Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 26 dari 26 ayat untuk tandus (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.18) (Yes 32:1) (sh: Raja yang adil (Senin, 20 September 2004))
Raja yang adil

Raja yang adil. Beberapa waktu lalu, kita telah memilih presiden secara langsung. Orang kristen berdoa agar rakyat Indonesia memilih orang yang Tuhan pilih, dan agar orang yang dipilih melaksanakan kehendak Tuhan. Kita mengharapkan terjadinya perubahan positif di berbagai segi kehidupan bangsa Indonesia.

Nabi Yesaya yang menyaksikan pemerintahan empat raja Yehuda (Yes 1:1), memperoleh penglihatan tentang kemunculan seorang "Raja yang adil" yang akan memerintah menurut kebenaran (ayat 32:1a). Raja adil ini membawa pengaruh kepada para pemimpin di bawahnya (ayat 1b). Kebenaran dan keadilan para pemimpin ini digambarkan bagaikan "Tempat perlindungan dari angin ribut, aliran-aliran air di tempat kering, dan naungan batu yang besar di tanah tandus" (ayat 2). Maksudnya rakyat memperoleh perlindungan dan rasa aman. Hati yang merencanakan kejahatan, akal yang merancang perbuatan keji terhadap orang lemah akan terbongkar dan tidak lagi ditutup-tutupi (ayat 3-8).

Siapakah "Raja yang adil" ini? Tidak satu pun raja-raja Israel atau Yehuda yang sepenuhnya menggenapi gambaran ini. Dalam terang Perjanjian Baru, Yesus Kristuslah sang Raja Adil itu. Di dalam-Nya Roh tercurah penuh (ayat 15a). "Roh dari atas" ini akan mengubah "Padang gurun menjadi kebun buah, dari tempat kering menjadi subur" (ayat 15b), menyebabkan keadilan berlaku di semua tempat bahkan di padang gurun (ayat 16), menimbulkan damai sejahtera, ketenangan, dan ketentraman (ayat 17). Bangsa yang dipimpin "Raja yang adil" ini akan tinggal di tempat yang damai, tentram, dan aman. Membuat setiap penduduknya dapat bekerja dengan aman tanpa merasa takut untuk berkarya (ayat 18-20).

Apakah kita rindu pemerintah Indonesia berlaku seperti "Raja yang adil" ini? Kita perlu berdoa agar pemerintah kita tunduk kepada prinsip-prinsip Sang Raja Sejati, memberlakukan kebenaran dan keadilan.

Doaku: Tuhan, berikanlah "Roh dari atas" tercurah kepada pemimpin kami, supaya mereka membuahkan kebenaran dan keadilan.

(0.18) (Yes 35:1) (sh: Hukuman dan keselamatan (Kamis, 23 September 2004))
Hukuman dan keselamatan

Hukuman dan keselamatan. Sulit memiliki konsep positif tentang hukuman dalam zaman ini. Menggandengkan Yesaya 34 dan 35 akan menolong kita memahami bahwa hukuman dan pembayaran terhadap hutang dosa, tidak dapat dipisahkan. Demikian juga pembaruan dari pemulihan tidak dapat dipisahkan. Karena Allah dan hukum-hukum-Nya kudus dan kasih adanya, kedua hal tersebut pun berjalan seiring.

Hukuman atas dosa berakibat fatal. Gambaran-gambaran ngeri dalam pasal 35 disarikan dalam ayat 1: padang gurun dan padang tandus. Namun, Allah yang menghukum itu adalah juga Allah sumber hidup yang menerbitkan dan mengembalikan segala sesuatu menjadi baru dan indah. Kengerian akan diganti dengan kesukaan, kebinasaan akan ditaklukkan oleh kehidupan baru. Sukacita seperti apa akan terjadi? Pertama, sukacita yang mencelikkan mata yang buta dan menguatkan lutut yang gemetar (ayat 5-6a). Artinya sukacita karena terbukanya "mata" kita untuk melihat Tuhan sebagai penolong. Kedua, sukacita yang menyebabkan mata air di padang gurun memancarkan air segar dan tanah kersang (kering tidak subur) menjadi sumber-sumber air (ayat 6b-7). Kias ini ingin menekankan pembaruan yang ajaib dan dahsyat jauh melebihi kuasa pemerintahan ketika hukuman dijatuhkan. Ketiga, sukacita yang menghantarkan orang-orang yang diselamatkan Allah memasuki "Jalan kudus" (tempat suci) (ayat 8-9). Keempat, sukacita yang abadi (ayat 10). Sukacita dari Allah ini memberi kekuatan bagi kita untuk dapat berdoa di tengah kesulitan.

Banyak hal yang dapat menyebabkan kita kehilangan sukacita, seperti: kesedihan, perasaan tertolak, kehilangan orang yang dikasihi, marah, iri hati, kebencian, dendam, permusuhan, dll. Bagaimana cara mengatasi hal ini? Pertama, memercayai janji pembelaan dari Tuhan sungguh nyata bagi kita. Tuhan tidak meninggalkan kita sendiri sebab dengan iman seseorang dibenarkan (Luk. 18:7-8). Kedua, tetap setia melakukan firman Tuhan, meski sendiri saja sebab pada waktu-Nya pasti Tuhan akan membela kita.

Renungkan: Hidup baru dalam anugerah Tuhan berkualitas menaklukkan segala masalah hidup betapa pun sulitnya.

(0.18) (Yl 2:1) (sh: Hari Tuhan (Senin, 10 Desember 2012))
Hari Tuhan

Judul: Hari Tuhan
"Hari ini, hari Tuhan", itulah lirik satu nyanyian rohani dengan nada riang. Sukacita yang terdengar dari nadanya selaras dengan pesan yang hendak disampaikan. Namun berapa banyak dari antara kita yang menyadari bahwa tema "hari Tuhan" mempunyai asal-usul yang menggentarkan hati? Dalam bacaan ini, hari itu digambarkan sebagai hari yang hebat dan dahsyat, diliputi gelap gulita dan kelam kabut (2, 11; bdk. Yl. 1:15).

Yoel bukan nabi pertama yang menggunakan gambaran hari Tuhan. Yesaya dan Yehezkiel juga memberitakan tentang hari itu (Yes. 13:6-22; Yeh. 30:2, 3). Malapetaka dan kehancuran yang dikaitkan dengan hari itu semula ditujukan kepada bangsa-bangsa asing (goyim) yang menjadi musuh umat Tuhan. Namun, mulai dari pemberitaan nabi Amos, murka dan penghukuman Ilahi ini ditujukan pula kepada umat Tuhan sendiri (Am. 5:18-20).

Dengan tiupan sangkalala yang biasa dibunyikan sebagai tanda bahaya (1), mendekatnya hari Tuhan dimaklumkan. Yoel memberitakan serbuan pasukan belalang sebagai gambaran awal tentang dahsyatnya hari itu. Barisan mereka dibandingkan dengan pasukan berkuda yang menyerbu ke dalam kota, memanjati tembok-tembok, dan membuat bangsa-bangsa gemetar (5-6, 9). Efek serangan mereka bahkan membuat bumi gemetar, dan benda-benda langit kehilangan cahayanya (10). Gerombolan belalang yang menutupi permukaan bumi dan dihamburkan oleh tiupan angin gurun yang dahsyat dilukiskan sebagai gerhana yang mencekam. Sungguh luar biasa, makhluk-makhluk kecil ini dilihat sebagai pasukan Tuhan, bahkan pelaksana firman-Nya (11)!

Pemberitaan Yoel mengajak kita merenungkan peristiwa lain yang melampaui zamannya: Akhir Zaman. Dunia kini akan berakhir, didahului dengan berbagai petaka yang dapat membuat kita bergidik. Namun, bagi orang yang melihat dengan mata iman, di balik bencana sedahsyat "gerhana belalang" pun, ada Dia yang "memperdengarkan suara-Nya" di depan pasukan-Nya. Dia yang menentukan perjalanan sejarah dan kepada Dialah mestinya pandangan dan harapan kita tertuju sampai akhirnya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/12/10/

(0.15) (Mzm 63:1) (sh: Kerinduan yang bertumbuh dalam kegetiran (Selasa, 9 Oktober 2001))
Kerinduan yang bertumbuh dalam kegetiran

Kerinduan yang bertumbuh dalam kegetiran. Pernahkah Anda merasakan kerinduan yang sedemikian dalam dan tak tertahankan lagi, sehingga dapat digambarkan seperti tanah tandus tiada berair (ayat 2)? Daud merasakan hal seperti ini, ketika ia berada dalam bahaya yang mengancam jiwanya. Ia melihat kasih setia Allah yang melampaui hidupnya, justru pada saat ia merasa tidak aman (ayat 10-11). Hatinya terikat kepada Tuhan dan kerinduannya memuncak seperti seorang bayi yang merindukan kehadiran ibunya yang memberikan rasa aman dan kelegaan baginya.

Melalui mazmur ini kita dapat melihat bahwa kehadiran berbagai kesulitan, ancaman, dan problematika kehidupan, yang seringkali menjadi media yang getir bagi kebanyakan orang, ternyata dapat memainkan peranan yang penting bagi pertumbuhan rohani orang percaya. Media yang getir seperti ini merupakan media yang subur bagi pertumbuhan rasa rindu yang semakin mendalam kepada Allah (ayat 2). Melalui media yang getir seperti ini, kita dilatih untuk semakin menghayati kebesaran kasih setia Allah bagi kita yang tidak berdaya (ayat 4-8).

Penghayatan terhadap kasih setia Allah dan kerinduan yang dalam kepada Allah pada situasi yang penuh kegetiran bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi dengan mudah. Diperlukan adanya faktor esensial yang memungkinkan terjadinya proses ini. Faktor esensial itu terletak pada kesadaran Daud bahwa kebutuhannya yang terdalam hanyalah ditemukan di dalam Tuhan, yang adalah sumber pertolongan yang menopang hidupnya (ayat 8-9). Kesadaran tentang hal inilah yang membuatnya merasa haus dan rindu untuk mencari Allah (ayat 2) yang kepada-Nya jiwa Daud melekat (ayat 9). Iman yang bertumbuh kuat melalui media yang getir ini memiliki daya tahan yang kokoh, karena inilah keyakinan yang didasarkan atas pertolongan dan pembelaan Allah (ayat 10-12).

Renungkan: Apakah Anda memiliki kerinduan dan kedekatan kepada Allah yang sedemikian dalam seperti Daud? Jika hal ini tidak menjadi bagian dari pengalaman rohani Anda, maka kadangkala kesulitan dapat menjadi sarana yang tepat untuk membawa Anda kepada-Nya. Lihatlah keadaan getir yang terjadi di sekitar Anda sebagai media pertumbuhan yang menjadikan Anda kuat, semakin merindukan Allah, dan menikmati kasih setia-Nya.

(0.15) (Yes 24:1) (sh: Penghakiman final Tuhan (Jumat, 10 September 2004))
Penghakiman final Tuhan

Penghakiman final Tuhan. Yesaya 24-27 dikenal sebagai "Yesaya apokaliptik". Apokaliptik berasal dari kata apo dan kalupso dalam bahasa Yunani yang berarti mengungkapkan/menyingkapkan sesuatu yang akan terjadi. Ciri khas jenis tulisan ini menggambarkan penglihatan masa depan. Melalui tulisan apokaliptik ini akan dijelaskan penghakiman Tuhan atas seluruh dunia karena dosa mereka. Pertama-tama penghakiman Tuhan ini akan diarahkan kepada Yehuda (kerajaan selatan) dan Israel (kerajaan utara), kemudian kepada bangsa-bangsa di sekitarnya dan akhirnya seluruh dunia. "Yesaya Apokaliptik" ini digenapi ketika Tuhan menghapuskan kejahatan dari dunia.

Menurut nas ini keadaan dunia pada waktu itu kacau. Hal ini akibat begitu banyak orang berbuat dosa yang menyebabkan bumi akan menjadi tandus (ayat 1-6), tidak ada kenikmatan lagi di dalam dunia (ayat 7-9,13), kota-kota akan menjadi hancur (ayat 10-12). Saat itu tidak ada lagi pengharapan bagi Yehuda dan Israel juga bagi seisi dunia. Tidak ada jalan keluar bagi orang berdosa (ayat 17-23). Akan tetapi, perlindungan-Nya akan diberikan kepada orang-orang percaya, yaitu mereka yang bertahan setelah Tuhan menghukum seisi dunia. Mereka adalah orang-orang yang memuji dan meninggikan nama Tuhan, Allah Israel (ayat 14-16). Sehingga mereka akan dipelihara oleh-Nya (ayat 23b). Gambaran "Yesaya apokaliptik" ini memberi kita pemahaman bahwa Tuhan tidak menoleransi dosa. Dosa mengakibatkan hukuman. Namun, Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Ia memberikan pengharapan bagi kita dalam kehidupan ini. Ketika kita mencari wajah-Nya maka Ia akan hadir dan memberikan pemulihan (ayat 2Taw. 7:14).

Bagi kita janji Tuhan dari nas ini merupakan pengharapan yang membuat kita yakin bahwa Tuhan akan menggenapi janji-Nya berupa hidup kekal bagi siapa pun yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Sehingga kita akan memuji dan memuliakan Tuhan selama-lamanya.

Renungkan: Iman kepada Tuhan Yesus Kristus ialah syarat bagi kita untuk menikmati realisasi kehidupan kekal di surga nanti. Apakah kita sudah memilikinya?

(0.15) (Yer 49:7) (sh: Allah mampu mengatasi semua kekuatan (Kamis, 24 Mei 2001))
Allah mampu mengatasi semua kekuatan

Allah mampu mengatasi semua kekuatan. Edom terletak di daerah perbukitan sebelah selatan Wadi el-Hesa dan berbatasan dengan Wadi Arabah di sebelah barat. Karena posisi geografisnya – di daerah pegunungan - Edom sangat beruntung dalam arti negaranya sulit di jangkau musuh-musuhnya sehingga dapat dikatakan selalu dalam keadaan aman. Karena letaknya di daerah pegunungan maka tanah di Edom juga terkenal subur (17). Hal ini mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh rakyat. Selain itu, orang Edom sangat terkenal karena kepandaiannya (7 bdk. Ob. 8).

Bergunakah kelebihan letak geografis dan kepandaian bagi perkembangan dan kemajuan sebuah negara? Tentu saja berguna namun demikian 2 hal ini tidak dapat dimutlakkan sehingga bangsa itu bergantung sepenuhnya kepadanya dan menjadi sombong. Mereka menganggap bahwa tidak akan ada musuh yang dapat menyengsarakan dan menghancurkan Edom karena itu mereka pun bersepakat dengan bangsa-bangsa lain untuk melawan Babel dan mengabaikan peringatan dari Yeremia (lih. Yer. 27). Namun realita yang dihadapi Edom berbeda. Ketika penghukuman Allah datang, kepandaian orang Edom tidak ada artinya (7-8). Tanah subur tidak lagi dapat mereka nikmati hasilnya (9), bahkan nantinya akan dibuat menjadi tandus (17). Tempat yang tinggi tidak menjamin Edom aman dari bahaya dan musuh (9, 22). Bahkan ibu kota Edom – Bozra – yang tentunya mempunyai banyak orang bijak dan secara geografis terletak di lokasi yang paling aman pun tidak luput dari hajaran Tuhan (13).

Renungkan: Nubuat penghukuman Edom kembali menyatakan bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan di dunia ini yang dapat bertahan menghadapi kekuatan Allah. Namun yang harus selalu kita yakini dengan sungguh bahwa kekuatan dan kekuasaan Allah juga dapat mengatasi kematian - musuh utama manusia yang ia sendiri tidak dapat melawannya. Kenaikan Tuhan Yesus ke surga merupakan penyataan kepada seluruh dunia bahwa Ialah yang berkuasa atas seluruh alam semesta ini. Ia yang sudah mengalahkan kematian dan naik ke surga duduk di sebelah kanan Allah adalah Tuhan atas seluruh alam semesta ini dengan segala isinya. Biarlah setiap lutut berlutut dan lidah mengakui Yesus adalah Tuhan. Yesuslah yang berkuasa dan layak dihormati bukan akal ataupun harta.



TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA