Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, ^h  telinga tidak puas mendengar.

Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari.

Aku melihat juga orang-orang fasik yang akan dikuburkan ^h  boleh masuk, sedangkan orang yang berlaku benar harus pergi dari tempat yang kudus dan dilupakan dalam kota. Inipun sia-sia.

Janganlah lekas-lekas marah ^f  dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh. ^g 

Hikmat ^r  memberi kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan ^s  dari pada sepuluh penguasa dalam kota.

Dan aku menemukan sesuatu yang lebih pahit dari pada maut: perempuan yang adalah jala, ^a  yang hatinya adalah jerat dan tangannya adalah belenggu. Orang yang dikenan Allah terhindar dari padanya, tetapi orang yang berdosa ditangkapnya. ^b 

Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah ^o  rumah.

Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal ¹ , ^u  dan hari kematian ²  lebih baik dari pada hari kelahiran. ^v 

Tiada habis-habisnya rakyat yang dipimpinnya, namun orang yang datang kemudian tidak menyukai dia. Oleh sebab itu, inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat ^x  akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.

Kenang-kenangan dari masa lampau ^j  tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya. ^k 

Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.

Inilah perkataan Pengkhotbah, ^a  anak Daud, raja di Yerusalem. ^b 

Tentang tertawa ^x  aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?"

Dan siapakah yang mengetahui apakah orang itu berhikmat atau bodoh? ^v  Meskipun demikian ia akan berkuasa atas segala usaha yang kulakukan di bawah matahari dengan jerih payah dan dengan mempergunakan hikmat. Inipun sia-sia.

Untuk segala sesuatu ada masanya, ^g  untuk apapun di bawah langit ada waktunya ¹ .

Karena makin banyak kata-kata, makin banyak kesia-siaan. Apakah faedahnya untuk manusia?

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, ^m  bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka ¹ . Tetapi manusia tidak dapat menyelami ⁿ  pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. ^o 

(5-3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, ^r  karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu ¹ . ^s 

(5-8) Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah, kalau rajanya dihormati di daerah itu.