Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 32 dari 32 ayat untuk yang lazim AND book:19 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.71) (Mzm 109:1) (jerusalem: Doa seorang yang kena fitnah) Ini "mazmur pengutuk" yang paling hebat, kejam dan panjang dalam seluruh kitab mazmur, bdk Maz 5:11+; Maz 52+ Pendoa dianiaya, difitnah dan dituduh oleh musuh-musuhnya, bdk Maz 6:8+, yang cedera, Maz 109:2-5. Sambil mengutuk mereka pemazmur meminta supaya Tuhan mengutuk mereka tanpa kenal ampun, Maz 109:6-20,29. Hukuman itu dilukiskan dengan bahasa penghebat dan kiasan sesuai dengan hukum pembalasan Perjanjian Lama, bdk Kel 21:25+ Pemazmur yang tidak berdaya, Maz 109:22-25, sadar bahwa hanya Tuhan dapat menegakkan keadilan, Maz 109:21,26-27. Kalau doanya dikabulkan, maka pemazmur akan bersyukur dan memuji Tuhan, Maz 109:30-31. bahasa yang dipakai dalam lagu ini adalah bahasa yang lazim dalam sajak semacam itu. Sebab "mazmur-mazmur pengutuk" yang serupa juga biasa pada bangsa-bangsa tetangga Israel.
(0.70) (Mzm 88:1) (jerusalem: Doa pada waktu sakit payah) Ini ratapan yang suram sekali nadanya. Dengan bahasa kiasan yang lazim (dunia orang mati, liang kubur, kegelapan, ombak dsb) terungkap rasa seseorang yang sangat terdesak, hampir mati, karena sakitnya (kusta?). Pemazmur membentangkan kemalangannya yang menyebabkan ia tertinggalkan semua orang dan bahkan rupanya oleh Tuhan sendiri, Maz 88:4-10. Dalam keadaan itu ia memanjatkan doanya kepada Allah, Maz 88:2-3,10-15. Akhirnya, Maz 88:15-18, ia kembali menggambarkan kemalangannya, sehingga mazmur ini berakhir dengan nada pesimis. Lagu ini mengingatkan ratapan Ayub.
(0.70) (Mzm 19:4) (jerusalem: gema mereka) Kata Ibrani yang dipakai kurang jelas artinya (tali pengukur, penggaris?). Mungkin tersinggung suatu pikiran yang dahulu cukup lazim, yaitu: langit dibandingkan dengan kitab (gulungan) dan nujum adalah tulisannya. Pada bangsa Asyur dan Babel nujum memang disebut "tulisan langit'. Meskipun perbintangan tidak bersuara, namun "tulisan langit" itu dapat dibaca di mana-mana
(0.68) (Mzm 11:6) (jerusalem: angin yang menghanguskan) Ialah, bdk Rat 5:10; Sir 43:17 angin panas dari gurun pasir bdk Maz 129:6, yang mengeringkan segala sesuatunya dan amat ditakuti orang. Sama seperti "arang berapi dan belerang" (pemazmur agaknya berpikir kepada kota Sodom dan Gomora, Kel 19:24; Yeh 38:22; Ayu 18:15; Wah 20:9) angin itu melambangkan hukuman yang menimpa para pengejar
(0.67) (Mzm 109:24) (jerusalem: badanku....) Terjemahan lain: badanku menjadi kisut karena kurang minyak. Artinya pendoa tidak merawat dirinya sebagaimana lazim (minyak menyegarkan dan menghaluskan kulit). Ini termasuk ke dalam cara berkabung sama seperti puasa.
(0.66) (Mzm 4:7) (jerusalem: mereka) Ialah orang yang tidak percaya pada Tuhan. Panenan dan pemetikan buah-buah anggur memang dipestakan dengan kegembiraan dan kesukaan besar.
(0.66) (Mzm 18:1) (sh: Ucapan syukur adalah sebuah jendela (Kamis, 20 Februari 2003))
Ucapan syukur adalah sebuah jendela

Perkataan manusia, apalagi seorang pemimpin bangsa, cenderung lebih transparan menampilkan isi hati seseorang bila didasarkan perasaan gembira dan puas ketimbang perasaan-perasaan lain. Misalnya ketika seorang pemimpin mensyukuri adanya suatu ideologi pemersatu, sah bagi kita untuk bertanya apakah hak untuk berbeda pendapat cukup dipedulikan oleh sang pemimpin? Mazmur syukur ini adalah sebuah jendela yang terbuka untuk kita tilik, terutama bagi kita yang menjadi pemimpin, pada level mana pun.

Kita dapat melihat jejak-jejak kejayaan Daud dan juga keturunannya yang menjadi raja Yehuda di dalam mazmur ini; betapa raja sanggup mengalahkan musuh-musuhnya dengan kekuatan Tuhan yang berpihak dan membantunya. Tuhan digambarkan sebagai pahlawan perkasa menyelamatkan sang raja (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8-16), dan juga pembimbing sang raja saat ia maju berperang (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">31-45,48-49). Singkatnya, Allah adalah penyelamatnya (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3-4,17-20,28,47,51). Mazmur ini juga memperlihatkan hubungan yang seperti apa yang dimiliki oleh sang raja, sang pemimpin bangsa. Kalimat pertama sudah mengejutkan (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2). Kata kerja Ibrani rakham yang diterjemahkan di sini "mengasihi" lebih lazim dipakai untuk kasih Allah. Tampak betapa ucapan syukur sang raja dimulai dari perasaan yang dalam dan akrab kepada Allahnya. Tidak hanya perasaannya, sang raja juga menunjukkan bahwa ia taat mengikuti perintah dan kesuciannya di hadapan Allah (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">21-27). Kedua hal inilah -- keakraban dan ketaatan dalam tindakan -- yang seharusnya juga menjadi bagian dari karakter tiap pemimpin, terutama kita orang percaya yang diberikan kepercayaan untuk memimpin dalam situasi level mana pun.

Renungkan: Makin berkuasa dan sukses seorang pemimpin, semakin besar ia harus membutuhkan Allah dan berutang syukur kepada-Nya.

(0.64) (Mzm 107:1) (sh: Allah, sang penolong yang setia (Kamis, 25 April 2002))
Allah, sang penolong yang setia

Gema Mazmur 106 terdengar jelas dalam Mazmur 107 ini dengan disorotinya kembali beberapa pokok seperti “perbuatan besar Allah” (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8,15,21,24,31), pemberontakan (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11), ditebus (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7), nasihat (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7) ditundukkan (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12), kesesakan (ayat 2,6,13,19,28), kejahatan (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17). Lebih dari itu, tema yang memulai dan mengakhiri Mazmur 106 diulang kembali dalam ayat-ayat pembukaan Mazmur ini. Mazmur ini mengajak umat Allah memuji dan membesarkan Allah karena kasih setia-Nya yang telah menebus individu-individu dari berbagai kesulitan mereka (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-3).

Allah tidak saja mengasihi umat secara umum, tetapi orang per orang dengan setiap permasalahannya yang unik. Secara garis besar, berbagai pengalaman sulit manusia pada umumnya terwakili dalam bagian ini. Kisah tentang pengembara yang tersesat di gurun gersang, mengalami kelaparan dan kehausan, waktu itu merupakan hal yang lazim terjadi (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4-9). Pengalaman tersebut sangat mungkin melambangkan pengalaman pengembaraan Israel selama mereka mengembara di padang gurun. Entah hanya pengalaman pribadi atau juga bagian dari pengembaraan umat, kebaikan Allah sajalah membuat pengembara tidak hanya terpelihara, tetapi juga terarah dalam pimpinan Allah. Jelas pemazmur mengaitkan peristiwa ini dengan tema keselamatan. Petunjuk untuk itu terlihat dalam penggunaan kata “berseru-seru” (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6), yaitu ungkapan mencari pertolongan Allah dari kebutuhan hati yang amat dalam.

Pengalaman lain yang juga umum diderita banyak orang adalah berbagai penderitaan batin dan fisik seperti pengalaman tertekan, terhukum, terpenjara (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10-16) sebagai akibat dosa. Demikian juga penderitaan seperti pengembaraan tanpa arah, terbuang dari negeri sendiri, hidup dalam gelap, adalah pengalaman riil yang melukiskan tekanan hidup dalam dosa. Segelap apa pun akibat dosa, keselamatan dari Allah melepaskan orang yang berseru-seru kepada- Nya (ayat yang+lazim+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13). Dosa bisa juga berakibat dalam bentuk penyakit, mekipun tidak selalu penyakit adalah akibat dosa. Justru dengan mengakui adanya penyakit akibat dosalah, orang boleh sadar dan bertobat dan beroleh kesembuhan dari Allah.

Renungkan: Seruan yang dijawab Tuhan sepatutnya berubah menjadi pujian.

(0.62) (Mzm 64:7) (jerusalem: panah) Bdk Maz 38:3+; Ula 32:42. Di sini panah itu melambangkan hukuman yang tiba-tiba menimpa orang fasik.
(0.62) (Mzm 106:39) (jerusalem: berzinah) Ini istilah lazim pada para nabi. Artinya: tidak setia pada Tuhan, suami Israel dengan menyembah berhala dan mengangkat dewa menjadi suami, Hos 1:2+; Yer 3:6 dst; Kel 34:16; Hak 2:17+; Maz 73:27; Wis 14:12+
(0.59) (Mzm 63:1) (ende)

Dalam lagu ini seseorang, barang kali diluar negeri, mengeluarkan kerinduannja akan Bait-Allah, tempat kerelaan dan kebaikan Jahwe ber-limpah2. Rasa keigamaan dalam bagian pertama (Maz 63:2-9) memuntjak, tetapi belum mentjapai ketinggian Perdjandjian Baru, karena bagian kedua, tempat musuh2 dikutuki (Maz 63:9-11), sebagaimana lazim dalam mazmur2.



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA