Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 95 ayat untuk tiba-tiba (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.31) (Luk 8:22) (sh: Jangan takut! (Selasa, 27 Januari 2004))
Jangan takut!

Jangan takut! Kami sekeluarga pernah menyewa perahu nelayan ke Pulau Seribu untuk memancing. Sore harinya, kami bermaksud kembali ke Jakarta. Saat itu langit mendung, tidak lama kemudian hujan lebat pun turun dan gelombang silih berganti menerpa perahu yang kami tumpangi. Saat itu kami ketakutan karena merasa tidak berdaya menghadapi kekuatan alam yang menakutkan itu.

Bacaan kali ini, menceritakan kepada kita tentang Yesus yang sedang bersama murid-murid-Nya dalam sebuah perahu menuju Gerasa, dan Ia lalu tertidur. Tiba-tiba danau yang tenang bergolak karena angin taufan. Kita dapat membayangkan bagaimana takutnya para murid Yesus menghadapi angin taufan yang datang tiba-tiba dan dengan sikap panik mereka membangunkan Yesus. Mereka takut binasa! Sikap para murid ini berbeda dengan sikap Yesus yang tetap tidur dengan tenang. Mengapa Yesus tetap tenang dan menikmati istirahat-Nya?

Hanya ada satu sebab yang membuat-Nya bersikap demikian, yaitu karena Ia adalah Tuhan atas alam semesta. Hanya dengan menghardik saja taufanpun reda dan danaupun tenang kembali (ayat tiba-tiba&tab=notes" ver="">24b). Luar biasa! Situasipun berubah dari takut yang satu ke takut yang lain. Semula takut binasa kemudian takut kepada sang Guru (ayat 25). Jelas sekarang, bukan murid-murid yang seolah menyadarkan Yesus, tetapi sebaliknya Yesuslah yang menyadarkan murid-murid untuk percaya kepada Yesus bukan hanya sebagai Guru, yang mengajarkan norma-norma spiritualitas tetapi percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang berkuasa atas alam semesta.

Yesus menuntut murid-murid-Nya untuk tidak sekadar mengikut kemana Yesus mengajak mereka pergi. Ia menuntut agar murid-murid-Nya tahu siapa pribadi yang mereka ikuti itu dan percaya sepenuhnya kepada-Nya dalam situasi apapun

Renungkan: Jangan takut bila bersama Yesus, sekalipun maut mengadang di depan.

(0.27) (Mzm 64:1) (sh: Di balik kerapuhan terpancar kekuatan (Rabu, 10 Oktober 2001))
Di balik kerapuhan terpancar kekuatan

Di balik kerapuhan terpancar kekuatan. Daud memulai mazmur ini dengan penggambaran tentang situasi yang rentan dari orang benar (ayat 2-7) dan mengakhirinya dengan pendeklarasian keyakinannya akan pertolongan Tuhan (ayat 8-11). Di bawah teror yang menakutkan, ia menyadari bahwa pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Serangan tersembunyi yang dilancarkan secara tiba-tiba tidaklah mampu mendahului langkah penyelamatan yang dikerjakan Tuhan (ayat tiba-tiba&tab=notes" vsf="TB" ver="">5b, 8). Ia yakin, bahwa jerat dan rancangan orang fasik yang dengan sempurna telah disiapkan tidak akan berhasil menghancurkan orang benar, karena Tuhan akan menyembunyikan orang benar dari jerat yang dirancang secara tersembunyi, bahkan membalikkan kejahatan menimpa diri mereka sendiri (ayat tiba-tiba&tab=notes" vsf="TB" ver="">3, 5a, 8-10).

Melalui keyakinan Daud ini, kita dapat mempelajari: [1] Tuhan adalah tempat perlindungan orang benar. Komitmen orang benar untuk hidup dengan cara yang jujur seringkali justru membawanya kepada berbagai kesulitan. Namun Tuhan tidak pernah membiarkan mereka. Ia menyediakan diri-Nya menjadi tempat perlindungan bagi orang benar dan jujur (ayat 11); [2] Di balik kerapuhan orang benar terpancar kekuatan yang tak terkalahkan, sedangkan di balik ketangguhan orang jahat tersembunyi kerapuhan yang tak tertolongkan. Hal ini disebabkan karena sumber kekuatan orang jahat adalah strateginya yang tidak memperhitungkan Tuhan, sedangkan sumber kekuatan orang benar terletak pada doanya (ayat tiba-tiba&tab=notes" vsf="TB" ver="">4-7, 2-3). Doa adalah sumber pengharapan yang kokoh di tengah keadaan yang rentan; [3] Terdapat perbedaan yang nyata antara akhir hidup orang jahat dan orang benar. Tuhan dengan tiba-tiba menembak mereka yang berusaha membidik orang benar (ayat tiba-tiba&tab=notes" vsf="TB" ver="">8, 4-5). Tuhan membuat mereka yang menajamkan lidah dan perkataannya seperti pedang, tergelincir oleh perkataannya sendiri. Hal ini berbeda dengan akhir hidup orang benar; walaupun mereka ada di bawah ancaman bahaya, mereka akan bersukacita dan bermegah karena Tuhan.

Renungkan: Pernahkah Anda berkomitmen untuk hidup dalam kebenaran? Tentunya hal ini bukanlah sesuatu yang mudah, karena dengannya kita akan diperhadapkan dengan berbagai risiko. Bagaimana pelajaran kita pada hari ini mendorong Anda untuk tetap setia menjalankannya? Singkirkan berbagai hambatan dan majulah!

(0.27) (Mat 24:37) (sh: Hamba yang setia dan bijaksana (Minggu, 21 Maret 2010))
Hamba yang setia dan bijaksana

Judul: Hamba yang setia dan bijaksana
Peristiwa Akhir Zaman tidak dapat dipisahkan dari penghakiman. Di perikop ini, nasihat untuk berjaga-jaga diberikan dalam konteks penghakiman. Dengan menggunakan kisah Nuh, Yesus menyatakan bahwa penghakiman terjadi secara tiba-tiba (ayat 37-39).

Penghakiman juga memecahkan rutinitas pekerjaan kita sehari-hari (ayat 40-42). Penghakiman dapat datang setiap waktu, tidak hanya pada hari libur, tetapi juga pada jam kerja. Teman sekerja yang setiap hari bertemu, secara tiba-tiba dapat dipisahkan oleh penghakiman Ilahi. Kedatangan Anak Manusia juga dilukiskan seperti seorang pencuri yang membongkar rumah. Berbeda dengan tamu, pencuri datang di saat yang tidak lazim, ketika pemilik rumah lengah atau tengah beristirahat (ayat 43-44). Contoh-contoh yang diberikan Yesus menunjukkan pertama, betapa hari penghakiman itu tidak dapat diterka. Hari itu dapat datang setiap saat. Kedua, betapa penghakiman Ilahi itu mutlak. Ketiga, betapa kita sekali lagi dinasihatkan untuk berjaga-jaga.

Sikap berjaga-jaga dijelaskan sebagai sikap hamba yang setia dan bijaksana (ayat 45). Setia berarti tetap melaksanakan tugas kapanpun waktunya, sehingga pada saat tuannya datang, ia puas melihat kesetiaan hambanya. Bijaksana berarti benar-benar mengerjakan tugas yang diberikan tuannya, bukan kegiatan yang lain. (ayat 45-47). Sebaliknya, hamba yang jahat adalah hamba yang tidak setia. Karena melihat tuannya tidak ada, ia menyepelekan tugas yang diberikan tuannya, mengganggu hamba yang lain, dan bermabuk-mabukan (ayat 48-50). Hamba yang jahat disetarakan dengan orang munafik (lih. pasal tiba-tiba&tab=notes" ver="">23), yang adalah gambaran pemuka agama Yahudi, yang berbuat baik hanya ketika dilihat orang dan untuk mencari pujian.

Doa: Tuhan, jadikan aku hamba-Mu yang setia dan bijaksana, meskipun aku tidak tahu kapan Engkau akan datang; Biarlah aku merendahkan diri dan taat mengerjakan apa yang Engkau telah firmankan di setiap saat.

(0.27) (Mat 25:1) (sh: Siap sedia, berjaga-jaga selalu, jangan lengah (Senin, 2 April 2001))
Siap sedia, berjaga-jaga selalu, jangan lengah

Siap sedia, berjaga-jaga selalu, jangan lengah. Digambarkan dalam perumpamaan ini bahwa mempelai laki- laki akan datang pada waktu yang tidak disangka-sangka. Mempelai laki-laki menuntut gadis-gadis telah siap sedia kapan saja dengan perlengkapan lengkap agar sewaktu-waktu ia datang, para gadis segera menyambutnya dapat pergi bersama dia masuk ke perjamuan kawin. Gadis- gadis harus tahu apa yang harus dilakukan untuk mempersiapkan dan memperlengkapi dirinya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Meski waktu kedatangan sang mempelai laki-laki tidak diketahui, gadis-gadis itu harus terus berjaga-jaga dan siap siaga. Pelita dan minyak yang dipakai untuk menggambarkan kesiapan para gadis adalah semacam obor yang perlu setiap lebih kurang 15 menit dituangi minyak zaitun agar tetap menyala. Ketika mempelai laki-laki datang, mereka dapat ikut dalam prosesi mempelai laki-laki ke perjamuan tanpa kekurangan minyak.

Perumpamaan ini mengajarkan tentang apa yang terjadi saat Tuhan Yesus datang kembali menjemput murid-murid untuk dibawa masuk kedalam kemuliaan-Nya. Tuhan Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai mempelai laki-laki yang kedatangan-Nya terjadi secara tiba-tiba. Ia hanya akan membawa gadis-gadis yakni jemaat-Nya yang siap sedia. Bagi yang tidak mempersiapkan diri tidak ada kesempatan untuk berbenah. Segera pintu ruang perjamuan ditutup dan tidak akan dibuka kembali.

Menjadi-gadis-gadis bijaksana adalah tanggung jawab setiap Kristen. Pelita harus tetap menyala saat mereka berjalan dalam prosesi ke perjamuan. Untuk itu perlu mempersiapkan dan memperlengkapi diri. Dalam perumpamaan-perumpamaan yang mendahului (22:1-14, 24:29- 36, 24:37-44, 24:45-51) kita mengerti bahwa kedatangan Tuhan Yesus akan memisahkan antara yang siap dan yang melalaikan. Padahal Ia datang dalam waktu yang tidak dapat diketahui. Ia datang dengan tiba-tiba. Oleh sebab itu sebagai jemaat-Nya kita harus hidup sesuai dengan petunjuk firman-Nya, menaati perintah-Nya, dan setia menantikan dalam kewaspadaan penuh. Hati dan pikiran, tindakan dan perbuatan kita hendaknya diarahkan pada hari kedatangan-Nya, sehingga kita siap kapan saja dijemput dan dibawa masuk ke pesta perjamuan.

