Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 421 - 440 dari 590 ayat untuk air abu (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.03) (Mzm 84:1) (jerusalem: Rindu kepada kediaman Allah) Ini salah satu dari "Nyanyian Sion", bdk Maz 46+, dan agaknya dipakai oleh mereka yang berziarah ke Kota Suci. berupa puji-pujian kaum peziarah mengungkapkan kerinduannya untuk pergi ke Rumah Tuhan, Maz 84:2-4, dan tinggal di situ seperti burung-burung tinggal dekat mezbah Tuhan, Maz 84:4. Berbahagialah mereka yang boleh tinggal di bait Allah dan boleh berziarah ke situ, Maz 84:5-6. Kerinduan hangat itu meringankan perjalanan, sehingga daerah tandus dan kersang nampak memancarkan air dan disirami hujan lembut, Maz 84:7-8. Setibanya kaum peziarah memanjatkan doa bagi mereka yang berbakti di Rumah Tuhan dan merekapun bergembira karena berada dekat Tuhan yang melimpahkan karuniaNya, Maz 84:8-12
(0.03) (Mzm 95:1) (jerusalem: Hormatilah TUHAN dan taatilah Dia) Kidung ini berupa puji-pujian yang agak serupa dengan Maz 81. Mungkin mazmur ini dipakai sebagai iringan sebuah arak-arakan, bdk Maz 24:1-10; 68:1-35; 132:1-18. Umat diajak untuk memuji Allah, Raja dan Pencipta semesta alam dan Pelindung umatNya, Maz 95:1-7. Lalu Allah sendiri berfirman dan memperingatkan umat agar taat kepada perintah-perintah Allah dan jangan mencontoh nenek moyang yang durhaka di padang gurun dahulu, Maz 95:7-11.
(0.03) (Pkh 1:2) (jerusalem) Alam beredar dan berputar-putar menurut hukum dan aturan tetap, Pengk 1:3-11. Dan inilah yang menjadi rangka tetap bagi kehidupan manusia. Dan itu membuat Pengkhotbah merasa jemu dan bosan. Sebaliknya, pengarang Ayu 38:1-40:24 dan Maz 104 merasa kagum terhadap alam, lalu sujud menyembah.
(0.03) (Za 9:1) (jerusalem) Tanah Suci yang baru mencakup wilayah Israel, Hak 20:1+, dan juga kota-kota Aram, Fenisia dan Filistea. Nubuat ini menyinggung suatu serbuan yang merebut daerah-daerah itu. Serbuan itu diartikan sebagai tindakan Tuhan yang mendahului zaman keselamatan. Yang di maksud kiranya serangan yang dilancarkan raja Aleksander Agung setelah mendapat kemenangan di dekat kota Isus (Asia Kecil) (th 333 seb mas.). Kemenangan itu mencetuskan nubuat ini.
(0.03) (Yoh 2:19) (jerusalem: Jawab Yesus) Dalam injil keempat Kristus suka menggunakan kata-kata yang di samping artinya yang biasa (satu-satunya yang dimengerti para pendengar) dapat memperoleh suatu arti lain, arti adikodrati atau kiasan; bdk Yoh 2:21+ (Bait Allah); Yoh 3:4+ (lahir kembali); Yoh 4:15+ (air hidup) Yoh 6:34+ (roti hidup); Yoh 7:35+ (pergi); Yoh 8:33+ (perhambaan); Yoh 11:12 (membangunkan); Yoh 12:34+ (meninggikan); Yoh 13:9+ (membasuh); Yoh 13:36+ dst, (pergi); Yoh 14:22+ (menyatakan diri). Dari sebab itu orang salah tangkap dan Yesus mendapat kesempatan memaparkan ajaranNya lebih jauh. Bdk Yoh 3:11+.
(0.03) (Luk 14:15) (full: PERUMPAMAAN TENTANG PERJAMUAN KAWIN. )

Nas : Luk 14:15-24

Walaupun pada mulanya perumpamaan ini diterapkan kepada Israel dan penolakannya terhadap Injil, dapat juga diterapkan kepada gereja dan setiap orang percaya masa kini.

  1. 1) Pokok perumpamaan ini adalah hari kebangkitan dalam kemuliaan sorgawinya pada masa yang akan datang (ayat Luk 14:14-15; bd. Luk 22:18), yaitu kedatangan Kristus kembali untuk membawa umat-Nya ke dalam Kerajaan Sorgawi.
  2. 2) Orang yang pada mulanya menerima undangan itu tetapi kemudian menolak untuk datang, menggambarkan mereka yang sudah menerima atau kelihatan menerima undangan Yesus kepada keselamatan, namun kasih mereka kepada-Nya dan kepada Kerajaan Sorgawi itu telah menjadi dingin (ayat Luk 14:17-20).
  3. 3) Orang semacam itu tidak lagi menetapkan sasaran mereka berdasarkan standar sorgawi (ayat Luk 14:18-20). Mereka telah menolak nasihat Alkitab untuk "pikirkanlah perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi", sementara menantikan penyataan diri Kristus (Kol 3:1-4). Pengharapan dan hidup mereka terpusat kepada perkara dunia ini, dan mereka tidak lagi merindukan "tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air sorgawi" (Ibr 11:16).
  4. 4) Ayat Luk 14:21-23 menunjukkan bahwa akan ada juga orang yang hatinya bersama dengan Kristus di sorga dan tidak terpusat pada harapan yang ada dalam dunia ini. Mereka berdoa dengan Roh dan mempelai perempuan, "Amin. Datanglah, Tuhan Yesus" (Wahy 22:20).
(0.03) (Yoh 7:38) (full: SEPERTI YANG DIKATAKAN OLEH KITAB SUCI. )

Nas : Yoh 7:38

Yesus menunjuk kepada "Alkitab" karena itulah Firman Bapa-Nya dan dengan demikian merupakan kekuasaan tertinggi untuk kehidupan dan ajaran-Nya. Alkitab juga merupakan kekuasaan tertinggi bagi orang Kristen karena Allah sendiri yang berhak menentukan standar-standar kelakuan kita. Dia telah memilih untuk melaksanakan kekuasaan ini dengan memberitahukan kebenaran-Nya dalam Alkitab. Alkitab, selaku penyataan Allah, memiliki kekuasaan yang sama seolah-olah Allah sendiri yang berbicara kepada kita secara langsung

(lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB).

  1. 1) Alkitab yang diilhamkan merupakan kekuasaan tertinggi bagi setiap orang percaya. Tradisi kegerejaan, nubuat, penyataan-penyataan yang baru, ajaran dan gagasan manusia harus diuji sesuai dengan Alkitab dan tidak pernah boleh diangkat sehingga menjadi sejajar dengan kekuasaan Alkitab (bd. Mr 7:13; Kol 2:8; 1Pet 1:18-19).
  2. 2) Mengaku kesetiaan yang sama atau lebih kepada kekuasaan lain dari Allah dan Firman-Nya yang diilhamkan berarti mengundurkan diri dari iman alkitabiah dan ketuhanan Kristus. Mengatakan bahwa ada orang, lembaga, pengakuan kepercayaan, atau gereja yang mempunyai kekuasaan yang sama atau lebih tinggi dari penyataan Allah yang diilhamkan adalah sama dengan penyembahan berhala. Jadi, semua orang yang tidak bersedia menyerahkan kepercayaan mereka kepada kekuasaan PB menempatkan diri mereka di luar kekristenan alkitabiah dan keselamatan dalam Kristus.
(0.03) (Yos 3:1) (jerusalem) Kisah mengenai penyerbuan sungai Yordan dan masuknya Israel ke negeri Kanaan ini agak sejalan dengan kisah mengenai keluaran Israel dari tanah Mesir, sebagaimana digarisbawahi penggubah sendiri, bdk Yos 3:7; 4:14,23; Tuhan menghentikan arus sungai Yordan, Yos 3:7-4:18; sama seperti Ia mengeringkan Laut Teberau, Kel 14:5-31; tabut perjanjian merintis jalan bagi umat, Yos 3:6-17; 4:10-11, sama seperti tiang awan atau tiang api mendahului umat di Laut Teberau, Kel 13:21-22; 14:19-20. Dalam penyebrangan sungai Yordan, Yos 3:7; 4:14, Yosua berperan sama seperti Musa dalam penyeberangan Laut Teberau. Penggubah Yosua berpendapat umat bersunat waktu keluar dari negeri Mesir, dan sekarang keturunan mereka disunat juga, Yos 5:2-9. Selama di gurun umat diberi makan manna, Kel 16 tetapi waktu umat masuk ke negeri Kanaan manna berhenti turun, Yos 5:12. Setelah menyeberang sungai Yordan umat merayakan Paskah di Gilgal, Yos 5:10, sama seperti mereka merayakan Paskah sebelum keluar dari Mesir dan menyeberang Laut Teberau, Kel 12:1-28; 13:3-10. Keselamatan tsb antara peristiwa-peristiwa pada awal keluaran dengan peristiwa-peristiwa pada akhir menyebabkan bahwa mujizat air (yang berhenti mengalir) pada penyeberangan sungai Yordan diberi imbalannya dengan menciptakan mujizat serupa (terbelahnya air Laut Teberau) pada awal keluaran juga, Kel 14+. Oleh karena penderitaan dan kebangkitan Yesus secara rohani mengulangi peristiwa-peristiwa keluaran, bdk 1Ko 10:1 maka Yosua yang menyelesaikan peristiwa-peristiwa di tingkat Perjanjian Lama, oleh para pujangga Gereja diartikan sebagai pra-lambang Kristus, lebih-lebih karena nama Yosua sama dengan nama Yesus.
(0.03) (Kej 8:1) (sh: Bumi dan ciptaan baru (Senin, 10 Februari 2003))
Bumi dan ciptaan baru

Kalimat awal dari perikop ini memberi kesan bahwa Allah "sempat" melupakan keberadaan seluruh isi bahtera. Benarkah demikian? Tidak! Ungkapan bahwa Allah mengingat Nuh ini (ayat air+abu&tab=notes" ver="">1) justru menegaskan pengalaman Allah yang terus menerus setia menyertai Nuh, menuntaskan rencana penyelamatan-Nya bagi dunia melalui Nuh. Kemarahan Allah ada akhirnya. Allah mengembalikan air ke dalam batasannya.

Kisah air bah membukakan dua hal kepada kita. Pertama, kisah itu menyisakan kenangan pahit dan tak terlupakan. Dosa tidak pernah memberikan kebahagiaan dalam hidup dan bagi kondisi dunia ini. Kedua, kisah itu mendatangkan sukacita karena di balik penghukuman Allah, Allah berbelas kasihan kepada umat-Nya. Penyelamatan Nuh dan keluarganya, beserta wakil dari semua makhluk yang bernyawa, menggambarkan pemulihan ciptaan dan penciptaan suatu umat perjanjian. Nuh yang telah memperoleh anugerah keselamatan dari Allah mendirikan mezbah sebagai respons syukur dan terima kasihnya kepada Allah. Mezbah tersebut bukan upaya Nuh untuk membujuk Allah agar menyingkirkan murka- Nya seperti yang banyak dipahami di dalam agama-agama manusia tentang kurban-kurban. Mezbah itu justru adalah ungkapan syukur Nuh atas inisiatif Allah baik dalam menghukum maupun terlebih dalam menyelamatkan. Kini, Nuh mengemban tugas berat, memulai dari awal, yaitu mengisi dan membentuk bumi ciptaan baru.

Kita memiliki Allah yang dahsyat, dan berdaulat penuh atas dunia. Itu sebabnya, kejahatan manusia tidak dapat menggagalkan rencana Allah untuk mempertahankan kelangsungan hidup dunia ciptaan-Nya, apalagi menggagalkan rencana penyelamatan-Nya! Renungkan: Keseriusan Allah terhadap rencana-Nya tersebut terwujud dalam Putra-Nya sendiri, yang rela mati, demi menyelamatkan orang- orang pilihan-Nya dari murka kekal.

(0.03) (Kel 7:14) (sh: Lepaskan umat-Ku pergi! (Kamis, 7 April 2005))
Lepaskan umat-Ku pergi!


Musa dan Harun diutus Allah untuk menjumpai Firaun ke tepi Sungai Nil bukan ke istananya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">7:15,20-21). Sungai Nil dipercaya oleh orang Mesir sebagai tempat berdiamnya dewa pemberi kesuburan sehingga mendatangi Sungai Nil kerap dilakukan supaya mereka diberkati. Allah mengubah air Sungai Nil menjadi darah untuk menghentakkan Mesir bahwa Allah Israel sanggup mengalahkan dewa kesuburan Mesir. Anggapan Firaun bahwa dewa-dewi Mesir berkuasa dipatahkan Allah melalui tulah ini (ayat air+abu&tab=notes" ver="">16-17).

Tujuan Allah jelas, yaitu: "Biarkan umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku." Sayang, hati Firaun menolak. Tak dihiraukannya keadaan rakyatnya yang panik mencari air untuk diminum (ayat air+abu&tab=notes" ver="">19,24) dan Sungai Nil yang mengeluarkan bau busuk akibat ikan yang mati (ayat air+abu&tab=notes" ver="">18). Allah kembali mengutus Musa dan Harun menghadap Firaun untuk menyampaikan perintah Allah. Jika Firaun tetap menolak maka tulah katak akan datang dan memenuhi seluruh Mesir (ayat air+abu&tab=notes" ver="">8:1-2,5). Dampak tulah katak dari sungai Nil ini menyebabkan semua kegiatan sehari-hari di Mesir terhenti (ayat air+abu&tab=notes" ver="">3).

Allah menyatakan kuasa-Nya supaya Firaun sadar bahwa tidak ada ilah Mesir yang setara dengan-Nya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">8:10). Ternyata para ahli Mesir mampu membuat hal serupa dengan ilmu dan mantera mereka (ayat air+abu&tab=notes" ver="">7:22-23; 8:7). Hal ini semakin menyebabkan Firaun tetap berpikir bahwa Allah Israel tidak berkuasa. Namun, katak-katak jelmaan para ahli Mesir itu justru menambah kacau. Kekacauan ini menyebabkan Firaun terpaksa memohon Musa dan Harun berdoa kepada Allah (ayat air+abu&tab=notes" ver="">8:8-9), namun ia juga yang mengingkari perkataannya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">15).

Permohonan Firaun kepada Allah hanya bersifat semu saja. Ia tidak sungguh-sungguh percaya. Ketidakpercayaan Firaun menjadikan penghalang untuk melepaskan umat Allah pergi beribadah.

Renungkan: Ketika Anda menjalani kehendak Allah, bersetialah menghadapi rintangan. Berharaplah juga mengalami kejutan campur tangan Allah lebih besar!

(0.03) (Kel 17:1) (sh: Andalkan kasih setia Tuhan! (Sabtu, 10 September 2005))
Andalkan kasih setia Tuhan!

Tantangan dan persoalan dalam kehidupan manusia adalah wajar bagaikan kerikil-kerikil yang mengganggu langkah-langkah perjalanan hidup. Ketidakpercayaan kepada Allah dapat membuat kita memandang perintang-perintang kecil itu seolah-olah batu-batu besar.

Israel yang berada di padang gurun Masa dan Meriba, sedang mengalami kekurangan air minum dan mereka juga harus menghadapi bangsa Amalek. Ketiadaan air minum merupakan masalah "kecil" di hadapan Allah. Namun, menurut Israel, hal ini bagaikan batu besar karena mereka kurang percaya. Israel tidak mengingat perbuatan besar yang Allah telah perbuat bagi mereka, yakni membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan menyertai perjalanan mereka bahkan mencukupi kebutuhan jasmani mereka selama berada di padang gurun (ayat air+abu&tab=notes" ver="">5-6).

Kendati demikian, Allah terus menunjukkan kasih setia-Nya. Ia tetap menyertai Israel ketika mereka berperang melawan bangsa Amalek (ayat air+abu&tab=notes" ver="">8-12). Allah berperang melawan musuh umat-Nya, bahkan Ia membuat bangsa Amalek terhapus dari muka bumi (ayat air+abu&tab=notes" ver="">13-14). Kemenangan ini bukan disebabkan oleh kekuatan atau persenjataan Israel melainkan semata-mata karena kuasa Allah. Indahnya kemenangan yang Allah berikan terlihat dari ketaatan Israel pada firman-Nya dan kerja sama mereka yang saling menopang. Yosua yang memimpin Israel berperang melawan Amalek, sementara Musa dibantu dan ditopang oleh Harun dan Hur berdoa dengan tekun dan bersehati.

Kita orang beriman pun bagaikan musafir-musafir yang sedang menuju pengenapan janji-janji Tuhan. Berbagai kesulitan fisik serta tantangan mental-spiritual Ia izinkan menghadang. Maksud Tuhan adalah agar kita beroleh kesempatan membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang patut sepenuhnya kita andalkan dan percayai.

Responsku: Aku akan memahsyurkan Allah karena kesetiaan dan karya-Nya dalam hidupku.

(0.03) (Kel 20:14) (sh: Jangan berzina (Selasa, 20 September 2005))
Jangan berzina

Perintah ketujuh ini memiliki sanksi yang keras. Pasangan yang terbukti berzina harus dihukum rajam sampai mati (Im. 20:10). Hukuman yang keras ini menunjukkan bahwa perzinaan adalah pelanggaran prinsip moral berat karena sifatnya yang merusak ikatan perjanjian. Prinsip moral itu ditegakkan oleh Allah ketika pasangan manusia pertama di-ciptakan-Nya. Keduanya diberkati sebagai pasangan yang dipersatukan oleh Allah sendiri. Persatuan itu diteguhkan Allah dalam pernikahan kudus (Kej. 2:24-25). Jadi, pelanggaran terhadap persatuan tersebut baik oleh perceraian maupun hadirnya pihak ketiga adalah dosa.

Dalam perzinaan, ada dua pihak yang terkena dampak paling besar secara langsung, yakni istri/suami dari pasangan yang berzina dan anak-anak mereka. Kedua pihak ini akan mengalami penderitaan dahsyat. Jika pasangan suami/istri memutuskan untuk berpisah maka akan terjadi dampak yang lebih menghancurkan. Pasangan akan mengalami kekecewaan yang dahsyat sedangkan anak-anak akan mengalami trauma karena orang tua mereka bercerai. Dosa perzinaan mengakibatkan kerusakan dahsyat pada sistem keluarga, masyarakat, dan bangsa. Bagaikan riak air yang muncul di permukaan akibat batu yang dijatuhkan ke dalam air, demikian dosa perzinaan memiliki dampak yang meluas dan memengaruhi banyak orang di sekelilingnya.

Pada masa kini, tujuan Iblis adalah menjatuhkan para hamba Tuhan dan anak-anak Tuhan ke dalam dosa seks. Gereja tidak boleh menurunkan standar kekudusan pernikahan agar sesuai dengan gaya dunia. Bimbingan dan pembinaan pranikah perlu dikembangkan bagi para calon pasangan muda sebelum pernikahan mereka diberkati di gereja. Gereja juga harus memberi perhatian kepada kenyataan hidup pa-sangan-pasangan suami istri supaya keintiman sejati terus terpelihara.

Camkan: Kehidupan keluarga yang tidak kudus akan menye-babkan kesaksian gereja bagi dunia ini menjadi lumpuh.

(0.03) (1Raj 17:1) (sh: Yang berkhianat dan yang taat (Jumat, 20 Agustus 2004))
Yang berkhianat dan yang taat

Ahab dan Elia, keduanya adalah umat Tuhan, tetapi berbeda dalam ketaatan. Ahab, raja Israel, telah mengalami pertolongan Tuhan dalam peperangan. Akan tetapi, ia tetap tidak taat. Sedangkan Elia taat menyuarakan penghukuman Allah, meski taruhannya adalah nyawanya.

Ahab tetap menyembah Baal, dewa pemberi hujan dan kesuburan. Maka lewat Elia, Allah menyatakan kuasa-Nya, yaitu hujan dan embun tidak akan turun sampai Elia mengatakannya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">1). Ini mengakibatkan kerajaan Israel terancam masa kekeringan yang berlanjut dengan masa paceklik. Melalui masa kekeringan ini Ahab dapat melihat siapakah yang sesungguhnya berkuasa atas alam semesta, Allah atau Baal. Mampukah Baal menghalau kekeringan dan memberi hujan?

Elia yang taat dilindungi oleh Allah secara ajaib. Allah memerintahkan Elia agar bersembunyi di tepi Sungai Kerit (ayat air+abu&tab=notes" ver="">2-3). Ia terpelihara dari bencana yang melanda negerinya karena minum air Sungai Kerit dan memperoleh makanan dari burung gagak yang mengantarnya setiap hari (ayat air+abu&tab=notes" ver="">4-6). Saat air sungai kering, Allah melanjutkan pemeliharaan-Nya melalui seorang janda di Sarfat (ayat air+abu&tab=notes" ver="">7-10). Janda ini hanya memiliki persediaan makanan yang terakhir untuk dia dan anaknya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">11-12). Akan tetapi, karena taat maka ia melakukan permintaan Elia sehingga janda itu dan anaknya terpelihara (ayat air+abu&tab=notes" ver="">13-15). Allah memelihara hidup keluarga janda di Sarfat ini secara ajaib (ayat air+abu&tab=notes" ver="">16). Bahkan anak janda yang mati karena sakit keras, dihidupkan kembali oleh Allah (ayat air+abu&tab=notes" ver="">17-24).

Ahab berlaku tidak taat sehingga mendapat hukuman, sedangkan Elia dan janda di Sarfat berlaku taat sehingga mendatangkan berkat atas diri serta keluarganya. Tuhan menghendaki kita berlaku taat, meski dalam menjalani ketaatan kepada Tuhan, terkadang kita perlu berkorban. Tuhan menghargai anak-Nya yang taat kepada-Nya dengan pemeliharaan yang ajaib. Pemeliharaan Allah yang ajaib tetap berlaku pada masa kini.

Renungkan: Ingatlah bahwa ketaatan dalam melakukan perintah Tuhan mendatangkan berkat Tuhan atas diri dan keluarga Anda.

(0.03) (Mzm 119:129) (sh: Taurat Tuhan itu ajaib (Senin, 3 Juni 2002))
Taurat Tuhan itu ajaib

Dari sekian banyak keajaiban-keajaiban yang ada di dunia ini, hanya satu keajaiban yang perlu diketahui, dihayati karena menyangkut dunia dan kehidupan sesudah kematian, yaitu keajaiban Taurat Tuhan. Keajaiban apa yang ditampilkan oleh Taurat Tuhan? Pemazmur memberikan suatu gambaran tentang apa yang dimaksud dengan keajaiban Taurat Tuhan, seperti "ajaib, memberi terang, memberi pengertian". Ungkapan-ungkapan ini bukanlah isapan jempol, tetapi sesuatu yang telah dibuktikan kebenarannya oleh pemazmur ketika ia menjalankannya, bahkan mengalaminya. Mungkin pemazmur tidak akan mengatakan hal ini jika ia tidak mengalaminya sendiri. Taurat Tuhan mampu memberi terang tidak hanya bagi akal budi, tetapi seluruh hidup. Taurat Tuhan juga memberikan kepada kita pengertian Ilahi.

Meskipun pemazmur telah menyaksikan, dan menghayati keajaiban Taurat Tuhan, ia tetap menyadari bahwa ia atau siapa saja sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menahan tekanan dari mereka yang membenci Taurat. Menyadari hal itu, pemazmur tidak henti-hentinya menaikkan tiga permintaan kepada Tuhan yang empunya Taurat. Pertama, agar Tuhan meneguhkan langkahnya, sehingga kejahatan tidak menguasainya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">133). Kedua, agar Tuhan membebaskannya dari pemerasan manusia (ayat air+abu&tab=notes" ver="">134), dan ketiga, agar Tuhan tetap mengajarkan kepadanya ketetapan-ketetapan Tuhan, sehingga ia tidak melupakan Taurat Tuhan.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa dunia sekarang ini lebih tertarik dan terkuras waktunya untuk mencari solusi terbaik bagi kepentingan dirinya sendiri. Ketertarikan ini ternyata mengakibatkan merosotnya minat diri untuk beribadah kepada Tuhan, dan membaca Alkitab. Mengapa? Apakah karena kita tidak lagi mengakui bahwa firman Tuhan itu luar biasa ajaibnya?

Renungkan: Pemazmur mengatakan pada dirinya, "mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu." Sedangkan kepada yang tidak berpegang pada Taurat-Nya pemazmur mengatakan, "Air mataku berlinang-linang seperti aliran air, karena orang tidak berpegang pada Taurat-Mu."

(0.03) (Ams 21:1) (sh: Kejernihan hati (Senin, 23 Oktober 2000))
Kejernihan hati

Siapa dapat menduga hati seseorang? Orang yang terdekat dengannya atau dirinya sendiri? Harus diakui betapa misteriusnya hati seseorang, diri sendiri pun kadang-kadang tidak mengerti hatinya. Oleh karena itu perlu ada yang mengontrol hati manusia, yang benar-benar dapat menguji hati manusia, tiada lain adalah Sang Pencipta yang Maha Tahu, Dialah yang menguji hati manusia.

Penulis Amsal mengatakan bahwa hati raja seperti batang air di dalam tangan Tuhan yang gerakan mengalirnya air senantiasa dikontrol oleh Tuhan (1). Raja yang berkuasa memiliki kesempatan melakukan apa saja yang dianggapnya baik dan benar. Tetapi raja yang hatinya condong kepada Tuhan tidak seperti hati orang fasik yang sombong (4) dan mengingini kejahatan (10), tidak akan melakukan tindakan dan mengambil keputusan yang merugikan rakyat dan kerajaannya. Bila Tuhan yang mengontrol hatinya maka ia hanya melakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Bila Tuhan memegang pusat hidup seorang pemimpin, maka pikirannya, perilakunya, perasaannya, keputusannya, tindakannya tertuju kepada-Nya. Betapa sejahteranya kehidupan rakyatnya yang hati pemimpinnya ada di dalam tangan Tuhan.

Melakukan kebenaran dan keadilan berkenan kepada Tuhan dan merupakan kesukaan bagi orang benar (15). Persembahan sebesar apa pun tak berarti bila tidak didasari kehidupan yang penuh dengan kebenaran dan keadilan (3). Orang fasik akan mengalami penganiayaannya sendiri karena mereka tidak mau melakukan keadilan (7). Mereka tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya karena hatinya tertutup terhadap jeritan orang lain (10). Apakah melakukan kebenaran dan keadilan sama dengan memeratakan penghasilan atau membagikan kepada semua orang jumlah yang sama? Tentu saja bukan demikian pengertiannya. Melakukan kebenaran dan keadilan adalah menyatakan benar kepada orang benar dan salah kepada yang bersalah, membagikan sesuai kebutuhan masing-masing, dan tidak menindas hak orang lain.

Renungkan: Suara kebenaran dan keadilan semakin lemah di tengah merebaknya realita ketidakbenaran dan ketidakadilan. Bagaimana Anda memegang peran sebagai pelaku kebenaran dan keadilan dalam profesi Anda masing-masing? Adakah hal-hal konkrit yang dapat Anda lakukan, agar keduanya bukan sekadar slogan semu?

(0.03) (Yes 41:17) (sh: Allah atau ilah? (Selasa, 26 Juli 2005))
Allah atau ilah?

Berjalan melintasi gurun pasir selama berhari-hari bukanlah perkara gampang. Dalam keadaan panas dan haus orang sering disesatkan oleh fatamorgana (seperti melihat mata air).

Umat Allah pada nas ini digambarkan sedang berjalan melalui gurun pasir dalam keadaan panas dan haus. Namun, mereka tidak disesatkan oleh fatamorgana sebab Allah sendiri telah memelihara mereka melalui mata air yang menyegarkan (ayat air+abu&tab=notes" ver="">17-19). Perbuatan Allah menolong umat-Nya itu membuat bangsa-bangsa yang melihat dan memperhatikannya akan mengakui bahwa tangan Allah Israel yang melakukannya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">20).

Setelah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya yang tak terbatas pada umat-Nya dan bangsa-bangsa maka kini Allah melucuti para penguasa dunia, berhala-berhala, dan ilah-ilah dunia ini (ayat air+abu&tab=notes" ver="">21). Merekalah para penyesat yang membuat manusia tidak dapat melihat Allah. Padahal mereka sendiri tidak berdaya untuk menolong manusia. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui peristiwa yang akan terjadi pada masa depan (ayat air+abu&tab=notes" ver="">22-23). Mereka juga tidak ada apa-apanya sehingga tidak mampu membela perkaranya sendiri (ayat air+abu&tab=notes" ver="">24). Terhadap rencana Allah dalam meninggikan atau merendahkan posisi seseorang mereka tidak mampu mencegahnya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">25-27). Mereka tidak mampu memahami rencana Allah bagi sejarah dunia sehingga mereka pun tidak mampu menjawab Allah (ayat air+abu&tab=notes" ver="">28-29).

Umat Allah dan bangsa-bangsa masa kini dihadapkan pada pilihan menyembah Allah atau penguasa dunia, berhala-berhala, dan ilah-ilah dunia ini. Sekaranglah waktunya untuk mengambil keputusan. Jangan salah pilih. Pilihan yang keliru berakibat fatal. Memilih Allah berarti memilih hidup. Memilih yang lain berarti memberi diri dihancurkan oleh kuasa-kuasa palsu.

Camkan: Pertolongan Iblis adalah halusinasi. Berharap padanya sama dengan bergantung pada seutas benang.

(0.03) (Yeh 32:1) (sh: Aku memasang jaringku menangkap engkau (Minggu, 23 September 2001))
Aku memasang jaringku menangkap engkau

Ratapan kepada Firaun dan Mesir terbagi dua bagian, yakni ayat 2- 10 yang melukiskan tentang nasib Firaun sebagai makhluk yang mengerikan di dalam sungai Nil dan ayat air+abu&tab=notes" ver="">11-16 mengenai keruntuhan Mesir yang ditimbulkan oleh raja Babel.

Di dalam kemegahannya Mesir menyamakan dirinya dengan singa muda, padahal aslinya ia adalah seperti buaya di laut. Di Mesir, lambang kerajaan ialah patung makhluk yang berbadan singa. Hingga kini, gambaran Spinx masih ada. Banyak penafsir yang menduga bahwa badan makhluk besar itu adalah sejenis naga besar, suatu makhluk yang dahsyat di dalam dongeng Tiamat. Makhluk yang merupakan personifikasi dari sungai-sungai, berusaha berjuang melawan surga namun akhirnya ia diremukkan oleh Marduk. Kisah ini dilekatkan kepada bangsa yang kejam (Yes. 27:1; Dan. 7) tetapi terlebih khusus dikenakan kepada Mesir (Yes. 30:7; 51:9-10) sambil menunjukkan perangainya yang jahat.

Allah pasti menghukum Mesir (ayat air+abu&tab=notes" ver="">3) dan ketika penghukuman itu dijatuhkan kepada rakyatnya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">12-15) maka air yang sudah dikeruhkan itu menjadi jernih kembali, artinya tidak ada orang atau binatang yang akan terus membuat air itu beriak lagi. Dan ini adalah suatu pertanda kemusnahan.

Allah selalu menepati firman-Nya. Bila murka-Nya dicurahkan, Ia akan membiarkan semuanya menjadi reruntuhan.

Renungkan: Banyak manusia berpikir dapat menghindari penghukuman Allah, namun sebagai Kristen, kita tidak perlu iri kepada mereka. Cepat atau lambat Tuhan pasti akan menyatakan penghukumannya. Sepandai- pandainya tupai melompat, akhirnya akan terpeleset juga. Sepandai apakah manusia melompat dan menghindari hukuman Allah?

Bacaan untuk Minggu ke-16 sesudah Pentakosta

Yesaya 35:4-7

Yakobus 2:1-5

Markus 7:31-37

Mazmur 146

Lagu: Kidung Jemaat 38

PA 3 Yehezkiel 29

Pada zaman bapak leluhur Israel, Mesir adalah tempat yang tepat bagi mereka untuk menyelamatkan diri dari permasalahan yang pelik (Kej. 46:2-5). Namun jika hal ini menjadi preseden teologis dimana setiap kali mereka mempunyai masalah yang serius, mereka segera lari ke Mesir (Yer. 42:1-22), tindakan itu sudah menjadi preseden yang buruk. Sebab Allah tidak pernah berkomitmen untuk melakukan karya-Nya dengan cara yang selalu sama.

PA hari ini akan memperlihatkan kepada kita bahwa Allah dengan tegas menyatakan kepada Israel bahwa Mesir bukanlah kubu keselamatan Yehuda.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Bagaimanakah sikap Allah terhadap Mesir yang menjadi harapan Yehuda (ayat air+abu&tab=notes" ver="">1-3)? Bagaimanakah sesumbar Firaun tentang dirinya sendiri (ayat air+abu&tab=notes" ver="">3)? Apa yang akan dilakukan Allah atas Firaun (ayat air+abu&tab=notes" ver="">4-5)? Bandingkan sesumbar Firaun dengan apa yang akan dilakukan Allah atasnya! Apa yang dapat Anda pelajari dari perbandingan itu? Apa tujuan tindakan Allah atas Mesir, bagi Mesir sendiri dan bagi kaum Israel (ayat air+abu&tab=notes" ver="">6-9, 16)?

2. Mengapa Allah menghukum Mesir (ayat air+abu&tab=notes" ver="">9b)? Seberapa seriuskah sesumbar Firaun sehingga Allah perlu mendatangkan penghukuman yang dahsyat atasnya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">10-16, 17-21)?

3. Siapakah Allah dan bagaimanakah kedaulatan-Nya dinyatakan dalam bagian ini (ayat air+abu&tab=notes" ver="">6, 10-16, 19-20)? Berdasarkan tindakan Allah terhadap Mesir dan Nebukadnezar, apa yang dapat Anda simpulkan dari cara Allah bekerja?

4. Nubuat ini dinyatakan kepada bangsa Israel sekitar 1 tahun setelah Yerusalem hancur (lih. Yer. 52:1). Seandainya Anda adalah bangsa Yehuda yang tinggal di Yerusalem, apa yang akan Anda lakukan dan apa yang akan Anda usulkan kepada para saudara dan tetangga Anda dalam rangka meresponi nubuat ini dengan benar? Mengapa? Ada waktunya kita merenungkan apa yang Allah telah lakukan di masa lampau untuk mempertebal keyakinan bagi masa depan, namun kita tidak boleh membakukan proses karya Allah menjadi suatu prinsip yang mati. Setujukah Anda dengan pemahaman ini? Jelaskan!

(0.03) (Hos 4:1) (sh: Ibarat pasir hanyut dalam arus air (Sabtu, 6 November 2004))
Ibarat pasir hanyut dalam arus air

Dosa yang tidak dibereskan akan menenggelamkan kita. Setiap orang yang berdosa harus mempertanggungjawabkan perbuatan dosanya di hadapan Allah.

Israel adalah umat yang dikasihi Allah. Bangsa yang memiliki ikatan perjanjian dengan-Nya. Namun, Israel berlaku seolah-olah tidak mengenal hukum Allah dan tidak memiliki ikatan perjanjian apa pun dengan diri-Nya (ayat air+abu&tab=notes" ver="">1). Itu sebabnya, Allah menggugat (Ibr.: rib) Israel. Akibat dari tidak mau menjalankan ketetapan Allah Israel jatuh ke dalam dosa amoral (ayat air+abu&tab=notes" ver="">2). Hukum Taurat bagi Israel tidak ada artinya dan tidak berfungsi sama sekali untuk mengatur hidup mereka. Para pemimpin agama, yang seharusnya menjadi panutan moral justru adalah pelaku-pelaku kejahatan yang melanggar norma kebenaran. Mereka menggunakan nama dan kepentingan agama sebagai kedok untuk menipu dan memeras rakyat dengan tujuan memperkaya diri (ayat air+abu&tab=notes" ver="">4, 7-8). Selain dosa pelanggaran moral, Israel juga berdosa menyembah ilah-ilah (ayat air+abu&tab=notes" ver="">12-13). Seakan belum cukup, dalam menjalankan praktek penyembahan berhala itu, Israel juga menajiskan diri dengan melakukan pelacuran bakti (ayat air+abu&tab=notes" ver="">13-14). Semua perbuatan dosa Israel ini ialah perzinaan rohani. Penyangkalan terhadap Allah selalu bergandengan dengan pelanggaran terhadap norma sosial dan susila.

Apa yang terjadi pada bangsa Israel waktu itu, kini sedang menimpa masyarakat Indonesia. Perbuatan amoral yang menjurus pada perilaku seksual yang salah, percintaan sesama jenis kelamin, percabulan terhadap anak-anak, dan perselingkuhan banyak terjadi. Meremehkan hukum Allah, selalu berjalan seiring dengan kegiatan agamawi yang dilakukan secara lahiriahnya saja. Akibatnya, kekerasan dan kemunafikan tetap merajalela. Pada akhirnya, keadaan inilah yang justru menghancurkan bangsa kita. Ikatkan diri Anda kepada Tuhan. Jangan menjadi sama dengan dunia ini. Jangan menjadi pasir yang hanyut.

Tugas kita: Mari, ingatkan anak Tuhan di sekitar kita untuk tidak ikut arus dosa pelanggaran moral. Jauhi sikap munafik. Nyatakan identitas kekristenan kita melalui perbuatan bukan dalam bentuk simbolis keagamaan saja.

(0.03) (Mrk 7:14) (sh: Hati-hati dengan hati Anda! (Kamis, 13 Maret 2003))
Hati-hati dengan hati Anda!

Yesus meneruskan proses olah kata menuju olah makna yang lebih menusuk. Ia memanggil orang banyak lagi, suatu indikasi kenabian -- Ia akan meminta mereka mendengarkan sesuatu yang penting bagi kehidupan mereka, sebuah pesan Ilahi! Terdengarlah suara surgawi, suara yang melawan sistem manusia, suara yang antibatasan semu. Sistem kemurnian bukanlah sesuatu yang di luar manusia, tetapi yang di dalam manusia.

Yesus memberikan penjelasan kepada murid-murid-Nya yang sering kali digambarkan lamban untuk mengerti. Bukan makanan yang menajiskan seseorang, tetapi natur manusia yang berdosa, itulah yang mencemarkan kehidupan. Hati yang rusak bagaikan mata air yang terpolusi, mengalirkan air beracun senantiasa. Kita seakan-akan di sini mendengar gema teriakan dalam Yer. 17:9, "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" Kalau hati dalam pemahaman Ibrani adalah pusat dari kepribadian manusia yang menentukan keseluruhan tindakannya baik yang aktif maupun pasif, maka kerusakan hati manusia akan menjadi sumber kenajisan.

Itulah yang tak dapat dilihat oleh orang-orang Farisi. Mata mereka silau dengan kemegahan jubah keagamaan dan peraturan-peraturan kaku. Sayang, mereka lupa bahwa dosa-dosa "roh" jauh lebih berbahaya dan mengakar daripada dosa-dosa "daging". Dosa-dosa yang tak kelihatan itulah yang mematikan -- dosa kekerasan hati, dosa kesombongan.

Orang-orang Farisi gagal untuk memahami kebenaran ini. Namun, murid- murid diharapkan dapat mengerti pesan kekal tersebut.

Renungkan: Hati Anda adalah milik Kristus. Perhatikan dengan saksama supaya Anda tidak jatuh dalam kekacauan pribadi dan sosial.

(0.03) (Luk 14:1) (sh: Sejalan dengan sikap dan tindakan Allah. (Rabu, 29 Maret 2000))
Sejalan dengan sikap dan tindakan Allah.

Masalah yang menyebabkan perbedaan pendapat Yesus dan orang Farisi tentang    penyembuhan pada hari Sabat (ayat air+abu&tab=notes" ver="">1-6) sangat serius, karena fokusnya    pada sikap Allah terhadap kebutuhan dan keselamatan manusia.    Orang-orang Farisi berpendapat bahwa hormat bagi Allah dan bagi    hukum-hukum-Nya adalah segala-galanya, sehingga umat-Nya tidak    boleh bekerja pada hari Sabat. Setiap orang percaya pasti setuju    dengan pendapat ini karena sesuai dengan firman-Nya. Namun,    mereka menambahkan bahwa menyembuhkan orang pada hari Sabat    adalah kerja. Karena itulah, maka penyembuhan yang dilakukan-Nya    harus ditunda.

Sikap itu nampaknya merupakan bukti kekudusan, penyangkalan    diri, dan dedikasi penuh kepada Allah. Tetapi Yesus mengkritik,    dengan mempertanyakan apakah mereka akan menarik lembunya yang    terperosok ke dalam sumur pada hari Sabat.  Mereka tidak dapat    menjawab, karena pasti tidak akan membiarkan lembunya mati    apabila harus menunggu hingga keesokan harinya. Jika demikian,    mengapa harus membuat orang yang sakit busung air itu menunggu,    sedangkan mereka tidak membiarkan lembunya menunggu?

Pertanyaan mereka tidak berhubungan dengan kemuliaan Allah,    tetapi dengan kepentingan pribadi. Mereka berkeyakinan, jika    mereka mentaati hukum Allah, mereka akan mendapatkan pahala dan    diterima Allah untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya.  Motivasi    mereka: semakin berat peraturannya maka pahala mereka semakin    banyak. Mereka pun  mengizinkan menarik lembunya, karena jika    lembunya mati mereka akan menderita kerugian. Namun jika    penderita busung air itu tidak disembuhkan dan mati, mereka    tidak menderita kerugian apa pun.

Sikap Farisi ini nampaknya menjadi sikap kebanyakan orang.    Yesus menggambarkannya dengan dua perumpamaan. Di dalamnya    tergambar  orang yang selalu ingin mendapatkan kehormatan dan    keuntungan bagi diri mereka sendiri  (ayat air+abu&tab=notes" ver="">7-14). Yesus mengecam    sikap yang demikian karena bertentangan dengan Hukum Kerajaan    Allah dan menghalangi mereka untuk mendapatkan anugerah Allah    (ayat air+abu&tab=notes" ver="">11, 14).

Renungkan:  Sikap Kristen haruslah seperti Yesus di mana    seluruh sikap dan tindakan terhadap manusia adalah sejalan    dengan sikap dan tindakan Allah terhadap manusia.



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA