Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 1276 ayat untuk patah hati AND book:[1 TO 39] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.36) (Yer 42:7) (ende)

Jeremia tidak dapat sesuka hati menurunkan sabda Allah, jang tidak dikuasainja. Nabipun harus tunggu dengan sabar.

(0.36) (Yer 51:51) (ende)

Djawaban mereka jang ketjil hati. tapi keruntuhan Babel pasti akan datang (Yer 51:52-57).

(0.36) (Rat 3:65) (ende)

Ketegaran hati itu merupakan hukuman jang pertama. Itulah lalu mengakibatkan hukuman jang lebih berat, kebinasaan (66).

(0.36) (Mzm 64:7) (endetn: merahasiakan)

diperbaiki menurut beberapa naskah Hibrani. Tertulis: "kami telah menjelesaikan", "tersedia".

(0.36) (Yeh 11:21) (endetn: Adapun mereka)

diperbaiki menurut beberapa naskah Hibrani dan terdjemahan Latin (Vgl.). Tertulis: "dan pada (hati)".

(0.36) (1Sam 13:14) (jerusalem: seorang yang berkenan di hatiNya) Yang dimaksudkan ialah Daud.
(0.36) (2Raj 19:7) (jerusalem: suatu roh) Yang dimaksud bukannya sebuah roh berpribadi, tetapi ilham ilahi yang mendorong hati manusia.
(0.36) (Mzm 6:3) (jerusalem: jiwaku) Kata Ibrani "nefesy" yang diterjemahkan dengan "jiwa" berarti: hembusan, semangat kehidupan, bdk Kej 2:7+, dan dengan arti lebih luas: kerongkongan. Ia menjadi prinsip kehidupan dan menghilangkan pada saat makhluk yang hidup mati. Kata "jiwa" kerap kali juga searti dengan "manusia" (atau binatang) yang bernyawa, Kel 12:5; 14:21; Kel 1:5; 12:4, dll, atau manusia (binatang) dalam pelbagai fungsi kehidupan, baik badaniah maupun rohaniah yang saling berhubungan, bdk Kej 2:21+. Ungkapan "jiwaku" sering kali sama artinya dengan "diriku", bdk Maz 3:3; 44:26; 124:7; Kej 12:13; Kel 4:19; 1Sa 1:26; 18:1-3, dll, sama seperti ungkapan "hidupku", "wajahku", "kemuliaanku". Kata "jiwa" yang berbeda-beda artinya itu masih dipakai demikian dalam Perjanjian Baru (Yunaninya: psikhe), bdk Mat 2:20; 10:28; 16:25-26; 1Ko 2:14+; 1Ko 15:44+
(0.36) (Rat 2:11) (jerusalem: remuk redam hatiku) Harafiah: Hatiku tertumpah ke tanah. Hati dianggap sumber kekuatan.
(0.34) (Ams 4:1) (sh: Hati sebagai pusat pengendalian sikap (Sabtu, 22 November 2003))
Hati sebagai pusat pengendalian sikap

Hati sebagai pusat pengendalian sikap. Tubuh manusia memuat sekitar 100.000 gen. Uniknya, setiap gen memiliki fungsi sebagai mengendali semua aktivitas yang dilakukan oleh setiap sel di tubuh kita. Gen bekerja tanpa henti setiap detik memberi instruksi kepada sel untuk memproduksi zat-zat yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, ada unsur lain dalam diri manusia yang juga bekerja tanpa henti, memberi instruksi kepada kita tentang bagaimana seharusnya kita bersikap. Unsur itu adalah hati manusia. Hati manusia adalah pusat pengendalian sikap dan darinyalah keluar instruksi yang biasanya kita jalani dengan patuh. Hati adalah saripati manusia, hati mencerminkan siapa kita sesungguhnya. Hati tidak berbohong, namun hati dapat memerintahkan kita untuk berbohong. Hati tidak bisa membunuh, tetapi hati sanggup menyuruh tangan untuk membunuh. Hati adalah perangkat lunak dalam komputer otak manusia yang dapat memprogramkan kita berbuat seturut kehendaknya. Betapa berkuasanya hati! Itu sebabnya firman Tuhan mengingatkan, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan “ (ayat patah+hati+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">4:23). Hati adalah sumber mata air, bila sumbernya kotor, maka kotorlah airnya, namun bila sumbernya bersih, maka bersihlah airnya. Rupanya hati tidak dengan sendirinya bersih, kita harus menjaganya dengan seksama. Kita harus selalu melindunginya agar tidak tercemari. Bill Bright (alm.), pendiri Campus Crusade for Christ, menawarkan resep untuk menjaga kebersihan hati yaitu dengan cara “bernapas” secara rohani. Jika kita mendukakan Roh Kudus, akuilah dosa; dengan kata lain, “hembuskan napas.” Setelah itu, dengan iman, “tariklah napas”, terimalah kuasa Roh Kudus kembali. Hanya Roh Kuduslah yang dapat menolong kita menjaga hati agar tetap bersih.

Renungkan: Hati yang tak terjaga adalah hati yang terbuka untuk dimasuki siapa pun dan apa pun.

(0.34) (Yes 6:10) (jerusalem: Buatlah hati bangsa ini keras) Pemberitaan nabi akan terbentur pada ketegaran hari umat yang tidak sampai mengerti. Kalimat perintah ini sebenarnya kalimat keterangan saja, bdk Yes 29:9. Allah tidak menghendaki kekerasan hati itu. Tetapi Tuhan mengetahuinya terlebih dahulu dan ketegaran hati umat dipakai untuk melaksanakan rencana Tuhan. Ketegaran hati itu menyingkapkan dosa hati dan mempercepat pengadilan, bdk kekerasan hati Firaun, Kel 4:21; 7:3+. Ayat Yes 6:9-10 Ini beberapa kali dikutip dalam Perjanjian Baru dan khususnya diterapkan pada pengajaran Yesus berupa perumpamaan, Mat 13:13+; Mar 4:12+.
(0.33) (Mzm 34:1) (sh: Ketidakwarasan pembebasan (Senin, 26 Mei 2003))
Ketidakwarasan pembebasan

Ketidakwarasan pembebasan. Kita lebih suka menganggap diri kita sebagai orang-orang Kristen yang terhormat, yang waras baik tubuh maupun pikiran. Begitu kuatnya pola ideal ini, kita lupa bahwa karya sejarah keselamatan melibatkan apa yang bagi dunia adalah suatu bentuk "ketidakwarasan". Bukan pura-pura tidak waras untuk menyelamatkan diri (ayat 1), tetapi karena berbeda dengan dunia. Yeremia disindir sebagai nabi gila (Yer. 29:26-27). Yesus dianggap tidak waras oleh keluarga-Nya (Mrk. 3:21). Festus menganggap Paulus gila karena pemberitaan Injilnya (Kis. 26:24), dan banyak contoh lain dari Alkitab. Mereka dianggap gila, karena kehendak Allah bertentangan dengan "akal sehat" mayoritas orang yang tidak mengenal kehendak Allah.

Dimana letak "kegilaan" dari karya perlindungan Allah? Ada suatu pepatah Perancis yang mengatakan: "Tuhan berpihak kepada armada yang besar, dan melawan armada yang kecil." Inilah prinsip ketentaraan, dan bagi sebagian orang, prinsip hidup yang "waras". Allah pemazmur justru berpihak yang lemah. Mereka yang rendah hati (ayat 3), tertindas (ayat 7), yang menjaga dirinya dari kejahatan (ayat 14-15), benar (ayat 16-18), patah hati dan malang (ayat 19-21), mereka inilah yang menerima perlindungan Allah. Mereka menjadi lemah, karena seperti pemazmur, mereka bermegah karena dan berseru kepada Tuhan. Tetapi mereka menjadi kuat, karena Allah berpihak kepada mereka, "orang-orang benar itu" (ayat 18).

Yang kita pelajari bukanlah teladan Daud yang berpura-pura gila, tetapi hikmat yang timbul dari pengalamannya itu: betapa berbahagia ada dalam perlindungan Tuhan, Sang Allah yang punya prinsip berkarya yang berbeda dengan dunia yang berdosa.

Renungkan: Kapan terakhir kali Anda dianggap gila, bukan karena lelucon kita yang tidak biasa, atau ambisi dan rencana hidup kita, tetapi karena keputusan kita untuk berharap kepada Allah dan menaati-Nya?

(0.33) (Yeh 21:21) (bis: mengocok panah dan memeriksa hati binatang)

mengocok panah dan memeriksa hati binatang: Kalau harus mengambil keputusan, orang dahulu kadang-kadang mengocok tabung panahnya lalu tanpa melihat mengambil salah satu panah. Cara lain ialah dengan mempelajari tanda-tanda pada hati binatang kurban.

(0.33) (Yer 11:20) (jerusalem: batin dan hati) Harafiah: buah-buah pinggang dan hati. Bdk Wis 1:6+; Maz 7:10; 44:22; Ams 15:11; 1Ra 8:39.
(0.32) (Ul 10:12) (ende)

Sekali lagi disini kita lihat adanja perhatian jang dipusatkan pada pengabdian dari hati. pengabdian sematjam itu mendatangkan kebahagiaan kepada manusia.

(0.32) (Yer 4:30) (ende)

Allah berbitjara kepada Jerusjalem, jang dibandingkan dengan seorang pelatjur. Buah2 hati Jerusjalem ialah bangsa2 asing.

(0.32) (Yer 17:1) (ende)

Dosa2 Juda, chususnja dalam ibadah (mesbah2) kentara sekali dan ketahui mereka sendiri dengan baik (ditulis pada loh hati).

(0.32) (Dan 4:37) (ende)

Ajat ini memuat suatu adjaran lain, jang terkandung dalam seluruh kisah pula, jakni: keangkuhan hati direndahkan Allah.



TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA