Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 421 - 440 dari 1602 ayat untuk Pertama (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.21282119047619) (Yoh 20:1) (sh: Kasih timbal balik (Minggu, 31 Maret 2002))
Kasih timbal balik

Kasih timbal balik. Dua pasal terakhir Injil Yohanes amat penting karena merangkumkan seluruh maksud kedatangan Yesus, yaitu agar orang percaya kepada- Nya. Pasal 20 mencatat bagaimana para murid diteguhkan imannya. Pasal 21 diakhiri dengan mandat agar para pengikut-Nya bermisi (perumpamaan menjala) dan meneguhkan iman dengan kepemimpinan yang baik (perumpamaan menggembala). Dalam kedua pasal ini pun kita menyaksikan bagaimana kasih Yesus menuntun mereka keluar dari rintangan iman seperti ketakutan, kebimbangan, kesedihan, dan ketidaktahuan.

Pagi-pagi benar saat masih gelap (ayat 1), sekitar jam 03.00–06.00, Maria sudah berada di makam Tuhan Yesus. Ia ke sana bukan karena iman bahwa Yesus bangkit, tetapi karena ingin menunjukkan penghormatan dan kasihnya. Maria adalah yang pertama mengetahui fakta kubur kosong itu. Ia menduga tubuh Tuhan Yesus telah dicuri orang. Maka, ia lari kepada Petrus dan murid yang lain, mungkin Yohanes (ayat 2). Petrus dan Yohanes segera pergi ke kubur itu. Yohanes berlari mendahului Petrus dan menjadi yang pertama melihat kosongnya kain kafan pembungkus mayat Yesus. Sesudah masuk, keduanya percaya oleh saksi bisu kain kafan yang kosong dalam kubur itu. Penuturan ini tidak dimaksudkan mengutamakan kasih Yohanes atas Petrus. Mungkin sekali Petrus tertinggal oleh Yohanes karena kasih Petrus tertindih oleh rasa bersalahnya telah menyangkali Tuhan.

Kasih memainkan peranan yang luar biasa. Maria dan Yohanes dalam kasih mereka kepada Yesus menjadi yang pertama percaya akan kebangkitan Yesus. Kasih membuka mata hati dan pikiran mereka.

Renungkan: Menjadi murid Yesus tidak statis, tetapi merupakan proses dalam pengenalan akan Dia. Apakah Anda mengalaminya?

Bacaan untuk Hari Paskah

Keluaran 15:1-11

I Korintus 15:20-26

Lukas 24:13-35

Mazmur 118:1-2,14-24

Lagu:

Kidung Jemaat 314

PA 4 Yohanes 18;28-38a

Kayafas, si Imam Besar Yahudi, mengirimkan Yesus kepada Pilatus agar diadili. Pilatus adalah penguasa yang ditempatkan oleh pemerintah Romawi untuk wilayah itu. Jabatannya adalah gubernur yang wilayah kekuasaannya meliputi Yudea, Samaria, dan Idumea. Waktu itu seorang gubernur juga dapat bertindak sebagai hakim yang memutuskan perkara, khususnya perkara besar. Karena Israel waktu itu adalah jajahan Roma, Kayafas tidak berhak memutuskan hukuman atas Yesus. Maka, Pilatuslah yang dimintakan menjadi hakimnya.

Sebagai Imam Besar, Kayafas memutuskan perkara berdasarkan hukum Taurat. Pilatus tidak menguasai hukum Taurat, dan dia juga bukan seorang Yahudi sehingga tidak tunduk pada hukum Taurat. Namun, sebagai penguasa tertinggi, dia mempunyai kuasa untuk memutuskan hukuman bagi Yesus. Tetapi, bagi orang Yahudi, Pilatus sebetulnya bukan orang yang mereka senangi, bahkan sebagai penjajah ia disamakan dengan orang berdosa. Itulah sebabnya orang-orang Yahudi tidak mau masuk ke gedung pengadilan, tempat Pilatus mengadili, sebab masuk ke situ mereka anggap menajiskan diri. Cuma, anehnya, mereka mau meminta penghakiman dari suatu tempat yang mereka anggap najis demi untuk mensahkan niat jahat mereka.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

Mengapa orang Yahudi mau meminta Pilatus menghakimi Yesus padahal mereka sendiri tidak senang dan menganggap najis para penjajah bangsa Romawi? Apakah tuduhan bahwa Yesus adalah seorang penjahat (ayat 29) adalah tuduhan yang benar?

Apakah benar bahwa hukum Taurat melarang membunuh orang (ayat 31)? Lih. Im. 24:14-16; Bil. 15:32-36 yang dengan jelas mengatakan bahwa orang yang menghujat Tuhan dan melanggar sabat harus dirajam sampai mati. Mengapa sekarang mereka mengatakan bahwa mereka tidak boleh membunuh orang menurut hukum Taurat mereka?

Apakah arti jawaban Pilatus dalam ayat 35 dalam hubungannya dengan pertanyaannya sendiri tentang apakah Yesus raja orang Yahudi (ayat 33)?

Kebenaran apakah yang Anda lihat dalam penghakiman Yesus ini tentang dosa dan tentang jalan Allah menaklukkan kejahatan?

(0.21282119047619) (Kis 2:14) (sh: Argumen pertama (Senin, 9 Juni 2003))
Argumen pertama

Argumen pertama. Orang-orang Yerusalem bertanya, mengapa para murid dapat melakukan hal-hal seperti itu? (ayat 12, 15). Petrus menjawab pertanyaan ini dengan kutipan dari Yoel 2:28-32. Perlu kita perhatikan bahwa Petrus tidak menggunakan kata "digenapi". Tidak semua hal dalam nas yang dikutipnya terjadi pada hari itu. Tidak ada perubahan pada matahari atau bulan, dan Roh Allah baru dicurahkan ke sejumlah orang saja, belum kepada seluruh manusia. Tetapi yang dinyatakan Petrus adalah bahwa yang terjadi sekarang adalah seperti apa yang dijanjikan Allah melalui nubuat nabi Yoel. Bahwa sekarang mereka, Petrus, para murid lain dan orang- orang Yahudi yang mendengarkan, telah berada pada "hari-hari terakhir" (ayat 17). Bahwa melalui berbagai orang termasuk para budak dan anak-anak, Allah mencurahkan Roh-Nya (ayat 17-18). Ini luar biasa karena di dalam dunia PL, Roh hanya tercurah kepada orang-orang tertentu saja, dan pada saat-saat tertentu. Yang penting di sini adalah bahwa pada saat-saat seperti itu mereka yang berseru kepada Allah akan diselamatkan (ayat 21).

Kata-kata nabi Yoel yang dikutip oleh Petrus di hadapan orang-orang Israel ini mengandung janji, bahwa mereka yang mau berseru kepada Allah akan diselamatkan dan bahkan menerima pencurahan Roh-Nya. Mereka yang mau percaya akan menjadi bagian dari umat Allah yang bertahan dan terus memberitakan pernyataan Allah pada hari-hari yang terakhir. Dengan percaya kepada Yesus Kristus, yang menjadi pokok pembicaraan Petrus selanjutnya, tiap orang akan menjadi bagian dari penggenapan janji yang indah ini. Sesungguhnya, hari-hari terakhir itu adalah sekarang, dan kita hidup di dalamnya. Siapa dan apapun kita, karena iman Roh Kudus kini bekerja di dalam diri kita.

Renungkan: Alasan pertama mengapa seorang Kristen bersaksi adalah karena Roh Kudus hadir dalam hatinya, sesuai dengan janji Allah.

(0.21282119047619) (Why 6:1) (sh: Allah mengendalikan sejarah manusia (Jumat, 1 November 2002))
Allah mengendalikan sejarah manusia

Allah mengendalikan sejarah manusia.
Wahyu pasal 6 ini banyak menimbulkan perdebatan, khususnya tentang penunggang kuda putih (ayat 2). Ada yang beranggapan bahwa penunggang kuda putih itu adalah Kristus yang sedang menyatakan kemenangan Injil di dunia (ayat 10). Penjelasan ini memang menarik, karena topik ini juga muncul di pasal 19, tetapi tidak begitu saja dapat diterima. Ada dua penjelasan yang dapat menggugurkan pendapat tersebut. Pertama, yang membuka meterai adalah Kristus, dan Yohanes tidak melihat bahwa penunggang kuda putih adalah Kristus. Artinya, sulit untuk diterima bahwa Kristus hadir dalam dua rupa serempak, sebagai Anak Domba yang membuka meterai-meterai dan sebagai penunggang kuda. Kedua, berdasarkan analisa pertama, maka banyak penafsir melihat bahwa kuda putih itu suatu hukuman. Pendapat ini disejajarkan dengan pendapat tentang keempat kuda lainnya yang melambangkan kekuatan-kekuatan kejahatan. Pada intinya, semua meterai yang dibukakan Anak Domba itu memaparkan tentang dunia yang mengalami konflik dan penderitaan dahsyat. Hal ini sejajar dengan khotbah Yesus yang mengajarkan kepada kita bahwa sebelum kedatangan-Nya kembali, akan datang bencana-bencana menimpa dunia (bdk. Mat. 24, Mrk. 13, Luk. 21). Jelaslah bahwa segala bencana ini adalah berbagai bentuk penghakiman atau hukuman Allah atas dunia yang berdosa. Namun, dalam penglihatan Yohanes selanjutnya, ternyata ada orang-orang yang terbebas dari penghakiman dan penghukuman Allah. Mereka adalah para saksi Kristus yang setia yaitu para martir. Mereka adalah orang-orang yang berani menanggung kesulitan karena kesetiaan kepada Allah, orang-orang yang hidupnya dikorbankan kepada Allah.

Ada dua hal yang harus kita ingat. Pertama, bahwa Kristus yang mengikhtiarkan keselamatan manusia, dapat menjadi murka dan menghukum. Kedua, bila kini kita harus menanggung kesulitan karena kesetiaan kita kepada Allah, ingatlah bahwa Dia setia.

Renungkan:
Hiduplah seperti para martir yang demi mempertahankan kesetiaan kepada Allah rela menderita, bahkan sampai mati.

(0.21282119047619) (Why 6:1) (sh: Sang Anak Domba menghakimi (Kamis, 11 Agustus 2005))
Sang Anak Domba menghakimi

Sang Anak Domba menghakimi Yohanes telah menguatkan Gereja yang sedang menderita bahwa Kristus sudah memerintah di atas para penguasa dunia (pasal 1-2). Dalam pasal 4-5, Gereja dikuatkan bahwa melalui penderitaan Kristus menang dan karena-Nya Gereja menerima kemenangan. Kini Kristus yang menang itu, bertindak membuka keenam meterai pertama yang berisi berbagai hukuman atas dunia ini. Akibatnya terjadi kekacauan dalam dunia yang diungkapkan dengan "saling gigit" dan membinasakan sebagai dampak pemerintahan dan hukuman Kristus.

Keempat meterai pertama dilambangkan oleh empat ekor kuda pembawa berbagai malapetaka. Keempat malapetaka itu bisa terjadi serempak atau berurutan. Kuda keempat yang menyimpulkan semua malapetaka itu adalah Maut yang datang menimpa penduduk dunia. Kuda pertama dan terakhir memberitahukan bahwa manifestasi hukuman dari Allah itu adalah malapetaka alam dan manusia pengikut sebagai alat si jahat. Sebagai Raja, Kristus kini memurnikan orang beriman dan menghukum mereka yang tidak tunduk kepada-Nya melalui alat-alat penyebar petaka tersebut.

Seperti pemimpin mereka yang telah dibantai (Why. 5:6), para martir telah dibunuh karena iman mereka akan firman Allah dan kesaksian hidup mereka (Why. 6:9). Bagi-Nya, penderitaan umat-Nya bernilai mulia bagaikan kurban di mezbah. Penderitaan karena iman adalah jalan menuju kemenangan dan ungkapan kurban untuk kemuliaan Dia yang lebih dulu berkorban bagi kita. Dia yang telah menang dan memerintah dalam kemuliaan, mendengar doa-doa umat-Nya dan membela mereka. Dia tidak membiarkan begitu saja pengurbanan umat-Nya yang tekun dalam iman dan penderitaan, tetapi Ia bertindak menghukum kejahatan para penyebab penderitaan itu (ayat 12-17). Dia yang telah mencurahkan darah-Nya untuk umat-Nya, akan membela mereka yang karena iman kepada-Nya rela mencurahkan darah mereka.

Responsku: __________________________________________________________________________________________

(0.21282119047619) (Why 13:1) (sh: Binatang-binatang yang mengerikan (Jumat, 8 November 2002))
Binatang-binatang yang mengerikan

Binatang-binatang yang mengerikan.
Dalam upaya memerangi umat Allah, sang naga menggunakan berbagai cara. Wahyu 13 menuturkan skenario besarnya, yakni dengan memperalat negara dan agama. Kelihatannya hal itu sangat kena- mengena dengan keadaan umat manusia pula.Di tengah kekacauan bangsa-bangsa (laut), keluarlah sosok binatang yang sangat kuat lagi mengerikan. Berkepala tujuh yang bertuliskan nama-nama hujat dengan tanduk sepuluh, bermahkota, dan bersosok mirip macan tutul, beruang, dan singa. Tak pelak lagi kekuasaan politik dan para penguasanyalah yang sedang digambarkan di sini. Di zaman Yohanes, ini menunjuk kepada Kekaisaran Romawi, terutama dengan raja-rajanya yang antikristen. Iblis berada di balik kekuasaan politik dan para penguasanya, sehingga mereka berani meninggikan diri di hadapan Allah (Domitianus menuntut diakui sebagai Tuhan dan disembah sebagai Allah), menuntut penyembahan rakyat, dan menganiaya para pengikut setia Kristus.

Bukan hanya itu, Iblis juga bekerja dalam lingkup yang kelihatan lebih halus, yakni wilayah rohani. Binatang ganjil keluar dari dalam bumi, dengan dua tanduk seperti anak domba dan berbicara laksana sang naga. Ia menjadi pelaksana kuasa binatang yang pertama dan dengan itu ia mengajak seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang yang pertama. Melalui pengaruhnya yang sangat luar biasa, ia menyebabkan hampir semua orang menerima tanda sang binatang pertama di dahi mereka. Orang-orang itu menyediakan diri menjadi pengikut dan penyembah kekuasaan politik bersifat tirani dan memusuhi Allah. Namun demikian, penglihatan yang seram ini diimbangi dengan ungkapan bahwa bilangan binatang itu enam ratus enam puluh enam adalah suatu kiasan tentang penolakan dan pemberontakan manusia kepada Allah yang sempurna dan kegagalan tuntutannya untuk menjadi sama dengan Allah.

Renungkan:
Negara maupun agama bisa berperan sebagai sarana anugerah umum demi mengekang penyebarluasan dosa tetapi juga bisa menjadi alat Iblis untuk melawan Kristus dan umat-Nya.

(0.21063835714286) (Mat 21:28) (bis)

Dalam beberapa naskah kuno ada versi sebagai berikut: (Ayat 28-31) 28 "Sekarang bagaimana pendapatmu tentang hal ini?" kata Yesus selanjutnya. "Adalah seorang ayah yang mempunyai dua anak laki-laki, ia datang kepada anaknya yang pertama dan berkata, 'Nak, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini.' 29 Anak itu menjawab, 'Baik, Ayah!' Tetapi ia tidak pergi. 30 Lalu ayah itu datang kepada anaknya yang kedua dan mengatakan hal yang sama. Anak itu menjawab, 'Saya tidak mau,' tetapi kemudian berubah pikiran lalu pergi juga. 31 Dari antara kedua anak itu, yang manakah yang melakukan kehendak ayahnya?" "Yang kedua," jawab imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi itu.

(0.21063835714286) (Kej 6:5) (ende)

Siksaan jang didjatuhkan oleh Tuhan atas umat manusia digambarkan memakai tjerita kuno berasal dari Babilonia. Di Babilonia sering kali ada air bah jang dahsjat. Disitulah timbul tjerita-tjerita mitologis tentang permusuhan dewa-dewa dengan manusia.

Demikianlah tjerita Kitab Sutji tentang air bah ada persamaannja dengan sebagian dari apa jang disebut epos (sjair-kedjajaan) Gilgamesj. Tetapi dalam tradisi Israel sjair ini mengalami saduran jang mendalam: tjiri-tjiri politeisme dan mitologi dihapuskan. Hasilnja ialah suatu gambaran kongkrit tentang pengadilan Tuhan, jang menjiksa orang-orang dosa dan menjelamatkan umat jang saleh. Djadi maksud tjerita ini bukanlah pertama-tama menguraikan peristiwa-peristiwa sedjarah, melainkan memberi adjaran dan peringatan.

(0.21063835714286) (Kej 47:6) (ende)

Disini mulai suatu tjerita paralel dari tradisi P. Parao berunding dengan Jakub, dan dengan sukarela menjediakan salah-satu dari daerah jang tersubur.

Dalam teks Hibrani seperti kita ketahui sekarang tradisi ini ditambahkan pada ajat 1-5(Kej 47:1-5) mendjadi suatu tjerita, suatu rentetan peristiwa-peristiwa berturut-turut.

Terdjemahan Junani Septuaginta masih membawakannja sebagai dua tjerita jang terlepas. Kata Parao seperti disebutkan dalam ajat 5(Kej 47:5) dan bagian pertama ajat 6(Kej 47:6) termasuk tjerita kedua. Djadi turutannja: ajat 5a - 6b - 5b - 6a. (lihat djuga tjatatan-tjatatan dalam lampiran).

(0.21063835714286) (Kel 2:10) (ende)

Nama "Musa" (hibr: "Mosjeh") kiranja berasal dari bahasa Mesir, seperti dapat diperkirakan pula dari ajat ini. Artinja: anak, Putera (bandingkan dengan nama-nama radja Mesir: Tutmoses, Ahmoses). Selain itu teks memberikan arti hibrani berpangkal pada kata hibrani "masjak" = menarik (dari air). Ialah jang pertama-tama diselamatkan dari kekuasaan Mesir. Adalah tugasnja pula, menjelamatkan seluruh umat Israel dengan menjeberangi air-laut.

Disini Musa masih nampak sebagai seseorang jang terdorong perasaan manusiawi belaskasihan dan kemarahan. Tetapi umat Israel sendiri sudah begitu lemah sikap-semangatnja, sehingga hanja takut sadja, kalau-kalau tindakan-tindakan Musa malahan mengakibatkan penindasan jang lebih kedjam lagi.

(0.21063835714286) (Kel 7:18) (ende)

Djuga dalam keadaan normal air sungai Nil dapat berwarna kemerahan-merahan karena lumpur jang hanjut dalamnja. Tetapi di Mesir Utara ini djarang terdjadi, dan kalau terdjadi, tidak membawa akibat jang merugikan. Kalau bahala pertama dihubungkan dengan gedjala alam sematjam itu pastilah apa jang terdjadi itu demikian luar biasa, sehingga dapat dianggap sebagai isjarat jang sangat istimewa. Maka dari itu penulis berbitjara tentang air sungai Nil jang berwarna merah bagaikan tentang darah, karena ini merupakan peringatan bagi rakjat Mesir, bahwa djika mereka berkeras kepala memberontak melawan perintah Tuhan, akan ada pertumpahan darah. Pengarang kitab Kebidjaksanaan memandangnja sebagai hukuman terhadap pembunuhan anak-anak Hibrani (Wis 11:6).

(0.21063835714286) (Ul 20:1) (ende)

Disini Deut. melukiskan usaha perang jang dilakukan oleh bangsa Israel sebagai perang sutji. Dalam hal ini berbagai unsur kultus memainkan peranan antara lain chotbah seorang imam. Disitu dikemukakan bahwa Jahwe telah menentukan djalannja peperangan dan bahwa Dialah jang pertama-tama mengalahkan musuh. Sedangkan dari pihak umat sendiri terutama dituntut ketaatan dan iman jang besar. Pengungsian dari negeri Mesir: dimana Jahwe menundjukkan diriNja sebagai Penjelamat bagi umatNja: merupakan gambaran pendahuluan jang besar bagi semua peperangan dari djaman jang lebih kemudian. Perdjalanan melewati daerah musuh menudju ke Kanaan hanjalah sekedar merupakan konsekwensi belaka daripadanja. Dimana-mana Jahwe tetap tampil sebagai Penjelamat jang merintis djalan bagi umatNja.

(0.21063835714286) (1Sam 17:1) (ende)

Dalam bagian ini dua tradisi muntjul mengenai tjara Dawud datang dalam istana Sjaul. Menurut 1Sa 17:1-11, jang meneruskan 1Sa 16:14-23, Dawud dipanggil sebagai biduan, jang lalu menjertakan Sjaul dalam pertempuran dan mengalahkan Goljat (1Sa 17:32-53). Menurut 1Sa 17:12-30 Dawud adalah seorang gembala muda, jang membawa bekal kepada kakak2nja dimedan perang. lalu muntjul raksasa Felesjet dan tradisi ini menjusul tradisi jang pertama (1Sa 17:32-53). Lalu baru ia dipanggil kedalam istana (1Sa 17:55-18:2).

(0.21063835714286) (Ams 30:15) (ende)

Pepatah2 bilangan. Ialah suatu djelas kesusasteraan jang chusus dan jang lama berlangsung pada bangsa Israil dan pada bangsa2 lain disekitarnja. Dalam ajat pertama suatu angka dikemukakan dan dalam ajat kedua angka jang berikut. Selandjutnja hal2, orang2, keadaan2, jang djumlahnja sesuai dengan angka jang terachir, dibitjarakan. Maksud keseluruhannja ialah menarik perhatian pada semua hal itu. Biasanja berdasarkan pengalaman sadja dan pepatah2 ini tak berisi adjaran kesusilaan. Pepatah2 bilangan terdapat: Sir 23:16; 25:7; 26:5; 26:28; 50:25; Ams 6:16-17; Ayu 5:19; 40:5; Pengk 11:2.

(0.21063835714286) (Rat 5:1) (ende)

Lagu kelima ini berupa doa (karenanja dinamakan: doa Jeremia oleh terdjemahan Latin Vulgata). Doa itu merupakan lagu ratap, jang terdiri atas empat bagian. Bagian pertama (Rat 5:1-7) menggambarkan derita Jerusjalem. Bagian kedua (Rat 5:8-16) melukiskan keadaan negeri, dan bagian ketiga menggambarkan keruntuhan Sion (Rat 5:17-18). Lagu ini berachir dengan doa kepada Jahwe, satu-satunja jang dapat menolong (Rat 5:19-22). Dosalah jang mengakibatkan kebinasaan Juda (Rat 5:7) dan Jerusjalem (Rat 5:16), tetapi kendati itu rakjat mengutjap harapannja atas belaskasihan Jahwe (Rat 5:19-22). Malah keadaan bertjelaka mendjadi dasar kerahiman Allah.

(0.21063835714286) (Za 1:7) (ende)

Penglihatan pertama ini memuat kabar2 gembira dan pelipur bagi penduduk Jerusjalem. Bangsa2 musuh jang telah menindas Israil dengan keterlaluan, akan dibinasakan pada waktunja, tetapi baitullah di Jerusjalem akan diselesaikan bersama dengan Jerusjalem. Lalu mulailah masa kesedjahteraan.

(0.21063835714286) (Mat 5:3) (ende: Menaruh roh kemiskinan)

Jang dimaksudkan, pertama-tama mereka jang bukan karena kesalahan sendiri terpaksa hidup miskin dan tidak terpandang dalam masjarakat, tetapi mentjukupkan diri dengan keadaan itu, penuh tawakal dan kepertjajaan kepada Allah. Mereka lebih mudah membuka hatinja bagi nilai-nilai rohani-abadi dan rela berkurban untuk memperolehnja. Tetapi termasuk pula orang-orang jang memang berada, tetapi hidup sederhana dan beramal guna Keradjaan Allah.

Termasuk lagi mereka jang "mendjual" atau "meninggalkan" segala-galanja untuk lebih erat dan lebih sempurna dapat mengikuti Jesus dan mengabdi kepada Allah, seperti para rasul dan kemudian para biarawan dan biarawati, asalkan mereka ini sungguh-sungguh hidup berhemat didalam biara.

(0.21063835714286) (Kis 2:5) (ende: Jang beribadat)

Jang dimaksudkan disini dengan "orang Jahudi' tentu pertama-tama orang-orang Jahudi asli, jang diam tersebar diseluruh kekaisaran Roma dan wilajah-wilajah lain diluar Palestina, tetapi djuga orang-orang dari bangsa-bangsa kafir, jang oleh pengaruh orang Jahudi pertjaja akan Allah jang Mahaesa dan sekedar mengikuti ibadat Jahudi, tetapi tidak bersunat. Mereka dalam Kis.Ras. disebut "orang beribadat", "orang penjembah Allah" atau "jang menjegani Allah". Jang disebut "prosilit" (#TB Kis 2:11) adalah orang-orang jang menganut agama Jahudi seluruhnja dan telah disunat.

(0.21063835714286) (Gal 2:11) (ende)

Peristiwa ini tentu sadja diadjukan Paulus, pertama-tama untuk membuktikan bahwa Petrus, meskipun pernah bersikap mendua, namun sependapat dengannja. Ketjaman jang agak tadjam menjatakan kegelisahan dan kesungguhan Paulus, sebab takutnja, kalau-kalau teladan Petrus dan orang Jahudi lainnja, chususnja Barnabas, meragu-ragukan dan menggelisahkan umat-umat jang seperti Antiochia sebagian besar terdiri dari orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Sikap itu merusakkan djuga perasaan persaudaraan dan kesatuan umat.

(0.21063835714286) (Flp 1:1) (ende)

SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI

KATA PENGANTAR

Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2 seb. Kr. didjadikan suatu kolonisasi Romawi bagi bekas pradjurit jang berdjasa, dan 10 tahun kemudian diangkat mendjadi kota otonom, artinja langsung dibawah kuasa Kaisar.

Dizaman Paulus penduduk sebagian besar terdiri dari keluarga-keluarga bekas pradjurit Romawi, jang lain orang Masedonia asli dan Junani. Golongan Jahudi rupanja sangat ketjil, sebab tidak mempunjai sinagoge. Paulus tiba disitu pada perdjalanannja jang kedua dalam tahun 50 atau 51. Tentang kedatangan, pekerdjaan dan nasibnja disitu batjalah Kis. Ras. 16:1-40. Meskipun Paulus tidak lama tinggal disitu (Kis. Ras. 16:12), namun ia berhasil meletakkan dasar jang kukuh untuk umat disitu. Dari 16:40, dimana "kami" tiba-tiba diganti dengan "mereka" dan hal jang sama dalam 20:6, agak terang bahwa Lukas tinggal di Pilipi, dan tentu untuk melandjutkan pekerdjaan Paulus.

Paulus mengundjungi umat itu lagi sekurang-kurangnja dua kali, jaitu pada achir perdjalanannja jang ketiga. Lih. II Kor. 2:13 dan 7:5-7 lagi Kis. Ras. 20:1-6.

Sebagaimana njata dari isi dan suasana. surat hubungan Paulus dengan umat Pilipi sangat erat dan mesra. Buktinja pula, bahwa umat ini satu-satunja jang memberi (mengirim) sokongan kepada Paulus, dan Paulus menerimanja, walaupun itu berlawanan dengan pendiriannja jang umum, jang kita kenal dari I Kor. 9:1-23 dan II Kor. 11:7-12, dimana ia djuga menjatakan sebab-sebabnja. Tentu mengenai umat Pilipi ia tidak mengehawatirkan akibat-akibat jang mungkin merugikan kewibawaan dan pengaruh kerasulannja. Alasan untuk menulis surat ini adalah penerimaan sokongan pula. Umat telah mengutus seorang bernama Apofroditus untuk mengantarkan sedjumlah uang agak besar baginja dalam pendjara. Apofroditus tinggal beberapa lama, tentu untuk membantu Paulus, tetapi ia djatuh sakit sampai hampir meninggal. la sembuh kembali, tetapi kabar tentang sakitnja telah sampai di Pilipi dan sangat menggelisahkan umat. Mendengar itu ia ingin pulang selekas mungkin.

Kesempatan perginja Apofroditus digunakan Paulus untuk menulis surat ini. Memang untuk menjatakan perasaan terima kasih kepada umat jang baik hati terhadapnja itu. Tetapi bertentangan sekali dengan djiwa Paulus, mendjadikan kepentingan-kepentingan dirinja sendiri dari pusat minatnja. Ia memandang sokongan umat itu semata-mata sebagai suatu persembahan kepada Allah guna pemakluman Indjil.

Memang surat ini sangat bertjorak pribadi, sebagai suatu pertjakapan dari hati kehati, tetapi Paulus bukan lagi Rasul Paulus, kalau ia tidak mengisinja dengan djiwa Indjil sepenuh-penuhnja, dan memberi adjaran-adjaran jang penting. Dan itu dibuatnja sampai surat inipun bernilai tinggi sekali untuk seluruh Geredja pada segala abad, bagi kita pribadi djuga.

la tidak memberi uraian-uraian tentang isi dan pengertian suatu adjaran pokok. Adjaran-adjaran jang diberikannja melulu mengenai praktek hidup.

Pengadjaran jang agak luas, ialah peringatan dan dorongan, supaja umat tetap bersatu dalam tjinta-kasih berdasarkan roh dan sikap kerendahan hati. Itu chususnja dalam 1:27--2:11. Ditengah pengadjaran itu, sebagai pusatnja, terdapat madah-pudjian jang indah sekali, atas tjinta Kristus kepada kita, jang karena tjintanja itu merendahkan dirinja sampai mati disalib (2:6-11). Patutlah madah ini tetap berkumandang dalam telinga kita, mendjadi pendorong untuk membalas tjinta itu, chususnja dengan meneladan tjontoh Jesus itu dengan tjinta kasih jang rela berkurban terhadap sesama kita.

Satu peringatan jang luas pula meliputi seluruh bab 5. Isi dan maksudnja supaja umat waspada terhadap andjuran-andjuran palsu jang mungkin sampai keumat Pilipi djuga.

(0.21063835714286) (Flp 3:3) (ende: Menurut Roh Allah)

jaitu tidak menurut adat-istiadat Jahudi, jang dewasa itu terlalu bersifat pengamalan lahiriah.



TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA