Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 766 ayat untuk yaitu untuk AND book:19 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.85) (Mzm 49:1) (sh: Antara harta dan martabat (Minggu, 19 Agustus 2001))
Antara harta dan martabat

Antara harta dan martabat. Kebenaran tentang martabat manusia yang dipaparkan oleh pemazmur (ayat 21) akan dicemooh oleh masyarakat umum sebab mereka sangat mengagungkan harta. Semakin banyak harta, semakin terhormat orang tersebut. Konsep ini sudah ditanamkan ke dalam pikiran manusia sejak kecil.

Bagaimana seharusnya penilaian Kristen terhadap harta? Pemazmur tidak mengajarkan Kristen untuk anti harta. Ia juga tidak mengajarkan bahwa harta membuat martabat manusia serendah binatang. Pemazmur dengan tegas menyatakan bahwa jika manusia hanya mempunyai harta namun tidak mempunyai pengertian, martabatnya akan serendah binatang. Apakah ini berarti bahwa pengertianlah yang membuat martabat manusia tinggi? Ya! Lalu apa yang dimaksud dengan pengertian? Apakah kepandaian akademis? Tidak! Setiap manusia tidak dapat melawan satu fase dalam kehidupannya yaitu kematian. Berapa pun harta yang dimiliki, fase ini tidak dapat dihindari ataupun ditunda ketika saatnya tiba (ayat 8-11). Ditinjau dari fase ini manusia memang tidak berbeda dengan binatang seolah-olah kematian adalah tujuan akhir hidupnya (ayat 12-15). Lalu apa yang membedakan manusia dengan binatang? Tidak lain tidak bukan adalah hubungan dengan Allah yang dimilikinya (ayat 16). Hubungan ini yang membuat kematian bukan akhir dari kehidupannya (ayat 16). Inilah pengertian itu yaitu manusia yang melepaskan Allah dan mengikatkan diri kepada harta bukanlah manusia. Karena itulah Kristen tidak seharusnya menaruh hormat berlebihan kepada orang kaya (ayat 16-20).

Renungkan: Kebenaran ini sangat penting dan bersifat universal karena itu harus dipahami dan diajarkan secara serius (ayat 2-5). Sedini mungkin kebenaran ini diajarkan maka semakin cepat martabat manusia dipulihkan. Mulailah dari sekarang untuk menghormati manusia bukan berdasarkan kekayaan ataupun kedudukannya.

Bacaan untuk Minggu Ke-11 sesudah Pentakosta

Keluaran 16:2-4, 12-15

Efesus 4:17-24

Yohanes 6:24-35

Mazmur 78:14-20, 23-29

Lagu: Kidung Jemaat 365a

PA 7 Mazmur 44

Mazmur ini merupakan suatu doa permohonan bangsa Israel di saat mereka mengalami kekalahan perang. Di tengah keadaan letih dan tertekan, mereka mencoba mengingat-ingat kebaikan Tuhan pada masa lampau, namun hal itu justru membuat mereka tidak mengerti dan bertanya-tanya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Bagaimana mereka menggambarkan keadaan nenek moyang mereka (ayat 2-9)? Bagaimana mereka menggambarkan tindakan Allah pada masa lampau terhadap nenek moyang mereka (ayat 2-4)? Apakah yang menjadi faktor kemenangan nenek moyang mereka (ayat 5)? Berdasarkan apakah keyakinan mereka dibangun (ayat 6)? Berdasarkan kemenangan ini, apakah yang mereka deklarasikan? Bagaimanakah mereka mendeklarasikannya (ayat 8-9)?

2. Bagaimana keadaan mereka sekarang (ayat 10-23)? Bagaimanakah mereka menggambarkan tindakan Allah terhadap mereka (ayat 10-15)? Berdasarkan kekalahan mereka, apakah yang mereka deklarasikan? Bagaimana mereka mendeklarasikannya (ayat 16-17)? Bagaimana mereka mengajukan keberatan kepada Allah? Alasan-alasan apa yang mereka gunakan (ayat 18-23)?

3. Pertanyaan-pertanyaan apakah yang mereka ajukan kepada Allah sebagai penutup dari ratapannya ini (ayat 24-26)? Apakah Kristen memiliki kebebasan untuk mempertanyakan keraguannya kepada Allah?

4. Adakalanya Tuhan seakan-akan tertidur dan membiarkan diri kita berada dalam kesulitan (bdk Mark 4:35-41), apakah Ia benar-benar tertidur dan tidak peduli? Jika tidak, apakah yang ingin dikerjakan-Nya bagi kita melalui proses seperti ini?

5. Apa yang mereka lakukan ketika menyadari karya Allah pada masa lampau dan krisis yang mereka hadapi sekarang? Apa yang menjadi dasar dari harapan mereka (ayat 27)? Ketika ingatan terhadap apa yang telah Allah perbuat pada masa lampau tidak cukup memberikan jawaban, atas dasar apakah kita menggantungkan harapan kita? Apakah Allah tetap adalah Allah yang dapat dipercayai ketika kita tidak menemukan jawaban atas persoalan yang kita hadapi?

(0.85) (Mzm 67:1) (sh: Berkat untuk bangsa-bangsa (Senin, 21 Juni 2004))
Berkat untuk bangsa-bangsa

Berkat untuk bangsa-bangsa. Ingat perumpamaan yang diajar-kan Tuhan Yesus mengenai orang kaya yang bodoh? Orang itu mendirikan lumbung besar untuk menampung kelimpahan panennya, tetapi akhirnya mati tanpa menikmati kekayaan itu. Peribahasa Indonesia mengatakan, ayam mati di lumbung. Itulah jadinya orang-orang yang menumpuk kekayaan bagi dirinya sendiri, atau bagi keturunannya, tetapi tidak peduli orang lain. Kekayaan yang berlimpah seperti itu tidak menjadi berkat baginya.

Apakah berkat itu? Kapankah kekayaan, kekuasaan, kesehatan, dll. (yang menurut kategori manusia adalah berkat) benar-benar suatu berkat? Berkat adalah segala sesuatu yang Allah limpahkan kepada kita yang dapat kita nikmati dengan sepenuh-penuhnya. Kapankah kita bisa benar-benar menikmati berkat? Pada waktu kita berbagi dengan sesama kita tanpa pamrih dan tanpa pilih kasih. Jadi, kekayaan, kekuasaan, kesehatan, dll. adalah berkat tatkala bukan hanya kita, dan keluarga kita dan kroni kita yang menikmatinya, tetapi juga orang lain, sekeliling kita, sesama kita ikut berbagian. Berkat benar-benar menjadi berkat dan dinikmati waktu berkat itu menjadi berkat buat orang lain.

Mazmur 67 adalah mazmur berkat. Permohonan pemazmur agar Allah memberkati umat-Nya (ayat 2) adalah bermotivasikan agar semua bangsa mengenal Allah, menikmati berkat keselamatan-Nya, dan merasakan pemerintahan Allah yang adil (ayat 3,5). Pada akhirnya, pemazmur berharap semua bangsa bisa "memberkati Allah" yaitu bersyukur dan bersukacita karena Allah (ayat 4-6). Akhirnya juga, umat Israel benar-benar diberkati Allah.

Bagaimanakah caranya supaya bangsa-bangsa lain menerima berkat Allah? Yaitu dengan umat Israel membagi berkat-berkat yang mereka terima kepada bangsa-bangsa lain. Demikian juga sesama kita dapat menerima berkat dari Tuhan Yesus, kalau kita membagikannya dengan mereka.

Tekadku: Aku mau menjadi saluran berkat Allah kepada sesamaku.

(0.85) (Mzm 105:1) (sh: Kebaikan Allah yang berlimpah (Kamis, 20 Oktober 2005))
Kebaikan Allah yang berlimpah

Kebaikan Allah yang berlimpah Mazmur sejarah ini unik karena tidak menyebut-nyebut sama sekali Daud dan keturunannya sebagai raja Israel. Mazmur ini ditulis pada permulaan masa sesudah pembuangan, ketika kerajaan Israel sudah hancur, tetapi umat Allah diizinkan oleh penjajah mereka kembali ke Tanah Perjanjian. Ada perasaan ketidakpastian dari umat, apakah Allah akan memimpin mereka pulang ke negeri mereka?

Pemazmur mengajak umat yang berada di persimpangan jalan itu untuk mengarahkan hati, pikiran, dan ibadah mereka kepada Allah. Dengan menggunakan berbagai kata kerja yang mengungkapkan aspek-aspek ibadah, seperti bersyukur, mengingat, bermegah, mencari, dst. (ayat 1-5), pemazmur ingin menggugah hati umat kepada perbuatan-perbuatan Allah pada masa lampau dalam hidup mereka. Betapa Allah telah menyatakan anugerah-Nya tak henti-hentinya kepada mereka sejak permulaan sejarah bangsa mereka (ayat 16-45), bahkan sejak cikal bakal mereka, yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub (ayat 7-15). Satu hal yang ditekankan berulang adalah dalam setiap tahapan sejarah hidup umat, Allah terus memberkati, melindungi, dan menyertai mereka (ayat 12-15).

Sejak awal, Allah telah mengikatkan diri-Nya dengan perjanjian kekal kepada umat-Nya melalui Abraham, bahwa merekalah pewaris Tanah Kanaan (ayat 7-11). Perjanjian itu menempatkan Israel bukan hanya sebagai umat pilihan, tetapi juga yang diurapi (ayat 15), yaitu yang diutus untuk menjadi agen Allah menyatakan keselamatan bagi bangsa-bangsa. Itu sebabnya, salah satu aspek ibadah adalah memperkenal-kan Allah dan perbuatan baik-Nya kepada mereka (ayat yaitu+untuk+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1b).

Melalui penyembahan yang benar, kita diingatkan akan kebaikan dan kemurahan-Nya atas hidup kita. Kita akan di-mampukan untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada tangan Allah yang berkuasa. Tangan yang berlubang paku itulah yang akan terus menopang hidup kita.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.85) (Mzm 117:1) (sh: Kasih setia Allah kekal (Senin, 6 Mei 2002))
Kasih setia Allah kekal

Kasih setia Allah kekal. Mazmur yang paling pendek dari keseluruhan Mazmur ini mengajak seluruh bangsa untuk memegahkan Tuhan dalam gema sorak: “bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” “Segala bangsa” di sini adalah seluruh bangsa, termasuk orang-orang dari bangsa bukan Yahudi. Segala bangsa diajak karena pujian ini merupakan jawaban atas keyakinan bahwa Tuhan memerintah seluruh dunia. Ajakan pemazmur ini dapat disejajarkan dengan gema pemberitaan nabi Yesaya, yaitu bahwa sebelum kedatangan orang Israel, Allah telah dipuji di Yerusalem sebagai Allah yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi (Yes. 11). Pada pemberitaan Yesaya selanjutnya, orang-orang dari seluruh bangsa diundang untuk datang kepada Tuhan, Allah Israel (Yes. 55). Mazmur ini mempunyai tempatnya dalam kebaktian di Yerusalem sesudah masa pembuangan.

Susunan mazmur pujian ini dapat dilihat dengan sangat jelas. Bagian pembukaan, bukan umat Israel saja yang diundang memuji Tuhan, melainkan segala bangsa dan segala suku bangsa. Ini memperlihatkan adanya unsur universal, seperti yang terdapat dalam mazmur lain: demikian bangsa-bangsa, bahkan semua yang bernafas diajak memuji Tuhan (Mzm. 47:2; 66:8). Di seluruh bumi, keselamatan yang dikerjakan Allah akan dikenal (Mzm. 22:28-30; 66:4) karena Dialah yang menghakimi bumi dengan menolong orang yang lemah, sengsara, dan miskin (Mzm. 82:8).

Bagian pokok, yang dibuka dengan kata penghubung “sebab”, mengungkapkan mengapa Tuhan harus dipuji, yaitu karena keagungan, kehebatan kasih-Nya kepada umat-Nya, yang menjadi nyata dalam segala tindakan dan karya-Nya, serta kesetiaan Tuhan yang tidak pernah berkurang kualitasnya. Di bagian lainnya, pemazmur menekankan tentang kasih setia Tuhan yang hebat atas kita. Ini mengungkapkan bahwa perbuatan-perbuatan Allah terhadap Israel sungguh hebat dan dapat diandalkan.

Renungkan: Kasih Allah kepada umat-Nya lebih dari sekadar perasaan saja, karena kasih yang bernilai kekal itu juga telah diwujudkan-Nya dalam diri Anak-Nya, Yesus Kristus.

(0.85) (Mzm 66:1) (sh: Memurnikan perak. (Selasa, 28 April 1998))
Memurnikan perak.

Memurnikan perak.
Untuk lebih terjurus, judul senada Mazmur ini diberikan dalam terjemahan lain yaitu Lagu Syukur atas pembebasan ilahi dari Sennacherib. Itu menunjukkan kemuliaan Allah yang menang atas musuh kejam. Allah yang berperang bagi umat-Nya. Pemazmur mengisyaratkan bahwa Allah pernah dengan sengaja menguji (bukan mencobai) umat-Nya. Apa maksud-Nya? Pastikanlah dari ayat yaitu+untuk+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10. Anda kena jaring? (ayat 11). Kepala Anda dilangkahi orang? Anda dihanguskan atau ditenggelamkan? (ayat 12). Ia biarkan musuh Anda menghina Anda, lalu Ia bebaskan Anda. Supaya apa?

Sela, sela, sela. Ungkapan favorit ini dapat diartikan sebagai rehat, istirahat, berhenti sejenak dan renungkan kebenaran itu! Kata sela hampir selalu dipakai untuk menarik perhatian kita kepada ungkapan penting, keagungan kasih karunia Allah. Di sekujur tubuh mazmur ada perwujudan atau manifestasi Kekuatan Ilahi yang harus diakui manusia. Baca ayat yaitu+untuk+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4, 7, dan 16, lalu bisikkan sela dengan jelas dan penuh penghayatan. Ketika di bagian sela, berhentilah sebentar! Ulangi pernyataan yang baru dibaca! Renungkan apakah terdapat informasi mengenai Allah, kemenangan dan pertolongan-Nya, sikap yang harus diambil sesuai dengan tuntutan kebenaran itu, apa yang harus Anda buat untuk melaksanakan tekad atau sikap itu! Bertindaklah maju!

(0.85) (Mzm 119:81) (sh: Berpegang teguh pada titah-Nya (Rabu, 25 Agustus 1999))
Berpegang teguh pada titah-Nya

Berpegang teguh pada titah-Nya. "Hampir saja mereka menghabisi aku di bumi, tetapi aku tidak meninggalkan titah-titah-Mu!" Apa pun yang dialami oleh pemazmur, sekalipun itu mengancam keselamatan jiwanya, ia tahu apa yang seharusnya dilakukan, yaitu tetap berpegang teguh pada perintah Allah. Segala usaha, tenaga, dan kerinduan jiwa dicurahkan pemazmur untuk menggenapi prinsip hidupnya ini. Yang terpenting dalam hidup ini ialah berpegang dan berjalan dalam titah-titah Tuhan. Sekuat itu pulakah kerinduan dan usaha kita untuk memahami hukum-hukum-Nya dan menaati-Nya? Apabila masalah bertubi-tubi menimpa kita dan seolah Allah tak menjawab atau bertindak, seringkali hal itu membuat kita tidak setia pada firman-Nya. Pemazmur memberi teladan bagi kita untuk tetap percaya dan berpegang pada firman-Nya.

Firman-Nya tak terbatas dan kekal. Segala sesuatu di dunia ini ada batasnya: umur manusia terbatas, kekuasaan para pemimpin terbatas, kekuatan fisik seseorang terbatas, dsb.. Namun firman Tuhan tak terbatas kesempurnaannya dan luas sekali. Pada mulanya sudah ada Firman dan Firman itu akan ada sampai selama-lamanya, kekal dan tak berkesudahan. Itulah sebabnya firman-Nya layak dipercaya. Dengan firman-Nya yang tak terbatas dan kekal, Tuhan menghidupkan kita, sehingga kita tidak binasa dalam sengsara, tetapi beroleh keselamatan.

(0.84) (Mzm 37:21) (sh: Kebahagiaan orang benar (ayat 2) (Senin, 2 Juni 2003))
Kebahagiaan orang benar (ayat 2)

Kebahagiaan orang benar (ayat 2). Di dua bagian terdahulu kita telah melihat bagaimana pemazmur mengajar orang benar untuk tidak marah karena kesuksesan dan kemakmuran orang fasik. Bagian ketiga (ayat 23-29) masih meneruskan pokok-pokok pikiran dari dua bagian sebelumnya, tetapi dengan fokus yang agak berbeda. Kalau bagian pertama didominasi oleh panggilan kepada orang benar untuk bersandar dan berlindung kepada Tuhan, dan bagian kedua menitikberatkan pada kesia-siaan usaha orang fasik, bagian ketiga sekarang memusatkan perhatian pada Tuhan dan perlindungan-Nya atas orang benar.

Tuhan menjaga orang benar sehingga walaupun mereka dapat "jatuh" mereka tidak akan sampai tergeletak (ayat 23-24). Tuhan juga mencukupi kebutuhan mereka dan bahkan dari kecukupan itu mereka dapat memberi dengan murah hati (ayat 25-26). Bagian ini ditutup dengan panggilan ajakan untuk menjauhi kejahatan dan melakukan kebaikan karena Tuhan adalah Tuhan yang "mencintai hukum". Juga terdapat penegasan tentang orang benar yaitu bahwa mereka akan mewarisi negeri (ayat 27-29). Siapa saja orang benar yang akan mewarisi negeri? Orang-orang yang mulutnya mengucapkan hikmat, yang lidahnya mengatakan hukum, yang hatinya dituntun oleh Taurat Allah (ayat 31), dan yang hidupnya senantiasa menantikan Tuhan dan mengikuti jalan-Nya meskipun berada di tengah-tengah ancaman orang fasik (ayat 32-34).

Jika Anda tergoda oleh suatu pencobaan, bandingkanlah hasil akhir orang benar dan orang fasik. Orang yang jatuh ke dalam dosa, sering kali disebabkan oleh kemalasan untuk tidak berpikir panjang. Mata gelap, pikiran pendek, membuat orang begitu saja membiarkan dirinya melakukan dosa.

Renungkan: Pikiran dan pemahaman firman adalah hal utama dalam kehidupan. Bangunlah kebiasaan baik mempelajari firman bila Anda ingin memiliki ketahanan dan ketangguhan rohani.

(0.84) (Mzm 43:1) (sh: Pengharapan akan keadilan Allah (Sabtu, 7 Februari 2004))
Pengharapan akan keadilan Allah

Pengharapan akan keadilan Allah. Ada saatnya bagi kita untuk menerima semua tekanan dari lingkungan yang tidak seiman dengan sepenuhnya bersandar kepada Allah yang akan menolong dan memberikan kekuatan. Ada pula saatnya bagi kita untuk mendobrak keluar dari tekanan itu dengan meminta Allah bertindak.

Mazmur 43 sebenarnya menyambung Mazmur 42. Pemazmur yang mulai berhasil mengatasi perasaan tertekannya sekarang meminta Allah bertindak demi keadilan-Nya. Ia adalah orang saleh yang mengalami penindasan dari orang-orang yang jahat, yaitu kaum tidak saleh, penipu, dan orang curang (ayat 1).

