Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya,<x id="m" /> dan inilah hasilnya.<x id="n" />

Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang,<x id="k" /> dan isteri serta anak-anak<x id="l" /> kami menjadi tawanan?<x id="m" /> Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?<x id="n" />"

Jika TUHAN berkenan kepada kita,<x id="u" /> maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita,<x id="v" /> suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.<x id="w" />

Oleh karena TUHAN tidak berkuasa membawa bangsa ini masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah<x id="r" /> kepada mereka, maka Ia menyembelih mereka di padang gurun.<x id="s" />

Tentang anak-anakmu yang telah kamu katakan: Mereka akan menjadi tawanan, merekalah yang akan Kubawa masuk, supaya mereka mengenal negeri yang telah kamu hinakan<x id="y" /> itu.

"Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila kamu masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu<x id="a" /> menjadi tempat kediamanmu,

Hulu hasil dari segala yang tumbuh di tanahnya yang dipersembahkan mereka kepada TUHAN adalah juga bagianmu;<x id="h" /> setiap orang yang tahir dari seisi rumahmu boleh memakannya.<x id="i" />

Kemudian haruslah imam mencuci pakaiannya dan membasuh tubuhnya dengan air,<x id="f" /> sesudah itu masuk ke tempat perkemahan, dan imam itu najis sampai matahari terbenam.

Inilah hukumnya, apabila seseorang mati dalam suatu kemah: setiap orang yang masuk ke dalam kemah itu dan segala yang di dalam kemah itu najis tujuh hari lamanya;

Kemudian sampailah orang Israel, yakni segenap umat itu, ke padang gurun Zin,<x id="o" /> dalam bulan pertama<n id="1" />, lalu tinggallah bangsa itu di Kadesh.<x id="p" /> Matilah Miryam<x id="q" /> di situ dan dikuburkan di situ.

Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima,<x id="z" /> bahkan air minumpun tidak ada?<x id="a" />"

Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan,<x id="b" /> lalu sujud.<x id="c" /> Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN<x id="d" /> kepada mereka.

Raja negeri Arad,<x id="y" /> orang Kanaan yang tinggal di Tanah Negeb,<x id="z" /> mendengar, bahwa Israel datang dari jalan Atarim, lalu ia berperang melawan Israel, dan diangkutnya beberapa orang tawanan dari pada mereka.

Lalu berangkatlah para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian dengan membawa di tangannya upah penenung;<x id="g" /> setelah mereka sampai kepada Bileam, disampaikanlah kepadanya pesan Balak.

Setelah mereka sampai kepada Bileam, berkatalah mereka kepadanya: "Beginilah kata Balak bin Zipor: Janganlah biarkan dirimu terhalang-halang untuk datang kepadaku,

Ketika Balak<x id="c" /> mendengar, bahwa Bileam datang, keluarlah ia menyongsong dia sampai ke Kota Moab di perbatasan sungai Arnon,<x id="d" /> pada ujung perbatasan itu.

Ketika ia sampai kepadanya, Balak masih berdiri di samping korban bakarannya bersama-sama dengan pemuka-pemuka Moab.<x id="l" /> Berkatalah Balak kepadanya: "Apakah yang difirmankan TUHAN?"

Lalu berkatalah imam Eleazar kepada para prajurit, yang telah pergi bertempur<x id="i" /> itu: "Inilah ketetapan hukum yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.

Lalu datanglah bani Gad dan bani Ruben dan berkata kepada Musa, imam Eleazar dan para pemimpin umat<x id="j" /> itu:

sebab kami tidak mau menerima milik pusaka<x id="p" /> di seberang sungai Yordan<x id="q" /> sana dan seterusnya, apabila kami mendapat milik pusaka di seberang sungai Yordan sini, di sebelah timur."