Ketika Gaal melihat rakyat itu, berkatalah ia kepada Zebul: "Lihat, ada orang banyak turun dari puncak gunung." Jawab Zebul kepadanya: "Itu bayang-bayang gunung, yang kausangka manusia."

Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana<x id="w" /> serta menari-nari.<x id="x" /> Dialah anaknya yang tunggal;<x id="y" /> selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan.

Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki;<x id="d" /> kepalanya takkan kena pisau cukur,<x id="e" /> sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir<n id="1" /><x id="f" /> Allah dan dengan dia akan mulai<x id="g" /> penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin."

Tetapi ia berkata kepadaku: Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; oleh sebab itu janganlah minum anggur<x id="k" /> atau minuman yang memabukkan<n id="1" /><x id="l" /> dan janganlah makan sesuatu yang haram, sebab sejak dari kandungan ibunya sampai pada hari matinya,<x id="m" /> anak itu akan menjadi seorang nazir Allah."

Lalu menangislah isteri Simson itu sambil memeluk Simson, katanya: "Engkau benci saja kepadaku, dan tidak cinta kepadaku;<x id="b" /> suatu teka-teki kaukatakan kepada orang-orang sebangsaku, tetapi jawabnya tidak kauberitahukan kepadaku." Sahutnya kepadanya: "Sedangkan kepada ayahku dan ibuku tidak kuberitahukan, masakan kepada engkau akan kuberitahukan?"

Berkatalah ia kepada ibunya: "Uang perak yang seribu seratus itu, yang diambil orang dari padamu dan yang karena itu kauucapkan kutuk--aku sendiri mendengar ucapanmu itu--memang uang itu ada padaku, akulah yang mengambilnya." Lalu kata ibunya: "Diberkatilah<x id="d" /> kiranya anakku oleh TUHAN."

Jawab mereka: "Bersiaplah, marilah kita maju menyerang mereka, sebab kami telah melihat negeri itu, dan memang sangat baik. Masakan kamu tinggal diam! Janganlah bermalas-malas untuk pergi memasuki dan menduduki<x id="k" /> negeri itu.

Mereka maju, lalu berkemah di Kiryat-Yearim<x id="p" /> di Yehuda. Itulah sebabnya tempat itu disebut Mahane-Dan<x id="q" /> sampai sekarang; letaknya di sebelah barat Kiryat-Yearim.

Tetapi datanglah pada malam<x id="b" /> itu seorang tua, yang pulang dari pekerjaannya di ladang. Orang itu berasal dari pegunungan Efraim<x id="c" /> dan tinggal di Gibea sebagai pendatang, tetapi penduduk tempat itu adalah orang Benyamin.

Tetapi ada anakku perempuan,<x id="o" /> yang masih perawan, dan juga gundik orang itu, baiklah kubawa keduanya ke luar; perkosalah mereka dan perbuatlah dengan mereka apa yang kamu pandang baik, tetapi terhadap orang ini janganlah kamu berbuat noda."

Sebab itu berkatalah mereka: "Dari suku-suku Israel adakah satu yang tidak datang menghadap TUHAN di Mizpa?" Lalu tampaklah, bahwa dari Yabesh-Gilead<x id="l" /> tidak ada seorangpun yang datang ke perkemahan jemaah itu.

Lalu kata mereka pula: "Setiap tahun ada perayaan bagi TUHAN di Silo<x id="v" /> yang letaknya di sebelah utara Betel,<x id="w" /> di sebelah timur jalan raya yang menuju dari Betel ke Sikhem<x id="x" /> dan di sebelah selatan Lebona."

Perhatikanlah baik-baik; maka apabila anak-anak perempuan Silo keluar untuk menari-nari,<x id="y" /> baiklah kamu keluar dari kebun-kebun anggur itu, dan masing-masing melarikan seorang dari anak-anak perempuan Silo itu menjadi isterinya dan pergi ke tanah Benyamin.

Boas telah pergi ke pintu gerbang<x id="q" /> dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus<x id="r" /> yang disebutkan<x id="s" /> Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk.

Ketika ia sampai, Eli<x id="h" /> sedang duduk di kursi di tepi jalan menunggu-nunggu, sebab hatinya berdebar-debar karena tabut Allah itu. Ketika orang itu masuk ke kota dan menceritakan kabar itu, berteriaklah seluruh kota itu.

Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal<x id="v" /> dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal.

Tetapi orang ini berkata kepadanya: "Tunggu, di kota ini ada seorang abdi Allah,<x id="l" /> seorang yang terhormat; segala<x id="m" /> yang dikatakannya pasti terjadi. Marilah kita pergi ke sana sekarang juga, mungkin ia dapat memberitahukan kepada kita tentang perjalanan yang kita tempuh ini."

Jawab Saul kepada bujangnya itu: "Tetapi kalau kita pergi, apakah yang kita bawa kepada orang itu? Sebab roti di kantong kita telah habis, dan tidak ada pemberian<x id="n" /> untuk dibawa kepada abdi Allah itu. Apakah yang ada pada kita?"

Jawab bujang itu pula kepada Saul: "Masih ada padaku seperempat syikal perak; itu dapat aku berikan kepada abdi Allah itu, maka ia akan memberitahukan kepada kita tentang perjalanan kita."

Lalu juru masak itu menghidangkan paha<x id="f" /> dan apa yang termasuk ke situ dan meletakkannya ke depan Saul. Dan Samuel berkata: "Lihat, yang tinggal ini diletakkan ke depanmu; makanlah, sebab telah disimpan bagimu untuk perayaan ini, ketika aku berkata: Aku telah mengundang orang banyak." Demikianlah pada hari itu Saul makan bersama-sama dengan Samuel.