(0.82) | (1Raj 21:1) |
(sh: Paradoks Ahab: Penguasa yang dikuasai. (Senin, 13 Maret 2000)) Paradoks Ahab: Penguasa yang dikuasai.Tentunya kita masih ingat dalam zaman Orba dahulu, Sang Penguasa atau Anak Sang Penguasa atau bahkan teman Sang Penguasa begitu berkuasa. Apa pun yang mereka inginkan harus dapat dimiliki dengan cara apa pun, walau harus menabrak batas-batas moral, nilai-nilai agama, atau bahkan mengorbankan nyawa orang lain. Namun kekuasaan itu ternyata tidak pernah memberikan kepuasan kepada mereka. Setelah mereka berhasil menguasai bisnis-bisnis besar, mereka masih menginginkan bisnis-bisnis kecil seperti tata niaga jeruk, lahan perparkiran, dan pemasok sepatu seragam untuk sekolah tertentu. Siapa pun tidak berani menentang atau menghalangi keinginan mereka karena risikonya sangat berat. Namun jika kita amati kehidupan para penguasa itu, nyatalah bahwa mereka bukan penguasa, sebaliknya mereka adalah budak- budak yang sama sekali tidak mempunyai hak dan suara apalagi kuasa atas hidup mereka. Itu merupakan suatu paradoks. Kisah kebun anggur Nabot memanifestasikan paradoks itu dengan tepat. Ahab, sebagai raja Israel, mempunyai kekuasaan, kekayaan, dan kemegahan yang pasti jauh di atas Nabot. Namun ia tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah ia miliki. Ia tidak dapat menguasai nafsu untuk mengingini dan memiliki sesuatu, walaupun ia tahu bahwa firman Tuhan memang melarang Nabot untuk menjual kebunnya. Nafsu yang tidak dapat dikuasai itu akhirnya berbuahkan tindakan dosa yaitu melanggar firman Tuhan secara sadar dan sengaja. Atas bujukan istrinya, ia menyetujui untuk melenyapkan Nabot secara licik dan sadis. Dengan demikian, keinginan Ahab terpuaskan. Jelas tergambar bahwa walaupun Ahab sebagai penguasa Israel, namun ia sendiri hanyalah seorang budak nafsu. Oleh karena itu Allah mendatangkan hukuman yang setimpal kepadanya. Walaupun Allah menangguhkan hukuman-Nya, tidak berarti bahwa Allah membatalkannya. Renungkan: Paradoks ini dapat menjadi cermin bagi Kristen masa kini. Hati-hatilah terhadap setiap keinginan yang timbul dalam hati. Kita harus dapat menguasai dan mengontrolnya dengan cara belajar puas dan merasa cukup terhadap apa pun yang kita miliki sekarang. Karena keinginan yang tidak terkontrol akan berbuahkan dosa yang dibenci oleh Allah. Kuasailah nafsu sebelum nafsu menguasai kita. |
(0.82) | (1Raj 20:22) |
(sh: Taat melakukan perintah Tuhan (Rabu, 25 Agustus 2004)) Taat melakukan perintah TuhanApa yang kita pilih jika diperhadapkan antara dua pilihan: taat melakukan perintah Tuhan namun tidak memperoleh keuntungan atau memperoleh keuntungan tetapi melanggar perintah Tuhan? Ahab, raja Israel mengambil pilihan yang kedua. Pegawai Benhadad, raja Aram, mengusulkan tiga strategi perang kepadanya untuk menghadapi Ahab, raja Israel. Ketiga strategi perang itu adalah: menyerang di tanah rata (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">23), menempatkan bupati sebagai komandan perang (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">24), dan mengerahkan tentara dalam jumlah besar (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">25). Tetapi, strategi itu tidak dapat mengalahkan Ahab karena Tuhan menolongnya (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">28-30). Ketika Benhadad telah kalah dalam peperangan, pegawainya kembali mengusulkan strategi baru yaitu memohon belas kasih Ahab (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">31-32). Ahab mempercayai janji Benhadab, sehingga ia melanggar perintah Tuhan. Sebenarnya, Tuhan telah memberitahu Ahab melalui abdi-Nya bahwa Dialah yang menentukan segala sesuatu (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">28), tetapi Ahab tidak taat sehingga harus menanggung akibatnya (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">42). Penyebab Ahab tidak taat adalah: Pertama, Ahab tidak mencintai Tuhan. Kalau saja, ada cinta kepada Tuhan dalam diri Ahab, dia tidak akan tergiur untuk menukarkan ketaatannya kepada Tuhan dengan keuntungan dari Benhadad (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">34). Kedua, Ahab lebih memilih menghormati Benhadab sebagai saudara daripada menghormati Tuhan (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">32-33). Ini berarti Ahab lebih mengutamakan manusia dibandingkan Tuhan. Cinta dan hormat kepada Tuhan menyebabkan kita taat melakukan perintah Tuhan. Sikap taat ini dapat diwujudkan dengan melakukan perintah Tuhan tersebut dalam kegiatan setiap hari. Misalnya: ketika mengalami suatu peristiwa yang menyedihkan, carilah perintah Tuhan untuk menghadapi peristiwa itu; ketika bermasalah dengan seseorang yang menyebalkan, carilah perintah Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita dengan orang tersebut. Renungkan: Memilih untuk taat melakukan perintah Tuhan terasa sulit, jika kita melupakan bahwa Tuhan adalah sumber berkat dan Tuhanlah yang menentukan segala sesuatu. |
(0.82) | (1Raj 18:20) |
(sh: Ada saat diam, ada saat bertindak. (Jumat, 3 Maret 2000)) Ada saat diam, ada saat bertindak.Untuk menentukan kapan kita harus diam dan kapan harus bertindak dalam menghadapi suatu masalah bukanlah tindakan yang gampang. Sebagai contoh, beberapa waktu lalu ketika banyak gereja dibakar dan dirusak massa, apakah Kristen harus diam atau harus bertindak? Pertimbangan apa sajakah yang diperlukan untuk menentukan tindakannya, sehingga berdampak positif bagi masyarakat Kristen secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum. Elia di bawah pimpinan Allah sudah memberikan contoh yang patut diteladani. Ada saat dimana ia harus diam, pasif, bahkan bersembunyi. Namun ada saatnya pula ia aktif, keluar untuk menemui dan menantang Ahab beserta nabi-nabi Baalnya. Di dalam perikop ini jelas tergambar bagaimana Elia secara aktif menantang seluruh rakyat Israel, nabi-nabi Baal, dan Ahab untuk bertanding melawan dia. Apa pertimbangan Elia sehingga ia harus melakukan tindakan yang sangat membahayakan keselamatan jiwanya dan tentunya akan membawa kehancuran iman terhadap YAHWEH jika Elia dibunuh? Pertimbangan pertama: Elia melihat bahwa Ahab secara sadar dan 'tulus' beriman kepada Baal, berarti ia secara sepenuh hati sudah berpaling dari Allah. Hal ini terbukti dengan kesediaannya untuk memanggil dan mengumpulkan nabi-nabi Baal dan seluruh rakyat Israel ke gunung Karmel. Ahab tidak mungkin disadarkan dengan bencana alam sehebat apa pun karena hati dan matanya sudah tertutup. Karena itulah Elia harus bertindak agar Israel tidak berlarut-larut menjadi korban hukuman Allah. Pertimbangan kedua: rakyat Israel telah terlibat dalam kompromi yang membahayakan. Mereka menyembah Allah namun secara bersamaan juga menyembah Baal. Kompromi ini akhirnya membawa Israel berpaling dari Allah. Israel akan menuju kehancuran iman, moral, dan akhlak. Tujuan dari tindakan Elia tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk membawa bangsa Israel kembali kepada Allah yang benar. Untuk itulah Elia berani mengambil risiko yang besar sekalipun. Umat Kristen di Indonesia dapat meneladani apa yang Elia lakukan. Renungkan: Jika perlakuan yang kita terima sudah membahayakan keteguhan iman umat Allah, maka Kristen harus berani bersuara, agar umat Tuhan di bumi Indonesia dapat terus berdiri kokoh. |
(0.82) | (1Raj 17:1) |
(full: ELIA.
