3); dan mereka akan ketakutan menghadapi murka Allah yang dinyatakan kepada mereka (ayat 8) (band. Why. 6:16). Semua gambaran ini melukiskan dahsyatnya penghukuman Allah berupa pembuangan Israel ke Asyur itu. Israel bukan hanya kehilangan segala kemakmuran dan kesejahteraan hidup, melainkan mereka juga telah mengabaikan iman. Bahkan jati diri sebagai bangsa pilihan pun telah hancur. Mengapa semua itu hilang? Karena dengan menolak menjadi saksi Allah, Israel telah kehilangan semua fasilitas yang diperlukan untuk menjadi saksi Allah. Allah menjamin keselamatan anak-anak-Nya melalui anugerah Yesus Kristus. Allah juga menjanjikan pemeliharaan menyeluruh atas seluruh segi hidup kita di dunia ini. Akan tetapi, saat kita menolak untuk hidup benar menyaksikan kemuliaan dan kebaikan-Nya, kita mengecewakan Allah. Di samping itu, jika selama ini kita seringkali melukai hati-Nya dengan berpaling dari-Nya dan mencari ilah lain, berarti kita melepaskan hak istimewa untuk menikmati segala berkat-Nya. Setiap dosa, setiap perpalingan dari Allah selalu melukai hati Allah dan melukai diri kita sendiri. Tekadku: Aku tidak mau mengecewakan Allah, sebagaimana aku pun tidak ingin mengalami kesakitan akibat dosa. |
(0.1558853902439) | (Yl 2:18) |
(sh: Anugerah karena pertobatan (Sabtu, 20 November 2004)) Anugerah karena pertobatanAnugerah karena pertobatan. Kedaulatan, kasih, dan keadilan Allah tidak pernah bertentangan dalam diri-Nya, ketiganya berjalan seiring dan indah pada waktunya. Hal ini terbukti dari berkat yang diberikan Allah kepada Israel atas pertobatan sungguh-sungguh yang mereka lakukan, seperti dalam bacaan hari ini. Tuhan berdaulat menghukum dan Ia berdaulat pula memberi anugerah. Karena perjanjian kasih setia-Nya yang kekal, maka umat yang bertobat tidak mendapat penghukuman. Allah mau mendengar doa dan permohonan yang dinaikkan umat-Nya (ayat 18), bahkan Ia pun menambahkan pemulihan bagi keadaan umat-Nya (ayat 19). Apabila pemulihan Allah terjadi maka musuh umat-Nya pun menjadi musuh Allah juga, sehingga lawan umat Allah akan disingkirkan (ayat 20). Selain pemulihan diri umat-Nya, kehidupan alam sekitar juga diberkati sehingga hujan diturunkan pada waktunya dan tanaman bertumbuh subur. Itulah Allah kita. Pemulihan-Nya adalah anugerah menyeluruh yang meliputi pemulihan manusia, hewan, dan tumbuhan. Sukacita dan kegembiraan timbul karena Allah semata-mata (ayat 21-23). Bahkan semua kerugian yang pernah dialami umat-Nya selama masa bencana diperbarui. Akibatnya umat Allah kembali mengalami kemakmuran dan kembali terdengar sorak-sorai memuliakan Tuhan (ayat 24-26). Sungguh, tidak ada nama lain sedahsyat Allah Israel (ayat 27). Pemahaman umat Kristen masa kini banyak dipengaruhi oleh pandangan berkat dan kutuk, yaitu berkat pasti tercurah bila setia ikut Allah dan kutuk menimpa apabila berpaling dari-Nya. Sesungguhnya, pemahaman seperti ini `membatasi' kedaulatan Allah dalam membuktikan cinta kasih-Nya. Padahal, kedaulatan Allah sewaktu menjalankan rencana-Nya bagi umat-Nya tidak pernah dihalangi oleh kesalahan sikap manusia maupun dibatasi oleh tindakan manusia yang tidak setia. Bagaimana dengan kita? Apakah ingin mengalami anugerah pemulihan Allah? Inilah saatnya kita mengambil keputusan! Renungkan: Penghukuman -- pengampunan -- pemulihan, itulah kasih Allah. |
(0.1558853902439) | (Yl 3:9) |
(sh: Tuhan hadir di tengah umat-Nya (Senin, 22 November 2004)) Tuhan hadir di tengah umat-NyaTuhan hadir di tengah umat-Nya. Setelah melewati pergumulan, bencana dan berbagai peristiwa yang memilukan, hal yang indah adalah mengetahui bahwa Allah ada di tengah-tengah umat-Nya. Ia mau menyatakan kasih dan kuasa-Nya. Kehadiran Allah itu pertama-tama dinyatakan lewat tindakan menghancurkan bangsa-bangsa musuh yang selama ini mendatangkan malapetaka, kemiskinan, dan penindasan bagi umat Allah. Ini menyatakan bahwa tangan Tuhanlah yang akan membalas semua kekejaman yang telah mereka lakukan. Bentuk tindakan Allah menghukum bangsa-bangsa karena kejahatan mereka itu berupa: seruan perang kepada bangsa-bangsa, bukan saja kepada serdadu baik yang ahli, tetapi juga yang tidak terlatih, yakni para petani dan pekerja di ladang. Semua orang didesak agar bersiap menyambut kedatangan hari Tuhan yang berarti juga hari pembalasan Tuhan. Persiapan menghadapi hari Tuhan digambarkan sama dengan menghadapi perang (ayat 10). Allah akan datang pada hari-Nya itu sebagai hakim, di mana bangsa-bangsa dituntut Tuhan atas kesalahan yang telah mereka lakukan (ayat 12). Kekuatan Tuhan pada hari Tuhan itu diibaratkan seperti singa yang mengaum siap melindungi umat-Nya (ayat 16). Pada waktu itu, tiada yang sanggup menghalangi kekuatan Tuhan, bahkan benda penerang pun menjadi tidak berguna (ayat 15). Saat Allah hadir, kehidupan umat-Nya akan merasakan sukacita dan berkat melimpah (ayat 18). Menjadi umat Allah merupakan hak istimewa karena kita berada dalam perlindungan Allah yang berkuasa. Tak ada satu pun yang mampu "menyentuh" kita karena Dialah perisai kita. Meski pergumulan, penderitaan, penyakit, perusakan, pembunuhan, peperangan, permusuhan berdatangan seolah-olah menyerbu umat Allah, semuanya itu tidak dapat menghalangi kehadiran Allah untuk menjagai umat-Nya. Renungkan: Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya sendirian. Ia selalu hadir menyatakan kasih dan perlindungan-Nya. Berkat dan kekuatan-Nya senantiasa tersedia bagi orang-orang yang mengandalkan Dia. |
(0.1558853902439) | (Yun 4:1) |
(sh: Perspektif Allah dan perspektif manusia (Minggu, 16 Desember 2001)) Perspektif Allah dan perspektif manusiaPerspektif Allah dan perspektif manusia. Yunus, seperti juga kita semua, seringkali buta terhadap diri sendiri. Yunus lupa bahwa Tuhan telah berbelas kasihan kepadanya dan bahwa ia dan orang-orang Niniwe adalah manusia yang tidak taat pada Tuhan. Anehnya, Yunus melihat bahwa hanya dia, bukan Niniwe, yang layak diselamatkan. Pandangan ini menyebabkan Yunus marah ketika melihat Tuhan mengampuni orang Niniwe. Bagi Yunus, misi sebenarnya adalah memproklamasikan peringatan Tuhan dan menyaksikan-Nya menghancurkan bangsa Asyur yang jahat itu. Yunus tidak bisa menerima kenyataan jika karakter Tuhan yang baik juga dinikmati oleh bangsa yang jahat. Tuhan mengerti kondisi hati Yunus. Karena itu, untuk membuat Yunus mengerti hati- Nya, Ia membandingkan kasih-Nya kepada Niniwe dengan kasih Yunus kepada pohon jarak yang menaunginya. Kalau Yunus bisa begitu mengasihi pohon yang tidak ditanamnya dan hanya dekat dengannya selama satu malam, apalagi Tuhan terhadap 120.000 orang Niniwe. Secara keseluruhan, kita belajar dua hal melalui Kitab Yunus. Pertama, Tuhan mengasihi semua manusia ciptaan-Nya, tanpa kecuali. Semua bangsa dan semua orang adalah objek kasih-Nya. Jika demikian faktanya, tidak ada yang dapat kita lakukan kecuali menerima dan berada dalam kasih Tuhan itu. Kedua, kita juga dapat menyaksikan besarnya kasih Tuhan kepada manusia. Renungkan: Pahami setiap kata dalam lirik lagu ini, akuilah dengan jujur pengalaman Anda bersama Tuhan: "Ajaib benar, anugerah-Nya pembaru hidupku! 'Ku hilang buta bercela, oleh-Nya 'ku sembuh. Ketika insaf, 'ku cemas, sekarang 'ku lega. Syukur, bebanku t'lah lepas berkat anugerah" (KJ. 40). PA 6: Yudas 1-25 Ketika seorang percaya menyatakan imannya kepada objek kepercayaannya, ia sedang meletakkan dasar keyakinan pribadinya yang menyangkut masalah kematian atau kehidupan kekal. Kehidupan orang percaya seumpama bangunan yang berdiri di atas suatu landasan. Suatu bangunan penting ditopang dengan fondasi yang teguh. Kita tidak dapat bekerja dalam bangunan atas iman yang kreatif, sebelum kita meletakkan dasar rohani yang tidak akan hancur di bawah tekanan-tekanan dan himpitan-himpitan yang dikenakan padanya. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari esensi membangun iman di dalam surat ini. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Berita apa yang sebenarnya ingin ditulis oleh Yudas (ayat 3a)? Tetapi, ternyata di dalam perkembangannya, seruan apakah yang Yudas sampaikan di dalam suratnya (ayat 3b)? Mengapa Yudas menulis seperti itu (ayat 4)? Kebenaran apa yang Anda temukan di dalam perubahan maksud tulisan Yudas? Adakah hal lain yang lebih penting daripada hal tersebut di dalam kehidupan kita?
2. Di dalam menggambarkan kemungkinan kejatuhan orang percaya,
tiga lukisan sejarah apakah yang Yudas lampirkan (ayat 3. Kebenaran apakah yang ingin disampaikan Yudas lewat kutipan apo-kaliptisnya (ayat 14-15)? Kesombongan dan nafsu seperti apakah yang mereka lakukan, sehingga mereka patut dihukum (ayat 19)? Peringatan apakah yang sebenarnya pernah disampaikan oleh para rasul terda-hulu (ayat 17-18, 19)? Kristen seperti apakah yang dapat dipengaruhi oleh penyesat? 4. Di dalam rangka membangun fondasi iman, usaha apa lagi yang dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan (ayat 20-21, 22- 23)? Apa yang dimaksud dengan "berdoa dalam Roh Kudus" (ayat 20)? Allah seperti apakah yang kita imani, sehingga dapat menolong kita menggapai solusi hidup (ayat 24, 25)? Pelajaran tambahan apakah yang Anda temukan sendiri di luar bahasan Surat Yudas, namun yang memberikan stimu-lasi di dalam konteks membangun iman di atas dasar yang benar? |
(0.1558853902439) | (Mat 9:14) |
(sh: Yang baru meniadakan yang lama (Jumat, 21 Januari 2005)) Yang baru meniadakan yang lamaYang baru meniadakan yang lama. Pada malam hari orang menyalakan lampu atau lilin supaya tidak kegelapan. Bila matahari sudah terbit semua alat penerang itu tidak lagi diperlukan. Demikian juga dengan semua upacara agama yang biasa dipraktikkan orang-orang Farisi, para ahli Taurat, termasuk murid-murid Yohanes pembaptis. Pada dasarnya peraturan-peraturan itu, misalnya berpuasa (ayat 14), dibuat untuk menolong orang mengharapkan kedatangan Mesias. Akan tetapi, Yesus Sang Mesias sudah hadir di tengah-tengah mereka. Mereka seharusnya berhenti menanti, dan mulai menikmati sukacita kehadiran-Nya (ayat 15). Tuhan Yesus ingin menyatakan bahwa Ia datang bukan untuk sekadar menambalkan atau menambahkan sesuatu yang baru kepada ajaran agama yang lama. Kata "lama" (Yun.: palaios) berarti aus atau usang karena pemakaian. Ajaran Yahudi telah menjadi begitu tidak fleksibel karena akumulasi dari tradisi-tradisi nonalkitabiah selama berabad-abad. Ajaran Yahudi tersebut sudah berubah menjadi upacara semata-mata yang malah menjauhkan mereka dari Allah. Tuhan Yesus bukan sedang menambahkan ajaran baru ke dalam wadah yang lama itu. Ia sedang menyatakan bahwa masa yang baru (neos) dan kerajaan yang baru (kainos) sudah tiba dengan kehadiran-Nya. Dengan demikian, mereka yang ingin berbagian dalam kerajaan yang baru itu harus meninggalkan semua pemahaman agama dan sikap hidup yang lama lalu menerima Kristus dan hidup dalam kebenaran-Nya. Apakah pesan Yesus ini dapat diartikan sebagai menolak tradisi rohani orang Kristen masa kini? Ya dan tidak. Kita tetap perlu bergereja, berdoa, membaca Firman, dsb. Namun, semua kebiasaan rohani tersebut menjadi sia-sia kalau kita tidak intim dengan Tuhan Yesus. Renungkan: Jika Tuhan Yesus hadir dalam hidup dan ibadah kita, pasti suasananya adalah kesukaan dan bukan kedukaan. |
(0.1558853902439) | (Mat 14:1) |
(sh: Dikejar bayang-bayang ketakutan (Jumat, 9 Februari 2001)) Dikejar bayang-bayang ketakutanDikejar bayang-bayang ketakutan. Kesalahan besar sampai meniadakan nyawa orang lain akan menjadi bayang-bayang ketakutan seumur hidup. Seorang ayah yang begitu kasar dan kejam tak dapat menahan emosinya ketika untuk kesekian kalinya seorang putranya yang masih kecil menanyakan mengapa ayahnya jarang di rumah. Dalam keadaan mabuk, ia segera mengambil pisau dan menghujamkannya ke tubuh putranya. Selama hidupnya, ayah ini selalu dikejar bayang-bayang ketakutan karena telah membunuh anaknya yang tidak bersalah. Demikian pula dengan raja Herodes Antipas. Ketika ia mendengar ada Seorang yang telah melakukan banyak mukjizat segera ia teringat Yohanes Pembaptis, maka seluruh peristiwa yang mengakibatkan kematian Yohanes Pembaptis kembali segar diingatannya. Sebenarnya apa yang dilakukan Yesus berbeda dengan Yohanes karena ia tidak pernah membuat tanda atau mukjizat (Yoh. 10:41). Namun karena pada zaman itu Yohanes terkenal sebagai nabi, maka Herodes langsung menghubungkan Yesus dengan Yohanes (ayat 2). Peristiwanya berawal dari kebencian Herodes karena Yohanes pernah memperingatkannya ketika mengambil Herodias, bekas istri saudara tirinya, menjadi istrinya. Kelumpuhan nati nurani membuat Herodes tidak mau mendengar peringatan Yohanes, bahkan ia telah menyuruh menangkap, membelenggu, dan memenjarakan Yohanes. Keinginannya untuk membunuh Yohanes ditangguhkan karena takut kepada orang banyak. Namun keinginan ini akhirnya terpaksa terlaksana karena sumpahnya sendiri kepada anak perempuan Herodias di hari ulang tahunnya. Demikianlah ia telah membunuh seorang nabi yang tidak bersalah, karena kelumpuhan hati nuraninya terhadap dosa. Manusia berdosa cenderung menolak segala peringatan yang mencegahnya menikmati hidup dalam dosa, sehingga mengalami kelumpuhan hati nurani. Kenikmatan dalam dosa membuat manusia hidup dalam bayang-bayang ketakutan yang terselubung, yang sebenarnya ada namun berusaha ditutupi dengan pernyataan: "hanya sekali tidak apa-apa", "semua orang juga melakukannya", "pengampunan tersedia bagi yang memohon", "demi kebaikan bersama", "Tuhan tahu maksud kita baik", dll. Renungkan: Terlebih indah membereskan bayang-bayang ketakutan di hadapan-Nya dan jangan biarkan kelumpuhan hati nurani menyerang Anda. |
(0.1558853902439) | (Mat 14:1) |
(sh: Dihantui rasa bersalah (Sabtu, 5 Februari 2005)) Dihantui rasa bersalahDihantui rasa bersalah. Yesus semakin terkenal, pelayanan-Nya semakin meluas. Berita tentang Yesus sampai ke telinga Herodes Antipas, raja wilayah propinsi Galilea dan Perea. Mendengar laporan tentang Yesus, Herodes segera teringat perbuatan jahatnya yang sudah lampau. Berita tersebut menimbulkan perasaan dan reaksi aneh dalam diri Herodes. Yesus dianggapnya Yohanes pembaptis yang bangkit kembali (ayat 2). Perbuatan-perbuatan dosanya menceraikan istrinya, menikahi ipar sendiri (ayat 3), sampai mem-bunuh Yohanes pembaptis yang menegur dosa-dosanya tersebut, satu per satu bermunculan kembali. Pada awalnya Herodes seolah memiliki hati nurani yang masih bekerja baik. Buktinya ia tidak langsung melenyapkan Yohanes pembaptis ketika dosanya ditegur, yang dilakukannya hanya memenjarakan dia. Akan tetapi, hati nurani yang baik itu tidak sungguh didengarnya. Malah karena plot Herodias melalui Salome, Herodes terpojok di hadapan para bangsawan untuk akhirnya memerintahkan pemenggalan kepala Yohanes pembaptis (ayat 9-10). Kini berita tentang Yesus membuat kesalahan itu terhakimi kembali dalam hati Herodes. Dosa tidak selesai begitu saja dengan berlalunya waktu. Cepat atau lambat kehadiran Yesus akan membongkar dan menghakimi semua dosa tanpa pengecualian. Termasuk semua dosa yang disembunyikan dan dilupakan. Peristiwa ini sekaligus menunjuk kepada fungsi Yesus kelak sebagai Hakim, juga menunjuk kepada fungsi Yesus sebagai Gembala bagi para murid Yohanes yang hidup melayani kebenaran. Selama orang belum mengakui dosa-dosanya di hadapan Yesus dan menerima pembaruan hidup dari-Nya, orang akan tetap hidup dalam bayang-bayang hukuman Allah. Hati nurani yang belum mengalami pengudusan akan terus berfungsi sebagai alat penghakiman Allah yang menunjuk kepada Hari penghakiman akhir kelak. Kulakukan: Akui dosa kepada Yesus. Ia akan menghapuskan kesalahan Anda dan rasa bersalah yang masih menghantui. |
(0.1558853902439) | (Mat 15:21) |
(sh: Yesus berkuasa (Minggu, 14 Februari 2010)) Yesus berkuasaJudul: Yesus berkuasa Bacaan hari ini memperlihatkan tiga mukjizat yang menyatakan kuasa Yesus atas segala sesuatu. Pertama, Yesus berkuasa atas setan. Kuasa Yesus ini dinyatakan melalui iman seorang perempuan Kanaan. Ia adalah orang kafir yang belum mengenal Allah. Maka Yesus terlebih dulu menguji apakah ia sungguh-sungguh memiliki iman. Dimulai dengan tidak mempedulikan dan bahkan murid-murid ingin mengusirnya (ayat 23). Lalu Yesus menekankan tujuan misi-Nya (ayat 24), dan membandingkan perempuan itu dengan `anjing'. Namun perempuan itu tidak putus asa (ayat 22, 25) dan tidak marah. Sebaliknya dengan rendah hati ia merespons perkataan Yesus secara positif (ayat 27) serta mengimani Yesus sebagai Tuhan (ayat 27), bukan lagi anak Daud (ayat 22). Kedua, Yesus berkuasa atas segala penyakit (ayat 29-31). Kita dapat menyerahkan masalah penyakit kepada-Nya. Ia akan menolong dan menyembuhkan kita menurut kehendak-Nya. Ketiga, Yesus berkuasa atas kuantitas. Belas kasihan-Nya terhadap kebutuhan fisik orang banyak telah mendorong Yesus menyatakan kuasa-Nya dengan memperbanyak jumlah (kuantitas) dari hanya tujuh roti dan beberapa ikan sehingga mampu memberi makan empat ribu laki-laki (diperkirakan seluruhnya berjumlah sepuluh ribu lebih orang) dan masih tersisa tujuh bakul penuh. Tuhan memang berkuasa, marilah kita memercayai dan menyerahkan seluruh kesulitan, penderitaan, dan permasalahan hidup kita kepada-Nya. Ia akan memberikan jalan keluar dan menolong kita karena tidak ada yang mustahil bagi Dia. Kita tidak perlu kuatir atas hidup kita. Datanglah ke hadapan Tuhan dalam doa yang tidak jemu-jemu dan penuh iman. |
(0.1558853902439) | (Mat 16:13) |
(sh: Antara pendapat dan sikap. (Minggu, 15 Maret 1998)) Antara pendapat dan sikap.Antara pendapat dan sikap. Siapakah Anak Manusia itu? Petrus mengakui dengan sejujurnya bahwa Tuhan Yesus, Mesias, Anak Allah yang hidup=F6! Petrus telah memanfaatkan waktu-waktu bersama Yesus untuk untuk mengenal Tuhan. Tidak semua orang dapat tiba pada kesimpulan yang Petrus ucapkan. Petrus yang keras, punya banyak pengalaman oleh karena usianya, adalah Petrus yang mata hatinya dibukakan oleh Roh Kudus. Roh Kudus melembutkan hati dan mengokohkan pengalaman rohani dan materinya pada satu kesimpulan bahwa Mesias itu sudah datang dan berada bersama-sama manusia (bdk. Yoh. 1:14). Roh Kudus adalah harapan banyak Kristen agar setiap manusia di bumi ini dibukakan hatinya untuk melihat terang di dalam Kristus. Mengikuti teladan Tuhan. Yesus datang kedunia ini untuk menebus kita dengan jalan kematian-Nya di kayu salib. Ketika itu diberitakan-Nya, Petrus menentang. Tidak dapat diterima oleh akal Petrus bahwa Mesias, Anak Allah yang hidup, akan mati. Petrus tidak menangkap bahwa kematian untuk Tuhan bukan berarti kekalahan atau kegagalan. Kematian-Nya justru menalahkan maut dan dosa. Renungkan: ikut serta dalam kematian-Nya berarti pula ikut ambil bagian dalam kehidupan-Nya. |
(0.1558853902439) | (Mat 17:14) |
(sh: Iman dan Keraguan (Senin, 27 Februari 2017)) Iman dan KeraguanSaat seseorang percaya kepada Kristus, Allah mengaruniakan Roh Kudus kepada orang-orang percaya. Artinya, umat Allah memiliki kuasa Allah dalam dirinya. Dengan kuasa Roh Kudus, umat Allah dapat melakukan perkara yang ajaib, seperti mengusir roh jahat, dan sebagainya. Kenyataannya, umat Allah lebih memilih menghindar daripada menghadapi kuasa kegelapan. Itu disebabkan oleh keraguan dalam hati. Pascapemuliaan Yesus di gunung, Ia berhadapan dengan kasus seorang anak kecil yang sakit ayan yang mengalami kegilaan akibat kerasukan kuasa jahat (14-15). Orangtua Si Anak telah frustasi dan hilang akal bagaimana menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa anaknya. Ia telah membawanya kepada para murid Yesus, namun murid-murid-Nya tidak mampu menyembuhkan penyakit anak tersebut (16). Dengan keras Yesus menegur murid-murid-Nya yang kurang yakin akan kuasa Allah (17). Teguran Yesus sangat beralasan sebab waktu-Nya di dunia semakin pendek dan Ia tidak selamanya ada bersama mereka (22-23). Setiap hari mereka bersama Yesus dan melihat akan kuasa-Nya. Kenyataanya, mereka hanya percaya, tetapi tidak mengimaninya. Jika keraguan iman seperti ini terus berlangsung bagaimana kuasa Allah dapat dinyatakan melalui mereka. Untuk melakukan apa pun dibutuhkan iman yang teguh kepada Yesus, kalau tidak mustahil kuasa Allah dapat bekerja. Yesus tidak menuntut iman yang besar. Ia hanya meminta para murid-Nya memercayai kuasa Allah dengan sepenuh hati tanpa keraguan (19-20). Roh Allah yang ada dalam diri orang-orang percaya lebih besar dari roh yang ada dalam dunia (1Yoh. 4:4). Dengan Roh-Nya, Ia ingin memakai umat-Nya melakukan perkara yang lebih besar dan ajaib agar nama-Nya dimuliakan di bumi. Allah ingin menjadikan setiap orang yang ada dalam Kristus menjadi orang yang mengubah dunia. Untuk menang atas kuasa jahat dibutuhkan kemurnian iman. Berdoalah kepada Allah agar Ia memurnikan iman Anda sehingga Anda dapat menjadi alat kemuliaan-Nya! [TG] |
(0.1558853902439) | (Mat 19:1) |
(sh: Menikah atau selibat? (Kamis, 17 Februari 2005)) Menikah atau selibat?Menikah atau selibat? Pertanyaan jebakan orang Farisi kepada Yesus menyiratkan bahwa perceraian telah juga menjadi suatu dilema pada masa itu (ayat 3). Di antara masyarakat Yahudi ada yang menyetujui perceraian karena Musa, nabi besar Israel, mengizinkannya (ayat 7). Lalu, bagaimana pandangan Tuhan Yesus tentang perceraian? Pertama, jawaban Tuhan Yesus menyiratkan ketidaksetujuan atas dasar tujuan Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Juga Ia menekankan bahwa Allah merestui adanya lembaga pernikahan (ayat 5-7). Kedua, Tuhan Yesus menyatakan bahwa suami atau istri yang telah bercerai kemudian menikah kembali dianggap telah melakukan perzinaan (ayat 9). Hanya pernikahan kedua kali karena alasan kematian salah satu pasangan yang diperbolehkan. Bagi murid-murid, syarat Tuhan Yesus itu terlalu berat, sehingga kemungkinan selibat pun terpikirkan (ayat 10). Selibat berarti tidak menikah yang disebabkan beragam motivasi, seperti: ingin melayani Tuhan, pernah merasakan patah hati, takut terhadap perceraian, dsb. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa hidup selibat itu hanya berlaku bagi sebagian orang saja, yakni mereka yang dikaruniai (ayat 11-12). Konsep Kristen tentang pernikahan jelas, yaitu apa yang telah dipersatukan oleh Allah tidak bisa dipisahkan oleh manusia, hanya kematianlah yang menceraikan suami-istri. Itulah sebabnya, orang Kristen tidak boleh gegabah memilih pasangan hidup. Pertimbangan duniawi harus kita singkirkan. Pertimbangan lahiriah, material dlsb. jangan menjadi prioritas. Pertimbangkan juga segi kesamaan iman dalam Yesus Kristus, kedewasaan iman dan kesamaan visi kehidupan. Menikah atau selibat adalah pilihan. Keduanya mengandung resiko yang berbeda. Menikah berarti siap membagi waktu, kepentingan, prioritas dan diri kita dengan keluarga. Ingatlah: Pernikahan adalah komitmen bersatu dalam Tuhan. Perceraian bagaikan pisau yang mencabik kesatuan nikah di hadapan Tuhan. |
(0.1558853902439) | (Mat 21:28) |
(sh: Menganggap diri 'benar' justru akan kehilangan kebenaran (Kamis, 1 Maret 2001)) Menganggap diri 'benar' justru akan kehilangan kebenaranMenganggap diri 'benar' justru akan kehilangan kebenaran. Seorang pengembara asing begitu yakin dengan pengamatannya sendiri yang dianggapnya paling benar, sehingga ia tidak lagi mempedulikan nasihat orang-orang yang mengatakan bahwa ada seekor singa yang telah menelan banyak korban dalam hutan tersebut. Betapa terkejutnya ketika ia benar-benar berhadapan dengan seekor singa, suatu kebenaran yang tidak pernah dianggapnya benar. Selama ini ia mengandalkan kebenarannya sendiri, sehingga ia tidak mempercayai kebenaran yang sesungguhnya benar. Perumpamaan dua orang anak (28-32) menggambarkan perbedaan sikap anak sulung (orang Yahudi) dan anak bungsu (orang tersisih) dalam menyambut Yesus. Orang Yahudi menganggap bahwa ritual agama yang dipertahankan sudah cukup membawa mereka kepada kebenaran. Inilah kebenaran yang mereka pertahankan sehingga mereka tidak percaya dan tidak mau menyambut Sang Kebenaran, yakni Yesus Kristus. Berbeda dengan orang-orang yang tersisih di mata orang beragama, karena mereka menyadari ketidakbenaran diri dan akhirnya menyambut kebenaran itu. Sesungguhnya orang yang merasa diri benar justru kehilangan kebenaran sejati dan orang yang merasa salah akan bertemu Kristus karena menyesali dan menyatakan kebutuhannya akan kebenaran. Perumpamaan kedua tentang sikap para penggarap terhadap para utusan tuan tanah (33-48) menunjukkan betapa tertutupnya mereka terhadap segala cara pendekatan yang diusahakan tuan tanah, sampai anak kandung tuan tanahnya pun menjadi korban pembunuhan. Semua cara tidak dapat menembus kekerasan dan kebebalan hati mereka terhadap kebenaran. Mereka menganggap apa yang mereka lakukan adalah benar dan tidak perlu menanggapi pendekatan tuan tanah. Pilihan mereka menolak kebenaran berakibat fatal (43). Di akhir bacaan, kita melihat betapa ironisnya ketika para pemuka agama yang mengerti perumpamaan ini, namun mereka tetap pada kebenaran sendiri dan berusaha membungkam kebenaran (45-46). Renungkan: Kebenaran yang terus diperdengarkan akan singgah dan menetap di hati yang penuh penyesalan dosa dan mau menyatakan kerinduan hadirnya Sang Kebenaran dalam hidupnya. Sudah saatnya menganggap sampah kebenaran diri yang berakibat hancur dan binasa. |
(0.1558853902439) | (Mat 23:23) |
(sh: Doktrin tanpa aplikasi adalah pengetahuan yang gersang (2) (Kamis, 8 Maret 2001)) Doktrin tanpa aplikasi adalah pengetahuan yang gersang (2)Doktrin tanpa aplikasi adalah pengetahuan yang gersang (2). Yesus masih melanjutkan kecaman-Nya terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan alasan-alasan yang tegas dan jelas untuk menelanjangi kebobrokan mereka selama ini. Kemunafikan mereka yang lain adalah bahwa: [1]. mereka memutarbalikkan prioritas peraturan dalam hukum Taurat (23-24), yang seharusnya utama justru disepelekan dan sebaliknya yang kurang penting justru menjadi utama; [2]. mereka lebih mementingkan penampilan luar untuk menyembunyikan kebusukan hati (25-26). Perkataan dan perbuatan mereka semata-mata untuk mendapatkan pujian dan kehormatan dan bukan lahir dari kemurnian dan ketulusan hati. [3]. Mereka menutupi keserakahan dan motif dosa dengan kata-kata dan perbuatan manis (27- 28). Mereka berupaya sedemikian rupa untuk melabur dosa- dosa mereka dengan perkataan dan perbuatan yang menunjukkan kesalehan, kesucian, dan kerohanian. [4]. Mereka sepertinya memelihara ibadah kepada Allah tetapi sesungguhnya mereka telah melawan Allah dan membinasakan para utusan-Nya (29-31). Merenungkan perbuatan mereka yang sangat keji dan menjijikkan karena menggunakan kedok rohani demi kepentingan diri sendiri, betapa hancur dan pedihnya hati Kristen, bila memiliki pemimpin rohani seperti ini. Bagaimana dengan zaman kini, apakah kita masih menemukan pemimpin rohani seperti di atas, yang nampaknya membawa orang kepada Allah namun sesungguhnya semua perbuatan mereka mengarah kepada pemujaan diri, keuntungan diri, dan kepentingan diri? Ketika kita terjun lebih jauh dan lebih dekat dalam kehidupan para pemimpin rohani atau kita sendiri sebagai pemimpin rohani, seringkali banyak orang kecewa dan mulai menjauh dari gereja, karena perbuatan tidak sejalan dengan perkataan. Masih sanggupkah kita berdiam berpangku tangan menyaksikan banyak jemaat yang akhirnya meninggalkan gereja dan bahkan mengingkari iman mereka karena tersandung para pemimpin mereka? Renungkan: Kristen membutuhkan para pemimpin rohani yang mau mengoreksi dirinya dan berani membongkar kemunafikan di dalam dirinya, sehingga berkat firman Tuhan mengalir murni dalam keteladanan hidupnya. Saksikan pelajaran firman Tuhan ini atau jadikan pecut bagi diri sendiri! Pengantar Kitab Mazmur 17-32 Mazmur 17: ratapan individu yang memohon kepada Allah untuk dibebaskan dari musuhnya. Pemazmur tidak bersalah dan memohon agar Allah memperlakukan musuh-musuh-Nya seperti mereka memperlakukan orang lain. Mazmur 18: dimulai dengan bahasa ratapan namun segera berubah menjadi pujian ucapan syukur, lebih khusus lagi adalah pujian kemenangan. Mazmur 19: dibuka dengan lagu (1-6) yang menggambarkan kekuatan Allah yang dinyatakan melalui ciptaan-Nya. Wahyu umum diungguli oleh wahyu khusus di dalam firman-Nya. Mazmur 20: ucapan berkat bagi raja (1-5), mengekspresikan keyakinan bahwa Allah akan menolong sang raja (6-8) sebelum menutup dengan doa untuk kemenangan dan pembebasan (9). Mazmur 21: nyanyian ucapan syukur karena kemenangan raja. Keberhasilan pemerintahan raja berkaitan erat dengan penghancuran musuh oleh Allah. Mazmur 22: contoh yang sempurna untuk ratapan pribadi. Mazmur 23: menggunakan metafora gembala untuk menyatakan kepercayaan. Mazmur ini berakhir dengan perubahan gambaran dari domba kepada manusia yang menjadi tamu Allah. Mazmur 24: menggabungkan pujian dan hikmat. Merupakan pujian untuk memasuki Bait Allah. Mazmur 25: pujian yang menyatakan kepercayaan kepada Allah serta permohonan pengampunan. Ini merupakan ratapan pribadi. Mazmur 26: ratapan individu. Pemazmur membanggakan pelayanan dan kebenarannya yang memotivasi Allah untuk menolongnya. Mazmur 27: ratapan inidividu yang diselingi panggilan kepada Allah untuk melakukan intervensi. Mazmur 28: ratapan individu teriakan minta tolong dan ucapan terima kasih atas pertolongan Allah. Mazmur 29: sebuah pujian dari alam menyaksikan kebesaran Tuhan. Mazmur 30: nyanyian ucapan syukur yang telah disembuhkan dari sakit. Mazmur 31: dimulai sebagai ratapan namun diselingi dengan ucapan syukur karena kelepasan dari Allah. Mazmur 32: berisi ratapan dan ajaran hikmat yang mendorong pembaca untuk menyatakan pertobatan kepada Allah. |
(0.1558853902439) | (Mat 26:1) |
(sh: Penolakan vs pernyataan kasih (Kamis, 25 Maret 2010)) Penolakan vs pernyataan kasihJudul: Penolakan vs pernyataan kasih Penulis Matius dengan lugas mengontraskan rencana keselamatan Allah untuk manusia melalui Yesus dengan rencana jahat para pemimpin agama untuk menyingkirkan Yesus. Matius tidak hanya mengontraskan, tetapi juga memadukannya. Kelicikan Kayafas, yang dipaparkan oleh sejarawan Yahudi yang terkenal yaitu Yosefus, mewakili kedengkian para pemimpin agama Yahudi. Pengkhianatan Yudas mewakili ketamakan manusia. Keduanya dipakai Allah untuk menggenapkan maksud-Nya, yaitu penyelamatan umat manusia dari belenggu dosa melalui kematian Yesus. Secara indah Matius menyelipkan kisah yang mengharukan mengenai pengurapan Yesus di antara intrik-intrik para musuh-Nya. Ternyata di tengah kedengkian dan ketamakan mereka, ada kasih yang tulus dan yang penuh kemurahan dicurahkan kepada Yesus. Sikap para murid yang mengecam tindakan kasih itu sebagai pemborosan merupakan tanda bahwa mereka pun tak beda dari Yudas, memandang Yesus semata-mata dari sudut pandang kepentingan diri sendiri. Hanya Yesus yang melihat keluhuran pemberian kasih itu dan menyatakan pujian-Nya (ayat 10-13). Di minggu-minggu sengsara ini, mari kita memeriksa hati kita. Jangan-jangan seperti para musuh Yesus, yang hati dan pikirannya terobsesi untuk kepentingan diri. Atau kita sedang menghayati kasih pengurbanan Kristus sehingga, seperti wanita yang tak disebut namanya oleh Matius ini, kita memberi respons terhadap kasih Yesus yang dicurahkan pada kita, merespons dengan kasih yang tulus dan yang tidak pernah berlebihan! |
(0.1558853902439) | (Mat 27:27) |
(sh: Diam di Tengah Penganiayaan (Rabu, 12 April 2017)) Diam di Tengah PenganiayaanPada umumnya orang-orang yang teraniaya dan diperlakukan tidak adil akan menuntut keadilan. Mereka akan protes, berteriak, melakukan demonstrasi, dan berusaha sekuat tenaga untuk membuktikan dirinya benar dan tak sepantasnya menerima perlakuan yang tidak adil. Reaksi Yesus terhadap ketidakadilan atas diri-Nya terkesan janggal di mata orang banyak. Ia terlihat pasrah dan menerima perlakuan yang tidak adil. Penderitaan yang dialami Yesus bukan disebabkan karena Ia terbukti bersalah, melainkan dipicu oleh kebencian serta kedengkian para elite agama Yahudi. Di sini, Matius menggambarkan begitu detail penyiksaan terhadap Yesus, Ia dibawa oleh para serdadu (27), pakaian-Nya ditanggalkan dan dikenakan jubah ungu sebagai tanda olok-olokan kepada Dia (28); kepala-Nya diberi mahkota duri dan dihina oleh para serdadu itu (29); Ia diludahi dan kepala-Nya dipukul (30); dan Ia kembali diejek oleh para serdadu dan dibawa menuju tempat penyaliban (31). Jika kita mengalami kondisi seperti Yesus, mungkin kita akan protes dan mengajukan gugatan sebagai bentuk perlawanan atas ketidakadilan. Kenyataannya, tak satu kata dan keluhan yang terucap dari mulut Yesus. Mungkin karena lelah atau memang tak perlu berucap apa pun juga terhadap mereka, sebagaimana Ia juga tak menjawab segala tuduhan yang diajukan oleh para pemimpin Yahudi (lih. Mat. 27:12, 14). Yesus terlihat diam saat dianiaya. Bukan karena Ia tidak berdaya. Sebagai Putra Allah, Yesus memiliki kuasa Allah untuk menghancurkan para musuh-Nya. Ia memilih diam, seperti domba kelu dibawa ke pembantaian. Pada bagian ini memang tidak disebutkan alasan mengapa Yesus diam. Tetapi dalam nubuat Yesaya dijelaskan mengapa Yesus diam, yaitu dalam rangka menggenapi nubuat mengenai Hamba Allah yang menderita (Yes. 53:7). Ketika Anda mengalami pergumulan berat, belajarlah berdiam diri di hadapan Tuhan dan carilah kehendak-Nya! Niscaya Anda memperoleh jawaban-Nya. [MFS] |
(0.1558853902439) | (Mat 27:57) |
(sh: Mati pun dikuatirkan (Sabtu, 14 April 2001)) Mati pun dikuatirkanMati pun dikuatirkan. Kematian telah mengakhiri penderitaan Yesus di dunia. Siapa yang bertanggungjawab terhadap tubuh kaku Yesus? Apakah akan tetap tergantung di kayu salib hingga akhirnya hancur membusuk? Menurut hukum pemerintahan Roma, seorang penjahat yang mati di kayu salib akan terus dibiarkan hingga tubuhnya membusuk. Hal itu pun mungkin akan diberlakukan bagi tubuh Yesus seandainya Pilatus tidak mengizinkan Yusuf dari Arimatea, seorang Yahudi yang kaya, meminta tubuh Yesus untuk dikuburkan secara layak. Yusuf membungkus tubuh Yesus dengan kain kafan, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur miliknya sendiri. Saat itu hanya orang-orang kaya saja yang memiliki kubur. Dengan demikian genaplah nubuat nabi Yesaya dalam Yes. 53:9, "Orang menempatkan kubur-Nya di antara orang fasik, tetapi dalam mati-Nya Dia bersama dengan seorang kaya" Namun pada saat yang sama, para pemimpin orang Yahudi mengingat tentang perkataan Yesus bahwa sesudah tiga hari, Ia akan bangkit. Mereka menjadi kuatir dan takut. Karena itu mereka memohon kepada pemerintah agar mengirimkan penjaga untuk menjaga kubur Yesus. Bila kita mengikuti pemahaman-pemahaman yang mereka perdebatkan bersama Yesus, dalam masa-masa pelayanan- Nya, khususnya tentang kebangkitan-Nya, mereka seolah tidak peduli. Tapi setelah Yesus mati mereka malah kuatir jika perkataan Yesus itu terbukti. Kekuatiran para imam sebenarnya menunjukkan bahwa mereka mengimani perkataan Yesus. Memang sulit untuk menerima fakta apalagi mengimani pemahaman yang selama ini justru ditentang kebenarannya. Kekuatiran seperti ini juga dimiliki oleh orang-orang yang membenci Kristen. Mereka kuatir bila kebenaran tentang Yesus Kristus pada akhirnya dapat mempengaruhi dan membuat mereka percaya. Akibatnya cara apa pun, yang dianggap dapat menghambat dan mematikan akan dilakukan. Apakah dengan cara tersebut mereka berhasil mengatasi kekuatiran mereka? Renungkan: Bila orang yang tidak percaya mengkuatirkan kebenaran Yesus mampu mengubah keyakinan mereka sehingga menjadi percaya kepada-Nya, mengapa Kristen harus kuatir akan keyakinannya kepada Tuhan Yesus? Bukankah yang Kristen imani adalah sesuatu yang benar yang berasal dari Allah sendiri? |