Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 10088 ayat untuk tugasnya itu (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.50) (Yes 47:7) (ende: itu)

ialah gelagat.

(0.50) (Yeh 9:2) (full: ENAM ORANG LAKI-LAKI. )

Nas : Yeh 9:2

Enam orang ini adalah enam malaikat yang ditugaskan Allah untuk melaksanakan hukuman-Nya atas kota itu. Mereka masing-masing membawa sebuah senjata (ayat Yeh 9:1) yang dengannya akan membunuh semua orang fasik. Bersama dengan mereka muncul malaikat ketujuh berpakaian lenan dengan alat penulis di sisinya; tugasnya adalah untuk menulis sebuah huruf atau tanda pada dahi orang-orang yang tinggal setia kepada Allah (bd. Wahy 7:3; Wahy 9:4; Wahy 14:1; 22:4;

lihat cat. --> Yeh 9:4 berikutnya).

[atau ref. Yeh 9:4]

(0.50) (Yeh 24:18) (full: AKU MELAKUKAN SEPERTI DIPERINTAHKAN. )

Nas : Yeh 24:18

Ketaatan Yehezkiel dalam situasi ini semestinya termasuk tugasnya yang paling berat selaku nabi. Sekalipun merasa sangat sedih atas kematian istrinya, ia masih harus bernubuat hari lepas hari kepada bangsa yang pemberontak itu. Ia ikut merasakan penderitaan Allah, karena Allah sendiri sebentar lagi akan kehilangan umat-Nya, kota-Nya dan Bait Suci-Nya, sama seperti nabi setia ini telah kehilangan istrinya yang tercinta. Setia kepada Allah dapat meminta pengorbanan besar. Dalam cara yang sama orang percaya PB dipanggil untuk turut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus (lih. 2Kor 1:7; 4:10-11).

(0.49) (Kel 28:15) (sh: Tutup dada pernyataan keputusan. (Rabu, 20 Agustus 1997))
Tutup dada pernyataan keputusan.

Tutup dada pernyataan keputusan.
Tutup dada itu harus dihiasi dengan 12 permata yang di dalamnya diukir nama tiap-tiap suku Israel. Pada saat Harun masuk ke dalam Tempat Kudus, tutup dada tersebut harus dipakai. Setiap kali Harun menghadap Allah menjalankan tugasnya, dia membawa suku-suku Israel itu ke hadapan Allah. Suku-suku itu terukir di dekat jantung Harun sendiri. Itulah memang tugas utama seorang Imam Besar. Kita tahu bahwa Tuhan Yesuslah yang sungguh memenuhi tugas sebagai wakil umat pilihan Allah, sebab di dalam Dia Allah telah mempersekutukan kita semua, terukir dalam hati-Nya.

Perkenan Tuhan. Kesan selintas kita sampai pada bagian ini, Allah seolah rewel mengatur berbagai seluk beluk ibadah, dan ibadah seolah sesuatu yang rumit dan ruwet. Namun yang perlu kita tanggap melihatnya ialah Allah ingin mengajar tentang prinsip terdalam ibadah yaitu bahwa kesucian merupakan suatu keharusan dan bahwa kesucian yang sesuai standar Allah itu harus Allah yang mengatur dan menyediakannya.

Renungkan: Tatkala Anda merasa tidak layak menghadap Allah, tataplah Yesus sumber kelayakan Anda.

Doa: Ingatkanku bahwa aku terukir dalam hati-Mu, Tuhan Yesus.

(0.47) (1Sam 12:1) (sh: Kerjasama pemimpin mengayomi. (Kamis, 4 Desember 1997))
Kerjasama pemimpin mengayomi.

Kerjasama pemimpin mengayomi.
Meski Saul sudah diurapi sebagai raja, Samuel masih meneruskan tugas sebagai hakim, nabi dan imam. Saul disiapkan dan dilatih untuk tugas militer dan politik, yang memperhatikan keamanan semua suku Israel (ayat tugasnya+itu&tab=notes" ver="">7:15). Kedua pemimpin itu saling mengerti dan bekerja sama harmonis sehingga dapat berbagi tugas dengan baik. Demikianlah kepemimpinan yang mengayomi rakyat. Samuel tetap menjalani tugas kenabian, mengawasi kepemimpinan agar Saul tidak menyimpang dari jalan Tuhan.

Takut akan Tuhan. Pemimpin akan menjalankan tugasnya dengan baik bila takut akan Tuhan. Hal itu terjadi bukan karena didikte, ataupun ancaman. Takut akan Tuhan adalah sikap yang lahir dari kesadaran akan kedahsyatan Allah dan kesukaan untuk tunduk, mengakui kebesaran-Nya atas hidup dan kepemimpinan seseorang. Takut akan Tuhan diungkapkan dalam ibadah, dengar-dengaran firman, dan berpegang pada segala ketetapan Tuhan. Samuel membimbing Saul kepada sikap penting itu, terutama melalui teladan hidupnya (ayat 1-5).

Renungkan: Pada masa kini makin sedikit yang takut akan Tuhan. Kepemimpinan Kristen yang sungguh takut akan Tuhan adalah kebutuhan mendesak!

Doa: Sesuai Mazmur 119:145-149.

(0.46) (Mzm 61:1) (sh: Ketika merefleksikan pengembaraan hidup (Minggu, 7 Oktober 2001))
Ketika merefleksikan pengembaraan hidup

Ketika merefleksikan pengembaraan hidup. Daud mengawali mazmur ini dengan permohonan yang sangat hangat dari batin yang dijejali dengan perasaan jauh dari Allah (ayat 2). Serta merta ia mengakui kisi-kisi hatinya lemah lesu. Ia berhasrat mencapai keselamatan yang tak mungkin dapat digapainya dengan usaha sendiri. Ia memohon Allah menuntunnya ke gunung batu yang sangat tinggi (ayat 3-4), yakni Allah sendiri.

Di ambang batas kesepiannya ia meminta Allah mengizinkannya berlindung pada-Nya (ayat 5). Setelah kerinduan hati terungkap, Daud kini mengingat kembali akan tindakan-tindakan Allah di masa lampau. Terkenang akan masa penobatan dirinya sebagai raja sehingga ia meresponi-Nya dengan nazar yang dengan setia ditepati. Ia sendiri yakin bahwa Allah yang telah menganugerahkan tanggung jawab yang besar, juga akan memberinya kekuatan ekstra untuk melaksanakan tugasnya (ayat 6).

Daud mengakui dirinya tidak memiliki kekuatan pribadi sehingga ia hanya dapat melanjutkan tugasnya bila Allah menambah umurnya (ayat 7). Hidup di dalam perpanjangan jabatan saja tidaklah memuaskan dan ia merindukan dapat hidup di dalam perkenanan Allah dan dijaga oleh kasih setia dan kebenaran-Nya. Daud memang seorang yang sungguh hidup berkenan kepada-Nya.

Renungkan: Ada kalanya ketika kita mengusir kesepian diri, perasaan itu melekat seolah tidak pernah mau menyingkir. Bila hal ini terjadi, periksalah dengan jujur apakah kita berani melepaskan segala sesuatu demi mendapatkan dekapan kasih Allah atau kita tetap memegang erat-erat mamon hidup kita, sehingga kita tidak mendapat tempat di kemah-Nya? Refleksikanlah hidup Anda!

Bacaan untuk Minggu ke-18 sesudah Pentakosta

Bilangan 11:24-30

Yakobus 5:1-6

Markus 9:38-48

Mazmur 135:1-7,13-14

Lagu: Kidung Jemaat 364

PA 5 Mazmur 58

Menduduki kursi penguasa tidak sesulit mempertahankan kedudukan sebagai penguasa yang adil, jujur, dan benar, sehingga semua kalangan rakyat dan bawahannya dapat merasakan kehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera. Banyak penguasa bahkan boleh dikatakan hampir semua penguasa hanya memuaskan kehendak dan kedudukannya, dibandingkan memikirkan keadilan dan kesejahteraan bangsa dan negaranya. Banyak keputusan diambil berdasarkan kepentingan pribadi, keluarga, atau golongan tertentu yang membawa pengaruh bagi kekuasaannya.

Melalui PA kita hari ini, kita akan belajar bagaimana pemazmur menegur dengan keras para penguasa yang telah menyalahgunakan kekuasaannya dan bagaimana respons orang benar yang hidup di bawah penguasa demikian.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Menurut Anda, bagaimanakah pengamatan pemazmur tentang para penguasa, sehingga ia mengajukan pertanyaan sekaligus penilaian dengan begitu lugas, tegas, dan pedas (ayat 2-3)? Bagaimana pengamatan Anda tentang para pemimpin bangsa kita selama ini, apakah pertanyaan pemazmur ini pun tepat ditujukan kepada mereka?

2. Dengan apakah pemazmur menggambarkan kehidupan penguasa (ayat 4-6)? Mengapa pemazmur menggambarkannya demikian?

3. Bagaimana pemazmur meresponi sikap hidup para penguasa (ayat 7-9)? Adakah respons lain yang lebih tepat selain memohon Allah bertindak atas mereka? Jelaskan jawaban Anda! Apakah ini merupakan permohonan karena ketidakberdayaan seseorang dalam menghadapi sang penguasa? Jika tidak, apa makna sesungguhnya ayat-ayat ini?

4. Ternyata permohonan pemazmur berakhir dengan sebuah keyakinan yang jelas, walaupun belum ada tindakan konkrit dari Tuhan yang menjawab pergumulannya (ayat 10-12). Apa saja yang diyakininya? Mengapa ia dapat memiliki keyakinan seperti ini?

5. Bagaimanakah keyakinan pemazmur ini dapat menjadi keyakinan kita, ketika kita berdoa bagi para pemimpin bangsa kita? Tindakan konkrit apakah yang harus kita lakukan di bawah para pemimpin demikian?

(0.45) (Im 26:14) (sh: Jika gagal memenuhi perjanjian (Selasa, 1 Oktober 2002))
Jika gagal memenuhi perjanjian

Jika gagal memenuhi perjanjian. Beberapa orang mempersamakan Allah dengan seorang Godfather Mafia yang kejam, yang berprinsip tidak ada kata ampun lagi kepada setiap bawahan yang gagal menjalankan tugasnya atau melawan kehendak sang Godfather. Sekilas, itulah kesan pertama pada pembacaan nas-nas seperti ini. Padahal, pembacaan lebih dalam akan menunjukkan hal yang sebaliknya. Pada zaman Perjanjian Lama, berkat dan kutuk selalu dicantumkannya. Keduanya memuat implikasi yang akan terjadi bila rakyat/raja-raja bawahannya tersebut melakukan atau tidak melakukan bagian dari perjanjiannya. Biasanya akibat dari kegagalan atau pemberontakan adalah penghukuman yang bertujuan untuk menghancurkan. Tidak ada kesempatan kedua, apalagi rehabilitasi. Hampir sama dengan Mafia.

Kesempatan kedua, peluang rehabilitasi, kesempatan untuk bertobat, justru inilah yang berulang nampak pada bagian kutuk ini. Inilah perbedaan pertama yang mencolok antara perjanjian Allah dengan perjanjian ala raja-raja besar waktu itu (atau juga Godfather Mafia). Motivasi penghukuman itu bukanlah rasa tersinggung dan murka penguasa yang hanya ingin pihak yang mengkhianati perjanjiannya segera hancur, tetapi supaya karena penghukuman itu Israel mau kembali mendengar, diajar, dan hidup selaras dengan perjanjian (lihat 18,21,23,27). Hanya setelah itu semua, jika Israel tetap berkeras dan tidak mau kembali kepada Allah, maka mereka akan hancur akibat dari kesalahan dan dosa mereka (ayat 28-39).

Hal kedua adalah kata ‘tetapi’ (ayat 40). Allah masih mau menerima Israel, jika setelah itu, Israel berbalik dan bertobat (ayat 40-45). Di sini, seperti yang kemudian jelas didemonstrasikan Allah pada peristiwa pembuangan dan pemulihan dari pembuangan, Allah menunjukkan sisi kasih dan anugerah dari tindakan-Nya yang berdampingan dengan keadilan-Nya. Allah akan mengingat perjanjian-Nya dan tetap menjadi Allah Israel, demi keselamatan mereka (ayat 45).

Renungkan: Hajaran Allah kepada orang Kristen yang sedang berdosa adalah pintu kepada pertobatan.

(0.45) (Yeh 24:15) (sh: Babatan Allah itu membersihkan (Kamis, 13 September 2001))
Babatan Allah itu membersihkan

Babatan Allah itu membersihkan. Allah menyiapkan hati Yehezkiel yang akan kehilangan istrinya tercinta, tetapi ia tidak diperkenankan meratapi kematiannya di depan umum. Tidak ada seremoni perkabungan. Hal ini bukan berarti Allah melarang Yehezkiel untuk bersedih hati secara pribadi atas kematian istrinya. Tidak berbela-sungkawa secara lahiriah dimaksudkan sebagai tanda bahwa kejatuhan Yerusalem dan Bait Suci akan sedemikian hebatnya, sehingga penduduknya tidak sempat menyatakan kesedihan mereka.

Ketaatan hamba Tuhan yang bernama Yehezkiel ini semestinya termasuk tugasnya yang paling berat selaku seorang pengawas dan penjaga umat Allah. Walaupun ia sangat sedih atas kematian istrinya, ia masih harus menyampaikan seruan Tuhan kepada bangsa pemberontak itu. Yehezkiel dapat merasakan penderitaan Allah karena Allah sebentar lagi akan kehilangan umat-Nya, kota-Nya, dan Bait Suci- Nya, sama seperti dirinya yang akan kehilangan istri yang paling dikasihinya. Allah memakai cara ini agar Yehezkiel merasakan apa yang dirasakan Allah, sehingga ia dapat menyampaikan sesuai kepedihan hati Allah.

Kristen kadangkala diizinkan mengalami berbagai kejadian pahit. Hal itu dapat berupa kehilangan reputasi diri, kebangkrutan usaha, perceraian dini, kematian orang yang dekat di hati, konflik di dalam lingkungan kerja, atau kecelakaan lalu lintas. Namun satu hal prinsip harus diingat bahwa seringkali kita yang mengundang bencana kehidupan itu melanda hidup kita karena melalaikan berbagai peringatan dan teguran Tuhan yang memperhatikan kita. Bila semuanya sudah terjadi, barulah kita tertatih-tatih meniti langkah mengikuti Tuhan sambil membenahi diri. Adalah jauh lebih baik apabila kita tidak mengabaikan peringatan Tuhan daripada harus menerima murka-Nya.

Renungkan: Ibarat seorang pembawa logam mulia yang nyaris tenggelam di dasar laut, ia hanya dapat menyelamatkan diri bila rela melepaskan semua bebannya. Demikian pun Kristen yang belum sungguh-sungguh hidup untuk-Nya, harus merelakan dirinya mengalami kepahitan, bila Allah membabat untuk membersihkan karakter kita yang berulangkali menyimpang dari kebenaran. Bagi para hamba Tuhan, ingatlah bahwa pengalaman yang Tuhan izinkan kadangkala bertujuan melengkapi kita agar menyampaikan firman-Nya sesuai hati Tuhan.

(0.45) (2Sam 1:18) (bis)

Sebuah terjemahan kuno: nyanyian itu. Ibrani: busur (panah) itu.

(0.45) (Mrk 10:11) (bis: terhadap istrinya yang pertama itu)

terhadap istrinya yang pertama itu: atau dengan wanita itu.

(0.45) (Kis 8:26) (bis: Jalan itu sepi)

Jalan itu sepi: atau Jalan itu tidak dipakai lagi sekarang.

(0.45) (2Sam 24:17) (ende)

Malaekat itu ialah tenaga ilahi jang menimpakan wabah sampar itu.

(0.45) (Yes 44:21) (ende: itu)

jakni sifat berhala jang baru ditegaskan itu.

(0.45) (Za 4:2) (ende)

Kandil (sutji dari baitullah) itu melambangkan baitullah itu ibadahnja.

(0.45) (Yer 4:12) (endetn: kutuk)

diperbaiki menurut kiraan. Tertulis: "daripada itu (mereka itu)".

(0.44) (Mzm 103:5) (bis: hidupmu)

hidupmu: Kemungkinan besar itu artinya.

(0.44) (Dan 8:12) (bis: Lalu ... itu)

Lalu ... itu: Ibrani tak jelas.

(0.44) (1Raj 6:6) (ende: itu)

jakni tingkat2 tadi.

(0.44) (Mzm 20:7) (ende: mereka itu)

jakni musuh2.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA