Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 441 - 460 dari 1604 ayat untuk Engkau mau bicara (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.11) (Mzm 27:8) (bis: Engkau berkata)

Engkau berkata: menurut naskah Ibrani: Aku berkata.

(0.11) (Mzm 71:6) (bis: Engkau melindungi aku)

Engkau melindungi aku: Kemungkinan besar itu artinya.

(0.11) (Yes 64:5) (bis)

Kemungkinan besar artinya Engkau marah ... bersalah.

(0.11) (Yeh 7:7) (ende: Terbenamlah engkau)

Terdjemahan ini tidaklah pasti.

(0.11) (2Sam 11:11) (endetn: Jahwe)

diperbaiki menurut kiraan. Tertulis: "engkau" (baginda).

(0.11) (Yes 29:2) (endetn: Engkau)

diperbaiki menurut kiraan. Tertulis: "ia".

(0.11) (Yer 28:13) (endetn: Aku)

diperbaiki menurut terdjemahan Junani. Tertulis: "Engkau".

(0.11) (Yeh 12:10) (endetn: engkau)

diperbaiki menurut kiraan. Tertulis: "mereka".

(0.11) (Yeh 22:16) (endetn: Aku)

diperbaiki menurut terdjemahan Junani. Tertulis: "Engkau".

(0.11) (Yeh 36:15) (endetn: Aku)

diperbaiki menurut kiraan. Tertulis: "engkau".

(0.11) (Ob 1:4) (endetn: engkau)

diperbaiki menurut terdjemahan Junani. Tertulis: "ia".

(0.11) (Mi 2:12) (endetn: seluruh)

diperbaiki. Tertulis: "engkau seluruhnja, hai...".

(0.11) (Nah 3:15) (endetn)

Ditinggalkan: "engkau dimakan walang".

(0.11) (Yes 44:22) (jerusalem: menebus engkau) Bdk Yes 41:14+.
(0.11) (Yeh 16:61) (jerusalem: engkau teringat) Bdk Yeh 36:31.
(0.11) (Yoh 17:23) (jerusalem: Engkau mengasihi mereka) Var: Aku mengasihi mereka.
(0.11) (Yos 1:8) (full: KITAB TAURAT. )

Nas : Yos 1:8

Frasa ini mengacu kepada kelima kitab pertama dalam Alkitab yang mencatat firman, perintah, dan penyataan Allah kepada Musa (bd. Ul 31:9-12,24-26). Yosua harus setia kepada firman Allah dengan membicarakannya (bd. Ul 6:7), merenungkannya (bd. Mazm 1:2; 119:97), dan menaatinya sepenuh (bd. Ezr 7:10; Yak 1:22-25)

(0.11) (Ayb 36:1) (sh: Bercermin kepada Allah (Kamis, 15 Agustus 2002))
Bercermin kepada Allah

Pasal ini berfokus khusus pada sifat Allah yang adil, tetapi berbelas kasih dan sukar dipahami. Elihu memulai dengan menyatakan bahwa ia belum selesai bicara demi Allah (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">2). Ironisnya, ungkapan Elihu bahwa dirinya memiliki pengetahuan adalah yang diucapkannya tentang Allah yang pengetahuan-Nya sempurna (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">37:16). Hal ini mengakibatkan perkataan Elihu pun mendekati penghujatan.

Dalam ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">5-12, Allah digambarkan sebagai mahakuasa dan adil. Ia menghukum kejahatan dan membela orang tak bersalah, dan berbelas kasih kepada mereka yang memperhatikan peringatan-Nya. Ia menempatkan orang-orang benar seperti raja-raja di takhta-Nya (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">7). Orang-orang jahat akan dihukum, namun mereka akan diselamatkan bila bertobat (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">8-12). Ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">11-12 mengingatkan kita akan Ulangan 28 yang berbicara tentang kutuk dan berkat. Orang-orang yang tak bertuhan sangat tak berpengharapan karena keras kepala dan tidak berseru kepada Allah (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">13-15). Ini sangat bertolak belakang dengan mereka yang mencari Tuhan. Ayub pun harus berseru kepada Allah dan tidak boleh keras hati dengan bersikeras pada kasusnya (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">16-21).

Elihu kemudian melanjutkan peringatannya dengan mengingatkan sifat Allah (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">22-33). Allah adalah Allah yang tak terbatas kuasanya dan tak terpahami. Karena itu, Ia pasti adil. Allah yang begitu ditinggikan adalah guru yang tak terbandingkan (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">22), meski tak terpahami. Ia tak perlu diajar siapa pun. Jika manusia tidak dapat mengajar Allah tentang bagaimana mengatur alam semesta, manusia pun tak berhak menuduh Allah (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">23). Itu sebabnya Ayub diperintahkan untuk memuji Allah bersama dengan ciptaan yang lainnya (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">24-26). Bukankah Allah adalah Allah yang bekerja dengan cara misterius seperti memberi hujan ke bumi (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">27-28) dan memberikan guntur yang menakutkan orang-orang zaman itu (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">29-33)? Elihu mendorong Ayub agar mengetahui sifat Allah yang maha-kuasa dan melampaui akal.

Renungkan: Sebelum memberikan orang lain nasihat, atau petunjuk, bercermin dirilah di hadapan sifat Allah yang mahakuasa dan tak terpahami.

(0.11) (Mzm 136:1) (sh: Kasih setia yang teguh (Rabu, 27 November 2002))
Kasih setia yang teguh

Meski kasih Allah hadir di mana-mana, kadang sulit bagi kita untuk bersyukur. Dalam mazmur ini, ada pola ucapan liturgis yang terus diulang bertubi-tubi: "kasih setia-Nya untuk selamanya." Frasa ini mungkin adalah respons jemaat setelah seorang imam menyerukan kebenaran tentang karakter dan karya Allah. Kita perlu belajar mengingatkan diri kita sendiri berulang-ulang untuk memuji Tuhan agar kita tidak melupakan anugerah-Nya. Pemazmur mengajak kita untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">1-3). Ia adalah Allah di atas segala allah, yang hakikat-Nya terangkum dalam sebuah sifat: kasih setia. Bangsa Israel yang terus-menerus tergoda untuk menyembah berhala-berhala perlu menyadari bahwa Yahweh adalah satu-satunya Pencipta yang layak disembah (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">4-9). Melalui seluruh ciptaan ini Ia menunjukkan bahwa Dialah seorang artis yang agung dengan keahlian yang mengagumkan. Jika kita melihat karya Allah dalam alam semesta, kita tidak dapat menahan diri untuk memuji Dia karena keindahan dan kemegahan buatan tangan- Nya. Bukan hanya dalam ciptaan, Allah juga bekerja dalam sejarah umat-Nya (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">10-22). Perjalanan melintasi Laut Merah dan padang belantara merupakan peringatan sekaligus janji bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya yang sering kali bebal.

Selanjutnya, pemazmur memunculkan kata "kita" (ayat Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">23). Di sini seakan-akan pemazmur ingin menyatakan bahwa sejarah itu bukanlah sesuatu yang di luar dirinya, tetapi adalah bagian kehidupannya sendiri. Iman dengan demikian bukan bicara mengenai masa lalu, tetapi iman yang sungguh dihidupi di masa sekarang. Maka, rasa syukur itu bukan hanya disebabkan Tuhan telah menolong Israel di masa lalu, namun karena Tuhan pun sebenarnya kini menolong "kita".

Mazmur yang dimulai dengan rasa syukur, karena sesuatu yang universal, dalam alam ciptaan, diakhiri juga dengan terima kasih karena Allah adalah pemelihara segala makhluk.

Renungkan:
Alam dan sejarah mengepung Anda dengan kasih setia Tuhan. Bisakah Anda berlari dari rasa syukur yang mendalam? Perintahlan jiwa Anda untuk bersyukur kepada Dia!

(0.11) (Yer 23:9) (sh: Kristen dan pemimpin rohani (Sabtu, 7 Oktober 2000))
Kristen dan pemimpin rohani

Kualitas spiritual, moral, dan kemampuan seorang pemimpin menentukan kesejahteraan rakyatnya baik dalam negara, dalam usaha bisnis maupun dalam persekutuan gereja. Pemimpin harus menjadi teladan. Jikalau pemimpin jahat, celakalah mereka yang dipimpin. Itulah yang terjadi di dalam negara Yehuda pada zaman Yeremia. Masyarakat Yehuda dipenuhi oleh para nabi: pemimpin rohani profesional yang menyatakan dirinya sebagai 'juru bicara' Allah. Tidak seperti Yosia yang berkomitmen untuk melakukan keadilan dan kebenaran, para pemimpin rohani itu adalah nabi-nabi palsu sebab mereka hanya mengejar kejahatan, dan kekuatan mereka adalah ketidakadilan (10); mereka semua berlaku fasik (11).

Untuk memperingatkan bangsa Yehuda, Yeremia memaparkan ciri-ciri nabi palsu. Pertama: mereka melakukan perzinahan dan penuh kebohongan (14). Kehidupan pribadi mereka tidak mencerminkan kemurnian moralitas yang tinggi seperti yang dituntut dari seorang pemberita firman Tuhan. Kedua: mereka tidak hanya melakukan segala kemaksiatan, tapi juga mendukung orang-orang lain yang melakukan hal itu (14). Mereka tidak pernah menekankan kekudusan dan kemurnian hidup di dalam pelayanan mereka. Mereka tidak pernah mendesak umatnya untuk memberikan komitmen penuh kepada Allah. Ketiga: mereka memberitakan pengharapan palsu (16). Khotbah mereka berisi berita-berita pop yang menyenangkan telinga dan hati kebanyakan orang. Janji kedamaian, kesehatan, dan kelimpahan hidup yang mereka wartakan bukan berasal dari Allah namun dari hasil rekayasa pikiran dan hati mereka yang jahat. Mereka tidak akan dapat menyuarakan suara Tuhan sebab hati dan kehidupan mereka jauh dari Tuhan sehingga mereka tidak tahu rencana dan kehendak-Nya (18, 22). Mereka yang mendengarkan nabi-nabi itu pun akan semakin jauh tersesat dari jalan Tuhan. Karena itu Allah sangat murka terhadap pemimpin yang menyesatkan 'rakyat'nya. (ay. Engkau+mau+bicara&tab=notes" ver="">15 bdk. Mrk.9:42)

Renungkan: Bagaimana dengan para pemimpin rohani kita? Kita memang tidak boleh menghakimi para pengkhotbah masa kini dan memberi mereka cap 'nabi palsu'. Namun kita harus selalu menggunakan kriteria ini untuk mengevaluasi siapa yang kita dengarkan dan siapa yang akan kita dukung pelayanannya khususnya dalam hal doa dan dana.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA