Akhirnya, saudara-saudaraku,<x id="j" /> bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera;<x id="k" /> maka Allah, sumber kasih<x id="l" /> dan damai sejahtera<x id="m" /> akan menyertai kamu!

Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah<x id="p" /> yang membangkitkan orang-orang mati.<x id="q" />

Inilah yang kami megahkan<n id="1" />, yaitu bahwa suara hati<x id="v" /> kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan<x id="w" /> dan kemurnian<x id="x" /> dari Allah bukan oleh hikmat<x id="y" /> duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah.

Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri,<x id="g" /> sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan "tidak"?

Dan justru itulah maksud suratku<x id="z" /> ini, yaitu supaya jika aku datang, jangan aku berdukacita<x id="a" /> oleh mereka, yang harus membuat aku menjadi gembira. Sebab aku yakin<x id="b" /> tentang kamu semua, bahwa sukacitaku adalah juga sukacitamu.

Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup,<x id="d" /> bukan pada loh-loh batu,<x id="e" /> melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati<x id="f" /> manusia<n id="1" />.

yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan<x id="l" /> oleh ilah<x id="m" /> zaman<x id="n" /> ini<n id="1" />, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus,<x id="o" /> yang adalah gambaran Allah.<x id="p" />

Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh<x id="w" /> oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian<x id="x" /> yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.

Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.<x id="r" /> Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan,<x id="x" /> penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu.

Sebab itu aku merasa perlu mendorong saudara-saudara itu<x id="b" /> untuk berangkat mendahului aku, supaya mereka lebih dahulu mengurus pemberian yang telah kamu janjikan sebelumnya, agar nanti tersedia sebagai bukti<x id="c" /> kemurahan hati kamu dan bukan sebagai pemberian<x id="d" /> yang dipaksakan.

Sebab sekiranya aku hendak bermegah<x id="a" /> juga, aku bukan orang bodoh<x id="b" /> lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

Sebab dalam hal manakah kamu dikebelakangkan dibandingkan dengan jemaat-jemaat lain, selain dari pada dalam hal ini, yaitu bahwa aku sendiri tidak menjadi suatu beban kepada kamu?<x id="s" /> Maafkanlah ketidakadilanku ini!<x id="t" />

Kami berdoa kepada Allah, agar kamu jangan berbuat jahat bukan supaya kami ternyata tahan uji, melainkan supaya kamu ini boleh berbuat apa yang baik, sekalipun kami sendiri tampaknya tidak tahan uji.