Renungkan: Hiduplah sebagai 'mempelai perempuan' yang siap sedia seolah-olah sang mempelai laki-laki datang pada hari ini.

(0.27) (Luk 24:36) (sh: Kebangkitan dan misi Kristen (Rabu, 26 April 2000))
Kebangkitan dan misi Kristen

Kebangkitan dan misi Kristen. Yesus menampakkan diri kembali kepada murid-murid-Nya. Tujuan penampakan-Nya ini adalah untuk meyakinkan mereka sekali lagi bahwa Yesus yang sudah bangkit itu adalah Yesus yang memiliki tubuh, daging, dan tulang sama seperti dulu, walaupun sekarang sudah dalam bentuk yang mulia. Karena itu Ia mampu hadir di tengah-tengah murid-murid- Nya secara tiba-tiba. Yesus yang sekarang adalah Yesus yang sama ketika masih bersama-sama dengan mereka.

Untuk mencapai tujuan-Nya Yesus pertama-tama menyatakan identitas-Nya secara lisan yaitu "Akulah Dia" (ayat 39). Identitas ini bukan hanya menunjuk pada roh Yesus, namun juga fisik dan tubuh Yesus. Karena itu Yesus mengundang murid-murid agar menggunakan indra peraba mereka untuk meyakini bahwa setelah kebangkitan-Nya, Yesus masih mempunyai daging dan tulang. Ia pun meminta sesuatu untuk dimakan. Tindakan ini untuk memperlihatkan lebih jauh lagi bahwa dalam satu segi Ia sudah tidak bersama- sama mereka, walaupun sekarang Ia berdiri di tengah-tengah mereka (ayat 44). Ia sudah berada di dalam "dunia" yang lain, karena itu tidak terpengaruh lagi dengan hukum alam yang ada di dunia ini, maka Ia bisa muncul secara tiba-tiba.

Peneguhan kebangkitan-Nya bukan untuk kepentingan mereka pribadi saja namun untuk kepentingan misi para murid dunia. Injil Kristus bukan berdasarkan logika filsafat namun berdasarkan peristiwa sejarah yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama dan yang digenapi oleh Yesus di dalam sejarah manusia melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Ini adalah inti Injil. Injil ini harus diberitakan kepada semua orang, supaya mereka yang bertobat mendapatkan pengampunan secara khusus di dalam nama Yesus yang sudah mati dan bangkit kembali (ayat 47), bukan di dalam nama kemurahan dan kasih Allah secara umum. Walaupun berdasarkan atas fakta sejarah, namun Injil yang diberitakan harus dibarengi dengan kuasa Roh Kudus. Setelah semua itu dikatakan maka selesailah karya Yesus di bumi sebagai Manusia, dan Ia naik ke surga. Murid-murid menyembah dan memuliakan Dia (ayat 52-53).

Renungkan: Kebangkitan Kristus bukan saja merupakan berkat terbesar bagi hidup Kristen, namun juga memberikan dasar, arah dan kekuatan kehidupan bagi Kristen dan pelayanannya di dunia.

(0.25) (Mat 5:28) (full: MEMANDANG ... MENGINGINKANNYA. )

Nas : Mat 5:28

Yang disalahkan oleh Kristus bukanlah pikiran mendadak yang mungkin dibisikkan oleh Iblis ke dalam pikiran seorang, bukan juga keinginan yang tidak senonoh yang muncul dengan tiba-tiba. Yang dimaksudkan adalah pikiran atau keinginan tidak senonoh yang disetujui oleh kehendak seseorang, yaitu keinginan amoral yang akan dilaksanakan jikalau ada kesempatan. Keinginan dalam hati akan kenikmatan seksual yang haram, bila direnungkan dan tidak dilawan, adalah dosa

(lihat art. NORMA-NORMA MORALITAS SEKSUAL).

  1. 1) Orang Kristen harus berhati-hati dalam mengelak kesenangan yang diperoleh dari melihat gambar amoral sebagaimana ditampilkan dalam film atau bacaan yang cabul (bd. 1Kor 6:15,18; Gal 5:19,21; Ef 5:5; Kol 3:5; 2Tim 2:22; Tit 2:12; Ibr 13:4; Yak 1:14; 1Pet 2:11; 2Pet 3:3; 1Yoh 2:16).
  2. 2) Dalam hal mempertahankan kesucian seksual, baik perempuan maupun laki-laki memiliki tanggung jawab. Seorang wanita Kristen harus hati-hati agar tidak berdandan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian kepada tubuhnya, dan dengan demikian menimbulkan godaan bagi laki-laki serta merangsang hawa nafsu. Berdandan secara tidak sopan adalah dosa (1Tim 2:9; 1Pet 3:2-3).
(0.25) (Luk 21:34) (full: HARI TUHAN JANGAN DENGAN TIBA-TIBA JATUH KE ATAS DIRIMU. )

Nas : Luk 21:34

Yesus menyimpulkan berita nubuat-Nya dengan memperingatkan para pengikut-Nya agar jangan begitu asyik dengan kesenangan dan kekuatiran dunia sehingga mereka gagal untuk bersiaga bagi kedatangan-Nya.

  1. 1) Kata-kata ini dimaksudkan bagi seluruh umat Allah dari segala zaman, bukan hanya bagi mereka yang hidup pada hari-hari akhir dari zaman kesengsaraan itu. Tuntutan untuk kesetiaan rohani sangat penting mengingat pengajaran Yesus bahwa Ia akan kembali bagi orang percaya yang setia pada saat yang tak disangka-sangka. Karena waktu kedatangan-Nya bagi gereja tidak dapat ditentukan, maka orang percaya harus selalu siap

    (lihat cat. --> Mat 24:40;

    lihat cat. --> Mat 24:42;

    lihat cat. --> Yoh 14:3).

