Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 481 - 500 dari 888 ayat untuk sedang digenapi (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.04) (Kel 16:1) (jerusalem) Dalam ceritera mengenai manna dan burung puyuh ini terpelihara beberapa unsur dari tradisi Yahwista, walaupun ceritera ini secara menyeluruh berasal dari tradisi Para Imam ini terasa dalam peraturan ketat mengenai pemungutan manna yang harus sesuai dengan hukum hari Sabat). Kenyataan bahwa manna dan burung puyuh dalam ceritera ini dibicarakan bersama-sama menimbulkan persoalan. Sebab manna dihasilkan oleh sejenis serangga yang hidup atas sejenis semak tamaris dan yang hanya terdapat di daerah tengah Semenanjung Sinai. Manna itu dikumpulkan selama bulan-bulan Mei-Juni. Sebaliknya di sekitar bulan September burung puyuh yang terbawa oleh angin dari sebelah barat dan kecapaian karena perjalanannya kembali dari Eropa melalui Laut Tengah dalam jumlah besar mendarat di daerah pantai, jadi di sebelah utara Semenanjung Sinai, bdk Bil 11:31. Kisah bab 16 ini barangkali menggabungkan tradisi-tradisi yang masing-masing berasal dari dua kelompok orang Israel yang meninggalkan negeri Mesir pada waktu yang berbeda dan yang menempuh jalan yang berbeda pula, bdk Kel 7:14+; Kel 11:1+. Kedua peristiwa alamiah (manna, burung puyuh) yang menarik perhatian itu oleh tradisi dimanfaatkan untuk memperhatikannya perlindungan istimewa dari pihak Tuhan bagi umatNya. Makanan manna yang ajaib itu diluhurkan oleh Kitab Suci, Maz 78:18-19; 105:40; 106:13-15 dan kitab Kebijaksanaan Salomo, Wis 16:20-29, dan dalam tradisi Kristen, bdk Yoh 6:26-38, manna itu menjadi lambang Ekaristi, santapan rohani bagi Gereja, ialah Israel sejati yang sedang menempuh keluarannya di bumi ini.
(0.04) (2Taw 34:3) (jerusalem: Pada tahun kedelapan) 2Ta 34:3-35:19 memuat kisah mengenai pembaharuan agama yang diadakan raja Yosia. Menurut pandangan 2Ra 22:3-23:27 pembaharuan itu dimulai karena kitab Hukum Taurat yang ditemukan waktu bait Allah diperbaiki. Menurut si Muwarikh pekerjaan pada bait Allah itu berupa sebuah pentahiran, 2Ta 34:8, yang menyusul suatu aksi untuk menumpas pemujaan berhala di Yerusalem, Yehuda dan Israel, 2Ta 34:3-7. Kalau demikian maka pembaharuan dimulai Yosia, bukannya pada tahun yang kedelapan belas seperti dikatakan 2Ra 22:3; 2Ta 34:8. Keterangan si Muwarikh agaknya tepat juga. Pekerjaan perbaikan bait Allah agaknya ditangani justru oleh karena sudah ada semangat pembaharuan. Penumpasan pemujaan berhala yang mendahului kiranya dicetuskan oleh semangat kebangsaan yang kembali berkobar-kobar. Pembaharuan nasional itu memanfaatkan kenyataan pada kerajaan Asyur sedang melemah dan merosot pada akhir pemerintahan raja Asurbanipal. Pembaharuan di Yehuda agaknya terlaksana bertahap-tahap, seperti digambarkan 2Tawarikh. Sebaliknya 2Raja-raja menempatkan seluruh pembaharuan sesudah kitab Taurat ditemukan Kitab Raja dipakai si Muwarikh untuk mengisahkan tahap pertama dalam pembaharuan itu dan sehubungan dengan tahap terakhir ia hanya berceritera tentang pembaharuan perjanjian dan perayaan Paskah yang meriah.
(0.04) (Kid 1:12) (jerusalem) Dalam bagian ini mempelai perempuan dan mempelai laki-laki bergilir ganti angkat bicara. Mereka sedang bersama. Wangi-wangian yang mahal dan jarang terdapat (narwastu, mur, bunga pacar) mengibaratkan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan itu, Kid 1:12-14. Mereka saling memuji-muji, Kid 1:15-16; 2:1-3. Tempat pertemuan itu kurang jelas. Dikatakan tentang: petiduran sejuk (rindang), Kid 1:16, sebuah istana, Kid 1:17, dan rumah pesta, Kid 2:4+. Sebaliknya, jelaslah apa yang terjadi: kedua kekasih saling memeluk, Kid 2:6, dan mempelai laki-laki mengajak agar kekasihnya jangan dibangunkan orang, Kid 2:7. Ajakan itu menjadi semacam ulangan, Kid 3:5 dan Kid 8:3-4. Ajakan itu tidak perlu dianggap kurang sopan, mengingat bahwa lagu-lagu ini adalah syair pesta nikah. Dalam kumpulan syair-syair pernikahan yang tercantum dalam Kidung Agung tidak ada perkembangan atau kemajuan dalam cinta; masing-masing syair melukiskan seluruh pernikahan. Bdk Pengantar.
(0.04) (Kid 6:13) (jerusalem: Kembalilah....) Suatu seruan dari pihak iringan, Kid 6:13 dan sebuah pertanyaan dari pihak penyair sendiri, Kid 6:13 menjadi peralihan dari puji-pujian bagi mempelai perempuan, Kid 6:4-10 kepada puji-pujian berikut, Kid 7:1-5
(0.04) (Yes 45:1) (jerusalem) Nubuat ini berupa nubuat penobatan raja, sebagaimana juga terdapat dalam Maz 2 dan Maz 110. Koresy dipanggil dengan namanya sendiri, Yes 45:3,4 bdk Yes 41:25+; ia diberi gelar "Orang yang diurapi TUHAN", ialah sebuah gelar khusus raja-raja Israel. Gelar itu menjadi gelar Raja Penyelamat di masa mendatang (Mesias; bdk Maz 20:7+), bdk Pengantar. Apa yang membingungkan sedikit ialah: di sini gelar itu diberikan kepada seorang raja asing yang malah tidak mengenal Tuhan, Yes 45:4-5. Nubuat ini banyak kesamaannya dengan isi sebuah dokumen dari Babel (Silender Sirus). Tertera pada silender itu bahwa dewa Marduk (yang bukan dewa Persia) telah menyebutkan nama Koresy (Sirus) dan telah memanggil dia menjadi penguasa semesta dunia. Teks tsb ditulis oleh para imam di Babel pada waktu Koresy sedang maju sebagai pemenang sekitar th 538 seb Mas. Pada waktu yang sama Deutero-yesaya menulis nubuatnya ini.
(0.04) (Mat 12:39) (jerusalem: tanda nabi Yunus) dalam Mat 16:4 Matius tidak menjelaskan manakah tanda itu (seperti dijelaskannya dalam Mat 12:40). Dalam Luk 11:29-30 tanda nabi Yunus itu tidak lain kecuali pemberitaan Yesus: Ini menjadi suatu tanda bagi orang sezamanNya, seperti Yunus menjadi tanda bagi penduduk Niniwe. Pengartian kedua ini memberi latar belakang juga Mat 12:41. Namun pengartian kedua ini agaknya kurang tepat. Sebab pemberitaan Yesus yang sedang terjadi tidak dapat dinubuatkan sebagai kejadian di masa depan dan dalam tradisi Yahudi nabi Yunus terkenal karena secara ajaib diselamatkan dan bukan karena pewartaannya di Niniwe yang tidak begitu menyenangkan orang Yahudi. Walaupun pengartian yang diberikan Mat 12:40 baru kemudian ditambahkan, namun justru penafsiran itulah yang lebih dekat dengan maksud Yesus dari pada penafsiran yang diberikan Lukas. Secara samar-samar Yesus menubuatkan kejayaanNya nanti (kebangkitan). Adapun Markus menghilangkan nabi Yunus, oleh karena berpendapat bahwa tidak dapat dimengerti sidang pembacanya, Mar 8:12+
(0.04) (Yoh 13:2) (jerusalem) Cerita tentang Yesus membasuh kaki murid-muridNya dan wejangan yang menyertainya, Yoh 13:2-20, merupakan pendahuluan bagi wejangan-wejangan besar yang diucapkan Yesus dalam bab 13-17. Sebagaimana disajikan oleh Yohanes wejangan-wejangan itu mempersatukan berbagai wejangan yang disampaikan Yesus pada waktu yang berbeda-beda.Bab 16 adalah majemuk sekali dan agaknya hanya dalam bentuk lain menyajikan sekali lagi apa yang dikatakan Yesus dalam bab 14. Wejangan-wejangan itu oleh Yohanes ditempatkan di sini, yakni pada saat Yesus beralih dari hidup di dunia ke hidup sorgawiNya, dengan maksud menyingkapkan makna hidup Yesus yang terdalam.
(0.04) (Why 12:1) (jerusalem) Bab 12-14 Bagian ini melanjutkan penggambaran persiapan akhir dunia. Dengan cara dan gambar-gambar lain bagian ini melukiskan perjuangan yang kini berlangsung antara Naga dan Anak Domba. Bab 12 mencampurkan unsur-unsur dari dua penglihatan yang berbeda, yaitu: perjuangan Naga melawan Perempuan serta keturunannya, Wah 12:1-6 dan Wah 12:13-17; perjuangan Mikhael melawan Naga, Wah 12:7-12.
(0.04) (Kej 16:1) (sh: Allah mendengar, Allah peduli (Minggu, 2 Mei 2004))
Allah mendengar, Allah peduli

Allah mendengar, Allah peduli. "Adakah Tuhan peduli kalau saya menderita oleh tekanan-tekanan hidup sekeliling saya, hutang-hutang yang melilit keluarga saya?" keluh seorang bapak. Lanjutnya, "memang sih, saya salah berspekulasi dengan modal dagangan saya. Tetapi, sayakan sudah minta ampun. Apakah Tuhan sedang menghukum kami?"

Perasaan yang sama mungkin menghinggapi Sarai, yang merasa bahwa kehamilan Hagar adalah kekeliruan besar yang ia (Sarai) buat. Demikian juga dengan Abram, karena sekarang ia menghadapi dua perempuan yang menuntut perlakuan adil. Jelas, Hagar sendiri tertekan karena diperlakukan tidak adil baik oleh Sarai, maupun Abram (ayat 6).

TUHAN peduli. Ia tetap memelihara Abram dan Sarai. Ia secara khusus peduli terhadap hamba yang tertindas, Hagar. Kita dapat melihat hal tersebut dari nama yang diberikan Malaikat TUHAN kepada anak Hagar, Ismael (= Allah mendengar) (ayat 11), dan dari sebutan Hagar bagi TUHAN, El-Roi (= Allah melihat/ mencukupi) (ayat 13). Allah mendengar seruan minta tolong Hagar, dan menolongnya!

Betapapun kita pernah salah mengelola hidup kita, dan sebagai akibatnya kita menderita, Allah tetap peduli kepada kita. Ia bukan hanya mau mengampuni kita, Ia akan memberikan kekuatan untuk menang-gung penderitaan yang dihasilkan kesalahan itu, dan akan memberikan jalan keluar. Yang diperlukan adalah ketaatan kepada kehendak-Nya (ayat sedang+digenapi&tab=notes" ver="">9, 15).

Renungkan: Bila hidupmu kacau oleh ulahmu sendiri. Mintalah ampun pada Tuhan, terimalah didikan-Nya! Berharap sekali lagi kepada kemurahan-Nya!

(0.04) (Kel 19:14) (sh: Dahsyatnya kekudusan Allah. (Sabtu, 2 Agustus 1997))
Dahsyatnya kekudusan Allah.

Dahsyatnya kekudusan Allah.
Allah sering membahasakan diri-Nya dengan bahasa alam. Untuk memperkenalkan kekudusan-Nya, Allah tampil dalam kedahsyatan ketika seluruh Sinai ditutupi asap, bunyi sangkakala menggelegar, dan seluruh gunung gemetar. Umat Tuhan harus gentar menyadari kudus-Nya Allah. Sikap gentar ini juga harus tampak terhadap firman-Nya, dalam sikap menyimak firman Allah yang akan dikatakan oleh Musa. Sebagai Kristen, kita sudah sangat dekat dengan kekudusan Allah. Darah Kristus telah menyucikan kita dari segala dosa, memurnikan, dan membawa kita kepada kekudusan Allah.

Allah serius dalam peringatan-Nya. Setelah menyuruh bangsa Israel menguduskan diri, Allah mengingatkan Musa untuk meneliti apakah Israel tetap dalam keadaan kudus dan tidak sedang melanggar perintah-Nya. Musa sebagai perantara Allah dan umat-Nya dengan tegas mengatakan, bahwa umat Israel sangat serius menaati perintah Allah. Akankah selalu demikian? Membutuhkan waktu untuk mengujinya. Umat Allah harus menaati firman-Nya senantiasa. Allah akan terus-menerus menguji apakah kita dalam keadaan taat atau sebaliknya. Siapkah kita untuk mempertanggungjawabkan ketaatan kita di hadapan-Nya kelak?

(0.04) (Kel 20:18) (sh: Kemahabesaran Allah. (Selasa, 5 Agustus 1997))
Kemahabesaran Allah.

Kemahabesaran Allah.
Panggilan dan pemilihan Allah atas Israel tidak menghapuskan batas antara Allah dan umat-Nya. Allah tetap mahabesar. Kemahabesaran-Nya ini dinyatakan-Nya di hadapan mereka melalui guruh yang mengguntur, kilat sabung-menyabung, dan gunung berasap. Mereka tidak sanggup melihat dengan mata kepala sendiri apa yang sedang terjadi. Allah tetap Allah dalam kemahabesaran-Nya. Umat Tuhan hanya patut menyembah dan mensyukuri panggilan dan pemilihan Allah. Demikian pun Kristus yang dekat dengan kita dan mendekatkan kita pada Allah, adalah Tuhan yang harus disembah dan ditaati.

Keunikan hamba Allah. Musa dipakai Allah untuk menyampaikan firman Allah kepada umat Israel. Musa tahan masuk ke dalam kekelaman Allah. Allah yang memanggilnya yang membuatnya tahan. Keunikan Musa ini ada batasnya, di akhir hidupnya Musa gagal menaati Allah. Ini mengingatkan kita pada keunikan Kristus. Musa diizinkan masuk dalam kekelaman Allah, Kristus yang adalah perantara manusia, adalah Allah sumber kekelaman itu. Kristus mengenal siapa Allah karena Diri-Nya Allah. Ia adalah Perantara kita satu-satunya tanpa cacat, karena hanya Dia yang sempurna. Hanya Dia yang patut kita sembah.

(0.04) (Kel 30:1) (sh: Mezbah ukupan. (Sabtu, 23 Agustus 1997))
Mezbah ukupan.

Mezbah ukupan.
Mezbah ini dibuat dari kayu penaga. Hanya bila mezbah korban bakaran dilapis tembaga, mezbah ukupan dilapis emas. Mezbah ini diletakkan di dalam ruang kudus, di depan pintu masuk ke dalam ruang maha kudus. Ketika sedang berdoa di depan mezbah inilah, Zakharia ditemui malaikat (Luk. 1:8-9,11). Bara yang menyucikan bibir Yesaya dalam penglihatannya di Yesaya 6, juga adalah bara yang diambil dari mezbah ukupan ini.

Dupa yang berbau harum. Bau harum dupa di atas mezbah ukupan itu pastilah menutupi bau darah yang keluar dari mezbah korban bakaran. Tuhan menginginkan agar dupa harum itu terus ada sepanjang hari, pagi dan petang. Dupa harum itu melambangkan doa-doa yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah. Doa, baik doa syukur maupun doa permohonan dan syafaat, adalah bagaikan dupa harum yang menyukakan hati Allah. Dengan doa, umat belajar mengutamakan dan mengandalkan Allah dalam segala sesuatu. Seperti halnya nafas, doa harus berlangsung terus menerus sepanjang hari. Setahun sekali tanduk-tanduk mezbah itu harus diolesi dengan darah korban penghapus dosa oleh Harun. Jelas, doa yang diterima Allah dilandaskan atas darah perjanjian, bukan kebaikan kita.

Doa: Dalam doa aku makin merasakan kehadiran-Mu, Tuhan.

(0.04) (Kel 30:17) (sh: Pembasuhan tangan dan hati. (Sabtu, 13 September 1997))
Pembasuhan tangan dan hati.

Pembasuhan tangan dan hati.
"Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya" (Mzm. 24:3-4). Dengan membasuh tangan dan kaki, Harun dan anak-anaknya secara simbolis membersihkan diri dari dosa., juga menghilangkan noda segala urusan sehari-hari yang tidak layak dibawa masuk ke dalam tempat suci.

Acara pembasuhan tangan sebelum masuk tempat beribadah masih tetap diteruskan umat Yahudi dan umat Islam. Kita orang Kristen tidak mencuci tangan sebelum masuk ke dalam gereja. Namun pembersihan yang dilambangkan itu patut dilaksanakan. Alangkah baiknya jikalau sebelum kebaktian mulai, kita mengambil waktu untuk berdiam diri di hadapan Tuhan, mengakui dosa dan menyerahkan segala kesibukan dan pergumulan kepada Tuhan. Arahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan saja.

Persembahan yang harum. Baik para imam maupun kemah pertemuan dan alat-alat kudus diurapi dengan minyak harum, sedang kemenyan wangi diletakkan di tempat suci. Kemenyan (Why. 5:8) merupakan suatu persembahan harum yang berkenan kepada Tuhan.

Renungkan: Persembahan terpenting yang harus kita bawa untuk Tuhan ialah hidup yang dikuduskan oleh dan bagi-Nya.

(0.04) (Bil 22:21) (sh: Kedaulatan Allah mengendalikan segala sesuatu (Senin, 8 November 1999))
Kedaulatan Allah mengendalikan segala sesuatu

Kedaulatan Allah mengendalikan segala sesuatu. Walaupun Allah sudah mengizinkan Bileam pergi, akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa Ia menyetujui atau membenarkan tindakan tersebut. Dosa yang dilakukan oleh seseorang tidak bisa dianggap lebih ringan atau tidak mengundang amarah Allah, walaupun Ia mengizinkan atau membiarkan hal itu dilakukan (21-22). Tidak ada yang lebih membuat Allah murka, selain daripada rencana jahat yang dirancang bagi umat-Nya yang adalah biji mata-Nya.

Kekayaan akar kedegilan. Ambisi dan nafsu untuk memiliki kekayaan telah membutakan mata Bileam, sehingga ia tidak menyadari keanehan tingkah laku keledainya sampai tiga kali. Seseorang yang sedang melakukan dosa tidak peka dan akan marah bila tindakannya dihalangi.

Allah mampu melakukan berbagai cara. Allah begitu berdaulat, sehingga mampu memakai binatang yang paling bodoh - keledai - untuk menyatakan tujuan-Nya. Dengan berbagai cara Ia menghancurkan hati yang keras. Di pihak Bileam, cara Allah itu diresponi dengan menunjukkan pertobatan yang semu, yakni dengan mengatakan: "Maka sekarang, jika hal itu jahat di mata-Mu, aku mau pulang".

Renungkan: Keras hati adalah sikap melawan kehendak dan kedaulatan-Nya, yang mengakibatkan murka Allah.

(0.04) (Hak 3:1) (sh: Batu Ujian. (Sabtu, 4 Oktober 1997))
Batu Ujian.

Batu Ujian.
Bangsa-bangsa asli yang dibiarkan Tuhan tinggal di Kanaan merupakan batu ujian bagi iman dan kesetiaan Israel. Keberadaan mereka memang dapat menjadi jerat bagi umat Israel, apabila mereka tidak dengar-dengaran akan perintah Allah yang diberikan kepada nenek moyang mereka. Tetapi bila ujian itu dapat mereka lewati, mereka akan beroleh berkat. Tuhan sendiri memakai situasi itu untuk melatih generasi baru yang tidak mengenal perang Kanaan itu menjadi umat yang berketahanan mental dan spiritual yang tangguh.

Gagal dan gugur. Dua hal dialami Israel waktu itu. Mereka gagal karena firman Tuhan tidak tertanam dalam hati untuk diterapkan. Mereka gugur dalam kejatuhan karena tersandung oleh nafsu yang tak terkendalikan (ayat 6). Pembauran melalui perkawinan tak mereka elakkan. Akibatnya menyedihkan, mereka menyeleweng dengan ikut menyembah berhala bangsa-bangsa asli itu. Ujian iman akan sia-sia apabila hati telah cenderung mengasihi dunia. Sebaliknya bila hati itu berpaut terus pada Tuhan, orang atau umat tersebut akan mengalami kemenangan dalam Tuhan.

Renungkan: Lihatlah pencobaan sebagai alat pemurni iman, bukan sebagai kesempatan untuk melupakan Tuhan.

Doakan: Yang sedang bergumul menghadapi ujian iman.

(0.04) (Hak 12:1) (sh: Ancaman dan masalah suksesi (Senin, 20 Oktober 1997))
Ancaman dan masalah suksesi

Ancaman dan masalah suksesi
selalu akan ada. Itu menjadi isu internasional dari segi kawasan, waktu dari abad ke abad.

Ancaman. Masihkah Roh Tuhan menyertai Yefta setelah ia mengalahkan bani Amon? Masihkan begitu ketika ia memulai adat baru di mana dari tahun ke tahun para gadis meratapi putri Yefta? Apakah betul ia menyangkali suku Efraim? (Bdk. ayat sedang+digenapi&tab=notes" ver="">8:1). Apakah betul suku Efraim berniat bekerja sama justru ketika krisis nyawa tiba melanda orang Gilead yang mempertahankan Israel itu? Apakah akibat ancaman terhadap pemimpin yang diurapi Allah? Siapakah yang rugi bila orang mengancam tokoh yang sedang Tuhan pakai?

Suksesi. Tidak disebutkan dalam Alkitab apakah ada persoalan yang dihadapi oleh Yefta sehubungan dengan suksesi atau pergantian penguasa. Tidak ada ribut-ribut! Apakah kelebihan Yefta dibandingkan dengan para penerusnya? Mungkinkah Yefta menunjukkan kepemimpinan rohani lebih dari lainnya? Pada waktu kepemimpinan hakim-hakim Ebzan, Elan, Abdon (ayat 8-15) tidak ada catatan mengenai kekacauan, pemberontakan atau kerusuhan. Mungkinkah para pengganti ini diberkati oleh kehidupan rohani Yefta, hamba Allah itu?

Renungkan: Satu kebijakan kepemimpinan tertentu tidak pasti akan cocok bagi segala keadaan.

(0.04) (Hak 16:23) (sh: Pesta menuju kehancuran. (Sabtu, 25 Oktober 1997))
Pesta menuju kehancuran.

Pesta menuju kehancuran.
Pesta besar diadakan orang Filistin. Si raksasa yang pernah membuat mereka tanpa nyali, kini mereka jadikan pelawak. Kegembiraan mereka adalah kegembiraan yang menginjak-injak harga diri Simson sebagai nazir Allah. Bersama dengan itu mereka juga sedang menghina Israel dan Tuhan Allah Israel. Tetapi Tuhan tidak membiarkan semuanya itu. Siapa sangka bahwa pesta lupa diri itu akan berubah menjadi tamatnya riwayat mereka di dalam kubur puing-puing gedung itu. Tuhan mengabulkan permohonan Simson, memulihkan kembali kekuatannya sesaat untuk meruntuhkan gedung itu.

Jangan rendahkan kebenaran-Nya. Kita semua adalah nazir Allah. Kita perlu ingat diri agar hidup dalam kebenaran, melangkah benar menjalani hari-hari kita dengan mengarahkan mata hati ke hari esok yang penuh berkat. Pastikan bahwa kita ada dalam kebenaran-Nya dan berjalan menuju hal-hal yang membuat Nama Tuhan ditinggikan. Bertekadlah dalan anugerah-Nya untuk hidup hati-hati dan benar di mata manusia dan di hadapan Allah.

Renungkan: Bila kita memuliakan Tuhan dalam hidup kita, Tuhan tidak akan membiarkan kita dipermalukan sesama kita.

Doa: Nyatakanlah kemurahan-Mu atas hidupku, Tuhan.

(0.04) (Rut 1:1) (sh: Rindu tanah kelahiran (Jumat, 9 April 1999))
Rindu tanah kelahiran

Rindu tanah kelahiran. Ketika bahaya kelaparan terjadi di Israel, Elimelekh dan Naomi meninggalkan Israel menuju Moab. Harapan untuk memperoleh hidup layak, terbentang di pelupuk mata. Namun, setelah sepuluh tahun berada di Moab, Naomi harus menerima kenyataan bahwa suami dan kedua anak laki-lakinya meninggal dunia. Tinggallah dia bersama kedua menantunya, Rut dan Orpa. Berada jauh dari tanah kelahiran, kehilangan orang-orang yang paling dicintai dalam hidupnya membawa kesedihan besar dan mendalam bagi Naomi. Ketika didengarnya bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya di Israel, Naomi ingin pulang ke tanah airnya.

Pertimbangan manusia. Ketika kita mengalami kesulitan, masalah besar, pertimbangan apakah yang biasanya menguasai kita dalam pengambilan keputusan? Cara pandang kita sebagai manusia memang sangat terbatas, apalagi bila pikiran kita sedang keruh dan hati penuh luapan emosi, maka sulit bagi kita untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Mungkin inilah yang dialami keluarga Naomi ketika bencana kelaparan menimpa tanah airnya. Adakalanya Tuhan mengizinkan kita mengalami berbagai penderitaan yang tak dapat dihindarkan; supaya kita belajar melihat rencana Allah, dengan belajar bertahan dan tabah; sampai akhirnya kemenangan itu menjadi bagian kita.

(0.04) (1Sam 19:1) (sh: Kesetiaan dan dendam. (Rabu, 28 Januari 1998))
Kesetiaan dan dendam.

Kesetiaan dan dendam.
Dalam pembacaan kali ini kita berhadapan dengan dua peristiwa yang saling bertentangan. Yonathan, putra Saul sedemikian mencintai dan membela Daud mati-matian di depan ayahnya; bahkan berusaha membuka mata ayahnya dengan menceritakan semua kebaikan Daud (ayat 5). Untuk sementara hati Saul mencair dan berjanji tidak akan berusaha lagi membunuh Daud. Ternyata Saul tidak bisa berpegang pada janjinya. Ketika Daud sedang berusaha menghiburnya, Saul kembali menjalankan rencana jahatnya dengan menikam Daud. Kembali terbukti bahwa seseorang yang tidak lagi diisi oleh Roh Tuhan akan sukar menghilangkan dendam hatinya.

Berjalan bersama Tuhan. Dilihat dari pertimbangan sehat, sangat sulit bagi Daud untuk melepaskan diri dari kejaran tentara Saul. Tetapi ternyata Daud mampu membebaskan diri secara ajaib. Tuhan memiliki banyak cara, termasuk cara yang dianggap manusia tidak mungkin terjadi. Allah menyelamatkan Daud dari rencana keji Saul. Pengalaman Daud ini mengajarkan kita untuk tidak perlu ragu menempuh hidup sekalipun tampaknya penuh kesulitan dan tantangan. Pertanyaannya bukanlah apa yang saya alami, tetapi berjalan bersama Tuhankah saya?

Renungkan: Waspadalah! Jikalau dendam menguasai pikiran kita, tidak ada lagi tempat bagi kemuliaan Allah.

(0.04) (1Sam 29:1) (sh: Menelan kepahitan. (Selasa, 10 Februari 1998))
Menelan kepahitan.

Menelan kepahitan.
Raja Akhis dapat diyakinkan tentang kesetiaan Daud. Tetapi bagaimana dengan para panglima Filistin? Maukah mereka percaya pada kesetiaan Daud? Tidak! Mereka kuatir kalau-kalau Daud akan berkhianat, dan di mata mereka Daud tetap orang Israel. Ternyata meyakinkan kesetiaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Daud harus menelan kepahitan akibat ulahnya sendiri. Untuk meyakinkan kesetiaan kita, berbagai cara dapat kita tempuh. Tetapi untuk meyakinkan kesetiaan kita kepada Allah hanya dengan cara, menaati perintah-perintah-Nya.

Kepahitan pun ada gunanya. Sulit menerima fakta apabila kesetiaan kita diragukan. Daud harus dengan lapang dada menerima kenyataan ini. Namun di balik kepahitan ini, rupanya Tuhan mempunyai maksud lain, di luar pemikiran Daud. Penolakan orang Filistin merupakan cara Tuhan menyelamatkan Daud dari dosa mengkhianati bangsa dan keluarganya sendiri. Tuhan mampu mengubah yang pahit menjadi manis, yang lemah dibangkitkan, yang susah dibahagiakan.

Renungkan: Bahwa di balik pergumulan yang Anda alami, ada maksud Allah yang indah sedang dijalin.

Doa: Tuhan Yesus, kiranya pelajaran dari kejatuhan tokoh Perjanjian Lama ini membuat kami waspada selalu.



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA