Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea.<x id="y" /> Kami masuk ke rumah Filipus,<x id="z" /> pemberita Injil itu,<x id="a" /> yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya.

Bersama-sama dengan kami turut juga beberapa murid dari Kaisarea.<x id="l" /> Mereka membawa kami ke rumah seorang yang bernama Manason. Ia dari Siprus<x id="m" /> dan sudah lama menjadi murid. Kami akan menumpang di rumahnya.

Paulus memberi salam kepada mereka, lalu menceriterakan dengan terperinci apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain<x id="r" /> oleh pelayanannya.<x id="s" />

Jadi engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru<x id="s" /> ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?<x id="t" />"

Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku.<x id="n" />

Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia.

Jawabku: Tuhan, mereka tahu, bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara<x id="f" /> dan menyesah<x id="g" /> mereka.

Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?<x id="p" />"

Lalu kata kepala pasukan itu: "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal." Jawab Paulus: "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku."

Mereka pergi kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan berkata: "Kami telah bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa kami tidak akan makan atau minum, sebelum kami membunuh Paulus.<x id="r" />

Akan tetapi kemenakan Paulus, anak saudaranya perempuan, mendengar tentang penghadangan itu. Ia datang ke markas<x id="t" /> dan setelah diizinkan masuk, ia memberitahukannya kepada Paulus.

Maka kepala pasukan itu memegang tangan anak muda itu, lalu membawanya ke samping dan bertanya: "Apakah yang perlu kauberitahukan kepadaku?"

Orang ini ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan ketika mereka hendak membunuhnya,<x id="e" /> aku datang dengan pasukan mencegahnya dan melepaskannya,<x id="f" /> karena aku dengar, bahwa ia adalah warganegara Roma.<x id="g" />

Kepadaku telah diberitahukan,<x id="k" /> bahwa ada komplotan<x id="l" /> merencanakan membunuh dia. Karena itu aku segera menyuruh membawa dia kepadamu, sedang kepada para pendakwa<x id="m" /> telah kuberitahukan, bahwa mereka harus mengajukan perkara itu kepadamu."

ia berkata: "Aku akan memeriksa perkaramu, bila para pendakwamu<x id="t" /> juga telah tiba di sini." Lalu ia menyuruh menahan<x id="u" /> Paulus di istana Herodes.

Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias<x id="v" /> bersama-sama dengan beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka menghadap wali negeri<x id="w" /> dan menyampaikan dakwaan<x id="x" /> mereka terhadap Paulus.

Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan<x id="z" /> di antara semua orang Yahudi<x id="a" /> di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte<x id="b" /> orang Nasrani.<x id="c" />

Dan tidak pernah orang mendapati aku sedang bertengkar dengan seseorang atau mengadakan huru-hara,<x id="h" /> baik di dalam Bait Allah,<x id="i" /> maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota.

Sesudah Paulus tiba di situ, semua orang Yahudi yang datang dari Yerusalem berdiri mengelilinginya dan mereka mengemukakan banyak tuduhan berat terhadap dia<x id="q" /> yang tidak dapat mereka buktikan.<x id="r" />

Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu<x id="z" /> dan meminta supaya ia dihukum.