) Nas : 1Raj 17:1 Elia menjadi nabi kerajaan utara sementara pemerintahan Raja Ahab dan putranya Ahazia. Nama Elia, yang berarti "Tuhan adalah Allahku," menggambarkan keyakinan kokoh dalam kehidupan Elia (1Raj 18:21,39). Kisah-kisah utama kehidupannya terdapat dalam pasal 1Raj 17:1-19:21; 1Raj 21:17-29; 2Raj 1:1-2:25.
|
(0.82) | (1Raj 19:1) |
(sh: Krisis rohani lebih mengerikan daripada krisis moneter (Rabu, 8 Maret 2000)) Krisis rohani lebih mengerikan daripada krisis moneterApakah Izebel lebih hebat dari nabi-nabi Baal? Itu mungkin pertanyaan yang timbul dalam pikiran kita ketika membaca kisah ini. Betapa tidak, Elia yang dalam kisah sebelumnya secara luar biasa dan mengagumkan, menantang dan mengalahkan nabi-nabi Baal yang berjumlah 450. Bila mengamati pernyataan ancaman Izebel, ketakutan Elia sangat tidak masuk akal. Izebel mengatakan bahwa 'para allah akan menghukumnya'. Bukankah Baal sudah tidak berkutik lagi? Lalu apa makna ancaman Izebel? Dengan kata lain sebetulnya ancaman Izebel adalah kosong belaka. Keadaan ini memperlihatkan bahwa Elia tidak hanya ketakutan, tetapi juga kehilangan kemampuan berpikir secara nalar dan geografis untuk menganalisa pernyataan Izebel. Walaupun ia sudah sampai ke Bersyeba (wilayah Yehuda yang jauh dari Yizreel), ia masih merasa perlu masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya. Ketakutannya terus mempengaruhi dan menguasainya hingga ia putus asa dan ingin mati. Ketakutan dan keputusasaan Elia menunjukkan bahwa ia mengalami krisis rohani yang sangat berat dan hebat, sehingga pengenalan dan imannya kepada Allah sebagai sumber dan pusat dari segala sesuatu, sirna begitu saja. Krisis rohani membuat dia terputus dengan Sumber segala kehidupan. Karena itu tidak heran jika kemudian ia ingin mati saja.Mengapa Elia sampai kepada krisis yang demikian parah? Mulai dari ancaman Izebel hingga Elia ingin mati, tidak dikatakan bahwa firman Allah datang atasnya atau kuasa Allah berlaku atas Elia seperti pasal-pasal sebelumnya. Ini berarti Elia sudah melalaikan persekutuan pribadinya dengan Allah. Akibatnya fokus pikirannya ketika menghadapi ancaman itu bukanlah Allah namun ancaman itu. Ancaman itu dilihatnya semakin lama semakin besar dan tak terpecahkan. Elia mendapatkan 'sedikit' kekuatan ketika Allah menghampiri dan 'melayani'nya. Renungkan: Mungkin Anda pernah atau sedang mengalami krisis rohani karena berbagai pergumulan dan tantangan yang terjadi. Namun jangan lupa satu hal, dalam menjalani kehidupan ini, janganlah sekali-kali kita memutuskan tali persekutuan kita dengan Allah walau apa pun yang terjadi, agar mata dan pikiran kita selalu terfokus kepada-Nya dan bukan kepada ancaman. |
(0.82) | (1Raj 12:20) |
(full: YEROBEAM ... RAJA ATAS SELURUH ISRAEL.
) Nas : 1Raj 12:20 Pada saat kematian Salomo (1Raj 11:43), bangsa Ibrani terpecah menjadi dua kerajaan.
|
(0.81) | (1Raj 14:1) |
(sh: Kemunafikan Yerobeam (Sabtu, 14 Agustus 2004)) Kemunafikan YerobeamOrang yang pernah mendapat belas kasih Allah, namun dalam hidupnya kemudian melawan Allah adalah orang durhaka. Ketika kesulitan menghadangnya, ia bertindak secara diam-diam meminta pertolongan Allah tanpa benar-benar bertobat, itu adalah kemunafikan! Kemunafikan seperti itu terlihat dalam diri Yerobeam. Ia telah berbuat durhaka kepada Allah dengan perbuatannya mendirikan patung lembu emas dan mezbah untuk menyembah patung itu. Ia sudah membawa Israel ke dalam penyembahan berhala dan mengkhianati ikatan Perjanjian Sinai, sehingga Allah mengirimkan abdi-Nya untuk menubuatkan penghukuman yang memang pantas bagi Yerobeam (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">13:1-5). Tetapi, itu tidak membuat Yerobeam sadar. Ketika anaknya sakit, ia mencari Allah, melalui Nabi Ahia. Ia mengutus istrinya berpura-pura menyamar untuk mengelabui Ahia. Memang Ahia secara fisik buta, tetapi mata rohaninya tidak buta. Allah menyatakan muslihat Yerobeam dengan jelas kepada Ahia (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">1-5). Mencari pertolongan pada Allah, apa salahnya? Tentu saja tidak salah kalau memang disertai dengan pertobatan, penyesalan akan dosa-dosa, dan bertekad untuk setia kembali melakukan kehendak-Nya. Masalahnya, Yerobeam hanya mencari pertolongan pada Allah, tetapi tidak disertai dengan mencari pengampunan. Yang didapatkan Yerobeam bukan pertolongan Allah melainkan penghukuman. Anaknya tidak akan sembuh (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">12-13). Kerajaannya akan jatuh ke tangan orang lain, dinastinya akan berakhir (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">14). Israel akan dihukum dengan diserakkan ke seberang sungai Efrat dan diacuhkan oleh Allah karena dosa-dosa mereka (ayat perbuatan-perbuatan+yang+besar+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">15-16). Jangan berlaku seperti Yerobeam. Jangan mempermainkan Allah. Kalau Anda tidak benar-benar bertobat, Anda adalah orang munafik. Orang munafik akan dihancurkan Allah, karena ia bukan hanya berdosa terhadap Allah saja tetapi berpotensi besar membawa orang lain berdosa juga. Camkanlah: Orang munafik tidak akan mendapat belas kasih Allah. Orang munafik akan dihukum Allah dengan keras. |
(0.62) | (1Raj 12:10) |
(bis: Selemah-lemahnya ... ayahku!) Selemah-lemahnya ... ayahku!: Secara harfiah dalam naskah tertulis Kelingkingku lebih besar daripada pinggang ayahku. |
(0.62) | (1Raj 7:21) |
(ende) Turus2 besar itu ditaruh tersendiri didepan Bait Allah dan mengapit pintu masuk. |
(0.61) | (1Raj 9:25) |
(ende: tiga kali setahun) jakni pada hari2 raya jang besar, paskah, pentakosta dan pondok2 daun2an. |
(0.61) | (1Raj 17:13) |
(ende) Elija minta kepertjajaan besar pada wanita kafir itu. Dan iapun menjatakannja. Demikian wanita itu mendjadi lambang untuk imam, jang menjelamatkan. |
(0.59) | (1Raj 4:24) |
(ende) Pengarang ajat ini terdapat diseberang sungai Efrat, artinja di Babel. Ajat ini dan djuga teks aseli. Gambar ini sebenarnja sedikit banjak mem-besar2kan kenjataan. |
(0.57) | (1Raj 10:22) |
(ende: kapal2 Tarsjisj) adalah agaknja kapal2 muatan besar, jang dapat berlajar sampai ke Tarsjisj di Spanjol. Menurut anggapan lain "Tarsjisj" berarti tempat (pelabuhan) dari mana orang mengangkat bidjih logam berharga. |
(0.56) | (1Raj 8:27) |
(ende) Disini nampak suatu anggapan jang sangat tinggi dan amat rohaniah mengenai diri Allah, jang demikian besarNja, sehingga tidak terikat pada salah satu tempat djasmani, melainkan Ia hadir di-mana2 dan tidak terikat, malah pada Bait Allah tidak. |
(0.56) | (1Raj 10:1) |
(ende) Sjeba adalah suku bangsa di Saudi Arabia jang tinggi kebudajaannja dan besar perdagangannja. Disini mungkin suatu Koloni suku itu disebelah utara Arabia. Mungkin kundjungan ratu itu ialah per-tama2 dagang (1Ra 10:13), tetapi kisah ini menitikberatkan apa jang menondjolkan kebidjaksanaan dan kekajaan Sulaiman. Pada kaum muslimin ratu Sjeba itu tersohor nama ratu Bilqis. |
(0.56) | (1Raj 16:31) | (jerusalem: Etbaal) Etbaal (dalam bahasa Fenisia: Ittobaal) itu adalah seorang imam dewi Asytarte. Ia merebut kekuasaan di Tirus waktu Omri merebut kekuasaan di Israel. Kedua penguasa itu lalu bersahabat dan persekutuan itu dikokohkan dengan perkawinan. Hubungan antara Fenisia dengan Israel itu sangat besar pengaruhnya atas kemerosotan agama di Israel di masa pemerintahan raja Ahab. |