    [atau ref. Mat 24:40,42; Yoh 14:3]

  2. 2) Pengangkatan orang setia oleh Kristus (1Tes 4:16-17) "menyelamatkan kita dari murka yang akan datang" (1Tes 1:10), supaya kita "beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi" di bumi (ayat Luk 21:35-36; bd. ayat Luk 21:25-26;

    lihat cat. --> Luk 21:36 berikut;

    lihat cat. --> Wahy 3:10).

    [atau ref. Luk 21:36; Wahy 3:10]

(0.25) (Kis 28:31) (full: MEMBERITAKAN KERAJAAN ALLAH. )

Nas : Kis 28:31

Kitab Kisah Para Rasul berakhir dengan tiba-tiba, tanpa diberikan kesimpulan formal tentang apa yang dilakukan Allah melalui Roh Kudus dan para rasul PB. Allah bermaksud supaya kisah Roh Kudus dan pemberitaan Injil dilanjutkan dalam kehidupan umat Kristus sampai kesudahan zaman (Kis 2:17-21; Mat 28:18-20). Lukas, dengan ilham Roh, telah menyatakan pola Allah mengenai gereja dan apa yang harus dilakukannya. Ia telah memberikan contoh-contoh dari kesetiaan orang percaya, kemenangan Injil terhadap tentangan musuh serta kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam gereja dan di antara orang. Inilah pola Allah bagi gereja masa kini dan masa depan, dan kita harus dengan setia memberitakan dan menghayatinya (2Tim 1:14). Semua gereja harus mengukur dirinya dengan apa yang dilakukan dan dikatakan Roh di antara orang percaya yang mula-mula. Jikalau kuasa, kebenaran, sukacita, dan iman dalam gereja-gereja kita tidak sama dengan apa yang terbaca dalam Kisah Para Rasul, maka kita harus meminta kepada Allah agar sekali lagi memperbaharui iman kita dalam Kristus yang telah bangkit dan mengaruniakan pencurahan Roh Kudus kembali.

(0.25) (Bil 12:1) (sh: Dua titik rawan pemimpin rohani (Jumat, 22 Oktober 1999))
Dua titik rawan pemimpin rohani

Dua titik rawan pemimpin rohani. Harun dan Miryam yang sebelumnya menjadi pendamping setia Musa dalam menjalankan tugasnya memimpin bangsa Israel, tiba-tiba mengusik kehidupan pribadi Musa dan "menyerangnya". Dua alasan utama mereka adalah: (ayat 1) pernikahan yang dianggap melanggar tradisi dan (ayat 2) monopoli kekuasaan (ayat 2). Memang tuduhan-tuduhan itu tidak terbukti, namun pelajaran yang bisa dilihat adalah dua hal ini merupakan titik yang diperhatikan oleh orang lain dan dapat mengundang respons yang tidak bersahabat dari mereka. Berhati-hatilah dengan dua hal ini.

"Ketidaksabaran" Allah. Musa tidak meresponi amarah dan ketidakpuasan Harun dan Miryam dengan amarah pula, sebaliknya Allah yang murka terhadap mereka. Ia "tidak sabar" terhadap mereka karena ketidaktaatan kepada pemimpin rohani mereka; karena Musa adalah orang yang dipilih dan diurapi oleh Allah untuk melakukan misi yang dipercayakan kepadanya. Tindakan Harun dan Miryam tidak hanya mendatangkan hukuman bagi Miryam, namun seluruh bangsa Israel terhenti perjalanannya karena harus menunggu Miryam. Sebagai umat Allah hendaklah kita menghormati dan mentaati para pemimpin rohani kita. Jangan sampai kesalahan kita mengakibatkan pelayanan gereja terhalang.

(0.25) (Bil 13:1) (sh: Segala sesuatu dapat terjadi (Sabtu, 23 Oktober 1999))
Segala sesuatu dapat terjadi

Segala sesuatu dapat terjadi. Bangsa Israel yang sudah di ambang tanah perjanjian tiba-tiba diperhadapkan pada suatu problema besar. Bangsa yang mendiami Kanaan terlalu kuat untuk dikalahkan. Ibaratnya Israel bagai belalang di hadapan raksasa. Akhirnya disimpulkan bahwa Kanaan hanyalah mimpi. Mengapa umat takut? Karena mereka berfokus pada kesulitan, sehingga tidak mau maju meraih berkat-Nya di tanah perjanjian. Bila kita memandang kesulitan jauh lebih besar dari pengharapan akan masa depan yang cerah, maka tak setitik kecerahan masa depan menjadi bagian dalam hidup kita. Segala sesuatu dapat terjadi dalam hidup ini, kesulitan dan pergumulan tak pernah jauh dari kehidupan kita, tetapi fokuskan pada apa yang ada di depan yang disediakan Allah dan terus melangkah bersama-Nya.

Apa pun dapat digunakan Allah. Meskipun mereka melihat realita yang sama, namun kesimpulan Yosua dan Kaleb berbeda. Mengapa? Sepuluh pengintai melihat realita dengan "kaca-matanya" sendiri, sedangkan Yosua dan Kaleb melihat dengan "kaca-mata" Allah. Sepuluh orang melihat raksasa sedangkan yang dua melihat masa depan di tanah perjanjian yang disediakan Allah. Sepuluh orang goyah iman, tetapi yang dua memperteguh imannya kepada Allah. Termasuk kelompok manakah Anda?

(0.25) (Mzm 87:1) (sh: Kota Sion, kota Allah. (Selasa, 25 Agustus 1998))
Kota Sion, kota Allah.

Kota Sion, kota Allah.
Dengan penuh keyakinan dan keberanian pemazmur menyatakan bahwa Kota Sion adalah Kota Allah. Luar biasa! Padahal banyak kota yang bersejarah di Israel. Apa yang membuat kota Sion lebih unggul, lebih utama, lebih istimewa, lebih dicintai Tuhan? Karena Tuhan sendiri membangun, dan mendirikan-Nya (ayat 1). Kemuliaan Sion bukan dari dirinya sendiri, tetapi dari Tuhan Allah yang mencintai-Nya (ayat 3). Sedangkan kota-kota lain tidak pernah digambarkan dengan hal-hal mulia. Untuk memperjelas keistimewaan Kota Sion ini kita bandingkan dengan. Mzm. 2:6; Yes. 2:3; Ibr. 12:22; Why. 14:1).

Yerusalem Baru. Perenungan pemazmur tiba-tiba beralih ke Yerusalem di masa depannya. Kota itu bukan lagi pusat kegiatan orang-orang Yahudi saja tetapi segala bangsa dari penjuru dunia. Ia akan menjadi kota internasional. Ia akan menjadi pusat dunia. Dalam Kitab Wahyu kita membaca penglihatan tentang kota surgawi yaitu Yerusalem baru, wujud Kerajaan Allah di muka bumi ini. Meski Gereja tidak identik dengan Kerajaan Allah, tetapi sebagai bagian darinya, hendaknya kemuliaan Allah sungguh terpancar di dalam keberagaman warganya. Tentu gereja harus terus menerus menyampaikan kabar baik supaya melahirkan orang-orang percaya yang mengenal Allah, Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 1:12; Yoh 3:3;. Yoh 17:3).

Doa: Tuhan, ajarlah kami untuk mensyukuri keistimewaan yang Tuhan anugerahkan. Amin.

(0.25) (Mat 3:1) (sh: Pembuka jalan yang menggetarkan. (Sabtu, 27 Desember 1997))
Pembuka jalan yang menggetarkan.

Pembuka jalan yang menggetarkan.
Tiga puluh tahun telah berlalu ketika tiba-tiba muncullah Yohanes Pembaptis, bak sebuah bintang cemerlang menakjubkan di langit malam. Berita yang dibawanya tidak kurang mengejutkan. Kedatangan Kerajaan sorga dikaitkan bukan dengan agama melainkan dengan perubahan seluruh segi hidup. Kerajaan Allah mulai dengan Allah sendiri yang memasuki sejarah manusia sebagai Manusia! Kini, Kristus memerintah di dalam hati orang-orang percaya, sementara kepenuhan Kerajaan Allah hanya terjadi apabila segala kejahatan sudah diadili dan dihapuskan.

Cara dan pola hidup berbeda. Yohanes Pembaptis berbeda dari pemimpin agama lainnya. Sementara banyak yang rakus, egois dan mencari sanjungan, ia hanya mencari yang memperkenan Allah. Penampilannya berbeda karena hatinya istimewa. Hal itu menjadi daya tarik kuat bagi banyak orang. Apabila orang sungguh menguduskan Tuhan dan rencana-Nya dalam hidupnya, pasti akan unik hidupnya.

Renungkan: Ketika Ia datang sebagai Juruselamat orang dituntut bertobat. Terlebih lagi menjelang kedatangan-Nya sebagai Tuhan dan Raja di atas segala raja!

Doa: Hidupku banyak dipengaruhi dan diwarnai orang lain daripada oleh-Mu, Tuhan. Ampuni dan tolongku untuk bertobat.

(0.25) (Mrk 2:1) (sh: Yesus mengampuni dosa (Minggu, 19 Januari 2003))
Yesus mengampuni dosa

Yesus mengampuni dosa. Saat Yesus mengajar orang banyak, tiba-tiba datang sekelompok orang menggotong seorang lumpuh (ayat 3). Tetapi, orang banyak menjadi penghalang bagi mereka untuk sampai ke hadapan Yesus (ayat 4). Ada jalan lain? Ada. Melalui atap rumah. Upaya untuk sampai ke depan Yesus dipandang sebagai ekspresi iman (ayat 5).

Dalam ayat tiba-tiba&tab=notes" ver="">6,8, narator memberi informasi kepada kita bahwa Yesus tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah. Menurut pemahaman orang Yahudi, hanya Allah yang tahu isi hati manusia (ayat 1Raja 8:39). Jadi, informasi narator dalam ayat tiba-tiba&tab=notes" ver="">6,8 ini menginformasikan dan menyatakan bahwa Yesus adalah Allah.

Yesus tidak hanya tahu isi hati manusia. Yesus juga tahu kebutuhan dasar manusia. Orang lumpuh dibawa teman-temannya ke hadapan Yesus untuk disembuhkan. Mengejutkan bagi yang hadir, sebab perkataan pertama yang diucapkan Yesus kepada si lumpuh bukan soal kesembuhan, melainkan soal pengampunan dosa. Penyakit yang diderita si lumpuh disebabkan oleh dosanya. Tanpa pengampunan dosa, tidak mungkin kesembuhan terjadi. Perlu juga dicatat bahwa dalam ajaran Yesus, tidak selalu penyakit disebabkan dosa (bdk. Yoh. 9:2-3).

Renungkan: Pengampunan dosa semata-mata adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha atau prestasi manusia.

(0.25) (Luk 23:56) (sh: Yesus bangkit! (Minggu, 11 April 2004))
Yesus bangkit!

Yesus bangkit! Pagi-pagi benar pada hari Minggu perempuan-perempuan dengan rempah-rempah bergegas ke kuburan (ayat 1). Siapa mereka? Nama-nama mereka: Maria dari Magdala, Yohana dan Maria ibu Yakobus dan beberapa perempuan lain (ayat 10). Perempuan-perempuan itu ingin memberi rempah-rempah pada mayat Yesus. Ketika tiba di kuburan, ternyata mayat Yesus sudah tidak ada. Apakah mayat Yesus sudah dicuri? Adakah orang yang sudah mengambil mayat Yesus. Tentu ini pikiran-pikiran yang muncul dalam benak mereka. Mereka sama sekali tidak mengharapkan Yesus bangkit.

Ketika sedang bingung, tiba-tiba malaikat muncul. Malaikat-malaikat tersebut menyatakan bahwa Yesus telah bangkit. Dua malaikat memberi kesaksian Yesus bangkit agar tuntutan kesaksian dalam Ulangan 19:15 terpenuhi.

Dengan perkataan lain, kebangkitan Yesus bukanlah peristiwa yang mendadak dan mengejutkan. Kebangkitan-Nya telah dinyatakan sebelumnya. Teringat pada perkataan Yesus, perempuan-perempuan sadar bahwa Yesus bangkit (ayat 8). Berita kebangkitan Yesus mereka saksikan kepada murid-murid Yesus (ayat 9). Apa reaksi murid-murid? Percaya? Ternyata tidak!. Justru mereka menganggap bahwa kesaksian perempuan-perempuan tersebut adalah omong kosong (ayat 11). Memang sulit menerima fakta bahwa Yesus telah bangkit, kecuali dengan iman.

Renungkan: Hanya dalam iman kita dimampukan untuk menerima dan percaya kepada pemberitaan kebangkitan Yesus.

(0.25) (Yoh 10:11) (sh: Bukan upahan (Rabu, 27 Januari 1999))
Bukan upahan

Bukan upahan. Gembala yang baik rela berkorban bagi kawanan domba-Nya tanpa pamrih, tanpa upah. Berbeda dengan gembala upahan yang melakukan tugas bukan karena tanggung jawab tetapi karena upah yang diterima. Ia tidak segan-segan lari meninggalkan kawanan domba yang dipercayakan kepadanya, bila kesulitan muncul tiba-tiba. Para gembala yang dimaksud Yesus mungkin sekali adalah para ahli Taurat dan orang Farisi yang menentang Dia, yang tidak memimpin umat kepada hidup. Mereka bukan menjamin keselamatan para domba tetapi justru mencelakakan.

Bukan sekandang tapi sekawan. Hal-hal yang Tuhan Yesus utarakan sebenarnya sangat sederhana dan sangat menentukan nasib manusia. Namun kesederhanaan pesan ini ternyata juga tak dipahami pendengarNya. Ketika Yesus mengatakan bahwa Ia pun menerima domba lain yang ingin dituntun-Nya dan bergambung bersama domba milik-Nya, terjadi pertentangan dan penolakan. Pernyataan Yesus: "Akulah Gembala yang baik, sebenarnya menegaskan bahwa banyak para pemimpin agama zaman itu, dan kini banyak gembala seperti Dia. Serahkanlah diri pada tuntunan kasih Yesus Kristus, Gembala yang baik, yang di dalam-Nya kita mendapatkan kebutuhan hidup masa kini dan kelak.

Doa: Tuhan terima kasih, bahwa Engkau bukanlah gembala upahan.

(0.25) (Yoh 19:38) (sh: Yusuf Arimatea (Sabtu, 3 April 1999))
Yusuf Arimatea

Yusuf Arimatea. Ia mencintai Yesus, tetapi tidak berani berterus terang, sebab mengaku murid Yesus dalam situasi saat itu penuh risiko. Tetapi, tiba-tiba ia menjadi berani, walaupun Petrus, sang batu karang sudah menyangkal Tuhannya; murid-murid yang hidup bersama-sama Yesus selama tiga tahun lari tercerai-berai; Kristus dinyatakan sebagai nabi palsu dan penjahat oleh pengadilan. Di saat seperti itulah Yusuf Arimatea secara berani menyatakan diri sebagai pengikut dan sahabat Yesus, Tokoh "kriminal" yang sudah dieksekusi, tanpa memikirkan risiko. Di saat-saat yang rawan, ia berupaya memberikan yang terbaik dan berbuat yang terbaik bagi Yesus. Beranikah kita memproklamirkan diri sebagai sahabat dan murid Yesus di tengah- tengah dunia yang membenci Yesus; di tengah-tengah dunia di mana banyak murid Yesus yang lari tercerai-berai meninggalkan Yesus?

Nikodemus. Ia adalah seorang Farisi, yang karena takut pada orang-orang Yahudi, mengunjungi Yesus secara sembunyi-sembunyi pada waktu malam. Bersama Yusuf Arimatea, ia menguburkan jenazah Yesus. Nikodemus, seorang petobat baru yang memiliki pengenalan pribadi kepada Yesus, menyatakan kasihnya kepada Yesus di saat kematian-Nya. Yusuf dan Nikodemus adalah murid Yesus yang melakukan sesuatu yang tak dilakukan oleh orang lain, walaupun berisiko tinggi.

Doa: Tolong kami agar tetap setia kepada Yesus dalam segala keadaan.

(0.22) (Kej 5:1) (sh: Kuldesak: sebuah jalan buntu kehidupan (Jumat, 7 Februari 2003))
Kuldesak: sebuah jalan buntu kehidupan

Kuldesak: sebuah jalan buntu kehidupan. Siapa yang dapat menghentikan lajunya kematian menerabas semua yang hidup di bumi ini? Kematian adalah sesuatu yang menakutkan. Sebisa mungkin -- meskipun sia-sia -- manusia berusaha melawan atau menghindari. Dihadapkan pada fakta yang skematis ini kita bertanya-tanya, apakah ada pengharapan? Bukankah seluruh hidup kita hanya akan dirangkum seperti pasal tiba-tiba&tab=notes" ver="">5 yang baru saja kita baca: Ketika A hidup x tahun, ia menjadi ayah B. A hidup y tahun setelah melahirkan B, dan dia memiliki anak-anak lelaki dan perempuan. Maka, seluruh hari kehidupan A berjumlah z tahun, dan dia mati.

Ada dua tokoh yang paling tidak perlu kita perhatikan di sini. Pertama adalah Lamekh. Lamekh dalam pasal tiba-tiba&tab=notes" ver="">5 bukanlah Lamekh dalam pasal tiba-tiba&tab=notes" ver="">4. Lamekh di sini adalah Lamekh yang membawa pengharapan, membawa kemenangan. Tidak demikian dengan Lamekh pencabut nyawa dalam pasal tiba-tiba&tab=notes" ver="">4. Dalam garis keturunan Set, ada jalan keluar dari kebuntuan. Pada akhirnya nanti Nuh akan lahir -- Nuh yang memelihara kehidupan tetap berlangsung di muka bumi. Tokoh kedua adalah Henokh. Dalam skema yang berulang dan berulang, tiba-tiba terjadilah sebuah anomali. Henokh tidak ada lagi karena ia diangkat oleh Tuhan. Dengan mengejutkan, kita melihat bahwa tidak semua manusia mati. Henokh adalah sebuah kasus khusus yang menyatakan ada pengharapan. Sebabnya jelas: ia berjalan dengan Allah. Nuh adalah harapan Lamekh untuk menjadi pelepas dari segala beban kehidupan manusia.

Maka, dari kuldesak kita melihat sebuah jalan keluar. Hidup tidak harus begini terus. Ada pengharapan, ada kemenangan, asalkan kita berjalan dengan Allah.

Renungkan: Anda pun akan mati. Semoga nanti di batu nisan Anda tertulis: hidup bergaul dengan Allah. Kematian telah dikalahkan oleh hidup yang kekal!

(0.22) (Kel 4:18) (sh: Harus dikuduskan dulu! (Sabtu, 2 April 2005))
Harus dikuduskan dulu!

Harus dikuduskan dulu!
Seseorang yang mau dipakai Tuhan sebagai alat-Nya, tidak cukup hanya menyatakan kesediaan dan ketaatan. Ia harus menyesuaikan diri dengan panggilan kudus tersebut. Tanpa kekudusan tak seorang pun layak dipakai Tuhan.

Akhirnya, Musa taat pada pengutusan Allah. Dia memutuskan kembali ke Mesir. Suatu keputusan yang tidak mudah, namun dengan jaminan Tuhan Musa pulang (ayat tiba-tiba&tab=notes" ver="">4:19). Atas izin mertuanya, Yitro ia membawa keluarganya pulang ke Mesir (ayat 18). Musa harus mempersiapkan umat Israel untuk keluar dari Mesir dengan menyatakan firman-Nya disertai tanda-tanda mukjizat (ayat tiba-tiba&tab=notes" ver="">28-31). Kemudian Musa harus menghadap Firaun untuk pembebasan umat Israel. Tanda mukjizat pun akan menyertai Musa, baik yang sudah diberikan Tuhan sebelumnya maupun tulah kematian anak sulung Firaun kelak. Hukuman Tuhan jelas dan adil. Kalau Firaun menahan anak sulung Tuhan (Israel), maka Tuhan akan membunuh anak sulung Firaun (ayat 22-23). Dengan cara demikian kuasa Tuhan didemonstrasikan di hadapan orang yang menolak taat.

Mengapa tiba-tiba Tuhan mau membunuh Musa? Musa melalaikan sunat sebagai tanda perjanjian Abraham. Sunat merupakan tanda seseorang adalah umat perjanjian (lihat Kej. 17:9-14). Musa tentu sudah disunat, namun rupanya anaknya belum. Musa sebagai orang tua yang beriman bertangung jawab menyunatkan anaknya. Artinya, komitmen Musa untuk melayani Tuhan harus disertai dengan komitmen mengkuduskan diri dan keluarganya.

Sunat dapat dibandingkan dengan baptisan kudus. Seseorang memberi diri dibaptis sebagai pengakuan diri sudah menjadi anak Tuhan. Namun, yang jauh lebih penting bukan tanda melainkan kehidupan yang menunjukkan buah-buah pertobatan. Bagi hamba Tuhan, hal ini sangat penting. Pelayanan Anda dimulai dengan hidup kudus yang nyata di hadapan orang lain.

Camkan: Pelayanan kudus hanya dapat dilakukan oleh mereka yang hidupnya kudus.

(0.22) (1Raj 11:14) (sh: Di luar nalar (Kamis, 17 Februari 2000))
Di luar nalar

Di luar nalar. Kebesaran, keagungan, dan kedamaian di dalam pemerintahan Salomo yang terkenal di seluruh bumi, tiba-tiba menjadi terusik oleh malapetaka dan ancaman yang tidak berkesudahan hingga akhir hidup Salomo. Ironisnya, penyebab malapetaka itu bukannya kekuatan besar namun 'hanyalah' tiga pribadi yang sesungguhnya 'tidak berarti' bagi Salomo. Siapakah Hadad?, siapakah Rezon? dan siapakah Yerobeam?, sehingga kekayaan, kekuatan, dan kepandaian Salomo yang dikagumi oleh semua raja di bumi menjadi lunglai, tumpul, dan lumpuh menghadapi mereka. Hedad dan Rezon hanyalah musuh "kecil" Daud yang sudah bertahun-tahun menghilang dan tidak mempunyai pengaruh dalam percaturan politik antar negara-negara dalam zaman itu. Yerobeam lebih lagi, ia hanyalah anak dari seorang pegawai istana Salomo, tanpa kedudukan dan kekuasaan yang berarti. Dengan kata lain ditinjau dari segi apa pun, mereka bukanlah tandingan Salomo.

Karena itu betapa terpukul dan terhinanya Salomo menghadapi kenyataan di luar perhitungan nalarnya. Bahkan dikatakan, hingga akhir hidupnya, Hadad dan Rezon tetap mendatangkan malapetaka bagi kerajaan Israel, dan Yerobeam merupakan ancaman terbesar bagi keluarga Salomo. Berdasarkan peristiwa ini dapat dilihat bahwa kesuksesan dan kegagalan Salomo dalam menjalankan roda pemerintahannya tidak tergantung sepenuhnya kepada materi dan kepandaiannya. Ada yang lebih menentukan yaitu Allah yang berdaulat dan berkuasa atas hidup seluruh manusia serta prioritas yang ia berikan dalam kehidupan kerohaniannya. Kedaulatan dan kekuasaan-Nya membangkitkan dan menjadikan Hadad, Rezon, dan Yerobeam menjadi musuh yang begitu berat bagi pemerintahan Salomo dan mendatangkan malapetaka bagi keluarga Salomo.

Kegagalan untuk tetap memberikan prioritas utama kepada Allah di dalam kehidupannya berakibat tidak hanya malapetaka, namun tujuan dan makna hidupnya sebagai raja Israel menjadi porak poranda.

Renungkan: Siapakah Anda? Apakah pekerjaan Anda saat ini? Dua faktor tersebut di atas juga sangat menentukan kehidupan Anda, khususnya makna dan tujuan hidup Anda. Sejauh manakah Anda merasakan bahwa kedua faktor itu memberikan pengaruh bagi setiap langkah dan rencana dalam kehidupan Anda? Ataukah justru Anda merasakan ada faktor lain yang lebih dominan selain dua faktor tersebut?

(0.22) (2Raj 15:1) (sh: Nilai identitas dan panggilan hidup manusia (Rabu, 7 Juni 2000))
Nilai identitas dan panggilan hidup manusia

Nilai identitas dan panggilan hidup manusia. Pernahkah Anda membayangkan jika tiba-tiba hidup Anda menjadi tidak berguna bagi siapa pun, sebab Anda tidak mempunyai ruang gerak, akses, dan kontak dengan dunia luar. Anda hanya hidup untuk dan dengan diri Anda sendiri. Padahal Anda mempunyai kemampuan, kekayaan, dan kedudukan. Bila hanya untuk beberapa hari mungkin kita akan menikmatinya. Namun jika berlangsung untuk waktu yang lama hingga kematian menjemput, betapa tragisnya hidup Anda.

Kehidupan demikianlah yang dijalani Azarya. Ia memerintah di Yehuda selama 52 tahun. Namun nampaknya di tengah perjalanan pemerintahannya, ia harus masuk ke tempat pengasingan karena tulah kusta dari Allah. Sehingga anaknya Yoram ditunjuk sebagai kepala istana dan menjalankan pemerintah atas Yehuda. Suatu keadaan yang sangat tragis. Azarya yang masih mempunyai identitas diri dan panggilan hidup sebagai raja Yehuda, tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dan menunaikan panggilan hidupnya. Secara kejiwaan Azarya pasti mengalami tekanan dan kontradiksi sebab ketidakmampuannya untuk berkiprah di dalam pemerintahan bukan disebabkan karena ia tidak mempunyai kemampuan atau kepiawaian. Namun norma dan tatanan masyarakat yang membatasi, yang membelenggu, bahkan yang mengamputasi seluruh hak untuk mengaktualisasi diri, untuk berkarya, dan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat umat pilihan Allah.

Apa dosa Azarya sehingga ia harus kena tulah dan menanggung konsekuensi yang sedemikian berat? Dalam 2Taw. 26:16-23 dikisahkan bahwa ia kena tulah kusta karena ia berdosa dalam hal merampas hak para imam. Dengan bertindak demikian ia telah mengintervensi dan membatalkan ketetapan Allah. Ia membuat para imam menjadi tidak berguna dan kehilangan identitas serta panggilan hidupnya.

Renungkan: Dalam dunia moralitas yang ditetapkan Allah, siapa yang bersalah pasti dihukum. Tidak peduli apakah dia raja, nabi, rakyat biasa, maupun pejabat. Hukuman yang diberikan pun bukan berdasarkan amarah atau kebencian, tetapi bersifat mendidik. Selama dalam pengasingan, Azarya pasti menyadari dan menyesali dosa-dosanya. Sebab ia sendiri merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak berguna karena hak, identitas, dan panggilan hidupnya dirampas.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA