Lalu hamba itu meletakkan tangannya di bawah pangkal paha<x id="x" /> Abraham, tuannya,<x id="y" /> dan bersumpah kepadanya tentang hal itu.

TUHAN sangat<x id="t" /> memberkati<x id="u" /> tuanku itu, sehingga ia telah menjadi kaya;<x id="v" /> TUHAN telah memberikan kepadanya kambing domba dan lembu sapi, emas dan perak, budak laki-laki dan perempuan, unta dan keledai.<x id="w" />

Kemudian hamba itu mengeluarkan perhiasan emas dan perak serta pakaian<x id="g" /> kebesaran, dan memberikan semua itu kepada Ribka; juga kepada saudaranya dan kepada ibunya diberikannya pemberian<x id="h" /> yang indah-indah.

Lalu berkemaslah Ribka beserta hamba-hambanya<x id="t" /> perempuan, dan mereka naik unta mengikuti orang itu. Demikianlah hamba itu membawa Ribka lalu berjalan pulang.

Segala sumur,<x id="z" /> yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, oleh hamba-hamba ayahnya itu, telah ditutup oleh orang Filistin dan ditimbun<x id="a" /> dengan tanah.

Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah<x id="r" /> di situ dan memanggil nama TUHAN.<x id="s" /> Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur<x id="t" /> di situ.

Pada hari itu datanglah hamba-hamba Ishak memberitahukan kepadanya tentang sumur<x id="c" /> yang telah digali mereka, serta berkata kepadanya: "Kami telah mendapat air."

Ia memerintahkan kepada mereka: "Beginilah kamu katakan kepada tuanku,<x id="z" /> kepada Esau: Beginilah kata hambamu<x id="a" /> Yakub: Aku telah tinggal pada Laban<x id="b" /> sebagai orang asing dan diam di situ selama ini.

Aku telah mempunyai lembu sapi, keledai dan kambing domba, budak laki-laki dan perempuan,<x id="c" /> dan aku menyuruh memberitahukan hal ini kepada tuanku,<x id="d" /> supaya aku mendapat kasihmu.<x id="e" />"

jawablah: milik hambamu<x id="y" /> Yakub; inilah persembahan<x id="z" /> yang dikirim kepada tuanku Esau, dan Yakub sendiripun ada di belakang kami."

Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya:<x id="f" /> "Hamba<x id="g" /> orang Ibrani<x id="h" /> yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku.

Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya.<x id="i" />

Waktu itu tuanku Firaun murka kepada pegawai-pegawainya,<x id="u" /> dan menahan aku dalam rumah pengawal istana,<x id="v" /> beserta dengan kepala juru roti.

Bersama-sama dengan kami ada di sana seorang muda Ibrani,<x id="x" /> hamba kepala pengawal istana<x id="y" /> itu; kami menceritakan mimpi kami kepadanya, lalu diartikannya kepada kami mimpi<x id="z" /> kami masing-masing.

Lalu jawab mereka: "Hamba-hambamu<x id="n" /> ini dua belas orang, kami bersaudara, anak dari satu ayah di tanah Kanaan,<x id="o" /> tetapi yang bungsu sekarang ada pada ayah kami, dan seorang sudah tidak ada lagi.<x id="p" />"

Sesudah itu berkatalah ia: "Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan piala itu,<x id="h" /> hanya dialah yang akan menjadi budakku<x id="i" /> dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah.<x id="j" />"

Kemudian tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Jika adikmu yang bungsu itu tidak datang ke mari bersama-sama dengan kamu, kamu tidak boleh melihat mukaku lagi.<x id="q" />

Tetapi hambamu ini telah menanggung anak itu terhadap ayahku dengan perkataan: Jika aku tidak membawanya kembali kepada bapa, maka akulah yang berdosa kepada bapa untuk selama-lamanya.<x id="h" />

Ketika dalam istana Firaun terdengar kabar, bahwa saudara-saudara Yusuf datang,<x id="u" /> hal itu diterima<x id="v" /> dengan baik oleh Firaun dan pegawai-pegawainya.<x id="w" />

Firaun bertanya kepada saudara-saudara Yusuf itu: "Apakah pekerjaanmu?<x id="h" />" Jawab mereka kepada Firaun: "Hamba-hambamu<x id="i" /> ini gembala domba,<x id="j" /> baik kami maupun nenek moyang kami."