Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 621 - 640 dari 1919 ayat untuk Segala (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20) (Mzm 121:1) (sh: Keamanan yang sejati (Minggu, 24 November 2002))
Keamanan yang sejati

Keamanan yang sejati.
Mazmur ziarah kita hari ini berbicara mengenai jaminan keamanan hidup. Menurut mazmur ini, ada 2 kemungkinan. Pertama, mazmur ini dinyanyikan ketika bangsa Israel berziarah tahunan ke Yerusalem. Ayat 1-2 merupakan pertanyaan para musafir, dan ayat 3-8 merupakan jawaban para imam. Kedua, dinyanyikan ketika bangsa Israel pulang kembali ke tempatnya dari Yerusalem. Keduanya menyiratkan keinginan untuk mendapatkan keamanan dan berkat, keselamatan Israel.Jika "gunung-gunung" yang dimaksud terletak di Yehuda maka hal tersebut menyimbolkan bahaya, misalnya, perampokan. Pertanyaannya adalah, "Dari mana pertolongan itu akan datang?" Dari Allah yang menciptakan langit dan bumi. "Gunung" mengingatkan kita akan bukit-bukit pengorbanan penyembahan berhala. Maka, bisa jadi ketika pemazmur memandang ke gunung-gunung, ia membandingkannya dengan Allah yang tak pernah tidur (bdk. 1Raj. 18:27).

Jadi, iman kepada Allah didasarkan atas 3 hal: [1] Allah adalah pencipta dunia yang mengatur penuh segala sesuatu dengan kendali penuh (ayat 2), [2] Allah adalah "Penjaga Israel" (ayat 3), dan [3] Allah adalah Penjagamu (ayat 5), Allah adalah juga Allah atas pribadi-pribadi. Ia akan memelihara orang yang percaya kepada-Nya dari teriknya sinar mentari Palestina. Ia akan menjadi pelindung yang berkuasa (di sebelah tangan kanan), dan Ia akan memelihara kita dari bulan. "Bulan" waktu itu dikaitkan dengan takhayul mengenai penyakit. Allah akan melindungi dari segala yang jahat.

Renungkan:
"Keamanan" hanya ada di dalam pribadi Allah yang mengendalikan segala sesuatu. Bersandarlah kepada-Nya setiap waktu!

(0.20) (Mzm 136:1) (sh: Kasih setia Allah (Rabu, 15 September 1999))
Kasih setia Allah

Kasih setia Allah. Berulang kali pemazmur menyatakan "bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya"; sebagai ungkapan bahwa segala sesuatu terjadi karena kasih setia-Nya yang menembus batas waktu, batas bangsa, dan batas alam. Tiada allah lain, seperti Allah kita yang Maha Kuasa, Maha Besar, dan Ajaib. Bagaimana respons kita menyaksikan dan mengalami kasih setia-Nya? Tak lain tak bukan, ungkapan syukur dari lubuk hati yang mengagungkan kebesaran-Nya. Dialah Allah semesta langit yang layak menerima segala pujian, hormat, dan kemuliaan. Terpujilah Allah!

Kasih setia Allah yang dinamis. Allah tidak pernah tinggal diam walau sejenak. Di dalam kasih setia-Nya, Allah menjadikan langit bumi serta segala isinya. Tak dibiarkan-Nya seluruh ciptaan tak terpelihara. Kepada umat-Nya pun dinyatakan-Nya kuasa pembebasan dari perbudakan. Allah tak pernah berhenti berkarya dan bertindak. Itu sebabnya umat-Nya tak pernah kekurangan dalam tangan pemeliharaan-Nya. Kasih setia Allah yang dinamis membuahkan karya-karya ajaib dalam kehidupan manusia, khususnya Kristen.

Renungkan: Semua yang Tuhan lakukan dalam perputaran waktu, termasuk kenyataan hidup sehari-hari, adalah wujud kasih setia Allah. Karenanya Ia patut menerima ungkapan syukur dan terima kasih kita.

(0.20) (Yes 22:15) (sh: Kepentingan sendiri. (Kamis, 15 Oktober 1998))
Kepentingan sendiri.

Kepentingan sendiri.
Tak dipungkiri bahwa Sebna, kepala rumah tangga istana, berpengaruh besar terhadap segala keputusan yang diambil raja. Bahkan ada kemungkinan tindakan memberontak terhadap Asyur merupakan usulannya. Sedemikian besar kekuasaannya sampai-sampai ia membangun kuburnya sendiri di tempat yang tinggi (ayat 16) untuk kepentingan sendiri pula. Allah murka, karena di mata Allah Sebna bukanlah siapa-siapa dan tak punya apa-apa, termasuk hak dan wewenang melakukan semua itu (ayat 16a).

Hak dan wewenang Allah. Bila Tuhan akan memakai seseorang sebagai pekerja-Nya, maka Tuhan sendirilah yang akan memberikan kuasa, memperlengkapi dengan segala sesuatu (ayat 21). Elyakim bin Hilkia, pekerja pilihan Tuhan itu akan diperlengkapi dengan segala kemampuan, bahkan diberi kedudukan yang tinggi pula. Bila Sebna diumpamakan seperti bola yang menggelinding (ayat 18), Elyakim di tangan Tuhan akan seperti kunci yang menentukan atau gantungan yang terpancang kokoh (ayat 22, 23).

Renungkan: Jangan melayani Tuhan dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Layanilah Tuhan di dalam kuasa Allah yang memanggil, menguduskan, menyertai para hamba-Nya.

(0.20) (Yes 37:1) (sh: Pengharapan dalam kesulitan. (Jumat, 4 Desember 1998))
Pengharapan dalam kesulitan.

Pengharapan dalam kesulitan.
Raja Hizkia dalam kesulitan karena seluruh kota Yerusalem dikepung oleh tentara Asyur. Bahkan Sanherib, raja Asyur dengan amat kasar menghina nama Allah. Dalam kesulitannya, raja Hizkia menyadari dan mengakui segala kesalahannya di hadapan Allah. Seluruh stafnya pun diperintahkan melakukan hal yang sama. Mereka bersehati, berdoa, memohon pertolongan Allah. Allah berkenan mendengarkan permohonan yang dilandasi penyesalan, kesungguhan dan kerendahan hati.

Permohonan orang percaya. "Jangan takut karena apa yang kamu dengar, tetapi percayalah terhadap yang kamu dengar dari Allah." Hizkia meresponi dengan benar semua penghinaan dan sindiran yang dilontarkan raja Asyur. Dia datang ke hadapan Allah, menyesali segala perlakuannya yang menyakitkan hati Allah. Dan, Allah berkenan terhadap respons positif Hizkia. Banyak orang Kristen yang menjadi limbung ketika ada orang mengejek bahkan menertawakan imannya kepada Kristus Yesus. Pada intinya ejekan itu sebenarnya ditujukan kepada Allah. Adukanlah itu pada-Nya seperti yang telah Hizkia lakukan! Niscaya, Allah Sang Pengendali sejarah mampu mengatasinya.

Renungkan: Allah adalah tempat kita mencurahkan segala kesesakan hati, karena Ia mendengar dan berkuasa menolong.

(0.20) (Dan 2:31) (sh: Kuasa yang mengubah (Senin, 19 April 1999))
Kuasa yang mengubah

Kuasa yang mengubah. Dengan hikmat dari Tuhan, Daniel mulai memaparkan mimpi raja Nebukadnezar. Secara keseluruhan mimpi itu menunjuk kepada keadaan sejarah sejak dari pemerintahan Nebukadnezar sampai kedatangan Kerajaan Allah. Ada rasa takut dan takjub luar biasa pada kebesaran Allah dalam diri Nebukadnezar ketika Daniel memaparkan mimpi dan menjelaskan maknanya. Begitu besarnya rasa takut itu sampai-sampai ia merendahkan dirinya menyembah Daniel. Dan, dalam penyembahannya itu keluar suatu pengakuan dari mulutnya bahwa Allah yang Daniel sembah adalah Allah yang mengatasi segala allah, Allah yang berkuasa atas segala raja, dan Allah yang mampu menyingkapkan segala yang tersembunyi. Bukankah Allah Daniel, Allah kita juga?

Rendah hati dan tidak mementingkan diri. Ketakjuban dan kekaguman raja terhadap Daniel, diwujudkan dengan mengangkat Daniel sebagai penguasa atas seluruh wilayah Babel dan kepala atas semua orang bijaksana di Babel. Suatu penghargaan yang luar biasa. Tetapi, Daniel bukanlah tipe orang yang suka mementingkan diri sendiri, sombong dan kemaruk harta. Ia mengingat juga peran teman-teman, yang telah bersama-sama berdoa, memohon pertolongan dan kasih sayang Tuhan.

Doa: Tuhan, tolong saya untuk dapat meneladani Daniel.

(0.20) (Mrk 10:17) (sh: Demi dan karena Kristus (Kamis, 27 Maret 2003))
Demi dan karena Kristus

Demi dan karena Kristus. Bila dipandang dari perspektif manusia, keberadaan orang kaya itu pasti mengundang decak kagum orang-orang sekitarnya. Bayangkan saja, orang itu tidak hanya kaya harta duniawi tetapi juga kaya harta surgawi. Bagaimana keberadaan orang tersebut menurut perspektif Yesus? Sungguh di luar dugaan, karena ternyata Yesus mengasihaninya (ayat 21). Menurut Yesus ada satu hal yang tidak dimiliki orang kaya itu, dan satu hal itulah yang justru merupakan hal sentral untuk menjawab pertanyaannya.

Untuk melengkapi kekurangan tersebut Yesus memerintahkan orang kaya itu memberi sebagai bukti bahwa ia mengasihi Allah dan sesamanya (ayat 21b). Melalui perintah ini Yesus ingin menunjukkan bahwa segala kepatuhan kepada Allah harus diwujudkan dalam tindakan konkret, yaitu mengikut Yesus. Dalam mengikut Yesus ada satu pola hidup radikal yang harus ditempuh oleh para pengikut-Nya yaitu rela meninggalkan segala sesuatu, dan hidup di bawah kontrol Allah. Ternyata orang tersebut tidak sanggup mengikuti perintah Yesus. Dia lebih mementingkan harta daripada Allah.

Mampukah harta memberikan kehidupan kekal? Jangankan hidup kekal, kesehatan atau kebahagiaan saja pun tak mampu diberikan oleh harta! Ada dua hal penting yang harus pengikut sejati Kristus camkan. Pertama, barangsiapa mengerti dan memahami perintah Allah ia akan rela meninggalkan segala sesuatu karena dan demi Kristus. Kedua, barangsiapa tidak mengikut Yesus membuktikan bahwa ia tidak dapat memahami perintah Allah, walaupun semua perintah itu telah dilakukannya sejak masa mudanya.

Renungkan: Letak kekayaan dan kesukaan sejati dari orang yang hidupnya tidak terikat pada harta adalah berserah penuh pada Yesus.

(0.20) (Ibr 1:1) (sh: Allah berinisiatif (Kamis, 30 September 1999))
Allah berinisiatif

Allah berinisiatif. Upah perbuatan dosa manusia adalah putusnya hubungan dengan Allah. Namun Allah berinisiatif untuk memulihkan hubungan tersebut. Melalui pelbagai cara Allah mempersiapkan pemulihan hubungan dengan ciptaan-Nya. Puncak inisiatif Allah adalah melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Ia adalah pribadi yang dengan sempurna menyatakan kehendak dan hakekat Allah. Tidak ada yang lain yang lebih tinggi, yang lebih berkuasa dan mulia dari pada Kristus.

Keutamaan Yesus. Kristus adalah perantara Allah dengan manusia, yang jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat dan nama-Nya pun jauh lebih indah daripada nama mereka. Mengapa demikian? (ayat 1) Ia adalah yang berhak menerima segala yang ada; (ayat 2) Ia menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan; (ayat 3) Ia adalah penebus dosa; (ayat 4) Ia duduk di sebelah kanan Allah. Malaikat tak memiliki hak dan keutamaan seperti Dia. Pengenalan kita akan Yesus Kristus sungguh menentukan pemahaman kita tentang karya keselamatan dalam hidup kita. Sudahkah Anda meyakini keutamaan Yesus Kristus?

Doa: Kubersyukur mengenal dan mengalami anugerah kasih-Mu yang tiada taranya. Aku rindu menceritakannya kepada orang lain bahwa Engkaulah segala-galanya bagiku.

(0.20) (Mzm 67:1) (sh: Diberkati untuk menjadi berkat (Sabtu, 13 Oktober 2001))
Diberkati untuk menjadi berkat

Diberkati untuk menjadi berkat. Berkat-berkat Tuhan yang melimpah tanpa disertai pemahaman iman yang tepat tentang misi Allah bagi dunia, dapat menjadi jerat yang membahayakan kehidupan rohani kita. Efek kelumpuhan dari jerat itu akan lebih dirasakan jikalau di dalamnya telah dibubuhi racun keegoisan yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup. Pemenuhan kebutuhan bukanlah merupakan hal yang salah, namun seringkali tanpa kita sadari hal ini dapat menjadi jerat, sehingga kita tidak lagi memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap dunia di luar kita. Efek samping dari berkat-berkat inilah yang coba dihindarkan dari bangsa Israel melalui Mazmur 67 ini.

Mazmur ini merupakan nyanyian syukur atas segala berkat Allah yang diberikan kepada bangsa Israel pada perayaan panen raya. Pada perayaan ini, mereka berkumpul dari seluruh wilayah untuk bersyukur dan berdoa memohon agar berkat yang mereka terima dapat menghasilkan dampak yang lebih besar kepada bangsa-bangsa lain, melampaui lokalitas waktu dan tempat pada saat itu. Inilah suatu nyanyian syukur yang mewarisi panggilan Abraham -- diberkati untuk menjadi berkat bagi segala kaum di muka bumi (Kej. 12:3).

Pesan dari mazmur ini disampaikan dari generasi ke generasi dengan formula pujian sebagai berikut: Dimulai dengan permohonan akan kasih, berkat, dan penyertaan Tuhan (ayat 2). Dilanjutkan dengan penegasan bahwa tujuan dari berkat tersebut adalah agar keselamatan dan jalan Tuhan diperkenalkan kepada segala bangsa di muka bumi (ayat 3), sehingga bangsa-bangsa bersyukur kepada Allah (ayat 4, 6). Diikuti dengan permohonan agar berkat-berkat itu menghasilkan sukacita karena keadilan Tuhan ditegakkan atas segala bangsa (ayat 5). Dan diakhiri dengan kesimpulan yang menegaskan bahwa berkat Allah atas tanah mereka akan membawa segala ujung bumi menghormati Tuhan dengan takut kepada-Nya (ayat 7-8). Melalui mazmur ini, bangsa Israel senantiasa diingatkan akan panggilannya untuk menjadi berkat melalui berkat yang Allah berikan kepada mereka.

Renungkan: Pemahaman iman yang egois seringkali membuat kita tidak lagi menyadari misi Allah yang dipercayakan kepada kita untuk menyelamatkan mereka yang terhilang dan menegakkan kembali keadilan-Nya. Adakah Anda menyadari panggilan Allah bagi Anda di balik berkat-berkat yang telah Ia berikan?

(0.20) (Ams 16:1) (sh: Semua untuk manusia (Kamis, 3 Agustus 2000))
Semua untuk manusia

Semua untuk manusia. Seorang anak berusia 7 tahun marah kepada ayahnya, karena ia dilarang bermain kembang api. Padahal beberapa malam sebelumnya ayahnya justru mengajak anaknya bermain kembang api. Maka dengan marah ia berkata: 'Kalau ayah yang mengajak boleh tapi kalau aku tidak boleh. Ayah curang, ayah egois'. Benarkah sang ayah curang dan egois? Tidak! Namun anak itu tidak mempunyai kemampuan, pengetahuan, dan hikmat seperti sang ayah. Ia ingin bermain pada jam 9 malam dan saat itu hujan turun rintik-rintik. Kisah di atas bisa dikatakan sebagai 'pelakonan' dalam bentuk yang paling sederhana dari Amsal kita hari ini. Amsal menyatakan Allah adalah penentu tunggal bagi segala sesuatu. Hasil pertimbangan manusia asalnya dari Allah (1). Bersih tidaknya perbuatan seseorang, Tuhan yang memiliki standar (2). Sukses atau tidaknya seseorang dalam kehidupan tergantung pada diikutsertakannya Tuhan atau tidak dalam kehidupan itu (3). Untuk segala sesuatu Tuhan sudah menentukan tujuannya (4). Berkenan kepada-Nya adalah kunci kehidupan yang dilindungi Allah walau harus menghadapi berbagai tantangan (7). Bahkan rencana dan strategi manusia nampaknya percuma, karena pada akhirnya Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya (9).

Adakah Allah `curang' dan egois? Sama sekali tidak! Sebab Allah selalu mendasari segala perbuatannya berdasarkan kasih dan kesetiaan, karena itu orang yang bersalah diampuni (6), arah langkah manusia ditentukan-Nya agar tidak tersesat (8). Jika Allah adalah tolok ukur bagi segala sesuatu yang kudus, ini disebabkan hanya di dalam diri-Nyalah terdapat kebenaran, kebaikan dan kekudusan (11). Karena itu Ia sangat membenci dan tidak bisa melihat kecongkakan (5), kejahatan (6), kebohongan (13), sebaliknya berpihak serta membela orang yang benar (7, 12). Jadi Allah dengan segala kemahakuasaan-Nya mengatur dan mengarahkan hidup manusia demi kebaikan hidup manusia (17).

Renungkan: Karena itulah yang harus diutamakan manusia dalam kehidupannya adalah menuntut kehidupan yang seturut kehendak-Nya bukan kesuksesan hidup (8). Dan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya, manusia memerlukan hikmat dan pengertian. Mengertikah Anda sekarang, mengapa hikmat dan pengertian nilainya jauh melebihi emas dan perak ?

(0.18) (Kel 19:14) (sh: Bertemu yang Mahakudus (Selasa, 13 September 2005))
Bertemu yang Mahakudus

Bertemu yang Mahakudus Ada dua cara seorang raja berkunjung ke wilayah kekuasaannya untuk bertemu dengan rakyatnya. Secara incognito, yaitu ia datang tanpa upacara dan pakaian resmi agar ia dapat langsung membaur dengan rakyatnya. Atau, dengan segala kemegahan dan kebesaran seorang raja untuk menyatakan status dirinya sebagai pemilik dan penguasa.

Kepada Israel yang sudah menyatakan komitmen mereka untuk mengikatkan diri mereka kepada-Nya dalam Perjan-jian Sinai (ayat 9), Allah datang dengan kedahsyatan hadirat-Nya. Allah menyatakan kedahsyatan diri-Nya melalui berbagai gejala alam, seperti gempa bumi, petir, dan awan pekat yang menggentarkan Israel. Melalui kejadian-kejadian itu, Israel sadar diri sebagai makhluk fana yang gentar menghadap Allah Sang Penguasa bumi dan segala isinya (ayat 16-18). Suasana surgawi karena suara sangkakala yang keras menyatakan bukti bahwa Allah adalah Sang Raja surga dan bumi. Sebagai raja, Allah berhak menuntut umat-Nya taat melakukan kehendak-Nya. Sebagai umat-Nya, Israel tunduk mengikuti perintah-Nya. Melalui Musa, Allah terus-menerus mengingatkan Israel agar mempertahankan kekudusan sebab itulah syarat untuk layak menyambut Allah (ayat 10-15; 21-22).

Mengapa Allah datang dengan segala kemegahan-Nya? Karena Ia ingin umat-Nya melihat dan menyadari kebesaran Allah sehingga tidak sembarangan bersikap saat mereka menghampiri Dia. Kekudusan Allah menyebabkan tidak seorang pun yang mampu bertahan berhadapan langsung dengan-Nya. Itu sebabnya Musa dijadikan Allah perantara agar umat-Nya dapat mendengar dan mendekat kepada-Nya (ayat 9). Bagi kita pengantara satu-satunya adalah Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus, kita didekatkan dengan Allah dan dilayakkan masuk ke hadirat-Nya. Di dalam Kristus Yesus kita dikuduskan.

Camkan: Tanpa pengudusan Kristus tidak seorang pun dapat melihat Allah (Mat. 5:8).

(0.18) (Ayb 41:1) (sh: Hanya Allah yang mampu (Selasa, 20 Agustus 2002))
Hanya Allah yang mampu

Hanya Allah yang mampu. Tidak ada keraguan bahwa Lewiatan (buaya) berkaitan dengan kepercayaan mitos (ayat 40:20), meskipun gambarannya, sama seperti Behemoth, mirip seperti reptil yang asli. Namun, Lewiatan (hidup) di dalam air. Yang dimaksud di sini adalah laut dan kedalaman samudera, bukan di sungai di mana Behemoth hidup. Ini menunjukkan bahwa Lewiatan hidup bukan di laut biasa saja, tetapi di samudera yang sangat luas dan dalam. Dua dari tiga pemunculan Lewiatan dalam PL menunjukkan bahwa Allah berperang untuk membunuhnya (Mzm. 74:14, Yes. 27:1). Namun demikian, dalam Mzm. 104:26, Lewiatan telah dijinakkan dan telah menjadi binatang yang tak berbahaya, bermain-main di lautan ciptaan Allah.

Tidak ada alasan untuk menyamakan Lewiatan dan Behemoth karena ciri-ciri yang sangat berbeda. Dalam bagian ini, pertama-tama Lewiatan dilukiskan memiliki kekuatan yang menakutkan manusia (ayat 40:20-41:2). Tidak mungkin ia ditangkap dan amat berbahaya untuk mencoba menjinakkannya. Gambaran tentang ciri-ciri fisiknya dimulai dari 41:3. Dari pengungkapan ini, terlihat bahwa Lewiatan memang mirip buaya. Ayat-ayat yang muncul berbicara mengenai rahang dan gigi yang mengerikan (ayat 41:5), "sisik" yang tidak dapat ditembus oleh apa pun (ayat 41:3,6-8,14). Lehernya yang keras menjadi kekuatannya (ayat 41:13). Di lain pihak, ciri yang dimilikinya adalah nafas api seperti yang dipunyai binatang naga dalam mitos dan legenda (ayat 41:9-12). Namun demikian, dalam 41:24-25, Lewiatan dilihat sebagai makhluk bumi. Ia digambarkan sebagai raja dari binatang-binatang yang tiada taranya di atas bumi. Dalam 41:24b, ia dinyatakan sebagai makhluk, yang tidak mengenal takut. Dari bahasa aslinya, kata "makhluk" dapat diterjemahkan dengan lebih tepat, yaitu "yang dibuat". Allah yang membuat Lewiatan. Setelah Ayub melihat Lewiatan dan Behemoth, Ayub tidak hanya mengerti, tetapi juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Yahweh kepadanya (ayat 40:20 dan 41:4-5). Hanya Yahweh yang dapat melakukan semuanya itu!

Renungkan: Mari kita merenungkan kebesaran Allah di dalam dunia ini dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Dia!

(0.18) (Ayb 42:1) (sh: Sekali Lagi, Ayub Takjub dan Takzim (Kamis, 22 Desember 2016))
Sekali Lagi, Ayub Takjub dan Takzim

Saat ini Ayub berada pada titik nadir dari keadaan hidupnya. Secara fisik, ia menjadi manusia yang tidak mempunyai daya apa pun. Ia telah berusaha membela diri terhadap serangan dan tudingan dari isteri serta keempat sahabatnya. Ayub tidak merasa kalah, tetapi juga tidak bisa merasa menang atas mereka. Saat asyik beradu argumentasi dengan kondisi Ayub, justru kata terakhir Tuhan yang kurang dipedulikan oleh mereka. Mereka hanya berkutat pada kondisi Ayub yang ditafsir sebagai keberdosaan Ayub. Akhirnya, Tuhan mengintervensi perdebatan mereka dan Ia memberikan kata akhir, bukan untuk isteri dan para sahabat Ayub, tetapi untuk Ayub.

Yang terjadi, sikap takjub dan takzim Ayub tidak hanya diungkapkan dengan 'menutup mulut' (39:37) dan 'bungkam seribu bahasa', tetapi juga Ayub membuat pengakuan iman, "...Engkau (Tuhan) sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Mu yang gagal" (42:2). Berlandaskan pengakuan ini, meskipun Ayub belum melihat nasibnya di kemudian hari, ia sudah bisa bangkit (move on) dari keterpurukan. Ayub tidak lagi memusatkan perhatiannya pada dirinya sendiri dengan segala situasi dan kondisinya, bahkan yang paling buruk sekali pun. Seperti warna putih akan terasa lebih menonjol saat disandingkan dengan warna hitam pekat, begitulah kira-kira pengalaman Ayub.

Dengan nada yang berlebihan tetapi jujur, Ayub mengatakan: "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau" (5). Tindak lanjut pertama yang diambil oleh Ayub adalah menyesali sikapnya dan ia mencabut perkataan yang telah dilontarkannya kepada Tuhan (6). Kata "menyesal" tidak harus selalu diartikan mengakui dosa, tetapi juga dapat bermakna mengubah pikiran (bdk. Kej 6:6). Di sini, Ayub menemukan cara pandang yang baru terhadap hidupnya. "Debu dan abu" menunjukkan pada kesadaran baru Ayub atas keterbatasannya sebagai ciptaan Tuhan.

Tuhan berkuasa atas terang dan gelapnya kehidupan orang yang beriman kepada-Nya. [SS]

(0.18) (Mzm 104:19) (sh: Tuhan pemberi hidup (Rabu, 19 Oktober 2005))
Tuhan pemberi hidup

Tuhan pemberi hidup Tidak satu pun benda ciptaan Tuhan yang tidak memiliki fungsi. Baik benda mati maupun makhluk hidup masing-masing ada gunanya. Hal ini menunjukkan kebijaksanaan Tuhan Sang Pencipta (ayat 24). Seharusnya semua ini membuat manusia ciptaan Allah dengan sukacita penuh, memuji dan memuliakan Allah pemberi hidup itu.

Tuhan berdaulat atas segala makhluk ciptaan-Nya. Dia menciptakan benda-benda penentu waktu (ayat 19) untuk mengatur siklus alami yang membuat berbagai makhluk, termasuk manusia memiliki gilirannya masing-masing untuk mencari makanan pada siang atau malam hari karena kegelapan pun berada dalam kuasa Sang Pencipta (ayat 20-23). Betapa mengagumkan karya ciptaan tangan-Nya, termasuk luasnya lautan dengan segala makhluk yang diam di dalamnya. Lautan yang dalam kepercayaan kuno kafir adalah kuasa pengacau (dengan lewiatan sebagai monster lautnya) ternyata tunduk di bawah kedaulatan-Nya. Tidak ada aspek kehidupan di luar kendali Tuhan (ayat 27-30). Baik kebutuhan hidup hari lepas hari, maupun kehidupan itu sendiri sangat bergantung penuh kepada anugerah-Nya. Tuhan berdaulat atas hidup dan mati semua ciptaan-Nya. Dia bahkan terus berkarya dalam menciptakan dan membarui ciptaan-Nya seturut hikmat-Nya. Tidak ada yang patut mendapat hormat dan kemuliaan selain Dia, Sang Pencipta dan Pemilik segala sesuatu. Sungguh fatal-lah nasib semua orang yang menolak Dia (ayat 35).

Mazmur ini mengajak kita merespons kedaulatan Tuhan dengan dua hal. Pertama, terus-menerus memuji, memuliakan Tuhan dalam hidup ini. Wujudkanlah hal itu dengan hidup kudus dan mulia. Kedua, karena Tuhan begitu dahsyat dan berkuasa atas semua yang ada di bawah kolong langit ini, apalagi yang harus dicemaskan anak-anak-Nya? Tidak ada satu hal pun dapat mengganggu apalagi menghancurkan hidup orang Kristen dan gereja.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.18) (Mzm 118:1) (sh: Allah sumber kekuatan (Selasa, 7 Mei 2002))
Allah sumber kekuatan

Allah sumber kekuatan. Mazmur pujian ini merupakan nyanyian kemenangan yang sarat dengan keriangan rohani berkualitas tinggi. Saat itu raja keturunan Daud berada dalam keadaan bahaya, lalu dilepaskan oleh Allah untuk kemudian dipulihkan kedudukannya sebagai raja. Menurut sumber-sumber Yahudi, mazmur ini diucapkan bersahutan pada hari raya Pondok Daun.

Dalam nyanyian ini, pemazmur mengisahkan tentang penyelamatan yang dialaminya (ayat 5-21). Ia mengakui bahwa Tuhanlah yang membawa dia pada kelegaan. Pengakuan ini tidak hanya makin mengentalkan keyakinannya bahwa Tuhan ada di pihaknya, tetapi juga makin memperteguh iman dan pengharapannya. Ia juga mengajak umat untuk hanya mengandalkan Tuhan dan bukan manusia, betapa pun kuatnya (ayat 8-9). Meski akibat dari keyakinan ini ia harus berhadapan dengan sejumlah lawan dari “segala bangsa” (ayat 10) dan ditolak dengan hebat sampai jatuh (ayat 13), namun ia tidak jatuh, apalagi sampai mengalami kematian. Allah memberinya kekuatan sehingga ia dapat mengalahkan musuh-musuhnya.

Dari peristiwa ini, pemazmur melihat beberapa unsur yang sangat penting: Pertama, Tuhanlah pelaku utama dalam setiap pertempuran umat. Kedua, pengalaman ditolong dan mengalami kasih Allah mendorong dia untuk menyaksikan keajaiban perbuatan Allah itu kepada orang lain. Ketiga, hidup yang masih dimilikinya semata-mata adalah anugerah Tuhan (ayat 18). Keyakinan pemazmur ini merupakan ungkapan terlengkap yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang menyangkut kehidupan umat, dan seluruh ciptaan-Nya, mulai dari awal hingga akhirnya, ada pada-Nya.

Kristen di zaman ini pun tidak terluput dari berbagai ancaman kekerasan. Tak jarang Kristen menjadi pihak yang dirugikan atau ingin dijatuhkan. Tetapi, itu tidak berarti bahwa Kristen tidak mampu menghadapinya. Pakailah pola penyelesaian pemazmur, yaitu mengikutsertakan Allah setiap saat dalam gerak langkah kehidupan kita.

Renungkan: Karena Allah beserta kita maka akhir dari segala kekerasan bukanlah bencana bagi kita, tetapi turut serta dalam pemuliaan-Nya.

(0.18) (Mzm 147:1) (sh: Allah semesta alam (Minggu, 26 September 1999))
Allah semesta alam

Allah semesta alam Mazmur 147 ini merupakan suatu pengakuan iman bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya (ayat 8, 16). Karena itu bagi pemazmur hanya Allah satu-satunya yang patut menerima pujian (ayat 1).

Allah adalah penguasa dan penyelamat. Allah tidak sama dengan pembuat arloji. Pembuat arloji biasanya hanya berperan ketika ia membuat arloji, dan setelah itu arloji dibiarkan berjalan sendirian tanpa kontrol pembuatnya. Allah sebagai Pencipta tidak demikian. Setelah langit dan bumi serta segala isinya dijadikan, Allah terus mengontrol, memelihara dan merawat segala yang diciptakan-Nya. Misalnya, Allah menyembuhkan orang yang patah hati (ayat 3), menegakkan kembali orang tertindas (ayat 6). Ia juga memberikan makanan kepada hewan (ayat 9), memelihara keutuhan umat-Nya serta memberkati orang-orang yang takut akan Dia dan mengharapkan kasih setia-Nya (ayat 2, 13, 14). Allah juga tetap mengontrol peredaran alam yang kelihatannya berjalan secara otomatis. Jika bumi masih terus berputar mengelilingi matahari, bukan karena memang harus demikian, tetapi karena ada Allah yang mengontrol dan memeliharanya. Kontrol Allah terhadap alam ini tampak juga pada hal-hal yang menyimpang dari kebiasaannya.

Allah mengkhususkan suatu umat. Allah secara khusus memilih suatu bangsa sebagai umat perjanjian-Nya. Untuk tugas itu umat diberi perlengkapan berupa firman, ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum-Nya (ayat 19, 20). Allah memberikan hukum-hukum dan berbagai ketetapan agar umat tetap terpelihara dalam hubungan yang harmonis dengan Allah dan juga dengan sesama. Karena itu umat Allah selalu berada dalam dua hubungan tadi, Tuhan dan sesama. Sikap yang sangat menekankan keselamatan pribadi tanpa memperhatikan hubungan dengan sesama dan lingkungannya adalah sikap iman yang pincang. Sikap iman yang benar ialah menempatkan semua hubungan ini di dalam pengampunan dan karya penyelamatan Allah di dalam Kristus.

Doa: Kurindu menjadi umat-Mu yang memiliki iman yang benar kepada-Mu.

(0.18) (Ams 19:1) (sh: Alkitab memang untuk segala bidang (Selasa, 8 Agustus 2000))
Alkitab memang untuk segala bidang

Alkitab memang untuk segala bidang. Bagaimanakah respons Anda jika ada orang yang bersaksi bahwa Alkitablah satu-satunya yang dibutuhkan oleh semua manusia tanpa terkecuali? Jika Anda mengamini, dapatkah Anda menyebutkan satu alasan yang paling berkesan bagi Anda? Memang ada beberapa alasan, tapi yang ingin ditekankan oleh amsal kita hari ini adalah bahwa Alkitablah yang dibutuhkan oleh manusia sepanjang abad, sebab Alkitab selalu berbicara tentang kenyataan.

Di dalam dunia yang hampir segala sesuatunya diukur dengan uang, amsal dengan gamblang mengatakan bahwa menjadi orang miskin itu sangat tidak enak. Alasannya ia akan tetap pada tingkat kemiskinan jika beruntung, jika tidak ia akan merosot dari satu tingkat kemiskinan kepada kemiskinan yang lebih rendah. Coba bayangkan, jika seseorang tidak mempunyai relasi (7), bagaimana mungkin ia dapat memperbaiki tingkat kehidupannya? Untuk berkembang dan maju, seseorang pasti membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain. Berbeda dengan orang kaya, ia dapat menjadi semakin kaya sebab banyak relasi yang dapat ia bangun (4, 6). Tidak ada yang dibanggakan dengan menjadi miskin, kecuali jika ia mempunyai kelakuan bersih (1). Tapi kebanggaan itu sebenarnya dapat dimiliki oleh semua orang. Karena itulah manusia tidak boleh malas dalam bekerja ataupun belajar (15), namun juga tidak boleh sembarang rajin (2), harus disertai dengan hikmat dan pengetahuan.

Perkawinan yang harmonis dan langgeng semakin langka. Perceraian bukan lagi peristiwa yang menggemparkan. Salah satu penyebab utamanya dipaparkan oleh amsal secara jelas yaitu istri yang tidak bijak (13). Karena itu mempunyai istri yang baik adalah anugerah yang sangat besar (14). Amsal tidak bermaksud meremehkan perempuan, justru sebaliknya amsal `mengagungkan' perempuan sebagai pihak yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan bahtera rumah tangga. Karena itu berdoalah untuk istri yang bijak.

Renungkan: Kenyataan yang paling penting dan nyata bagi manusia juga dipaparkan dengan jelas yaitu tentang hidup dan mati. Hanya satu yang dapat memelihara hidup, bukan kekayaan dan bukan istri yang bijak, melainkan ketaatan kepada firman Tuhan (16). Ia sudah memberikannya dalam bentuk yang tertulis yaitu Alkitab.

(0.18) (Ams 31:1) (sh: Nasihat ibu bagi seorang raja (Kamis, 9 November 2000))
Nasihat ibu bagi seorang raja

Nasihat ibu bagi seorang raja. Seorang pemimpin yang bijaksana, adil, arif, dan benar menjadi dambaan setiap orang yang dipimpinnya. Kehidupan seorang pemimpin yang demikian tak lepas dari berbagai pengaruh, pembentukan, nasihat dari orang-orang di sekitarnya. Demikian pula dengan Lemuel, raja Masa yang menjadi tumpuan harapan ibunya dan rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itu ibunya berpesan beberapa hal penting bagi Lemuel, dan selayaknya juga menjadi perhatian bagi setiap pemimpin segala zaman.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan seorang pemimpin yang ingin berhasil adalah: Pertama, jangan dikuasai perempuan. Beberapa pemimpin yang dahulunya berhasil, kemudian rusak namanya karena seorang `perempuan' yang hadir dalam hidupnya, sehingga beritanya tersiar kemana-mana dan mempermalukan dirinya, keluarganya, dan orang-orang yang dipimpinnya. Menghadirkan seorang `perempuan' biasanya juga menjadi strategi seorang musuh yang paling jitu untuk menjatuhkan kedudukan lawannya. Waspadalah! Kedua, jangan dikuasai anggur, minuman keras, dan narkoba. Kecanduan membuat hilang pikiran sehat, mudah dipengaruhi, dan berumur pendek. Betapa ironisnya bila seorang pemimpin meninggal bukan karena memperjuangkan nama bangsa dan negaranya, namun karena berjuang mengatasi kecanduan dirinya sendiri terhadap obat-obatan dan minuman keras. Bagaimana ia dapat memimpin orang lain dengan baik bila gagal memimpin dirinya sendiri. Ketiga, adil terhadap yang tertindas. Hal ini biasanya diabaikan seorang pemimpin yang telah mendapatkan banyak dukungan. Ia melupakan hak orang lemah, orang miskin, dan orang tertindas. Mereka yang diabaikan haknya tidak akan tinggal diam, mereka mungkin mengadakan pemberontakan untuk menuntut keadilan.

Di negara kita banyak terjadi pemberontakan arus bawah yang diabaikan haknya, sehingga mereka mengadakan aksi menuntut keadilan. Hal ini pun dapat menggoyahkan pemerintahan seorang pemimpin. Namun seorang pemimpin yang berhasil adalah yang mampu mengendalikan dirinya terhadap segala godaan yang mengancam kedudukannya.

Renungkan: Mewaspadai diri dari segala godaan yang menghancurkan, adalah sikap pemimpin sejati.

(0.18) (Yes 66:18) (sh: Penginjilan (Minggu, 9 Mei 1999))
Penginjilan

Penginjilan Misi Allah (Missi Deo) dinyatakan secara singkat dalam ayat 18: "Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaan-Ku". Alat penggenap tujuan mulia ini adalah penginjilan. Melalui penginjilan ini setiap orang dari berbagai bangsa dan bahasa, meskipun berbeda "status" dalam masyarakat, memiliki hak dipanggil dan menyaksikan kedahsyatan kemuliaan Tuhan.

Allah mengutus siapa? Misi Allah tidak hanya dipercayakan kepada Yesaya, atau diperuntukkan bagi dua belas murid Yesus saja. Orang-orang dari segala bangsa itulah yang Allah pilih dan jadikan imam untuk memberitakan kedahsyatan kemuliaan-Nya kepada manusia dari segala bangsa (ay. 19, bdk. Mat. 28:19-20). Bila akhirnya musim menuai orang percaya tiba, persembahkanlah hasil tuaian itu sebagai korban sajian yang harum yang berkenan kepada Tuhan.

Dalam Perjanjian Baru, Yohanes mengajak kita memahami perkataan Yesus yang memaparkan tentang keadaan ladang yang sudah menguning yang siap dituai. Begitu pula Matius, mengajak kita memahami perkataan Yesus bahwa tuaian memang banyak, tetapi pekerja hanya sedikit. Bukankah ajakan mereka ini memacu semangat dan motivasi kita untuk memberitakan kemuliaan Allah? Melalui kiasan itu, khususnya dalam ulasan Matius, Allah menunjukkan bahwa pekerjaan mengabarkan Injil tidak dapat dilakukan tanpa pertolongan orang lain yang telah menggabungkan dirinya di dalam Yesus Kristus.

Siapkah Anda diutus? Ternyata, hanya karena berkat Tuhan, tuaian seluruh umat manusia akan datang dan sujud menyembah di hadapan Tuhan. Masa dan waktu tak lagi mampu membatasi kebebasan beribadah dan pemberitaan Injil.

Renungkan: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja-pekerja hanya sedikit." Bila Allah memanggil Anda dan diutus menjadi pekerja-Nya, siapkah Anda mengemban panggilan itu?

(0.18) (Yeh 43:1) (sh: Kemuliaan Allah kembali ke Bait Suci (Minggu, 25 November 2001))
Kemuliaan Allah kembali ke Bait Suci

Kemuliaan Allah kembali ke Bait Suci. Inilah klimaks dari seluruh penglihatan yang diterima Yehezkiel yaitu bahwa kemuliaan Allah yang meninggalkan Bait Suci akibat dosa umat-Nya (ayat 10:18-20) kini kembali ke Bait Suci yang baru. Melalui pintu gerbang timur kemuliaan Allah meninggalkan Bait Suci yang lama (ayat 10:19). Melalui pintu gerbang timur pula kemuliaan Allah kembali (ayat 43:2, 4). Karenanya,penglihatan ini menyatakan pengampunan Allah yang akan memulihkan kembali umat-Nya.

Allah sendiri menyatakan bahwa Bait Suci adalah tempat takhta dan tapak kaki-Nya (ayat 7). Dalam gambaran Kemah Suci, ruang mahakudus adalah tempat Allah bersemayam dengan tutup pendamaian dan tabut perjanjian sebagai takhta serta tempat meletakkan tapak kaki-Nya. Jelas di sini Allah menyatakan perkenanan-Nya untuk kembali menjadi raja atas Israel.

Segala kenajisan Israel akan disingkirkan karena raja mereka adalah Allah yang kudus. Dinding yang melingkupi kompleks Bait Suci memisahkan segala kenajisan tersebut dari kesucian Allah yang hadir dalam hidup mereka (ayat 7b-9). Yehezkiel disuruh menggambarkan rancangan Bait Allah yang baru agar umat Israel yang sudah sadar akan keberdosaan mereka, melalui gambar itu, diingatkan akan dan diajar tentang kekudusan Allah yang mereka sembah. Mereka diingatkan untuk melakukan dengan setia segala hukum Allah. Sungguh suatu hal yang indah karena Allah tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka, dan dengan penuh kasih membimbing mereka ke kehidupan yang baru.

Renungkan: Allah tetap mengasihi umat-Nya yang sering gagal dan berdosa. Sebuah rencana agung untuk menyelamatkan manusia dari dosa telah digenapi-Nya di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

PA 3: Yehezkiel 39:11-29

Nubuat tentang penyerangan Gog atas Israel yang sedang melakukan pembaharuan merupakan suatu pukulan yang sangat mengejutkan bagi mereka. Nubuat ini merupakan bunyi peringatan yang sungguh menakutkan. Namun demikian, nubuat ini juga memberikan jaminan kepada Israel bahwa mereka akan bertahan dan mampu melewati berbagai tantangan berat yang menyertai proses pemulihan mereka. Melalui peristiwa ini, Tuhan memperkenalkan Diri-Nya sebagai pribadi yang kudus dan mengendalikan sejarah bangsa-bangsa. Suatu saat Tuhan akan menyatakan kemenangan-Nya yang final terhadap yang jahat.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Apa yang akan terjadi pada Gog dan khalayak ramai (ayat 11- 16)? Bagaimana kekalahan mereka digambarkan (ayat 17-20)?

2. Apakah yang dilakukan Israel terhadap mereka (ayat 11-16)? Apakah tujuan dari tindakan masyarakat Yahudi ini (ayat 12, 14, 16)? Berkaitan dengan sifat Tuhan yang seperti apakah hal ini perlu dilakukan (ayat 38:16, 23; 39:7, 25, 27)?

3. Apakah yang dinyatakan Tuhan kepada Israel melalui kekalahan Gog (ayat 22, 28)? Apakah yang dinyatakan Tuhan kepada bangsa-bangsa dalam peristiwa ini (ayat 21, 23, 24)? Apakah alasan Tuhan membawa Israel ke pembuangan dan memulihkannya kembali?

4. Apakah yang dilakukan Tuhan kepada Israel ketika mereka berubah setia terhadap Tuhan (ayat 23)? Selaras dengan apakah hal ini dilakukan (ayat 24)? Apakah yang dikerjakan Tuhan dalam proses pemulihan umat-Nya (ayat 29)?

5. Sifat-sifat Tuhan apakah yang dinyatakan melalui pembuangan dan pemulihan Israel, serta kekalahan Gog (ayat 38:16, 23; 39:7, 12, 21, 25, 27)?

6. Melalui pelajaran hari ini kita dapat melihat bahwa kekudusan Tuhan harus dipelihara dalam kehidupan umat-Nya (ayat 11-16); Allah mendatangkan penghukuman bagi mereka yang meremehkan- Nya (ayat 17-20) dan memukul serta menyembuhkan umat yang dikasihi-Nya (ayat 21-24, 25-29). Bagaimanakah seharusnya Anda menghormati kekudusan Tuhan dalam rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, pergaulan, dan hobby Anda?

(0.18) (Dan 5:17) (sh: Tegas terhadap dosa (Minggu, 25 April 1999))
Tegas terhadap dosa

Tegas terhadap dosa. Penawaran kuasa dan harta ternyata tak menyilaukan mata Daniel. Justru Daniel menganggap tawaran Belsyazar merupakan penghinaan terhadap Allah. Tak ada sedikitpun keinginan Daniel mencuri kuasa dan kemuliaan Allah bagi kepentingan dirinya sendiri. Kuasa ilahi dan kemuliaan sorga yang menyertainya melebihi segala sesuatu di dunia ini membuatnya tidak gila kuasa, dan gila hormat. Daniel menyadari sepenuhnya bahwa kuasa Allah yang dilayaninya itulah yang memampukan dia mengartikan makna dari tulisan yang menggentarkan Belsyazar itu. Daniel menunjukkan kepada kita suatu sikap konsisten yang terus dipertahankan sejak semula. Tidak menutup kemungkinan bila kita pun akan mengalami desakan-desakan dari lingkungan kita. Bila kita tetap mempertahankan keyakinan beriman kita, maka Allah yang Penguasa dan penentu segala sesuatu itu memampukan kita menolak segala bentuk godaan dan tawaran-tawaran "semu" yang menggiurkan.

Melalui wibawa dan kuasa Allah. Dengan kemampuan dan kepercayaan dari Allah, Daniel menegur dosa Belsyazar. Dosa yang merupakan pengulangan terhadap dosa masa lampau. Bahwa Belsyazar menganggap remeh dan tidak belajar dari pengalaman sejarah raja Nebukadnezar pendahulunya. Terbukti ketika ia melakukan kesalahan yang sama. Bila seorang pemimpin tidak belajar dan memetik hikmat dari pengalaman dan fakta sejarah, maka kesalahan yang sama yang pernah dilakukan para pendahulu kita akan terulang kembali. Kedua, Belsyazar terlalu berani mengotori peralatan bait Allah dengan hal-hal yang menajiskan. Hal lain lagi yang dilakukan oleh raja Belsyazar dan mengundang murka Allah, ialah keberaniannya mengotori peralatan bait Allah dengan hal-hal yang menajiskan dan memalukan. Kekuasaan seringkali membuat orang tidak lagi dapat membedakan mana yang milik Allah, mana yang milik manusia.

Renungkan: Pertama: Tidak semua kebaikan yang kita terima harus selalu diresponi dengan menawarkan kekuatan kuasa dan kenikmatan harta. Kedua: Teguran Allah ini bisa terjadi pada siapa saja, dengan tujuan agar supaya pelaku dosa menyadari kesalahannya dan mengalami pertobatan.

Doa: Tuhan, mampukan saya bertahan dan tidak tergoda oleh rayuan dunia ini, yang berusaha menarik saya keluar dari lingkungan kewibawaan-Mu.



TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA