Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 4297 ayat untuk Aku telah pergi (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.32) (Mzm 119:57) (ende)

Dapat diterdjemahkan djuga: Bagianku ialah Allah; aku telah berkata: firmanMu hendak kupeliharakan.

(0.32) (Kej 30:8) (endetn)

Terdjemahan lain: "Aku telah mengadakan pergulatan jang hebat dengan kakakku...." (Elohim = luar biasa; hebat).

(0.32) (2Sam 6:21) (endetn: (aku telah me-nari2. Demi Jahwe hidup))

ditambahkan menurut satu terdjemahan Junani.

(0.32) (Mzm 109:8) (endetn: berdoa)

diperbaiki. Tertulis: "(aku) adalah doa".

(0.32) (2Sam 3:18) (jerusalem: Aku akan menyelamatkan) Begitulah menurut terjemahan-terjemahan kuno. Dalam naskah Ibrani terbaca: ia telah menyelamatkan.
(0.32) (Mzm 119:57) (jerusalem: Bagianku....) Terjemahan lain: Aku telah berkata ya TUHAN: Bagianku ialah berpegang pada firmanMu.
(0.32) (Za 8:10) (jerusalem: orang yang keluar....) Ungkapan itu berarti: orang yang menangani urusannya
(0.31) (Bil 22:21) (sh: Kedaulatan Allah mengendalikan segala sesuatu (Senin, 8 November 1999))
Kedaulatan Allah mengendalikan segala sesuatu

Walaupun Allah sudah mengizinkan Bileam pergi, akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa Ia menyetujui atau membenarkan tindakan tersebut. Dosa yang dilakukan oleh seseorang tidak bisa dianggap lebih ringan atau tidak mengundang amarah Allah, walaupun Ia mengizinkan atau membiarkan hal itu dilakukan (21-22). Tidak ada yang lebih membuat Allah murka, selain daripada rencana jahat yang dirancang bagi umat-Nya yang adalah biji mata-Nya.

Kekayaan akar kedegilan. Ambisi dan nafsu untuk memiliki kekayaan telah membutakan mata Bileam, sehingga ia tidak menyadari keanehan tingkah laku keledainya sampai tiga kali. Seseorang yang sedang melakukan dosa tidak peka dan akan marah bila tindakannya dihalangi.

Allah mampu melakukan berbagai cara. Allah begitu berdaulat, sehingga mampu memakai binatang yang paling bodoh - keledai - untuk menyatakan tujuan-Nya. Dengan berbagai cara Ia menghancurkan hati yang keras. Di pihak Bileam, cara Allah itu diresponi dengan menunjukkan pertobatan yang semu, yakni dengan mengatakan: "Maka sekarang, jika hal itu jahat di mata-Mu, aku mau pulang".

Renungkan: Keras hati adalah sikap melawan kehendak dan kedaulatan-Nya, yang mengakibatkan murka Allah.

(0.31) (Mrk 16:1) (sh: Kematian bukan akhir kehidupan (Minggu, 20 April 2003))
Kematian bukan akhir kehidupan

Kematian Yesus meninggalkan kesedihan mendalam di hati para pengikut-Nya. Sebagai wujud kasih dan kesetiaan kepada Yesus, para wanita pergi ke kubur untuk meminyaki dan merempah-rempahi jenazah Yesus. Mereka sama sekali tidak menduga apalagi berharap bahwa Yesus akan bangkit.

Namun ketika mereka tiba, batu di pintu kubur itu telah terguling, dan kubur Yesus telah terbuka. Mereka tidak menjumpai mayat Yesus di dalamnya, melainkan menjumpai seorang muda yang memberitahukan bahwa Yesus tidak ada lagi sebab Ia telah bangkit. Selanjutnya ia berpesan agar mereka memberitahukan kepada murid-murid bahwa Yesus telah bangkit dan Ia mendahului mereka ke Galilea.

"Ia telah bangkit, Ia tidak ada di sini". Perkataan ini mengandung dua pengertian. Pertama, bahwa Yesus tidak mati. Ia hidup kembali, karena Ia adalah sumber hidup itu. Ia telah menang atas maut. Karena itu Ia tidak lagi berbaring di tempat kematian itu.

Kedua, hati yang tadinya dirundung duka mendalam, berganti sukacita. Sinar paskah mulai bercahaya, kegelapan mulai sirna. Patutlah kiranya bila sekarang ini kita pun menyambut berita tentang kebangkitan Yesus dengan takut dan iman.

Renungkan: Kebangkitan Yesus memberikan kepada kita pengharapan akan masa depan yang gemilang. Semua tantangan dan pergumulan tidak lagi dihadapi dengan perasaan putus asa melainkan dengan keyakinan dan harapan bahwa Yesus telah menang atas dosa.

(0.31) (Kel 3:22) (full: MEMINTA ... MERAMPASI ORANG MESIR ITU. )

Nas : Kel 3:22

Bangsa Israel telah diundang ke Gosyen dan dengan tidak adil dijadikan budak. Mereka berhak atas upah, tetapi mereka tidak diperkenankan mengambil sesuatu dengan paksa. Allah akan memberikan sikap yang baik kepada bangsa Mesir sehingga ketika orang Israel meminta perak, emas, dan pakaian, orang Mesir akan memberi dengan berlimpah-limpah. Jadi, daripada menyelinap pergi seperti budak yang melarikan diri, orang Israel akan berangkat dengan penuh kemenangan, bagaikan pasukan perang yang membawa hasil-hasil kemenangannya.

(0.31) (1Sam 21:1) (jerusalem: Nob) Tempat kudus ini terletak di lereng timur gunung Skopus, di sebelah timur Yerusalem. Yerusalem masih di tangan orang Kanaan, sehingga orang pergi menghindari kota itu dari wilayah Benyamin ke wilayah Yehuda melalui gunung itu. Ceritera ini menyiapkan ceritera yang tercantum dalam, 1Sa 22:9-23
(0.31) (Yeh 1:20) (jerusalem: mereka pergi) Naskah Ibrani masih menambah tiga kata (ke mana roh itu hendak pergi) yang ternyata salah tulis (mengulang yang sudah ditulis).
(0.31) (Hag 2:16) (jerusalem: bagaimana keadaanmu?) Begitulah terbaca dalam terjemahan Yunani. Dalam naskah Ibrani tertulis: dari keadaanmu
(0.30) (Yes 41:25) (endetn: ia telah Kupanggil)

diperbaiki menurut kiraan. Tertulis: "Aku telah dipanggilNja dengan namaKu".

(0.30) (Mi 6:8) (jerusalem: telah diberitahukan) Begitulah terbaca dalam terjemahan Yunani. Dalam naskah Ibrani tertulis: Ia telah memberitahukan. Dalam terjemahan Siria dan Latin terbaca: Aku akan memberitahukan.
(0.30) (Kel 10:10) (ende)

Ajat ini agak sukar penterdjemahannja. Lazimnja ditafsirkan seperti diatas dengan arti, bahwa Parao menandaskan tidak akan memberikan izin kepada rakjat seluruhnja. Bunji teks tepat menurut kata-kata: "Jahwe beserta kamu seperti, (sedjauh) aku mengizinkan..." Mungkin djuga maksudnja: Kamu tidak akan berhenti mendesak atas nama Jahwe sampai saat aku mengizinkan... ; atau: Pernjataanmu bahwa Jahwe adalah besertamu itu tidak lain maksudnja daripada: mendapat izin untuk pergi. D.k.l. motif keagamaan jang kamu kemukakan itu hanjalah dalih untuk dapat pergi semuanja; tetapi maksud kamu jang sebenarnja adalah djahat

(0.30) (Ayb 2:1) (sh: Tekun dalam kesalehan (Jumat, 26 November 2004))
Tekun dalam kesalehan

Penilaian Allah tentang Ayub dalam perikop ini, sama tepat dengan penilaian penutur (ayat Aku+telah+pergi&tab=notes" ver="">3, 10). Bahkan komentar positif Allah kini bertambah: "Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan" (ayat Aku+telah+pergi&tab=notes" ver="">3b). Kenyataan reaksi Ayub terhadap rentetan malapetaka yang dialaminya, sekaligus membenarkan Ayub dan menyalahkan teori Iblis. Iblis berkata bahwa Ayub menganut "teologi berkat" maksudnya, ia seolah dekat Allah karena ada maunya yaitu sejauh Allah memberkatinya. Ayub membuktikan bahwa ia benar di hadapan Allah dan manusia bukan karena ada motivasi tersembunyi.

Bukan Iblis jika sesudah salah dan kalah lalu berhenti menyerang. Ia merubah taktiknya meski harus mengganti kilahnya sebelumnya. Kesehatan adalah bagian utama dari hidup. Kehilangan harta tidak langsung mengganggu keberadaan seseorang. Kehilangan orang yang dikasihi memang luar biasa berat, namun tetap bukan serangan langsung ke diri seseorang. Kini iblis berkilah bahwa bila hidup Ayub langsung yang diserang, ia pasti akan meninggalkan Tuhan. Sekali lagi Allah mengabulkan pertimbangan Iblis itu (ayat Aku+telah+pergi&tab=notes" ver="">6). Lalu Ayub mengalami penyakit kulit dahsyat yang mengakibatkan penderitaan luar biasa (ayat Aku+telah+pergi&tab=notes" ver="">8). Lebih dahsyat lagi derita itu sebab istrinya menganjurkan dia untuk menyangkal Tuhan (ayat Aku+telah+pergi&tab=notes" ver="">9).

Banyak orang kini pergi ke siapa saja dan memakai cara apa saja untuk mengusahakan kesembuhan. Sebagian besar dari cara-cara kesembuhan itu oleh Alkitab dinilai sebagai meninggalkan Allah dan mengganti-Nya dengan ilah lain. Artinya kita mengatakan bahwa hidup tanpa Allah lebih baik daripada tetap bersama Allah tetapi menderita. Jika Allah tidak mau/mampu menolong, lebih baik Ia dibuang dan diganti dengan yang lain. Jika Ia hanya mau menghukum tetapi tidak mau menolong, lebih baik kita mati saja. Akan tetapi, kesetiaan Ayub tidak tergoyahkan. Ia tetap menjaga hidupnya saleh meski harus menanggung derita yang tak ia pahami.

Tekadku: Aku ingin tetap dekat Tuhan meski harus menderita!

(0.29) (1Kor 11:6) (full: HARUSLAH IA MENUDUNGI KEPALANYA. )

Nas : 1Kor 11:6

Pada zaman Paulus, wanita menudungi kepalanya untuk menunjukkan kesopanan dan sikap tunduk kepada suaminya dan demi menyatakan martabatnya. Tudung itu mengandung arti bahwa ia harus dihormati dan dihargai sebagai seorang wanita. Tanpa tudung, ia tidak memiliki martabat; kaum pria tidak menghormati wanita yang tidak memakai tudung karena mereka seolah-olah memamerkan dirinya di depan umum secara memalukan. Demikianlah, tudung itu berfungsi sebagai suatu tanda harga diri dan kemuliaan kewanitaannya sebagaimana Allah telah menciptakannya.

Prinsip di balik pemakaian tudung ini sampai sekarang pun masih diperlukan. Seorang wanita Kristen harus berdandan dengan sopan dan dengan hati-hati, mengenakan pakaian yang pantas dan bermartabat sehingga ia dapat pergi ke mana saja dengan aman dan hormat. Ketika seorang wanita berdandan dengan sopan dan pantas bagi kemuliaan Allah, dia mempertinggi tingkat martabat dan kelayakannya sendiri yang telah dikaruniakan oleh Allah.

(0.29) (Mzm 89:3) (jerusalem: Engkau telah berkata) Ini diambil dari awal Maz 89:3 di mana dalam naskah Ibrani tertulis: Aku telah berkata. Dalam terjemahan-terjemahan kuno terbaca: Engkau telah berkata.
(0.29) (Kel 12:21) (sh: Darah dan tebusan (Jumat, 15 April 2005))
Darah dan tebusan


Ritual yang dilaksanakan pada hari Paskah, berupa pemotongan domba dan pengolesan darahnya ke tiang pintu rumah orang-orang Israel dilakukan pada malam ketika mereka akan keluar dari Mesir. Hal ini dilakukan sebelum tulah yang kesepuluh dijatuhkan atas Mesir sebagai suatu tanda nyata bahwa Allah tidak akan menghukum orang Israel dengan tulah tersebut (ayat Aku+telah+pergi&tab=notes" ver="">23,27).

Lebih daripada hanya sebagai penangkal datangnya tulah, orang Israel yakin darah yang dioleskan di tiang pintu rumah mereka menghapuskan dosa seisi rumah itu. Lalu, daging domba panggang yang dimakan pada perayaan ini ialah daging yang menyucikan mereka yang memakannya. Dengan berpartisipasi dalam ritual Paskah ini, umat Tuhan menyucikan diri mereka di hadapan Tuhan dan menjadi bangsa yang kudus (Lihat Aku+telah+pergi&tab=notes" ver="">19:6).

Setelah semua ritual itu dilakukan, tulah kesepuluh dinyatakan (ayat Aku+telah+pergi&tab=notes" ver="">12:29-33). Semua rumah tangga orang Mesir, termasuk Firaun, bahkan ternak-ternak mereka kehilangan anak-anak sulungnya. Namun, mereka yang telah disucikan oleh Tuhan, yaitu orang-orang Israel tidak memperoleh kutukan tersebut. Mereka selamat bahkan justru diizinkan untuk pergi keluar dari Mesir. Orang-orang Mesir yang telah melihat kutukan dahsyat Tuhan menimpa mereka, mendesak dan memaksa semua orang Israel untuk pergi (ayat Aku+telah+pergi&tab=notes" ver="">33).

Para penulis Perjanjian Baru melihat peristiwa kematian Yesus Kristus pada rentetan ritual Paskah ini. Mereka mengartikan sifat kematian-Nya, untuk menyelamatkan, menyucikan, dan menebus manusia. Dia adalah Anak Domba yang dipersembahkan untuk keselamatan setiap orang yang percaya kepada-Nya (Ibr. 9:12). Lebih jauh lagi, di dalam peringatan Perjamuan Kudus, kita diingatkan akan peristiwa tersebut setiap kali kita memakan roti dan meminum anggur.

Renungkan: Allah telah menebus kita di dalam Yesus Kristus. Kita patut bersyukur karena hal itu. Yesus telah menjadi domba paskah bagi kita yang percaya kepada-Nya.



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA