Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 100 ayat untuk purba [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.49798205128205) (Mzm 104:7) (jerusalem: hardikMu) Samudera purba dipikirkan sebagai semacam naga raksasa yang melawan Pencipta, bdk Maz 74:13+; Maz 84:10+.
(0.49798205128205) (Hab 3:10) (jerusalem: samudera raya) Ialah samudera purba yang ada di bawah bumi. Air samudera itu bercampur dengan air hujan lebat dari langit
(0.49798205128205) (2Tim 2:11) (jerusalem) Ini barangkali kutipan dari nyanyian jemaat purba, bdk 1Tim 1:17; 3:16+; 1Tim 6:15-16.
(0.469502) (Yeh 31:4) (ende: samudera purba)

Maksudnja ialah: banjak air. Orang berpendapat, bahwa sungai2 timbul dari air dibawah keping bumi. Air itu adalah samudera purba.

(0.43126512820513) (Ayb 7:12) (jerusalem: laut) Dalam mitologi Babel Laut purba (Tiamat), asal-usul segala yang ada, dahulu turut melahirkan dewa-dewa. Kemudian Laut itu ditaklukkan dan dikalahkan oleh para dewa. Daya khayal rakyat dan para pesajak memanfaatkan mitologi itu. Allah yang mengalahkan naga purba itu, lalu mengatur dunia yang kacau-balau. Allah terus menahan Laut purba itu beserta makhluk-makhluk dahsyat yang ada di dalamnya, bdk Ayu 3:8+; Ayu 9:13+; Maz 65:8+; Maz 74:13+; Maz 77:17; 89:10-11; 93:3-4; 104:7,26; 107:29; 148:7; Yes 27:1; 51:9.
(0.41498507692308) (Ayb 3:8) (ende: laut)

disini sama dengan Leviatan dan dibajangkan sebagai seekor naga jang mendahsjatkan, musuh Sang Pentjipta dan jang melawani pekerdjaanNja. Laut ini adalah laut purba, asal terbitnja alam.

(0.41498507692308) (Hab 3:8) (ende: sungai (laut purba))

jang dibajangkan sebagai musuh Jahwe jang mau menghalangi pentjiptaan. Sekarang Jahwe tidak datang untuk memerangi machluk2 dahsjat itu, melainkan sekarang tampil akan pengadilan atas manusia.

(0.41498507692308) (Kis 15:28) (ende: Roh Kudus dan kami telah memutuskan)

Ini menjatakan betapa kuat keinsjafan para rasul dan geredja purba, bahwa mereka dalam segala hal jang penting diilham dan dipimpin oleh Roh Kudus.

(0.41498507692308) (Ayb 9:8) (jerusalem) Dengan mengamati gejala-gejala alam pesajak melayangkan pandangannya kepada awal mulanya. Pada permulaannya Allah "melangkah di atas gelombang-gelombang Laut", bdk Ayu 7:12+, artinya: Allah menaklukkan dan menjinakkan naga purba itu.
(0.41498507692308) (Mzm 71:20) (jerusalem: samudera raya bumi) Ialah air (samudera purba) yang dibayangkan di bawah bumi, tempat dunia orang mati dan yang melambangkan bahaya maut, bdk Maz 18:5+; Maz 9:14; 40:3.
(0.41498507692308) (Yes 19:5) (jerusalem) Nabi menubuatkan suatu "tulah Mesir" yang baru: Sungai Nil yang menjamin kesuburan tanah Mesir menjadi kering.
(0.41081423076923) (Ayb 9:13) (jerusalem: Rahab) Rahab itu ialah naga purba sama dengan Lewiatan, Ayu 3:8+, atau "Tiamat". Dalam mitologi Rahab mempribadikan Laut purba (Tiamat), Ayu 7:12+. Dengan maksud meluhurkan daya Allah Pencipta yang menguasai segala sesuatu, maka rakyat dan para pesajak suka meluhurkan Allah sebagai Pemenang yang mengalahkan Rahab, Ayu 26:12+; Maz 89:11+. Dalam ceritera-ceritera mengenai sejarah Rahab melambangkan Laut Teberau dan juga Mesir, Yes 30:7; Maz 87:4+.
(0.41081423076923) (Mzm 104:26) (jerusalem: kapal-kapal) Allah juga mengurus macam-macam usaha dan kejuruan manusia. Sementara ahli berpendapat bahwa yang dimaksud bukannya kapal, tetapi binatang-binatang raksasa di laut
(0.33198805128205) (Mi 5:2) (ende)

Dawud berasal dari Betlehem. Kelak dari kota jang tidak seberapa itu akan muntjullah radja jang besar menurut rentjana Jahwe (bagiKu). Ia berasal dari sediakala dan masa purba, sebab ia adalah turunan Dawud, wangsa keradjaan jang kuno. Radja itu ialah al-Masih.

(0.33198805128205) (Hab 3:9) (ende: Kaudjampi)

seperti seorang pradjurit mendjampi, mambatja mantera, agar sendjatanja dalam pertempuran mendjadi kuat berhasil. Jahwe dibandingkan dengan pradjurit itu.

(0.33198805128205) (Mrk 16:9) (ende)

Fasal terachir ini tidak terdapat didalam naskah purba. Orang menduga bahwa ini baru ditambah kemudian, mungkin oleh Mk. sendiri, atau jang lebih masuk akal -- oleh seorang penulis jang lain, barangkali atas nama Mk. sendiri.

Bagaimanapun djuga, bagian ini dari semula djuga diterima oleh Geredja Kudus sebagai termasuk Kitab Kudus dan diilham oleh Roh Kudus.

(0.33198805128205) (Mrk 16:19) (ende)

Disini untuk pertama kali kita bertemu dengan gelaran "Tuhan" bagi Jesus. Didalam geredja purba mulai digelari "Tuhan" dalam arti bahwa Ia sebagai manusia duduk didalam kemuliaan Ilahi disebelah kanan Allah dan diberi kuasa mutlak atas Keradjaan Allah didunia. Itu mengandung arti, bahwa berwudjud Allah, tetapi lebih bahwa Ia "Tuhan", djadi penjelenggara mutlak, atas GeredjaNja dibumi.

(0.33198805128205) (1Tim 3:16) (ende: Ia)

Menurut naskah purba dengan "Ia" disini dimaksudkan Kristus, sebagai rahasia iman jang terwudjud didalamNja. Itu tjukup terang pula dari isi kalimat-kalimat itu.

(0.33198805128205) (1Ptr 1:1) (ende)

SURAT PERTAMA SANTU PETRUS

KATA PENGANTAR

Pengarang

Sedjak dari permulaan, Para Bapak Geredja sependapat bahwa St. Petruslah penulis surat ini. Kesatuan pendapat itu telah utuh, sampai ketika sardjana- sardjana Kitab Kudus dari djaman modern ini mengemukakan beberapa keberatan terhadapnja.

Isi surat ini sendirilah jang harus memberi putusan dan penjelesaian jang sebenarnja. Disamping setjara terang-terangan menundjukkan dirinja sebagai Petrus, "Rasul Kristus", pengarang sepintas lalu dalam bab 5:1 menjebut dirinja sebagai rekan-imam dan penjaksi kesengsaraan Kristus". Djuga Markus, jang oleh Papias disebut sebagai "djuru bahasa" Petrus di Roma, disangka ada bersama Petrus, tatkala dia menulis suratnja (5:13). Keaslian surat ini diperteguhkan lagi oleh beberapa perhubungannja dengan kehidupan dan pengadjaran Kristus .

Gaja bahasa Djunani, sekalipun kurang mutunja daripada gaja jang dipergunakan oleh St. Jakobus dalam suratnja, dahulu pernah dianggap sebagai suatu alasan untuk mengingkari Petrus sebagai pengarang surat ini. Namun sebagaimana halnja dengan Jakobus dan Judas, orang sama menjetudjui sekarang sistim pemakaian djurutulis, jang tentu djuga terdjadi pada masa Petrus.

Penulis terus terang mengatakan bahwa ia menulis "dengan perantaraan Silvanus" (5:12). Akibatnja ialah sekalipun isi pikiran itu timbul dari Petrus, tetapi bahasanja disusun oleh djurutulisnja.

Pembatja

Ajat pertama dari surat ini menundjukkan bahwa ia ditulis untuk orang serani di Asia Ketjil. Entah orang-orang serani itu terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi atau kafir, masih dipersoalkan. Karena alasan-alasan jang diberikan belum mentjapai persetudjuan penuh, maka rasanja dapat dikatakan bahwa tak ada kelompok orang serani tertentu jang dimaksudkan. Dengan pasti ialah bahwa bagian terbesar orang serani terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi. Tetapi tatkala surat ini ditulis, Paulus dan rekan-rekannja telah menobatkan banjak orang kafir di Asia Ketjil. Kemungkinan jang terbesar ialah bahwa surat ini ditudjukan kepada Para miskin dan hamba sahaja di Asia Ketjil (2:18).

Waktu, kesempatan dan tempat dimana surat ini ditulis

Pada kesempatan mana Petrus menulis surat ini, tidak kita ketahui. Dari isi surat hanja dapat kita simpulkan bahwa Petrus bermaksud memberanikan orang serani dalam pertjobaan, dan menghidupkan iman jang mendapat serangan sekian banjak (4:12).

Bahwa surat ini ditulis di Roma, itu tentu pasti. Dengan menjebut nama Babylon (5:13), Petrus agaknja hendak mengawaskan kota Roma jang kafir itu, jang kedjajaannja menjamai kemakmuran djasmani Babylon purba. Karena Petrus meninggal di Roma pada djaman penganiajaan Nero, dan karena ketika itu penganiajaan belum lagi meletus, maka agaknja surat ini ditulis mendjelang achir tahun 64 ses. Kristus. Kepastian waktu surat ini menundjukkan bahwa kutipan-kutipan surat St. Paulus didalam surat St. Petrus itu mungkin.

Gajabahasa

Sekalipun surat ini, sebagaimana djuga surat St. Jakobus, pada dasarnja berisikan adjakan moril, namun dalam beberapa hal ia bukan memuat adjaran moral. la lebih menjerupai bentuk sebuah surat dengan suatu kata pendahuluan jang pandjang (1:1-2), lalu menjusul suatu doa sjukur (1:3-5) jang lazim kedapatan pada banjak surat dizaman itu, dan berachir dengan suatu utjapan selamat (5:12- 14). Tjara penjadjian bahan djuga sederhana, tidak sangat ilmiah. Achirnja, faktor-faktor iman jang digunakan untuk memberi arti kepada adjakan itu djauh lebih banjak daripada St. Jakobus dan menundjukkan suatu teologi penebusan jang tjukup dalam isinja. Teologi penebusan itu dikemukakan dalam suatu bentuk jang sesuai benar dengan liturgi Sakramen Permandian (tjontohnja: 1:3; 2:2; 3:21 dll). Banjak sardjana modern berjakin bahwa isi surat ini sebenarnja terpetik dari suatu katekese permandian jang pernah digunakan St. Petrus. Pemakaian sematjam itu kita ketemukan djuga dalam tulisan-tulisan lain dari Perdjandjian Baru. Ini adalah suatu bukti bahwa liturgi memainkan peranan penting dalam pembentukan Perdjandjian Baru. Ini harus diperhatikan djuga, agar kita dapat mengerti lebih baik Kitab Kudus dan kehidupan liturgi pada zaman purba Geredja Katolik.

Adjaran

Karena surat ini pada dasarnja berisi suatu adjakan moril, maka djangan kita harapkan suatu pementasan kebenaran dogmatis jang teratur didalamnja. Tetapi, kita bisa menemukan djuga teologi jang kaja dan dalam disitu. Kebenaran teologis jang asasi ialah bahwa orang kristen diseluruh dunia ini bersatu (5:9); dahulunja mereka pendosa (2:24) jang tak tahu suatu apapun (1:14) tetapi kini mereka telah ditebus oleh darah kudus Kristus (1:18-19) dan dipilih untuk berbakti kepadanja (1:2).

Tjaranja mereka ditebus itu diterangkan sedjelas-djelasnja. Allah Bapa, jang maharahim (1:3) dan kudus (1:15-16), sudah merentjanakan penjelamatan mereka (1:2), bahkan sebelum dunia tertjipta (1:20). Nabi-nabi Perdjandjian Lama menginsjafi rentjana tersebut dan bernubuat pula tentang rentjana itu (1:10-12). Rentjana itu dipenuhi dalam sedjarah dengan kedatangan Kristus, jang biarpun tak bersalah (1:19; 2:22), tetapi menderita sengsara (2:21; 4:1), dan wafat disalib (2:24; 3:18). Hasil daripada sengsara dan wafat Kristus ialah penjilihan dosa manusia (1:18; 3:18).

Mati untuk dosa berarti lahir kembali kesuatu hidup baru jang telah diperoleh berkat kebangkitan Kristus (1:3), dan itu kita dapat dalam Sakramen Permandian (3:12), suatu Sakramen jang telah digambarkan lebih dahulu dalam peristiwa ai bah (3:20). Oleh ketaatan kepada Kristus (1:2), dan iman terhadap ebasiat penebusanNja (1:5,7-9), orang kristen ada harapan untuk memperoleh istirahat abadi disurga (1:5; 3:22).

Akan memperoleh gandjaran kekal, orang kristen hendaknja kudus (1:15), melawan penggodaan setan (5:8-9), meninggalkan dosa-dosa dahulu (1:14;2:11;4:2- 5), menerima pertjobaan dan penderitaan hidup ini (1:6; 2:19; 5:13; 4:12), mengusahakan kebadjikan jang sesuai dengan tugas hidup (2:13; 3:7; 5:1-5), dan terlebih berusaha akan beroleh kebadjikan tjinta-kasih persaudaraan (3:8).

Biarpun kehidupan sematjam itu kelihatan sukar, toh akan lebih mudah karena diteladani oleh Kristus sendiri (2:21; 3:17; 4:1), oleh semakin mendekatinja (2: 3-4), oleh kesadaran bahwa mereka mengambil bagian dalam penderitaannja (4:13), dan oleh memikirkan kedudukan mereka jang tinggi dimata Allah "batu-hidup", didalam rumah Allah (2:5), suatu bangsa jang terpilih, imamat radjawi, umat jang kudus (2:9).

Dengan tjara hidup demikian, orang kristen dapat hidup dengan penuh kepertjajaan kepada penjelenggaraan Allah (5:7), kepada pengadilan ilahi pada achir zaman, suatu peristiwa jang dirasa Petrus sudah dewat (4:5,7,17), dan akan berachir serta diberkati oleh penampakan mulia Jesus (1:7; 5:1,4).

(0.33198805128205) (Ayb 20:6) (jerusalem: sampai ke langit) Alkitab beberapa, kali berkata tentang keangkuhan hati manusia purba Kej 11:4; Yes 14:13-14; Yeh 28:2,17. Ini sebuah tradisi yang berupa mitologi yang berdekatan dengan Kej 3 oleh karena keangkuhan manusia menyebabkan dosanya.


TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA