Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 381 - 400 dari 874 ayat untuk bagaimana (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20) (1Sam 29:1) (sh: Menelan kepahitan. (Selasa, 10 Februari 1998))
Menelan kepahitan.

Raja Akhis dapat diyakinkan tentang kesetiaan Daud. Tetapi bagaimana dengan para panglima Filistin? Maukah mereka percaya pada kesetiaan Daud? Tidak! Mereka kuatir kalau-kalau Daud akan berkhianat, dan di mata mereka Daud tetap orang Israel. Ternyata meyakinkan kesetiaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Daud harus menelan kepahitan akibat ulahnya sendiri. Untuk meyakinkan kesetiaan kita, berbagai cara dapat kita tempuh. Tetapi untuk meyakinkan kesetiaan kita kepada Allah hanya dengan cara, menaati perintah-perintah-Nya.

Kepahitan pun ada gunanya. Sulit menerima fakta apabila kesetiaan kita diragukan. Daud harus dengan lapang dada menerima kenyataan ini. Namun di balik kepahitan ini, rupanya Tuhan mempunyai maksud lain, di luar pemikiran Daud. Penolakan orang Filistin merupakan cara Tuhan menyelamatkan Daud dari dosa mengkhianati bangsa dan keluarganya sendiri. Tuhan mampu mengubah yang pahit menjadi manis, yang lemah dibangkitkan, yang susah dibahagiakan.

Renungkan: Bahwa di balik pergumulan yang Anda alami, ada maksud Allah yang indah sedang dijalin.

Doa: Tuhan Yesus, kiranya pelajaran dari kejatuhan tokoh Perjanjian Lama ini membuat kami waspada selalu.

(0.20) (2Sam 7:18) (sh: Generasi penerus. (Selasa, 24 Februari 1998))
Generasi penerus.

Anak-anak dalam keluarga merupakan generasi keluarga, bangsa dan negara. Keberhasilan pembangunan dan kejayaan sebuah bangsa, terletak pada bagaimana generasi penerusnya dipersiapkan. Tawuran, pemakaian dan peredaran obat terlarang, mabuk minuman keras, pornografi, serta hal-hal lain yang mengarah pada pelanggaran hukum dan moral, meracuni hidup generasi muda sekarang. Hura-hura, pesta, ngeceng di Mal seolah menjadi trend gaya konsumtif para ABG. Demikian juga hidup bebas, terutama pergaulan sex. Semua pengaruh buruk bagi generasi muda dapat dihindari apabila di dalam keluarga senantiasa ada keterbukaan, ada kasih dan campur tangan Allah.

Jaminan hari esok. Daud mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas keluarganya. Setiap orang tua berharap agar anak-anaknya berhasil dalam pendidikan maupun pekerjaan, hidup dalam damai sejahtera dan rukun. Jaminan utama ialah nilai-nilai rohani yang terwujud karena Allah yang menjadi sumber keceriaan keluarga dan dambaan utama, sehingga seluruh keluarga kenal Tuhan, penjamin sejahtera kehidupan; bukan deposito dan cadangan harta lain.

Renungkan: Dalam arti tertentu kondisi hubungan orangtua dengan Tuhan tercermin dalam kondisi rohani anak-anak mereka.

(0.20) (2Sam 14:18) (sh: Sebab akibat. (Rabu, 01 Juli 1998))
Sebab akibat.

Dalam peraturan yang ditetapkan di Israel, salah satunya adalah hukum yang mengatur tentang tindakan balas dendam terhadap pembunuh (Bil. 35:9-21). Yoab yang tahu pasti kondisi hati raja, berencana lewat seorang wanita untuk melindungi Absalom agar tidak menjadi korban balas dendam. Daud memang tidak membunuh Absalom sebab bagaimana pun juga dia anaknya, namun Absalom tetap harus menanggung akibatnya, dikucilkan dari lingkungan. Dalam keluarga yang beristri/bersuami lebih dari satu, ternyata kasih tidak dapat diterapkan dengan tulus dan benar.

Benih pemberontakan. Dua tahun dikucilkan, Absalom mulai menderita. Yoab yang pernah menolongnya diharapkan mampu menolongnya sekali lagi. Tetapi Yoab tahu batas. Ia menolak (ayat 29). Absalom pun mulai bertindak kasar (ayat 30,31). Bangga pada kelebihan jasmani, menjerumuskan Absalom pada tindakan tidak disiplin. Sebaliknya kasih yang kepalang tanggung dan diterapkan tidak pada tempatnya, membuat Daud melakukan kesalahan fatal.

Renungkan: Dosa berawal dari penilaian diri yang salah, dan tidak tunduk ke bawah standar Tuhan. Bila dosa kita remehkan, maka akibat lebih parah akan kita tanggung di kemudian hari.

Doa: Tolong kami mengenalMu akrab, agar sifat-sifatMu jadi prinsip hidup kami, Tuhan.

(0.20) (2Sam 23:1) (sh: Daud orang penting? (Senin, 20 Juli 1998))
Daud orang penting?

Ia adalah anak Isai, yang masa mudanya banyak dihabiskan di padang menjaga domba. Tuhan telah mengangkat tinggi Daud, mengurapinya sebagai raja, dan membawa banyak kemajuan bagi umat Tuhan. Di samping itu ternyata Daud adalah seorang pemazmur yang handal. Tulisannya dibaca dan disukai banyak orang, bukan hanya pada zamannya saja, tetapi sampai selama-lamanya, sebab Tuhan telah berfirman melalui Mazmur Daud. Ketika Daud menyampaikan kata-kata terakhirnya, Roh Tuhanlah yang berbicara dengan perantaraannya dan firman Tuhan ada di lidahnya. Tuhan membuatnya menjadi penting karena ia hidup untuk kepentingan Tuhan.

Bagaimana memerintah yang benar? Allah Israel berkata kepada Daud, kepada seluruh umat, dan kini kepada kita, bahwa sifat adil dan takut akan Allah dasar utama pemerintahan yang benar. Artinya bahwa unsur terpenting yang harus dipastikan ada dalam tiap pemerintahan adalah menegakkan keadilan dan mengutamakan Tuhan. Bila prinsip itu tidak lagi menjadi prioritas pemerintah, segala kemajuan dan kemakmuran yang tercapai akan rapuh. Bagaikan bangunan megah yang lemah dasarnya dan keropos strukturnya, pemerintah macam itu akan tumbang dalam proses penghukuman Allah sendiri.

(0.20) (1Raj 2:1) (sh: Belajar dari kegagalan (Minggu, 25 Juli 2004))
Belajar dari kegagalan

Nasihat Daud kepada Salomo sungguh baik. Daud tidak menggurui Salomo bagaimana menjadi raja. Daud memberi dorongan kepada Salomo untuk berhasil dalam hal yang Daud gagal lakukan selama memerintah sebagai raja Israel supaya kerajaan Salomo kokoh.

Apakah kegagalan Daud selama memerintah? Pertama, Daud gagal menjalankan perintah Allah dengan sempurna, maka ia mendesak Salomo untuk menjalankan hukum Allah dengan benar (ayat 2-4). Kedua, Daud gagal membereskan masalahnya dengan Yoab, sehingga ia mendesak Salomo untuk mengurusnya (ayat 5-6). Ketiga, Daud seharusnya memberikan penghargaan kepada anak-anak Barzilai, tapi ia tidak melakukannya sehingga ia mendorong Salomo bermurah hati kepada mereka (ayat 7). Keempat, Daud tidak memberikan hukuman yang pantas kepada Simei yang mengutukinya. Sekarang ia mendesak Salomo untuk mengurusnya (ayat 8-9). Daud mendorong Salomo untuk menyelesaikan benang kusut yang Daud tinggalkan, supaya Salomo dapat memikirkan kemajuan masa depannya.

Demikian pula dengan kehidupan kita sekarang ini. Pada masa lampau kita sering kali gagal. Dengan pertolongan Tuhan, kita perlu memeriksa kegagalan-kegagalan yang pernah terjadi. Dengan hikmat Tuhan, mari kita bereskan sekarang. Bersama Tuhan kita dapat luput dari mengulang-ulang kesalahan yang sama.

Renungkan: Sejarah telah mencatat kegagalan hidup Daud. Biarlah catatan itu tidak hanya untuk Salomo tetapi juga menjadi nasihat bagi kehidupan kita semua.

(0.20) (1Raj 7:1) (sh: Motivasi dan tujuan pembangunan (Minggu, 1 Agustus 2004))
Motivasi dan tujuan pembangunan

Anda pernah mengunjungi gedung gereja atau gedung bersejarah lainnya yang megah dan indah? Bagaimana kesan Anda? Kagum dan merasakan kebesaran yang hadir melalui kemegahan tersebut? Dapat diduga bahwa atas dasar dan untuk tujuan serupa, Salomo membangun Bait Allah dan kemudian istananya.

