Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 44 dari 44 ayat untuk melaluinya [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12479853695652) (Yeh 16:35) (sh: Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa (Rabu, 29 Agustus 2001))
Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa

Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa. Seruan Yehezkiel pada bagian ini mempermalukan bangsa Israel di hadapan umum (ayat 35-43) dengan suatu perbandingan yang sangat memalukan (ayat 44-52). Mereka dibandingkan dengan Samaria dan Sodom yang dipandang rendah, namun ternyata lebih baik dari mereka. Bangsa Israel jauh lebih jahat dari mereka (ayat 47) dan kesalahan-kesalahan Sodom dan Samaria nampak benar jika dibandingkan dengan kejahatan Israel (ayat 52). Israel di sini digambarkan sebagai seorang ratu yang terhukum dan menjadi bahan olokan di antara bangsa-bangsa (ayat 44). Ia tidak lebih baik dari yang lain, bahkan secara keturunan mereka berasal dari keluarga yang hina (ayat 44,45). Ia adalah seorang ratu yang dipermalukan karena tidak mengingat dari mana ia berasal (ayat 43).

Hukuman Tuhan atas Israel adalah sesuai dengan kejahatan mereka. Sebagaimana Israel mempertontonkan dirinya kepada para kekasihnya, demikianlah Tuhan akan memakai para kekasihnya untuk menghancurkan mereka. Hukuman Tuhan atas bangsa Israel bertujuan menghentikan persundalan mereka (ayat 35-41). Api cemburu dan amarah Tuhan yang suci baru akan reda jika murka-Nya sudah tertimpa atas Israel (ayat 42). Akar penyebab dari dosa Israel terletak pada kegagalannya untuk mengingat keadaan masa mudanya (ayat 43).

Melalui bagian ini kita dapat mempelajari: [1] Israel menjadi rusak dan menerima penghukuman-Nya karena tidak menyadari dari mana ia berasal. Ketidaksadaran diri ini menjadikannya sombong karena merasa lebih baik dari yang lain dan tidak menyadari kesalahannya; [2] Tuhan yang suci tidak membiarkan umat-Nya berada dalam kondisi seperti ini, Ia menghancurkan kesombongan mereka dan memaparkan keadaan mereka yang sungguh memalukan; [3] Hukuman-Nya bertujuan memurnikan, sesuai dengan kejahatan yang mereka lakukan.

Renungkan: Hadirnya rasa malu karena kesadaran akan dosa merupakan bagian penting dalam proses pengikisan kebebalan rasa tinggi hati. Hal ini merupakan indikasi adanya kepekaan terhadap dosa. Tuhan dapat memakai rasa malu ini sebagai alat penghukuman yang akan merobohkan kesombongan kita sehingga melaluinya kita dimurnikan. Masih adakah kepekaan terhadap dosa yang memperhadapkan diri Anda dengan rasa malu?

(0.12479853695652) (Yeh 44:1) (sh: Siapa boleh masuk ke Bait Suci? (Selasa, 27 November 2001))
Siapa boleh masuk ke Bait Suci?

Siapa boleh masuk ke Bait Suci? Bila pada permulaan penglihatan ini Yehezkiel dibawa malaikat melewati gerbang timur untuk masuk ke pelataran luar Bait Suci, maka setelah Tuhan Allah masuk melalui gerbang tersebut, gerbang timur ini harus tetap tertutup (ayat 2). Tidak seorang pun boleh keluar-masuk melaluinya. Penutupan pintu ini, selain menjaga agar kekudusan Allah dijunjung tinggi, juga menyatakan secara kongkret bahwa Allah kini berdiam di antara umat-Nya untuk selamanya.

Satu tokoh baru diperkenalkan dalam penglihatan ini, yakni raja (terjemahan yang lebih tepat: pangeran). Sebagai pemimpin bangsa, raja dihormati sebagai satu-satunya tokoh yang boleh makan di hadapan Tuhan, di dalam balai gerbang dari pintu gerbang timur. Tetapi, berbeda de-ngan masa sebelum pembuangan, dalam era baru ini raja pun memiliki keterbatasannya untuk tidak sembarangan masuk ke Bait Suci (ayat 3b).

Kemudian, Yehezkiel diperintahkan untuk memperhatikan de-ngan sungguh-sungguh peraturan-peraturan rumah Tuhan, khususnya siapa yang diperbolehkan masuk ke dalam rumah Tuhan (ayat 5). Di masa lampau, umat Israel menajiskan Bait Suci dengan membiarkan "orang-orang asing" masuk ke tempat kudus. Mereka ini "tidak bersunat hatinya maupun dagingnya" (ayat 7). Mereka berasal dari bangsa-bangsa lain, dan dipakai oleh orang Israel sebagai "pekerja kasar" (Yosua 9:27), atau sebagai pengawal istana di Yerusalem, yang juga ditugasi oleh raja untuk mengawal Bait Allah (ayat 2 Raja 11:4-8). Oleh para imam, mereka bahkan diizinkan masuk ke Tempat Kudus (ayat 8b), mungkin untuk membantu dalam mempersembahkan kurban, suatu tugas yang sebenarnya hanya boleh dilakukan oleh orang Lewi (bdk. Bil. 18:1-7). Dengan perbuatan ini, umat Israel menajiskan kesucian rumah Tuhan, dan mereka dianggap telah mengingkari perjanjian Allah dengan umat-Nya. Pelanggaran terhadap kesucian Allah di masa lampau bukan masalah kecil. Yehezkiel mengingatkan bahwa hanya de-ngan meninggalkan kejahatan dan dosa masa lampau, umat Israel dapat mencerminkan kekudusan Allah yang berdiam di tengah mereka.

Renungkan: Kita dapat bersyukur karena di dalam Kristus kita telah dikuduskan dan dilayakkan untuk menghadap takhta Allah. Kita pun dipanggil untuk selalu hidup diperbaharui dalam kekudusan (Kol. 3:9-10).

(0.12479853695652) (Yoh 15:1) (sh: Tinggal dalam Yesus (Sabtu, 1 April 2006))
Tinggal dalam Yesus

Judul: Tinggal dalam Yesus

Dalam Perjanjian Lama, Israel disebut sebagai kebun anggur milik Allah yang dipelihara dan dijaga oleh-Nya, namun ternyata Israel menghasilkan buah-buah anggur yang tidak manis (Yes. 5:1-7). Israel gagal menyenangkan Allah karena mereka memilih untuk bersekutu dan berselingkuh dengan dewa dewi bangsa-bangsa kafir.

Yesus mengajarkan kepada para murid, bahwa Dialah Pokok Anggur yang benar, Israel yang sejati yang memuaskan hati Allah. Kini para murid Yesus, yaitu cikal bakal gereja (band. Mat. 16:18) dipilih Allah untuk menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya, yaitu hidup yang menjadi berkat untuk sesama manusia. Untuk itu, gereja dan setiap orang Kristen harus bergantung penuh kepada Yesus seperti rantingranting tinggal dalam Pokok Anggur yang benar (Yoh. 15:5). Gereja hanya mungkin berhasil kalau tetap melekat sebagai ranting kepada Pokok Anggur itu dan menerima kehidupan dari-Nya. Di luar Kristus, gereja tidak memiliki daya apa pun untuk bertumbuh dan tidak akan mampu menghasilkan buah, bahkan gereja akan mati sehingga tidak memiliki fungsi apa pun selain dibuang dan dibakar (ayat 5-6). Ibarat rantingranting yang melekat pada Pokok Anggur, gereja yang tinggal dalam persekutuan yang hidup dengan Kristus dan menjadikan-Nya sebagai pusat hidupnya pasti akan menghasilkan "buah-buah" yang berkenan di hadapan-Nya (ayat 1-2). Sebab Allah Bapalah yang memelihara pertumbuhannya dan membersihkan penghalang ranting-ranting ini berbuah.

Bagaimana caranya orang Kristen dapat tetap melekat pada sumber kehidupan, yaitu Kristus? Dengan membiarkan firman-Nya menjadi pusat hidupnya (ayat 7). Gereja dan orang Kristen yang demikian akan menghasilkan buah-buah rohani dan perbuatan baik yang memuliakan Allah. Apa pun yang dilakukan gereja dan orang Kristen, sesuai dengan janji Kristus, maka doa-doanya akan terkabul (ayat 7b).

Renungkan: Gereja dan orang Kristen yang hidup dan berbuah adalah mereka yang berpusatkan Kristus.

(0.12479853695652) (Ibr 12:18) (sh: Mengapa tuntutan hidup sebagai umat Allah berat? (Rabu, 10 Mei 2000))
Mengapa tuntutan hidup sebagai umat Allah berat?

Mengapa tuntutan hidup sebagai umat Allah berat? Ketika bangsa Israel berkumpul di gunung Sinai untuk menerima 10 Hukum Taurat, kilat dan petir menyambar-nyambar dan bunyi guntur berguruh secara mengerikan. Bangsa Israel segera mundur dan tidak mampu menghampiri hadirat-Nya karena ketakutan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak mampu dan takut? Dosa merekakah yang telah membuat mereka tidak mampu dan takut akan hadirat Allah?

Betapa berbedanya keadaan di Bukit Zion, gunung anugerah Allah dimana umat manusia dipanggil untuk datang ke hadirat Allah dengan penuh keberanian. Namun penerima surat Ibrani sedang dalam bahaya karena mereka berkeinginan untuk kembali ke Sinai. Mereka memilih sistem pengorbanan yang tidak sempurna daripada pengorbanan Kristus yang sekali dan untuk selamanya, memilih legalisme yang sia-sia daripada Injil kasih karunia. Di Bukit Zion, Kristen bertemu dengan Yesus sang Pengantara. Melalui-Nya Kristen dimampukan untuk mendatangi hadirat Allah dan mengalami hubungan yang akrab dan intim. Kristen tidak tiba pada perbatasan waktu dan kekekalan. Di dalam Yesus kekekalan sudah menginvasi waktu. Kristen telah tiba pada tujuan hidup yang kekal dan penuh kemuliaan. Itu semua hanyalah 'impian' dari bangsa Israel yang hidup pada masa Perjanjian Lama.

Namun ada tuntutan yang harus dibayar oleh Kristen yang sudah mendapatkan anugerah yang luar biasa. Yaitu janganlah kita menolak Dia yang berbicara langsung dari surga, karena mereka yang menolak Allah yang berbicara dari bumi saja menerima hukuman yang mengerikan. Jika kita tidak mau mengikuti-Nya, jika kita tidak mengasihi-Nya, dan jika kita tidak berserah kepada-Nya, apa artinya? Tidak ada kesempatan emas untuk kedua kali. Kelak Allah akan menggoncangkan langit dan bumi hingga musnah, sebab seluruh alam semesta ini bukanlah realita yang sesungguhnya. Hanya kerajaan-Nya dimana Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, terdapat realita yang sesungguhnya.

Renungkan: Karena itu hai Kristen berhati-hatilah, jangan sampai Anda 'menolak' Dia yang Anda begitu kenal ketika Ia berbicara melalui firman-Nya. Jika mereka yang tidak begitu mengenal Dia dihukum karena menolak firmanNya, betapa penghukuman yang lebih besar akan menimpa Anda, karena Anda mengenal Dia begitu akrab dan intim.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA