Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 84 ayat untuk greek:1618 [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.21353316129032) (Mat 6:1) (sh: Tuhan menolak "sandiwara" rohani (Minggu, 9 Januari 2005))
Tuhan menolak "sandiwara" rohani

Tuhan menolak "sandiwara" rohani. Penyiar teve itu tampil meyakinkan. Berstelan dasi dan jas, ia menyampaikan berita dengan mantap. Siapa sangka bahwa sebenarnya ia memakai baju, dasi, dan jas pinjaman. Dan … hanya bercelana pendek. Ia ternyata salah seorang teknisi teve yang terpaksa menggantikan penyiar yang jatuh sakit.

Tuhan Yesus memberi peringatan keras terhadap kerohanian yang mirip dengan kisah tadi. Ia tidak ingin kerohanian para murid-Nya hanya untuk menimbulkan kesan positif orang banyak (ayat 1, 5), padahal keadaan hidup sebenarnya lain (baca: munafik) dan tidak sungguh terarah ke Tuhan. Godaan untuk bersandiwara rohani waktu itu memang sangat besar di kalangan orang Yahudi yang legalistis. Legalisme adalah sikap mementingkan pelaksanaan aturan-aturan dalam agama. Boleh jadi sikap itu bertujuan menyenangkan hati Allah, tetapi ujung-ujungnya bermuara pada mencari pujian manusia. Para murid Yesus tidak boleh berbuat benar, hidup saleh, memberi sedekah, dan berdoa agar dipuji orang. Sebaliknya, kerohanian yang sejati adalah yang ditujukan kepada Allah semata. Orang yang mencari pujian manusia tidak akan mendapat perkenan Allah dari kehidupan ibadahnya sebab motivasinya untuk beroleh pujian manusia telah terpenuhi.

Orang Kristen masa kini pun perlu hati-hati tentang hidup kerohaniannya. Kita perlu memeriksa diri jangan sampai kita bergereja dan melakukan kegiatan gerejawi supaya dipuji orang. Atau, menjadikan kegiatan ibadah kita seperti doa sebagai cara untuk memaksakan kehendak kita kepada Allah (ayat 7). Kita perlu belajar memiliki hidup ibadah yang utuh dan bertujuan hanya menyukakan hati Allah, Bapa kita di surga. Meski banyak kegiatan ibadah kita yang tak dapat tidak akan diketahui orang, kita perlu menjaga agar motivasi kita murni, yaitu untuk kemuliaan dan perkenan Tuhan semata.

Ingat: Bapa di surga melihat ke hati. Ia tahu entah ibadah kita sekadar pameran atau tulus untuk memuliakan Dia.

(0.20132098387097) (1Kor 15:8) (full: DAN YANG PALING AKHIR DARI SEMUANYA. )

Nas : 1Kor 15:8

Pernyataan Paulus "yang paling akhir dari semuanya" harus diterima secara mutlak. Paulus adalah yang paling akhir dari rasul-rasul dalam arti bahwa ia menerima suatu amanat khusus melalui suatu perjumpaan pribadi dengan Tuhan yang sudah bangkit itu untuk ikut serta meneguhkan kesaksian Kristus yang asli (bd. Kis 9:3-8; 22:6-11; 26:12-18). Para rasul PB adalah batu-batu yang mula-mula dan batu dasar dari gereja

(lihat cat. --> Ef 2:20;

[atau ref. Ef 2:20]

bd. Mat 16:18; Wahy 21:14). Oleh karena itu, jabatan rasuli PB adalah unik dan tak terulang lagi. Sebagai saksi dan utusan langsung dari Tuhan yang sudah bangkit itu, mereka meletakkan dasar jemaat Yesus Kristus, suatu dasar yang tidak pernah dapat ditambahkan atau diubah. Demikianlah, kedua belas rasul yang mula-mula ditambah Paulus tidak mempunyai pengganti.

(0.20132098387097) (Ef 3:4) (full: RAHASIA KRISTUS. )

Nas : Ef 3:4

Paulus berbicara mengenai "rahasia Kristus" yang tersembunyi selama berabad-abad dalam Allah (ayat Ef 3:9) dan kini diperkenalkan melalui wahyu (ayat Ef 3:3) oleh Roh Kudus kepada para rasul dan nabi (ayat Ef 3:5). Rahasia itu ialah maksud Allah "untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi" (Ef 1:10), dan untuk memasukkan orang dari semua bangsa dalam janji mengenai hidup dan keselamatan (ayat Ef 3:6; Rom 16:25-26; 2Tim 1:1). Dari orang Yahudi dan bukan Yahudi Allah menciptakan "dalam Kristus Yesus" (ayat Ef 3:6) sebuah umat yang baru bagi diri-Nya (Ef 1:4-6; 2:16; 4:4,16; Mat 16:18; Kol 1:24-28; 1Pet 2:9-10).

(0.20132098387097) (Kis 5:11) (jerusalem: jemaat) Istilah (ekklesia/gereja) itu diambil dari peristilahan perjanjian dahulu, bdk Kis 7:38, dan diterapkan pada jemaat Mesias, Mat 16:18+. Dengan berkembangnya agama Kristen maka arti istilah itu semakin diperluas: mula-mula jemaat ialah jemaat di Yerusalem, Kis 8:1; 11:22, dll lalu semua jemaat di daerah Yudea, Gal 1:22; 1Te 2:14; bdk Kis 9:31, dan yang di antara orang-orang bukan Yahudi, Kis 13:1; 14:23; 15:41; 16:5; Rom 16:1,4; 1Ko 1:2+, dll; Yak 5:14; 3Yo 9; Wah 1:4; 2:1 dll, sidang jemaat-jemaat itu, 1Ko 11:18; 14:23,34, dll, bdk Kis 19:32, dan tempat mereka berkumpul, Rom 16:5; Kol 4:15; File 2, dan akhirnya Gereja dengan arti teologis, Kis 20:28; 1Ko 10:32; 12:28, dll, sebagai Tubuh dan Mempelai Kristus, Kol 1:18+; Efe 5:23-32, serta kepenuhanNya yang bersifat kosmis, Efe 1:23+.
(0.20132098387097) (1Tim 4:14) (jerusalem: penumpangan tangan) Penumpangan tangan merupakan suatu upacara menyerahkan salah satu rahmat atau karunia, Ibr 6:2; dapat juga sebuah berkat saja, Mat 19:15, atau cara menyembuhkan orang sakit, Mat 9:18 dsj; Mar 6:5; 7:32; 8:23-25; 16:18; Luk 4:40; 13:13; Kis 9:12,17; 28:8, dan lagi upacara untuk memberikan Roh Kudus kepada mereka yang sudah dibaptis. Kis 1:5+; akhirnya penumpangan tangan merupakan juga upacara guna menguduskan orang bagi jabatan kegerejaan tertentu, Kis 6:6; 13:3, seperti dalam ayat ini dan dalam 1Ti 5:22+; 2Ti 2:6. Mulai dengan saat yang disinggung Paulus Timotius secara tetap mempunyai karunia, sebuah "Karisma" ilahi 1Ko 12:1+, yang oleh karenanya Timotius memangku jabatannya. Mengenai peranan "nabi-nabi" dalam hal itu, bdk 1Ti 1:18. Ada yang menterjemahkan bagian kalimat ini sbb: penumpangan tangan untuk menjadi penatua.
(0.20132098387097) (Dan 3:13) (sh: Pilihan yang penuh risiko (Rabu, 21 April 1999))
Pilihan yang penuh risiko

Pilihan yang penuh risiko. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego diberi kesempatan untuk memilih. Menaati perintah raja Nebukadnezar yang berarti mendapat pengampunan, atau taat kepada Allah yang disembahnya, dengan menanggung segala risiko. Itulah pilihan bersyarat yang harus mereka pilih, untuk mengubah sikap dan pendirian mereka. Tentu, di dalamnya terkandung maksud agar mereka mengubah ketaatannya kepada Allah yang hidup, dan memuja allah yang bisu alias mati. Bila kesempatan dalam situasi terjepit ini mereka tolak, maka kobaran nyala api yang dahsyat menanti mereka.

Teladan iman yang terpuji. Prasyarat yang diperhadapkan tidak mampu mengubah keyakinan Sadrakh dkk. Suatu sikap iman yang terpuji. Amarah sang raja, tidak menggetarkan komitmen untuk tetap setia menyembah Allah yang hidup. Komitmen itu sama sekali tidak dikaitkan dengan kepentingan dan keselamatan diri, yang sifatnya sementara, melainkan didasarkan pada kehendak dan kemuliaan Allah (16-18). Sikap iman inilah yang membuat raja Nebukadnezar mengakui kemuliaan Allah.

Renungkan: Kini kita hidup dalam zaman yang tidak kurang bahayanya. Banyak situasi yang intinya menggoda atau memaksa kita untuk menyembah ilah. Ingatlah bahwa yang mengalahkan maut dan yang dapat membinasakan nyawa adalah Kristus.

(0.20132098387097) (Mrk 16:1) (sh: Kematian bukan akhir kehidupan (Minggu, 20 April 2003))
Kematian bukan akhir kehidupan

Kematian bukan akhir kehidupan. Kematian Yesus meninggalkan kesedihan mendalam di hati para pengikut-Nya. Sebagai wujud kasih dan kesetiaan kepada Yesus, para wanita pergi ke kubur untuk meminyaki dan merempah-rempahi jenazah Yesus. Mereka sama sekali tidak menduga apalagi berharap bahwa Yesus akan bangkit.

Namun ketika mereka tiba, batu di pintu kubur itu telah terguling, dan kubur Yesus telah terbuka. Mereka tidak menjumpai mayat Yesus di dalamnya, melainkan menjumpai seorang muda yang memberitahukan bahwa Yesus tidak ada lagi sebab Ia telah bangkit. Selanjutnya ia berpesan agar mereka memberitahukan kepada murid-murid bahwa Yesus telah bangkit dan Ia mendahului mereka ke Galilea.

"Ia telah bangkit, Ia tidak ada di sini". Perkataan ini mengandung dua pengertian. Pertama, bahwa Yesus tidak mati. Ia hidup kembali, karena Ia adalah sumber hidup itu. Ia telah menang atas maut. Karena itu Ia tidak lagi berbaring di tempat kematian itu.

Kedua, hati yang tadinya dirundung duka mendalam, berganti sukacita. Sinar paskah mulai bercahaya, kegelapan mulai sirna. Patutlah kiranya bila sekarang ini kita pun menyambut berita tentang kebangkitan Yesus dengan takut dan iman.

Renungkan: Kebangkitan Yesus memberikan kepada kita pengharapan akan masa depan yang gemilang. Semua tantangan dan pergumulan tidak lagi dihadapi dengan perasaan putus asa melainkan dengan keyakinan dan harapan bahwa Yesus telah menang atas dosa.

(0.20132098387097) (Flp 2:12) (sh: Ketaatan yang berkelanjutan. (Rabu, 28 Oktober 1998))
Ketaatan yang berkelanjutan.

Ketaatan yang berkelanjutan.
Ada ketaatan yang dilakukan hanya karena sungkan pada manusia, ada ketaatan karena orang sungguh takut dan gentar akan Allah. Kristen seharusnya tidak taat seperti kelompok pertama. Jemaat di Filipi didorong Paulus untuk melanjutkan ketaatan mereka dalam segala keadaan (ayat 12). Keselamatan yang orang Kristen dapatkan dari Allah bersifat dinamis. Karena Tuhan sudah mengerjakan karya-karya penyelamatan-Nya di dalam kita, kita pun wajib mewujudkan keselamatan itu dalam hidup taat aktif kita (ayat 13, 12).

Taat dengan sukacita. Ada orang yang taat karena terpaksa sambil bersungut-sungut, ada orang yang taat dengan sukacita dan gairah yang besar. Kristen tidak patut menaati Tuhan secara terpaksa sebab kasih karunia-Nya telah mengubah dan menerbitkan keinginan hidup yang baru dalam hati kita. Di tengah dunia yang gelap ini, Kristen harus memiliki hidup yang bercahaya (ayat 15). Buah ketaatan dalam orang yang dilayani adalah sumber sukacita hamba Tuhan dan jemaat yang dilayani (ayat 16-18).

Doa: Perbarui hati kami, ya Tuhan, supaya kami menjaga hidup baru kami, dan berkenan kepada-Mu.

(0.17615585483871) (1Kor 2:4) (full: KEYAKINAN AKAN KEKUATAN ROH. )

Nas : 1Kor 2:4

Teks :
  1. 1) Sebagai suatu keyakinan (pertunjukan) akan kekuatan Roh Kudus (1Kor 1:18,24), pemberitaan Paulus meliputi:
    1. (a) tindakan Roh dalam menginsafkan orang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman, dan membawa kesaksian tentang kuasa penyelamatan dari Kristus yang sudah bangkit (bd. pasal 1Kor 5:1-6:20;

      lihat cat. --> Yoh 16:8;

      [atau ref. Yoh 16:8]

      Kis 2:36-41);
    2. (b) kuasa untuk mengubah kehidupan (1Kor 1:26-27; bd. Kis 4:13);
    3. (c) kuasa yang mengerjakan kekudusan dalam hidup orang percaya (1Kor 5:3-5); dan
    4. (d) kuasa Allah yang dinyatakan dengan tanda ajaib dan mukjizat (Kis 2:29-33; 4:29-30; 5:12; 14:3; 2Kor 12:12).
  2. 2) Beberapa bagian lain di PB menekankan bahwa pemberitaan Injil telah disertai kuasa khusus dari Roh Kudus: Mr 16:17-18; Luk 10:19; Kis 28:3-6; Rom 15:19; 1Kor 4:20; 1Tes 1:5; Ibr 2:4.
  3. 3) Semua pelayan Injil harus berdoa agar melalui pelayanannya
    1. (a) orang akan diselamatkan (Kis 2:41; 11:21,24; 14:1),
    2. (b) orang yang baru percaya akan dipenuhi dengan Roh Kudus (Kis 2:4; 4:31; 8:17; 19:6),
    3. (c) roh-roh jahat akan diusir (Kis 5:16; 8:7; 16:18),
    4. (d) orang sakit akan disembuhkan (Kis 3:6; 4:29-30; 14:10), dan
    5. (e) pengikut akan belajar menaati standar dan pengajaran yang benar dari Kristus (Mat 28:18-20; Kis 11:23,26;

      lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).

(0.17615585483871) (Kel 13:17) (jerusalem) Di sini mulailah kisah keluaran yang sebenarnya ialah perjalanan umat Israel melalui padang gurun menuju Tanah yang disajikan. Tahap sejarah umat Israel inilah yang kemudian oleh para nabi diingat sebagai masa pernikahan Tuhan dengan umatNya, Yer 2:2; Hos 2:13; 11:1 dst; Yeh 16:8. Dalam seluruh Kitab Suci Allah tetap disebut sebagai "yang menuntun umat Israel dari tanah Mesir", Yos 24:17; Ams 2:10,3:1; Mik 6:4; Maz 81:11. Bagian kedua kitab Yesaya memberitahukan kembalinya umat Israel dari pembuangan sebagai suatu keluaran yang baru, Yes 40:3+. Tradisi Kristen mengartikan perjalanan umat Israel di padang gurun sebagai pralambang perjalanan Gereja (dan masing-masing orang beriman) kepada akhirat.
(0.17615585483871) (Ayb 19:25) (jerusalem: Penebusku) Mengenai Allah sebagai Penebus (go'el) bdk Maz 19:14+. Istilah dari hukum Ibrani ini, bdk Bil 35:19+, kerap kali dipakai sehubungan dengan Allah. Penyelamat umatNya dan yang membalas kelaliman yang ditimpakan kepada orang lemah. Para rabi Yahudi juga menyebut Mesias sebagai penebus,- Ayub dicaci-maki dan dinyatakan bersalah oleh sahabat-sahabatnya sendiri. Maka ia mengharapkan seorang penebus dan pembalas/pembela, yang tidak lain kiranya kecuali Allah sendiri atau mungkin seorang penengah sorgawi yang akan membela Ayub dan memperdamaikannya dengan Allah, bdk Ayu 16:18+. Namun demikian habis lenyap kebahagiaan Ayub menurut keyakinannya sendiri dan tinggal saja ajalnya. Maka Allah hanya akan tampil sebagai Penebus/Pembalas/Pembela sesudah Ayub meninggal. Tetapi Ayub tetap berharap bahwa ia sendiripun akan menyaksikan pembalasan, melihat Allah bertindak sebagai Penebus. Dalam Ayu 14:10-14 Ayub sudah membayangkan kemungkinan bahwa untuk sementara waktu dapat bersembunyi di dunia orang mati. Berdasarkan kehangatan kepercayaan pada Allah sekarang Ayub mengungkapkan keyakinan bahwa untuk sementara waktu boleh kembali ke dunia ini buat menyaksikan pembalasan dari Allah yang memang dapat menaikkan orang dari dunia orang mati, bdk 1Sa 2:6; 1Ra 17:17-24; Yeh 37. Kepercayaan Ayub sebentar keluar dari kurungan hidup yang fana ini karena keinginannya akan keadilan supaya ditegakkan bahkan dalam keadaan yang tidak berpengaruhnya lagi. Kepercayaan itulah yang menjadi suatu pendahuluan bagi kepercayaan yang kebangkitan badan, bdk 2Ma 7:9+
(0.17615585483871) (Kis 7:38) (jerusalem: sidang jemaah) Kata Yunani "Ekklesia" ini menjadi Gereja dalam peristilahan kita, bdk Kis 5:11+; Mat 16:18+. Dalam Ula 4:10; bdk Kis 18:16; 4:10; 23:29, kata itu berarti: jemaat di gurun yang sedang berkumpul, bdk Kel 12:16; Ima 23:3; Bil 29:1. Gereja, ialah umat orang-orang kudus yang baru, Kis 9:13+, menjadi pewaris umat yang lama itu
(0.17615585483871) (1Ptr 3:19) (jerusalem) Ayat ini barangkali menyinggung turunnya Kristus ke dalam dunia orang mati (Yunani: Hades), bdk Mat 16:18+, pada waktu yang berlangsung antara wafatNya dan kebangkitanNya, Mat 12:40; Kis 2:24,31; Rom 10:7; Efe 4:9; Ibr 13:20; "dalam roh" Yesus turun ke sana, bdk Luk 23:46, atau kiranya dengan lebih tepat "menurut Roh". Rom 1:4+, sedangkan "dagingNya" mati di salib, Rom 8:3 dst. Roh-roh yang di dalam penjara "yang kepadanya Yesus" memberitakan Injil (harafiah: memberitakan: yakni keselamatan), ialah menurut sementara ahli roh-roh jahat yang terbelenggu (seperti dikatakan dalam buku apokrip Henokh). Ada sementara ahli yang memperbaiki teks 1Petrus, sehingga bukan Kristus melainkan Henokh memberitakan kabarnya. Dengan memberitakan kabarNya Kristus menaklukkan roh-roh itu kepada diriNya sebagai Tuhan (Kirios), 1Pe 3:22; bdk Efe 1:21 dst; Fili 2:8-10, sementara penaklukan terakhir masih dinantikan, 1Ko 15:24 dst. Sementara ahli lain berpendapat bahwa "roh-roh" itu ialah roh-roh orang mati, yang waktu air bah dihukum, tetapi berkat kesabaran Allah toh dipanggil untuk hidup, bdk 1Pe 4:6. Dalam Mat 27:52 dst terdapat suatu pikiran yang serupa tentang "orang-orang kudus" yang dibebaskan oleh Kristus pada waktu antara wafatNya dan kebangkitanNya, "orang-orang" itu ialah orang-orang benar yang menantikan Kristus, bdk Ibr 11:39 dst; Ibr 12:23, untuk bersama denganNya masuk ke dalam "Kota Suci" di akhir zaman. Turunnya Kristus ke dalam dunia orang mati itu termasuk ke dalam syahadat para rasul.
(0.17615585483871) (Kej 22:1) (sh: Ketika cinta harus memilih! (Rabu, 12 Mei 2004))
Ketika cinta harus memilih!

Ketika cinta harus memilih! Allah mengasihi kita, memberikan berkat-berkat-Nya yang melimpah kepada kita. Kita mengasihi Allah oleh karena segala berkat yang dinyatakan-Nya untuk kita. Namun, kita harus beranjak dari situ, kita harus dapat mengasihi Allah karena Diri-Nya, bukan semata karena berkat-berkat-Nya! Itu yang sedang diuji dari diri Abraham. Ujian itu tidak tanggung-tanggung! Berkat yang paling berharga, yang paling prestisius, yang telah dibuktikan pantas didapatkan sekarang harus dilepas oleh pilihan mengasihi Allah.

Sebenarnya perikop ini tidak mengungkapkan pergumulan pribadi Abraham ketika diperhadapkan dengan pilihan menyerah-kan Ishak untuk dikorbankan karena ketaatan dan kasihnya kepada Allah, atau mempertahankan Ishak oleh karena kasih kepada diri sendiri. Namun, dengan imajinasi kita mencoba menangkap perasaan terdalam hati seorang ayah, baik dari sisi pribadi pun kehidupan sosial masyarakat. Bagi Abraham, anak yang ditunggu-tunggu selama puluhan tahun ini, yang telah membuatnya lelah secara fisik dan batin, adalah suatu harta kesayangan yang tidak mungkin dilepaskan. Secara sosial masyarakat, memiliki ahli waris kandung berarti meneruskan nama dan prestise keluarga. Pasti dua hal ini berkecamuk dalam hati Abraham. Belum lagi memikirkan pertanyaan teologis apakah kini Allah membatalkan janji-Nya?

Apapun pergumulan pribadi Abraham, ketetapan hati untuk lebih mengutamakan Allahlah yang membuat ia taat untuk mempersembahkan Ishak di mezbah. Kasih kepada Allah mengalahkan keinginan Abraham untuk mempertahankan hak miliknya. Oleh sebab itu, Allah semakin memperjelas pengenalan Abraham akan Allah dan rencana-Nya (ayat 16-18).

Renungkan: Saatnya akan tiba, Anda harus memilih mempertahankan hak, diri, keluarga, apa saja yang Anda kasihi atau melepaskannya demi kesetiaan dan kasih kepada Kristus!

(0.17615585483871) (Kel 19:14) (sh: Bertemu yang Mahakudus (Selasa, 13 September 2005))
Bertemu yang Mahakudus

Bertemu yang Mahakudus Ada dua cara seorang raja berkunjung ke wilayah kekuasaannya untuk bertemu dengan rakyatnya. Secara incognito, yaitu ia datang tanpa upacara dan pakaian resmi agar ia dapat langsung membaur dengan rakyatnya. Atau, dengan segala kemegahan dan kebesaran seorang raja untuk menyatakan status dirinya sebagai pemilik dan penguasa.

Kepada Israel yang sudah menyatakan komitmen mereka untuk mengikatkan diri mereka kepada-Nya dalam Perjan-jian Sinai (ayat 9), Allah datang dengan kedahsyatan hadirat-Nya. Allah menyatakan kedahsyatan diri-Nya melalui berbagai gejala alam, seperti gempa bumi, petir, dan awan pekat yang menggentarkan Israel. Melalui kejadian-kejadian itu, Israel sadar diri sebagai makhluk fana yang gentar menghadap Allah Sang Penguasa bumi dan segala isinya (ayat 16-18). Suasana surgawi karena suara sangkakala yang keras menyatakan bukti bahwa Allah adalah Sang Raja surga dan bumi. Sebagai raja, Allah berhak menuntut umat-Nya taat melakukan kehendak-Nya. Sebagai umat-Nya, Israel tunduk mengikuti perintah-Nya. Melalui Musa, Allah terus-menerus mengingatkan Israel agar mempertahankan kekudusan sebab itulah syarat untuk layak menyambut Allah (ayat 10-15; 21-22).

Mengapa Allah datang dengan segala kemegahan-Nya? Karena Ia ingin umat-Nya melihat dan menyadari kebesaran Allah sehingga tidak sembarangan bersikap saat mereka menghampiri Dia. Kekudusan Allah menyebabkan tidak seorang pun yang mampu bertahan berhadapan langsung dengan-Nya. Itu sebabnya Musa dijadikan Allah perantara agar umat-Nya dapat mendengar dan mendekat kepada-Nya (ayat 9). Bagi kita pengantara satu-satunya adalah Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus, kita didekatkan dengan Allah dan dilayakkan masuk ke hadirat-Nya. Di dalam Kristus Yesus kita dikuduskan.

Camkan: Tanpa pengudusan Kristus tidak seorang pun dapat melihat Allah (Mat. 5:8).

(0.17615585483871) (Im 15:1) (sh: Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah (Senin, 16 September 2002))
Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah

Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah. Pernahkah Anda membanggakan diri atas prestasi kesalehan dan aktivitas pelayanan Anda? Pernah jugakah Anda tersinggung karena orang lain mengabaikan apa yang telah anda lakukan? Semuanya Ini ingin menyatakan bahwa Anda berarti dan patut dihargai. Hal ini tidaklah selalu merupakan sesuatu yang negatif, namun ada hal yang lebih penting yakni menempatkan diri secara tepat dihadapan Allah yang kudus.

Pasal ini merupakan suatu diskripsi tentang peraturan yang berhubungan dengan lelehan yang keluar dari organ seksual: [1] Keluarnya lelehan laki-laki karena penyakit kelamin (ayat 2-15); [2] Keluarnya air mani secara alami dan wajar (ayat 16-18); [3] Keluarnya darah menstruasi wanita secara alami dan wajar (ayat 19-24); dan [4] Keluarnya darah menstruasi atau lelehan untuk waktu yang lama (ayat 25-30). Sungguh mengherankan karena selain keluarnya cairan yang disebabkan karena penyakit, atau proses alamiah seperti hubungan seksual dan menstruasipun dinyatakan najis dihadapan Allah. Semuanya ini merupakan penegasan bahwa kondisi manusia dalam segala kenormalan dan kewajarannya tetap tidak sepadan dengan kekudusan Allah.

Kita adalah manusia yang berdosa. Dosa bukan saja telah memisahkan kita dari Allah, tetapi juga telah mempersatukan kita dengan kematian. Tidak ada jalan keluar bagi persoalan ini kecuali melalui penebusan. Hanya melalui penebusan manusia dapat diperdamaikan dan terlepas dari murka Allah. Disinilah para imam memegang peranan yang penting. Mereka dipanggil untuk menghindarkan Israel dari kenajisan (ayat 31) melalui ritual penebusan (ayat 13-15, 28-30).

Renungkan: Keseharian, kewajaran dan kenormalan manusia bukanlah padanan bagi kekudusan Allah. Kesalehan dan kebaikan kita bukanlah jawaban bagi persoalan dosa kita. Sebagaimana Allah telah memanggil para imam untuk memberitakan pendamaian melalui pengorbanan anak burung merpati diatas api, demikian juga kini Allah memanggil Anda untuk memberitakan pendamaian melalui pengorbanan Kristus diatas kayu salib.

(0.17615585483871) (2Raj 20:12) (sh: Masa depan yang bukan untuk diketahui — adalah anugerah (Jumat, 14 Juli 2000))
Masa depan yang bukan untuk diketahui — adalah anugerah

Masa depan yang bukan untuk diketahui -- adalah anugerah. Manusia cenderung ingin mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Allah melarang bahkan tidak memampukan manusia untuk mengetahui masa depan, mengapa? Reaksi Hizkia setelah mendengar firman Allah yang dibawa oleh Yesaya memberi jawaban kepada kita.

Allah melalui Yesaya menegur Hizkia dengan keras ketika menerima utusan raja Babel (14-18). Mengapa? Pada zaman itu, Asyur adalah kerajaan yang paling kuat dan berpengaruh. Negara-negara di sekitarnya merasa terancam dan kuatir jika Asyur terus mengadakan perluasan kekuasaan. Karena itulah raja Babel, Merodakh-Baladan, mendekati Mesir dan Yehuda agar bergabung melawan Asyur (peristiwa ini terjadi sebelum Asyur mengepung Yerusalem di pasal 18). Dengan memperlihatkan seluruh kekayaannya menandakan bahwa Hizkia menyetujui rencana penggabungan kekuatan untuk memberontak terhadap Asyur (18:14). Allah menentang tindakan Hizkia yang dilakukan tanpa persetujuan dari Allah (Yes. 30-31). Bahkan Allah akan menghukum Yehuda dengan keras karena kesalahan ini (16-18).

Bagaimanakah reaksi Hizkia terhadap nubuat hukuman bagi keturunannya (19)? Ia malah bersyukur kepada Allah karena seumur hidupnya, kerajaan Yehuda akan diwarnai dengan damai dan keamanan. Reaksi yang sangat egois! Banyak orang mengritik Hizkia. Namun demikian ada makna yang dapat dipelajari. Pertama, reaksi Hizkia pada dasarnya mengungkapkan bahwa kita tidak akan dapat melakukan sesuatu pun untuk mempengaruhi apa yang akan terjadi setelah zaman kita. Kita seharusnya menikmati berkat yang menjadi milik kita sekarang ini. Kedua, Perkataan Hizkia tidak diinspirasikan oleh Allah, sehingga ungkapan dia tidak sepenuhnya benar. Babel memang tidak menyerang Yehuda pada zamannya, namun negara Asyur memberikan ancaman semasa pemerintahannya (18:13-37).

Renungkan: Dari makna yang kedua ini kita bisa menemukan pelajaran yang indah. Betapa besar anugerah Allah sehingga Ia tidak memampukan kita untuk mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Dan betapa besar anugerah-Nya ketika kita mengetahui bahwa Allah beserta dengan kita selalu dan kita ada dalam tangan-Nya.

(0.17615585483871) (Ayb 38:1) (sh: Misteri Allah, Sang Pencipta (Senin, 19 Desember 2016))
Misteri Allah, Sang Pencipta

Jika Perjanjian Lama menceritakan kedatangan Tuhan dengan tanda badai, maka penulis Alkitab ingin menggambarkan kemahakuasaan dan kebesaran Allah yang mengatasi apa pun di jagad raya ini. Dia menciptakan alam semesta dan isinya karena kedaulatan-Nya dan mengatur-Nya sedemikian rupa menurut kebijaksanaan-Nya.

Sekarang Tuhan yang menggugat Ayub. Dengan menggunakan sederetan panjang dan beragam pertanyaan, Tuhan mencecar Ayub. Beberapa di antaranya, "Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi?" (Ayb. 38:4); "Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kau tunjukkan tempatnya...?" (12); "Apakah pintu gerban maut tersingkap bagimu atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?" (17); "Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju atau melihat perbendaharaan hujan batu?" (22); "Dapatkah engkau melepaskan kilat sehingga sabung menyabung sambil berkata kepadamu: "Ya"? (35); "Siapakah yang menyediakan mangsa bagi burung gagak, apabila anak-anaknya berkaok-kaok kepada Allah, berkeliaran karena tidak ada makanan?" (Ayb. 39:3); dan lain sebagainya. Pelbagai pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban ilmiah.

Misteri kehidupan jauh lebih besar dan luas daripada jangkauan akal budi manusia untuk memahami serta merumuskannya. Semestinya, orang percaya menyadari bahwa dalam banyak hal manusia memiliki keterbatasan. Sebaliknya, di sisi lain ada pribadi yang tidak terbatas dan sempurna, yaitu Allah. Tuhan menginginkan manusia membiarkan misteri tersebut sebagai rahasia dan hak Tuhan. Dengan membiarkan sisi Allah yang tak terpahami, kita bukan hanya melihat kemahakuasaan dan kebijaksanaan-Nya yang melampaui akal budi manusia, tetapi juga menerima keterbatasan kita sebagai manusia fana.

Melalui alam semesta dan segala isinya, kita melihat pribadi Allah yang Mahakuasa dan Mahabijak dengan segala misteri-Nya. [SS]

(0.17615585483871) (Mzm 34:1) (sh: Ketidakwarasan pembebasan (Senin, 26 Mei 2003))
Ketidakwarasan pembebasan

Ketidakwarasan pembebasan. Kita lebih suka menganggap diri kita sebagai orang-orang Kristen yang terhormat, yang waras baik tubuh maupun pikiran. Begitu kuatnya pola ideal ini, kita lupa bahwa karya sejarah keselamatan melibatkan apa yang bagi dunia adalah suatu bentuk "ketidakwarasan". Bukan pura-pura tidak waras untuk menyelamatkan diri (ayat 1), tetapi karena berbeda dengan dunia. Yeremia disindir sebagai nabi gila (Yer. 29:26-27). Yesus dianggap tidak waras oleh keluarga-Nya (Mrk. 3:21). Festus menganggap Paulus gila karena pemberitaan Injilnya (Kis. 26:24), dan banyak contoh lain dari Alkitab. Mereka dianggap gila, karena kehendak Allah bertentangan dengan "akal sehat" mayoritas orang yang tidak mengenal kehendak Allah.

Dimana letak "kegilaan" dari karya perlindungan Allah? Ada suatu pepatah Perancis yang mengatakan: "Tuhan berpihak kepada armada yang besar, dan melawan armada yang kecil." Inilah prinsip ketentaraan, dan bagi sebagian orang, prinsip hidup yang "waras". Allah pemazmur justru berpihak yang lemah. Mereka yang rendah hati (ayat 3), tertindas (ayat 7), yang menjaga dirinya dari kejahatan (ayat 14-15), benar (ayat 16-18), patah hati dan malang (ayat 19-21), mereka inilah yang menerima perlindungan Allah. Mereka menjadi lemah, karena seperti pemazmur, mereka bermegah karena dan berseru kepada Tuhan. Tetapi mereka menjadi kuat, karena Allah berpihak kepada mereka, "orang-orang benar itu" (ayat 18).

Yang kita pelajari bukanlah teladan Daud yang berpura-pura gila, tetapi hikmat yang timbul dari pengalamannya itu: betapa berbahagia ada dalam perlindungan Tuhan, Sang Allah yang punya prinsip berkarya yang berbeda dengan dunia yang berdosa.

Renungkan: Kapan terakhir kali Anda dianggap gila, bukan karena lelucon kita yang tidak biasa, atau ambisi dan rencana hidup kita, tetapi karena keputusan kita untuk berharap kepada Allah dan menaati-Nya?

(0.17615585483871) (Yer 16:1) (sh: Kehidupan Yeremia sebagai tanda (Minggu, 24 September 2000))
Kehidupan Yeremia sebagai tanda

Kehidupan Yeremia sebagai tanda. Allah melarang Yeremia mempunyai kehidupan sosial yang normal yaitu menikah, berkeluarga, mengunjungi rumah duka, dan ikut dalam perjamuan pesta (1-9). Kesendirian dan keterasingan Yeremia merupakan keanehan bagi bangsa Yehuda. Yeremia sendiri pasti merasakan ketidaknyamanan dan ketidaknikmatan mempunyai kehidupan sosial demikian. Namun kehidupan sosial Yeremia itulah yang dipakai Allah sebagai sarana menyatakan betapa hebatnya hukuman yang akan dialami oleh Yehuda dan kelanjutan kehidupan bangsa Yehuda. Mereka yang berkeluarga akan menjadi seperti Yeremia -- tanpa keluarga -- sehingga ketika mereka mati karena bencana tidak ada seorang pun yang menguburkannya (3-4). Keterpisahan Yeremia dengan masyarakat Yehuda merupakan kesaksian yang kuat bahwa Allah telah mengundurkan diri dari kehidupan bangsa Yehuda, tidak ada lagi damai sejahtera dan penghiburan. Sebaliknya mereka akan ditimpa hukuman berupa bencana dan malapetaka yang dahsyat (16-18). Apakah tanda-tanda yang sangat jelas ini dipahami oleh bangsa Yehuda (10)? Hati nurani mereka telah dibutakan dan ditumpulkan oleh dosa hingga mereka tidak mampu mengenali dosa yang mereka perbuat sendiri. Sehingga Allah perlu memaparkan lagi dosa-dosa mereka dan nenek moyangnya (11-12). Tetapi Allah adalah Maha Pengasih dan penuh anguerah. Masih ada pengharapan dan hari esok bagi mereka (14-15).

Renungkan: Hidup dan seluruh keberadaan Yeremia dikorbankan dan dipersembahkan kepada Allah untuk menjadi berkat bagi bangsa Yehuda. Namun pengorbanan dan pelayanan Yeremia tidak akan memberikan hasil dalam waktu singkat. Bersediakah Anda jika Allah memakai seluruh keberadaan Anda untuk menjadi berkat bagi bangsa ini, walaupun Anda harus mengorbankan kemapanan, kenyamanan, dan kenikmatan hidup, sedangkan hasilnya tidak akan Anda lihat ketika Anda masih hidup?



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA