Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 275 ayat untuk tangan manusia AND book:[1 TO 39] AND book:19 (0.005 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.75) (Mzm 107:23) (sh: Allah atas semesta untuk umat-Nya (Jumat, 26 April 2002))
Allah atas semesta untuk umat-Nya

Alkitab menyaksikan bahwa Allah tidak hanya Allah atas umat tebusan-Nya, tetapi juga atas seluruh alam semesta ini. Catatan Alkitab tentang kisah penciptaan pertama sampai penciptaan baru nanti menunjukkan bahwa alam semesta berasal dari Allah, adalah milik Allah, dan berada di bawah kendali Allah. Namun, pada kenyataannya, dunia ini tidak saja indah dan harmonis, tetapi bisa juga menjadi liar dan menimbulkan malapetaka yang mengerikan.

Dalam bagian ini, pemazmur melanjutkan kisah-kisah penebusan yang Allah lakukan terhadap orang per orang. Pengalaman pelepasan yang kini disaksikan adalah ancaman yang orang alami dari alam di dalam situasi bekerja (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">23-32). Bahaya dan ancaman dalam dunia kerja dilihat pemazmur sebagai kontrol penuh Allah dalam dunia ini. Laut adalah dunia kerja pelaut. Di dalam situasi kerja sehari-hari, para pelaut senantiasa berada di dalam situasi ketika keahlian dan keberanian sehebat apa pun tidak akan pernah membuatnya mampu mengendalikan dunia kerjanya itu. Pelaut yang harus menyesuaikan diri dan pandai-pandai membaca dunia kerjanya, bukan sebaliknya. Tetapi, hal itu juga berarti kesempatan untuk mengakui bahwa Allahlah pengendali dunianya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">23-30). Di dalam ketidakmenentuan hidup dan dunia ini, orang beriman tidak saja menyadari keterbatasan dirinya, tetapi juga mensyukuri kekuasaan Allah atas segala sesuatu.

Reaksi orang terhadap kenyataan bahwa kekuatan-kekuatan alam ini ada di luar kontrolnya tidak sama. Sejak dulu sampai kini, manusia cenderung menyembah hal-hal yang tak dapat dikuasainya. Dulu orang menyembah sungai, gunung, kesuburan, dewi laut, dll. Kini manusia memiliki lebih banyak lagi hal yang mereka sembah: kecantikan, kekayaan, kekuasaan, kenikmatan perut, dll. Pemazmur menolak kecenderungan menganggap bahwa hidup tergantung pada alam dan dunia ini. Allah yang mengatur irama perputaran alam (ayat 33-38) bahkan juga seluruh perjalanan sejarah (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">34-42). Kedahsyatan alam hanyalah sebagian kecil ungkapan kekuasaan Allah. Karena itu, kita harus bergantung kepada Allah, bukan menyembah kekuatan lain (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">33-43).

Renungkan: Meminta tolong kepada Tuhan berarti mengakui kelemahan dan mengungkapkan keinginan untuk masuk ke dalam tangan kuasa kekal- Nya

(0.75) (Mzm 37:26) (sh: Jaminan teguh di dalam Tuhan (Selasa, 7 Agustus 2001))
Jaminan teguh di dalam Tuhan

Manusia membutuhkan rasa aman, baik untuk masa sekarang maupun masa depannya, baik di dunia ini maupun di balik kematiannya. Berbagai upaya dilakukannya untuk mendapatkan rasa aman ini, tidak terkecuali untuk motivasinya beragama. Tetapi apakah yang dapat menjadi jaminan yang pasti dan tidak berubah bagi kita untuk mendapatkannya? Terlebih lagi bagi kita yang berupaya untuk hidup dengan benar, tulus, dan jujur, di tengah dunia yang fasik ini, dimana justru orang-orang fasiklah yang nampaknya dapat bertumbuh dengan subur? Daud dalam Mazmur ini mengungkapkan rahasia masa depan orang benar, yang hidup dengan jujur, tulus, dan menyukai damai.

Rahasia jaminan yang teguh ini hanya ditemukan dalam relasi orang benar dengan Tuhan. Relasi ini dapat terpelihara melalui menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">27), serta menantikan Tuhan dan mengikuti jalan-Nya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">34). Alasan dari langkah- langkah tersebut adalah karena Tuhan itu mencintai keadilan hukum dan tidak meninggalkan orang yang dikasihi-Nya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">28). Dialah yang menjadi tempat perlindungan orang benar pada waktu kesesakan. Ia tidak akan menyerahkan dan membiarkan orang benar yang mengucapkan hikmat, mengatakan keadilan hukum dan memiliki Taurat di dalam hatinya, ke dalam tangan orang fasik, ataupun membiarkannya goyah dan dipersalahkan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">30-33). Dialah yang menyelamatkan, menolong, dan meluputkan orang benar dari tangan orang fasik (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">39, 40). Jaminan ini berlaku senantiasa dan selama-lamanya, melintasi hidup dan menembus kematian (ayat 27, 28, 37). Jaminan seperti ini bukanlah milik orang fasik, yang tidak menemukan persekutuan dengan Tuhan. Walaupun mereka nampak bertumbuh mekar seperti pohon aras yang gagah dan sombong, namun akan dibinasakan dan dilenyapkan Tuhan bersama masa depan dan anak cucu mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">28, 34, 38). Betapa tragisnya masa depan yang tiada pengharapan karena kesudahannya adalah kebinasaan.

Renungkan: Apakah Anda menyadari bahwa relasi dengan Tuhan yang terwujud dalam sikap menjauhi kejahatan, melakukan yang baik, menantikan dan mengikuti jalan-Nya, merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan terlebih penting dari semua upaya Anda yang lain?

(0.75) (Mzm 1:1) (sh: Memilih kebahagiaan (Jumat, 3 Januari 2003))
Memilih kebahagiaan

Banyak orang mau melakukan apa saja asal hidupnya bahagia, puas dan tenteram. Maka, tidak heran anak-anak muda lari ke narkoba, seks bebas; orang-orang yang lebih tua menyibukkan diri dengan mencari harta dan kuasa; orang lain mencari agama-agama, kebatinan, apa pun yang dapat menenteramkan hati. Tetapi, mereka yang memilih hal-hal tadi akhirnya harus mengakui bahwa kenikmatan bertolak belakang dengan kebahagiaan. Jadi, adakah pilihan yang tepat?

Mazmur 1 memberikan jawabannya. Secara negatif, kebahagiaan tidak didapat dari perbuatan fasik/berdosa (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Maka, orang yang mau berbahagia harus menjauhi semua hal yang membawanya berdosa. Jikalau tidak, kehidupan berdosa akan membawa kegagalan hidup (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4), dan akhirnya kebinasaan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6b). Sebaliknya, secara positif, kebahagiaan hanya didapatkan di dalam hidup sesuai dengan firman Tuhan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2). Orang yang hidup seturut firman- Nya akan diberkati dengan keberhasilan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3) dan Tuhan berkenan kepadanya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6a). Namun, lebih penting dari semuanya itu, orang demikian dijamin penuh oleh sang sumber hidup sendiri (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3).

Hidup bahagia itu tumbuh melalui rangkaian pilihan dan keputusan yang membentuk kebiasaan seumur hidup. Hal menghindari dosa dalam segala bentuknya itu, juga hal mengasihi dan menyimpan firman dalam hati. Sudah tiga hari dari tahun baru ini kita jejaki; apakah kita sedang membangun hidup melalui pilihan- pilihan dan kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita hidup mesra serasi dengan Tuhan? Kita tidak perlu merasa bahwa perjuangan rohani itu berat, sebab Tuhan Yesus telah memasuki sejarah manusia, membuka jalan dan memberi teladan tentang hidup demikian.

Renungkan: Pilihan kebahagiaan adalah tanggung jawab kita sendiri. Allah menyediakan jalannya, tetapi Ia tidak memaksa kita untuk menjalani kehidupan ini menurut kehendak-Nya. Keputusan ada di tangan kita.

(0.75) (Mzm 81:1) (sh: Musik sebagai sarana ekpresi iman (Jumat, 29 April 2005))
Musik sebagai sarana ekpresi iman


Mazmur pujian ini mengajak umat Tuhan untuk terlibat dalam satu ensambel kolosal. Musik dan nada meneruskan kata-kata untuk mengekspresikan sukacita dan syukur kepada Tuhan. Ada bahayanya perayaan kolosal seperti ini. Seperti Natal sering dirayakan keluar dari inti berita Natal karena nilai-nilai asing yang menyelinap di dalamnya (misalnya, Sinterklas), demikian juga perayaan pujian Israel di sini bisa kehilangan makna atau disusupi makna lain. Itu sebabnya dasar dan alasan memuji Tuhan tidak boleh dilupakan. Ia diatur dalam hukum Allah (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5).

Pesan Mazmur ini jelas, pesan pembebasan. Israel pernah dilepaskan dari perbudakan Mesir oleh Tuhan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6-8). Oleh sebab itu Tuhan menuntut mereka untuk hanya menyembah Dia (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9-11). Kenyataan bahwa Israel lebih memilih untuk hidup bagi diri sendiri (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12), menunjukkan mereka gagal menghayati pesan ini. Akibatnya, mereka tidak bisa menikmati pembebasan mereka sepenuhnya. Ada belenggu hati yang belum dibebaskan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">13). Hanya pertobatan yang sungguh akan membawa kembali mereka dalam tangan kasih setia Tuhan. Bila Israel taat dan setia, mereka akan menikmati Tuhan dan mengalami lagi pembebasan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">14-17).

Tuhan terlalu besar dan terlalu agung sehingga berbagai sarana dipergunakan umat-Nya untuk membahasakan kebesaran dan keagungan Tuhan itu. Semua upaya manusia hanya bisa mengangkat ke atas permukaan sebagian kecil kebesaran dan keagungan Tuhan. Kidung pujian dan musik adalah salah satu sarana. Nyanyian yang diangkat ke atas ke arah Allah harus dibarengi dengan hati dan kehidupan yang tengadah ke atas agar pujian terharmoni, sepadan, dan senada dengan kehidupan. Apabila kehidupan tidak sesuai dengan jalan dan kehendak Tuhan, maka nada dan musik tidak lebih dari sebuah sarana yang sumbang dan lumpuh.

Renungkan: Pujian yang berarti dan dinikmati Tuhan bukan musik atau melodi yang indah, melainkan hati yang bersyukur dan sikap hidup yang memuliakan Dia.

(0.75) (Mzm 94:1) (sh: Kebahagian orang fasik (Sabtu, 8 Oktober 2005))
Kebahagian orang fasik

Banyak orang percaya mengira kehidupan orang fasik bahagia. Benarkah demikian? Pada ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-7, kita justru menemukan kehidupan manusia yang tidak berbahagia sebab mereka tidak dipedulikan Tuhan. Siapakah mereka? Orang-orang fasik yang mengucapkan kata-kata kurang ajar, melakukan kejahatan, dan meniadakan Tuhan dalam hidup mereka.

Orang fasik berbuat demikian seolah-olah ingin menyatakan Tuhan tidak pernah menegur mereka, tidak pernah "menghukum" mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-3). Sebaliknya Tuhan justru membiarkan dan memberikan izin mereka untuk melakukan apa pun yang mereka ingin perbuat. Jadi, benarkah anggapan tadi? Tidak. Mereka memang terlihat bahagia, namun sebenarnya mereka sedang menjalani kehidupan yang tidak dipedulikan Tuhan. Janganlah kita menginginkan kehidupan mereka. Hidup orang fasik adalah hidup yang menuju kebinasaan. Mengapa demikian? Karena telinga Tuhan mendengar perkataan mereka dan mata Tuhan melihat perbuatan mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8-11). Keadilan Tuhan akan membalas perbuatan jahat mereka dan membinasakan hidup mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">23).

Jika demikian, siapakah orang yang berbahagia? Orang yang berbahagia adalah orang yang dihajar oleh Tuhan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12a). Orangtua yang mengasihi anak-anaknya pasti akan mendidik anak-anaknya dengan disiplin. Bagi anak-anak, disiplin merupakan aturan yang tidak menyenangkan, tapi itulah inti pendidikan bagi mereka supaya mereka mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. Itulah hajaran yang dilakukan Tuhan bagi kita. Ketika kita merasakan tangan Tuhan mengoreksi hidup kita, terimalah itu sebagai bukti kasih-Nya kepada kita. Orang yang berbahagia adalah orang yang menerima pengajaran-Nya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12b). Hidup bahagia bukan berarti hidup yang bebas dan lepas dari firman Tuhan. Justru firman Tuhan akan membimbing kita supaya kita bahagia.

Renungkanlah: Apakah Anda ingin hidup bahagia? Terima lah ajaran dan hajaran Tuhan.

(0.75) (Mzm 106:1) (sh: Belajar mengingat kemurahan Allah (Sabtu, 22 Oktober 2005))
Belajar mengingat kemurahan Allah

Dalam mazmur terakhir dari kumpulan mazmur-mazmur yang berisi pergumulan umat pada masa pembuangan/pasca pembuangan ini, pemazmur mengajak umat Tuhan untuk mensyukuri kasih setia Allah, mengakui berbagai kegagalan mereka, dan menyatakan keinsyafan mereka akan kedegilan para pendahulu mereka.

Meski Allah tetap setia dan tidak pernah meninggalkan umat-Nya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1), kalau mereka melupakan kebaikan Allah akan fatal akibatnya. Manusia memang memiliki kecenderungan mudah melupakan Tuhan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2) dan akibatnya lalai mensyukuri Allah dalam kehidupan nyata (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2b). Akibat dari lupa bersyukur adalah tindakan-tindakan yang oleh pemazmur diungkapkan dalam tiga istilah, "berbuat dosa," "berbuat salah," dan "berbuat fasik" (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6). Itulah sebenarnya akar penyebab dari semua tindakan degil nenek moyang mereka meskipun mereka telah menerima berulang kali campur tangan kasih Allah (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-12).

Kini, generasi Israel yang berada di pembuangan belajar melihat kasih karunia Allah yang mengampuni dan menyelamatkan mereka, walaupun mereka tidak layak menerimanya. Itu sebabnya, mereka belajar bersyukur karena hukuman dahsyat Tuhan bukanlah akhir dari segala-galanya. Meski mereka berada di tanah pembuangan, tetapi mereka belajar bersyukur kepada-Nya karena mereka mengetahui Allah mengasihi mereka.

Orang Kristen perlu memiliki kepekaan yang tajam, terhadap perbuatan-perbuatan nyata Allah dalam sejarah, sejarah gereja, dan riwayat hidupnya sendiri. Tolaklah kecenderungan menerima begitu saja kebaikan-kebaikan Allah. Orang Kristen patut mengingat secara mendalam sambil mesnyukuri semua kebaikan-kesetiaan Allah agar terluput dari kebebalan.

Renungkan: Sadar akan kecenderungan gagal justru harus mendorong kita untuk memupuk kebiasaan mengingat-ingat kebaikan Tuhan atas hidup kita.

(0.75) (Mzm 49:15) (ende)

Sebenarnja manusia tidak sanggup menebus diri sendiri, tetapi si djudjur akan ditebus Allah dari pratala (disini bukan maut).

(0.75) (Mzm 65:3) (ende: segala machluk)

ialah semua manusia.

(0.75) (Mzm 103:16) (jerusalem: tidak mengenalnya lagi) Tempat tinggal, kediaman manusia dipribadikan. Bahasa kiasan itu dipakai juga dalam Ayu 7:10.
(0.75) (Mzm 119:130) (jerusalem: terang) Firman Tuhan tidak hanya "menerangi" jalan hidup manusia sebagai petunjuk jalan, tetapi juga membahagiakan, bdk Maz 27:1+
(0.74) (Mzm 51:6) (jerusalem: dalam batin) Maksud naskah Ibrani tidak terlalu jelas. Rupanya pemazmur mau mengatakan: Allah ingin bahwa dalam hati manusia ada "kebenaran", artinya kesetiaan pada suara Tuhan, dan bahwa ada "hikmat" yang dikurniakan Tuhan kepada manusia, artinya: kesadaran akan apa yang harus dilakukan. Betapa manusia yang cenderung kepada yang jahat tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan Allah!.
(0.73) (Mzm 10:1) (sh: Milikilah 2 jenis mata (Senin, 8 Januari 2001))
Milikilah 2 jenis mata

Pertanyaan yang diungkapkan oleh pemazmur dalam ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1 merupakan pertanyaan yang wajar diutarakan oleh orang yang gemas dan cemas ketika menyaksikan merajalelanya orang-orang fasik. Dikatakan wajar karena paling tidak itulah fakta yang dirasakan dan dilihat oleh pemazmur.

Betapa tidak gemas dan cemas bila banyak orang ditindas dan diperdaya tanpa ada yang membela; orang fasik menista Allah tanpa ada hukuman; mereka mengingkari Allah sebagai hakim tanpa ada tindakan dari Allah; segala yang mereka perbuat berhasil; nyawa sesamanya tidak ada artinya; dan sekali lagi Allah tetap diam karena mereka tetap dapat hidup dengan sejahtera dan tanpa mengalami penghukuman apa pun (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2-11). Memang bila dilihat dengan mata jasmani mereka yang melakukan segala kejahatan nampaknya tetap dapat menikmati hidup dengan enak tanpa ancaman hukuman. Namun apakah faktanya demikian? Apakah mereka yang melakukan kejahatan benar-benar terbebas dari penghukuman Allah.Tidak! Pemazmur melihat fakta yang terjadi tidak hanya dengan mata jasmani, tetapi juga dengan mata iman. Ia melihat bahwa Allah melihat kesusahan dan sakit hati, sehingga Ia mengambilnya ke dalam tangan-Nya sendiri, artinya Ia akan mengambil alih kesusahan dan sakit yang dialami oleh umat-Nya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14). Ia juga melihat bahwa Tuhanlah Raja. Ialah yang berkuasa untuk selama-lamanya dan bukan orang fasik, sebab mereka nantinya akan lenyap dari hadapan-Nya (ayat 16). Pemazmur juga mampu melihat bahwa Allah mendengarkan orang yang tertindas dan menguatkan hati mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17) serta memberi keadilan kepada mereka yang membutuhkan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">18).

Bagaimana mungkin pemazmur dapat mempunyai 2 jenis mata? Ia adalah orang yang dekat dengan Allah. Hal ini dibuktikan dengan pertama, keterbukaan dan keberanian dia untuk mengungkapkan kebingungannya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Kedua kegemasan dia bukan hanya berorientasi kepada kepentingan manusia, namun juga kemuliaan dan kehormatan Allah (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-4, 11) atau dengan kata lain ia mempunyai semangat untuk membela Allah.

Renungkan: Kristen harus terus mengembangkan persekutuan pribadinya dengan Allah agar dapat memiliki 2 jenis mata. Kondisi bangsa kita mirip dengan yang dikeluhkan pemazmur. Karena itu dengan memiliki 2 jenis mata kita dapat terus bertahan dalam iman.

(0.73) (Mzm 72:1) (sh: Relasi dengan Tuhan yang mengalirkan berkat (Sabtu, 20 Oktober 2001))
Relasi dengan Tuhan yang mengalirkan berkat

Mazmur ini merupakan nyanyian kerajaan yang berisi permohonan bagi raja. Syair mazmur ini disadur oleh Salomo dari doa pengharapan Daud baginya sebagai penerus dinasti Kerajaan Daud (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1, 20). Di dalam mazmur ini Daud memaparkan kepada Salomo gambaran yang ideal tentang hubungan antara pemerintah, Tuhan, dan rakyatnya. Melalui mazmur ini Daud mengajarkan kepada rakyatnya untuk mendoakan Salomo agar menggunakan kuasa yang diterimanya dari Tuhan, bukan demi keuntungannya sendiri, namun sebaliknya bagi kesejahteraan seluruh rakyat, khususnya mereka yang lemah dan tak berdaya. Dukungan doa dari rakyat seperti inilah yang memungkinkan raja dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Relasi antara sikap raja dan respons rakyat seperti ini berdampak terhadap kesuburan tanah Kanaan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">16) sebagai pernyataan perkenan dan berkat Tuhan.

Sejalan dengan perkembangan sejarah Israel yang berkali-kali jatuh ke dalam tangan raja-raja dan penguasa asing yang lalim, maka mazmur ini di kemudian hari digunakan sebagai doa pengharapan akan kedatangan Mesias sebagai raja Israel yang sejati. Sifat-sifat mesianik mazmur ini tampak pada karakteristik raja yang digambarkannya: Ia memegang pemerintahan di bumi ini selama dunia belum lenyap (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5, 7), namanya tetap untuk selama-lamanya, dan semakin dikenal sepanjang zaman (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17). Kata-kata puisi seperti ini dirasakan sangat berlebihan bagi bangsa Israel jikalau ditujukan bagi seseorang raja yang adalah manusia biasa. Para penulis Perjanjian Baru mengaplikasikan konsep tentang Mesias ini pada Yesus Kristus -- Sang Mesias yang menjadi raja selama-lamanya (bdk. Luk 1:33; Why 11:15). Ia adalah Raja yang memberitakan kebahagiaan (Mat. 5:3-12) serta memperhatikan mereka yang miskin dan tertindas (Mat. 25:31-46). Di bawah pemerintahan-Nya setiap lutut akan bertelut di hadapan-Nya (Flp. 2:9-11). Berdasarkan hal ini, maka berkat-berkat yang mengalir karena hubungan raja Israel dengan rakyatnya dapat diaplikasikan bagi hubungan antara Kristus dengan Kristen yang mendatangkan berkat bagi kondisi dunia.

Renungkan: Hubungan kita dengan Kristus dapat menjadi daya dinamis yang mendatangkan berkat yang mengubah keadaan dunia. Pikirkan berkat-berkat apa yang dapat Anda alirkan pada hari ini!

(0.73) (Mzm 78:17) (sh: Kasih setia Tuhan tidak bergeser (Sabtu, 27 Oktober 2001))
Kasih setia Tuhan tidak bergeser

Mazmur ini mengajak Israel untuk mengingat kembali campur tangan Tuhan kepada nenek moyang mereka pada peristiwa Keluaran, ketika mereka gagal menaati Tuhan di padang gurun. Pemazmur mengajak Israel untuk mengingat bagaimana Tuhan menimpakan tulah atas Mesir (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">43-51), memimpin mereka melintasi Laut Merah dan padang gurun (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13, 52, 53), dan memasuki serta menduduki tanah Kanaan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">54-55). Namun demikian Israel memberontak terhadap Allah, mengharapkan Tuhan melakukan keajaiban-keajaiban ketika mereka tidak menaati kehendak-Nya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17-20), meragukan kemampuan-Nya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">22), dan mencobai Dia (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">41).

Sebagai respons atas keluhan Israel, Tuhan mengirimkan api yang menimpa mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">21), menghujani mereka dengan manna (ayat 23- 25), mengirimkan burung puyuh melalui angin tenggara (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">26-29), dan membunuh mereka yang dengan kerakusannya memberontak kepada Tuhan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">30-31). Namun demikian mereka tetap berbuat dosa, tidak percaya, memperdaya Tuhan dengan mulut mereka, dan tidak setia kepada perjanjian Allah (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">32, 36, 37). Namun Tuhan yang penyayang mengampuni kesalahan mereka, tidak memusnahkan mereka, menahan murka-Nya, dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">38), karena Ia mengingat kesementaraan mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">39).

Kesetiaan Tuhan tidaklah bergantung kepada kesetiaan umat-Nya. Ia tetap setia ketika umat-Nya mengingkari-Nya. Ia tetap mengingat umat-Nya, sekalipun umat-Nya tidak lagi mengingat-Nya. Ia menghajar mereka sebagai tindakan pendisiplinan, namun tidak menarik kebaikan-Nya terhadap mereka. Yang memungkinkan Israel menjadi umat Allah bukanlah jasa, kebaikan, ataupun kelebihan mereka, melainkan kasih setia Tuhan yang tidak pernah bergeser dari kehidupan mereka. Demikian juga dengan kita. Yang memungkinkan kita tetap setia kepada Tuhan bukanlah diri kita sendiri, melainkan kasih setia Tuhan yang tidak pernah bergeser dari hidup kita.

Renungkan: Karakteristik kesetiaan manusia sedemikian rapuh, tetapi kasih setia Tuhan tidak berubah dan tetap teguh selama-lamanya. Inilah yang menjadi jaminan bagi kita untuk tetap menjadi umat-Nya. Renungkan bagaimana keagungan kesetiaan Tuhan menopang dan menguatkan Anda!

(0.72) (Mzm 49:1) (sh: Antara harta dan martabat (Minggu, 19 Agustus 2001))
Antara harta dan martabat

Kebenaran tentang martabat manusia yang dipaparkan oleh pemazmur (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">21) akan dicemooh oleh masyarakat umum sebab mereka sangat mengagungkan harta. Semakin banyak harta, semakin terhormat orang tersebut. Konsep ini sudah ditanamkan ke dalam pikiran manusia sejak kecil.

Bagaimana seharusnya penilaian Kristen terhadap harta? Pemazmur tidak mengajarkan Kristen untuk anti harta. Ia juga tidak mengajarkan bahwa harta membuat martabat manusia serendah binatang. Pemazmur dengan tegas menyatakan bahwa jika manusia hanya mempunyai harta namun tidak mempunyai pengertian, martabatnya akan serendah binatang. Apakah ini berarti bahwa pengertianlah yang membuat martabat manusia tinggi? Ya! Lalu apa yang dimaksud dengan pengertian? Apakah kepandaian akademis? Tidak! Setiap manusia tidak dapat melawan satu fase dalam kehidupannya yaitu kematian. Berapa pun harta yang dimiliki, fase ini tidak dapat dihindari ataupun ditunda ketika saatnya tiba (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8-11). Ditinjau dari fase ini manusia memang tidak berbeda dengan binatang seolah-olah kematian adalah tujuan akhir hidupnya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-15). Lalu apa yang membedakan manusia dengan binatang? Tidak lain tidak bukan adalah hubungan dengan Allah yang dimilikinya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">16). Hubungan ini yang membuat kematian bukan akhir dari kehidupannya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">16). Inilah pengertian itu yaitu manusia yang melepaskan Allah dan mengikatkan diri kepada harta bukanlah manusia. Karena itulah Kristen tidak seharusnya menaruh hormat berlebihan kepada orang kaya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">16-20).

Renungkan: Kebenaran ini sangat penting dan bersifat universal karena itu harus dipahami dan diajarkan secara serius (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-5). Sedini mungkin kebenaran ini diajarkan maka semakin cepat martabat manusia dipulihkan. Mulailah dari sekarang untuk menghormati manusia bukan berdasarkan kekayaan ataupun kedudukannya.

Bacaan untuk Minggu Ke-11 sesudah Pentakosta

Keluaran 16:2-4, 12-15

Efesus 4:17-24

Yohanes 6:24-35

Mazmur 78:14-20, 23-29

Lagu: Kidung Jemaat 365a

PA 7 Mazmur 44

Mazmur ini merupakan suatu doa permohonan bangsa Israel di saat mereka mengalami kekalahan perang. Di tengah keadaan letih dan tertekan, mereka mencoba mengingat-ingat kebaikan Tuhan pada masa lampau, namun hal itu justru membuat mereka tidak mengerti dan bertanya-tanya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Bagaimana mereka menggambarkan keadaan nenek moyang mereka (ayat 2-9)? Bagaimana mereka menggambarkan tindakan Allah pada masa lampau terhadap nenek moyang mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-4)? Apakah yang menjadi faktor kemenangan nenek moyang mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5)? Berdasarkan apakah keyakinan mereka dibangun (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6)? Berdasarkan kemenangan ini, apakah yang mereka deklarasikan? Bagaimanakah mereka mendeklarasikannya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8-9)?

2. Bagaimana keadaan mereka sekarang (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-23)? Bagaimanakah mereka menggambarkan tindakan Allah terhadap mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-15)? Berdasarkan kekalahan mereka, apakah yang mereka deklarasikan? Bagaimana mereka mendeklarasikannya (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">16-17)? Bagaimana mereka mengajukan keberatan kepada Allah? Alasan-alasan apa yang mereka gunakan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">18-23)?

3. Pertanyaan-pertanyaan apakah yang mereka ajukan kepada Allah sebagai penutup dari ratapannya ini (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">24-26)? Apakah Kristen memiliki kebebasan untuk mempertanyakan keraguannya kepada Allah?

4. Adakalanya Tuhan seakan-akan tertidur dan membiarkan diri kita berada dalam kesulitan (bdk Mark 4:35-41), apakah Ia benar-benar tertidur dan tidak peduli? Jika tidak, apakah yang ingin dikerjakan-Nya bagi kita melalui proses seperti ini?

5. Apa yang mereka lakukan ketika menyadari karya Allah pada masa lampau dan krisis yang mereka hadapi sekarang? Apa yang menjadi dasar dari harapan mereka (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">27)? Ketika ingatan terhadap apa yang telah Allah perbuat pada masa lampau tidak cukup memberikan jawaban, atas dasar apakah kita menggantungkan harapan kita? Apakah Allah tetap adalah Allah yang dapat dipercayai ketika kita tidak menemukan jawaban atas persoalan yang kita hadapi?

(0.72) (Mzm 33:5) (ende: keadilan....hukum)

berarti: entah keadilan, hukum Jahwe sendiri, entah (rupanja lebih baik diartikan begitu) keadilan dan hukum pada manusia jang lalu mendjadi alas kerelaan Allah.

(0.72) (Mzm 51:8) (ende: tulang2)

ialah: jang batin dan dalam manusia. Tuhan "meremukkan" tulang2 itu dengan menimbulkan sesal karena dosa.

Tobatpun berasal daripada Allah!

(0.72) (Mzm 56:4) (ende)

Ajat ini adalah ulangan (Maz 56:11).

(0.72) (Mzm 82:6) (ende)

Maknanja: Walaupun hakim2 itu mewakili Tuhan dan sebab itu digelari "ilahi", namun ini tiada alas untuk menjombong. Merekapun manusia dan lekas akan mati seperti jang lain.

(0.72) (Mzm 88:10) (ende)

Manusia dalam pratala (bajang2) dianggap sebagai tak berdaja dan tidak sanggup berbuat apa2 lagi. Mereka se-akan2 dilupakan oleh Allah sendiri.



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.13 detik
dipersembahkan oleh YLSA