(0.87482861751152) | (Yer 24:1) |
(full: MENGANGKUT KE DALAM PEMBUANGAN.
) Nas : Yer 24:1-10 Latar belakang sejarah perumpamaan dua keranjang buah ara ini ialah awal pemerintahan Zedekia. Raja Nebukadnezar baru saja membawa Yekhonya dan banyak orang Israel lainnya ke Babel (597 SM). Zedekia dan mereka yang masih tinggal telah luput dari hukuman Allah; karena itu mereka menganggap bahwa nubuat-nubuat Yeremia mengenai kebinasaan total tidak benar. Perumpamaan Yeremia mengingatkan bahwa orang yang tertinggal di Yerusalem akan mengalami hukuman yang lebih dahsyat daripada mereka yang sudah dibawa ke dalam pembuangan di Babel. |
(0.8742702764977) | (Yer 30:12) |
(sh: Paradoks tindakan Allah (Senin, 23 April 2001)) Paradoks tindakan AllahParadoks tindakan Allah. Firman Tuhan yang berbicara tentang pembaharuan bangsa Yehuda terus berlanjut. Kali ini berisi berita yang paradoks yaitu pemaparan tentang penderitaan bangsa Yehuda dan pemulihannya yang semuanya disebabkan karena tindakan Allah. Yehuda menderita penyakit yang tidak ada obatnya dan luka yang tidak dapat disembuhkan. Penderitaan fisik yang sangat mengerikan membuat mereka berteriak-teriak kesakitan. Tidak hanya fisik, mereka pun mengalami penderitaan mental sebab semua sekutunya meninggalkan. Mereka dipandang sebagai buangan yang sudah tidak berguna dan tidak layak untuk diajak bersekutu (17). Siapa yang akan berpihak kepada Yehuda ketika Allah sendiri bangkit melawannya? Mengapa Yehuda harus mengalami itu semua? Sebab Allah tidak mentolerir sedikit pun dosa yang menggerogoti manusia apalagi bangsa Yehuda sebagai umat pilihan-Nya. Allah menghajar untuk mengoreksi dan mendisiplin mereka. Namun murka Allah tidak untuk selama-lamanya. Bila waktunya tiba, Allah akan membebaskan dan menyelamatkan umat-Nya.(16,1 7). Apa yang akan dilakukan oleh Allah? Pembangunan bangsa baik secara sosial, politik, ekonomi, martabat, maupun spiritual akan dikerjakan oleh-Nya (18-21) sehingga teriakan kesakitan akan diganti dengan nyanyian syukur kepada Allah (19). Tindakan Allah yang paling besar adalah membawa Yehuda kembali ke dalam relasi yang benar dengan diri-Nya yaitu menjadi umat-Nya dan Allah menjadi Allah mereka (23). Berkat dan keselamatan akan dialami oleh Yehuda pada saat musuh-musuhnya sedang dihancurkan oleh Allah (20, 23). Renungkan: Koreksi dan disiplin-Nya juga akan dijatuhkan atas gereja-Nya jika Ia mendapati dosa dan kesalahan menggerogoti kehidupan gereja-Nya. Ia pun dapat menggunakan tangan-tangan musuh gereja untuk mendatangkan hajaran itu dan memporakporandakannya. Namun demikian jika hal itu terjadi, gereja harus bertobat dan jangan pesimis, karena anugerah dan belas kasihan-Nya yang mengejutkan akan memulihkan gereja dengan berkat yang berlipat ganda. Yang terpenting bagi umat Allah saat ini adalah merenungkan dan mencermati setiap peristiwa yang menimpa gereja, apakah merupakan koreksi dan hajaran dari Allah. |
(0.87337396313364) | (Yer 31:31) | (jerusalem) Bagian ini merupakan puncak ajaran nabi Yeremia. Setelah perjanjian yang dahulu, bdk Kel 19:1+, mengalami kegagalan, Yer 31:32; Yeh 16:59, dan usaha raja Yosia untuk memulihkannya ternyata tidak berhasil, maka rencana Allah mulai disoroti secara lain. Sesudah suatu malapetaka menghancurkan seluruh umat, kecuali sisa kecil, Yer 4:3+, maka suatu perjanjian abadi akan diikat, Yeremia serupa dengan yang di masa Nuh dahulu, Yes 54:9-10. Isi perjanjian yang lama tetap dipertahankan, yaitu ketaatan manusia kepada hukum Tuhan dan kehadiran Allah yang menjamin kedamaian dan kesejahteraan jasmani, Yeh 36:29-30. Cita-cita itu terungkap dalam rumus perjanjian ini: Aku menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umatKu, Yer 33; 7:23; 11:4; 30:22; 31:1; 32:38; Yeh 11:20; 36:28; 37:27; Zak 8:8; bdk Ula 7:6+. Tetapi perjanjian yang baru itu benar-benar baru dalam tiga hal ini: 1. Prakarsa Allah untuk mengampuni dosa umat, Yer 34; Yeh 36:25; 29; Maz 51:3-4; 2. pertanggunganjawab dan pembalasan perorangan, Yer 29; bdk Yeh 14:12+; Yeh 14:3, agama perjanjian menjadi semakin batiniah: Hukum tidak lagi suatu piagam lahiriah, tetapi dari dalam mendorong "hati" manusia, Yer 33; 24:7; 32:39, oleh karena ia terpengaruh oleh roh ilahi yang memberi manusia hati yang baru, Yeh 36:26-27; Maz 51:12; bdk Yer 4:4+, yang mampu "mengenal" Tuhan, Hos 2:19+. Perjanjian yang baru dan abadi itu kembali diberitakan oleh nabi Yehezkiel, Yer 36:25-28 dan oleh kitab Deutero-yesaya, Yes 55:3; 59:21; 61:8; bdk Bar 2:35, dan sudah mulai dihayati oleh pencipta Maz 51. Perjanjian yang baru itu diresmikan dengan korban Kristus, Mat 26:28 dsj, dan para rasul mengabarkan pelaksanaannya, 2Ko 3:6; Rom 11:27; Ibr 8:6-13; 9:15 dst; 1Yo 5:20+. |
(0.87128866359447) | (Yer 18:18) |
(sh: Memang harus marah (Kamis, 28 September 2000)) Memang harus marahMemang harus marah. Hukum kasih mengajarkan kita untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Bahkan terhadap musuh, terhadap orang yang menyakiti kita, terhadap orang yang membuat kita menderita, kita harus tetap mengasihi mereka. Tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan. Jika demikian halnya, apakah kita tidak boleh marah, walaupun ada orang yang secara terang-terangan menghina iman kepercayaan kita? Para pemimpin bangsa Yehuda sangat tersinggung dengan khotbah Yeremia sehingga mereka mengadakan kesepakatan untuk menyerangnya dengan kata-katanya sendiri dan melecehkannya (18). Bahkan mereka berusaha menjebak Yeremia, dengan menuduhnya sebagai pengkhianat dan biang keladi dari segala malapetaka yang akan menimpa bangsa Yehuda (20). Dengan dasar itu mereka mendapat alasan untuk menghukum mati Yeremia. Dalam keadaan frustasi, takut, dan stress yang luar biasa Yeremia berteriak minta tolong kepada Allah. Ia memohon agar Allah menghukum mereka yang telah menyerang dirinya. Bahkan anak-anak dan istri mereka pun harus dikenai hukuman. Apa yang dilakukan Yeremia nampaknya bertentangan dengan hukum kasih Kristen. Bukankah seharusnya ia mendoakan pengampunan bagi musuhnya, bukannya pembalasan yang begitu mengerikan? Bukankah seharusnya ia mengasihi mereka dengan tetap membimbing agar mereka bertobat? Mengapa Yeremia justru begitu marah dan memohon agar Allah menghukum mereka? Jawabannya terletak pada apa yang telah mereka lakukan. Mereka tidak hanya memusuhi dan memfitnah Yeremia, namun mereka sebetulnya telah mencemari kebenaran Allah dengan cara memuaskan diri dengan apa yang sudah mereka jalani selama ini dan akan terus melanjutkannya (18). Mereka telah menolak firman Allah. Sebagai gantinya mereka mendengarkan ajaran, nasihat, dan 'firman' yang mereka buat sendiri. Padahal tidak ada seorang pun yang benar di antara para pemimpin rohani mereka. Renungkan: Kristen harus marah jika ada saudara yang mengaku seiman namun menginjak-injak dan memutarbalikkan kebenaran firman Allah, lalu menggantikannya dengan pengajarannya sendiri yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. |
(0.86826419354839) | (Yer 46:13) |
(sh: Kiat dalam menghadapi kesulitan (Sabtu, 19 Mei 2001)) Kiat dalam menghadapi kesulitanKiat dalam menghadapi kesulitan. Nubuat penghukuman Mesir diberitakan lagi khususnya di 3 kota penting Mesir yaitu Migdol, menara yang terletak di sebelah utara Mesir, Tahpanhes kota perbatasan di sebelah timur, dan Memfis ibu kota Mesir zaman dulu dan pusat pemujaan dewa Mesir sepanjang masa. Ketiga kota ini bersama dengan kota Pathros merupakan pusat populasi Yehuda sejak tahun 582 s.M. Bukan kebetulan sebab memang nubuat ini diberikan bagi kepentingan Yehuda. Selama pemerintahan Yoyakim dan Zedekia, ada sekelompok pemuka Yehuda yang kuat mendukung pemberontakan kepada Babel dan persekutuan dengan Mesir. Apakah benar tindakan mereka? Apis, lambang kekuatan mereka gagal dan tentara bayaran Mesir yang kekuatannya sangat dibanggakan juga tercerai- berai (15, 21). Kesuburan tanah Mesir (20) lenyap. Nama Firaun hanya akan menjadi cemoohan karena ketidakberdayaannya (17). Dewa utama Mesir, Amon, tidak mampu melindungi mereka (25). Akhirnya Mesir dan setiap orang yang percaya kepada Amon harus menyerah kepada Babel dan pergi ke pembuangan (19,26). Mesir bukan tempat perlindungan. Sementara itu Babel adalah alat utama Allah yang dipakai untuk menggenapi rencana penghukuman-Nya atas bangsa-bangsa termasuk Mesir, karena kesombongan dan nafsunya untuk terus berekspansi (7-8, 21). Nubuat ini berusaha memimpin Yehuda ke arah dan prioritas yang benar yaitu keselamatannya sebagai sebuah bangsa, bukannya gengsi ataupun kemerdekaan sebuah bangsa. Keselamatan itu berada di dalam Allah (27-28) sebab Allahlah aktor utama dalam nubuat ini. Rencana Firaun untuk menaklukkan dunia ditaklukkan oleh rencana Allah. Renungkan: Nubuat ini merupakan peringatan keras bagi Kristen di dalam menentukan arah dan prioritas dalam kehidupan, ketika kesulitan ataupun masalah menghadang, jangan sekali-kali menjadikan kehebatan manusia beserta uang, koneksi, dan kekuasaannya sebagai parameter dalam menentukan tindakan. Sebaliknya mintalah Allah menyatakan rencana-Nya di balik setiap kesulitan. Kemudian bertindaklah sejalan dengan rencana-Nya walaupun itu mungkin suatu tindakan yang bodoh di mata orang lain dan membuat kita lebih menderita atau merugi. Namun janganlah kuatir sebab ujung dari semua itu adalah keselamatan dari Allah. |
(0.86808534562212) | (Yer 5:1) |
(sh: Allah masih menyelidiki (Minggu, 3 September 2000)) Allah masih menyelidikiAllah masih menyelidiki. Allah memerintahkan Yeremia memeriksa seluruh rakyat Yehuda apakah ada orang-orang yang melakukan keadilan dan kebenaran (1). Yeremia tidak dapat menemukan seorang pun (2-3). Bagaimana dengan kalangan pembesar yang tentunya mengenal jalan dan hukum Tuhan (4-5)? Jawabannya tetap sama yaitu tidak ada seorang pembesar pun yang melakukan apa yang benar. Integritas mereka telah rusak (1). Semua telah terjerumus ke dalam dosa seksual yang dalam dan menghancurkan kehidupan rumah tangga serta masyarakat (7-8). Karena itu bangsa Yehuda tidak mungkin luput atau lari dari hukuman Allah. Mereka harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan mereka di hadapan Allah (9-17). Inilah isu utama yang diketengahkan Yeremia dalam perikop ini. Dalam zaman modern sekarang ini, apakah perintah Allah kepada Yeremia ini masih bermakna? Apakah Allah masih memeriksa masyarakat zaman sekarang seperti yang pernah Ia lakukan terhadap bangsa Yehuda? Apakah hubungan bangsa Yehuda dengan Allah sebagai umat pilihan-Nya dapat disamakan dengan hubungan Allah dan bangsa Indonesia misalnya? Jawaban untuk ketiga pertanyaan di atas adalah ya. Sebab yang menjadi tekanan utama dalam masalah pertanggungjawaban di sini bukanlah masalah penyembahan berhala ataupun tata ibadah yang salah, melainkan masalah moralitas pribadi dan masyarakat. Bukankah setiap manusia mempunyai hati nurani yang akan menuntunnya melakukan yang baik atau menuduhnya bila melakukan tindakan yang menyimpang dari hati nuraninya (Rm. 2 :15-16)? Karena itu setiap manusia tidak dapat lari atau menghindar dari pertanggungjawaban moralitas di hadapan Allah. Renungkan: Siapa pun kita, atau apa pun kedudukan kita, Allah menuntut pertanggungjawaban moral dari setiap kita, tanpa kecuali. Bacaan untuk Minggu ke-12 sesudah Pentakosta 1Raja-raja 19:9-16 Roma 9:1-5 Matius 14:22-33 Mazmur 85:8-13 Lagu: Kidung Jemaat 25 |
(0.86808534562212) | (Yer 28:1) |
(sh: Kiat-kiat menghadapi penyesat (Kamis, 19 April 2001)) Kiat-kiat menghadapi penyesatKiat-kiat menghadapi penyesat. Konflik Yeremia dengan nabi-nabi palsu terus berlanjut. Kali ini di hadapan para imam dan seluruh rakyat, seorang nabi yang bernama Hananya memberitahukan kepada Yeremia firman yang ia terima dari Allah. Seluruh rakyat dan para imam yang menyaksikan perdebatan keduanya pasti sulit menentukan siapa yang benar. Kesulitan itu disebabkan beberapa hal. Pertama, isi firmannya hampir serupa. Firman yang dibawa oleh Hananya tidak membantah bahwa perkakas Bait Allah akan dirampas oleh Babel dan bahwa bangsa Yehuda yang sedang dalam pembuangan memang sedang menjalani hukuman Allah melalui Babel. Perbedaannya hanya pada jangka waktu. Hananya memberitakan bahwa dalam waktu 2 tahun Yehuda akan dipulihkan sedangkan menurut pemberitaan Yeremia adalah 70 tahun (Yang+Benar+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">29:10). Kedua, formula yang dipakai untuk menyampaikan firman Allah adalah sama yaitu 'Beginilah firman Tuhan'. Ketiga, Hananya menggunakan aksi yang spektakuler untuk memperkuat berita yang ia bawa (10-11). Bagaimana respons Yeremia? Sangat indah. Yeremia tidak mau jika rakyat Yehuda menjadi bingung dengan perdebatan mereka sehingga keadaan negara akan semakin bertambah kacau sebab tentara Babel juga sudah di ambang pintu. Ia tidak mau rakyat menjadi korban perdebatan 2 orang nabi. Kasihnya kepada Yehuda sangat besar. Karena itu ia membantah pemberitaan Hananya dengan sangat bijak dan penuh kehati-hatian (5-6). Ia meminta rakyat Yehuda untuk menganalisa pemberitaan Yeremia berdasarkan kebenaran yang disampaikan oleh para nabi sebelumnya (8-9). Ketika Hananya mulai main kekerasaan, ia pilih menyingkir (11). Yeremia kembali menemui Hananya setelah Allah memerintahkannya untuk memberitakan kepastian penghukuman Allah atas Yehuda dan kematian Hananya karena menyesatkan bangsa pilihan Allah (12-16). Dua bulan kemudian Hananya mati (17). Jika demikian halnya, siapa yang memberitakan kebenaran? Renungkan: Rangkumkan bagaimanakah kiat-kiat Yeremia menghadapi pengajar sesat dan ajarannya! Bagaimana Anda akan menerapkan kiat-kiat Yeremia agar jemaat Tuhan tidak disesatkan karena zaman sekarang ini banyak sekali guru palsu dengan ajaran sesatnya yang mencari mangsa? |
(0.86638322580645) | (Yer 6:22) |
(sh: Kristen sebagai penyangga bangsa (Rabu, 6 September 2000)) Kristen sebagai penyangga bangsaKristen sebagai penyangga bangsa. Gambaran tentang penyerang ganas dari utara dipaparkan lagi secara lebih jelas dan dramatis oleh Allah (22-23). Akibat yang ditimbulkan oleh penyerangan ini sangat fatal, bahkan kabar tentang keganasan dan keperkasaan penyerang saja telah melemahkan seluruh penduduk Yehuda. Penderitaan mental serta kepedihan batin yang akan dialami oleh mereka sama seperti seorang perempuan yang melahirkan (24-25). Tidak ada tempat bagi mereka untuk berlindung (26). Begitu hebatnya serangan itu sehingga yang tertinggal bagi bangsa Yehuda hanyalah kain kabung dan debu (26). Tidak ada lagi harapan bagi mereka bagai orang tua yang ditinggal mati anak tunggalnya. Itu semua merupakan usaha mati-matian untuk menyadarkan bangsa Yehuda supaya mereka kembali bertobat. Namun hasilnya kosong belaka! Yeremia dengan misinya sebagai penguji kadar logam membuktikan bangsa Yehuda sudah tidak dapat dimurnikan lagi, apalagi diperbaharui. Orang-orang jahat tidak mungkin dipisahkan dari masyarakat (27-30). Moral dan karakter seluruh lapisan masyarakat sudah sedemikian bobrok (28). Mereka dapat disamakan dengan perak yang ditolak, walaupun disuling beberapa kali hanya akan menghasilkan timah hitam, tembaga, dan besi. Jika pemurnian karakter nasional suatu bangsa sudah tidak mungkin dilakukan lagi maka hari penghukuman akan segera tiba. Itulah yang dialami oleh bangsa Yehuda. Itulah pula yang akan dialami oleh bangsa-bangsa lain di bumi ini termasuk bangsa kita. Kebobrokan moral dan akhlak mewarnai seluruh lapisan masyarakat mulai dari rakyat kecil hingga para pejabat. Kolusi, korupsi, dan nepotisme menyerang kalangan pemerintahan dan sektor swasta. Hukum tidak lagi mempunyai kuasa. Renungkan: Apakah Indonesia sedang mengalami penghukuman dari Allah? Ya! Sebab di antara negara-negara yang mengalami krisis moneter, hanya Indonesia yang belum mampu bangkit bahkan makin terpuruk karena pergolakan para elit politik. Apakah Indonesia akan diluluhlantakan seperti bangsa Yehuda? Mungkin belum, jika Allah masih dapat memisahkan orang jahat dari masyarakat. Artinya Allah masih mendapati Kristen Indonesia mempunyai kehidupan moral dan akhlak yang benar di hadapan-Nya. |
(0.86638322580645) | (Yer 23:25) |
(sh: Pengkhotbah dan firman-Nya (Minggu, 8 Oktober 2000)) Pengkhotbah dan firman-NyaPengkhotbah dan firman-Nya. Setiap kebaktian Minggu di gereja-gereja Protestan dimulai dengan seorang penatua atau majelis gereja memberikan Alkitab kepada pengkhotbah sebelum ia naik mimbar. Demikian pula setelah kebaktian selesai, sang pengkhotbah akan mengembalikan Alkitab itu kepada penatua gereja. Upacara sederhana ini melambangkan secara jelas bahwa firman Tuhan adalah otoritas tertinggi dalam gereja Tuhan dan bahwa sang pengkhotbah harus berkhotbah sesuai dengan firman Tuhan. Namun tidak sedikit pengkhotbah, setelah membaca nas Alkitab lalu menutup Alkitabnya dan khotbah yang disampaikan terlepas sama sekali dari nas Alkitab. Yang menyedihkan banyak Kristen yang menyenangi khotbah demikian. Padahal firman Tuhan menegaskan bahwa khotbah yang demikian adalah jerami bukan gandum (28).Tidak bermanfaat, tidak membangun, dan tidak memperbaharui kehidupan umat-Nya. Seharusnya firman Tuhan seperti api dan palu besi yang mempunyai kekuatan, bukan seperti jerami yang lembek dan tak bertenaga sama sekali (29). Dosa para nabi Israel adalah bukan karena menjadi pemimpi namun karena mereka sombong. Mereka menyamakan mimpi dan kebohongan mereka setara dengan firman Tuhan yang harus diikuti dan ditaati oleh umat Yehuda (30-32). Allah dengan tegas akan menjadi lawan nabi-nabi yang demikian. Sebab apa yang mereka lakukan akan menjauhkan umat-Nya dari Allah dan berpaling kepada allah lain (25-27). Peran dan keberadaan mereka tidak berguna sama sekali (32). Allah juga menegaskan bahwa tugas memberitakan firman-Nya harus dilakukan dengan penuh keseriusan dan tanggung jawab (33-40). Renungkan: Jika khotbah yang tidak berdasarkan firman Tuhan dapat menjauhkan kita dari Allah, maka seharusnya kita membaca dan mengggali firman Tuhan dengan cara yang benar. Bacaan untuk Minggu ke-17 sesudah Pentakosta Kejadian 4:13-16 Roma 14:5-9 Matius 18:21-35 Mazmur 103:1-13 Lagu: Kidung Jemaat 53 |
(0.86638322580645) | (Yer 38:14) |
(sh: Kualifikasi prima seorang pemimpin (Rabu, 9 Mei 2001)) Kualifikasi prima seorang pemimpinKualifikasi prima seorang pemimpin. Maju mundurnya sebuah bangsa tergantung dari kualitas pemimpin yang dimiliki bangsa tersebut. Ini bukan suatu kebenaran yang dilebih-lebihkan sebab ada banyak contoh yang dapat kita lihat dalam sejarah. Bahkan kebenaran ini juga berlaku bagi gereja, perusahaan, maupun rumah tangga. Zedekia bukanlah seorang pemimpin berkualitas prima. Kualitas di sini bukan kemampuan teknis seperti memanah atau memainkan pedang, melainkan kualitas manajerial. Itu yang tidak dimiliki oleh Zedekia. Ia tidak mempunyai visi yang jelas dan benar. Ini terbukti ketika untuk kesekian kalinya ia menemui Yeremia dengan maksud yang sama (14). Sebetulnya ia tidak rindu mendengarkan suara Allah, melainkan ingin agar Allah melakukan intervensi untuk menyelamatkan Yehuda sehingga ia dapat tetap menjadi raja. Ia tidak dapat melihat bahwa berdasarkan fakta sejarah Yehuda, keinginannya itu tidak mungkin terealisasi, karena penghukuman Allah tidak mungkin ditunda. Ia mengabaikan kebenaran sejarah, akibatnya arah pemerintahannya pun tidak jelas. Bukankah visi dibangun berdasarkan fakta sejarah? Sebagai raja, Zedekia tidak mampu mengkoordinir dan mengontrol pembantunya. Mengapa demikian? Sekali lagi karena ambisi pribadinya. Untuk mempertahankan kedudukannya, ia butuh dukungan baik dari dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri, ia tidak mungkin mendapatkan dukungan karena negara-negara sekutunya seperti Mesir, tidak mampu melawan Babel. Sedangkan dari dalam negeri ia hanya dapat bergantung kepada para pembantunya, bukan rakyat yang nampaknya sudah membencinya (19). Karena ia tidak pernah memperlakukan rakyatnya dengan baik. Namun dukungan itu ia peroleh dengan harga yang mahal yaitu ia harus selalu memenuhi keinginan pembantunya (16, 24 bdk. Yang+Benar+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">38:5). Renungkan: Melihat model kepemimpinan Zedekia dan dampak yang diberikan, kita mendapatkan pelajaran penting yaitu kualifikasi prima yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin di institusi mana pun adalah ia tidak punya ambisi maupun agenda untuk mempertahankan kedudukannya. Bila ambisi maupun agenda itu ada dalam pikirannya, maka dapat dipastikan bahwa ia adalah pemimpin tanpa visi. Apa yang akan terjadi pada sebuah institusi tanpa visi? Institusi itu hanya menjadi kendaraan pemimpin untuk bertakhta dan mempertahankan takhta. |
(0.86390165898618) | (Yer 22:1) |
(full: RAJA YEHUDA.
) Nas : Yer 22:1-30 Nubuat-nubuat Yeremia tidak tersusun secara teliti menurut urutan kronologi. Dalam pasal ini ia bernubuat kepada tiga raja yang mendahului Raja Zedekia (lihat cat. --> Yer 21:1) [atau ref. Yer 21:1] tentang hukuman Allah atas mereka. Ia bernubuat bahwa Allah akan menghukum keturunan Daud (Yer 21:12) dan menghukum raja-raja berikut: Salum (ayat Yer 22:1-12), Yoyakim (ayat Yer 22:13-23), dan Konya (ayat Yer 22:24-30). |
(0.86292958525346) | (Yer 44:1) |
(sh: Kehancuran total bagi hati yang bebal (Selasa, 15 Mei 2001)) Kehancuran total bagi hati yang bebalKehancuran total bagi hati yang bebal. Perikop kita hari ini berbicara tentang penghukuman yang akan diterima oleh orang-orang Yehuda yang mengungsi ke Mesir. Sepintas ini sangat mirip dengan pasal Yang+Benar+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">29 dan 32 yang berbicara tentang penghukuman yang akan diterima oleh orang-orang Yehuda sebelum pembuangan. Namun ada satu hal penting yang membedakan perikop ini dengan kedua pasal sebelumnya yaitu perikop ini tidak mewartakan pengharapan setelah penghukuman. Komunitas Yehuda yang ada di Mesir telah melakukan kesalahan fatal yang memupuskan semua pengharapan yang sungguhnya tersedia bagi mereka. Apa yang mereka lakukan dan bagaimana? Di Mesir mereka menyembah allah lain - ratu sorga. Perzinahan rohani ini bukan suatu kekhilafan atau pun dosa yang baru mereka lakukan. Sebaliknya perzinahan rohani sudah membudaya di kalangan Yehuda karena sudah dilakukan oleh setiap orang Yehuda dari bayi sampai dewasa, laki-laki maupun perempuan (7). Lagipula hati nurani mereka sudah tumpul. Mereka telah sampai pada satu titik dimana hati mereka menjadi begitu keras sehingga tidak mungkin menyesali dan berbalik dari dosa- dosanya. Apa buktinya bahwa hati mereka sudah keras? Penghukuman Allah melalui tangan Babel yang baru saja mereka alami tidak membuat mereka jera sebaliknya mereka justru mendatangkan lagi celaka besar bagi diri mereka (7), dengan kesadaran penuh mereka menimbulkan sakit Allah dan mau menjadi kutuk dan aib di antara segala bangsa (8). Ketidaktaatan mereka bukan lagi disebabkan karena tekanan ataupun situasi dan kondisi yang memaksa mereka, namun secara sadar telah menjadi pilihan mereka. Bagi ketidaktaatan sedemikian tidak ada lagi hajaran dan disiplin yang akan menyadarkan dan membawa mereka kembali ke jalan yang benar. Hanya ada satu yang harus dilakukan Allah yaitu menujukan wajah- Nya terhadap mereka dan mencabut sisa Yehuda (11-12). Artinya tidak ada pengharapan bagi masa depan Yehuda selain kehancuran total. Renungkan: Ketidaktaatan yang dilakukan terus-menerus dapat menjadi kebiasaan, yang menjadikan hati kita keras sehingga tidak ada peringatan bahkan hajaran apa pun yang dapat menyadarkan kita dari ketidaktaatan itu, ujungnya adalah maut. Ini peringatan keras bagi kita untuk hidup dalam ketaatan terus-menerus. |
(0.86272894009217) | (Yer 4:5) |
(sh: Aduh, dadaku, dadaku! (Jumat, 1 September 2000)) Aduh, dadaku, dadaku!Aduh, dadaku, dadaku! Musuh dahsyat yang akan membawa kehancuran bagi bangsa Yehuda sudah di ambang pintu (7, 11-13). Itu merupakan penghukuman Allah atas bangsa Yehuda yang tetap tidak mau bertobat walaupun telah berkali-kali Allah memperingatkan mereka (8, 17-18). Yeremia menggunakan berbagai macam cara dan ungkapan perasaan serta emosi untuk menyampaikan bagaimana dahsyatnya penghukuman bagi bangsa Yehuda. Ia memberitahukan, mengabarkan, meniup sangkakala, dan berseru keras-keras (5). Ia menangisi, meratapi ('aduh, dadaku, dadaku!'), dan menggeliat kesakitan hingga tidak dapat berdiam diri karena rentetan gelombang kehancuran dahsyat yang akan terjadi akibat dosa-dosa bangsa Yehuda (19-20). Apa yang telah dilakukan Yeremia memberi teladan bagi kita bahwa ia tidak menunjukkan sikap merasa paling suci, paling benar lalu menghakimi sebuah bangsa yang memang sudah sarat dengan dosa-dosa yang menjijikkan. Sebaliknya Yeremia, seperti Paulus dan Yesus Kristus, menangisi dosa-dosa bangsanya, mengidentifikasikan dirinya dengan mereka yang akan menerima konsekuensi dosa dan tetap tinggal bersama bangsanya ketika mereka akan menghadapi segala bencana kehancuran (5, 19 bdk. Luk. 19:41-44 dan Flp. 3:18). Bagaimana kita sekarang meresponi dosa-dosa yang terjadi dalam masyarakat serta konsekuensinya? Harus kita akui bahwa sikap kita sangat jauh berbeda dengan Yeremia. Kita seringkali membuat jarak sehingga meresponi semua itu dari jauh. Kita mungkin melakukannya secara profesional dengan menyediakan waktu konseling, terapi, ataupun mendirikan yayasan-yayasan. Itu semua memang berguna dan penting pada saat menghadapi situasi tegang dan krisis, pada saat mengalami ketidakadilan dan kekerasan. Namun kedekatan dan kehadiran kita di dalam hidup mereka, doa, solidaritas, dan perhatian tidak dapat dan tidak mungkin digantikan dengan cara-cara profesional tadi. Renungkan: Sejauh manakah keterlibatan kita dalam menggumuli keterpurukan bangsa kita? Apakah kita pun memiliki hati seperti Yeremia yang mau mengidentifikasikan dirinya dengan bangsanya? Tidak ada solusi konkrit tanpa keterlibatan nyata melalui kehadiran kita dalam hidup bangsa kita. |
(0.8594767281106) | (Yer 45:1) |
(sh: Pelajaran dari Barukh (Kamis, 17 Mei 2001)) Pelajaran dari BarukhPelajaran dari Barukh. Pasal ini merupakan penutup bagi kisah Yeremia dan Yehuda karena nama Yeremia disebut terakhir kalinya sebagai bagian dari sebuah peristiwa. Berdasarkan keterangan waktu yang diberikan (1), pasal ini berhubungan dengan pasal Yang+Benar+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">36.
Sebagai pembantu setia Yeremia, Barukh pasti ikut mengalami
risiko yang hebat dari pelayanan Yeremia ( Berdasarkan respons Allah atas keluhan Barukh yang nampaknya tidak lemah lembut (4-5) ada empat kebenaran yang dapat kita pelajari. Pertama, kesetiaan, kegigihan, dan ketekunan dalam pelayanan bukan tiket masuk ke dalam kehidupan yang bebas dari sakit hati, tangis, ketakutan, maupun ancaman maut. Kedua, risiko apa pun yang dialami oleh seorang pelayan Tuhan harus selalu dilihat dari perspektif tujuan karya Allah yang lebih besar bagi manusia. Jika Allah bertujuan untuk meruntuhkan apa yang sudah Ia bangun dan mencabut apa yang sudah Ia tanam bahkan sekalipun seluruh negeri, mengapa Barukh memikirkan kepentingannya sendiri? Ketiga, kesulitan, tekanan, dan ancaman yang dialami oleh hamba-Nya yang setia sudah diberi batas oleh Allah (5). Keempat, konsekuensi dosa dari kelompok mayoritas akan dialami oleh seluruh masyarakat termasuk di dalamnya orang benar. Seperti Yeremia dan Barukh, mereka pun harus merasakan kekurangan makanan, hidup di antara puing-puing, dan dipaksa mengungsi ke Mesir. Renungkan: Hidup Kristen sangat dinamis karena melibatkan emosi, perasaan, dan rasio. Kristen bukan robot. Ia diberi kesempatan untuk mengobservasi, berinteraksi, dan menganalisa peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan yang menimpanya. Dengan jalan demikian ia akan menjadi manusia yang bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak-Nya berdasarkan kerelaannya sendiri. Namun demikian Allah tetap memberikan batas-batas agar Kristen tidak sampai dihancurkan. |
(0.85700244239631) | (Yer 31:18) |
(sh: Penggenapan sempurna di dalam Yesus (Kamis, 26 April 2001)) Penggenapan sempurna di dalam YesusPenggenapan sempurna di dalam Yesus. Masa depan Yehuda sangat cerah baik secara rohani maupun materi. Mereka bukan lagi sebagai bangsa yang hina di hadapan bangsa-bangsa lain sebab Tuhan yang Benar dan Adil kembali bersemayam di tengah-tengah mereka (23-24). Kehadiran-Nya adalah sumber kekuatan dan kepuasan bagi masyarakat Yehuda yang membutuhkan (25). Populasi Yehuda yang habis karena perang akan ditumbuhkan demikian pula ternak sebagai sumber makanan (27). Allah tidak lagi mencanangkan malapetaka atas mereka namun merencanakan pembangunan bagi Yehuda (28). Mereka yang lahir di tanah pembuangan mengenal Allah sebagai Allah yang adil sebab mereka tidak lagi menanggung dosa nenek moyangnya dengan hidup sebagai tawanan di negara asing. Mengapa Allah melakukan semua itu? Pertama, Allah mengasihi mereka dengan kasih-Nya yang kekal (20). Kedua, Yehuda sendiri sudah bertobat. Mereka mengakui dan menerima penderitaan mereka sebagai hajaran Allah karena pemberontakan mereka terhadap Allah (18). Mereka menyadari betapa menjijikkannya diri mereka (19) sehingga mereka sadar kecuali jika Allah membawa mereka balik maka mereka tidak mungkin berbalik kepada-Nya. Pertobatan yang demikian terjadi karena Allah yang memanggil umat-Nya dan memberikan penyataan- Nya. Dengan kata lain pertobatan ini merupakan anugerah- Nya. Anugerah Allah tidak hanya membawa mereka kepada pertobatan namun juga memampukan mereka untuk hidup menjadi umat Allah sebab Allah akan menaruh firman-Nya dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hatinya (31- 34). Itulah perjanjian yang baru. Allah melakukan transformasi hati manusia yang merupakan pusat kehendaknya. Karena itu mereka dapat mengenal Allah secara pribadi, dosanya diampuni dan dapat meresponi Allah dengan hati yang murni. Renungkan: Yehuda memang sudah kembali dari pembuangan. Bait Allah yang kedua memang kembali dibangun dan ditahbiskan. Namun pertobatan yang memimpin kepada transormasi hati manusia hanya digenapi di dalam kematian Yesus Kristus. Kini siapa yang percaya kepada Yesus, Allah akan memulihkan hidupnya dan memulai karya transformasi dalam hati orang percaya. Anugerah ini memungkinkan setiap manusia untuk menikmati hidup dalam persekutuan dengan Allah. |
(0.85295746543779) | (Yer 26:1) |
(sh: Tidak selalu ada perlindungan (Jumat, 13 Oktober 2000)) Tidak selalu ada perlindunganTidak selalu ada perlindungan. Pasal ini sebenarnya mengisahkan reaksi bangsa Yehuda ketika mendengarkan khotbah Yeremia tentang bait Allah (lihat Yeremia 7), pada permulaan pelayanan Yeremia di zaman pemerintahan raja Yoyakim. Reaksi awal dari para pemimpin rohani dan rakyat Yehuda sangat menggetarkan hati. Mereka menangkap Yeremia untuk dihukum mati sebab ia dinilai telah berkhianat terhadap bangsa dan negaranya (7-12). Menerima reaksi yang demikian di awal pelayanannya tentu membuat Yeremia gentar dan takut. Tapi keadaan ini tidak membuat Yeremia berdiam diri, sebaliknya ia mengajukan pembelaannya (12-15). Pembelaan diri ini tidak dimaksudkan untuk mendapatkan pengampunan, karena dia memahami benar bahwa secara manusia musuh-musuhnya mempunyai kekuasaan dan kekuatan untuk membunuhnya. Tapi ia pun yakin bahwa hidupnya ada di tangan Tuhan. Pembelaan diri Yeremia ternyata agak memberi kelegaan, sehingga para pemuka dan seluruh rakyat memutuskan untuk membatalkan hukuman mati bagi Yeremia, karena mereka mengetahui bahwa berbicara atas nama Allah bukan merupakan pelanggaran hukum yang berat (16-18). Mereka juga takut ditimpa malapetaka karena membunuh seorang nabi Allah (19). Namun apakah pembebasan Yeremia ini merupakan suatu tanda bahwa bangsa Yehuda terbuka hatinya terhadap firman-Nya? Tidak sama sekali. Peristiwa ini hanya memperlihatkan bahwa Allah tidak mengizinkan Yeremia dibunuh, sehingga tidak ada seorang pun yang berkuasa menyentuh nyawanya. Perlindungan dan jaminan Allah atas hidup hamba-Nya memang tidak selalu berupa keselamatan dari tangan musuh-musuh-Nya. Contohnya seorang nabi yang lain, Uria, yang mewartakan berita yang sama dan dihukum mati oleh raja Yoyakim. Renungkan: Ketika kita memberitakan firman-Nya, berbagai reaksi akan timbul. Ada yang menganggapnya sebagai angin lalu, ada pula yang menentang dan menolaknya dengan sengit, namun ada juga yang menerimanya. Ada pemberita firman-Nya yang dilindungi oleh Allah. Namun ada pula yang diizinkan Allah untuk dibunuh oleh musuh-musuh Injil. Satu-satunya jaminan bagi Kristen yang mau menjadi seorang Yeremia adalah bahwa Allah berkuasa mutlak atas hidup mati hamba-Nya dan firman-Nya harus diperdengarkan. Siapkah kita? |
(0.848366359447) | (Yer 6:1) |
(sh: Gereja dan penyakit sosial masyarakat (Selasa, 5 September 2000)) Gereja dan penyakit sosial masyarakatGereja dan penyakit sosial masyarakat. Hans Kung - seorang teolog Roma Katolik pernah mengatakan: 'Jika Gereja tidak taat kepada Kepala Gereja dan firman-Nya, Gereja tidak dapat bertumbuh Pertumbuhan sejati di dalam Gereja terjadi ketika Kristus memasuki dunia melalui pelayanan Gereja-Nya di dalam sejarah'. Walaupun kita tidak setuju terhadap keseluruhan teologinya, apa yang Hans Kung katakan tentang pertumbuhan Gereja itu adalah benar. Bangsa Yehuda mengalami kehancuran bukan semata-mata disebabkan oleh kekuatan, kedahsyatan serangan, dan siasat dari bangsa-bangsa lain (1, 5-6), namun karena ketidaktaatan mereka kepada Allah dan firman-Nya (6, 8, 11-12, 19-21). Mereka tidak memperhatikan, tidak taat, bahkan melecehkan dan menjadikan firman Tuhan sebagai bahan tertawaan (10). Secara sengaja dan sadar mereka menutup telinga, menentang, dan menolak firman yang Allah sampaikan melalui hamba-hamba-Nya (16-17, 19). Padahal ketaatan kepada firman-Nya merupakan bukti mutlak dari ketaatan kepada Allah dan persembahan yang paling harum di mata Tuhan (20). Bangsa Yehuda menderita penyakit dan luka-luka sosial masyarakat yang sudah kronis (7, 14). Sementara itu para pemimpin rohani mereka tidak berusaha mengobati justru membiarkan dan meninabobokan mereka dengan khotbah-khotbah yang enak di telinga dan hati yaitu Damai sejahtera! Damai sejahtera! Penyakit dan luka sosial masyarakat zaman kini berbeda dengan zaman bangsa Yehuda. Kerusuhan yang berkepanjangan di Ambon, Aceh, dan Poso merupakan bukti bahwa manusia sudah tidak lagi menghargai sesamanya. Demi ideologi, golongan, dan agama, manusia akan memangsa sesamanya. Amukan massa yang membakar hidup-hidup pencuri sepeda motor merupakan bukti jauh di dalam masyarakat tersembunyi gejolak emosi dan amarah yang siap meledak setiap saat untuk menghancurkan dan membinasakan sesama dan segala harta benda. Belum lagi tayangan sinetron lokal maupun barat yang selalu mengagungkan harta dan kemewahannya dalam kehidupan manusia, membuat masyarakat Indonesia berlomba mendapatkan kekayaan secara cepat dan mudah. Renungkan: Apakah gereja hanya akan mengkhotbahkan: 'Damai sejahtera bagi bumi! Damai sejahtera bagi bangsa Indonesia' sementara penyakit sosial masyarakat tetap menjalar? |
(0.82282069124424) | (Yer 28:17) | (jerusalem) Penggenapan sebuah nubuat tidak lama setelah disampaikan menjadi tanda bukti bahwa pemberitaan nabi itu benar-benar firman Allah, bdk Yer 20:6; 29:32; 44:29-30; 45:5; Ula 18:21+. |
(0.79054677419355) | (Yer 4:4) |
(ende) Sunat jang lahir belaka tidak berarti apa2. Hati harus djudjur dan benar terhadap Allah, dan ketegaran hati harus dihapus (bersunat hati). |
(0.7375933640553) | (Yer 21:7) |
(full: ZEDEKIA ... KE DALAM TANGAN NEBUKADNEZAR.
) Nas : Yer 21:7 Nubuat Yeremia benar-benar digenapi pada tahun 586 SM (bd. Yer 52:9-11,24-27). Semua putra Zedekia dibunuh di depan matanya oleh raja Babel; kemudian mata Zedekia sendiri dibutakan, dan dalam keadaan hina mengenaskan ia dibawa dengan terbelenggu ke Babel, di mana ia mati dalam pembuangan (Yer 39:5-7). |