Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 49 dari 49 ayat untuk Aku dapat AND book:[40 TO 66] AND book:41 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.83) (Mrk 1:21) (sh: Hanya sekadar takjub? (Kamis, 16 Januari 2003))
Hanya sekadar takjub?

Sudah merupakan kebiasaan Yesus -- seperti orang Yahudi lainnya -- untuk beribadat di sinagoge atau rumah    ibadat. Di rumah ibadat ada suatu tradisi yang dikembangkan, yaitu siapa    saja yang hadir dalam ibadah saat itu, boleh berkhotbah.    Kesempatan ini dimanfaatkan Yesus untuk mengajar. Mengenai apa    yang diajarkan-Nya, tidak dicatat oleh Markus. Tetapi, Markus    memberi catatan detail tentang pengaruh khotbah-Nya terhadap    para pendengar-Nya.

Markus mencatat dua pengaruh yang dirasakan langsung dari khotbah    Yesus. Pertama, orang banyak takjub mendengar khotbah-Nya (ayat    Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">22). Takjub karena -- secara mencolok -- ajaran Yesus berbeda    dengan apa yang selama ini mereka dengar. Khotbah Yesus berbeda    dengan khotbah para pemimpin agama Yahudi yang selama ini mereka    dengar. Meski fakta ini nyata, namun tidak ada tanda-tanda yang    jelas bahwa orang banyak yang takjub itu menjadi percaya pada    Yesus. Mereka hanya sekadar takjub, tidak lebih.

Kedua, roh jahat yang biasanya dengan tenang turut beribadah di    sinagoge, menjadi terganggu dan terancam (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">24). Menarik    untuk diperhatikan bahwa roh jahat juga beribadah dengan tenang    di rumah ibadat. Namun, kehadiran Yesus mengungkapkan kehadiran    roh jahat tersebut. Roh jahat tidak dapat bertahan di depan mata    Yesus karena tidak tahan melihat kesucian Yesus. Ketika orang    banyak melihat bahwa roh-roh jahat taat kepada Yesus, mereka    semua menjadi takjub. Dalam hidup sehari-hari, kita sering    melihat dan menjumpai demonstrasi kuasa roh-roh jahat di dalam    hidup manusia. Akibatnya banyak sekali orang takut terhadap roh-    roh jahat. Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan dengan jelas    bahwa Yesus jauh lebih berkuasa dari roh-roh jahat.

Renungkan:    Jika kita percaya kepada Yesus, kita tidak perlu takut kepada    roh-roh jahat. Sebaliknya, takut atau tunduk pada roh-roh jahat    membuktikan bahwa kita tidak percaya pada Yesus.

(0.83) (Mrk 2:13) (sh: Membenci dosa, mengasihi orang berdosa (Senin, 20 Januari 2003))
Membenci dosa, mengasihi orang berdosa

Yesus terus mengajar orang banyak. Namun, tampaknya Markus tidak begitu tertarik untuk melaporkan isi pengajaran-Nya (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">13). Markus lebih memfokuskan narasinya pada dampak yang dihasilkan atau respons orang terhadap perbuatan Yesus.

Di dalam narasi ini, terungkap dua bentuk perbuatan Yesus. Pertama, Yesus memanggil seorang pemungut cukai (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">14) yang bernama Lewi. Apakah Lewi ini adalah Matius? Tidak dapat dipastikan. Namun, akhir-akhir ini banyak pakar berpendapat bahwa Lewi dan Matius adalah dua orang yang berbeda. Jika murid-murid yang dipanggil Yesus dalam Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">1:16-20 segera meninggalkan pekerjaan mereka, maka Lewi hanya dikatakan 'bangkit dan mengikut Dia' (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">14). Namun, respons yang diberikan sama, yaitu ketika mendengar panggilan Yesus, Lewi segera mengikut-Nya, meninggalkan profesinya sebagai pemungut cukai. Kesegeraan respons Lewi memberi indikasi bahwa Lewi telah mengenal Yesus sebelumnya.

Kedua, Yesus makan bersama dengan orang-orang berdosa (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">15). Lewi sekarang memiliki status baru yaitu sebagai pengikut Yesus. Lewi bersukacita. Ia lantas mengekspresikan sukacita ini dalam sebuah perayaan. Bahkan setiap kali Lewi mengingat perayaan tersebut, sukacita yang mendasari perayaan tersebut pun teringat kembali. Kita mempelajari tentang makna perayaan yang memiliki dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yaitu sebagai sarana untuk bersekutu dan berbagi dengan teman-teman. Kedua, fungsi historis, sebagai peringatan. Ketika kita sedih dan kecewa, maka dengan mengenang kembali peringatan sukacita tersebut, kita mengingat kembali kebaikan Allah pada kita. Memang hidup dalam persekutuan dengan Allah di dalam Yesus Kristus adalah suatu perayaan.

Renungkan: Membenci dosa dan membenci orang berdosa adalah dua hal yang berbeda. Kita harus seperti Yesus, membenci dosa, tetapi mengasihi orang berdosa.

(0.83) (Mrk 5:21) (sh: Tidak ada masyarakat kelas dua (Kamis, 6 Maret 2003))
Tidak ada masyarakat kelas dua

Masyarakat Yahudi menganggap perempuan adalah masyarakat kelas dua. Bagi perempuan normal (=sehat) keadaan ini sudah merupakan siksaan, apalagi bagi perempuan yang menderita sakit pendarahan selama dua belas tahun. Direndahkan, dianggap najis dan dikucilkan dari masyarakat karena setiap orang yang menyentuhnya juga menjadi najis.

Markus mengisahkan kepada jemaat saat itu, juga kita saat ini, bagaimana Yesus mendobrak tradisi itu. Yesus membiarkan diri-Nya disentuh oleh perempuan yang dianggap najis dan dikucilkan setelah perempuan itu berhasil menerobos kerumunan orang banyak hanya untuk menyentuh jubah-Nya. Ajaibnya, perempuan itu menjadi sembuh. Tidak ada seorang pun yang menyadari peristiwa ajaib tersebut -- selain Yesus dan perempuan itu -- kalau Yesus tidak mengklarifikasinya. Dalam klarifikasi itu Yesus menyatakan sekaligus menegaskan bahwa perempuan yang mereka anggap "najis" itu telah menjadi tahir, suci sehingga harus diterima di ingkungan sosialnya; dan bahwa kesembuhan itu terjadi karena ia beriman kepada Yesus. Dengan imannya perempuan itu tidak menyerah pada kendala yang dihadapinya untuk memperoleh jamahan kuasa Allah.

Melalui peristiwa ini Markus mengajak jemaat, juga kita untuk melihat tiga hal: pertama, bahwa perempuan bukan masyarakat kelas dua, yang dapat diperlakukan seenaknya. Yesus melakukan ini sebagai upaya mendobrak tradisi waktu itu. Kedua, bahwa diri-Nya adalah Mesias. Dialah yang berkuasa atas segala penyakit. Ketiga, kesembuhan dan keselamatan dikerjakan oleh Firman dan iman kepada Yesus Kristus, Sang Juruselamat.

Renungkan: Yesus bisa memakai berbagai cara untuk menolong kita mengatasi berbagai pergumulan hidup, selama kita percaya dan berkeyakinan sungguh pada kuasa-Nya.

(0.83) (Mrk 6:45) (sh: Menyedihkan dan ironis (Selasa, 11 Maret 2003))
Menyedihkan dan ironis

Tindakan para murid Yesus ini memang menyedihkan, bahkan patut ditertawakan. Mereka baru kembali dengan penuh percaya diri atas keberhasilan mereka mengusir setan-setan (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">6:12-13, 30), dan telah menyaksikan mukjizat-mukjizat Yesus yang luar biasa. Tetapi sekarang, mereka kembali bertindak seperti orang yang tidak pernah melihat kuasa Yesus (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">49). Kuasa yang bahkan setelah peristiwa ini nyata kembali melalui mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus di Genesaret (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">53-56). Seharusnya setelah segala yang telah mereka alami sampai pada momen waktu itu, para murid menunjukkan respons yang lebih dewasa dan lebih percaya. Karena kuasa-Nya telah mereka saksikan, pengutusan-Nya mereka terima, dan bahkan dalam nama-Nya mereka melakukan perbuatan ajaib. Seharusnya mereka dapat mulai mengerti siapa Dia yang menjadi Guru mereka, dan seperti apa kuasa yang dipunyai-Nya.

Sepatutnya kita tersenyum ketika membaca nas ini; tersenyum kecut dan dengan penuh rasa maklum, juga menertawakan diri. Pesan yang disampaikan Markus melalui nas ini jelas sekali. Tindakan dan kepercayaan mereka belum memadai, tidak seperti apa yang seharusnya sudah mereka tunjukkan. Komentar Markus tegas dan pedas: hati mereka masih degil (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">52).

Sepatutnya tindakan dan kepercayaan para murid sepadan dengan pengajaran yang mereka terima dan pelayanan yang mereka lakukan. Hal ini pula yang selalu harus tampak pada hidup tiap Kristen. Sumbangnya kesaksian gereja sering kali karena iman dan tindakan Kristen tidak sepadan dengan pengajaran yang mereka pegang. Pertanyaannya kini, masihkah kita menjadi murid yang degil?

Renungkan: Tiap Kristen punya momen kegagalan. Tugas kita adalah agar perjalanan kehidupan iman kita tidak lagi menyedihkan dan ironis, melalui tindakan-tindakan iman.

(0.83) (Mrk 7:1) (sh: Cuci tangan sebelum makan (Rabu, 12 Maret 2003))
Cuci tangan sebelum makan

Salah satu cara untuk berbicara mengenai keseluruhan sistem makna disebut sistem kemurnian, sistem murni (pada tempatnya) dan tidak murni (tidak pada tempatnya) atau sistem tahir/halal (pada tempatnya) dan najis/haram (tidak pada tempatnya). Hal-hal ini bisa dikenakan ke individu, kelompok, benda, waktu, dan tempat.

Kontroversi yang terjadi antara Yesus dan orang-orang Farisi (dan juga ahli-ahli kitab dalam Markus) mengenai norma-norma kemurnian dapat kita perhatikan di keseluruhan Injil. Yesus tidak menaati peta waktu (Sabat, Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">3:1-6), atau peta tempat (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">11:15-16). Ia melanggar peta individu juga: menyentuh orang kusta (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">1:41), wanita yang menstruasi (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">5:25-34), dan mayat (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">5:41). Yesus melampaui peta hal ketika ia menolak upacara pembasuhan tangan (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">7:5). Bertentangan dengan peta makan, Yesus makan dengan pemungut cukai dan para pendosa (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">2:15). Dengan menolak peta-peta ini, Yesus menunjukkan penyangkalan-Nya terhadap sistem kemurnian yang berlaku waktu itu.

Hampir tidak mungkin bagi orang-orang nomad seperti Yesus dan murid- murid-Nya untuk senantiasa mematuhi hukum-hukum ketat ini, apalagi sebenarnya hukum pemurnian itu awalnya hanya untuk para imam. Yesus melihat bahwa esensi hukum bukanlah hukum itu sendiri, tetapi cinta kepada Allah dengan sepenuh hati (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">7:6; Ul. 6:4). Orang-orang Farisi lebih mementingkan tradisi oral daripada tunduk kepada Allah sepenuhnya -- karena itulah mereka disebut munafik. Kemunafikan mereka juga ditunjukkan dengan membiarkan hukum oral mengenai persembahan lebih berkuasa daripada hukum ke-5 (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">7:10). Mereka kehilangan esensi keagamaan mereka.

Renungkan: Esensi keagamaan bukan hukum, tetapi relasi yang penuh kasih dengan Allah. Legalisme membuat manusia tersesat dalam peta-peta kehidupan!

(0.83) (Mrk 12:13) (sh: Kejujuran dan Kaisar (Jumat, 4 April 2003))
Kejujuran dan Kaisar

Tahun 6 Masehi adalah tahun kelam bagi penduduk Palestina. Tributum capitis, pajak per kepala penduduk yang opresif, mulai diberlakukan pada tahun tersebut. Dari sisi ini, wajar bila pertanyaan seperti pada ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">14 ditanyakan kepada seorang guru seperti Yesus (+ 30 M). Tetapi Yesus mendeteksi sesuatu yang lain, sebuah pertanyaan jebakan yang munafik. Jika Yesus menjawab "ya, umat harus membayar pajak," maka Ia dapat dicaci sebagai kolaborator penjajah. Jika Ia menjawab "tidak," biro intelijen Kekaisaran Roma pasti tertarik dengan informasi ini. Yesus, yang digombali para calon penjebak dengan sebutan "orang jujur", menjawab dengan jujur pula: definisikan sendiri apa hak Allah dan apa hak Kaisar, dan berikan hak masing-masing (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">17).

Jawaban Yesus pada ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">17 bukanlah sekadar tangkisan verbal terhadap pertanyaan para penjebak. Tiap orang dari berbagai latar belakang bisa memunculkan daftar yang berbeda mengenai apa yang wajib diberikan kepada Allah dan kepada Kaisar. Sebagai pengajar Yahudi yang berpegang kepada PL, Yesus berpegang pada prinsip bahwa Allah selalu mengatasi siapa pun termasuk Sri Paduka Kaisar. Kesetiaan kepada pemahaman ini menentukan apa saja yang menjadi hak Kaisar. Ia tidak menjawab pertanyaan para calon penjebak-Nya secara langsung dan sesimpel "boleh/tidak." Jawaban-Nya mengedepankan prinsip di atas, dengan pertanyaan ikutan yang implisit: apakah pajak menyebabkan Anda tidak memberikan sesuatu yang menjadi hak Allah (mis. penghormatan, integritas dan kekudusan diri, ketaatan)? Pajak, ketaatan kepada pemerintah/ otoritas lain, dll. Kristen penuhi selama itu tidak menghalangi pengabdiannya kepada Allah dan menjadi bagian dari pengabdian kepada Allah yang mengasihinya.

Renungkan: Hanya Allah yang layak menerima pengabdian tertinggi kita karena Ia telah memberikan Anak-Nya yang tunggal bagi kita.

(0.83) (Mrk 12:18) (sh: Yang seharusnya tidak diutamakan: (Sabtu, 5 April 2003))
Yang seharusnya tidak diutamakan:

Perselisihan masalah doktrinal yang trivial dan mengalihkan perhatian dari hal yang utama! Kaum Saduki yang mayoritas terdiri dari kaum imam hanya mengakui otoritas kelima kitab Taurat, dan tidak mau menerima ajaran-ajaran yang mereka anggap tidak ada di Taurat seperti kebangkitan orang mati. Setelah orang mati, manusia masuk ke dalam sheol, titik.

Doktrin inilah yang mereka ingin pertahankan di hadapan Yesus, dengan suatu pertanyaan yang cukup cerdas dan dalam. Jawaban Yesus menunjukkan bahwa yang sesungguhnya berarti adalah Allah yang hidup, yang berkuasa atas manusia yang tetap ada, yang kelak akan dibangkitkan. Itulah implikasi dari pernyataan Allah yang berulang-ulang bahwa "Akulah Allah Abraham, Ishak dan Yakub" jauh setelah ketiga tokoh tersebut meninggal.

Dari kata-kata Yesus, dapat disimpulkan bahwa orang-orang Saduki ini jatuh ke dalam tiga kesalahan, dan ini patut menjadi peringatan bagi kita. Pertama, mereka menilai Yesus hanya dari ukuran doktrinal golongan mereka semata, tanpa mau melihat karya Allah melalui-Nya. Ini sebabnya Yesus menyatakan bahwa mereka tidak mengerti "kuasa Allah." Kedua, mereka tidak sungguh-sungguh mengerti Alkitab. Mereka ternyata tidak merenungkan dan memeriksa ulang pengajaran mereka berdasarkan firman. Ketiga, mereka tampaknya dengan aktif berupaya membuktikan "kesesatan" golongan umat lain yang tidak sependapat dengan pemahaman/doktrin mereka. Pertanyaan mereka kepada Yesus menunjukkan hal ini. Keaktifan ini ironis, karena berdasarkan nas sebelumnya (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">12:6-7), mereka sedang menguji ke- "ortodoks"-an Anak Kekasih Allah sendiri.

Renungkan: Salah satu hal paling berbahaya adalah mereka yang jauh dari kebenaran, tetapi yakin bahwa hanya dirinya yang paling benar.

(0.83) (Mrk 13:24) (sh: Dia datang! (Kamis, 10 April 2003))
Dia datang!

Kedua kata ini bisa diucapkan dengan berbagai ekspresi dan intonasi. Baik dalam intonasi gemetar penuh ketakutan ataupun intonasi kegembiraan yang luar biasa. Frase yang sama, dengan intonasi yang berbeda memberitahukan pesan yang berbeda pula.

Yesus mengajarkan kedatangan Anak Manusia dalam nas ini dalam "intonasi" yang berbeda. Jika sebelumnya dalam Injil Markus kedatangan Sang Anak Manusia bermakna penghakiman yang menakutkan karena diberitakan bagi mereka yang belum percaya, bahkan menolak Yesus, kini kedatangan Sang Anak Manusia adalah sesuatu yang menjadi pengharapan dan dinantikan oleh Kristen. Saat itu adalah saat di mana orang-orang pilihan dikumpulkan (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">27). Sekali lagi, Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya (dulu dan sekarang!) untuk terus berjaga-jaga (ayat 28-31, 33- 37). Artinya, berjaga-jaga jangan sampai masing-masing pengikut Kristus sedang lalai tidak mengerjakan tugasnya pada saat Tuhan datang (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">36). Dengan melakukan tugas panggilan pelayanannya dengan sungguh-sungguh, seorang murid sedang memenuhi perintah Tuhannya untuk berjaga-jaga.

Dari sini ada sesuatu hal yang perlu dipertanyakan: adakah Kristen sedang berjaga-jaga? Ataukah terlena? (bdk. dengan Mrk. 14:37- 40). Pertanyaan ini penting untuk kita tanyakan pada diri kita sendiri setiap hari dari kehidupan kita. Berjaga-jaga bukanlah mencari-cari tahu dengan perhitungan spekulatif kapan Yesus datang. Yesus tegas menyatakan tidak seorangpun yang tahu, perlu tahu, dan dapat tahu kapan waktunya. Penentuan waktunya adalah rencana Allah Bapa (ayat Aku+dapat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">32). Tugas kita adalah berjaga-jaga dan melayani Allah dalam kehidupan kita dengan sungguh-sungguh.

Renungkan: Kristen yang terlena adalah Kristen yang tidak mengharapkan dan tidak menduga jika seandainya Yesus Kristus datang hari ini, kini dan di sini.

(0.82) (Mrk 1:11) (full: ANAK-KU YANG KUKASIHI. )

Nas : Mr 1:11

Ketiga oknum Tritunggal terlibat dalam pembaptisan Yesus

(lihat cat. --> Mat 3:17).

[atau ref. Mat 3:17]

Di dalam ayat ini dan ayat-ayat lainnya di Alkitab Allah dinyatakan sebagai satu hakikat yang hadir sebagai tiga pribadi dengan sifat bersama: Bapa, Putra, dan Roh Kudus (bd. Mat 3:16-17; 28:19; 2Kor 13:14; Ef 4:4-6; 1Pet 1:2; Yud 1:20-21). Jadi dalam satu arti Allah adalah tunggal (satu kesatuan) dan dalam arti lain Ia adalah jamak (tiga)

(lihat art. SIFAT-SIFAT KHAS ALLAH).

  1. 1) Alkitab menyatakan bahwa Allah itu Esa-kesatuan sempurna dari satu sifat dan hakikat (Mr 12:29; Ul 6:4; Gal 3:20). Salah satu oknum ke-Allahan tidaklah Allah tanpa dua oknum yang lain dan setiap oknum bersama dengan kedua oknum yang lain adalah Allah.
  2. 2) Keberadaan Allah yang Esa dinyatakan dalam kejamakan tiga oknum yang berbeda dan dapat dikenal, namun tidak terpisah. Ketiganya ini bukanlah tiga allah, bukan pula tiga bagian atau manifestasi Allah, melainkan tiga oknum yang bersekutu sedemikian eratnya sehingga ketiganya benar-benar merupakan Allah Esa yang sejati dan kekal. Baik Anak Allah maupun Roh Kudus memiliki sifat-sifat yang hanya mungkin dimiliki oleh Allah sendiri (lih. Kej 1:2; Yes 61:1; Yoh 14:16; 16:8,13; Kis 5:3-4; Rom 8:2,26-27; 1Kor 2:10-11; 2Tes 2:13; Ibr 9:14; dan

    lihat cat. --> Yoh 1:1;

    lihat cat. --> Yoh 1:14;

    lihat cat. --> Yoh 5:18;

    lihat cat. --> Yoh 20:28).

    [atau ref. Yoh 1:1-14; 5:18; 20:28]

    Ketiga oknum ini tidak pernah diciptakan, tetapi masing-masing berhakikat sama serta memiliki kemuliaan, sifat, dan kuasa yang setingkat.
  3. 3) Allah yang Esa namun tiga pribadi ini dari kekal telah memungkinkan kasih dan persekutuan yang saling menanggapi, pemberlakuan sifat-sifat ilahi, saling berbagi pengetahuan dan keterkaitan di antara ketiga pribadi ke-Allahan itu (bd. Yoh 10:15; 11:27; 17:24; 1Kor 2:10).


TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA