(0.20) | (Mrk 11:1) |
(sh: Tetap merendah sekalipun tabir telah terbuka (Minggu, 30 Maret 2003)) Tetap merendah sekalipun tabir telah terbukaTetap merendah sekalipun tabir telah terbuka.
Dalam pandangan orang banyak iring-iringan Yesus memasuki kota
Yerusalem tidak ada bedanya dengan iring-iringan umat peziarah
menjelang hari raya. Suasana ini Yesus manfaatkan sebagai
kesempatan untuk membuka tabir kemesiasan-Nya. Yesus masuk ke
Yerusalem bukan sebagai peziarah yang hendak berpesta, tetapi
sebagai Mesias yang dengan penuh kerendahan diri akan mendirikan
Kerajaan Allah. Jelaslah di sini bahwa nubuat Zakharia (lih. Meskipun kedatangan-Nya dengan mengendarai keledai tidak menggambarkan masuknya seorang raja yang menang dalam kemuliaan, namun justru ciri khas Mesias sebagai Hamba Tuhan yang merendah dan terselubung itu tetap terpelihara -- sekalipun tabir telah terbuka. Dari pihak Yesus, perjalanan ini merupakan demonstrasi kemesiasan-Nya. Namun, dari pihak umat peziarah, perjalanan ini adalah suatu peristiwa mengelu-elukan Mesias, yang mungkin di dalamnya termuat cita-cita nasional, religius-politik. Semua orang yang berada di sekitar Yesus bersahut-sahutan menyanyikan lagu pujian bagi-Nya. Dalam peristiwa inilah umat memaklumkan Yesus sebagai Mesias. Zaman yang baru telah mulai, dan Kerajaan itu sedang menjelang. Renungkan: Betapa agung sikap Yesus menghadapi saat-saat akhir hidup-Nya yang semakin dekat. Tidak dalam rasa takut, gentar atau panik. Tidak juga dengan sikap memikirkan diri sendiri. Dia adalah Raja yang datang untuk membawa damai. |
(0.20) | (Mrk 14:26) |
(sh: Sikap dan iman murid-murid (Minggu, 13 April 2003)) Sikap dan iman murid-muridSikap dan iman murid-murid. Belum lagi pulih perasaan mereka terhadap berita pengkhianatan salah seorang dari mereka, Yesus menyampaikan berita lain lagi. Dikatakan bahwa mereka semua akan guncang imannya, karena tanpa perlawanan sedikitpun Yesus menyerahkan diri untuk ditangkap. Mestinya, jika murid-murid itu bijak, mereka bisa bertanya kepada Yesus bagaimana mengatasinya. Tetapi yang terjadi adalah lain, tanpa berpikir panjang dan tampaknya mengandalkan kekuatan diri sendiri, Petrus tampil dan berjanji bahwa dirinya tidak akan terguncang. Keberanian Petrus ditanggapi Yesus dengan peringatan bahwa sebelum ayam berkokok dua kali, Petrus telah menyangkal Yesus tiga kali. Memang, Petrus tampil untuk membela Yesus. Tetapi keberaniannya ini justru merupakan awal dari kelemahannya. Karena ia mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Penderitaan Yesus dalam saat-saat menjelang kematian-Nya merupakan ujian iman. Apakah para murid siap menerima fakta bahwa Mesias harus mati? Mengikut Yesus bukan sekadar janji atau pengakuan. Kecenderungan untuk cepat mengaku dan membuat janji dengan Tuhan hanya akan membuat orang Kristen tersandung dan jatuh. Karena pengakuan seperti ini ternyata bertumpu pada kekuatan atau kemampuan diri sendiri, bukan pada kekuatan Allah. Renungkan: Dalam persekutuan dengan Dia, kita dimampukan untuk menghadapi guncangan-guncangan itu. |
(0.20) | (Mrk 15:1) |
(sh: Memilih yang terbaik (Kamis, 17 April 2003)) Memilih yang terbaikMemilih yang terbaik. Dalam hidup, kita sering dihadapkan dengan dua pilihan: memilih yang baik atau yang jahat. Sudah tentu bahwa setiap orang akan memilih yang baik menurut pandangannya. Menentukan pilihan berarti mengambil suatu keputusan untuk menyatakan sikap. Dalam pembacaan ini dipaparkan tentang pilihan yang ditawarkan oleh Pilatus kepada orang banyak untuk memilih Yesus atau Barabas yang akan dibebaskan. Sebenarnya, Pilatus tidak perlu memberi tawaran pilihan sebab dalam diri Yesus tidak ia temukan kesalahan yang setimpal dengan hukuman mati. Karena itu Pilatus harus membebaskan Yesus, tetapi bagaimana caranya? Ia menyandingkan Yesus dengan penjahat bernama Barabas dengan harapan rakyat akan memilih Yesus. Tetapi ternyata orang banyak berteriak memilih Barabas untuk dibebaskan. Itu berarti Yesus harus disalibkan. Mereka lebih suka memihak pada kejahatan dari pada memihak pada keadilan.
Ini adalah kedua kalinya Yesus menerima teriakan umat. Teriakan
pertama ketika Yesus memasuki kota Yerusalem, orang banyak itu
mengeluelukan dan menghormati Dia sebagai seorang raja (bdk. Dalam menentukan pilihan terhadap berbagai alternatif yang dihadapkan kepada kita, kita dituntut untuk berhati-hati dan waspada sehingga tidak salah memilih yang terbaik bagi pertumbuhan iman kita. Ingat bahwa tidak semua yang berkilau adalah emas. Renungkan: Tidak semua tawaran yang mengiurkan membawa keselamatan dan kesejahteraan. Oleh sebab itu berwaspadalah! |
(0.20) | (Luk 2:1) |
(sh: Adakah tempat bagi Dia? (Kamis, 25 Desember 2014)) Adakah tempat bagi Dia?Judul: Adakah tempat bagi Dia? Pada masa itu, perjalanan dari Nazaret ke Betlehem tidaklah mudah, melainkan memakan waktu yang cukup lama dan tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Nazaret terletak di Galilea, sebelah utara Yudea. Saat pasangan itu tiba di Betlehem, ternyata tiba pula waktunya bagi sang bayi dalam kandungan Maria untuk lahir ke dalam dunia ini (6). Kalau kita bayangkan, tentu tidak mudah bagi Maria menghadapi situasi itu, melahirkan di negeri yang asing dan jauh dari sanak keluarga yang dapat memberikan pertolongan. Situasi ini diperparah dengan tidak adanya kamar yang tersedia bagi mereka di penginapan (7), sehingga Maria harus membaringkan bayinya di palungan. Sungguh mengenaskan, Allah yang datang ke dunia untuk membebaskan para pendosa ternyata tidak mendapat tempat yang layak sebagaimana mestinya. Tempat yang tersedia bagi Dia hanyalah di kandang hewan. Meski kita merasa terhanyut dengan kisah ini setiap kali dikhotbahkan atau ditampilkan dalam drama natal, sesungguhnya kita berhadapan dengan realitas yang lebih tragis. Karena dua ribu tahun setelah itu pun ternyata keadaannya tidak banyak berubah. Di banyak rumah, di banyak keluarga, di banyak hati, di banyak ruang kehidupan, dan bahkan kadang-kadang di gereja pun masih saja tidak ada tempat bagi Yesus! Meski mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Dia hanya diberi tempat yang kecil, yang terbatas. Meski menyebut dirinya Kristen, yang bermakna pengikut Kristus, tak sedikit yang enggan untuk memberi ruang yang layak agar Dia dapat berkuasa. Sebab itu berarti ruang untuk dirinya sendiri lebih dipersempit. Bagaimana dengan Anda sendiri? Sudahkah Anda memberikan tempat yang layak bagi Kristus dalam hidup Anda? Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.20) | (Luk 3:21) |
(sh: Yesus, Anak Allah yang dibaptis (Kamis, 30 Desember 1999)) Yesus, Anak Allah yang dibaptisYesus, Anak Allah yang dibaptis. Ketika Yesus dibaptis, nampak dua hal: pertama, sebagai "Manusia Sejati", Yesus menerima baptisan ketika orang banyak juga dibaptis. Baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa, sekalipun Yesus tidak pernah berbuat dosa. Hal ini menunjukkan solidaritas yang mulia. Kedua, Ketritunggalan Allah jelas: Allah berfirman (22), Allah Anak yang berinkarnasi dibaptis, dan Allah Roh Kudus mengurapi-Nya (22) menjadi Mesias (Yes. 61:1) untuk memulai pelayanan-Nya secara resmi. Yesus sejarah. Silsilah merupakan suatu hal yang amat penting dalam kehidupan Yahudi, juga bagi kita semua. Di dalam silsilah terletak identitas sejarah manusia. Dalam mengungkapkan silsilah Yesus - yang dimulai dari Yusuf sampai Adam - Lukas ingin mengungkapkan tiga hal: pertama, Yesus adalah benar-benar manusia yang pernah hidup dalam sejarah. Karena itu siapa Dia bisa dirunut melalui silsilah. Kedua, secara lahiriah dibuktikan bahwa Yesus berada di garis Abraham dan Daud, sehingga layak memperoleh tahta Kemesiasan yang pernah dijanjikan Allah. Ketiga, Yesus adalah manusia sesungguhnya seperti yang lain, karena itu silsilah-Nya bisa dirunut sampai Adam. Renungkan: Iman yang didasarkan kebenaran Allah akan membawa masuk ke Kerajaan Allah yang diwujudkan dalam Yesus Kristus. |
(0.20) | (Luk 5:12) |
(sh: Menjamah dan mengampuni (Selasa, 9 Januari 2007)) Menjamah dan mengampuniJudul: Menjamah dan mengampuni Sebelum ini penyembuhan penyakit dan pengusiran roh jahat, Yesus lakukan hanya dengan bersabda. Namun pada kasus orang kusta ini, secara sengaja Yesus menyentuhnya (13). Padahal penyakit kusta kerap dikaitkan dengan dosa dan kenajisan. Menyentuh kenajisan berarti menajiskan diri. Tindakan berani Yesus bukan tidak beralasan. Pertama, Yesus hendak maju selangkah memperkenalkan diri-Nya sebagai Mesias yang menyandang otoritas Allah secara penuh. Dengan otoritas Allah, Yesus bisa menjamah seseorang yang najis tanpa diri-Nya sendiri menjadi najis, sebaliknya membawa pentahiran pada diri si najis (13). Maka perintah Yesus agar orang kusta yang baru disembuhkan itu melaporkan kesembuhannya kepada imam dengan sendirinya merupakan klaim Yesus akan otoritas-Nya atas dosa dan kenajisan (14). Hal itu diperkuat lagi, dan kali ini di hadapan beberapa pemimpin agama Yahudi, dengan menyembuhkan dan mengampuni dosa seorang yang lumpuh. Inilah yang menjadi alasan kedua, Yesus ingin menyatakan kuasa dan identitas diri-Nya. Secara teoretis, mengampuni orang berdosa lebih sulit daripada menyembuhkan sakit fisik. Namun, secara kasat mata, pengampunan dapat dilakukan hanya dengan kata-kata tanpa seorang pun tahu kebenarannya, sedangkan kesembuhan yang terjadi dalam sekejap mustahil dilakukan oleh manusia biasa. Maka kesembuhan si lumpuh memperlihatkan kuasa Yesus yang sesungguhnya. Di sinilah untuk pertama kali Yesus menyebut diri-Nya Anak Manusia, yang menegaskan status diri-Nya lebih daripada manusia biasa (24)! Dia adalah Mesias dari Allah. Dia berkuasa menyembuhkan, bukan hanya fisik tetapi juga jiwa. Dia peduli dengan pergumulan orang dan sanggup menyelesaikannya. Mintalah agar Dia pun menyatakan kuasa-Nya dalam hidup Anda. Percayakan masalah Anda kepada-Nya. Renungkan: Yesus adalah Mesias untuk keselamatan kita karena jamahan kasih-Nya dan otoritas pengampunan-Nya. |
(0.20) | (Luk 6:27) |
(sh: Kasih yang melampaui (Minggu, 18 Januari 2004)) Kasih yang melampauiKasih yang melampaui. Seorang wanita korban kemelut di Timtim (=Timor Leste) mengatakan bahwa ia mengampuni orang-orang yang pernah menganiaya dan memperkosa dia. Mengapa ia mampu melakukan itu? Karena kasih ilahi yang melampaui kodrat manusia itu yang memampukannya. Teks hari ini menuntut orang Kristen untuk menyatakan kasih kepada sesama mereka, termasuk kepada mereka yang mungkin lebih pantas disebut musuh. Orang Kristen harus mengasihi dan mengampuni bahkan melampaui semua itu menyatakan kasih tersebut dengan tindakan yang baik. Tuhan Yesus memberikan beberapa alasan mengapa orang Kristen harus membalas kejahatan dengan kebaikan. Pertama, orang jahat membalas kebaikan dengan kebaikan. Jika orang Kristen melakukan perbuatan baik karena ia diperlakukan baik, ia tidak lebih daripada orang berdosa (ayat 32-33). Kedua, orang jahat melakukan kebaikan untuk mendapatkan balasan. Jika orang Kristen melakukan kebaikan karena motivasi untuk memperoleh kebaikan maka ia tidak beda dengan orang berdosa (ayat 34). Ketiga, Allah Bapa di surga memberikan kebaikan kepada orang berdosa yang sebenarnya tidak pantas diperlakukan sedemikian karena sikap mereka yang tidak tahu berterima kasih. Maka dengan sendirinya kita harus meneladani sikap Allah Bapa. Renungkan: Kita tidak dapat tidak akan berbuat baik kepada siapa saja, termasuk orang berdosa dan orang jahat karena Allah telah menyatakan kebaikan-Nya kepada kita. |
(0.20) | (Luk 9:1) |
(sh: Siapa yang sungguh berkuasa? (Selasa, 23 Januari 2007)) Siapa yang sungguh berkuasa?Judul: Siapa yang sungguh berkuasa? Sangkaan pribadi tidak selalu sinambung dengan realitas. Ketika kita menyangka diri kuat dan orang lain lemah, tidak jarang kenyataan membuktikan sebaliknya. Ironi kehidupan ini menyeruak ketika kita merenungkan nas ini. Di satu sisi, Yesus yang kita temui sepanjang pasal menyambut+dia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1-8 jelas-jelas menunjukkan kuasa-Nya dalam berbagai wujud dan kesempatan. Kini, Ia pun memberikan kuasa kepada para murid untuk memberitakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang sakit (1-2). Bahwa mereka sebenarnya tidak berdaya ditandaskan Tuhan bahwa mereka harus mengandalkan keramahan penduduk kota yang mereka kunjungi dan tidak boleh membawa bekal (juga menyambut+dia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10:4; tetapi lihat menyambut+dia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">22:36-37). Namun para murid menyandang otoritas Kristus sehingga menolak mereka berarti menolak Kerajaan Allah. Maka kedua belas murid yang sempat kurang beriman itu (bdk. menyambut+dia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">8:25) kini menjadi orang-orang yang berkuasa. Mereka bukan bangsawan, tetapi dipakai Allah untuk mewartakan Kerajaan-Nya. Sungguh suatu penghargaan yang besar! Di pihak lain, Herodes adalah seorang raja, yang bahkan berkuasa untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Akan tetapi, kabar yang ia dengar tentang Yesus justru membuatnya gelisah dan makin penasaran ingin bertemu Yesus. Demikianlah kontras antara mereka yang menyambut Tuhan dan menyediakan diri dipakai oleh-Nya dengan orang-orang yang melawan kehendak dan karya-Nya. Kelihatannya mereka kuat, tetapi `kuasa' tidak lebih seperti perhiasan, hanya simbol bagi kesemuan kuasa mereka. Fakta ini harus jadi penghiburan sekaligus cambuk bagi kita, orang-orang yang Tuhan utus untuk memberitakan kabar baik-Nya di Indonesia ini. Hanya jika kita setia kepada firman dan Sang Pengutus, kita akan terus menerus menerima kuasa untuk berkarya tanpa perlu takut-takut. Renungkan: Sebagai utusan-utusan-Nya, kita menerima kuasa Tuhan, tidak seperti para penguasa dunia, sehebat apapun mereka. Karena itu beritakanlah Kabar Baik itu! |
(0.20) | (Luk 12:54) |
(sh: Bukan performa tetapi buah (Minggu, 29 Februari 2004)) Bukan performa tetapi buahBukan performa tetapi buah. Apa yang menjadi tanda meyakinkan bahwa seseorang itu milik Tuhan? Gaya hidupnya atau buahnya? Yesus menegur orang banyak yang menyangka asal sudah menampilkan ‘gaya saleh’ hidupnya pun sudah saleh. Ia menyebut mereka orang-orang munafik, yang hanya tahu membedakan musim, tetapi tidak mengerti kebenaran, apalagi mengerti kalau kebenaran itu sudah diselewengkan (ayat 54-56). Yesus menegur kemunafikan mereka lebih lanjut dengan menunjukkan betapa mereka tidak memiliki kebenaran. Perlunya pemerintah ikut mengadili membuktikan bahwa mereka tidak memiliki kebenaran (ayat 57-59). Ada lagi orang yang berpendapat bahwa orang yang mati karena korban kekerasan pastilah bukan orang benar. Yesus menjawab bahwa bukan cara kematiannya yang membuktikan seseorang berdosa atau tidak. Setiap orang yang tetap tinggal di dalam dosa akan mengalami hukuman kematian (ayat menyambut+dia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13:1-5). Rangkaian pengajaran ini ditutup dengan perumpamaan pohon ara yang sudah dipelihara namun tidak kunjung berbuah. Maka, pohon ara itu memang pantas untuk ditebang (ayat menyambut+dia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13:6-9). Perumpamaan ini menyimpulkan pentingnya menghasilkan buah dan bukan sekadar performa. Renungkan: Orang bisa menampilkan diri sebagai orang benar, saleh tetapi buah-buah perbuatannyalah yang pada akhirnya membuktikan siapa dia!
|
(0.20) | (Luk 15:11) |
(sh: Kakak yang hilang (Minggu, 7 Maret 2004)) Kakak yang hilangKakak yang hilang. Mengapa ayah dan kakak berbeda di dalam merespons si bungsu yang kembali? Sang ayah sangat gembira sehingga ia memestakannya, dan mengembalikan statusnya sebagai anak. Sedangkan si kakak marah, karena bagi dia si adik tidak pantas untuk kembali. Sang ayah menerima si bungsu kembali semata-mata karena ia begitu mengasihinya (ayat 20). Tidak peduli terhadap apa yang pernah dilakukannya. Sang ayah adalah gambaran Allah Bapa yang mengasihi manusia ciptaan-Nya. Bapa tidak melihat kondisi berdosa dan rusak, tetapi melihat jiwa yang telah dihembuskan nafas kehidupan (ayat menyambut+dia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">24,32). Sang kakak menolak si adik karena ia melihatnya sebagai saingan dalam merasakan kasih ayahnya. Oleh sebab itu, ia marah ketika melihat si adik dimanjakan oleh ayah mereka. Ia sendiri tidak pernah dipestakan seperti itu (ayat 29). Sebenarnya si kakak sendiri yang tidak pernah menyadari kasih ayah yang tidak pernah pu-dar kepadanya. Ia sendiri tidak menyadari akan kasih itu. Bahkan ketika ia melihat adiknya diperlakukan begitu baik, hatinya meluap penuh kedengkian. Si kakak mewakili orang-orang Farisi dan para Ahli Taurat yang merasa diri orang benar, sudah seharusnya mendapatkan kasih Allah, tetapi dengki dan iri karena Yesus lebih memilih pemungut cukai dan orang berdosa untuk dilayani. Mereka iri karena sebenarnya mereka tidak pernah peduli terhadap kasih Allah sebelumnya. Renungkan: Siapakah yang sebenarnya hilang, si bungsu yang kembali atau si kakak yang tetap tinggal? |
(0.20) | (Luk 18:1) |
(sh: Menantikan Kerajaan Allah (Kamis, 12 Maret 2015)) Menantikan Kerajaan AllahJudul: Menantikan Kerajaan Allah Yesus mengajarkan bahwa murid-murid-Nya harus selalu berdoa (1). Bila mendengar uraian Yesus, tentu orang Farisi akan mengaminkannya karena mereka membanggakan diri sebagai orang yang tekun mendoakan kedatangan Kerajaan Allah. Walaupun yang mereka doakan adalah kerajaan yang akan diberikan sebagai upah atas ketaatan mereka kepada Allah. Maka perumpamaan kedua menyangkal anggapan mereka. Yesus berkisah tentang dua pria yang datang ke Bait Allah untuk berdoa. Pria pertama adalah seorang Farisi, pria kedua adalah pemungut cukai. Mari kita perhatikan isi doanya. Orang Farisi berdoa dengan keyakinan bahwa dirinya benar (11-12). Sementara si pemungut cukai tahu bahwa ia berdosa sehingga tidak berani melihat ke surga. Ia hanya memohon pengampunan Allah atas doa-doanya (13). Inilah pertobatan sejati. Menurut Yesus, orang Farisi itu akan pergi dari Bait Allah sama seperti ia datang, sombong karena merasa diri benar, tetapi ia tidak diperkenan Allah. Namun si pemungut cukai akan dibenarkan Allah (14). Berikutnya, Yesus mengajarkan lagi satu karakteristik orang yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah, yaitu menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil (16-17). Anak kecil tidak memiliki apapun untuk diberikan kepada Allah dan akan menerima apapun yang diberikan kepadanya, dengan gembira dan tanpa curiga. Setiap orang beriman menantikan saatnya Kerajaan Allah dinyatakan. Bukan dengan berpangku tangan melainkan dengan melipat tangan, berdoa. Bukan dengan sikap pongah dan merasa layak untuk masuk ke dalamnya, melainkan dengan rendah hati karena tahu bahwa sesungguhnya kita tidak layak. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.20) | (Yoh 1:10) |
(sh: Tak mengenal, tak menerima. (Jumat, 25 Desember 1998)) Tak mengenal, tak menerima.Tak mengenal, tak menerima. Menerima dan percaya. Keselamatan datang kepada orang berdosa lewat penerimaan dan percaya kepada Kristus. Bagi Kristen, Kristus adalah anugerah Allah dan satu-satunya kebenaran yang dapat dipercayai. Di dalam-Nya, kita mempunyai hak untuk terhisab dalam persekutuan akrab sebagai putera-puteri Allah sendiri. Renungkan: Pengharapan untuk bebas dari perbudakan dosa, merdeka dari himpitan rasa bersalah, bersih dari berbagai kenajisan yang merasuki keinginan dan pikiran kita, tersedia bagi kita semua di dalam Yesus Kristus. Doa: Tuhan, terima kasih pembebasan yang Kau sediakan bagi kami. |
(0.20) | (Yoh 2:1) |
(sh: Karakteristik keilahian Kristus. (Selasa, 29 Desember 1998)) Karakteristik keilahian Kristus.Karakteristik keilahian Kristus. Kehadiran-Nya mengatasi krisis. Kekurangan anggur adalah bentuk krisis dalam pesta tersebut. Tuhan Yesus, mengatasi krisis yang sedang terjadi di pesta tersebut. Peristiwa ajaib itu menempatkan Kristus menjadi pusat perhatian dan buah bibir di kalangan masyarakat. Bila Yesus hadir dalam seluruh segi kehidupan kita, segi-segi hidup itu akan mengalami kemeriahan akibat karya pembaruan-Nya. Sebaliknya bila Yesus tidak hadir atau tidak kita izinkan berperan, kemeriahan akan berubah menjadi kehambaran. Bahaya yang dialami banyak orang Kristen kini adalah bila terus-menerus, secara perorangan maupun gereja mengesampingkan peranan Kristus. Adakah Kristus menjadi pusat penyerahan kita dalam (krisis) hidup ini? |
(0.20) | (Yoh 5:1) |
(sh: Yesus dan Hukum Taurat (Rabu, 06 Januari 1999)) Yesus dan Hukum TauratYesus dan Hukum Taurat. Hari ini kita melihat sebuah adegan baru. Bukan melulu mukjizat yang dibuat Yesus, namun dampak dari perbuatan-Nya. Yesus kini harus berhadapan dengan orrang Yahudi. Tuduhan yang keliru. Di kalangan orang Yahudi, melakukan pekerjaan di hari sabat tidak dibenarkan. Lepas dari apa yang dipersoalkan, kita melihat bahwa tuduhan mereka terhadap Yesus ternyata keliru. Yesus tidak pernah bermaksud untuk meniadakan hari Sabat seperti yang dituduhkan kepada-Nya (ayat 18). Pemahaman keliru tentang Sabat. Sabat diadakan bukan untuk menyusahkan, tetapi agar menjadi berkat. Orang Yahudi menambahkan banyak peraturan tentang Sabat yang pada awalnya tidak demikian, lalu akhirnya menyusahkan mereka sendiri. Yesus adalah Tuhan atas Sabat. Di sini kita melihat bahwa Yesus bebas untuk melakukan aksi-Nya (ayat 17), apalagi yang diperbuat-Nya itu adalah perbuatan yang baik. Dia bukan pelanggar hukum Sabat. Di mana wewenang-Nya? Wewenang-Nya ada pada diri-Nya sendiri, sebab Ia adalah Tuhan atas segalanya termasuk Sabat. Doa: Tuhan Yesus, kami bersyukur untuk setiap hari yang Engkau beri untuk kami lalui. |
(0.20) | (Yoh 5:30) |
(sh: Bapa mengutus putra-Nya (Jumat, 8 Januari 1999)) Bapa mengutus putra-NyaBapa mengutus putra-Nya. Setiap hasil pekerjaan membutuhkan pengakuan yang sah agar pekerjaan tersebut layak dinyatakan sempurna. Siapa yang akan mensahkan kebenaran tentang Kristus? Banyak yang mengatakan bahwa pernyataan sah atau tidak kebenaran tentang Kristus, didasarkan pada banyaknya pengikut Kristus (kuantitas), semua yang tertulis dalam Alkitab dapat diterima akal, dlsb. Sebenarnya, apapun pendapat manusia, Kristus tidak memerlukan semua itu. Satu-satunya yang dapat mensahkan keabsahan siapa Kristus hanya Bapa-Nya, bukan manusia, bukan pula kesaksian Yohanes; sebab pekerjaan Kristus adalah pekerjaan Ilahi yang berotoritas. Menerima Kristus. Benarkah ada orang yang percaya kepada Kristus tetapi tidak dapat menerima kebenaran pekerjaan-Nya? Ada yang percaya pada Kristus karena keturunan, kenyamanan, kekenyangan, dlsb. Orang-orang yang berciri demikian tidak jauh berbeda dengan orang pada zaman Kristus. Secara fisik mereka telah melihat Dia yang Mahatinggi, Mesias, telah hadir di tengah-tengah mereka, namun mereka tetap mengeraskan hati. Hanya orang-orang yang rindu mengenal Allah yang akan tiba pada pengenalan akan Kristus sebagai kebenaran yang paling tinggi. Doa: Terima kasih Tuhan, Engkau sendiri menyatakan keabsahan Yesus. |
(0.20) | (Yoh 8:48) |
(sh: Yesus ada sebelum Abraham (Jumat, 22 Januari 1999)) Yesus ada sebelum AbrahamYesus ada sebelum Abraham.
Perdebatan makin seru antara Tuhan Yesus dan orang-orang Yahudi.
Mereka merendahkan Yesus dengan mengatakan bahwa Tuhan Yesus
"kerasukan setan." Sikap mereka ini merupakan respons terhadap
ucapan Tuhan Yesus yang tidak dapat mereka terima. Sebaliknya
mereka menunjukkan sikap bermusuhan karena dituduh sebagai
anak-anak Iblis (44). Yesus menegaskan bahwa sebelum Abraham ada,
Dia sudah ada. Pernyataan ini membuktikan bahwa Yesus tidak
gentar sama sekali menghadapi mereka. "Aku adalah Aku" ( Keagungan Yesus. Dengan kewibawaan Ilahi, Yesus terus memberikan jawaban dan penjelesan-penjelasan jitu tentang diri-Nya. Tidak jarang jawaban-jawaban tersebut menusuk sampai ke jantung hati orang-orang Yahudi. Jawaban-jawaban Yesus ini, kiranya dapat menambah keyakinan kita terhadap diri Yesus. Walau dunia menolak, Kristen justru harus memancarkan terang firman dan kuasa-Nya. Renungkan: Bagaimana wujud nyata kasih Anda kepada-Nya di tengah dunia yang menolak-Nya dan menolak Anda? Doa: Ya, Tuhan Yesus, Allah yang kekal, mampukan kami untuk makin mengasihi-Mu, walau masih banyak orang tetap menolak-Mu. |
(0.20) | (Yoh 9:24) |
(sh: Si buta melihat (Senin, 25 Januari 1999)) Si buta melihatSi buta melihat. Ketika si buta dibuka matanya oleh Sang Pencipta, ia bersaksi "aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat." Tetapi ketika ditanya proses kesembuhannya, ia mengatakan bahwa mereka tidak akan mau mendengar penjelasannya. Karena itu, ketika ditanya oleh mereka tentang mukjizat yang dialaminya, ia menegaskan bahwa hanya seorang yang berasal dari Allah yang berkuasa memelekkan mata orang yang lahir buta. Orang itu melihat kebenaran, namun Tuhan Yesus mengatakan mereka buta. Sebaliknya, si buta yang dibukakan matanya, mampu melihat kebenaran yang sejati di dalam Dia. Yang melihat si Buta. Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Anak Manusia, yang membuka mata buta dan yang menghakimi mereka yang menganggap diri melihat, tetapi sebenarnya mereka "buta." Mata yang dibukakan hingga dapat melihat terang adalah karya ilahi. Tak seorang pun dapat melihat kebenaran melalui Taurat Musa dengan usahanya sendiri. "Mata buta yang terbuka adalah mukjizat Tuhan, Sang Pemberi Hukum, yang berkenan membukakan diri-Nya untuk dilihat si buta." Apa yang dimengerti orang Farisi tentang "buta" dan "melihat" adalah dalam pengertian hurufiah, sedangkan yang dimaksudkan Tuhan Yesus adalah makna rohani. |
(0.20) | (Yoh 10:1) |
(sh: Gembala vs pencuri (Sabtu, 18 Februari 2006)) Gembala vs pencuriJudul: Gembala vs pencuri Yehezkiel pernah menyampaikan khotbah keras yang menuding para pemimpin Israel sebagai gembala jahat karena berlaku zalim, bukan menjadi pelindung umat Tuhan (Yeh. 34:1-31). Pada saat itu, Allah menjanjikan akan membangkitkan gembala yang baik dari keturunan Daud yang akan menyelamatkan dan memelihara domba-domba Allah dari kejahatan para pemimpin mereka (ayat 23-24).
Tuhan Yesus adalah gembala yang baik itu. Dia datang kepada milik
kepunyaan-Nya untuk melindungi dan memelihara mereka. Tuhan Yesus
menjanjikan hidup yang berkelimpahan kepada setiap domba-Nya ( Dengan menyebut diri gembala yang baik, Yesus mengklaim keilahian untuk diri-Nya. Dialah Sang Mesias, melalui siapa penyelamatan dan pemeliharaan Allah menjadi kenyataan. Oleh karena itu, Ia mengundang Anda untuk menjadi bagian dari kawanan domba-Nya. Sudahkan Anda menerima panggilan-Nya itu? Responsku: _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ |
(0.20) | (Yoh 11:45) |
(sh: Percaya karena mukjizat (Senin, 01 Februari 1999)) Percaya karena mukjizatPercaya karena mukjizat. Banyak orang percaya kepada Yesus karena Dia melakukan banyak mukjizat. Lebih lagi ketika Lazarus dibangkitkan dari kematian setelah empat hari dikubur. Namun, di antara orang yang percaya, masih ada orang yang tidak percaya. Tidak hanya sampai pada tidak percaya saja, melainkan juga menghasut orang lain untuk tidak ikut-ikutan percaya. Ironisnya, tindakan ini justru dilakukan oleh orang-orang yang menyebut dirinya para imam dan orang Farisi. Sebagai pemimpin rohani umat, seharusnya mereka mengajak pengikutnya untuk memahami fakta kebenaran yang nampak dengan kasat mata, bukan sebaliknya menghasut untuk tidak percaya. Nubuat Imam Besar. Sikap tidak percaya akan karya Allah bagi bangsa-Nya ini mengakibatkan para imam tiba pada kesepakatan untuk membunuh-Nya. Karena saat-Nya belum tiba, Ia menyingkir dari tempat-tempat umum dan tinggal bersama murid-murid-Nya. Suatu kebenaran tidak secara otomatis dapat diterima baik oleh semua pihak. Segala sesuatu terletak pada tujuan kebenaran itu sendiri. Hanya mereka yang dicelikkan matanya sajalah yang sanggup menerima kebenaran dengan sukacita dan mau hidup menurut kebenaran itu. Doa: Tuhan Yesus, celikkanlah mata kami, agar dengan sukacita kami menerima dan hidup dalam kebenaran-Mu. |
(0.20) | (Yoh 12:1) |
(sh: Pelayanan yang tertuju kepada diri sendiri (Rabu, 24 Februari 1999)) Pelayanan yang tertuju kepada diri sendiriPelayanan yang tertuju kepada diri sendiri. Pada masa itu tidak semua orang dapat menggunakan minyak wangi apalagi membelinya. Selain mahal, biasanya minyak itu hanya digunakan untuk mengurapi kepala raja. Namun Maria menggunakannya untuk membasuh kaki Yesus. Perbuatan Maria ini tentunya menimbulkan pertanyaan banyak orang yang hadir saat itu, terutama Yudas Iskariot. Yudas lebih mempertimbangkan keuntungan yang akan didapat bila minyak narwastu itu dijual demi kepentingan orang miskin. Murnikah keinginan Yudas? Sayang sekali, sebab motivasinya hanyalah untuk menumpuk keuntungan. Pelayanan Yudas lebih tertuju kepada kepentingan diri sendiri. Pelayanan yang tertuju kepada Tuhan. Maria memahami bahwa perbuatannya ini pasti mengundang pertentangan. Namun tujuannya hanya satu yaitu melayani Yesus. Maria tidak mempedulikan reaksi negatif Yudas terhadap perbuatannya, dia tetap melayani Yesus. Maria dan Yudas sama-sama melayani Tuhan. Pelayanan yang satu tertuju kepada Tuhan, yang satu tertuju kepada dirinya sendiri. Bagaimana dengan pelayanan kita? Doa: Murnikanlah pelayanan kami Tuhan, agar tertuju hanya untuk kemuliaan-Mu. |