Pembangunan istana Salomo dengan berbagai bangunan tambahan yang dicatat di ayat 1-7 memang luar biasa. Lama pembangunan istana tersebut tiga belas tahun. Besar bangunan tersebut lebih luas dari pada bangunan Bait Allah. Bahan bangunan yang dipakai baik untuk membangun istana maupun untuk Bait Allah ternyata semuanya berkualitas dan harganya mahal (ayat 8-12). Namun pertanyaannya adalah, apa faedah membangun gedung-gedung semegah ini?

Dalam suasana bangsa yang sedang prihatin saat ini, membangun apa pun perlu mempertimbangkan berbagai hal secara matang. Membangun gedung gereja, gedung pemerintah, gedung partai, atau gedung rumah pribadi tanpa mempertimbangkan begitu banyak orang yang menderita dalam kemiskinan, adalah sesuatu yang tidak bijaksana. Ada hal yang lebih penting daripada membangun gedung yaitu membangun hidup sesama manusia dan membangun hubungan antarmanusia. Kiranya kita bijak menghindari hal-hal yang menekankan pemeragaan fisik dan tidak mengabaikan yang lebih hakiki.

Doaku: Tuhan tolong aku tidak terjebak dalam pembangunan fisik semata. Tolong aku membangun iman dan menjadi berkat bagi orang lain.

(0.20) (1Raj 14:21) (sh: Kehilangan kemuliaan Allah (Minggu, 15 Agustus 2004))
Kehilangan kemuliaan Allah

Salah satu bentuk penghukuman Allah bagi manusia berdosa adalah kehilangan kemuliaan Allah dan perkenan Allah atas hidupnya. Hal itu terjadi dalam kisah Raja Rehabeam.

Rehabeam adalah anak Salomo yang "membiarkan" kerajaan Yehuda berdosa. Kalau anak Salomo membawa dan mengakibatkan kerajaan Yehuda berdosa (ayat 22), bagaimana dengan kerajaan Israel? Adakah masa depan bagi bangsa Israel?

Apa dosa-dosa kerajaan Yehuda? Ayat 23-24 menjelaskan adanya dosa penyembahan berhala dan ritual penyembahan berhala yang menjijikkan dengan mencampurkan dosa seksual ke dalam ibadah. Dosa ini menajiskan tanah perjanjian, sebab hadirat dan nama Allah ada di sana. Itu sebabnya Allah menghukum mereka. Hukuman Allah datang berupa penyerbuan Raja Sisak dari Mesir untuk merampas kekayaan Bait Allah yang dibangun dengan mewah dan megah oleh Salomo. Penyerbuan itu mengakibatkan semua kemewahan dan kemegahan Bait Allah maupun istana raja hilang. Hukuman Allah ini mengisyaratkan bahwa umat Israel kini telah kehilangan kemuliaan Allah .

Perbuatan dosa yang kita lakukan mengakibatkan penghukuman Allah terjadi. Penghukuman Allah yang nyata adalah hilangnya kemuliaan dan perkenan Allah pada seseorang. Betapa dahsyat hukuman ketika Allah menarik diri dari orang yang berdosa.

Renungkan: Berbuat dosa berarti kehilangan kemuliaan Allah sebab dosa memisahkan kita dari Allah (Roma 3:23).

(0.20) (2Taw 31:2) (sh: Melayani sambil mencari Allah (Minggu, 7 Juli 2002))
Melayani sambil mencari Allah

Sekarang, penulis Tawarikh mencatat tindakan Hizkia yang sama penting, walaupun bagi kita tidak terlihat seingar-bingar kedua peristiwa sebelumnya. Bagian ini menjelaskan bagaimana Hizkia mengusahakan suatu pengaturan agar kegiatan ibadah di Bait Allah dapat berlangsung permanen. Ada dua hal pokok yang menjadi perhatiannya. Pertama, tentang pengaturan tentang tugas dan sumbangan bagi para imam dan orang Lewi (ayat 2-8). Kedua, pengaturan yang permanen bagi penanganan berbagai jenis persembahan (ayat 9-21).

Hizkia tidak hanya mengatur, tetapi juga memberi teladan. Dari harta miliknya sendiri, raja memberikan sumbangan bagi kurban bakaran (ayat 3). Setelah itu, ia memerintahkan rakyat untuk membawa persembahan. Rakyat menyambut perintah ini dengan antusias, bahkan berlimpah-limpah (ayat 4-10). Kelimpahan ini adalah bukti dari berkat Allah kepada umat (ayat 10). Hizkia juga memperhatikan dengan saksama penyimpanan, pengaturan, dan pembagian persembahan-persembahan yang masuk ke Bait Allah. Ia mengaturnya dengan memperhatikan catatan silsilah (ayat 17). Penulis melakukan ini untuk memberikan contoh kepada orang-orang yang baru kembali dari pembuangan mengenai pengaturan Bait Allah yang baru mereka bangun. Hizkia telah membuktikan dirinya terus mencari Allah dengan segenap hati di dalam segala usahanya yang mulia itu. Tuhan pun memberkati segala tindakannya.

Renungkan: Kadang Kristen tergoda untuk melakukan panggilan pelayanan yang memang dari Tuhan dengan caranya sendiri. Teladan dari Hizkia adalah konsisten melayani Allah dengan terus mencari ketetapan dan kehendak Allah.

(0.20) (Ayb 1:1) (sh: Imam bagi keluarga (Minggu, 17 Agustus 2003))
Imam bagi keluarga

Pola hidup konsumtif dan hura-hura sudah menjadi bagian dalam kehidupan generasi muda zaman ini. Biasanya rentetan pola hidup semacam ini adalah semakin menjamurnya pengguna narkoba, seks bebas, dlsb. Dalam kondisi demikian, nilai-nilai moral menjadi amburadul. Bagaimana keadaan keluarga, masyarakat, dan bangsa di masa depan jika generasi muda bertindak amoral?

Kehidupan keluarga Ayub merupakan cerminan bagi keluarga kebanyakan yang hidup dalam kecukupan secara finansial (ayat 3-4). Terlepas dari kehidupan anak-anak Ayub, kita perlu belajar dari Ayub. Ayub peka terhadap segala kemungkinan yang dapat membawa anak-anaknya menjauh dari Tuhan. Itu sebabnya setiap kali anak-anaknya menyelesaikan suatu hajatan, Ayub memanggil dan menguduskan mereka melalui persembahan kurban bakaran kepada Allah (ayat 5). Hati yang sensitif memungkinkan Ayub bersikap sebagai pelindung dan imam bagi mereka.

Kalau saja setiap orang tua Kristen masa kini mau memekakan diri mereka terhadap godaan dahsyat yang setiap saat dapat menghantam kehidupan keluarga dan anak-anaknya. Kalau saja para ayah menyediakan waktu untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan bersama anak-anak mereka setiap hari. Keluarga Kristen akan menjadi benteng iman yang berakhlak teguh.

Renungkan: Kepekaan rohani adalah syarat penting bagi orang tua untuk mengarahkan keluarga pada kehidupan yang benar dan menghindarkan mereka dari kehidupan amoral.


Bacaan untuk Minggu ke-11 sesudah Pentakosta

Yesaya 55:1-3; Roma 8:31-39; Matius 14:13-21; Mazmur 78:14-20,23-29

Lagu KJ 335

(0.20) (Ayb 40:1) (sh: Berdiam sejenak (Minggu, 18 Agustus 2002))
Berdiam sejenak

Kita teringat lagi perkataan Yahweh dalam 38:1 yang menyatakan bahwa Ia akan menanyai Ayub. Allah menuduh bahwa Ayub telah mengaburkan desain-Nya melalui ketidaktahuan Ayub. Situasinya sekarang berubah: Yahweh telah memberikan Ayub hak yang unik untuk belajar dari-Nya secara langsung tentang karya-Nya yang begitu luas cakupannya.

Tibalah waktunya bagi Yahweh untuk menanyakan pertanyaan itu lagi. Ia menyatakan-Nya dengan bahasa hukum, seperti istilah yang digunakan Ayub dalam 31:35, "surat tuduhan", suatu istilah hukum. Ayub telah berbantah dengan Allah dan telah membuat tuduhan hukum terhadap-Nya (istilah berbantah dalam ayat 35 seharusnya diterjemahkan dengan lebih keras: menegur, mengoreksi).

Ayub sekarang harus berespons kepada Allah setelah ia mendapatkan pengetahuan yang baru ini. Ayub memang menjawab (ayat 36-38), tetapi jawabannya tidak memuaskan. Ia tidak dapat menyangkali kebenaran yang telah diungkapkan Allah. Ayub tertegun di hadapan kehadiran Allah yang begitu blakblakan, sehingga ia harus mengakui kerendahannya secara tulus. Namun, ia tidak pernah meragukan kuasa Allah. Ayub hanya meragukan keadilan Allah. Sekarang pun Ayub tetap merasa tidak bersalah atau menjadi fasik seperti yang dituduhkan teman-temannya. Ayub juga tidak menarik kasusnya. Ia hanya mengatakan bahwa ia tidak tahu bagaimana harus menjawab Allah dan ia dengan demikian akan terus berdiam diri.

Renungkan: Mengakui ketidaktahuan kita dan sejenak berdiam diri di hadapan penderitaan akan lebih baik daripada merasa tahu dan terburu-buru menegur Allah.

(0.20) (Mzm 13:1) (sh: Tuhan tidak melupakan Anda (Minggu, 5 Januari 2003))
Tuhan tidak melupakan Anda

Pemazmur mengalami tekanan penderitaan begitu hebat, bagaikan seorang yang sedang sakit keras, hampir mati (ayat 4b). Penderitaan itu begitu berat bagi si pemazmur sampai seakan-akan Tuhan melupakan dia (ayat 2). Penderitaan yang dialami orang beriman menjadi teramat berat seolah lebih berat daripada yang ditanggung oleh orang tidak beriman, sebab kesungguhan imannya dan kenyataan yang diimaninya diuji kesejatiannya (ayat 3-5). Bagaimana memahami bahwa Allah mahakasih apabila orang yang beriman kepada-Nya dibiarkan menderita?

Namun, di tengah pergumulan itu, keyakinan si pemazmur tidak sampai goyah. Pemazmur percaya kepada kasih setia Tuhan, bahwa Tuhan menyelamatkan dan baik kepadanya (ayat 6). Di dalam penderitaan berkepanjangan itu, pemazmur belajar berseru bertalu-talu kepada Allah. Imannya dilatih untuk percaya teguh meski belum melihat (ayat 6). Pengharapannya dilatih agar mendoakan kepentingan kemuliaan Allah dan bukan kepentingan kenyamanannya sendiri (ayat 4,5). Melalui Mazmur ini kita sedikit beroleh kejelasan mengapa Tuhan tidak segera bertindak dalam kesempitan hidup kita. Justru karena ingin menyatakan kemuliaan-Nya lebih besar dan karena ingin kita mengenal Dia lebih dalam, Allah bertindak demikian.

Renungkan: Tatkala penderitaan membuat kita seolah ada dalam kesenjangan dari hadirat Allah, Allah sedang melatih iman dan harap kita untuk melihat dan melangkah lebih jauh.

(0.20) (Mzm 46:1) (sh: Perlindungan dan kekuatan. (Jumat, 19 Desember 1997))
Perlindungan dan kekuatan.

Pada zaman dulu, sebuah kota sering kali terancam serangan musuh atau gerombolan penjahat. Sebab itu betapa penting memiliki benteng yang teguh dan kuat. Perlindungan dan kekuatan adalah dua hal penting bagi suatu kota. Kehidupan umat Tuhan dengan tepat dilukiskan pemazmur seperti suatu kota. Allah sendirilah benteng teguh yang menjamin keamanan dan kelangsungan hidup umat-Nya. Orang yang sungguh berlindung pada Tuhan, tidak akan dikecewakan. Allah kuat perkasa, juga Maha kasih. Aman di dalam Tuhan sudah terbukti nyata dalam sejarah umat dari zaman ke zaman (ayat 46:1" context="true" vsf="TB">2).

Allah memusnahkan sumber ancaman. Perang adalah salah satu dari sekian banyak hal yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Demikian juga segala macam kejahatan. Tuhan sendiri menciptakan kedamaian sejati; menghadirkan kasih, setia, persaudaraan, kesetiaan, dan saling hormat yang akan membuat masyarakat manusia mengalami kemanusiaan secara terhormat.

Renungkan: Kota-kota kita masa kini makin disesaki oleh berbagai jenis kekerasan dan kejahatan. Bagaimana Kristus sebagai pemelihara hidup dapat kita saksikan bila gereja sendiri tidak memiliki kedamaian?

(0.20) (Mzm 52:1) (sh: Percaya akan kasih setia Allah (Minggu, 6 Juni 2004))
Percaya akan kasih setia Allah

Seorang pemuda berkata bahwa ia sudah enam tahun mengikut Tuhan tetapi belum pernah melihat pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Sebaliknya ada orang yang dilihatnya tidak mengikut Tuhan tetapi selalu berhasil dalam berbagai hal. Timbul pertanyaan dalam hatinya. Di manakah kesetiaan Allah? Bukankah Ia berjanji akan memberkati umat-Nya, melindunginya dan membuat hidupnya berhasil?

Mazmur ini menggambarkan kehidupan orang yang dikasihi Allah tetapi menderita bahkan hendak dibunuh oleh karena mengatakan kebenaran. Kitab 1 Samuel 22 menceritakan bagaimana atas perintah raja Saul dalam satu hari ada delapan puluh lima orang imam mati dibunuh. Saul menyuruh Doeg, seorang kafir untuk mengeksekusi orang-orang yang dikasihi Allah itu. Ternyata Saul lebih mencintai kejahatan dan dusta (ayat 5), bahkan bermegah atas kejahatan yang dilakukannya (ayat 3).

Akan tetapi pemazmur yakin bahwa Allah sendiri akan menghukum orang berdosa. Mereka tidak akan tinggal di rumahnya (ayat 7). Sementara ia sendiri akan tetap berada di dalam rumah Allah, dan percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya (ayat 10). Demikian kita lihat bahwa di akhir hidupnya, Saul jatuh oleh pedang. Sebaliknya Daud naik takhta dan tetap kokoh sebagai bukti kasih setia Allah terhadap janji dan perjanjian-Nya.

Renungkan: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habis rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu (Rat. 3:22-23).

(0.20) (Mzm 68:1) (sh: Lebih dari Marching Band Istana. (Kamis, 30 April 1998))
Lebih dari Marching Band Istana.

Mazmur ini agak panjang. Sungguh berbahagia orang yang membaca seluruh ayatnya. Anda bagaimana? Ini merupakan Mazmur Perarakan. Di dalamnya dijelaskan mengenai kemenangan Allah Penakluk. Para biduan yang cakap menyanyikannya menuju ke kemah Kudus. Nyanyian ini tak tertandingi oleh lagu apa saja dalam hal keagungannya, semangat, ataupun kemenangan pujiannya. Lebih dari marching band istana! Mazmur ini melukiskan kemenangan Allah, yang diarak dengan penuh keunggulan dari Mesir ke Kanaan, lalu ke Bait-Nya di Gunung Sion. Anda ikut? Anda dapat mengikuti dengan penuh sukacita kemenangan demi kemenangan ilahi dalam hidup Anda.

Lebih dari Siapa saja. Pelayanan Kristus dapat kita lihat dalam ayat 68:18" context="true" vsf="TB">19 (Bdk. Ef. 4:7-16). Secara terus menerus Daud menyebut nama Allah dan mengungkapkan keunggulan dan kuasa-Nya. Dari Mazmur ini ditemukan bahwa Allah itu ternyata Bapa Yang Maha Kasih, Pemimpin yang berwibawa, Penolong yang berbelas kasihan, Sahabat Sejati dan Penebus yang menyelamatkan. Bukankah itu semua digenapkan dalam Tuhan Yesus Kristus, Allah seratus persen dan manusia seratus persen.

Renungkan: Allah telah menjadi segala-galanya bagi kita dalam Kristus. Janganlah perlakukan semena-mena!

(0.20) (Mzm 75:1) (sh: Berdialog dengan Allah dalam pergumulan. (Senin, 10 Agustus 1998))
Berdialog dengan Allah dalam pergumulan.

Mazmur ini unik, isinya semacam dialog antara Asaf yang berdoa syukur; dan di tengah syukurnya Tuhan berfirman kepadanya. Israel yang luput dari pembinasaan musuh mensyukuri pemeliharaan Tuhan meski ancaman musuh itu masih ada. Menghadapi musuh yang sombong itu, Israel mengingat sabda Tuhan. Dengan demikian mereka yang bertahan ini terus menerus merendahkan diri dan bersyukur kepada Tuhan. Bagaimana kita harus bersikap di tengah masyarakat yang makin melawan Tuhan? Sama: merendahkan diri, bersandar dan berpaut kepada Tuhan, serta senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan.

Yang merendahkan diri akan ditinggikan. Menghadapi musuh, Asaf dan orang Israel belajar merendahkan diri, mencari wajah Tuhan. Mereka menyerahkan ancaman dan penghinaan musuh kepada Tuhan. Semua musuh Israel yang hebat, kuat dan sangat terkenal seperti Asyur dan Mesir akhirnya dapat mereka taklukkan. Tuhan berperang bagi umat-Nya, dan menguatkan umat-Nya (ayat 75:10" context="true" vsf="TB">11b). Kita tidak perlu meniru cara-cara dunia, mencari kedudukan dan nama dengan mengorbankan orang lain. Hal demikian tidak akan bertahan lama. Allah sendiri pada waktunya akan meruntuhkan kemegahan itu. Kebesaran sejati ada pada pihak yang merendahkan diri dan memuliakan Allah saja.

(0.20) (Mzm 86:1) (sh: Aku sengsara miskin, namun Allah besar ajaib. (Senin, 24 Agustus 1998))
Aku sengsara miskin, namun Allah besar ajaib.

Tidak jelas penderitaan macam apa dan sebab apa konteks dari mazmur ini. Yang jelas di dalam jiwanya ia merasa sengsara dan miskin (ayat 2). Jiwanya tertekan mungkin karena dosa dan hukuman yang dideritanya. Ia minta diselamatkan (ayat 3), mengangkat jiwanya kepada Tuhan (ayat 4), memohon Allah membuatnya bersukacita kembali (ayat 4) dan mengampuni dia (ayat 5). Permohonan itu ditujukan kepada Tuhan yang dikenalnya (ayat 3), bukan kepada allah lain. Hubungan pemazmur dengan Tuhan sangat akrab dan mendalam. Dia memohon sepanjang hari, terus menerus, tiada henti (bdk. 18:1-8">Luk. 18:1-8).

Bulatkan hatiku. Hati adalah akar dari semua masalah manusia. Di dalam hati itulah terletak sikap terhadap Tuhan dan pertimbangan bagaimana kita ingin hidup yang akan mengungkap diri dalam berbagai perbuatan. Pemazmur menyadari itu, maka ia tidak sekadar memohon pengampunan tetapi "bulatkanlah hatiku untuk takut akan namaMu" (bdk. 51:12). Ia bahkan memohon agar diberikan hati yang bersuka memuji Tuhan (ayat 12-13), dan yang kuat untuk hidup sebagai pemenang (ayat 14-17).

Renungkan: Kegagalan dan kejatuhan tidak perlu membuat kita menjauhi Tuhan, sebab Dia baik dan kasih setia-Nya tidak berubah!

Doa: Tuhan ajarlah kami untuk terus menerus berdoa, dan mensyukuri kesetiaan-Mu. Amin.

(0.20) (Mzm 93:1) (sh: Tuhan Raja yang kekal dan Hakim yang adil. (Sabtu, 7 November 1998))
Tuhan Raja yang kekal dan Hakim yang adil.

Seorang raja di dunia, berada pada posisi sangat berkuasa dan penuh kemuliaan. Bagaimana dengan Allah sebagai Raja di atas segala raja? Ia sungguh dapat diandalkan (bdk. Mzm. 46)! Pemerintahan-Nya dan Kerajaan-Nya tidak tergoyahkan. Ia juga Hakim yang adil, yang akan melaksanakan pembalasan, sebagai hak mutlak Allah terhadap segala bentuk kejahatan.

Allah gunung batu perlindunganku. Orang-orang congkak dan fasik tidak menghiraukan Tuhan. Mereka meremukkan umat Tuhan, menindas dan berkata: Tuhan tidak melihatnya (ayat 94:5-7). Apa jalan keluar bagi si tertindas bila mengalami kesukaran dan penderitaan karena kejahatan orang lain? Berdiam diri, pasrah? Tidak! Adukan semua perbuatan jahat mereka pada Allah, Gunung batu perlindungan. Dia akan turun membela umat-Nya. Bacaan hari ini bermakna pengharapan: 1) berbahagialah orang yang dihajar dan diajar Tuhan melalui firman-Nya (ayat 94:12-13); 2) Allah tidak akan meninggalkan umat-Nya yang mengalami penindasan dan penderitaan; 3) Allah akan memberi penghiburan. Orang beriman tidak dipanggil untuk hidup pasif. Orang beriman harus memperingatkan orang fasik, menegur dan menasihati mereka untuk bertobat.

Doa: Terima kasih Tuhan atas perlindungan dan pengajaran-Mu.

(0.20) (Mzm 101:1) (sh: Hidup dengan benar (Selasa, 23 Maret 1999))
Hidup dengan benar

Barangkali mazmur ini ditulis oleh Daud ketika dia baru memulai tugasnya sebagai raja. Dengan semangat dan keinginan menggebu-gebu dia bertekad untuk hidup benar dan menjunjung nama Tuhan dalam setiap tindakannya. Menurut Daud, hal yang harus dilakukan untuk memiliki hidup benar di hadapan Tuhan adalah menghindarkan diri dari perkara kejahatan, menghindari para pemfitnah dan tidak menjadi sombong (bdk. Mzm. 1). Mempraktekkan tekad memang tidak semudah mengucapkannya. Daud menyadari hal itu, karenanya dia mengharapkan pertolongan dari Tuhan (ay. 2).

Tanggung jawab seorang hamba Tuhan. Sebagai hamba-Nya, Daud bertanggung jawab mengarahkan rakyatnya untuk melakukan perbuatan yang berkenan di hadapan Allah. Melalui nazar yang diucapkannya, Daud telah menunjukkan bagaimana seharusnya hamba Tuhan mempertanggungjawabkan tugas dan kepercayaan yang diberikan Allah. Sebagaimana Daud, kita pun dituntut untuk mengarahkan jemaat bertindak benar di hadapan Allah.

Renungkan: Hidup benar di hadapan Tuhan, bukanlah sekadar menghindarkan diri dari yang jahat atau dosa. Hidup benar yang berkenan di hadapan Allah sebenarnya berakar pada kesediaan mengarahkan diri untuk taat penuh pada kehendak Allah!

(0.20) (Mzm 102:1) (sh: Doa seorang sengsara (Rabu, 24 Maret 1999))
Doa seorang sengsara

Seseorang yang sedang mengalami kesengsaraan dan penderitaan yang teramat sangat, akan kehilangan nafsu makan, tiada semangat, lemah lesu, sulit tidur, hatinya terpukul dan layu, dst. Di saat yang seperti itu, siapakah yang mampu menolong dan memulihkannya? Pemazmur datang pada jawaban yang tepat, yakni Tuhan, satu-satunya jawaban yang pasti. Ia mencurahkan pengaduannya kepada Tuhan, yang berkuasa menolong dan memulihkan. Ia berteriak, meminta agar Tuhan mendengar doanya dan segera menjawabnya. Bagaimana dengan Anda? Ketika mengalami penderitaan, kepada siapakah Anda berteriak minta tolong dan mencurahkan pengaduan?

Jangan menolak pertolongan. Melepaskan diri dari penderitaan dengan melakukan seperti yang telah dilakukan pemazmur, tidak mudah. Sering kita membandingkan kadar penderitaan kita dengan orang lain. Sebenarnya, apa pun bentuk penderitaan yang kita alami, tidak dapat dibanding-bandingkan. Hal ini hanya akan membuat kita semakin tertekan dan tidak dapat berpikir jernih. Tidak ada cara lain yang dapat membebaskan dari tekanan dan penderitaan, selain mengikuti langkah pemazmur. Allahlah yang memiliki berbagai cara untuk membebaskan kita dari tekanan dan penderitaan. Bukalah diri terhadap dukungan dan pertolongan Allah, melalui siapa pun dan bentuk apa pun!

(0.20) (Mzm 106:1) (sh: Tuhan itu baik (Senin, 10 Mei 1999))
Tuhan itu baik

Pemazmur bersyukur atas kebaikan Tuhan yang telah ia dan nenek moyangnya rasakan. Kebaikan Tuhan bukanlah bayang-bayang karena hal itu sangat nyata dirasakan (bdk. Mzm. 34:9; 2Ptr. 2:3). Dalam bagian ini, pemazmur tidak sedang mengemukakan pandangan imannya mengenai kebaikan Tuhan, tetapi mengenai pengalaman pribadi dengan Tuhan. Dalam banyak hal Tuhan telah menunjukkan kebaikan-Nya kepada umat-Nya.

Kasih karunia Tuhan. Kebaikan Tuhan diekspresikan melalui kasih karunia-Nya (dalam bahasa Ibrani disebut Chesed). Kasih karunia telah dipahami oleh bangsa Yahudi sebagai karakter yang sangat khusus dari Allah. Karena kasih karunia-Nya, Allah membebaskan umat Israel dari penindasan bangsa Mesir dan memimpin mereka menuju tanah perjanjian. Tindakan pemazmur mengutip sejarah Israel membuktikan dua hal penting: (1) Kasih karunia Tuhan tidak bersyarat, tidak bergantung pada sikap bangsa Israel yang seringkali melupakan Tuhan dan beralih kepada allah lain; (2) Kasih karunia Tuhan bersifat kekal, dan tidak berubah. Artinya, Tuhan yang telah menyatakan kasih karunia-Nya beribu-ribu tahun yang lalu, tetap akan menyatakan kasih karunia-Nya sekarang.

Renungkan: Saat ini, marilah kita kembali mengingat bagaimana Tuhan telah melimpahkan kasih dan setia-Nya bagi kita.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA