Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 461 - 480 dari 868 ayat untuk jalan [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.11113862195122) (Yeh 1:10) (jerusalem) Makhluk-makhluk yang hidup itu berupa binatang gaib yang mengingatkan apa yang dalam bahasa Asyur disebut karibu (Ibraninya: kerub, bdk Kel 25:18+). Makhluk-makhluk gaib itu berkepala manusia, berbadan singa; kakinya seperti kaki lembu jantan dan mereka bersayap rajawali. Di Bebal dsb patung-patungnya berperan sebagai penjaga istana. Makhluk-makhluk itu dianggap sebagai pembantu dan pelayanan dewa-dewa. Tetapi dalam penglihatan Yehezkiel ini mereka dipasang pada kereta Tuhan. Dengan jalan yang mengesankan itu terungkaplah bahwa Tuhan melebihi segala dewa. Keempat binatang yang tampil dalam Wah 4:7-8, dll mencontoh keempat binatang dari Yeh 1:1 ini. Dalam tradisi Kristen selanjutnya keempat binatang itu menjadi lambang keempat penginjil.
(0.11113862195122) (Dan 10:13) (jerusalem: Mikhael) Dalam Zak 3:1-2 Malaikat Tuhan melawan Iblis. Dalam Yud 9 malaikat itu diberi nama Mikhael (artinya: siapa seperti Allah). Ia mengembalikan saja kepada Tuhan tugasnya untuk menaklukkan Iblis. Peperangan yang sama digambarkan dalam Wah 12:7-12. Mikhael adalah malaikat pelindung umat Allah, Dan 10:21; bdk Kel 23:20+. "Pemimpin kerajaan orang Persia" nampaknya sebagai salah seorang malaikat yang melindungi bangsa-bangsa yang memusuhi umat Israel. Jadi ada bentrokan antara malaikat-malaikat. Dengan jalan itu ditekankan bahwa nasib bangsa-bangsa tidak diketahui, bahkan oleh malaikat-malaikat tidak. Hanya Allah dapat menyatakannya
(0.11113862195122) (Hos 2:14) (jerusalem: membujuk dia) Kata ini perlu dimengerti dengan arti yang sepenuh-penuhnya yaitu: membujuk orang, berusaha menyelewengkannya dari jalan yang harus ditempuhnya, bdk Hak 13:14. Kata itu dipakai juga berhubung seorang laki-laki yang membujuk seorang gadis, Kel 22:16 bdk Yer 20:7
(0.11113862195122) (Mat 4:1) (jerusalem) Yesus dibawa ke gurun untuk dicobai selama empat puluh hari, sama seperti dahulu Israel di gurun dicobai selama empat puluh tahun, Ula 8:2,4; bdk Bil 14:34. Yesus mengalami tiga macam percobaan, sebagaimana ditonjolkan kutipan-kutipan dari Kitab Suci, yaitu: mencari makanan lepas dari Allah, Ula 8:3; bdk Kel 16; mencobai Allah untuk memuaskan keinginannya sendiri Ula 6:16; bdk Kel 17:1-7; memungkiri Allah untuk menyembah berhala yang menjamin kekuasaan di dunia ini, Ula 6:13; bdk Ula 6:10-15; Kel 23:23-33. Sama seperti Musa Yesus dalam puasa selama empat puluh hari empat puluh malam bergumul, Ula 9:18 bdk Kel 34:28; Ula 9:9; sama seperti Musa Yesus melihat "seluruh dunia/negeri" dari atas sebuah gunung yang tinggi, Ula 34:1-4. Allah menolong Yesus dengan mengutus malaikat-malaikat, Mat 4:11, seperti yang dijanjikan kepada orang benar, Maz 91:11-12, dan menurut Mar 1:13 Yesus dilindungi Allah terhadap binatang-binatang liar, seperti Allah melindungi orang benar, Maz 91:13, dan dahulu Israel, Ula 8:15. Mengingat latar belakang Alkitabiah itu Yesus nampak sebagai Musa baru (lihat Mat 2:16+, Mat 2:20 dan Kel 4:19), yang memimpin Keluaran yang baru, bdk Ibr 3:1-4; Mat 3:11, artinya: Yesus adalah Mesias, seperti disangka iblis sesudah Yesus dibaptis (Jika Engkau Anak Allah...), yang membuka jalan penyelamatan yang sesungguhnya, bukan jalan kepercayaan kepada dirinya, atau jalan yang gampang, tetapi jalan ketaatan pada Allah dan penyangkalan diri. Meskipun ceritanya mengingatkan Kitab Suci, namun peristiwa itu benar-benar terjadi, entahlah bagaimana dan kapan. Meskipun tidak pernah berdosa, Yesus dapat mengalami bujukan dari luar, bdk Mat 16:23, dan perlulah Ia digoda untuk menjadi pemimpin kita, bdk Mat 26:36-46 dsj; Ibr 2:10,17-18; Ibr 4:15; Ibr 5:2,7-9. Yesus mempertimbangkan suatu martabat sebagai Mesias politik dan pemenang, tetapi ia mengutamakan martabat Mesias yang rohani dan yang sama sekali menaklukkan diri kepada Allah.
(0.11113862195122) (Mat 18:21) (jerusalem) Sesuai dengan teladan Allah dan Yesus, Luk 23:34+, dan sesuai dengan adat kebiasaan bangsa Israel, Ima 19:18-19; bdk Kel 21:25; Sir 10:6; Sir 27:30; Sir 28:7, orang-orang Kristen harus saling mengampuni Mat 5:39; Mat 6:12 dsj (bdk Mat 7:2); 2Ko 2:7; Efe 4:32; Kol 3:13. Hanya "sesama manusia" ialah semua orang, termasuk mereka yang kejahatannya mesti dibalas dengan kebaikan, Mat 5:44-45; Rom 12:17-21; 1Te 5:15; 1Pe 3:9; bdk Kel 21:25; Maz 5:11. Dengan jalan itu kasih "menutupi banyak dosa", Ams 10:12, dikutip Yak 5:2; 1Pe 4:8.
(0.11113862195122) (Mat 22:1) (jerusalem) Perumpamaan itu mempunyai banyak ciri sebuah alegoria, sama seperti perumpamaan di atas (Mat 21:33-41); maksudnya juga sama. Raja itu ialah Allah, perjamuan kawin melambangkan kebahagiaan di zaman Mesias, sedangkan anak raja itu tidak lain kecuali Mesias; hamba-hamba yang disuruh raja ialah para nabi dan rasul; para undangan yang tidak mengindahkan undangan atau menganiaya hamba-hamba raja itu orang Yahudi, sedangkan mereka yang dikumpulkan dari jalan adalah orang berdosa dan kaum kafir; kota yang terbakar ialah Yerusalem yang dimusnahkan. Mulai dengan Mat 22:11 arah pandangan bergeser dan cerita mengenai penghakiman terakhir. Rupanya Matius menggabungkan dua perumpamaan, sebuah yang serupa dengan perumpamaan Luk 14:16-24, dan sebuah lain yang kata penutupnya terdapat dalam Mat 22:11; siapa yang menanggapi undangan harus memakai pakaian pesta perkawinan, artinya: perbuatan benar harus menyertai kepercayaan, bdk Mat 3:8; Mat 5:20; Mat 7:21; Mat 13:47 dst.; Mat 21:28 dst.
(0.11113862195122) (Mrk 16:1) (jerusalem: meminyaki Yesus) Persiapan oleh perempuan-perempuan seperti yang diceritakan Markus (dan Lukas yang menuruti Markus) itu kurang masuk akal dari pada maksud perempuan-perempuan untuk "menengok kubur Yesus", seperti dikatakan Mat 28:1 dan diandaikan Yoh 20:1. Lepas dari penjaga-penjaga yang menurut Matius ditempatkan pada kubur Yesus, kurang masuk akal bahwa orang mau meminyaki mayat yang sudah satu setengah hari di kubur. Kecuali itu, perminyakan jenasah Yesus ini kurang sesuai dengan apa yang dikatakan Yoh 19:39-40 tentang Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus yang mengurus jenazah Yesus, Mat 26:12 dsj dan Yoh 12:7 dengan jalan lain memberi kesaksian bahwa cara Yesus dahulu dikubur menjadi buah pikiran jemaat semula dan dipikirkan dengan berbagai cara.
(0.11113862195122) (Rm 3:25) (jerusalem: telah ditentukan) Terjemahan lain: dipertunjukkan
(0.11113862195122) (2Kor 8:9) (jerusalem: kasih-karunia) Terjemahan lain: kerelaan hati
(0.11002161463415) (Hak 2:17) (full: MENYIMPANG DARI JALAN YANG DITEMPUH OLEH NENEK MOYANGNYA. )

Nas : Hak 2:17

Kunci untuk memahami sifat mendasar dari kemerosotan rohani Israel terdapat dalam ayat Hak 2:10-17.

  1. 1) Sepanjang masa hakim-hakim, angkatan Israel yang baru menyimpang dari jalan dan ajaran nenek moyang mereka. Mereka meninggalkan hubungan perjanjian mereka dengan Allah (ayat Hak 2:10) dan berbalik kepada yang jahat (ayat Hak 2:11-13). Mereka mulai meragukan standar-standar dan hukum-hukum angkatan pendiri mereka (ayat Hak 2:17).
  2. 2) Mereka menyimpang dari ketaatan kepada firman Allah (ayat Hak 2:2,17) dan sebaliknya hidup menurut keinginan sendiri (bd. Hak 17:6; 21:25).
  3. 3) Bangsa Israel gagal untuk memisahkan diri sepenuhnya dari kebudayaan Kanaan yang jahat (ayat Hak 2:11-13; 1:28); sebaliknya, mereka memilih berbagai keuntungan materiel dan kesenangan asusila orang-orang Kanaan (ayat Hak 2:12-13; 1:27-28,30,33;

    lihat art. SIFAT PENYEMBAHAN BERHALA).

    Mereka menikah dengan orang Kanaan (Hak 3:5-6) dan mulai menyembah Baal dan Asytoret (ayat Hak 2:13). Demikian, perpaduan yang tak terelakkan terjadi antara dua kebudayaan dan gaya hidup.
  4. 4) Sejarah ini menunjukkan bahwa arah alami tabiat manusia sejak kejatuhan adalah menurun; kekuatan rohani baik dari perseorangan maupun kelompok orang percaya akan berkurang kecuali kalau pembaharuan rohani terjadi secara berkala oleh kasih karunia Allah melalui pertobatan, doa, dan penyerahan kembali (bd. 2Taw 7:14; Yes 57:15; Mat 5:6; Yud 1:20).
(0.11002161463415) (2Taw 30:8) (full: SERAHKANLAH DIRIMU KEPADA TUHAN. )

Nas : 2Taw 30:8

Hizkia menekankan empat kebenaran mengenai pertobatan sejati.

  1. 1) Umat Allah harus kembali kepada-Nya dengan keinginan untuk meninggalkan dosa dan mengakui Dia sebagai Tuhan jikalau mereka ingin mengalami perkenan-Nya (ayat 2Taw 30:6-8). Allah tidak akan kembali dan memberkati umat-Nya selagi mereka senang dengan dosa (Hos 5:4,15).
  2. 2) Umat Allah harus kembali kepada-Nya dengan maksud yang tulus untuk menaati perintah-perintah-Nya. Jika umat Allah tidak meninggalkan cara-cara dunia yang berdosa dan mengejar kemurnian hati dan ketaatan kepada firman-Nya, Allah akan mendatangkan malapetaka dan kebinasaan atas mereka dan keluarga (lih. ayat 2Taw 30:7;

    lihat cat. --> Mat 5:13).

    [atau ref. Mat 5:13]

  3. 3) Umat Allah harus kembali kepada-Nya dalam penyerahan, penyembahan, dan pelayanan jikalau mereka harap untuk lolos dari murka-Nya yang menyala-nyala terhadap dosa. Istilah "serahkan dirimu kepada Tuhan" secara harfiah berarti "berikanlah tangan kepada Tuhan". Tangan diberikan sebagai tanda ketaatan dan kesetiaan mutlak kepada Allah dan jalan-jalan-Nya yang benar (bd. 2Raj 10:15; Ezr 10:19; Yeh 17:18).
  4. 4) Umat Allah harus kembali kepada-Nya di dalam doa yang tak berkeputusan jikalau mereka hendak mengalami kembali kasih karunia dan belas kasihan-Nya (ayat 2Taw 30:9,19-20,27;

    lihat cat. --> 2Taw 14:4).

    [atau ref. 2Taw 14:4]

(0.11002161463415) (Ayb 31:1) (full: AKU TELAH MENETAPKAN SYARAT BAGI MATAKU. )

Nas : Ayub 31:1-34

Di bagian ini Ayub meninjau integritas rohaninya yang teguh, kesetiaannya pada Allah dan jalan-jalan-Nya, serta kebaikannya kepada orang lain.

  1. 1) Pernyataan Ayub mengenai karya penebusan Allah di dalam dirinya mencakup semua aspek kehidupan. Ayub berbicara tentang ketidaksalahannya dalam hal dosa yang dilakukan di dalam hati, termasuk nafsu seksual dan pikiran kotor (ayat Ayub 31:1-4), berdusta dan berbohong untuk memperoleh untung (ayat Ayub 31:5-8), dan ketidaksetiaan dalam perkawinan (ayat Ayub 31:9-12). Dia menyatakan perlakuannya yang adil terhadap anak buahnya (ayat Ayub 31:13-15) dan perhatiannya terhadap yang miskin dan melarat (ayat Ayub 31:16-23). Ia bersikeras bahwa dirinya bebas dari keserakahan (ayat Ayub 31:24-25), penyembahan berhala (ayat Ayub 31:26-28), balas dendam (ayat Ayub 31:29-32), dan kemunafikan (ayat Ayub 31:33-34).
  2. 2) Tabiat moral dan kemurnian hati dan hidup yang diuraikan di sini merupakan contoh yang baik bagi setiap orang percaya. Hidup saleh yang dijalankan Ayub pada zaman pra-perjanjian baru dapat dialami dengan berkelimpahan oleh semua orang percaya di dalam Kristus, melalui kuasa penyelamatan dari kematian dan kebangkitan-Nya (Rom 8:1-17; Gal 2:20).
(0.11002161463415) (Kel 2:11) (jerusalem) Ayat-ayat ini (atau menurut sementara ahli hanya Kel 1:15-22) berasal dari tradisi Yahwista. Biasanya Midian dianggap terletak di Arabia, di sebelah selatan wilayah bangsa Edom dan di sebelah Teluk Akaba. Dalam tradisi rakyat Arabia memang terpelihara ingatan bahwa Musa pernah tinggal di daerah itu. Namun demikian di zaman agak belakangan barulah Midian dihubungkan dengan daerah tsb. Ada sejumlah ayat yang menyarankan bahwa suku Midian adalah sebuah suku Badui yang menyusuri jalan-jalan kafilah di Palestina, Kej 37:28,35, dan di Semenanjung Sinai, Bil 10:29-32, dan juga menyerbu wilayah bangsa Moab, Kej 36:35; bdk juga Bil 22:4,7; 25:6,18; 31:1-9; Yos 13:21. Kemudian suku Midian dikalahkan oleh Gideon di Palestina-tengah, Hak 6-8; bdk Yes 9:3; 10:26. Sebuah keterangan lebih tegas mengenai tempat tinggal suku Midian terdapat dalam 1Ra 11:18; seorang penguasa Edom melarikan diri ke Mesir melalui daerah Midian, lalu daerah Paran, ialah bagian selatan Negeb (yang terletak antara Kadesy dan Mesir). Berdasarkan keterangan itu harus dikatakan bahwa suku Midian berkediaman di Semenanjung Sinai di sebelah timur padang gurun Paran di Arabia. Jadi di bagian Semenanjung Sinai itulah Musa menerima penyataan Tuhan.
(0.11002161463415) (Kel 13:17) (sh: Dulu tiang awan dan tiap api, sekarang? (Senin, 18 April 2005))
Dulu tiang awan dan tiap api, sekarang?

Dulu tiang awan dan tiap api, sekarang?
Setiap orang yang berpergian biasanya selalu mencari jarak yang terdekat untuk sampai pada tujuan. Selain menghemat bahan bakar juga menghemat waktu. Namun, tidak demikian dengan pimpinan Tuhan atas bangsa Israel. Tuhan tidak menuntun bangsa Israel untuk pergi ke Kanaan melalui jalan yang paling dekat, tetapi justru melalui jalan yang berputar melewati padang gurun (ayat 18).

Tuhan memimpin bangsa Israel melalui padang gurun bukan semata-mata untuk menghindari peperangan di awal perjalanan yang dapat menyebabkan Israel menyesal ke luar dari Mesir lalu berniat untuk kembali ke sana (ayat 17b). Tuhan berkehendak melatih iman mereka untuk menerima kepemimpinan-Nya. Iman itu sudah ditunjukkan dengan kesediaan mereka keluar dari Mesir sambil membawa serta tulang-tulang Yusuf, nenek moyang mereka, agar dikuburkan di tanah perjanjian (ayat 19; Kej. 50:24-25). Jadi, mereka sudah memercayai janji Allah. Sekarang mereka belajar memercayai cara Allah memimpin mereka. Apakah cara Allah itu? Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan dengan jelas menyatakan pimpinan-Nya dengan berjalan di depan bangsa Israel. Pada siang hari Tuhan memimpin dalam tiang awan dan dalam tiang api untuk menerangi mereka pada malam hari (ayat 21-22). Pimpinan Tuhan ini tidak hanya dinyatakan pada awal perjalanan mereka, tetapi secara konsisten Tuhan memimpin langkah-langkah mereka menuju ke Tanah Kanaan.

Hari ini Tuhan memimpin Gereja dalam perjalanan mengarungi padang gurun dunia ini. Tuhan memimpin orang Kristen bukan melalui tiang awan atau tiang api, namun melalui firman Tuhan. Alkitab adalah firman Tuhan. PeMazmur menulis "Firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz. 119:105). Oleh karena itu untuk mengetahui pimpinan Tuhan dalam hidup Anda, baca dan pelajari Alkitab.

Renungkan: Pimpinan Tuhan jelas dan tegas, nyata dalam firman-Nya. Itu sebabnya anak-anak Tuhan harus membaca dan merenungkannya.

(0.11002161463415) (Ul 2:24) (sh: Menjadi ditakuti (Jumat, 25 April 2003))
Menjadi ditakuti

Menjadi ditakuti. Dalam sebuah masyarakat, kita bisa menjadi sangat bingung karena pemerintahan ternyata kadang-kadang identik dengan terorisme. Pemerintah bisa saja menjadi teroris bagi masyarakatnya agar para pejabat bisa terus duduk di sana. Ini adalah sebuah horokrasi, sebuah pemerintahan horor.

Bangsa Israel telah melewati tiga bangsa pertama untuk menuju ke sebelah timur Sungai Yordan. Mereka kini akan melewati Sihon, melewati Wadi Arnon. Allah menyatakan agar mereka bangkit karena Ia menyerahkan bangsa itu kepada mereka. Orang-orang Amori dari kerajaan Sihon bukanlah saudara bangsa Israel dan mereka tidak dijanjikan tanah oleh Allah. Penyerangan oleh bangsa Israel terjadi karena mereka juga menolak memberikan jalan lewat. Dengan demikian, berhaklah bangsa Israel menyerang balik dan merebut tanah mereka.

Yang perlu kita catat di sini adalah kenyataan bahwa Tuhanlah yang mengeraskan hati Raja Sihon sehingga dengan bebal ia menolak untuk memberikan jalan kepada orang Israel. Melalui cara itu, Allah memberikan izin kepada bangsa Israel untuk menghancurkan bangsa tersebut. Hal ini juga terjadi dengan kasus Firaun ketika ia dikeraskan hatinya oleh Allah saat bangsa Israel akan keluar dari Tanah Mesir.

Kemenangan pun diberikan Tuhan (ayat 33). Di sini dimensi teologis dan duniawi beririsan, dimensi yang tidak kelihatan dan dimensi yang kelihatan. Allahlah yang berada di balik segala sesuatunya. Israel pun masih taat kepada Tuhan untuk tidak melanggar hak-hak orang Amon. Maka, bangsa-bangsa akan takut kepada bangsa Israel. Bukan karena mereka teroris, tetapi karena mereka taat kepada Allah yang mahakasih.

Renungkan: Kekuasaan yang didasarkan pada terorisme dilandaskan di atas pasir yang lembek. Hanya kekuasaan yang dari Tuhan didirikan di atas batu karang yang kokoh.

(0.11002161463415) (1Raj 15:9) (sh: Komitmen bulat mereformasi sejarah (Jumat, 25 Februari 2000))
Komitmen bulat mereformasi sejarah

Komitmen bulat mereformasi sejarah. Raja ketiga dalam garis kerajaan Yehuda adalah keturunan kelima dari kerajaan Israel. Ia bertolakbelakang dari para pendahulunya. Asa, namanya berarti 'penyembuh', mendobrak "berhalaisme" yang telah dianut tiga generasi pendahulunya selama lebih dari seperempat abad. Seperti Daud, Asa berpaut kepada Tuhan sepenuh hati dan melakukan apa yang benar: pelacuran bakti disingkirkan, merobohkan, membakar patung-patung dewa. Sampai neneknya dipecat dari kedudukan sebagai ibu suri kerajaan, karena masih membuat patung Asyera yang keji. Asa memberikan persembahan-persembahan kudus ke Rumah Tuhan dan Rumah Tuhan dibenahi setelah 20 tahun terbengkalai.

Namun sayangnya reformasi yang dilakukan hanya setengah- setengah. Menurut catatan sejarah, pada tahun ke lima belas masa pemerintahannya, seluruh tatanan ibadah, pemerintahan, dan Rumah Tuhan sudah selesai direnovasi. Seluruh kerajaan kembali beribadah kepada Tuhan dan kerajaan Yehuda makin kuat. Meski peperangan terus terjadi sepanjang masa pemerintahan Asa. Tatkala Asa merasa makin terdesak oleh kerajaan Israel, apalagi raja Aram bersengkokol dengan Israel, membuat Asa merasa gentar. Meski secara fisik reformasi berhasil tetapi iman Asa kepada Tuhan tidak sungguh-sungguh. Asa gagal. Memang ia melakukan apa yang baik di mata Tuhan tetapi ia tidak bergantung penuh kepada Tuhan. Saat dalam ketakutan dan kesulitan ia tidak mencari Tuhan. Justru ia berupaya mencari Benhadad, raja Aram, untuk mengadakan kolusi dengan Benhadad dan memberi segala emas dan perak yang ada di Rumah Tuhan.

Renungkan: Jangan setengah-setengah berkomitmen kepada Allah. Allah menghargai iman dan ketergantungan kita kepada Dia. Di saat- saat yang krisis, mata kita tak melihat pengharapan, ketakutan mencekam kita, bukan kepada manusia kita datang meminta tolong, apalagi dengan cara suap. Kita harus datang kepada Allah, mencari jalan sesuai dengan petunjuk firman-Nya dan mempercayai Allah yang tidak pernah tertidur menjagai kita. Saat ini bila Anda sedang menghadapi masa krisis seperti Asa, jangan mengulang kesalahannya. Percayakan sepenuhnya kepada Allah dan Ia pasti memberikan jalan keluar dan memberikan kemampuan untuk mengatasi semua permasalahan dan kesulitan Anda.

(0.11002161463415) (2Raj 21:1) (sh: Manasye dan Amon, raja yang keji (Selasa, 12 Juli 2005))
Manasye dan Amon, raja yang keji

Manasye dan Amon, raja yang keji Takhta adalah anugerah Allah. Ketika seseorang dipercaya Tuhan untuk memimpin, itu bukan status untuk dibanggakan apalagi untuk disalahgunakan. Namun, banyak orang yang mengejar takhta untuk ambisi pribadi. Akibatnya dari takhta bukan mengalir keadilan dan kebaikan melainkan kekejian dan kenajisan.

Manasye dan putranya, Amon adalah dua raja Yehuda yang terkenal sangat jahat padahal mereka keturunan Raja Hizkia yang dikenal saleh. Sayang mereka memilih jalan hidup berdosa. Manasye melakukan banyak kejahatan. Ia beribadah pada banyak dewa, mendirikan ulang bukit-bukit pengorbanan, mempersembahkan anaknya sebagai korban, dan membunuh banyak orang tidak bersalah. (ayat 2-9, 16). Apa yang dilakukan Raja Amon tidak beda jauh dengan ayahnya (ayat 21). Amon berani mengambil keputusan meninggalkan Tuhan. Amon tegas dan konsisten memilih melawan kehendak Tuhan (ayat 22). Apa sebabnya Amon memilih jalan yang jahat? Karena ia tidak mengenal Taurat Tuhan (2Raj. 22:8); juga ia mencontoh teladan ayahnya yang jahat (ayat 21:20-21). Akibat dosa-dosa mereka, umat Allah juga ikut disesatkan (ayat 11).

Allah tidak membiarkan kejahatan dan kekejian kedua raja ini begitu saja. Allah menyatakan hukuman-Nya atas mereka melalui musuh-musuh Yehuda yang akan menghancurkan Yerusalem dan mengangkut penduduknya ke dalam pembuangan kelak. Allah menghukum Raja Amon secara khusus melalui kudeta dari pegawai-pegawainya (ayat 23).

Orang yang menyalahgunakan takhta untuk berlaku jahat dan keji adalah orang yang melupakan kedaulatan Tuhan atas hidupnya. Orang itu tidak akan luput dari hukuman Tuhan. Kita perlu mendoakan para pemimpin kita, baik dalam skala gereja maupun nasional agar mereka yang dipercayakan Tuhan duduk di atas `takhta', menegakkan keadilan dan kebenaran bagi kesejahteraan umat dan bangsa.

Camkan: Takhta Allah yang mulia akan mengadili setiap `takhta' yang mengingkari Diri-Nya.

(0.11002161463415) (2Taw 18:1) (sh: Sikap hati mendua (Jumat, 21 Juni 2002))
Sikap hati mendua

Sikap hati mendua. Kecenderungan hati manusia yang mendua antara salah dan benar tergambar jelas dalam diri raja Yosafat. Ia harus memilih antara ajakan raja Ahab yang didukung oleh dukungan empat ratus orang nabi-nabinya sendiri yang adalah para nabi palsu, dan nubuat serta peringatan dari Mikha yang memaparkan secara gamblang akibat-akibat fatal bila mereka maju memerangi Ramot-Gilead.

Mengawinkan putranya dengan putri Raja Ahab adalah tindakan salah pertama yang Yosafat buat. Sebenarnya tidak perlu ia mengatur perkawinan politis tersebut sebab Allah telah cukup memberkatinya. Kesalahan kedua adalah mendengarkan ajakan Ahab untuk menyerbu Ramot-Gilead yang dikuasai oleh orang-orang Aram. Meskipun Yosafat mendesak untuk menanyakan kehendak Tuhan, namun reaksi pertamanya yang kelak memang akan dilakukannya juga adalah segera menyambut ajakan itu dengan antusias (ayat 3b). Berpikir menurut hikmat duniawi tampaknya telah sedemikian mempengaruhi Yosafat, apalagi ajakan Ahab itu kemudian didukung oleh dukungan suara terpadu empat ratus nabi palsu Ahab. Kesalahan ketiga adalah puncaknya ketika ia pergi maju berperang bersama Ahab meskipun Mikha, nabi Allah sejati itu telah menyindir (ayat 14) dan memberi peringatan gamblang tentang akibat fatal yang akan terjadi (ayat 15-22). Akibat mendengarkan nubuat palsu mengerikan sekali. Ahab mati terbunuh meski sudah men yamar sebelumnya, hanya Yosafat selamat sebab Allah mengintervensi karena rencana-Nya untuk Yehuda.

Kata kerja "mengajak" (ayat 2) dan "membujuk" (ayat 30) dalam bahasa Ibraninya adalah sama. Ajakan salah menyeret orang pada kesesatan dan kehancuran, sedangkan ajakan benar berasal dari Tuhan sumber keselamatan. Sayang bahwa Yosafat tidak tegas dan konsisten mencari kebenaran. Syukurlah bahwa rencana Tuhan meluputkan dia dari jalan salah yang telah dipilihnya.

Renungkan: Untuk tetap dalam jalan Tuhan tidak cukup hanya menguji setiap tawaran dan pilihan dengan saksama. Tindakan itu harus diiringi dengan kebulatan hati menolak semua yang salah dan menaati suara Tuhan meski tidak populer sekalipun.

(0.11002161463415) (Neh 6:1) (sh: Tantangan dan jalan keluar (Minggu, 19 November 2000))
Tantangan dan jalan keluar

Tantangan dan jalan keluar. Seringkali pekerjaan Allah yang indah dan luar biasa diawali dengan kerja keras dan penuh tantangan, bukan pertentangan. Hal ini wajar, karena Iblis tidak pernah tinggal diam dan membiarkan karya Allah yang luar biasa terjadi atas kehidupan anak-anak-Nya. Iblis berusaha menghambat dan melemahkan semangat, namun bagi Kristen yang tekun dan bersandar pada kekuatan Tuhan pasti akan diberkati dan dijadikan berhasil.

Pembangunan kembali tembok Yerusalem yang telah mencapai hasil yang sangat mengagumkan nyaris gagal karena niat jahat Sanbalat dan Tobia. Berbagai cara mereka pakai: mulai dari mengolok-olok, membujuk, mengancam, melontarkan fitnah, hingga cara 'rohani' yang tidak rohani sama sekali yaitu memakai nabi palsu untuk mengucapkan nubuat palsu. Semua cara itu dimaksudkan untuk menggagalkan misi Nehemia. Namun sejauh itu Nehemia tetap sanggup melewati masa krisis itu karena pimpinan Tuhan. Hal-hal lain yang memampukan Nehemia menepis semua niat jahat musuhnya: pertama, Nehemia sadar bahwa yang sedang dikerjakannya adalah pekerjaan besar dari Allah sendiri (3). Konsentrasi Nehemia terfokus pada karya Tuhan dalam proses pemulihan umat Allah yang besar itu. Kedua, Nehemia mengabaikan berita palsu dan tetap konsisten pada kemurnian hati. Nehemia sama sekali tidak mempedulikan desas- desus yang diciptakan oleh lawannya. Ia tetap terus bekerja. Ketiga, kesadaran akan peranannya di hadapan Allah (11). Sekalipun nabi yang meminta, Nehemia peka dan jauh lebih taat pada ketetapan Allah daripada mendengar persekongkolan kotor nabi- nabi palsu itu. Akhirnya pekerjaan itu selesai dengan begitu fantastik dan mengagumkan (15). Mengapa? Karena pekerjaan itu dilaksanakan bersama Allah.

Renungkan: Ketika kita perlu menjalankan sebuah misi pelayanan, kita dapat meneladani Nehemia dalam kesetiaan dan ketekunannya.

Bacaan untuk Minggu ke-23 sesudah Pentakosta

Keluaran 22:21-27

1Tesalonika 1:2-10

Matius 22:34-40

Mazmur 18:1-3, 46, 50

Lagu: Kidung Jemaat 446



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA