Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 251 ayat untuk pakaian pesta (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.27) (Ul 16:13) (ende)

Inilah pula pesta pertanian dalam musim runtuh sesudah memasukkan panen anggur dan minjak zaitun. Ini merupakan jang ketiga diantara tiga buah perajaan-djiarah.

(0.27) (1Sam 1:13) (ende)

Biasanja orang bersembahjang dengan suara njaring. Hari raja keigamaan biasanja djuga pesta besar, jang mengakibatkan kelebihan dalam makan-minum. Demikian wasangka 'Eli ada dasarnja.

(0.27) (1Sam 25:4) (ende)

Pengguntingan kawanan mendjadi alasan pesta besar. Selaku pemimpin gerombolan Dawud menuntut bagiannja, oleh sebab ia tidak merampok.

Keadilan jang sedikit aneh betul!

(0.27) (Mzm 78:63) (ende: dara2nja...dst)

Mereka tidak di-pudji2 dalam pesta pernikahan, oleh karena mereka tidak dapat berkawin lagi, sebab pemuda tewas.

(0.27) (Mzm 78:63) (jerusalem: tidak lagi dipuja dengan nyanyian) Artinya: Gadis-gadis tidak dapat dipuji-puji lagi dalam pesta pernikahan, oleh karena semua pemuda ditewaskan Allah (api) dalam perang.
(0.27) (Rm 9:26) (jerusalem) Sejarah Israel yang kendati ketidaksetiaannya kembali dipanggil itu sendiri menjadi contoh panggilan percuma yang mengundang bangsa-bangsa lain pada pesta zaman Mesias.
(0.26) (Est 9:22) (ende)

Hari raja Purim itu nampak sebagai suatu pesta profan dan nasional sadja, tanpa tjorak keigamaan jang terang. Inipun sebabnja, maka agak lama orang Jahudi tidak mau menerima kitab ini sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Pesta itu djuga memberi alasan untuk suatu keterlaluan, jang tidak sesuai lagi tata susila Jahudi.

(0.26) (Yoh 10:22) (ende: Pesta pemulihan kenisah)

Pesta ini dirajakan sebagai peringatan akan "pembersihan" kenisah dari perkosaan jang dibuat oleh radja Siria Antiochus Epifanes IV, jang dewasa itu mendjadjah Palestina. Pembersihan itu dilakukan oleh Judas Makabeus sesudah kemenangannja atas radja Antiochus itu dalam tahun 165. Bdl. 2Ma 4:36-39; 2Ma 1 dan 2Ma 2.

(0.26) (Hak 21:19) (jerusalem: perayaan bagi TUHAN) Perayaan itu sebuah pesta yang berasal dari penduduk asli tanah Kanaan, bdk Hak 9:27. Tetapi kemudian pesta itu disamakan dengan hari raya menuai, Kel 23:16, atau hari raya Pondok Daun, Ula 16:13.
(0.25) (Mat 22:1) (jerusalem) Perumpamaan itu mempunyai banyak ciri sebuah alegoria, sama seperti perumpamaan di atas (Mat 21:33-41); maksudnya juga sama. Raja itu ialah Allah, perjamuan kawin melambangkan kebahagiaan di zaman Mesias, sedangkan anak raja itu tidak lain kecuali Mesias; hamba-hamba yang disuruh raja ialah para nabi dan rasul; para undangan yang tidak mengindahkan undangan atau menganiaya hamba-hamba raja itu orang Yahudi, sedangkan mereka yang dikumpulkan dari jalan adalah orang berdosa dan kaum kafir; kota yang terbakar ialah Yerusalem yang dimusnahkan. Mulai dengan Mat 22:11 arah pandangan bergeser dan cerita mengenai penghakiman terakhir. Rupanya Matius menggabungkan dua perumpamaan, sebuah yang serupa dengan perumpamaan Luk 14:16-24, dan sebuah lain yang kata penutupnya terdapat dalam Mat 22:11; siapa yang menanggapi undangan harus memakai pakaian pesta perkawinan, artinya: perbuatan benar harus menyertai kepercayaan, bdk Mat 3:8; Mat 5:20; Mat 7:21; Mat 13:47 dst.; Mat 21:28 dst.
(0.25) (Yes 61:1) (sh: Kabar baik bagi umat Tuhan (Senin, 29 Agustus 2005))
Kabar baik bagi umat Tuhan

Menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia, banyak narapidana yang menantikan kabar baik tentang pengurangan masa tahanan bahkan pembebasan mereka dari penjara. Namun, setelah bebas mereka sering mendapatkan kecurigaan dan penolakan. Akibatnya tidak jarang, mereka berbalik kepada kejahatan semula.

Kabar baik yang dikumandangkan oleh hamba Tuhan bagi Israel bukan hanya membebaskan mereka dari belenggu pembuangan, tetapi juga memulihkan mereka sebagai suatu bangsa (ayat pakaian+pesta&tab=notes" ver="">1-4). Allah sekali lagi akan mengikatkan diri kepada mereka dalam perjanjian abadi (ayat pakaian+pesta&tab=notes" ver="">8). Musuh yang pernah menindas mereka akan berbalik menjadi agen Allah untuk memberkati mereka. Semua yang pernah dirampas dari Israel akan dikembalikan musuh mereka dengan berlipat ganda. Semua bangsa akan mengakui Israel sebagai bangsa yang diberkati Tuhan (ayat pakaian+pesta&tab=notes" ver="">5-9). Bahkan Israel akan menemukan fungsi keumatan mereka yang telah mereka lupakan, yaitu menjadi imam Allah bagi bangsa-bangsa (6a; lih. Kel. 19:4-6). Oleh karena mereka, bangsa-bangsa akan mengenal dan menyembah Allah Israel. Sukacita Israel saat menyambut kabar baik itu digambarkan dengan ditukarkannya pakaian kabung dan sunyi suasana duka menjadi pakaian pesta dengan perhiasannya dan semarak suasana pesta. Nyanyian dukacita ditukar dengan kidung pujian bagi keagungan Allah (Yes. 61:3). Hamba Tuhan yang telah menyampaikan kabar baik ini pun ikut bergembira. Israel bagaikan pengantin wanita yang di-sambut pengantin pria (ayat pakaian+pesta&tab=notes" ver="">10). Mereka akan dipulihkan seperti kebun yang kembali dipenuhi oleh tanaman yang subur (ayat pakaian+pesta&tab=notes" ver="">11).

Setiap orang tanpa terkecuali diundang untuk menyambut keselamatan dari Allah di dalam Tuhan Yesus (Lih. Luk. 4:17-21). Sambutlah Dia sebagai Tuhan, alami pembebasan sejati dari belenggu dosa, serta nikmati anugerah kekal menjadi anak-anak-Nya.

Renungkan: Kebebasan dari dosa yang Tuhan berikan bagi orang yang percaya pada-Nya adalah sempurna dan tuntas.

(0.24) (Kel 13:1) (ende)

Ajat-ajat ini mempersiapkan ajat. pakaian+pesta&tab=notes" ver="ende">11-16 (Kel 13:11-16). Wadjib mengorbankan anak sulung tidak dari semula berhubungan dengan pesta Paskah. Maksudnja: mengakui Allah sebagai Tuhan segala sesuatu jang hidup, dan memohon berkatNja atas hidup didunia ini, pun pula meminta kesuburan. Dalam hal ini ada persamaannja dengan pesta-pesta roti-roti tidak beragi. Bahwa sementara itu orang teringat akan anak-anak sulung Mesir jang binasa, sedangkan anak-anak sulung Israel diselamatkan, tidak sukar difahami. (Lihat Kel 11:5 tjatatan; dan Bil 3:13; 8:17). Demikianlah peraturan ini dimasukkan dalam rangka perajaan Paskah.

(0.23) (Kej 29:27) (ende)

Pesta perkawinan berlangsung selama tudjuh hari. Disini ternjata lagi, betapa kikir Laban itu.

Perkawinan dengan kakak/adik perempuan isteri sendiri kemudian di Israel dilarang (lihat Ima 18:18)

(0.23) (Why 11:16) (ende)

Upatjara sjukur dan kegembiraan didalam surga langsung berlawanan dengan pesta "penduduk-penduduk dunia" dalam Wah 11:10. Ibaratnja: Betapapun keberanian kedjahatan, kemenangan tetap ada pada pihak Allah.

(0.23) (Kej 29:27) (jerusalem: tujuh hari) Pesta pernikahan berlangsung genap tujuh hari, Hak 14:12,17; bdk Tob 8:20; 10:8
(0.23) (Bil 29:1) (jerusalem: hari peniupan serunai) Perayaan yang dibicarakan dalam Bil 29:1-6 ini barangkali sisa dari sebuah perayaan yang menghormati TUHAN Balatentara (terj: TUHAN semesta alam)(pesta perang) dan diadakan pada awal tahun.
(0.22) (Mat 22:1) (sh: Bukan sekadar perjamuan kawin (Jumat, 2 Maret 2001))
Bukan sekadar perjamuan kawin

Sebagian besar orang akan merasa terhormat dan tidak akan melewatkan kesempatan berharga bila termasuk tamu undangan suatu perjamuan besar yang diadakan tokoh besar, apalagi bila perjamuan tersebut diadakan oleh seorang raja bagi pernikahan anaknya. Tetapi hal ini tidak terjadi dalam perumpamaan yang kita baca hari ini. Apa saja keanehan yang terjadi?

Dapat dikatakan bahwa respons para tamu undangan benar-benar mengecewakan raja, walaupun raja mengundangnya beberapa kali dengan suguhan yang menggiurkan (3-4). Tak terpikir oleh kita bagaimana mungkin orang-orang tidak mengindahkan undangan raja yang biasanya dipadati para pengunjung dari segala pelosok, yang ingin menyaksikan betapa meriah, kemilau, dan sesuatu yang lain dari pada pesta biasa. Betapa mengherankan respons tidak mengindahkan mereka hanya karena bisnis dan aktivitas sehari-hari mereka, sampai mereka bertindak kejam dan sadis untuk menggagalkan segala rencana raja (5-6). Hal ini menunjukkan betapa degilnya hati manusia, karena tidak seorang pun mencari Allah, bahkan undangan Allah yang telah berinisiatif mencari manusia pun, ditolak oleh manusia. Namun kita lihat akhirnya betapa fatalnya keadaan orang yang tidak membuka sedikit pun hatinya bagi undangan Allah (7). Undangan-Nya berkali-kali didengungkan tetapi memiliki batas waktu yang tidak mungkin ditawar manusia, hanya Dia yang tahu kapan saat berakhirnya undangan tersebut.

Ketidakhadiran para tamu undangan tidak menyebabkan kegagalan pesta tersebut, karena raja mengundang orang- orang yang dianggap tidak layak oleh manusia tetapi dilayakkan hadir oleh raja (9-10). Namun bagi mereka pun tetap ada persiapan untuk menghadiri pesta raja (11- 12), apa artinya? Mereka pun harus mempersiapkan diri untuk menghadiri perjamuan tersebut, dengan pakaian yang layak. Hal ini mencerminkan bagaimana respons kita terhadap undangan-Nya. Ketika kita menyambut undangan- Nya, maka kita pun harus membayar harga, berani meninggalkan gaya hidup lama yang bersifat duniawi dan mengenakan manusia baru.

Renungkan: Hal duniawi apakah yang selama ini telah menghalangi respons kita terhadap undangan Allah yang bukan sekadar perjamuan kawin, tetapi perjamuan sukacita surgawi yang bersifat kekal?

(0.22) (Hos 7:3) (ende)

Bagian ini menggambarkan tjaranja radja Israil dibunuh oleh pendjawat2nja, meskipun lukisan tidak begitu terang. Di-tengah2 suatu pesta anggur, radja dibunuh dengan tjara jang kotor dan litjik. Para pembunuh dibandingkan dengan api pembakaran jang malam hari berlangsung terus dan tersembunji dalam unggun, tetapi pagi harinja ber-kobar2 dengan hebatnja. Selama pesta berlangsung para pembunuh menjembunjikan niatnja, tetapi setelah radja mabuk, mereka bertindak.

(0.22) (Mat 22:1) (sh: Jangan main-main dengan anugerah Allah (Senin, 28 Februari 2005))
Jangan main-main dengan anugerah Allah

Menerima undangan, apalagi dari seorang yang terhormat dan terkenal, tentunya akan menjadi suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri. Pasti orang yang diundang itu akan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh. Ia akan menaruh di agendanya, bahkan menggeser acara-acara lain supaya bisa menghadiri undangan tersebut. Ia akan mempersiapkan pakaian pesta dan hadiah yang layak untuk si pengundang.

Namun, yang terjadi dalam kisah ini sungguh ironis. Seorang raja mengundang banyak tamu untuk menghadiri pesta perkawinan anaknya. Namun, tidak seorang pun tamu yang hadir pada perjamuan itu. Ada saja alasan mereka untuk menolak undangan itu. Masing-masing mementingkan urusan mereka dan bahkan ada yang dengan kasar menganiaya serta membunuh utusan-utusan yang menjemput mereka (ayat pakaian+pesta&tab=notes" ver="">2-6). Jelas sikap mereka yang seperti ini meremehkan raja. Ini sama saja dengan memberontak. Tidak ada hukuman yang lebih pantas daripada ditumpas habis (ayat pakaian+pesta&tab=notes" ver="">7).

Kini undangan perjamuan Kerajaan Surga disebarkan lagi kepada setiap orang yang bukan tamu terhormat. Raja menyatakan anugerahnya kepada rakyat. Namun sekali lagi, banyak di antara rakyat yang tidak merespons dengan tepat. Mereka datang tanpa mempersiapkan diri baik-baik. Mereka datang dengan sembarangan (ayat pakaian+pesta&tab=notes" ver="">11-12). Seakan-akan perjamuan Kerajaan Surga tidak lebih daripada makan di warung makan sekadarnya. Orang-orang itu pun harus tersingkir (ayat pakaian+pesta&tab=notes" ver="">13). Kebaikan dan anugerah Allah mahal harganya dan menuntut pertobatan serta komitmen yang sepadan pula.

Yesus melalui perumpamaan ini memperingatkan dengan keras bahwa anugerah Allah tidak boleh dipermainkan. Anugerah Allah memang diberikan cuma-cuma tetapi bukan berarti murahan. Setiap orang yang menyepelekannya akan membayar mahal, yaitu ditolak Tuhan.

Camkan: Menolak Injil atau merespons Injil secara sembarangan sama fatal akibatnya.

(0.20) (Ul 26:1) (jerusalem) Sama seperti anak sulung manusia dan ternak menjadi milik Tuhan, Kel 13:11+, demikianpun hulu hasil bumi (yang pertama) dikuduskan bagi Tuhan, Kel 22:29; 23:19; 34:26; Ima 2:12,14; 23:10-17; Ula 18:4. Menurut Bil 18:12 hasil bumi pertama itu diberikan kepada para imam, bdk Yeh 44:30. Persembahan hulu hasil dalam penanggalan dahulu, bdk Kel 23:16 dan Kel 19, bergandengan dengan pesta musim menuai dan pemetikan buah-buahan (pesta-pesta itu berasal dari bangsa Kanaan). Tetapi dalam Ulangan persembahan hulu hasil itu dihubungkan dengan peristiwa dalam sejarah penyelamatan, yaitu masuknya umat Israel ke dalam Tanah Suci, Ula 26:1,3,9-10. Kembali terungkap pikiran pokok seluruh kitab Ulangan, yaitu Pemberian Tanah yang dijanjikan kepada umat Israel, bdk Ula 1:5+.


TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA