Selebihnya dari rakyat itu ditempatkannya di bawah pimpinan Abisai,<x id="f" /> adiknya, yang mengatur barisan mereka berhadapan dengan bani Amon itu.

Yoab berperang melawan Raba,<x id="x" /> kota bani Amon dan ia merebut kota kerajaan.

Amnon mempunyai seorang sahabat bernama Yonadab, anak Simea<x id="d" /> kakak Daud. Yonadab itu seorang yang sangat cerdik.

Tetapi ketika Absalom mendesak, diizinkannyalah Amnon dan semua anak raja pergi beserta dia.

Berkatalah Yonadab kepada raja: "Lihat, anak-anak raja datang! Benar seperti kata hambamu ini."

Ketika Yoab,<x id="y" /> anak Zeruya, mengetahui, bahwa hati raja merindukan Absalom,

Yoab<x id="v" /> menjadi kepala atas segenap tentara Israel, dan Benaya bin Yoyada menjadi kepala atas orang Kreti dan orang Pleti.

Ia mengolok-olok<x id="d" /> orang Israel, maka Yonatan, anak Simea<x id="e" /> kakak Daud, menewaskannya.

Itulah yang diperbuat Benaya bin Yoyada; ia mendapat nama di antara ketiga puluh pahlawan itu.

Asael,<x id="o" /> saudara Yoab, ada di antara ketiga puluh orang itu; selanjutnya Elhanan bin Dodo, dari Betlehem;

Zelek, orang Amon; Naharai, orang Beerot,<x id="g" /> pembawa senjata Yoab anak Zeruya;

Isyboset bin Saul berumur empat puluh tahun pada waktu ia menjadi raja atas Israel dan ia memerintah dua tahun lamanya. Hanyalah kaum Yehuda yang mengikuti Daud.

Lalu berkatalah Daud: "Aku akan menunjukkan persahabatan kepada Hanun bin Nahas,<x id="u" /> sama seperti ayahnya telah menunjukkan persahabatan kepadaku." Sebab itu Daud menyuruh menyampaikan pesan turut berdukacita kepadanya dengan perantaraan pegawai-pegawainya karena kematian ayahnya. Tetapi ketika pegawai-pegawai Daud sampai ke negeri bani Amon itu,

Kata perempuan itu: "Kiranya raja ingat kepada TUHAN, Allahmu, supaya si penuntut<x id="k" /> tebusan darah jangan terlalu banyak menimbulkan kemusnahan dan supaya mereka jangan memunahkan anakku itu." Lalu berkatalah raja: "Demi TUHAN yang hidup--sehelai rambutpun<x id="l" /> dari kepala anakmu itu takkan jatuh ke bumi!<x id="m" />"

Maka seorang gagah perkasa sekalipun yang hatinya seperti hati singa<x id="m" /> akan tawar<x id="n" /> hati sama sekali, sebab seluruh Israel tahu, bahwa ayahmu itu seorang pahlawan dan orang-orang yang bersama-sama dia adalah orang gagah perkasa.<x id="o" />

Tetapi berkatalah sekali lagi Ahimaas bin Zadok kepada Yoab: "Apapun yang terjadi, izinkanlah juga aku berlari pergi menyusul orang Etiopia itu." Tetapi kata Yoab: "Mengapa juga engkau mau berlari pergi, anakku? Apakah engkau membawa kabar yang menguntungkanmu?"

Kebetulan ada di sana seorang dursila, bernama Seba bin Bikri, orang Benyamin. Ia meniup sangkakala serta berkata: "Kita tidak memperoleh bagian<x id="b" /> dari pada Daud.<x id="c" /> Kita tidak memperoleh warisan dari anak<x id="d" /> Isai itu. Masing-masing ke kemahnya, hai orang Israel!"

Dan sesudah dia, Eleazar anak Dodo,<x id="d" /> anak seorang Ahohi;<x id="e" /> ia termasuk ketiga pahlawan itu. Ia ada bersama-sama Daud, ketika mereka mengolok-olok orang Filistin, yang telah berkumpul di sana untuk berperang, padahal orang-orang Israel telah mengundurkan diri.

Selanjutnya Benaya<x id="m" /> bin Yoyada, anak seorang yang gagah perkasa, yang besar jasanya, yang berasal dari Kabzeel;<x id="n" /> ia menewaskan kedua pahlawan besar dari Moab. Juga pernah ia turun ke dalam lobang dan membunuh seekor singa pada suatu hari bersalju.

Lalu Daud berkata kepada orang muda yang membawa kabar kepadanya itu: "Bagaimana kauketahui, bahwa Saul dan Yonatan, anaknya, sudah mati?"