(0.75) | (Mzm 34:1) |
(sh: Iman yang berakar pada karakter Tuhan (Kamis, 2 Agustus 2001)) Iman yang berakar pada karakter TuhanMazmur ini merupakan suatu lantunan syukur (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-11) dan nyanyian pengajaran Daud (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-23) yang mengajak kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6), menikmati kebaikan- Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9), serta merasakan kedekatan dengan-Nya pada masa-masa yang sulit (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">19). Alasan dari ajakannya ini tidak lain didasarkan pada karakter Tuhan yang mendengar (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7a, 18a), melepaskan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5b, 18b), dan menyelamatkan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7b, 19b) orang- orang benar (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">16, 20, 22) yang mencari (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5, 7) dan takut akan Dia (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8, 10, 12). Mereka yang berlindung pada-Nya akan berbahagia (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9), mendapatkan keamanan dan tidak akan menanggung hukuman (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">21, 23).
Pada Mazmur ini Daud memaparkan beberapa hal yang menjadi dasar
dan kunci untuk menikmati kehidupan yang akan mengokohkan kesukaan
dan kepuasan, sebagai berikut: [1] Takut akan Tuhan (ayat Melalui Mazmur ini Daud menghalau kenaifan iman yang tidak mengandung kekuatan untuk melawan serangan gencar dari yang jahat, sebaliknya menuntun kita pada iman yang berakar pada karakter Tuhan. Iman ini membawa kita pada keyakinan bahwa berbeda dengan orang fasik yang menuju kematian oleh kemalangannya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">22), tidaklah demikian dengan orang benar, Tuhan mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya apabila mereka berseru- seru kepada-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">18), dan menjatuhkan hukuman kepada siapa yang membenci mereka (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">22), sebab mata Tuhan tertuju kepada orang benar dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">16). Renungkan: Iman yang berakar pada karakter Tuhan tidaklah dibangun di atas dasar yang naif dengan meniadakan kesulitan. Iman mampu menambal kehancuran hati, tetapi tidaklah menghindarkan hati dari kehancuran. |
(0.75) | (Mzm 37:26) |
(sh: Jaminan teguh di dalam Tuhan (Selasa, 7 Agustus 2001)) Jaminan teguh di dalam TuhanManusia membutuhkan rasa aman, baik untuk masa sekarang maupun masa depannya, baik di dunia ini maupun di balik kematiannya. Berbagai upaya dilakukannya untuk mendapatkan rasa aman ini, tidak terkecuali untuk motivasinya beragama. Tetapi apakah yang dapat menjadi jaminan yang pasti dan tidak berubah bagi kita untuk mendapatkannya? Terlebih lagi bagi kita yang berupaya untuk hidup dengan benar, tulus, dan jujur, di tengah dunia yang fasik ini, dimana justru orang-orang fasiklah yang nampaknya dapat bertumbuh dengan subur? Daud dalam Mazmur ini mengungkapkan rahasia masa depan orang benar, yang hidup dengan jujur, tulus, dan menyukai damai.
Rahasia jaminan yang teguh ini hanya ditemukan dalam relasi orang
benar dengan Tuhan. Relasi ini dapat terpelihara melalui menjauhi
kejahatan dan melakukan yang baik (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">27), serta menantikan
Tuhan dan mengikuti jalan-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">34). Alasan dari langkah-
langkah tersebut adalah karena Tuhan itu mencintai keadilan hukum
dan tidak meninggalkan orang yang dikasihi-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">28). Dialah
yang menjadi tempat perlindungan orang benar pada waktu kesesakan.
Ia tidak akan menyerahkan dan membiarkan orang benar yang
mengucapkan hikmat, mengatakan keadilan hukum dan memiliki Taurat
di dalam hatinya, ke dalam tangan orang fasik, ataupun
membiarkannya goyah dan dipersalahkan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">30-33). Dialah yang
menyelamatkan, menolong, dan meluputkan orang benar dari tangan
orang fasik (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">39, 40). Jaminan ini berlaku senantiasa dan
selama-lamanya, melintasi hidup dan menembus kematian (ayat Renungkan: Apakah Anda menyadari bahwa relasi dengan Tuhan yang terwujud dalam sikap menjauhi kejahatan, melakukan yang baik, menantikan dan mengikuti jalan-Nya, merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan terlebih penting dari semua upaya Anda yang lain? |
(0.75) | (Mzm 40:1) |
(sh: Berjalan dengan Tuhan melintasi ziarah kehidupan (Jumat, 10 Agustus 2001)) Berjalan dengan Tuhan melintasi ziarah kehidupanPerjalanan kehidupan mengarungi gelombang yang bergulung naik dan turun, senantiasa berubah, dan seringkali berada di luar batas kemampuan kita untuk memperkirakannya. Jalan yang harus kita tempuh tidaklah selalu mulus, konstan, dan stabil. Adakalanya langkah-langkah kita berjejak di atas bukit batu yang kokoh, dan adakalanya terperosok dalam rawa yang dipenuhi dengan ketidakpastian. Realita kehidupan yang tidak stabil, berubah, dan bergerak di antara keyakinan dan kecemasan seperti inilah yang dialami Daud. Dalam pergumulannya, ia mengubah nyanyian syukur dan sukacita karena terlepas dari suatu kesulitan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-11) menjadi ratapan yang penuh penyesalan dan kecemasan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-18).
Bagaimanakah Daud menghadapi realita seperti ini? Apakah yang
dapat kita pelajari darinya? [1] Ia menggeser alunan nada-nada
riang menjadi nyanyian yang pilu, namun tidak mengubah isi
keyakinannya kepada Allah. Walaupun ia telah menggeser nyanyian
syukur (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-6) dan komitmennya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7-11) menjadi ratapan pilu
karena malapetaka, kesalahan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12, 13), dan musuh-musuhnya
(ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">14-16), namun ia tetap menyanyikan kesetiaan, keselamatan,
kasih, dan kebenaran Tuhan, baik dengan nada riang (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">11)
maupun pilu (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12). Ia tidak mengubah kesaksiannya tentang
Tuhan baik dalam syukurnya: "Tidak ada yang dapat disejajarkan
dengan Engkau" (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6), maupun dalam ratapnya: "Tuhan itu besar!"
(ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">17). [2] Hasratnya kepada Tuhan terus bertumbuh semakin kuat
melalui pasang surut kehidupan. Hasratnya kepada Tuhan terus
berdengung semakin kuat dalam tema-tema nyanyian "Aku sangat
menanti-nantikan Tuhan" (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2), ratapan "Tuhan segeralah
menolong aku!" (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">14) dan permohonannya "Ya Allahku, janganlah
berlambat" (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">18). Di manakah Daud menemukan kekuatannya?
Sumber kekuatan Daud tidak lain terletak pada keyakinannya yang
mempercayai bahwa sekalipun keadaan di sekitarnya berubah namun
perhatian (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6, 18), kesetiaan, keselamatan, kasih, kebenaran,
dan rakhmat Tuhan yang sedemikian besar terhadap dirinya tidak
pernah berubah, baik pada waktu senang ataupun susah (ayat Renungkan: Kita tidak pernah mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi esok, tetapi kita tahu dengan pasti bahwa Tuhan yang memberikan kasih setia dapat kita percayai, baik dalam keadaan susah ataupun senang. |
(0.75) | (Mzm 59:1) |
(sh: Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan (Jumat, 5 Oktober 2001)) Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanKita lebih sering mengenal pelarian dalam konotasi negatif, misalnya pelarian politik, pelarian cinta, pelarian arisan, pelarian perjanjian. Tetapi mungkin satu-satunya pelarian yang bermakna positif adalah seperti yang dilakukan oleh Daud. Ia tidak seharusnya dikejar-kejar oleh pasukan pilihan Saul yang memburu dirinya seolah si otak mafia berkaliber dunia. Dalam seruannya kepada Allah terlihat bahwa tingkah laku musuhnya semakin berbahaya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-4). Saul mengirim tim federasi pembunuh untuk mengincar nyawa menantunya sendiri (ayat 1Sam. 19:1; 9-18). Dalam kondisi yang terpuruk ini Daud memohon pembelaan Allah dengan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, sebab hanya Tuhanlah Hakim yang adil dan benar (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-6).
Walaupun pemazmur sedang diawasi dengan ketat, namun matanya tidak
kalah cermat. Bahkan ia sempat menguraikan atmosfer yang
melingkupi dirinya dengan teliti kepada Allah. Ia menggambarkan
musuh-musuhnya seperti gerombolan anjing yang melolong
mengelilingi kota (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-8). Bertolakbelakang dengan keyakinan
musuhnya, pemazmur yakin bahwa ia sudah diselamatkan oleh Allah
(ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">9-11). Lukisan tentang musuhnya dilanjutkan setelah ia
menyisipkan pujian kepada Allah. Dalam pandangannya, dosa kekejian
terbesar seterunya adalah bahwa mulut mereka tidak pernah kenyang
dengan sumpah serapah. Mereka tiada henti-hentinya mengaum (ayat
12-16). Di akhir mazmurnya Daud mengkonfirmasikan kepercayaannya
kepada Allah. Bahkan di dalam pelariannya, ia mau menyanyikan
kekuatan-Nya, bersorak-sorai karena kasih setia Tuhan (ayat Bila kita mengkaji ulang sikap pemazmur di dalam kesesakan, kita sungguh terhibur karena sebagai Kristen kita diperkenankan untuk berseru kepada Allah. Sekalipun Allah mengendalikan para penganiaya, Dia mungkin menyerahkan kita untuk diuji oleh lawan yang jahat. Oleh karena itu kita harus berseru kepada Allah sepanjang hidup kita. Renungkan: Doa adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi tantangan hidup yang seringkali menyesakkan kita dalam ketidakmengertian. Tiada kekuatan lain yang mampu memberikan kepada kita ketenangan, kecuali permohonan di dalam doa kepada Allah. Proses menggumuli kuasa doa inilah yang memberikan ketenangan sejati. |
(0.75) | (Mzm 62:1) |
(sh: Tenang teduh di dekat Tuhan (Senin, 8 Oktober 2001)) Tenang teduh di dekat TuhanMazmur ini membeberkan keyakinan Daud kepada Tuhan saat ia
menghadapi persepakatan politik yang ingin menjatuhkannya (ayat Situasi saat itu bukanlah keadaan yang aman bagi Daud. Ia menyadari bahwa dirinya seperti dinding miring yang segera akan roboh (ayat 4), yang sedang dikerumuni oleh mereka yang ingin menghempaskannya. Ia mengetahui bahwa dirinya didustai oleh mereka yang berkata manis, padahal di dalam hati mengutukinya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Namun dalam situasi yang terhimpit ini, Daud tetap diliputi rasa aman dan tenang teduh karena berada dekat dengan Allah, satu- satunya sumber pengharapan yang dapat diandalkan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-3, 6-7). Kedekatannya dan pemahamannya akan Tuhan merupakan jangkar bagi keyakinannya yang kokoh. Kedekatannya kepada Tuhan tidaklah terlepas dari pemahamannya tentang Tuhan sebagai sumber keselamatan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2b), pengharapan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6b, 7), dan kemuliaannya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8). Ia adalah tempat perlindungan yang teguh, yang menyediakan diri-Nya sebagai tempat perlindungan bagi umat-Nya untuk mencurahkan isi hati mereka (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9). Dialah yang memberikan kepadanya kuasa, kasih setia, dan keadilan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12). Pengenalannya yang tepat kepada Tuhan menuntunnya untuk: [1] Tetap tenang pada masa yang sukar, karena ia mengetahui bahwa para musuhnya tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10); [2] Menyadari bahwa keselamatan dan kemuliaannya bergantung kepada Tuhan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8). Ia mengajak umat-Nya untuk tidak bergantung kepada harta, melainkan kepada Tuhan setiap waktu (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9); [3] Menjadi seorang penguasa yang memiliki kesadaran moral dan menyadari bahwa pemerasan dan perampasan bukanlah jalan keluar bagi persoalannya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">11). Renungkan: Apakah atau siapakah yang selama ini menjadi sumber rasa aman Anda? Tepatkah Anda berharap kepadanya? Hal-hal apakah yang menjadi penghambat bagi Anda untuk bergantung penuh pada Tuhan? Bagaimana pemahaman hari ini menolong Anda untuk semakin bergantung kepada Tuhan? |
(0.75) | (Mzm 65:1) |
(sh: Menikmati berkat-berkat Tuhan melalui relasi yang indah bersama-Nya (Kamis, 11 Oktober 2001)) Menikmati berkat-berkat Tuhan melalui relasi yang indah bersama-NyaMazmur ini merupakan nyanyian syukur atas berkat dan pertolongan Tuhan bagi bangsa Israel. Perasaan nyaman, aman, dan tentram yang mengalir dalam lagu ini bersumber pada relasi mereka dengan Tuhan. Relasi yang indah ini dapat terbentuk karena Dia yang dihormati, dipercaya, dan bekerja secara univesal melintasi batasan wilayah dan sejarah, secara khusus memperhatikan tanah perjanjian yang diberikan kepada umat-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6c, 9, 10). Ini merupakan relasi yang sangat istimewa karena Dia yang mencipta dan menopang alam semesta, yang mengendalikan pergolakan bangsa-bangsa dan menaklukkan berbagai kekuatan yang menakutkan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7-8), mengindahkan serta memberikan kesuburan yang melimpah kepada mereka (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-14). Namun terlebih dari semuanya itu, relasi ini bukan hanya dibangun melalui pemberian berkat-berkat istimewa, tetapi juga melalui upaya-Nya untuk membawa umat-Nya mendekat dan bersekutu dengan-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Dia bukan hanya memenuhi kebutuhan mereka, namun juga menyediakan diri-Nya untuk mendengarkan doa (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3), menghapuskan kesalahan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4), menjawab seruan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6a), dan menyelamatkan umat-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6b). Berdasarkan karya-Nya yang dahsyat pada arena penciptaan dan perhatian khusus bagi umat-Nya ini, maka mereka yang dipilih untuk masuk dalam persekutuan dengan-Nya akan berbahagia (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5a) dan menikmati persekutuan yang indah dengan Tuhan pada jamuan makan yang disediakan di rumah-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5b). Meresponi berkat-berkat ini maka umat-Nya bernyanyi, memuji-muji, bersorak-sorai, dan menepati janjinya kepada Tuhan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2, 14c). Renungkan: Di manakah letak kebahagiaan Anda yang sejati? Apakah hal itu terletak pada pemenuhan kebutuhan Anda ataukah dalam persekutuan Anda dengan Tuhan? Memang bukan sesuatu yang salah bila kita menikmati berkat-berkat yang Tuhan sediakan karena itu merupakan wujud dari perhatian-Nya, namun demikian apakah yang sebenarnya menjadi pusat perhatian Anda ketika bersekutu dengan Tuhan? Berkat-berkat-Nya, keindahan pemulihan hubungan yang dikerjakan- Nya, ataukah pribadi Tuhan yang melakukan semuanya itu? Apakah hal ini telah mendorong Anda untuk bernyanyi memuji Tuhan serta menepati janji kepada-Nya? |
(0.75) | (Mzm 78:17) |
(sh: Kasih setia Tuhan tidak bergeser (Sabtu, 27 Oktober 2001)) Kasih setia Tuhan tidak bergeserMazmur ini mengajak Israel untuk mengingat kembali campur tangan Tuhan kepada nenek moyang mereka pada peristiwa Keluaran, ketika mereka gagal menaati Tuhan di padang gurun. Pemazmur mengajak Israel untuk mengingat bagaimana Tuhan menimpakan tulah atas Mesir (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">43-51), memimpin mereka melintasi Laut Merah dan padang gurun (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13, 52, 53), dan memasuki serta menduduki tanah Kanaan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">54-55). Namun demikian Israel memberontak terhadap Allah, mengharapkan Tuhan melakukan keajaiban-keajaiban ketika mereka tidak menaati kehendak-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17-20), meragukan kemampuan-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">22), dan mencobai Dia (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">41).
Sebagai respons atas keluhan Israel, Tuhan mengirimkan api yang
menimpa mereka (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">21), menghujani mereka dengan manna (ayat Kesetiaan Tuhan tidaklah bergantung kepada kesetiaan umat-Nya. Ia tetap setia ketika umat-Nya mengingkari-Nya. Ia tetap mengingat umat-Nya, sekalipun umat-Nya tidak lagi mengingat-Nya. Ia menghajar mereka sebagai tindakan pendisiplinan, namun tidak menarik kebaikan-Nya terhadap mereka. Yang memungkinkan Israel menjadi umat Allah bukanlah jasa, kebaikan, ataupun kelebihan mereka, melainkan kasih setia Tuhan yang tidak pernah bergeser dari kehidupan mereka. Demikian juga dengan kita. Yang memungkinkan kita tetap setia kepada Tuhan bukanlah diri kita sendiri, melainkan kasih setia Tuhan yang tidak pernah bergeser dari hidup kita. Renungkan: Karakteristik kesetiaan manusia sedemikian rapuh, tetapi kasih setia Tuhan tidak berubah dan tetap teguh selama-lamanya. Inilah yang menjadi jaminan bagi kita untuk tetap menjadi umat-Nya. Renungkan bagaimana keagungan kesetiaan Tuhan menopang dan menguatkan Anda! |
(0.75) | (Mzm 81:1) |
(sh: Pertobatan telinga (Rabu, 31 Oktober 2001)) Pertobatan telingaMendengar merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan dan pertumbuhan rohani orang percaya. Iman yang kita miliki dimulai dari mendengar firman Allah (Rm. 10:17). Demikian pula, iman itu dapat disesatkan ataupun dibimbing ke jalan yang benar melalui apa yang kita dengar. Pentingnya mendengar dan dampak dari mendengar inilah yang menjadi penekanan Mazmur 81 ini.
Mazmur ini merupakan seruan bagi bangsa Israel untuk mendengar.
Karena mendengar adalah dasar bagi bangsa Israel untuk masuk ke
dalam ketetapan Allah dan syarat untuk dapat menghayati perjanjian
antara Allah dengan mereka (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6b-11). Sejarah perjanjian antara
Allah dengan mereka diawali dengan perintah untuk mendengar ( Mazmur ini merupakan bukti kasih setia Tuhan yang tidak berkesudahan bagi mereka, sehingga Ia terus-menerus memanggil mereka untuk mendengar (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">9, 12, 14). Ini merupakan seruan keprihatinan Tuhan yang sangat mendesak. Tuhan tidak ingin umat-Nya terus- menerus berada dalam kesesatan karena menolak untuk mendengarkan Tuhan, dengan menyediakan telinganya bagi suara-suara lain yang mengacaukan, membelenggu, dan menjebak mereka ke dalam perangkap perbudakan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12-13). Dia mengajak umat-Nya bergerak maju bersama-Nya menuju hidup yang baru (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14-17). Yang diperlukan untuk pemulihan ini hanya suatu ketaatan untuk mendengar. Hidup baru buah pertobatan telinga ini akan berdampak pada pembaharuan sukacita umat-Nya untuk memuji (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2-6a), perombakan komunitas yang rusak menjadi komunitas yang mempraktikkan keadilan dan terbebas dari tekanan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">15-16), dan pemulihan kondisi ekonomi mereka sehingga tidak lagi mengalami kekurangan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17). Renungkan: Pemulihan hidup diawali dengan pertobatan telinga. Sudahkah telinga Anda dipertajam oleh kebenaran sehingga dapat membedakan antara firman Tuhan dengan suara-suara lain yang menyesatkan? Bagaimanakah Anda berkomitmen pada kebenaran dan mempertajam telinga Anda bagi kebenaran? |
(0.75) | (Mzm 86:1) |
(sh: Kekuatan ingatan (Senin, 5 November 2001)) Kekuatan ingatanPaling tidak ada 2 hal yang dapat membuat seseorang melupakan Allah: (a) Jika keadaan terlalu menyenangkan, atau sebaliknya (b) jika keadaan terlalu menyedihkan. Mazmur ini merupakan doa yang dapat menjadi model bagi kita di dalam situasi yang sulit. Bukannya tenggelam dalam ketakutan karena nyawanya diancam (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14), pemazmur melakukan hal-hal yang luar biasa. Pertama, ia mengakui keberadaan dirinya yang begitu malang (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1b). Ini adalah tanda bahwa hubungan pemazmur dengan Allah sangat bersentuhan dengan pengalaman hidup kita secara nyata. Kedua, ia berdoa kepada Allah (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2-7) agar dilepaskan dari jerat maut. Ia bukan hanya percaya bahwa Allah bisa menolong, tetapi kini meminta agar Allah bergegas mengulurkan tangan-Nya. Permohonan ini merupakan ciri orang yang percaya pada perjanjian kasih setia Allah. Terjemahan dalam ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2a seharusnya berbunyi "...sebab aku orang yang memiliki kasih setia." Sering munculnya penggunaan kata ganti orang kedua "Mu" dan "Engkau", yang menunjuk pada Tuhan, menimbulkan kesan bahwa pemazmur ingin Allah juga terlibat dalam setiap masalah yang dihadapinya. Ketiga, pemazmur mengakui bahwa Allah berkuasa serta unik (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10). Di tengah kondisinya, ia tidak melupakan kepercayaan komunitasnya, bahwa kasih setia Allah besar bagi setiap orang yang percaya pada-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5, 13, 15). Keempat, kita melihat bahwa pemazmur tidak sekadar berdoa supaya masalahnya selesai. Ia lebih maju selangkah lagi dengan meminta agar Tuhan mengubah hatinya semakin mengasihi Dia (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11). Ini adalah tanda bahwa pemazmur tidak memanipulasi Allah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia tidak mengasihi Allah karena Allah menolong dia. Sebaliknya, karena ia mengasihi Allah, maka ia yakin bahwa Allah tidak akan membiarkan dia jatuh ke tangan musuh. Kelima, pemazmur memuji-muji Allah karena Ia selalu baik (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12-13). Renungkan: Kadangkala kita dapat begitu tenggelam di dalam masalah kita, sehingga Allah terlupakan. Tetapkan hati Anda hari ini untuk senantiasa menengadah kepada-Nya dan mengingat kasih setia- Nya. Kita dapat berdoa seperti pemazmur agar Allah membulatkan hati kita untuk senantiasa takut akan Dia dalam setiap situasi hidup kita. |
(0.75) | (Mzm 93:1) |
(sh: Pemerintahan Allah menegakkan bumi (Senin, 8 April 2002)) Pemerintahan Allah menegakkan bumiMempercayai sepenuh hati dan mengakui melalui kata serta perbuatan bahwa Tuhan memegang kendali atas dunia ini, bukanlah perkara yang mudah. Dengan fakta bahwa dunia ini semakin gelap dan penuh kejahatan yang mengguncangkan hidup, boleh jadi ucapan- ucapan iman tentang kekuasaan Allah yang kekal tinggal slogan kosong saja. Mazmur-mazmur penobatan raja dalam pasal Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">93-99 (kecuali ps. 94), menolong kita untuk memantapkan penglihatan iman kita tentang pemerintahan Allah atas segala sesuatu. Drama yang digambarkan secara puitis dalam Mazmur ini mungkin mengacu pada peristiwa ketika Allah menjinakkan Laut Merah dan membuat Israel melintasi dasar laut yang telah kering (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3). Bisa jadi juga hal itu mengacu pada kepercayaan bahwa laut dengan gelombang ombaknya yang dahsyat melambangkan kekuatan yang mengacaukan dan mengancam kehidupan di bumi. Gambaran mana pun yang dimaksud pemazmur, yang jelas adalah bahwa Allah dilukiskan sebagai raja pahlawan. Mazmur ini menegaskan beberapa hal penting tentang Allah. Pertama, Allah adalah Raja (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Sebagai Raja, Allah memakai jubah kemuliaan. Tentunya “jubah” di sini adalah sesuatu yang simbolis menunjuk pada hal-hal yang tampak oleh kita yang menyatakan kemuliaan Allah. Sesungguhnya segenap isi alam semesta ini menampakkan kemuliaan Allah tersebut. Kedua, Allah berikatpinggangkan kekuatan. Ikat pinggang dipakai pada waktu orang maju berperang. Pemazmur ingin mengatakan bahwa bagaimana pun kondisi dunia dan sedahsyat apa pun perlawanan dewa-dewa Kanaan (digambarkan sebagai gelora lautan), Allah tetap mengendalikan dunia ini. Itulah dasar untuk percaya bahwa bumi ini tetap tegak. Ini adalah pernyataan iman yang tidak saja melihat ke belakang, tetapi juga ke masa kini dan masa depan dengan penuh pengharapan. Dengan tujuan mengakarkan keyakinan ini dalam-dalam, pemazmur mengakhiri mazmur penobatan ini dengan pengajaran. Hal ini serupa dengan yang dibuat dalam Mazmur 19. Perenungan tentang perbuatan Allah berpuncak pada ajaran Firman tentang Allah. Renungkan: Bila situasi dunia ini membuat kita meragukan pemerintahan Allah, lihatlah keajaiban-keajaiban perbuatan tangan-Nya dalam alam dan sejarah, dan renungkanlah firman-Nya dalam Alkitab. |
(0.75) | (Mzm 96:1) |
(sh: Rajakanlah Tuhan (Kamis, 11 April 2002)) Rajakanlah TuhanSepanjang masa manusia memimpikan adanya suatu dunia bertatanan sosial yang ideal. Namun, impian ini tidak kunjung mewujud. Dunia yang telah memberontak kepada Allah serupa rimba liar yang di dalamnya manusia menjadi serigala bagi sesamanya. Namun, orang beriman tidak beralasan untuk melepas pengharapan akan dunia yang lebih baik. Dunia ini bukan neraka, dan Allah terus melakukan perbuatan-perbuatan besar-Nya yang menyatakan bahwa Dialah yang Raja, bukan kejahatan. Orang beriman melihat bahwa Allah terus memerintah sejarah dunia ini hingga puncaknya kelak, saat segenap isi dunia mengakui dan mengalami sepenuhnya ke-Raja-an Allah. Enam kali diserukan agar umat Tuhan menyanyi bagi Tuhan, mengabarkan keselamatan yang dari-Nya, dan menceritakan kemuliaan-Nya (ayat 1-3). Allah yang besar, dahsyat mengatasi segala allah (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4), agung, kuat, dan mulia (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6), yang telah melakukan perbuatan- perbuatan yang ajaib, mencipta (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5), menyelamatkan umat-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3), memerintah bumi dengan adil, dan menjadikan dunia ini tempat yang serasi dengan keadilan dan kemuliaan-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10-13) adalah alasan dan tujuan puji-pujian tersebut. Umat Tuhan wajib menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Yang dimaksud dengan “nyanyian baru” mungkin adalah nyanyian yang mengakui pemerintahan Allah atas segala sesuatu seperti yang disenandungkan dalam mazmur ini (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10), dalam kaitan dengan pekerjaan Allah dalam sejarah, dan dengan mengantisipasi apa yang akan Allah buat untuk menegakkan keadilan dan menyempurnakan ciptaan-Nya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11-13). Karena itu, seruan ini bukan hanya ditujukan bagi umat Tuhan, tetapi kepada segenap bumi (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1), segala bangsa (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3a), semua manusia (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3b), dan segenap unsur ciptaan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11-12). Di dalam puji-pujian kolosal kepada Allah yang mulia ini, semua kekuatan dalam semesta ini, tampak ataupun tidak tampak, alami ataupun supraalami, politis-ekonomi ataupun rohani, semuanya tunduk rendah terlucut dari pengilahian atau pemujaan diri di hadapan Allah satu-satunya, Raja yang mulia dan patut dipuji. Bumi baru yang adil dan mulia adalah bumi yang di dalamnya pemerintahan Allah diakui penuh. Renungkan: Umat Tuhan memelopori liturgi semesta kepada Allah dengan memberitakan kabar baik tentang karya keselamatan Allah kepada sesamanya. |
(0.75) | (Mzm 101:1) |
(sh: Menjadi pemimpin berintegritas (Selasa, 16 April 2002)) Menjadi pemimpin berintegritasAgak susah menetapkan kapan tepatnya mazmur ini ditulis. Bila melihat petunjuk di ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1, kita beroleh petunjuk bahwa mazmur ini berisi tekad untuk mengembangkan kepemimpinan berintegritas (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-3), menolak perbuatan-perbuatan yang jahat di mata Allah (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4-8), dan berisikan pertanyaan “bilakah Engkau datang kepadaku?” Bagian pertanyaan ini penting sebab merupakan petunjuk bahwa tekad sang raja atau pemimpin itu dibuat dalam rangka mengharapkan Allah tidak lebih lama lagi jauh darinya dan dari umat Tuhan. Dengan demikian, kemungkinan besar mazmur tekad dan permohonan ini dinaikkan pada masa pembangunan kembali Israel dari pembuangan, dengan integritas kepemimpinan menuruti model Daud. Sang pemimpin mengutarakan tekadnya untuk mulai membangun kembali umat Tuhan dengan melakukan apa yang tak bercacat dan yang menjadi kepujian bagi Allah. Perbuatan memuji Allah dan kehidupan yang tak bercela harus bersumber dari hati yang tulus tak bercela (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-2b). Tidak kurang dari kesesuaian perbuatan dengan kecenderungan hati adalah integritas hidup pemimpin yang berkenan di hati Allah. Memang tidak mungkin memiliki kesukaan memuji Allah tanpa sungguh mengalami dan mengenal Allah dengan akrab. Kehidupan tak bercacat di hadapan Allah inilah yang dimaksud dengan integritas hidup. Dalam bagian berikutnya, hal tersebut dijabarkan dalam tujuh hal negatif yang ingin dihindari sang pemimpin. Angka tujuh menunjuk pada kesempurnaan. Berarti tekadnya bulat untuk sepenuhnya menolak dosa dalam segala bentuknya. Ketujuh hal tersebut melibatkan tiga kegiatan dan kapasitas dalam dirinya: melihat, mengucap, dan melakukan hal yang tidak benar (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4-7). Hal-hal yang ingin dihindarinya itu tidak saja mencakup berbagai kelakuan yang tampak secara jasmani, tetapi berkait lebih dalam dengan sikap hati (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4). Ungkapan puncak integritas pemimpin ini dinyatakannya dalam keinginan melenyapkan semua orang jahat, suatu niat yang sebenarnya hanya merupakan hak Allah. Mengatakan demikian berarti sang pemimpin menyadari bahwa dirinya adalah wakil Allah yang harus bertindak serasi dengan keadilan dan kebenaran Allah, tanpa kompromi. Renungkan: Hendaknya tekad untuk hidup serasi dengan kasih, keadilan, integritas Ilahi menjadi ciri semua kita pengikut Kristus. |
(0.75) | (Mzm 104:19) |
(sh: Allah mengatur segala sesuatu (Minggu, 28 Maret 1999)) Allah mengatur segala sesuatuSeluruh ciptaan, telah diatur Allah sedemikian rupa hingga masing-masingnya berada pada jalur dan waktu yang telah disediakan-Nya. Bulan tidak akan pernah menjadi matahari, begitu pula sebaliknya. Binatang yang keluar pada siang hari, akan beristirahat di malam hari; tumbuh-tumbuhan yang berbunga pada musim semi, tidak akan berbunga pada musim dingin, dst. Begitu pula dengan kita, meskipun kita adalah bagian tertinggi dari segenap ciptaan Allah, kita tetap berada di bawah kendali Allah. Namun fakta menunjukkan bahwa kita seringkali lupa akan posisi ini. Misalnya, ketika sukses dalam pekerjaan, keluarga, dlsb. kita menganggap bahwa kesuksesan ini diperoleh karena usaha sendiri, tanpa campur tangan Allah; dan ketika kita berada dalam penderitaan, sengsara dan dijerat kemiskinan, kita sering beranggapan bahwa Allah membiarkan kita sendiri. Kita harus menyadari dan memahami bahwa masing-masing ciptaan telah Allah letakkan pada jalur menuju pemenuhan kehendak-Nya. Setia pada Allah. Untuk tetap berada pada jalur yang telah Allah sediakan, dan demi memenuhi kehendak-Nya, maka sege-nap ciptaan harus setia dan tunduk pada ketetapan-ketetapan-Nya. Kesetiaan ini merupakan perwujudan respons kita terhadap kesetiaan dan pemeliharaan Allah yang telah terlebih dahulu Allah nyatakan dalam hidup kita. Tetapi seringkali kita lupa untuk bertindak setia kepada Allah. Biasanya ini disebabkan oleh kecenderungan kita untuk berusaha melupakan hal-hal yang baik yang kita terima, dan mengingat-ingat hal-hal yang merugikan kita. Begitu mudahkah karya agung Allah yang telah begitu baik mencipta, memelihara, menebus dan memulihkan itu kita lupakan? Peringatan pemazmur pada ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">29 dapat diartikan semudah kita membalikkan telapak tangan, semudah itu pula Allah bertindak pada ciptaan-Nya yang dengan sengaja melupakan kebesaran dan keagungan-Nya. "Pujilah Tuhan, hai jiwaku!" Sungguh suatu tindakan terpuji dan mengagumkan telah pemazmur bentangkan pada kita. Tak sedikitpun terbersit keinginannya untuk melupakan segala kebaikan Tuhan padanya. Bahkan seluruh keberadaan hidupnya diperuntukkan bagi pujian kepada Tuhan. Sampai sejauh ini kita hidup karena, dan bersama Tuhan. Pasti begitu banyak badai kehidupan yang berusaha menghancurkan hubungan kita dengan-Nya. Ikutilah jejak pemazmur yang begitu meyakini bahwa kekuatan dan kemuliaan Tuhan memberikan kekuatan (31-32). |
(0.75) | (Mzm 110:1) |
(sh: Pengharapan mesianis (Senin, 29 April 2002)) Pengharapan mesianisYaitu kerinduan datangnya seorang tokoh yang diutus Allah untuk mendirikan kerajaan kebenaran-Nya di bumi, sudah berkembang sejak era pembuangan. Tokoh-tokoh seperti Musa, Harun, dan Daud menjadi model bagi sang mesias, yang diharapkan akan mengemban fungsi nabi, imam, dan raja secara sempurna. Bila Mazmur 109 berisi permohonan agar Allah menegakkan keadilan-Nya, mazmur ini lebih terpusat pada sang mesias. Karena itu, sejak awal era Perjanjian Baru, para bapa gereja mengartikan bahwa Yesus penggenapnya. Pasal Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">109 menyatakan bahwa Allah berdiri di tangan kanan orang yang menderita (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">31). Mazmur 110 mengklaim bahwa sang Raja (yang mewakili seluruh umat sehingga seluruh umat tercakup di dalamnya) duduk di sebelah kanan Allah (dalam ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5, Allah di sebelah kanan raja). Jadi, kedua mazmur ini mengungkapkan hubungan mesra antara Allah dan umat-Nya. Allah di pihak umat-Nya yang menderita, umat-Nya merupakan wujud nyata pemerintahan Allah dalam dunia. Kekuasaan sang raja akan datang dari Allah sendiri. Ini ditegaskan melalui tiga hal: Allah sendiri mendudukkannya di sebelah kanan Allah (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1a), membuat musuh-musuhnya alas kakinya (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1b), dan mengulurkan tongkat kekuatan dari Zion (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2a). Semua ini menunjukkan kemuliaan yang amat besar yang setara dengan yang biasa dipakai untuk mengungkapkan kebesaran Allah.
Raja memiliki fungsi rangkap. Seperti ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1, kini firman datang lagi
menyatakan bahwa oknum yang sama juga adalah imam menurut garis
Melkisedek (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4). Dua hal penting muncul dalam kaitan dengan
ungkapan ini. Pertama, dalam Perjanjian Lama, fungsi raja dipisah
dari fungsi imam, meski dalam liturgi kadang-kadang raja bisa
memimpin puji-pujian seperti yang pernah Daud lakukan (ayat Renungkan: Pernyataan bahwa Yesus adalah Tuhan tidak saja bermuatan rohani (keselamatan kita), tetapi juga bermuatan politis (pemerintahan- Nya atas dunia). |
(0.75) | (Mzm 113:1) |
(sh: Kewajiban memuji (Kamis, 2 Mei 2002)) Kewajiban memujiMazmur ini dibuka dengan suatu seruan kepada semua hamba Tuhan untuk memuji Tuhan pada segala waktu dan tempat. Mengapa? Karena Tuhan mengatasi segala sesuatu: Ia mengatasi waktu: “sekarang dan selamanya” (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2). Ia mengatasi kehidupan: “Dari terbitnya hingga terbenamnya matahari” (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3), yaitu di segala tempat di muka bumi. Ia juga mengatasi ketinggian, yang menyangkut Pemerintahan-Nya: “Ia ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi” (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4). Kemuliaan Allah (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4b) yang bersinar itu menunjuk pada kekuatan Khalik dan Penentu sejarah. Keberadaan-Nya itu menunjukkan betapa Tuhan, Allah Israel itu, Mahatinggi, tak ada yang sebanding dengan Dia (Yes. 40:12-26) dan tak ada Allah selain Dia (Yes. 44:6). Namun, Allah yang bertakhta dalam ketinggian surgawi bukanlah Allah yang tidak peduli pada keberadaan umat-Nya di bumi. Umat-Nya yang dilecehkan dan diperlakukan tidak semena-mena diangkat dan didudukkan di tempat yang layak. Wujud kepedulian Allah pertama-tama ditujukan kepada orang-orang hina dan miskin, yaitu mereka yang lemah kedudukannya, mereka yang tidak mempunyai keterampilan atau keahlian yang diperlukan masyarakat, mereka yang menganggur dan berkekurangan. Mereka diangkat dan didudukkan di antara para bangsawan. Di tempat itu, masa depan mereka direncanakan, kedudukan mereka diperbarui, dan segala kerinduan mereka dipuaskan (ayat Tetapi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-8). Kedua, Allah peduli terhadap keberadaan wanita mandul yang saat itu dipandang hina dan terkutuk, disakiti hatinya, dianggap tidak berguna. Wanita mandul inilah yang diangkat Tuhan tidak hanya untuk menjadi seorang yang penuh sukacita karena menjadi ibu, tetapi juga masa depannya. Tuhan telah menghapuskan aibnya di depan manusia (bdk. Kej. 30:23; Luk. 1:25). Perbuatan Allah di masa itu, digenapi penuh dalam sikap Yesus terhadap orang berdosa. Tuhan Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya agar orang-orang berdosa dan hina terangkat menjadi anak-anak Allah. Renungkan: Hidup yang memuji Allah mengandung dua aspek yang tak terpisahkan satu dengan lainnya yaitu ibadah kepada Allah dan kepada sesama. |
(0.74) | (Mzm 35:1) |
(full: BERPERANGLAH MELAWAN ORANG YANG BERPERANG MELAWAN AKU.
) Nas : Mazm 35:1-38 Mazmur ini disebut mazmur kutukan yang artinya pemazmur berdoa agar Allah mendatangkan hukuman atas musuh-musuh umat-Nya dan menggulingkan orang fasik (lih. pasal Mazm 35:1-28; 69:1-37; 109:1-31; 137:1-9; dan Neh 6:14; 13:29; Yer 15:15; 17:18; Gal 5:12; 2Tim 4:14; Wahy 6:10). Walaupun orang percaya diperintahkan untuk mengampuni musuh-musuh mereka (Luk 23:34) dan mendoakan keselamatan mereka (Mat 5:39,44), akan tiba saatnya bila kita harus berdoa agar kejahatan dihentikan dan keadilan diberlakukan bagi mereka yang tidak bersalah. Kita harus amat memperhatikan korban-korban kekerasan, penindasan, dan kejahatan. Selanjutnya dapat dikatakan mengenai mazmur kutukan ini:
|