(0.74) | (Pkh 7:23) |
(sh: Jujur menghasilkan keuntungan (Rabu, 6 Oktober 2004)) Jujur menghasilkan keuntunganUntuk membuat suatu garis lurus kita memakai penggaris sebaliknya, untuk membuat garis yang bengkok kita tidak membutuhkan alat. Hal ini menunjukkan lebih mudah membengkokkan sesuatu daripada meluruskannya. Hal yang sama juga berlaku pada manusia. Untuk "membengkokkan manusia" tidak diperlukan banyak usaha, sedangkan untuk "meluruskan manusia" dibutuhkan usaha.
Judul renungan ini terkesan tidak mungkin bagi situasi dunia saat
ini. Orang dunia menganggap remeh soal kejujuran, bahkan jika
ada kesempatan untuk melakukan kecurangan maka mereka akan
mengambilnya. Firman Tuhan dalam nas ini menegaskan bahwa Tuhan
menjadikan manusia dengan dilengkapi kemampuan untuk bersikap
jujur, tetapi manusia melakukan kebalikannya yaitu "mencari
banyak dalih" (ayat 29). Mencari banyak dalih dapat diartikan
melemparkan kesalahan pada orang lain; dan membuat rancangan
tipu daya untuk mencari keuntungan diri sendiri. Orang-orang
yang berlaku demikian akan mendapatkan balasannya (Lih. Bagi anak Tuhan menerapkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, merupakan bukti bahwa ia adalah seorang yang takut akan Tuhan. Orang jujur menghormati Tuhan dengan melakukan firman-Nya dan tidak melanggar perintah-Nya dan percaya bahwa keuntungan anak Tuhan akan berasal dari pada-Nya. Kita mampu berlaku jujur karena kita ingin menyukakan Tuhan. Kita akan mendapat keuntungan berkelanjutan dalam pekerjaan atau keluarga justru bila kita jujur. Ingat: Berapa pun "kerugian" yang harus kita bayar karena kita berlaku jujur, Tuhan tetap akan memelihara kita. |
(0.74) | (Pkh 11:9) |
(sh: Hiduplah dengan-Nya di sini! (Selasa, 12 Oktober 2004)) Hiduplah dengan-Nya di sini!Dalam khotbah perpisahannya, seorang hamba Tuhan tua mengadakan kilas balik kehidupannya, dan setiap akhir penggalan peristiwa yang dilaluinya, ia mengakhiri dengan sebuah pernyataan, "Dan Ia pun ada di sini." Apa maksudnya? Tuhan berada di dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Tuhan tidak pernah meninggalkan atau membiarkan hamba Tuhan itu sendirian. Kewajiban kita bukanlah mengetahui maksud-Nya atas semua yang terjadi pada hidup ini melainkan, memercayai-Nya kendati kita tidak senantiasa memahami perbuatan-Nya. Nas ini merupakan ungkapan hati penulisnya yang sedang dilanda "topan pencarian" makna hidup. Si penulis diduga adalah Raja Solomo yang telah berupaya menemukan apakah makna hidupnya, tetapi akhirnya ia harus menemui kekecewaan. Ia tidak dapat memahami makna hidupnya sebab hidup terlalu luas untuk bisa dimengerti. Di akhir pencariannya, Raja Salomo tidak berpura-pura telah menemukan semua jawaban atas segala yang terjadi dalam hidupnya namun, sebagai kesimpulannya ia memberikan satu nasihat yang sarat hikmat, "Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya karena ini adalah kewajiban setiap orang" (ayat seorang+demi+seorang+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A21&tab=notes" ver="">12:13). Bagi Raja Salomo, inilah awal dan akhir dari hikmat. Akhir hikmat bukan berarti akhir kehidupan. Bagi orang Kristen kematian bukanlah akhir dari mata rantai kehidupan ini, melainkan ada Tuhan yang harus kita temui. Tidak ada lagi yang akan tersembunyi di hadapan-Nya karena semua perbuatan kita sewaktu hidup di dunia ini akan tersingkap (ayat seorang+demi+seorang+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A21&tab=notes" ver="">14). Hidup kita berawal dari Tuhan dan berakhir pada Tuhan. Akan tetapi, jangan khawatir terhadap penghakiman Tuhan sebab kematian Tuhan Yesus telah menebus kita dari kerajaan maut menuju hidup kekal. Renungkan: Sewaktu kita menoleh pada peristiwa di masa lalu, Tuhan ada di situ dan saat kita memandang ke depan Ia ada di sana. Jadi, tidak perlu takut menghadapi semua persoalan dan peristiwa hidup ini karena Tuhan di sini. |