Tidak jelas apa yang pemazmur minta untuk Allah lakukan terhadap para musuhnya demi keadilan-Nya. Namun, pemazmur tahu apa yang ia dan bangsanya butuhkan. Pemazmur meminta agar Tuhan yang selama ini diyakininya sebagai tempat pengungsiannya bersegera menuntunnya kembali ke tempat di mana mereka boleh menikmati hadirat Allah (ayat 2,3).

Permintaan si pemazmur agar Tuhan bersegera melepaskan dia dari lingkungan orang-orang yang tidak percaya Tuhan sebenarnya mewakili kerinduan umat Israel untuk lepas dari penjajahan Babel dan kembali ke tanah mereka sendiri. Bagi mereka tempat ibadah yang sejati hanyalah di Yerusalem, kota kudus Allah, dan secara lebih spesifik lagi Bait Allah yang berdiri di Gunung Sion (ayat yaitu+untuk+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3). Selama mereka masih dibuang di Babel, mereka tidak dapat dengan bebas beribadah kepada-Nya. Selama itu pula mereka tidak dapat menikmati Allah maupun Allah menikmati korban-korban persembahan dan puji-pujian mereka (ayat 4).

Sekali lagi pemazmur menasihati jiwanya agar menaruh harapan pada Allah saja.

Renungkan: Katakan pada jiwa Anda: “Allah akan menolong saya.” Lalu, bersyukurlah kepada-Nya.

(0.84) (Mzm 99:1) (sh: Kuduslah Tuhan (Minggu, 14 April 2002))
Kuduslah Tuhan

Kuduslah Tuhan. Mazmur ini merangkumkan dan mendefinisikan ulang tema kedaulatan Allah. Mengingat situasi dunia yang jauh dari benar, adil dan damai, mazmur ini juga mengarahkan pengharapan umat Tuhan pada kedatangan penghakiman akhir Allah kelak, dan mendorong umat untuk hidup di bawah kendali Allah.

Kebesaran, kedahsyatan, kedaulatan, dan semua sifat Allah yang disoroti sebelumnya dan juga di sini, kini disarikan dengan tegas: “Kuduslah Ia!” (ayat yaitu+untuk+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3,5,9). Penegasan tentang kekudusan Allah ini menyimpulkan tiga bagian yang mengulas tentang Allah. Pertama, Allah adalah Raja yang besar, agung, dan misteri-Nya ada di luar jangkauan manusia (ayat 1-3). Kedua, Allah adalah Raja yang kuat, mencintai hukum, melakukan keadilan, menegakkan kebenaran (ayat 6-9). Ketiga, Allah adalah Raja yang menjawab umat-Nya dengan anugerah dan tuntutan ketaatan (ayat 6-9).

Meskipun kedaulatan Allah bersifat universal, namun kedaulatan itu mulai dari pusatnya, yaitu di tengah umat Allah (ayat 1-3). Ini dinyatakan dengan menyebut “Sion’ dan “kerub-kerub” (menunjuk pada tabut perjanjian yang di atasnya dibuat patung kerub). Kekudusan Allah dinyatakan di dalam dan dipancarkan ke seisi dunia mulai dari umat-Nya sendiri. Kekudusan Allah itu menjelaskan kebesaran Allah sebagai hal mencintai hukum dan menegakkan keadilan (ayat 4-5). Dengan demikian, kekudusan yang dalam arti harfiahnya adalah terpisah, kini mendapatkan definisi baru. Allah juga terlibat di dunia dan mewujudkan kebenaran agar manusia berelasi dengan-Nya. Bagi Allah yang demikian, kegentaran bersanding dengan ketaatan dan kasih kepada-Nya. Dari sini lahir kehidupan yang selalu ingin memuliakan Allah (ayat 8-9).

Renungkan: Kristus datang tidak saja untuk mengampuni dosa, tetapi untuk mewujudkan kebenaran dan kekudusan Allah di dalam dan melalui kita di dunia.

Bacaan untuk Minggu Paskah 3

Kisah Para Rasul 5:27-32

Wahyu 5:11-14

Yohanes 21:15-19

Mazmur 30

Lagu:

Kidung Jemaat 405

PA 6 Mazmur 96

Pemahaman mengenai konteks sebuah mazmur perlu, agar kita pembaca masa kini dapat menempatkan diri secara tepat dengan pergumulan pemazmur waktu itu. Demikian pula ketika kita membaca Mazmur 96 ini. Versi Alkitab Perjanjian Lama berbahasa Yunani (Septuaginta atau LXX) memberikan judul “Ketika rumah itu telah selesai dibangun setelah pembuangan. Nyanyian Daud.” Jika ini benar, maka Mazmur 96 dinyanyikan setelah Bait Allah dibangun kembali, setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan di Babel. Tema utama dari mazmur ini adalah Yahweh itu Raja (ayat 10) yang memelihara umat-Nya sekaligus hakim yang akan datang menuntut pertanggungjawaban setiap orang. Kepada-Nyalah pujian harus dilantunkan dan perayaan diadakan.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

Perintah-perintah apa yang disampaikan pemazmur (ayat 1-3)? Apa yang dirayakan oleh pemazmur dan bangsa Israel waktu itu? Mengapa “segala suku bangsa” harus mendengar kabar baik ini (ayat 4-6)? Apakah “pesan” yang terkandung dalam tindakan yang dianjurkan kepada umat?

Dalam hal-hal apakah Allah Israel berbeda dengan allah-allah lain? Hal apa saja merupakan ciri sifat dan perbuatan Allah Israel (ayat 4-6)? Adakah pengalaman Anda yang melaluinya Anda lebih mengenal sifat dan perbuatan Allah? Bagikan!

Apakah tujuan dari ibadah? (perhatikan kata yang diulang-ulang dalam ayat yaitu+untuk+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-8). “Persembahan” dalam bahasa aslinya berarti pemberian kepada Allah apa yang sebenarnya berasal dari Dia. Jika Allah memang mulia dan sumber segala berkat, mengapa kita masih harus memuliakan Dia dan memberi persembahan kepada-Nya? Apakah ibadah gerejawi Anda didasarkan atas motivasi seperti ini? Bagaimana agar ibadah gerejawi kita lebih dekat lagi kepada prinsip ini?

Puncak pujian ada di dalam pengakuan bahwa Tuhan itu Raja yang datang menyertai sekaligus menjadi hakim (ayat 10-13). Bagaimana Anda mengaitkan harta rohani kita di dalam Yesus Kristus dengan tanggung jawab kita untuk memberitakan penghakiman Allah dan penyelamatan Allah untuk sesama kita?

(0.84) (Mzm 101:1) (sh: Tekad seorang pemimpin (Sabtu, 15 Oktober 2005))
Tekad seorang pemimpin

Tekad seorang pemimpin Dalam pemerintahan kita mengenal istilah sumpah jabatan, yaitu janji yang diikrarkan seseorang sebelum menduduki posisi jabatan tertentu. Tentu saja sumpah jabatan bisa hanya sekadar pemanis bibir dan suara merdu di telinga, tanpa kesungguhan di dalam hati.

Mazmur raja ini memuat ikrar seorang raja keturunan Daud untuk menjadi pemimpin yang baik bagi umatnya. Pemazmur mulai dari tekad raja untuk menjadi pribadi yang berintegritas (ayat 1-4). Integritas seseorang berakar dari hubungan pribadinya dengan Tuhan. Oleh karena itu, ukuran kesalehan adalah hidup tidak bercela di hadapan-Nya serta memelihara ketulusan hati. Ini yang disebut integritas hati (ayat 2). Selanjutnya raja bertekad untuk mewujudkan integritas hati ke dalam sikap dan perbuatan yang benar (ayat 3-4). Hal itu dimulai dari rumah tangga kerajaan itu sendiri. Kata rumah di ayat kedua bisa menunjuk kepada keluarga raja atau lebih luas lagi seluruh isi istana. Bahkan bisa juga menunjuk kepada seluruh wilayah kerajaannya (ayat 7).

Sikap raja yang peduli terhadap sikap dan perbuatan orang-orang yang tinggal di dekat dan di sekitarnya merupakan sikap yang sangat penting mengingat seringkali korupsi dan berbagai kejahatan muncul dari orang-orang yang dekat dengan kekuasaan. Tekad raja kemudian adalah menegakkan keadilan bagi seluruh rakyatnya (ayat yaitu+untuk+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-8). Raja akan membasmi kejahatan dari negerinya. Sebaliknya, orang yang hidup benar dan tidak bercacat cela akan dibelanya. Dengan demikian rakyat dituntut loyalitasnya kepada raja mereka melalui sikap dan perbuatan yang benar dan tepat.

Setiap Kristen dalam batas tertentu adalah seorang pemimpin. Kita masing-masing dipanggil untuk menjadi pemimpin yang berintegritas tinggi, setia kepada kebenaran dalam sikap dan perbuatan sehingga kita menjadi teladan bagi orang yang kita pimpin.

Renungkan: Kepemimpinan yang baik selalu mulai dari memberi diri dipimpin oleh Tuhan.

(0.84) (Mzm 52:1) (sh: Meneladani kebingungan Daud (Kamis, 23 Agustus 2001))
Meneladani kebingungan Daud

Meneladani kebingungan Daud. Daud sedang dalam keadaan yang sangat genting (ayat yaitu+untuk+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2 bdk. 1Sam. 22:9-10). Tindakan Doeg berpotensi untuk menghancurkan masa depan serta membahayakan keselamatan jiwa Daud. Namun ia tidak mengeluh. Sebaliknya ia justru bingung melihat Doeg yang bangga dengan kejahatannya terhadap orang yang dikasihi Allah (ayat 3-6) sebab tindakannya itu akan mendatangkan cemoohan serta kehancuran bagi diri Doeg (ayat 7-9).

Apa yang dapat dipelajari dari kebingungan Daud? Kebingungan Daud mendemonstrasikan keyakinannya yang tidak tergoyahkan dalam segala situasi tentang siapa dirinya dihadapan Allah dan siapa Allah bagi dirinya (ayat 3). Karena itu ia mampu untuk selalu berorientasi pada masa yang akan datang dimana Allah akan merobohkan ... Ia akan merebut ... (ayat 7). Kebingungan Daud juga memperlihatkan bahwa ia memahami realita kehidupan yaitu meskipun ia adalah seseorang yang dikasihi dan diurapi oleh Allah, ia tidak terbebas dari berbagai masalah maupun persoalan hidup.

Ia juga dengan yakin mengidentifikasikan dirinya sebagai pohon zaitun yang menghijau (ayat 10). Ini sangat mengagumkan. Pohon zaitun adalah pohon yang memerlukan waktu yang lama untuk bertumbuh. Pohon ini melambangkan keindahan, kekuatan, kedamaian, kelimpahan, bahkan berkat ilahi. Pengidentifikasiannya memperlihatkan kerohanian Daud yang dewasa dan kepribadiannya yang matang. Ia yakin tidak ada kekuatan apa pun yang akan mengubah rencana Allah bagi dirinya (ayat 10) namun ia tidak mengharapkan jalan pintas sebaliknya ia siap berjuang dan bekerja keras untuk merealisasikan rencana Allah bagi dirinya. Keyakinan yang luar biasa inilah yang mendorong Daud untuk bersyukur dan bersaksi akan kesetiaan dan kemuliaan Tuhan senantiasa tanpa tergantung pada situasi maupun keadaan (ayat 11).

Renungkan: Tekanan dan ancaman yang dialami oleh Daud mungkin sudah atau suatu saat akan kita alami. Namun hendaknya kita dapat bingung seperti Daud sebab bukankah kita adalah orang-orang yang dikasihi Allah, karena Ia sudah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk kita. Tak ada satu kekuatan pun yang dapat menghancurkan kita atau rencana Allah bagi hidup kita, maka bersiaplah senantiasa dan berjuang bagi perealisasian rencana-Nya dalam kehidupan kita.

(0.84) (Mzm 23:2) (full: IA MEMBARINGKAN AKU. )

Nas : Mazm 23:2

Kehadiran dan kedekatan sang Gembala membuat saya dapat "membaringkan diri" dengan tenang, bebas dari segala ketakutan. Roh Kudus selaku Penghibur, Penasihat, dan Penolong menyampaikan perhatian dan kehadiran Kristus sebagai gembala dalam hidupku (Yoh 14:16-18; bd. 2Tim 1:7).

  1. 1) Istirahatku yang aman dalam kehadiran-Nya akan dialami "di padang yang berumput hijau," yaitu di dalam Yesus Kristus dan Firman Allah, yang dibutuhkan untuk kehidupan yang berlimpah (Yoh 6:32-35,63; Yoh 8:31; Yoh 10:9; 15:7).
  2. 2) "Ia membimbing aku ke air yang tenang" dari Roh Kudus-Nya

    (lihat cat. --> Mazm 1:3;

    [atau ref. Mazm 1:3]

    bd. Yer 2:13; Yoh 7:37-39).
(0.84) (Mzm 139:16) (full: DALAM KITAB-MU SEMUANYA TERTULIS. )

Nas : Mazm 139:16

Allah tidak memasukkan kita ke dalam hidup ini tanpa tujuan.

  1. 1) Pernyataan tentang hari-hari yang telah ditetapkan untuk kita mungkin mengacu kepada waktu kita berada di bumi ini, yaitu sekitar 70-80 tahun (lih. Mazm 90:10), walaupun seorang dapat mati sebelum waktunya (lih. Mazm 55:24; Ayub 22:16; Ams 10:27; Pengkh 7:17).
  2. 2) Waktu yang disebutkan dalam mazmur ini mengacu bukan hanya kepada hari, tetapi juga kepada rencana Allah bagi kehidupan kita secara keseluruhan. Dalam rencana-Nya itu, Ia "menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2Pet 3:9; bd. 1Tim 2:4); jadi Allah bermaksud agar kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta memenuhi kehendak-Nya di dalam hidup yang melayani Dia.
(0.84) (Mzm 62:9) (jerusalem: orang-orang yang hina.... yang mulia) Dalam naskah Ibrani dipakai dua ungkapan yang hampir searti, yaitu: anak-anak Adam dan: anak-anak manusia. Ungkapan itu menjadi istilah dengan arti: orang hina, rakyat jelata dan: orang-orang terkemuka, bdk Maz 49:3 Namun demikian ungkapan-ungkapan itu juga dapat diartikan secara umum saja: manusia, insan
(0.84) (Mzm 80:1) (jerusalem: Doa untuk keselamatan Israel) Ratapan nasional ini dapat dihubungkan dengan direbutkan kerajaan utara oleh orang Asyur Maz 80:3, maupun dengan dimusnahkannya Yerusalem oleh tentara Babel pada th 586 seb Mas. Jelaslah umat Israel sangat terdesak oleh musuh, Maz 80:5-7,13-17. Karenanya umat berdoa kepada Tuhan supaya kiranya sebagai gembala yang baik menggembalakan kawananNya, Maz 80:2-3, dan bagaikan petani yang jitu memelihara kebun anggurNya dan melimpahkan kepada umat anugerahNya, Maz 80:9-12, yaitu dengan memulihkannya, Maz 80:3,7,19 sebagai anak kesayanganNya. Umat berjanji akan setia pada Tuhannya, Maz 80:19.
(0.84) (Mzm 149:1) (jerusalem: Nyanyian kemenangan bagi orang Israel) Ini kidung merupakan nyanyian syukur yang dinyanyikan umat dalam ibadat syukuran atas kemenangan yang diperolehnya. Sesudah pembukaan berupa ajakan, Maz 149:1-3, dikemukakan alasan mengapa umat patut bersyukur, yaitu kemenangan atas musuh, Maz 149:4-5. Tetapi umat Israel perlu berjuang terus untuk melakukan pembalasan Tuhan pada raja-raja dan bangsa-bangsa lain, Maz 149:6-9. Kidung nasional ini agaknya berasal dari zaman Yunani, sebab serupa sedikit dengan Neh 4:11,18; 2Ma 15:27, tetapi ia melayangkan pandangan ke penghakiman terakhir di mana umat Israel berperan sebagai alat keadilan ilahi, bdk Yes 61:2 dst; Zak 9:13 dst.
(0.84) (Mzm 50:1) (sh: Spiritualitas Kristen (Senin, 20 Agustus 2001))
Spiritualitas Kristen

Spiritualitas Kristen. Ragam spiritualitas yang dikenal oleh masyarakat secara umum pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3. Pembagian berdasarkan pada apa yang ditekankannya. Ragam pertama menekankan pentingnya melakukan ritual keagamaan seperti mengadakan penyembahan dan persembahan sesaji. Ragam kedua lebih menekankan pentingnya perbuatan amal. Ragam ketiga menekankan keduanya. Termasuk yang manakah kekristenan? Bukan ketiganya.

Pemazmur nampaknya mengakhiri puisinya dengan memaparkan ragam spiritualitas yang ketiga yaitu memberikan tempat yang sama baik kepada ritual keagamaan dan moralitas tinggi (ayat yaitu+untuk+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">16-22, 23). Namun sebenarnya tidak. Pemazmur menekankan persembahan syukur bukan bakaran. Mengapa? Allah sendiri mengatakan bahwa Ia tidak membutuhkan segala macam korban persembahan sebab Ia adalah pemilik seluruh alam semesta (ayat 7-14). Apa yang akan manusia persembahkan sesungguhnya adalah milik Allah. Karena itu persembahan syukur merupakan bentuk ritual keagamaan yang paling tepat untuk dipersembahkan kepada Allah. Sebab melaluinya pengakuan bahwa apa pun yang dimiliki manusia adalah anugerah Allah sebab Ia pemilik dari semua yang ada (ayat 14-15). Namun bersyukur dengan tulus sebenarnya tidak mudah dilakukan. Penyebabnya adalah tingginya tingkat kemandirian manusia yang disebabkan karena kemajuan ilmu dan teknologi. Untuk mengurangi tingginya tingkat kemandirian itu dan meninggikan persembahan syukur kepada Allah, manusia harus mempunyai pengenalan yang benar akan Allah yaitu bahwa Allah adalah Penguasa seluruh alam semesta (ayat 1), Ia adalah Allah yang tak terhampiri dalam kemuliaan-Nya (ayat 2) namun juga Allah yang terlibat dalam sejarah manusia (ayat 3), Allah adalah hakim yang adil yang akan mengadili siapa pun termasuk umat-Nya (ayat 4).

Renungkan: Jadi apakah spiritualitas kristen? Spiritualitas kristen adalah spiritualitas yang harus dimulai dengan pengenalan akan Allah yang benar, lalu diikuti dengan kehidupan yang penuh syukur dan bermoralitas tinggi. Sudahkah spiritualitas ini menjadi bagian dari hidup Anda? Manakah yang masih harus ditingkatkan dalam kehidupan spiritualitas Anda: pengenalan akan Allah, kehidupan yang penuh syukur, atau moralitas tinggi? Apa yang akan Anda lakukan?

(0.83) (Mzm 1:2) (full: KESUKAANNYA IALAH TAURAT TUHAN. )

Nas : Mazm 1:2

Orang yang diberkati Allah bukan hanya berbalik dari kejahatan, tetapi juga membangun hidup mereka di sekitar firman Tuhan. Mereka berusaha untuk menaati kehendak Allah dari hati yang sungguh-sungguh senang akan jalan dan perintah Allah (lih. 2Tes 2:10, di mana dikatakan bahwa orang fasik binasa karena "tidak menerima dan mengasihi kebenaran"). Yang memotivasi tindakan mereka adalah roh dan perasaan yang telah ditebus, terpikat hatinya oleh kebenaran Allah sebagaimana terdapat dalam Firman-Nya.



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA